BAB III
PROSES, LINGKUP KEGIATAN, METODE, DAN HASIL PELAKSANAAN
KLHS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2018
1
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
2
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
3
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.1.
Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dan Deskripsi Singkatnya
Isu
Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan
(PB)
Ketersediaan air tawar bagi para pengguna secara umum dan
saat kemarau (populasi perkotaan, irigasi, keperluan
industri, dsb.)
Kualitas air secara umum dan saat kemarau
Habitat penting yang membutuhkan air (lahan basah, tempat
pemijahan) dan keterkaitannya
Spesies ekosistem air tawar yang terancam punah ataupun
hampir punah
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai
Badan Air
ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan
yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk
setempat)
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai
ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan
yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk
setempat)
Erosi tepian sungai dan sedimentasi
Banjir
Kualitas perairan pesisir secara umum dan saat kemarau
Habitat penting (mangrove, terumbu karang, dsb. ) dan
keterkaitannya
Spesies ekosistem pesisir/laut yang terancam punah
Wilayah Pesisir
Penangkapan jenis ikan laut yang bernilai ekonomi tinggi
(atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian
penduduk setempat)
Erosi pantai dan sedimentasi wilayah pesisir
Habitat darat yang penting dan keterkaitannya
Deforestasi (total luasan, distribusi ruangnya) dan pemicu
utama deforestasi (pertambangan, perkebunan kelapa sawit,
dsb.)
Rata-rata pemanenan hasil hutan (dibandingkan dengan
Kawasan Hutan
kemampuan regenerasi hutan)
dan
Spesies ekosistem darat yang terancam punah atau hampir
Perkebunan
punah.
Ketersediaan lahan perkebunan
Akuisisi lahan perkebunan
Kebakaran hutan
Akuisisi lahan hutan
4
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
5
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
6
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kemiskinan
Pendapatan Perkapita yang rendah
Kemandirian Kecilnya PAD
Sosial dan Kesenjangan sosial
Ekonomi Pengangguran
Pelayanan Publik yang buruk
Ketahanan pangan yang masih rawan
Dan lain-lain
Sumber: Hasil diskusi internal Pokja PL tahun 2013
7
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
8
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.2.
Identifikasi Pemangku Kepentingan (PK) atau Stakeholders
PK PK
Penting Kurang PK Kurang
PK penting dan tapi penting penting dan
NO STAKEHOLDERS
Berpengaruh kurang tapi kurang
berpenga- berpenga- berpengaruh
ruh ruh
2 Inspektorat
Badan Pemberdayaan
4
Perempuan & KB
Badan Kepegawaian dan Diklat
5
Daerah
Badan Pemberdayaan
6
Masyarakat dan Pem. Desa
Badan Pelaksana Penyuluhan
7
Pertanian, Petern, dan Kelautan
12 BP DAS
13 BKSDA
14 BMKG
9
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
18 Dinas PU Pengairan
19 Dinas Kesehatan
20 Dinas Pendidikan
29 Dinas Sosial
32 RSUD
34 PDAM
37 Setwan
38 Perguruan Tinggi
39 Tokoh Masyarakat
40 Media
10
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
41 TNI/POLRI POL PP
Tabel 3.3.
Pembobotan SKPD yang Dinilai Berpengaruh dan Dipengaruhi oleh Isu PB
11
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua SKPD yang dinilai
berpengaruh dan dipengaruhi oleh isu PB mempunyai bobot nilai yang
sama. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dan kepentingan mereka
dalam pelaksanaan KLHS RPJMD ini sama besar porsinya, sehingga KRP-
nya akan dikaji lebih lanjut di tahap berikutnya dari pelaksanaan KLHS
RPJMD ini.
