Anda di halaman 1dari 7

Askep Pada Ibu hamil Trimester I

Masa kehamilan (antenatal) merupakan fisiologi yang dapat didikuti terjadinya kondisi patologis
yang mengancam ibu dan janin.

Petugas kesehatan harus mampu mengenal berbagai perubahan tersebut sejak dini. Trimester I
merupakan periode kehamilan dari mulai terjadinya konsepsi sampai dengan usia kehamilan
mencapai 12-13 minggu ( 0-3 bulan). Asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu hamil
dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perumusan perencanaan tindakan
keperawatan (intervensi keperawatan), pelaksanaan intervensi (implementasi keperawatan),
hingga melakukan evaluasi terhadap proses keperawatan yang sudah dilakukan. Proses
pengumpulan data tidak dapat dilakukan hanya pada kunjungan pertama (KI), tetapi focus pada
tiap trimester kehamilan, setiap wanita yang sudah mengalami menstruasi dan kemudian
berhenti, harus dicurigai hamil sampai dipastikan diagnosis hamil atau tidak yang bisa dilakukan
melalui tes atau uji kehamilan. Adapun tujuan pemberian asuhan keperawatan pad ibu hamil
adalah sebagi berikut.

1. Meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan.


2. Ibu, suami, dan anggota kreluarga lainnya dapat menjalani kehamilan secara positif.
3. Janin dapat berinteraksi positif dengan ibu
4. Calon ibu dan keluarga belajar tentang aktivitas-aktivitas positif bagi ibu hamil
5. Menyiapkan fisik dan mental ibu dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi

Dalam pemberian asuhan keperawatanm yang professional perawat harus memperhatikan


berbagai factor berikut.
1. Pengalaman kehamilan sebelumnya
2. Budaya
3. Harapan personal
4. Riwayat kesehatan sebelum hamil
5. Kesiapan fisik dan psikologi terhadap kehamilan
6. Motivasi terhadap kehamilan
7. Status social ekonomi
8. Usia ibu dan suami
9. Status perkawinan
10. Keterjangkauan pelayanan antenatal
11. Tingkat pendidikan, dan lain-lain.

Asuhan keperawatan tidak hanya ditujukan kepada ibu hamil, tetapi harus memperhatikan pula
kesejahteraan janin intrauterine. Perawatan terhadap janin dapat dilakukan dengan cara
memonitor kesejahteraan janin. Hal-hal yang perlu diperhatikan selam melakukan monitoring
terhadap janin adalah sebagai berikut.
1. Denyut jantung janin (DJJ)
DJJ dapat didengarkan diatas simfisis ( pada usia kehamilan 10-12 minggu) dengan
menggunakan fetoskop atau Dopler. Frekuensi DJJ normal adalah 120-160 kali/menit dan
pada usia tersebut biasanya sudah teratur (regular). Kegagalan dalam mendengarkan DJJ
sangat dipengaruhi oleh kondisi hidramnion, usia kehamilan yang masih kecil, posisi
janin posterior, ibu obesitas,early pregnancy (salah dalam menentukan usia kehamilan),
serta pemeriksa belum atau tidak berpengalaman dalam menggunakan fetoskop atau
dopler.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pada dasarnya USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan karena USG
tidak berbahaya untuk janin dan ibu. Pemeriksaan USG terutama dilakukan bila terjadi
masalah kehamilan, seperti DJJ yang tidak teratur atau penurunan keaktifan pergerakan
janin.Pemeriksaan USG dilakukan untuk menilai sattus tumbuh kembang janin dan
kesehatan janin intrauterine. Pemeriksaan USG pertama kali dapat dilakukan pada
minggu ke-7 kehamilan. Tujuannya adalah untuk memastikan kehamilan janin,
mengidentifikasi anomaly congenital, serta menilai perdarahan (hermorrhage antepartum-
HAP).

