Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJUAN TEORI

A. Konsep Post partum


a. Pengertian post partum
Postpartum atau masa nifas adalah masa sesudah persalinan terhitung dari
saat selesai persalinan sampai pulih nya kembali alat kandungan ke
kedaan sebelum hamil dan lama nya masa nifas kurang lebih 6 minggu
(puji anik rahayu ,2016)

Post partum adealah masa seseudah melahirkan atau persalinan. Masa


sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah
melahirkan masa post partum di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir setelah alat- alat kandungan kembali pada masa sebelum hamil
yang berlangsung kira kira 6 minggu, setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan yang normal pada saat seblum hamil (marni, 2012)

Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat
kandungan kembali pada kedaan sebelum hamil, masa post partum
berlangsung selama 6 minggu (siti saleha ,2013) dalam (wahyuningsih
2019)

b. Tahapan masa post partum


1. Puerperium dini (immediate postpartum periode)
Masa setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam,yang dalam hal ini
ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan- jalan. Masa ini sering
terdapat banyak masalah misalnya pendarhan karna atonio uteri
karena itu harus teratur melakukan pemeriksaan kontraksi
uterus,pengluaran lochea ,tekanan darah dan suhu. (M. Nurlaina
&Dahlan karsinda,2014)

2. Puerperium intermedial (Early postpartum periode)


Masa setelah 24 jam melahirkan sampai dengan 7 hari ( 1 minggu)
periode ini memastikan bahwa involuasi uterus berjalan b
normal,tidak ada pendarahan abnormal dan lochia tidak berbau
busuk,ibu tidak dem-am ibu mendapatkan cukup makanan dan cairan,
menyusuidengan baik ,melakukan perawatan ibu dengan bayinya (M.
Nurlaina &Dahlan karsinda,2014)

3. (Remote puerperium ( Late post partum periode )


Masa 1 minggu sampai 6 minggu melahirkan periode ini harus tetap
melanjutkan pemeriksaan dan perawatan sehari hari sera meberikan
konseling KB. Bayinya. (M. Nurlaina &Dahlan karsinda,2014)

c. Perubahan fisiologis pada masa


1. Uterus Setelah plasenta lahir uterus akan mulai uterus akan mulai
mengeras Karna kontraksi. Dan retaksi otot -otot nya meng angsur-angsur
mengecil (siti saleha ,2013) dalam (wahyuningsih 2019)

Tabel 2.1 perubahan uterus


Waktu TFU Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750gr
1 mg ½ pst symps 500gr
2mg Tidak teraba 350gr
6mg Bertambah kecil 50gr
8mg Normal 30gr
2. .Lochea
Yaitu cairan /secret bersal dari kavum uteri dan vagina selama masa
postpartum (siti saleha,2009) dalam (Sri wahyuningish 2019)
berikut ini beberapa jenis lochea
a. Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan
sisa sisa ketuban, desidua, vernik kseosa, lenugo mekanioum,
berlangsung 2 hari post partum
b. Lochea sunguelenta berisi darah dan bensit berlangsung 3-7
hari
c. Lokia serosa berwarna kuning karena mengandung serum,
jaringan desidua, leukosit dan eritrosit berlangsung 7-14 hari
post partum
d. Lokia alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel – sel
desidua berlangsung 14 hr- mg berikutnya.

3. Endomatrium perubahan terjadi dengann timbulnya thrombosis,


degenerasi dan nekrosis di tempat impelentasi plasenta. Bekas
implantasi plasenta karena kontraksi sehingga menonjol ke
kavum uteri, hari ke satu endometrium tebal 2,5 mm,
endometrium akan rata di hari keb (siti saleha ,2013) dalam
(wahyuningsih 2019)

4 Serviks
Persaliunan serviks menganga, setelah 7 hari dapat di lalui 1
jari, setelah 4 minngu bagian luar kemabali normal. (siti
saleha ,2013) dalam (wahyuningsih 2019)