12
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Lingkungan Ekologi 5 5 5 5 5 25
Ketersediaan Infrastruktur 5 5 5 5 5 25
13
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Konversi Lahan 5 5 5 5 4 24
Pertanian Umum 5 5 5 5 4 24
Badan Air 4 5 4 5 4 23
Wilayah Pesisir 5 5 4 5 5 24
Kesehatan 5 4 5 5 4 23
Industri 5 5 4 5 5 24
Energi 5 5 4 5 5 24
Pariwisata 4 4 3 5 3 19
Transmigrasi 4 3 3 5 3 18
Sanitasi 5 5 4 5 5 24
Perhubungan 5 5 4 5 5 24
Perencanaan Pembangunan 5 5 4 5 5 24
Penanaman Modal 5 5 4 5 5 24
Infrastruktur Keciptakaryaan 5 5 4 5 5 24
Peternakan 5 4 4 5 5 23
Pengeloaan Pasar 4 4 4 5 3 20
Air Minum 5 4 5 5 5 24
Penataan Ruang 5 5 4 5 5 24
Perubahan Iklim 5 5 4 5 5 24
14
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Bencana Alam 3 3 4 5 3 18
Pengangguran 5 5 5 5 4 24
Kemiskinan 5 5 4 5 5 24
Kesenjangan Sosial 5 5 5 5 4 24
Ketimpangan Gender 4 4 4 5 3 20
Stabilitas Keamanan 5 5 4 5 5 24
Tata Pemerintahan 5 4 4 5 4 22
Tatanan Ekonomi 5 5 4 5 4 23
Pelayanan Pendidikan 5 4 5 5 4 23
Kepastian Hukum 5 4 5 5 5 24
Perizinan 4 4 5 5 5 23
Pendapatan Perkapita 5 4 4 5 4 22
SDM 5 5 4 5 5 24
Birokrasi 5 4 4 5 5 23
Pelayanan Publik 5 5 4 5 5 24
Keuangan Daerah 5 4 5 5 5 24
Trantibmas 5 5 4 5 5 24
Linmas 4 4 4 5 4 21
Linsos 4 4 4 5 4 21
Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga 3 3 4 5 4 19
Berencana
15
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Pengairan 4 3 3 5 4 19
Ketahanan Pangan 5 5 4 5 5 24
Kepegawaian 3 3 3 5 3 17
Politik 3 3 3 5 3 17
16
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
17
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
18
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.5
Baseline Data Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
19
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
20
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
antar wilayah; dan b) antar waktu, antar sektor, dan antar pemangku
kepentingan.
21
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.6
Instrumen Kajian Konsistensi RPJMD dan RTRW Kab. Banyuasin
22
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
23
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
24
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
Visi RPJMD
Kabupaten Muba
2012-2017 adalah
“Musi Banyuasin
Sejahtera, Mandiri,
Adil, Religius dan
Sebagai
Terdepan”. Visi ini
penguatan
memiliki keterkaitan
Visi RPJMD Kota rekomendasi,
dengan visi RPJMD
Palembang 2008- proses
Kabupaten
2013 yaitu “Kota perencanaan,
Banyuasin 2014-
Internasional, pelaksanaan,
2018 yaitu pada
Sejahtera, dan pemanfaatan,
penggunaan kata
Berbudaya” pengendalian
“mandiri” dan
memiliki dan atau
“Terdepan” serta
VISI: “BANYUASIN keterkaitan dengan pengawasan
sama-sama
TERDEPAN, BERDAYA Visi RPJMD pembangunan
menitikberatkan
SAING DAN MANDIRI” Kabupaten sebaiknya selalu
pada pencapaian dan
Banyuasin yaitu melibatkan
peningkatan
sama-sama masyarakat dan
kesejahteraan
menitikberatkan pihak swasta
masyarakat. Misi
pada pencapaian agar lebih
kedua Kabupaten ini
dan peningkatan aspiratif dan
pun terkoneksi pada
kesejahteraan merata di setiap
poin-poin tentang
masyarakat. kawasan
tata pemerintahan
Kabupaten
yang baik, pelayanan
Banyuasin.
publik, peningkatkan
kesejahteraan, serta
peningkatan
pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup
yang berkelanjutan.