Perubahan anatomi dan fisiologi


Kondisi kehamilan menyebabkan terjadinya berbagai perubahan pada seluruh system
tubuh ibu. Sebagian besar perubahan tersebut dipengaruhi oleh system endokrin. Dalam
hal ini pengaruh hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai
perana penting dalam proses kehamilan. Perubahan tersebut meliputi hal berikut.

Rahim (uterus)
Rahim atau uterus akan membesar pada trimester 1 kehamilan. Hal ini terjadi karena
peningkatan hormone estrogen dan progesterone. Pembesaran rahim pada dasarnya
disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus. Selain itu, pembesaran juga terjadi karena
serabut-serabut kolagen yang menjadi hidroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen.
Dengan demikian uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Berat uterus normal atau
dalam keadaan tidak hamil adalah ±30 gram. Namun pada akhir kehamilan (40 minggu)
beratnya menajdi 1000 gram, dengan panjang ± 20 cm dan ketebalan dinding rahim ±2,5
cm. Pada bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah apokat, agak gepang,.
Pada usia kehamilan 4 bulan , uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan
uterus kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya
uterus dengan usia kehamilan sangat penting diketahui atau membuat diagnosis apakan
wanita tersebut hamil fisiologi, gemeli, atau abnormalitas lainnya, seperti hamil anggur
(mola hidatidosa), kehamilan ektopik, dan lain-lain.

Servik (mulut rahim atau leher rahim)


Peningkatan kadar estrogen dan hipervaskularisasi pada masa kehamilan menyebabkan
perubahan pada serviks. Serviks menjadi lebih lunak dan warnanya keunguan yang
disebut sebagai tanda chadwik. Kelenjar-kelenjar yang terdapat pada serviks akan
berfungsi labih aktif dan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Oleh karena itu sebagian
ibu hamil mengeluhkan keluarnya cairan pervaginam yang lebih banyak sehingga
menggangu kenyamanan ibu. Jika corfus menga uteri mengandung lebih banyak jaringan
otot maka servik lebih bnyak mengandung jaringan ikat dan hanya 10% jaringan otot nya
jaringan pada serviks ini telah banyak mengandung kolagen.

Vagina dan Vupa


Peningkatan kadar estrogen juga mempenagrui vagina dan vulpa ibu hamil.
Hipervaskularisasi mengakibat kan vagian dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-
biruan (tanda chadwik) dan parsio tampak lebam (livide).

Indung telur (Ovarium)


Pada awal kehamilan, korpus luteum graviditis masih ada sampai terbentuknya plasenta.
Hal ini terjadi pad usia kehamilan ±16 minggu. Korpus luteum berdiameter ± 3 cm,
kemudian ukuranya mengecil setelah plasenta terbentuk.

Payudara (mamae)
Payudara membesar dan tegang akibat peningkatan kadar hormone somatomammotropin,
estrogen dan progesterone, tetapi ASI belum diproduksi. Hal ini terjadi akibat pengaruh
hormone prolactin inhibiting hormone (PIH) yaitu hormone yang menghambat produksi
hormone prolactin yang berperan dalam produksi ASI sehingga ASI belum diproduksi.
Pasda usia kehamilan ≥12 minggu mulai diproduksi cairan putih agak kekuningan yang
disebut dengan klostrum. Kolostrum berasal dari kelenjar asinus yang kaya akan antibody
terutama immunoglobulin A (IgA). Selain itu pada payudara juga terjadi hiperpigmentasi
sehingga warna aerola menjadi lebih gelap. Hiperpigmentasi ini lebih jelas terlihat pada
ibu hamil berkulit putih.

Sistem integument
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi bagia tetentu. Hiperpigmentasi
disebabkan oleh peningkatan kadar hormone melanocyt stimulating hormone (MSH).
Hormone MSH merupakan salah satu hormone yang dihasilkan oleh lobus anterior
hipofisis. Pada beberapa ibu hamil terdapat deposit pigmen pada wajah (dahi, pipi, dan
hidung) yang dikenal sebagai topeng kehamilan (chloasma gravidarum).