4. Vagina dan perenium


Vagina secra berangsur angsur luasnya berkurang tetapi jarang
sekali kembali seperti ukuran nullipara, hyman tampak sebagai
tonjolan jaringan yang kecil menjadi kurun kula mitifosis.
Minggu ke 3 rugae vagina kembali. Perenium yang dapat leseri
atau jahitan serta udem akan berangsur angsur pulih sembuh
6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena itu vulva hajin perlu di
lakukan. (siti saleha ,2013) dalam (wahyuningsih 2019)

5. Mamae/payudara
Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi
secara alamai . Ada 2 mekanisme n :produksi susu,sekresi susu
atau let down Selama kehamilan jaringan payudara tumbuh dan
menyipakan fungsinya mempersiapkan makanan bagi bayi. Pada
hariketiga pada saat melahirkan efek praktin pada payudara mulai
di rasakan, sel acini ysng menghasilkan asi mulai berfungsi,
ketika b``ayi menghisap putting, oksitosin merangsang ensit
letdown (mengalirkan)sehingga mengsilkan ejeksi asi.

6. Sisem pencernaan
setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada
komplikasi persalinan, tidak ada alasan menenunda pemberian
makan. Konsipasi terjadi karna psiskis takut BAB karena ada
luka jahitan perineum. (siti saleha ,2013) dalam (wahyuningsih
2019)

7. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal tergang dan dilatasi selama kehamilan, kembali
norma akhir minggu ke 4 setelah melahirkan. Kurang dari 40 %
wanita post partum mengalami proteinuria non patologis,
kecuali pada kasus preeklamsi. (siti saleha ,2013) dalam
(wahyuningsih 2019)

8. Sistem muskulekletal
Ligament, fasia, diagram pelvis meregang saat kehamilan dan
berangsusr angsur mengecil seperti semula. (siti saleha ,2013)
dalam (wahyuningsih 2019)

9. Sistem endokrin
Hormon- hormon yang berperan
a. Oksitosisn berperan dalam kontraksi uterus mencegah
perdarahan, membantu uterus kemabli normal. Isapan bayi
dapat merangsang produksi asi dan sekresi oksitosin.
b. Prolaktin di kelurkan oleh kelenjar dimana pituitrin
merangsang pengeluran prolactin untuk produksi asi jika ibu
post partum tidak menyusui dalam 14-21 hari timbul
mentruasi.
c. Estrogen dan progesterone setelah melahirkan esterogen
menurun dan progesterone meningkat. (siti saleha ,2013)
dalam (wahyuningsih 2019)

10. Perubahan tanda tanda vital


d. Suhu tubuh aat postpartum dapat naik kurang lebih dari 0,5
cm setelah 2 jam post partum normal. Nadi dan
pernapasan,nadi dapat bradikardi tapi kalau takikardi
waspada pendarahan, pernapsan akan sedikit meningngkat
l;alu akan kembali normal.Tekanan darah kadang naiklalun
kembali normal setalah beberapa hari asalkan tidak ada
penyakit yang menyertai BB turun rata rata 4,5 kg . (siti
saleha ,2013) dalam (wahyuningsih 2019)

e. Setelah partus /melahirkan,adanya strea pada dinding


abdomen tidak dapat dihilangkan sempurna dan berubah jadi
putih (strae albican) .(siti saleha ,2013) dalam
(wahyuningsih 2019)

11. .Evaluasi tonut otot abdomen untuk menentukan diastisitas


(derajat pemisan otot rektus abdomen) setiap wanita mempunyai
3 set otot abdominilis merupkan otot paling luar yang bergerak
dari atas ke bawah. Otot ini terbagi 2 yang dinamakan rekti yang
lebarnya + 0,5 cm dan dihubungkan oleh jaringan fibrous (linea
alba). Pada saat hamil otot dan persendiaan menjadi relaks untuk
persiapan melahirkan (linea alba sangat mudah luntur) ketika
otot rectus abdomen makin terpisah dan linea makin mulur ke
samping dan menajdi sangat tipis, memisahkan oto ini di sebut
diastasis.(siti saleha ,2013) dalam (wahyuningsih 2019)

d. Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas


Setelah melahirkan ,ibu mengalami perubhan fisik dan fisologis yang
juga mengalami perubhan dari psikisnya .Ia mengalami stimulasi
kegemberiaan yang laur biasa, menjadi proses eksplorasi dan asimilasi
terhdap bayinya, berada di bawah ini menjalani tekaanan untuk dapat
menyerap pembelajaran yang di perlukan tentang apa yang harus di
ketahuinya dan perawatan un yuk bayinya ,dan merasa tanggung jawab
yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu tidak mengheran kan
bila ibu mengalami sedikit perubahan prilaku dan sesekali merasa
kerepotan Masa ini ini adalah masa rentan yang terbuka untuk bimbingan
dan pembelajaran
Reva rubin membagi priode ini menjadi 3 bagian ,antara lain:
1. Periode” taking in’’
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan .Ibu baru pada
umum nya pasif dan tergantung, perhatian tertuju pada ke
khawatiran akan tubuhya
b. Ia mungkin akan menulang – ulang menceritakan pengalam
waktu melahirkan
c. Tidur tanpa ganguan sangat penting untuk mengurangi ganguan
kesehatan akibat kurang istirahat
d. Peningkatan nutrisi sangat di butuhkan untuk pemuliahn dan
pemyembuhan luka.
e. Dalam memberikasn asuhan perawat harus bisa memfasilitasi
memenuhi kebutyhan psikologis ibu. Pada tahap ini perawat
menajdi pendegar yang baik ketika ibu menceritakan
pengalamanya. Berikan juga dukungan mental dan asperesiasi
atas hasil perjuangan ibu ats melahirkan anaknya. Perawat
harus bisa menceritakan suasana yang nyaman bagi ibu
sehingga ibu dapat leuluasa dan terbuka mengemukan
permasalahan yang di hadapi.

2. Periode ‘’ taking hold


a. Peridoe ini terjadi Pahari ke 2-4 post partu,
b. Ibu menjadi perhatian kemampuanya menjadi orang tua, yang
suskses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
c. Ibu berkonsetrasi pada pengontrolan pada funsi tubuhnya
,BAB,BAK , serta pertahana tubuhnya
d. Ibu, berusaha keras untuk mengusai ketarampilan perawatan
bayi misalnya, mengendong,memandikan, memasang popok
dan sebagianya.
e. Pada tahap ini ,perawat haru stanggap pada perubahanyang
terjadi
f. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi perawat
melakukan bimbingan cara perawatan bayi,namun harus
selalu di perhatiakan tekhnik bimbingannya, jangan sampai
menyinggung perasaan dan jangan sampai membuat ibu tidak
nyaman karena ia sangat sensitive. Hindari kata ‘’jangan
begitu atau salah gitu pada ibu karna hal ini akan menyakiti
persaanya dan akibatnya ibu akan putus asa atas bimbingan
perawat.

3. Periode ‘’ Letting go ‘’
a. Periode ini biasanya tterjadi saat ibu pulang kerumah , periode
ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
di berikan oleh kelurga.
b. Ibu mrengambil tanggung juawab terhadap perawatan bayi dan
ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi, yang sangat
tergantung pada nya. Hal ini menyebabkan berkurangnya
istirahat ibu, kebebasab dan hubunagna sosial ibu.
c. Depresi post partum biasanya terjadi pada periode ini.

B. Konsep Dasar Sectio ceaserea


a. Pengertian
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan mmbuat sayatan
pada dinding uterus pada dinding perut (Aamru sofian ,2012 )
dalam( Huda arif & kusuma hardhi 2015 )

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat


sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio caeserea
adalah suatu histeritomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim
( Hartati et al ,2015)

b. Jenis jenis oprasi Sektio saesarea


a. Secsio sesarea abdomen
Seksio secara transperitonelis
b. Seksio sesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim seksio sesarea dapat di lakukan secara
berikut :
1. Sayatan memanjang (longitudinal )menurut kronig
2. Sayatan melintang (tranvesal) menurut kerr
3. Sayatan huruf T (T-incicius)
c. Seksio sesarea klasik (corporal)
Dilakukan memanjang dengan korpus uteri kira kira Panjang 10 cm
tetapi saat ini Teknik ini jarang di lakukan karena memiliki banyak
kekurangan namun pada kasusu seperti kasus pada oprasi berulang yang
memiliki banyak perlengketan organ cara ini dapat di pertimbangkan
d. Seksio sesarea iskemika ( (profunda)
Di lakuakan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada sekmen
bawah rahim( low servical transversal )kira kira sepanjang 10 cm

c. Etiologi
Indikasi di lakuakan nya section ceasera menurut (Nurhayati ,dkk
2015,padila ,2015)
1. Gawat janin
2. Disporposi sepalopelvik
3. Persalian tidak maju
4. Plasenta previa
5. Prolapsus tali pusat
6. Letak lintang
7. Panggul sempit
8. Dan preeklmsi

d. Manifestasi klinis
1. Plasenta previa dan lateralis
2. Panggul sempit
3. Disporis pelvik :yaitu ketidak seimabnagan ukuran kepaala dan
panggul
4. Rupture uteri (mengancam )

e. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan pada janin menyebabkan persalinan
normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus di lakukan
tindakan secsio caesarea bahkan sekarang secsio caesarea menjadi
satu pilihan persalinan Ada beberapa persalinan hambatan ada
proses proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak bisa di
lahirkan normal secara normal, misalnya plasenta previa,rupture
sentralis dan utralis ,panggul sempit partus tidak maju (partus
lama) pre-eklamsi,distoksia, service dan mall persentasi janin .
kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Secsiocaeserea (SC) .Dalam proses oprasinya di
lakukan tindakan yang akan menyebabkan pasien mengalami
mobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi
aktifitas .Adanya kelupuhan sementara dan kelemahan fisik akan
menyebakan pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan
diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah deficit
perawatan diri.Kurang nya informasi mengenai proses
pembedahan,penyembuhan dan perawatan post oprasi akan
menimbulkan masalah ansietas . Selain pembedahan juga akan di
lakukan tindakan insisi pada dinding sehingga menyebakan
sehingga menyebabkan inkosnsiniatas jaringan, pembuluh darah
dan saraf saraf insisi di daerah insisi . hal ini akan merangsang
pengeluaran histramin dan prostaglandin yang akan menimbulkan
rasa nyeri. sectio caesaria yang mengakibatkan putusnya jaringan
kontinuitas jaringan yang merangsang area sensorik yang
menimbulkan rasa nyeri sehingga ibu lebih memilih tidak bergerak
agar nyeri pada luka tidak bertambah. (Atoy, akhmad dan Febriana,
2018). Penurunan produksi ASI pasca persalinan hari pertama
dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolactin dan
oksitosin yang sangat berperan dalam produksi ASI. (Setyowati,
2017).Setalah semua proses pembedahan berakhir daerah insisi
akan di tutup dan menimbulkan luka post oprasi yang bila tidak di
rawat akan menimbulkan resiko infeksi.

f. Pathway

Panggul sempit Secsio caeserea

Post anastesi Luka post oprasi Post partum nifas

Dinstensi
Penurunan Jaringan terbuka kandung kemih
Penurunan kejadian Jaringan terputus
medulla eliminasi
oblongata
Udem dan
Proteks memar di uretra
Penurunan peristaltic Merangasang area
Penurunan sensorik kurang
usus
reflex batuk
Ganguan
elimanasi urin
Konstipasi Ganguan rasa
Akumullasi nyaman nyeri Invasi bakteri
secret

Nyeri Resiko infeksi


Bersihan jalan tidak
efektif
Sumber Huda amin& Kusuma Hardi ,2015

g. Pemeriksaan penunjang
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan diferensial
d. Elektrolit
e. Hemaglobin/hematocrit
f. Golongan darah urinalis
g. Pemeriksaan sinar x sesai indikasi
h. Ultrasound pesenan (tucker susan martin,1993) dalam (Huda amin &
Kusuma Hardhi 2015)
i.
h. Komplilkasi post section caesarea (Sc)
Komplikasi pada sectio caeserea menurut (Mocthar ,2013 )
Adalah sebagai berikut:
a. Infeksi pleural (nifas)
 ringan dengan kenaikan suhu hanya beberapa hari saja
 Sedangakan kenaikan suhu yang tinggi ,disertai dehidrasi dan
sedikit kembang
 Berat dengan peritonitis, peritonitis, sepsidan ileus paralitik.
Infeksi berat sering kita jumpai pada partum terlantar, sebelum
timbul infeksi nifas, telah terjadi infeksi intra partum, karna
ketuban pecah terlalu lama.
b. Perdarahan karena :
1. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.
2. Atonia uteri
3. Perdarahan yang placental bed.
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila repetilionisasi terlalu tinggi. Kemungkinan reptur
uteri spontan pada kehamilan mendatang.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian mengarah section caeserea
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk Mengumpulkan data informasi ten tang klien,agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien secara bio, psiko, social Dan spriritual.
(Darmawan,2013).

Adapun cara pengumpulan data meliputi observasi, wawancara,


pemeriksaan fisik yaitu mulai inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
a. Identitas
Identitas klien terdiri dari nama,umur,jenis kelamin, status, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, Pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnose medik.

b. Identitas penanggung jawab


Meliputi nama, umur, agama pendidikan, alamat, suku bangsa, dan
hubungan dengan klien.

c. Riwayat kesehatan sekarang


1. Keluhan utama
Pada saat di kaji biasanya pasien post secsio caeserea keluhan
utama nya adalah nyeri pada bagian area abdomen yaitu luka
oprasi
2. Riwayat kesehatan Utama
Merupakan informasi mengenai hal-hal yang menyebakan
klien mengalami keluhan hal apa saja yang mendukung dan
mengurangi ,kapan dimana, dan berapa jauh keluhan tersebut
di rasakan klien. Hal tersebut dapat di uraikan dengan metode
PQRST:
Palliative/provakatif
 apa yang menyebabkan terjadinya nyeripada abdomen
factor pencetusnya adalah post op sectio caeserea letak
lintang
 Qualitative/Quantitas
bagaimana gambaran keluhan yang di rasakan dan sejauh
mana tingkat keluhanyaseperti seperti bedenyut, ketat,
tumpul, tusukan.
 Region /radiasi
Lokasi keluhan yang di rasakan dan penyebaranya
 Scale/serveriti
intensitas keluhan atau kah mengganggu atau tidak pada
kasus secsio caeserea nyeri selalu mengganggu dengan
skla 7-8 (0-10)
 Timing
kapan waktu mulai terjadi dan keluhan berapa lama
kejadian ini berlangsung.

d. Riwayat kehamilan
Informasi yang dibutuhkan adalah para dan gravida, riwayat
kehamilan ganda, kehamilan molahidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehmilan dengan eklamsia sebelumnya, kehamilan yang
akan direncanakan, masalah saat hamil atau antenatal care (ANC)
dan imunisasi yang diberikan pada ibu selama hamil.

e. Riwayat Melahirkan
Data yang harus dikaji tanggal melahirkan, lamanya persalinan,
posisi fetus, tipe melahirkan, analgetik, masalah selama melahirkan
jahitan pada perineum dan perdarahan.
f. Data bayi
Data yang harus dikaji meliputi jenis kelamin, dan berat badan bayi.
Kesulitan dalam melahirkan, afgar score, untuk menyusui atau
pemberia susu formula dan kelainan kongenital yang tampak pada
saat dilakukan pengkajian.

g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu post op section caeserea yaitu :
a. Rambut dan kepala
Mengkaji warna, bentuk, kebersihan rambut, Pada pasien dengan
post op section caeserea biasanya tidak ada kelainan pada
rambut.

b. Wajah
Mengkaji adanya edema pada wajah yang dimanifestasikan
dengan kelopak mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata
bawah menonjol.