MISI: Misi kedua Misi keduanya pun Sebagai
1. Meningkatkan Kabupaten ini pun memiliki penguatan
pembangunan terkoneksi pada keterkaitan, yaitu rekomendasi,
infrastruktur wilayah poin-poin tentang sama-sama proses
dan kawasan sebagai tata pemerintahan menitikberatkan perencanaan,
penunjang yang baik, pelayanan pada SDM, pelaksanaan,
25
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
pembangunan dan publik, peningkatkan peningkatan pemanfaatan,
pengembangan kesejahteraan, serta kesejahteraan, pengendalian
ekonomi kerakyatan; peningkatan sarana prasarana, dan atau
2. Memantapkan iklim pengelolaan SDA dan dan pertumbuhan pengawasan
investasi yang lingkungan hidup ekonomi. pembangunan
kondusif dengan yang berkelanjutan. sebaiknya selalu
menjamin keamanan melibatkan
dan kepastian hukum masyarakat dan
serta kemudahan pihak swasta
lainnya untuk agar lebih
mewujudkan daya aspiratif dan
saing daerah; merata di setiap
3. Membangun tatanan kawasan
ekonomi daerah Kabupaten
berdasarkan Banyuasin.
keunggulan kompetitif
sektor pertanian,
peternakan,
perkebunan,
kehutanan,
perikanan, kelautan
dan sektor
pertambangan serta
energi menuju
Banyuasin sedjahtera;
4. Menyediakan layanan
akses pendidikan
(iptek dan imtaq)
berkualitas dan
terjangkau demi mutu
sumberdaya manusia
yang unggul yang
didukung oleh
peningkatan sistem
layanan kesehatan
yang murah,
berkualitas, dan
merata melalui
investasi layanan
puskesmas;
5. Mewujudkan tata
pemerintahan yang
baik dan bersih
dengan meningkatkan
kemampuan
pemerintah daerah
yang amanah,
26
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
profesional dan
berwibawa untuk
pembangunan
berkelanjutan dan
berwawasan
lingkungan.
Sebagai
penguatan
rekomendasi,
Tujuan dan proses
sasaran kedua perencanaan,
Tujuan dan Sasaran
Kabupaten ini pun pelaksanaan,
kedua Kabupaten ini
terkoneksi pada pemanfaatan,
pun terkoneksi pada
poin-poin tentang pengendalian
poin-poin tentang
tata pemerintahan dan atau
tata pemerintahan
yang baik, pengawasan
Tujuan dan Sasaran yang baik, pelayanan
pelayanan publik, pembangunan
(Terlampir) publik, peningkatkan
peningkatkan sebaiknya selalu
kesejahteraan, serta
kesejahteraan, melibatkan
peningkatan
serta peningkatan masyarakat dan
pengelolaan SDA dan
pengelolaan SDA pihak swasta
lingkungan hidup
dan lingkungan agar lebih
yang berkelanjutan.
hidup yang aspiratif dan
berkelanjutan. merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sebagai
penguatan
Strategi dan Arah rekomendasi,
Strategi dan arah Kebijakan kedua proses
kebijakan kedua Kabupaten ini pun perencanaan,
Kabupaten ini pun terkoneksi pada pelaksanaan,
terkoneksi pada poin-poin tentang pemanfaatan,
poin-poin tentang tata pemerintahan pengendalian
tata pemerintahan yang baik, dan atau
Strategi dan Arah
yang baik, pelayanan pelayanan publik, pengawasan
Kebijakan (Terlampir)
publik, peningkatkan peningkatkan pembangunan
kesejahteraan, serta kesejahteraan, sebaiknya selalu
peningkatan serta peningkatan melibatkan
pengelolaan SDA dan pengelolaan SDA masyarakat dan
lingkungan hidup dan lingkungan pihak swasta
yang berkelanjutan. hidup yang agar lebih
berkelanjutan. aspiratif dan
merata di setiap
kawasan
27
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
Kabupaten
Banyuasin.
Sebagai
penguatan
Kebijakan Umum rekomendasi,
Kebijakan Umum dan Program proses
dan Program Pembangunan perencanaan,
Pembangunan Daerah kedua pelaksanaan,
Daerah kedua Kabupaten ini pun pemanfaatan,
Kabupaten ini pun terkoneksi pada pengendalian
terkoneksi pada poin-poin tentang dan atau
Kebijakan Umum dan poin-poin tentang tata pemerintahan pengawasan
Program Pembangunan tata pemerintahan yang baik, pembangunan
Daerah (Terlampir) yang baik, pelayanan pelayanan publik, sebaiknya selalu
publik, peningkatkan peningkatkan melibatkan
kesejahteraan, serta kesejahteraan, masyarakat dan
peningkatan serta peningkatan pihak swasta
pengelolaan SDA dan pengelolaan SDA agar lebih
lingkungan hidup dan lingkungan aspiratif dan
yang berkelanjutan. hidup yang merata di setiap
berkelanjutan. kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
28
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.8
Instrumen Kajian Keterkaitan RPJMD Kab./Kota-Provinsi-Nasional
Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
Visi RPJMN
2010-2014
adalah
“Terwujudnya
Indonesia yang
Sejahtera,
Demokratis,
dan
Berkeadilan”.