Sistem kardiovaskular
Sirkulasi darah ibu hamil dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang
membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, payudara, dan organ lain yang
sangat berfungsi dalam kehamilan . volume darah ibu hamil meningkat ±25% dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti dengan peningkatan curah jantung sekitar
30%.

Sitem respirasi
Pada trimester I, secara fisiologis, ibu tidak mengalami gangguan pernapasan. Seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan atau bertambahnya pembesaran rahim, sebagian
ibu hamil mengalami sesak nafas dan napas pendek akibat rahim mulai mendorong paru
dank arena usus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma kurang leluasa
bergerak. Biasanya ditemukan pada kehamilan > 32 minggu.

Sistem Gastrointestinal
Pada trimester I kehamilan, sebagian besar ibu mengalami mual, (nausea), yang secara
normal akan terjadi pada pagi hari (moorning sknes). Hal ini terjadi akibat peningkatan
kadar hormone estrogen. Tonus otot traktus digestivus pun menurun sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung
sehingga proses pencernaan makan juga berlansung lebih lama. Hal ini mungkin baik
untuk reabsorpsi, tetapi berisiko menimbulakan konstipasi.

System perkemihan
Perubahan hormonal pada masa kehamilan menyebabkan aliran darah keginjal menjadi
lebih cepat. Hal tersebut menyebabkan kandung kemih menjadi lebih sering terisi penuh.
Selain itu peningkatan hormone juga meransang ginjal untuk bekerja lebih dan
menghasilkan lebih banyak urine untuk membantu tubuh membuang kelebihan sisa hasil
metabolic lebih cepat. Pada saat hamil sisa metabolism dari janin dalam kandungan juga
ikut dikeluarkan melalui urine ibu sehingga aliran darah dan produksi urine meningkat.
Volume darah mengalami peningkatan mencapai 50%. Dengan demikian berarti lebih
banyak cairan ekstra yang harus dimetabolisme di ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk
urine. Selain itu pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine menyebabkan tekanan
pada kandung kemih yang dapat meransang keinginan BAK. Hal ini terjadi pada
trimester 3 kehamilan.

Tanda subjektif dan objektif


1) Tanda subjektif
a. Mual-mual normalnya terjadi pada pagi hari
b. Sakit kepala
c. Perubahan postur tubuh
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Pada sebagian ibu mungkin terjadi peningkatan libido akibat peningkatan
hormonal
2) Tanda objektif
a. Amenora
b. Peningkatan kadar HCG
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae serta penonjolan kelenjar
Montgomery
d. Tanda-tanda lain, seperti tanda goodel, tanda hegar, dan tanda chadwik
e. Pada uji kehamilan, kehamilan positif melalui pemeriuksaan kadar HCG
urine
f. Penambahan berat badan ±0-3 kg
g. Fundus uteri setinggi simfisis pubis
h. DJJ sudah terdengar pada minggu 9-12 kehamilan melalui pemeriksaan
USG

Adaptasi ibu hamil trimester I

Pada masa kehamilan ibu mengalami berbagai perubahan baik fisik, psikologis maupun social.
Berbagai perubahan tersebut menuntut adaptasi ibu, suami dan anggota kelurga lainnya. Trimestr
I merupakan periode adpatasi yang berat bagi ibu. Berikut respon yang umumnya ditunjukan
oleh ibu hamil.

1. Ketidak pastian
Pada bulan pertama kehamilan, beberapa ibu merasa tidak yakin dengan kehamilannya.
Hal ini terjadi karena ibu tidak merasakan perubahan fisik yang signifikan dan masing-
masing ibu memilki respon yang berbeda terhadap ketidakpastian tersebut. Pada kondisi
ini, biasanya ibu berusaha mencari kepastian bahwa dirinya benar-benar hamil dengan
melakukan tes kehamilan.
2. Ambivalen

Sebagian ibu hamil mungkin mengalami ambivalen pada trimester I kehamilan.