c. Mata
Mengkaji warna konjungtiva bila warna merah dan basah berarti
normal sedangkan warna pucat ibu mengalami anemia, jika
konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi, mengkaji
skera, pergerakan bola mata dan lapang pandang. Pada pasien
dengan eclampsia didapatkan data bahwa konjungtiva an anemis,
sklera an ikterik, pergerakan bola mata normal, pupil isokor
namun terjadi penurunan visus dan penglihatan tidak jelas atau
nampak kabur.

d. Telinga
Mengkaji Bentuk telinga normal, tidak ada serumen dan fungsi
pendengaran normal.
e. Hidung
Mengkaji Bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada
secret dan fungsi penciuman normal

f. Mulut
Mengkaji Membran mukosa lembab, tidak ada stomatitis, namun
pada saat terjadi kejang tidak pangkal lidah dapat jatuh
kelebakang sehingga menutup jalan nafas.

g. Dada
Bentuk dada simetris, warna lebih terang, pergerakan dinding
dada normal, bunyi jantung S1.

h. Payudara
Pengakajian payudara pada masa post partum meliputi infeksi
ukuran, bentuk ,warna dan kesimetrisan serta palpasi kosntelsi
apakah nyeri tekan guna menentukan satatus laktasi .pada masa
1 sampai 2 hari post partum ,payudara tidak banyak berubah
kecil kecuali sekresi kolostrum yang banyak. Pada ibu
menyusui , saat asi muali di produksi payudara menjadi lebih
besar ,keras dan hangat dan mungkin tersa berbenjol -benjol atau
bernodul, wanita sering mengalami ketidaknyamanan laktasi.
Pada wanita yang tidak menyusui perubahan ini kurang menonjol
dan menghilang dalam beberapa hari. Banyak wanita mengalami
pembengkan seiring dengan menyusui .payudara menajdi lebih
besar dan terabak keras dan tegang, dengan kulit tegang dan
mengkilat pemebsaran vena berwarna biru . payudara sangt nyeri
dan teraba panas saat di sentuh.

i. Abdomen
Inspeksi bentuk perut ibu mengetahui adanya distensi pada perut,
palpasi juga tinggi fundus uterus, konsistensi serta kontraksi
uterus. Terdapat luka bekas post op section caeserea terdapat
nyeri tekan pada bagian abdomen,dan mengkaji luka post sectio
caeserea kondisi jaitan menutup atau tidak terdapat tanda tanda
infeksi kemerahan , berair.

j. Lochea
Mengakji lochea yang meliputi karakter, jumlah, warna, bekuan
darah yang keluar dan baunya.

k. Sistem perkemihan
Mengkaji kandung kemih dengan palpasi dan perkusi untuk
menentukan adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan
pada abdomen bagian bawah. Pada pasien dengan post section
caesarea tidak terdapat distensi pada kandung kemih.

l. Ektremitas
Mengkaji Ektremitas atas dan bawah biasanya pada ibu post op
section caeserea di dapatkan kelemahan, kadang ditemukan
edema, varises pada tungkai kaki, ada atau tidaknya
tromboflebitis karena penurunan aktivitas dan reflek patella baik.

g. Tanda-tanda vital
Mengkaji tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, tekanan darah dan
pernafasan selama 24 jam pertama masa post partum.

h. Pemeriksaan Penunjang
Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematocrit (Hb/Ht) : mengkaji
perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek dari
kehilangan darah pada pembedahan.

i. Diagnos keperwatan
1. Nyeri akut bd agen pencedara fisik
2. Ganguan mobilitas fisik bd nyeri
3. Resiko infeksi bd presedur infeksi

j. Intervensi kepewatan

Tabel 2.2

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria hasil
Nyeri akut b.d Setelah di 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
agen lakukan lokasi,karakteristik, lokasi,karakteristik.du
pencedera fisik tindakan durasi,frekuensi, kualitas, rasi,frekuensi,kualitas
keperawatan intensitas, nyeri dan intensitas nyeri
selama 3x 24 2. Identifikasi skala nyeri
jam nyeri kaut 3. Identifikasi faktor yang 2. Untuk mengetahui
dapat teratasi mempeberat nyeri dan skla nyeri
dengan criteria 4. yang memperingan 3. Untuk mengetahi
hasil : nyeri faktor yang
 Keluhan 5. Berikan Teknik non memperberat dan
nyeri farmakologis untuk memeperingan nyeri
menurun mengurangi rasa nyeri 4. Untuk mengurangi
dari (1) ke 6. Kolaborasi pemberian rasa nyeri
(5) analgetik 5. Untuk mengurangi
 Meringis rasa nyeri
menurun
dari (1) ke
(5) 6. Mengurangi rasa
 Kesulitan nyeri dan
tidur memberikan rasa
menurun nyaman
dari (1) ke
(5)
 Tekanan
darah
membaik
dari (1) ke
(5)

Gangguan Setelah di 1. Identifikasi adanya nyeri 1. Untuk


mobilitas fisik lakukan atau keluhan fisik lainnya mengetahui
b.d nyeri tindakan 2. Fasilitasi melakukan penyebab mobilitas

keperawatan pergerakan fisik

selama 3x24 3. Libatkan keluarga untuk 2. Untuk


mempermuda
jam gangguan membantu pasien dalam
h mobilisasi
mobilitas fisik meningkatkan dalam
klien
dapat teratasi meningkatkan pergerakan
3. Untuk untuk
dengan criteria 4. Jelaskan tujuan dan
membantu
hasil : prosedur mobilisasi
imobilisasi
 Kekuatan 5. Ajarkan melakukan
klien
otot mobilisasi dini
4. Untuk
meningkat 6. Ajarkan mobilisasi yang menambah
dari (1) ke sederhana pengetahuan
(5) pasien
 Nyeri 5. Untuk
menurun membantu
dari (1) ke pasien
(5) imobilisasi

 Gerakan 6. Untuk melatih

terbatas imobilisasi
klien
menurun
dari (1) ke
(5)
 Kelemahan
fisik
menurun
dari (1) ke
(5)

1. Untuk mengetahu
tanda dan gejala
Resiko infeksi Setelah 1. monitor tanda dan gejala
infkesi
bd.efek melakukan infeksi lokal dan sistemik
2. Untuk mencegah
presedur tindakan Tarapeutik
terjadinya infeksi
invasive kepearwatan 2. Cuci tanga sebelum dan 3. Untuk menambah
selama 3x24 sesudah kontang dengan pengetahuan klien
jam resiko lingkungan pasien 4. Untuk mencegah
infeksi bisa 3. Jelaskan tanda dan gejala terjadinya Infeksi
teratasi dengan infeksi 5. Untuk memnuhi
krereria hasil 4. Ajarkan mencuci tangan kebbutuhan nutrisi
Tidak ada gejala dengan benar
infeksi 5. Anjurkan meningkatkan
nutrisi

k. Implementasi Keperawatan
Dalam melaksanakan implementasi seorang tenaga kesehatan harus
mempunyai kemampuan kognitif dalam proses implementasi yaitu
mencakup melakukan pengkajian ulang kondisi klien, memvalidasi
rencana keperawatan yang telah disusun, menentukan kebutuhan yang
tepat untuk memberikan bantuan, melaksanakan strategi keperawatan
dan mengomunikasikan kegiatan baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Diharapkan juga tenaga kesehatan mampu bekerja sama
dengan klien, keluarga serta anggota tim kesehatan yang terkait,
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat optimal dan
komprehensif. (Wahyuningsih, 2019)

l. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang merupakan tahap akhir dari proses keperawatan
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan
yang telah dilakukan. Evaluasi pada ibu post partum meliputi :
dimulainya ikatan keluarga, berkurangnya rasa nyeri, terpenuhi
kebutuhan psikologis, mengekspresikan harapan diri yang positif,
komplikasi tercegah atau teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi
optimal, mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi dan
kebutuhan ibu post partum. (Wayuningsih, 2019)

Anda mungkin juga menyukai