Misinya adalah
1) Melanjutkan Strategi dan
pembangunan Arah kebijakan
menuju RPJMN RPJMD
Tujuan dan
Indonesia yang memiliki Kabupaten
sasaran RPJMN
sejahtera; 2) keterkaitan Banyuasin 2014-
memiliki
Memperkuat dengan RPJMD 2018 harusnya
keterkaitan
pilar-pilar Kabupaten mengadopsi juga
dengan tujuan
Demokrasi; 3) Banyuasin yaitu isu demokrasi
dan sasaran
Memperkuat sama-sama dalam setiap
RPJMD
RPJMN dimensi melanjutkan proses
Kabupaten
keadilan di pembangunan perencanaan,
Banyuasin yaitu
semua bidang. mencapai pembangunan,
sama-sama
Visi dan Misi masyarakat pemanfaatan serta
ingin mencapai
RPJMN sudah yang sejahtera pengendalian
pembangunan
cukup dengan program-program
ekonomi dan
memenuhi memperhatikan prioritas
kesejahteraan.
prinsip pada pembangunan.
keterkaitan visi pertumbuhan
dan misi ekonomi.
RPJMD
Kabupaten
Banyuasin
tahun 2014-
2018 karena
penggunaan
kata
“Terdepan”,
“Berdaya Saing”
dan “Mandiri”
29
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
juga berkorelasi
dengan kata
“Sejahtera”
pada RPJMN.
Visi RPJMD
Provinsi
Sumatera
Selatan 2008- Strategi dan
2013 adalah Arah kebijakan
“Sumatera Tujuan dan RPJMD Provinsi
Selatan sasaran RPJMD Sumatera
Sejahtera dan Provinsi Selatan 2008- RPJMD
Terdepan Sumatera 2013 memiliki Kabupaten
Bersama Selatan 2008- keterkaitan Banyuasin
Masyarakat 2013 memiliki dengan RPJMD seharusnya juga
Cerdas yang keterkaitan Kabupaten menitikberatkan
RPJMD Provinsi Berbudaya”. dengan tujuan Banyuasin yaitu pada
Sumatera Sedangkan dan sasaran sama-sama pemeliharaan
Selatan Misinya RPJMD melanjutkan nilai-nilai historis
menitikberatkan Kabupaten pembangunan dan budaya agar
pada Banyuasin yaitu mencapai masyarakat
pembangunan sama-sama masyarakat bangga dengan
fisik dan ingin mencapai yang sejahtera budayanya
manusia pembangunan dengan sendiri.
dengan tidak ekonomi dan memperhatikan
meninggalkan kesejahteraan. pada
kebesaran pertumbuhan
sejarah dan ekonomi.
budaya
Sumatera
Selatan.
Visi dan Misi Tujuan dan Strategi dan RPJMD
RPJMD Sasaran RPJMD arah kebijakan Kabupaten
Kabupaten Kabupaten RPJMD Banyuasin 2014-
Banyuasin Banyuasin Kabupaten 2018 telah
RPJMD 2014-2018 2014-2018 Banyuasin menitikberatkan
Kabupaten memiliki memiliki 2014-2018 pada pencapaian
Banyuasin keterkaitan keterkaitan memiliki dan peningkatan
dengan RPJMN dengan RPJMN keterkaitan kesejahteraan
dan RPJMD dan RPJMD dengan RPJMN masyarakat.