Ambivalen adalah perasaan berlawanan yang muncul bersamaan, seperti rasa cinta dan
benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keaadaan. Bentuk ambivalen yang umumnya
dialami ibu hamil adalah dirinya merasa bahwa kehamilan tidak benar-benar terjadi serta
merasa waktunya belum tepat untuk hamil. Hal ini terjadi karena ibu belum siap untuk
hamil dan mebutuhkan waktu yang lama untuk bisa menerima kehamilannya.

3. Perubahan seksual
Secara umum tidak ada hubungan yang signifikan antara kehamilan dengan perubahan
libido ibu hamil. Namun beberapa ibu hamil mungkin mengurangi aktivitas seksual pada
trimester I karena penurunan stamina tubuh, mual, muntah, kelelahan, stress, atau fikiran
takut terjadinya keguguran. Sebaliknya ibu hamil merasakan peningkatan libido yang
terjadi akibat perubahan hormone stress. Perasaan takut terjadi keguguran akibat aktivitas
seksual biasanya terjadi pada ibu yang memilki riwayat keguguran.
4. Perubahn pada suami
Suami yang belum memilki pengalaman biasanya kurang mengerti apa yang harus
dilakukan sebagai calon ayah. Biasanya suami berusaha mencari bagaimana cara
mendukung istrinya dalam menjalani kehamilannya dengan memberikan perhatian dan
kasih saying yang lebih. Sebagian suami akan berus berusaha memahami berbagai
perubahan yang terjadi pada istrinya. Akan tetapi, sebagian lainya mungkin tidak bisa
memahami perubahan tersebut, bahkan dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan.

Keluhan ibu pada trimester I


Nyeri Hati
Nyeri ulu hati atau nyeri epigastrik biasanya terjadi karena peningkatan estrogen dan
progesterone sehingga motilitas otot polos pada system gastrointestinal menurun. Hal
tersebut menyebakan peningkatan asam lambung yang menimbulkan nyeri ulu hati.
Berikut penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluyhan tersebut.
1. Hindari makanan keras yang susah dicerna
2. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
3. Hindari makana yang meransang nyeri, seperti makann pedas berlemak atau makanan
yang mengandung gas
4. Tingkatkan konsumsi vitamin B kompleks
5. Hindari pengguanaan obat sedative

Rasa mual dan muntah

Mual dan muntah adalah hal yang normal terjadi pada trimester I kehamilan dan umumnya
terjadi pada pagi hari, terutama saat perut ibu masih kosong. Akan tetapi, jika mual dan muntah
berlanjut pada trimester II, bahkan samapi pada akhir kehamilan, hal ini disebut sebahgai
hyperemesis gravidarum. Penaganan sederhana yang dapat dilakukan adalah sebagai beriut.

1. Anjurkan ibu segera sarapan untuk menghindari perut kosong


2. Hindari hal-hal yang dapat meransang mual dan muntah, seperti makanan dan minuman
dengan bau yang menyengat, kandungan tinggi minyak dan lain-lain.
3. Hindari bau-bauan menyengat yang dapat meransang nual muntah, seperti
parfum,pewangi ruangan dan lain-lain.
4. Anjurkan ibu untuk menghentikan kabiasaan merokok
5. Tingkatkan asupan makan ringan tinggi karbonhidrat, seperti biscuit.

Mengidam

Mengidam saat hamil merupakan kondisi normal pada kehamilan. Hal ini terjadi akibat
perubahan berbagi hormone kehamilan. Bentuk mengidam bermacam-macam, seperti
manginginkan makanan atau minuman tetentu. Hingga saat ini, belum ada alasan ilmiah yang
jelas mengapa ibu hamil mengidam. Sebagian teori menagtakan bahwa mengidam terjadi akibat
perubaahan hormonal dalam tubu ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai