Anda di halaman 1dari 9

Komparasi Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru ....... (Abd.

Rahim)

KOMPARASI HASIL TANGKAPAN NELAYAN TRADISIONAL


WILAYAH PESISIR PANTAI BARAT KABUPATEN BARRU1
Fish Production Comparison of Traditional Fishers in West
Coast of Barru Regency

Abd. Rahim
Staf Pengajar Program Studi Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Jln. Andi Pangeran Pettarani Kampus Gunungsari Baru Makassar, 90222
Hp 0815 240 31697/ email : rahim_abd73@yahoo.co.id
Diterima 31 Oktober 2013 - Disetujui 29 Nopember 2013

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil
tangkapan ikan oleh nelayan tradisional berdasarkan perbedaan wilayah penangkapan ikan. Metode
analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini.Hasil penelitian menemukan bahwa hasil
tangkapan nelayan perahu motor tempel tertinggi terdapat di Kecamatan Balusu dan terendah di
Kecamtan Soppeng Riaja pada Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru. Hasil tangkapan
nelayan perahu tanpa motor tertinggi terdapat di Kecamatan Tanete Rilau dan terendah di Kecamatan
Soppeng Riaja. Variabel lama melaut, kekuatan mesin tempel, dummy perbedaan wilayah Kecamatan
Soppeng Riaja berpengaruh positif serta variabel volume bensin, pendidikan formal, dan tanggungan
keluarga berpengaruh negatif berpengaruh terhadap perubahan (naik/turun) produksi hasil tangkapan
nelayan perahu motor tempel, sedangkan volume minyak tanah, jumlah alat tangkap, umur nelayan,
dummy Kecamatan Tanete Rilau dan Kecamatan Barru tidak berpengaruh nyata.Lain halnya produksi
hasil tangkapan nelayan perahu tanpa motor, ditemukan bahwa jumlah tanggungan keluarga dummy
Kecamatan Tanete Rilau dan Kecamatan Barru berpengaruh positif serta lama melaut dan umur nelayan
berpengaruh negatif terhadap perubahan produksi hasil tangkapan nelayan perahu tanpa motor,
sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah jumlah alat tangkap, pengalaman melaut, pendidikan
formal, dummy Kecamatan Soppeng Riaja dan Kecamatan Balusu.

Kata Kunci: hasil tangkapan dan nelayan tradisional

ABSTRACT
This study aimed to analyze factors that affect fish caught by traditional fisher based on fishing
region. Multiple regression analysis method was used in this study. Results found that the highest
number of fish production caught by outboard fishers was in the Balusu District and lowest production in
Soppeng Riaja DIstrict on the West Coast of Barru District. Fish production of fishers with boat without
a motor was highest in the Tanete Rilau District and the lowest in the Soppeng Riaja District. Variable of
fishing day and outboard engines power, the difference fishing ground dummy of Soppeng Riaja District
showed positive effect. Variable of gasoline volume, formal education, and number of family negatively
effect to fish production change (up/down) of outboard fishers. While the volume of kerosene, number
of fishing gear, fishers ages, dummy of Tanete Rilau and Barru District showed there were no significant
effect. In contrast to fish production of fishers with boat without a motor, it was found that the number
of family dependents give a positive effect, this condition based on dummy of Tanete and Barru Rilau
District. Fishing day and fishers age negatively affected to change of fish production of fishers with a boat
without a motor, whereas no significant effect was the number of fishing gear, fishing experience, formal
education,it shown on dummy of Soppeng Riaja and Balusu District.

Keywords: fish caught and traditional fishers

Bagian dari Hibah Penelitian Fundamental berjudul “Pengembangan Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Tradisional di Wilayah
1

Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru”

107
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 2 Tahun 2013

PENDAHULUAN Fenomena-fenomena tersebut merupakan


pemasalahan yang sering dihadapi dalam
Kabupaten Barru berbatasan langsung kehidupan nelayan, utamanya nelayan tradisional,
dengan wilayah pesisir pantai barat dengan Laut sehingga menghambat pembangunan perikanan.
Sulawesi sehingga penduduknya sebagian besar Bila dikaitkan kembali dengan Keputusan Menteri
bermata pencaharian sebagai nelayan (khususnya Kelautan dan Perikanan No.18/Men/2002, maka
nelayan tradisional). Dalam pemenuhan kebutuhan permasalahan dalam pembangunan perikanan dan
rumah tangga nelayan tradisional diperlukan kelautan diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) tingkatan,
pendapatan terutama dari hasil penangkapan yaitu pertama, masalah mikro-teknis disebabkan
sebagai pekerjaan pokoknya. oleh kondisi internal pembangunan perikanan dan
kelautan; dan kedua, makro-struktural disebabkan
Nelayan tradisional dicirikan sebagai
kondisi eksternal baik ekonomi, politik, hukum, dan
masyarakat miskin dengan rendahnya kualitas
kelembagaan. Berdasarkan fenomena-fenomena
pangan dan pangan yang dikonsumsi, rendahnya
tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
tabungan dan investasi serta rendahnya taraf hidup.
perubahan produksi hasil tangkapan di wilayah
Menurut Undang-undang No. 45 Tahun 2009 bahwa
pesisir pantai barat Kabupaten Barru berdasarkan
nelayan tradisional merupakan nelayan kecil yang
perbedaan wilayahnya penting untuk di kaji.
memiliki kapal perikanan berukuran paling besar 5
grosstonase (GT). Dinas Perikanan dan Kelautan
METODOLOGI
Sulawesi Selatan (2010) mengkasifikasikan
nelayan tradisional menurut kepemilikan perahu Lokasi dan Waktu Penelitian
motor tempel (out board motor) dan perahu tanpa
motor (nonpowered motor) serta nelayan modern Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei
adalah yang menggunakan kapal motor (in board 2013 sampai September 2013 di wilayah pesisir
motor). pantai barat Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.
Lokasi penelitian ditentukan secara purpossive
Nelayan tradisional mempunyai kapasitas dengan pertimbangan mempunyai nelayan
kemampuan menangkap sangat rendah hal ini tradisional (perahu motor dan perahu tanpa
disebabkan oleh peralatan yang sangat sederhana. motor) di setiap kecamatan dan kelurahan yang
Menurut Fauzi (2005) rendahnya kemampuan berbatasan langsung dengan wilayah pesisir barat
armada perikanan menyebabkan terjadinya illegal (Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan,
fishing (pencurian ikan) di berbagai perairan 2010).
Indonesia. Bila kondisi ini tetap berlangsung terus-
menerus, maka tingkat pendapatan nelayan akan Jenis dan Sumber Data
sulit mengalami peningkatan sehingga berdampak
pada pendapatan dan pengeluaran rumah Data primer digunakan dalam penelitian
tangganya. ini. Data primer diperoleh dari nelayan tradisional
di wilayah pesisir pantai barat Kabupaten Barru
Adanya musim penangkapan/paceklik maka sebanyak 107 sampel nelayan tradisional dipilih
produksi hasil tangkapan nelayan tradisional secara acak.
(perahu motor tempel dan perahu tanpa motor)
wilayah pesisir pantai barat Kabupaten Barru Metode Analisis Data
akan berpengaruh kepada perubahan (naik/turun)
pendapatan usaha tangkap sehingga berdampak Untuk menguji dan menganalisis faktor-
pada pendapatan usaha tangkap, kemudian faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan
dengan sendirinya akan berdampak pula pada nelayan tradisional wilayah pesisir pantai
kesejahtraannya. Barat Kabupaten Barru di-proxy dengan fungsi
produksi Cobb-Douglas yang dipangkatkan serta
Salah satu penyebab rendahnya menggunakan persamaan multiple regression
pendapatan nelayan di Kabupaten Barru adalah sebagai berikut :
rendahnya hasil penangkapan yang diakibatkan oleh
adanya musim paceklik dan musim penangkapan
saat bulan terang. Hal itu pula yang menyebabkan QHTNPM = β0 QBnsnβ1QMTβ2 Tmlutβ3 QATβ4
terjadinya perubahan hasil tangkapan nelayan PwrMβ5ANβ6 ExMNβ7 EdNβ8 QTK9
tradisional, baik nelayan perahu motor tempel KTRδ1WKBδ2 KSRδ3 KBlsδ4μ1 .......(1)
maupun perahu tanpa motor

108
Komparasi Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru ....... (Abd. Rahim)

QHTNPTM.=....β10Tmlutβ11 QATβ12 ANβ13 ExMN : pengalaman melaut


ExMN EdN QTK KTR KB δ6
β14 β15 β16 δ5
(tahun)/ experience (year)
KSRδ7 WKBlsδ8μ2 ................(2) EdN : lama pendidikan nelayan
(tahun)/ education (year)
QTK : tanggungan keluarga (jiwa)/
Untuk memudahkan perhitungan model family respontibility (people)
persamaan (1) dan (2) maka persamaan tersebut Dummy perbedaan wilayah
diubah menjadi multiple regression dengan metode nelayan/ dummy of fisher
double log atau logaritme natural (Ln) sebagai regional difference
berikut: KTR : 1, untuk wilayah Kecamatan
Tanete Rilau dan 0,untuk
lainnya/ 1, for the Tanete
LnQHTNPM = β0 + β1LnQBnsn+ β2LnQMT Rilau district and 0, otherwise
+ β3 LnTmlut+ β4LnQAT + β5 KB : 1, untuk wilayah Kecamatan
LnPwrM+ β6LnAN + β7LnExMN Barru dan 0,untuk lainnya/
+ β8LnEdN + β9LnQTK +δ1 KTR 1, for the Barru district and
+ δ2 KB + δ3KSR +δ4KBls + 0, otherwise
μ1 ..............(1) KSR : 1, untuk wilayah Kecamatan
Soppeng Riaja dan 0,untuk
LnQHTNPTM= β10 + β11 LnTmlut + β12LnQAT + lainnya/ 1, for the Soppeng
β13LnAN + β14LnExMN + β15LnEdN Riaja district and 0, otherwise
+ β16 LnQTK +δ5KTR + δ6KB + KBls : 1, untuk wilayah Kecamatan
δ7KSR +δ8KBls + μ2it .......(4) Balusu dan 0,untuk lainnya/
1, for the Balusu district and
0, otherwise
μ1 danμ2 : Kesalahan pengganggu /
Keterangan/Remaks : disturbance error
QHTNPM : Hasil tangkapan nelayan
perahu motor (kg)/ Fisher’s
HASIL DAN PEMBAHASAN
fish caught of out board
motor (kg) Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional
QHTNPTM: Hasil tangkapan nelayan
perahu tanpa motor (kg)/ Rata-rata produksi hasil tangkapan nelayan
Fisher catch of non powered perahu motor dan perahu tanpa motor di wilayah
motor pesisir barat Kabupaten Barru pada 5 kecamatan/
β0 dan β10 : intersep/konstanta/ kelurahan sampel yang bebatasan langsung
intercept/constant dengan wilayah pesisir adalah jenis ikan karang
β1,β9 dan β11,β16 : koefisien regresi variabel (Kerapu Sunu atau bambangan), jenis pelagis
bebas/ regression coefficient besar, demersal (Kakap Merah dan Cepak) serta
of independent variable pelagis kecil (Tembang) (Tabel 1) dengan alat
δ1 , ..., δ8 : koefisien variabel dummy/
tangkap pancing rawai tetap (setlong line).
coefficient of dummy
variable Rata-rata hasil tangkapan nelayan perahu
QBnsn : volume bensin per trip motor selama musim penangkapan berupa jenis
(liter)/ gasoline volume of
Kakap Merah, Kerapu Sunu, dan Cepak. Kakap
per trip (litre)
Merah merupakan hasil tangkapan tertinggi di
QMT : volume minyak tanah (liter)/
kerosene volume of per trip Kabupaten Barru, yaitu sebanyak 9,30 kg/trip dan
(litre) diikuti Kerapa Sunu (4,10 kg) dan Cepak (2,66 kg).
Tmlut : lama melaut (jam)/ trip
Selanjutnya pada jenis Kakap Merah tertinggi
(hour)
berasal dari Kecamatan Balusu Kelurahan Takalasi
QAT : jumlah alat tangkap (unit)/
quantity of catch (unit) sebanyak 10,78 kg/ trip dan terendah Kecamatan
PwrM : ukuran kekuatan Soppeng Riaja Lawallu sebanyak 6,96 kg/trip.
mesin (PK)/ power of Sedangkan rata-rata hasil tangkapan terendah
engine(power knot) adalah jenis Cepak berasal dari Kelurahan Lawallu
AN : umur nelayan (tahun)/ fisher (3,73 kg) dan terendah pada Kecamatan Mallusetasi
age (year) Kelurahan Kupa (2,40 kg).

109
Tabel 1. Rata-rata Hasil Tangkapan Nelayan Perahu Motor Tempel dan Perahu tanpa Motor Menurut Lokasi Penangkapan dan Ikan

110
Tertangkap, 2013.
Table 1. Out Boat Motor and Non Powered Boot Fishers According to Fishing Ground and Fish Species Caught, 2013.
Nelayan Perahu Motor/Out Board Motor Fishers
Kakap Merah Kerapu Sunu
Kecamatan/ Kelurahan/ Kuwe (kg)/ Tembang (kg)/ Total/
No. (kg)/ Red (kg)/ Grouper
Sub District Village Trevallies (kg) Mackerel (kg) Total
Snapper (kg) (kg)
1. Tanete Rilau Tanete 8.50 3.79 2.50 - 14.79
2. Barrru S. Binangae 8.98 4.37 2.78 - 16.13
3. Soppeng Riaja Lawallu 6.96 4.67 3.73 - 14.41
4. Balusu Takalasi 10.78 5.13 3.00 - 18.92
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 2 Tahun 2013

5. Mallusetasi Kupa 9.59 3.71 2.40 - 15.70


Rerata/ Mean 9.30 4.10 2.66 - 79.95

Nelayan Perahu tanpa Motor/Non Powererd Motor Fishers


Kakap Merah Kerapu Sunu
Kecamatan/ Kelurahan/ Kuwe (kg)/ Tembang (kg)/ Total/
No. (kg)/ Red (kg)/ Grouper
SubDistrict Village Trevallies (kg) Mackerel (kg) Total
Snapper (kg) (kg)
1. Tanete Rilau Tanete 4.33 - 3.17 4.56 12.06
2. Barrru S. Binangae 3.00 - 4.08 4.00 11.08
3. Soppeng Riaja Lawallu 2.45 - 3.15 3.80 9.40
4. Balusu Takalasi 3.25 - 3.75 3.00 10.00
5. Mallusetasi Kupa 2.74 - 2.82 4.21 9.77
Rerata/ Mean 2.74 - 3.21 3.98 52.31
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2013/ Source : Primary Data After Processed, 2013
Komparasi Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru ....... (Abd. Rahim)

Rata-rata hasil tangkapan nelayan perahu tangkapan nelayan perahu motor tempel dan
motor di Kabupaten Barru sebesar 79,95 kg/trip perahu tanpa motor signifikan berpengaruh pada
dan nelayan perahu tanpa motor 52,31 kg/trip. tingkat kesalahan 1 % (Tabel 2). Hal tersebut
Merujuk pada kecamatan atau kelurahan/desa, dapat diartikan bahwa seluruh variabel independen
produksi hasil tangkapan tertinggi terdapat pada secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
Kecamatan Balusu/ Kelurahan Takalasi sebesar nyata terhadap produksi hasil tangkapan nelayan.
18,92 kg/trip sedangkan produksi terendah pada Selanjutnya pengaruh secara individu (parsial) dari
Kecamatan Soppeng Riaja/ Kelurahan Lawallu masing-masing variabel independen terhadap hasil
sebesar 14,41 kg/trip. tangkapan nelayan digunakan uji-t.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hartati dan Pada nelayan perahu motor tempel, yaitu
Pralampita (1994) bahwa hasil tangkapan nelayan variabel volume bensin, lama melaut, kekuatan
perahu motor tempel di Kabupaten Muna Sulawesi mesin tempel, karakteristik responden (pendidikan
Tenggara berupa Kakap Merah dan Kerapu Sunu. formal dan tanggungan keluarga), dan dummy
Sedangkan menurut Utojo et al., (1999) jenis perbedaan wilayah (Kecamatan Soppeng Riaja dan
Kerapu Sunu, Kerapu Lumpur (Epinephelus suillus), Balusu) berpengaruh terhadap hasil tangkapan,
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttasus), dan sedangkan volume minyak tanah, jumlah alat
Kerapu Alis (Cheilinus undulates) mempunyai tangkap, umur nelayan, dan dummy perbedaan
nilai ekonomi tinggi yang umumnya hidup sebagai wilayah (Kecamatan Tanete Rilau dan Barru) tidak
penghuni terumbu karang pada perairan tropis dan berpengaruh terhadap hasil tangkapan.
sub-tropis.
Lain halnya produksi hasil tangkapan
Lain halnya nelayan perahu tanpa motor nelayan perahu tanpa motor, variabel yang
selama musim penangkapan berupa Kakap berpengaruh adalah lama melaut, umur nelayan,
Merah, Cepak, dan Tembang. Pada jenis pelagis tanggungan keluarga, dan dummy perbedaan
kecil berupa Tembang merupakan hasil tangkapan wilayah (Kecamatan Tanete Rilau dan Barru),
tertinggi pada wilayah kabupaten tersebut. sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
Kecamatan Tanete Rilau Kelurahan Tanete berupa jumlah alat tangkap, karakteristik
merupakan penghasil tertinggi jenis Tembang responden berupa pendidikan formal, dan
rata-rata sebanyak 4,56 kg dan terendah terdapat dummy Kecamatan Soppeng Riaja dan Balusu.
di Kecamatan Balusu Kelurahan Takalasi (3,00 Berdasarkan hasil analisis regresi (Tabel 2) maka
kg). Sedangkan produksi tangkapan dari nelayan dihasilkan persamaan regresi berikut :
perahu tanpa motor tertinggi dari Kecamatan
Tanete Rilau/ Kelurahan Tanete sebesar 12,06 kg/
trip dan terendah juga dari Soppeng Riaja/ Lawallu
LnQHTNPM=8,421-0,026LnQBnsn+
sebesar 9,40 kg/trip. 0,484LnQMT+ 0,992LnTmlut-
(2,561) (-3,297) (1,306) (5,854)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil 0,168LnQAT+0,069LnPwrM+
Tangkapan Nelayan Tradisional 0,771LnAN - (-0,869) (1,967)
Pada uji ketepatan model atau kesesuaian (1,395)0,321LnExMN-
0,051LnEdN- 0,307LnQTK -
model (goodness of fit) dari nilai adjusted R2
0,009KTR (-1,068) (-1,702)
menunjukkan variabel independen pada model
(-2,181) (-0,029) + 0,105KB +
fungsi hasil tangkapan nelayan perahu motor 1,933KSR 2,284KBls (0,551)
tempel dan perahu tanpa motor yang disajikan (-5,609) (6,383) ......(5)
dapat menjelaskan masing-masing yaitu besarnya
persentase sumbangan variabel bebas sebesar LnQHTNPTM= 3,930- 0,104LnTmlut +
87,3 % dan 62,7 % terhadap variasi (naik-turunnya) 0,098LnQAT - 0,579LnAN +
variabel tidak bebas sedangkan lainnya masing- (1,892) (-2,143) (1,292)
masing sebesar 12,7 % dan 37,3 % merupakan (1,713) 0,132LnExMN
sumbangan faktor lainnya yang tidak masuk dalam +0,025LnEdN+ 0,134LnQTK
model. +0,292KTR (0,700) (0,221)
(1,818) (1,744)+ 0,233KB +
Hasil uji-F menunjukkan bahwa faktor- 0,021KSR+0,065KBls (1,887)
faktor yang berpengaruh terhadap produksi hasil (0,157) (0,343) .......(6)

111
Tabel 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Nelayan Perahu Motor dan Perahu tanpa Motor di Wilayah Pesisir Pantai

112
Barat Kabupaten Barru, 2013.
Table 2. Factors Influences to Out Board Motor and Non Powered Boot in West Coast of the Barru District, 2013.

Perahu Motor/ Perahu tanpa Motor/


Variabel Independen/ Independent Variable T.H Out Board Motor Non Powered Motor
Koefisien (β)/ t Hitung/ Koefisien (β)/ t Hitung/
Coefficient (β) t test Coefficient (β) t test
Volume bensin/ Gasoline volume + -0.026*** -3.297 - -
Volume minyak tanah/ Kerosene volume + 0.484 ns 1.306 - -
Lama melaut/ Sea time + 0.992*** 5.854 -0.104** -2.143
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 2 Tahun 2013

Jumlah alat tangkap/ Quantity of fishing gear + -0.168 ns -0.869 0.098 ns 1.292
Kekuatan motor tempel/ Out board motor tonnage + 0.069** 1.967 - -
Umur nelayan/ Fishers age - 0.771 ns 1.395 -0.579* 1.713
Pengalaman melaut/ Seafaring experience + -0.321 ns -1.068 0.132 ns 0.700
Pendidikan formal/ Formal education + -0.051* -1.702 0.025 ns 0.221
Jumlah tanggungan keluarga/ Family respontibility + -0.307** -2.181 0.134* 1.818
Dummy Kecamatan Tanete Rilau/ Dummy of Tanete RilauDistrict + -0.009 ns -0.029 0.292* 1.744
Dummy Kecamatan Barru/ Dummy of Barru District + 0.105 ns 0.551 0.233* 1.887
Dummy Kecamatan Soppeng Riaja/ Dummy of Soppeng Riaja District + 1.933*** -5.609 0.021 ns 0.157
Dummy Kecamatan Balusu/ Dummy of Balusu District + -2.284*** 6.383 0.065 ns 0.343
Intersep/Konstanta/ Intercept/ Constanta 8.421 3.930
F Hitung/ F test 63.167 26.584
Adjusted R2 0.873 0.627
n 68 38
n hasil regresi 68 38
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2013/ Source : Primary Data After Processed, 2013
Ket : *** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1 % (0,01) /Significant level at 1 % (0,01)
** = Signifikan pada tingkat kesalahan 5 % (0,05)/ Significant level at 5 % (0,05)
* = Signifikan pada tingkat kesalahan 10 % (0,10)/ Significant level at 10 % (0,10)
ns = Tidak signifikan/ non significant
T.H = Tanda Harapan/ expectated sign
Komparasi Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru ....... (Abd. Rahim)

Dari persamaan (5) dan (6) diubah kembali Keadaan pengaruh negatif ini dapat saja
dalam fungsi produksi Cobb-Douglas dengan terjadi karena jarak tangkap fishing ground lebih
meng-anti Ln kan sebagai berikut : jauh sehingga biaya operasional meningkat,
terutama pemakaian bensin meningkat, hal ini
QHTNPM=...4541,442 QBnsnit-0,026QMTit0,484 menurunkan produksi hasil tangkapan. Selain
Tmlutit0,992QATit-0,168 (2,561) (-3,297) itu pengaruh secara negatif dapat terjadi karena
(1,306) (5,854) (-0,869) nelayan responden sering melaut pada musim
PwrMit0,069ANit0,771 ExMN-0,321 EdN-0,051
penangkapan saat terjadi bulan terang atau
QTK-0,307KTR-0,009 (1,967) (1,395)
purnama sehingga hasil tangkapan sedikit bahkan
(-1,068) (-1,702) (-2,181) (-0,029)
WKB0,105 KSR1,933KBls-2,284μ1 (0,551) tidak memperoleh sama sekali. Rata-rata lama
(-5,609) (6,383) ........(7) melaut nelayan perahu motor tempel antara 7-17
jam sedangkan nelayan perahu tanpa motor 4-8
QHTNPTM = 50,906 Tmlut-0,104 QAT0,098AN-0,579 jam. Rendahnya jam melaut nelayan perahu tanpa
ExMN0,132 EdN0,025 (1,892) (-2,143) motor karena hanya menggunakan layar dan
(1,292) (1,713) (0,700) (0,221) dayung untuk mencapai fishing ground.
QTK0,134 KTR0,292KB0,233KSR0,021
WKBls0,065 μ2(1,818) (1,744) (1,887) Ukuran kekuatan mesin tempel dari nelayan
(0,157) (0,343) ........(8) perahu motor Kabupaten Barru berpengaruh nyata
positif pada tingkat 95 % terhadap produksi hasil
Nilai koefisien variabel volume bensin di tangkapan.Artinya semakin besar ukuran mesin
Kabupaten Barru dengan gabungan kecamatan tempel maka semakin besar pula daya tampung
berpengaruh negatif dan nyata secara ekonometri bahan bakar (bensin) sehingga daya jelajah yang
masing-masing pada tingkat 1 % atau tingkat jauh dapat di tempuh.Menurut Irnad (2002) di
kepercayaan 99 %, hal ini tidak sesuai dengan Bengkulu bahwa semakin tinggi ukuran kekuatan
teori atau nilai harapan bertanda positif, yaitu jika mesin motor tempel, maka semakin besar pula
terjadi peningkatan volume bensin maka akan biaya yang digunakan sehingga mempengaruhi
menurunkan produksi usaha tangkap nelayan produksi dan pendapatan usaha tangkap nelayan.
perahu motor per trip.Merujuk pada volume bensin Selanjutnya ukuran kekuatan mesin tempel
masing-masing kecamatan sampel (Tanete Rilau, yang tinggi mempunyai kapasitas daya tampung
Barru, Soppeng Riaja, Balusu, dan Mallusetasi) bahan bakar bensin lebih banyak dibanding ukuran
dan kelurahan/ desa sampel (Tanete, Sumpang kekuatan mesin tempel yang kecil. Ukuran tertinggi
Binangae, Lawallu, Takalasi, dan Kupa) setiap yang digunakan nelayan adalah 7 power knot (PK)
kali melaut antara 4-8 liter per melaut. Nelayan sedangkan ukuran terkecil sebesar 3 PK dengan
perahu motor memperoleh bahan bakar bensin dari data tamping bahan bakar sebanyak 3 liter. Menurut
stasion pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan responden nelayan klasifikasi dari ukuran kekuatan
pedagang eceran. mesin yang digunakan nelayan perahu motor di
Aktivitas penangkapan dengan lama melaut wilayah pesisir Sulwesi Selatan adalah ukuran 3
nelayan perahu motor dalam menangkap ikan PK dengan kapasitas atau daya tampung bensin
berpengaruh nyata secara positif dan negatif bagi sebanyak 2 liter, 4,5 PK (3 liter), 5,5 PK (4 liter),
nelayan perahu tanpa motor terhadap produksi 6,5 PK (5 liter), dan 7 PK (6 liter).
hasil tangkapannya di wilayah pesisir pantai barat Karakteristik responden nelayan dalam hal
masing-masing pada tingkat kesalahan 1 % (tingkat ini umur nelayan, pendidikan formal, tanggungan
kepercayaan 99 %) dan 5 % (tingkat kepercayaan keluarga berpengaruh secara tidak langsung
95 %). terhadap produksi hasil tangkapan baik nelayan
Pengaruh positif diartikan bahwa jika perahu motor dan perahu tanpa motor. Variabel
nelayan perahu motor melaut dalam waktu yang umur berpengaruh negatif pada tingkat kesalahan
lama dalam menangkap ikan, maka produksi 10 % terhadap produksi hasil tangkapan nelayan
usaha tangkapnya naik. Sedangkan lama melaut perahu tanpa motor.Hal ini telah sesuai dengan
terhadap nelayan perahu tanpa motor berpengaruh tanda harapan positif, yaitu semakin bertambah
negatif. Hal ini berbeda dengan tanda positif yang umur nelayan maka produktivitas dalam menangkap
diharapkan, yaitu semakin lama nelayan melaut semakin menurun.Pada kondisi lapangan diatas
maka hasil tangkapan akan meningkat pula. umur produktif yaitu ≥ 60 tahun masih dapat melaut
karena selain mengetahui teknik penangkapan

113
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 3 No. 2 Tahun 2013

saat melaut juga termotivasi untuk memenuni trip lebih kecil dari kecamatan lainnya (Tanete Rilau
kebutuhan keluarga. sebesar 14,79 kg/trip, Barru 16,13 kg/trip, Balusu
18,92 kg/trip, dan Mallusetasi 15,70 kg/trip).
Karakteristik responden lainnya seperti
pendidikan formal nelayan perahu motor Begitu pula dummy Kecamatan Balusu
berpengaruh negatif pada tingkat kesalahan 10% berpengaruh negatif terhadap produksi hasil
terhadap produksi hasi tangkapan nelayan perahu tangkapan pada tingkat kesalahan 1% yang
motor tempel. Hal yang menyebabkan rendahnya tidak sesuai dengan tanda harapan dalam
inovasi nelayan terhadap aktivitasnnya sehingga hal ini tidak terbukti pula secara aktual bahwa
menurunkan produksi tangkapanya karena produksi hasil tangkapan nelayan perahu motor
pengetahuan turun-temurun dari orang tuanya tempel Kecamatan Balusu sebesar 18,92 kg/trip
dapat menjadi pengetahuan dalam menjalani lebih besar dari kecamatan lainnya. Lain halnya
profesinya sebagai nelayan.Walaupun menurut nelayan perahu tanpa motor, dummy Kecamatan
Riptanti (2005) mengemukakan bahwa pendidikan Balusu berpengaruh positif terhadap produksi
formal dapat dijadikan salah satu indikator hasil tangkapan.Hal ini telah terbukti secara aktual
mengukur produktivitas, semakin tinggi tingkat bahwa produksi hasil tangkapan nelayan perahu
pendidikan yang dimilikinya semakin tinggi pula motor tempel Kecamatan Balusu sebesar 10,00
produktivitas dan kemampuan mengelola usaha kg/trip lebih besar dari kecamatan Mallusetasi
tangkap dan berani mengambil risiko dalam (9,77 kg/trip) dan Soppeng Riaja (9,40 kg/trip)
usahanya. (Tabel 1).

Begitu pula variabel jumlah tanggungan Pada musim penangkapan nelayan perahu
keluarga berpengaruh nyata negatif terhadap motor dan perahu tanpa motor menangkap saat
produksi hasil tangkapan nelayan perahu motor tejadi bulan terang (purnama). Hal ini menyebabkan
pada tingkat kesalahan 5 % yang berarti semakin menurunnya produksi hasil tangkapan. Selain itu
banyak tanggungan keluarga dalam hal ini anggota alat tangkap yang digunakan berupa jaring insang
keluarga dalam rumah tangga nelayan perahu yang jumlah sedikit serta lama melautnya hanya
motor maka semakin rendah produksi hasil 4-6 jam khususnya nelayan perahu tanpa motor.
tangkapan. Hal ini tidak sesuai dengan tanda
harapan yang sesuai dengan teori, yaitu PENUTUP
bertambahnya tanggungan keluarga, maka
semakin tinggi motivasi nelayan perahu tanpa Penelitian ini menemukan bahwa hasil
motor dalam mencari nafkah sebagai kepala atau tangkapan nelayan perahu motor tempel tertinggi
tulang punggung keluarga, walaupun rata-rata terdapat pada Kecamatan Balusu dan terendah
jumlah tanggungan keluarga nelayan perahu motor di Kecamtan Soppeng Riaja pada wilayah pesisir
dan perahu tanpa motor hanya 2 - 3 jiwa. pantai barat Kabupaten Barru. Sedangkan nelayan
perahu tanpa motor tertinggi terdapat di Kecamatan
Dummy perbedaan wilayah penangkapan Tanete Rilau dan terendah di Kecamatan Soppeng
berpengaruh nyata positif terhadap produksi hasil Riaja.
tangkapan nelayan perahu tanpa motor serta
pengaruh negatif terhadap produksi hasil tangkapan Lama melaut, kekuatan mesin tempel,
nelayan perahu motor di wilayah penangkapan perbedaan wilayah Kecamatan Soppeng Riaja
pada perairan Kabupaten Barru pada tingkat berpengaruh positif serta variabel volume bensin,
kesalahan 1% dan 10%. pendidikan formal, dan tanggungan keluarga
berpengaruh negatif berpengaruh terhadap hasil
Pengaruh positif dummy Kecamatan tangkapan nelayan perahu motor tempel, sedangkan
Soppeng Riaja telah sesuai dengan tanda harapan, volume minyak tanah, jumlah alat tangkap, umur
yaitu dapat diartikan produksi hasil tangkapan nelayan, dummy Kecamatan Tanete Rilau dan
nelayan perahu motor tempel wilayah penangkapan Kecamatan Barru tidak berpengaruh nyata.
di perairan Selat Makassar Kecamatan Soppeng
Riaja per trip pada tingkat kesalahan 1% lebih Lain halnya hasil tangkapan nelayan perahu
besar dari nelayan perahu motor tempel Kecamatan tanpa motor, ditemukan bahwa jumlah tanggungan
Barru. Hal ini tidak terbukti secara aktual bahwa keluarga, dummy Kecamatan Tanete Rilau dan
produksi hasil tangkapan nelayan perahu motor Kecamatan Barru berpengaruh positif serta lama
Kecamatan Soppeng Riaja sebesasar 14,41 kg/ melaut dan umur nelayan berpengaruh negatif

114
Komparasi Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Wilayah Pesisir Pantai Barat Kabupaten Barru ....... (Abd. Rahim)

terhadap perubahan produksi hasil tangkapan Hartati, S.T. dan W. Pralampita. 1994. Dugaan
nelayan perahu tanpa motor, sedangkan yang Potensi dan Status Pemanfaatan
tidak berpengaruh nyata adalah jumlah alat Sumberdaya Ikan Kerapu (Grouper) dan
tangkap, pengalaman melaut, pendidikan formal, Kakap Merah/Bambangan (Red Snapper)
dummy Kecamatan Soppeng Riaja dan Kecamatan di Perairan Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara, Jurnal Perikanan Laut No. 94
Balusu.
Tahun 1994. Jakarta
Untuk meningkatkan hasil tangkapan Irnad. 2002. Analisis Biaya dan Keuntungan Usaha
nelayan tradisional diperlukan adanya dukungan Penangkapan Tradisional berdasarkan Alat
armada laut dan alat tangkap sehingga dari Tangkap, Ukuran Kapal, dan Ukuran Mesin di
jumlah nelayan yang ada dapat meningkatkan Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian Universitas
jumlah trip penangkapan.Dengan kata lain, Bengkulu Volume No. 1 Maret 2002.
diperlukan adanya bantuan berupa peningkatan Johnston, J. 1984. Econometric Methods (Third
armada laut berkekuatan Grosstonase (GT) untuk Edition). New York: McGraw-Hill Book
mencapai fishing ground pada Zona Ekonomi Company.
Ekslusif (ZEE) yang lebih jauh, seperti 6 -12 mil
sehingga dari peningkatan jumlah tripnya akan Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2002.
lebih meningkatkan hasil tangkapannya. Hal ini Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 18/Men/2002 tentang Rencana
juga mengacu pada program pemerintah tahun
Strategis Pembangunan Kelautan Perikanan
2010 melalui kementerian kelautan dan perikanan,
Tahun 2002-2004. Jakarta.
yaitu revolusi biru sebagai grand strategy dalam
melaksanakan restrukturisasi armada laut nasional Riptanti, E. W. 2005. Karakteristik dan Persoalan
untuk meningkatkan hasil usaha dari tangkapan Ekonomi Masyarakat Petani dan Nelayan
baik nelayan modern (kapal motor) maupun pada Kawasan Pantai di Torosiaje Kabupaten
nelayan tradisional (perahu motor tempel dan Pohuwatu. Caraka Tani (Jurnal Ilmu-ilmu
perahu tanpa motor). Pertanian). 22 (2).

Utojo, S. Tonnek, Suharyanto dan A. M. Pirzan,


DAFTAR PUSTAKA 1999. Studi Bioekologi Ikan Kerapu di
Perairan Pantai Barat Sulawesi Selatan.
Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
2010. Laporan Statistik Perikanan Sulawesi Volume V No.1: hal 31 - 37.
Selatan, Makassar.

Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan


(Isu, Sintesis, dan Gagasan). Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

115

Anda mungkin juga menyukai