Sumatera Sumatera dan RPJMD Direkomendasikan
Selatan yaitu Selatan yaitu Sumatera agar Proses
30
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
sama-sama sama-sama Selatan yaitu perencanaan,
menitikberatkan menitikberatkan sama-sama pelaksanaan,
pada pada menitikberatkan pemanfaatan,
peningkatan peningkatan pada pengendalian dan
kesejahteraan kesejahteraan peningkatan atau pengawasan
masyarakat. masyarakat. kesejahteraan pembangunan
masyarakat. sebaiknya selalu
melibatkan
masyarakat dan
pihak swasta agar
lebih aspiratif dan
merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
31
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.9
Instrumen Kajian Prinsip Keterkaitan RPJMD
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
Visi RPJMD Penggunaan Tidak ada yang
Kabupaten Penggunaan kata “Terdepan, salah dengan
Banyuasin 2014- kata “Terdepan, Berdaya Saing penggunaan kata
2018 yang Berdaya Saing dan Mandiri” “Terdepan,
berbunyi dan Mandiri” sudah cukup Berdaya Saing
“Banyuasin sudah cukup memenuhi dan Mandiri”,
Terdepan, memenuhi prinsip namun hal ini
Berdaya Saing prinsip keterkaitan sangat berat
dan Mandiri” keterkaitan antar pemangku implikasinya
memenuhi antar sektor kepentingan terhadap kinerja
prinsip karena setiap karena setiap Pemerintah
1 Visi keterkaitan sektor urusan stakeholder Kabupaten
antar waktu pemerintahan (pemerintah, Banyuasin karena
dengan Visi sangat swasta dan pada
RPJMD menentukan masyarakat) kenyataannya
Kabupaten terwujudnya sangat kondisi Banyuasin
Banyuasin 2009- kondisi menentukan masih banyak
2013 yang Banyuasin yang terwujudnya tertinggal di
berbunyi ingin menjadi kondisi beberapa bidang
“Banyuasin yang terdepan, Banyuasin yang pembangunan
Sebagai berdaya saing ingin menjadi (Contoh:
Kawasan yang dan mandiri. yang terdepan, ketersediaan
Mandiri dan berdaya saing infrastruktur). Hal
32
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
33
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
34
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
35
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.10
Instrumen Kajian Prinsip Keseimbangan RPJMD
Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
Sebaiknya
digunakan kata
Penggunaan
yang lebih
kata
singkat namun
Penggunaa “Terdepan”,
Penggunaan kata mengakomodasi
n kata “Berdaya Saing”
“Berdaya Saing” semua prinsip
“Mandiri” dan “Mandiri”
sudah keseimbangan,
1 Visi sudah belum merujuk
memenuhi karena pada visi
memenuhi kepada
keseimbangan ini tampaknya
keseimban pembangunan
ekonomi. perhatian
gan sosial yang
terhadap
berwawasan
lingkungan hidup
lingkungan
masih belum
menjadi prioritas.
2 Misi Misi 1 dan 3 Misi 4 Misi 5 telah Proses
36
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
telah cukup telah cukup perencanaan,
mengakomodasi cukup mengakomodasi pelaksanaan,
prinsip mengakom prinsip pemanfaatan,
keseimbangan odasi keseimbangan pengendalian dan
ekonomi. prnsip lingkungan atau pengawasan
keseimban hidup. pembangunan
gan sosial sebaiknya selalu
melibatkan
masyarakat dan
pihak swasta
agar lebih
aspiratif dan
merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
pelaksanaan,
Rumusan pemanfaatan,
Tujuan Rumusan pengendalian dan
Rumusan
dan Tujuan dan atau pengawasan
Tujuan dan
Sasaran Sasaran telah pembangunan
Sasaran telah
telah cukup sebaiknya selalu
Tujuan dan cukup
3 cukup mengakomodasi melibatkan
Sasaran mengakomodasi
mengakom prinsip masyarakat dan
prinsip
odasi keseimbangan pihak swasta
keseimbangan
prinsip lingkungan agar lebih
ekonomi.
keseimban hidup. aspiratif dan
gan sosial. merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
Rumusan
pelaksanaan,
strategi Rumusan
Rumusan pemanfaatan,
dan arah strategi dan
strategi dan arah pengendalian dan
kebijakan arah kebijakan
kebijakan telah atau pengawasan
Strategi dan telah telah cukup
cukup pembangunan
4 Arah cukup mengakomodasi
mengakomodasi sebaiknya selalu
Kebijakan mengakom prinsip
prinsip melibatkan
odasi keseimbangan
keseimbangan masyarakat dan
prinsip lingkungan
ekonomi. pihak swasta
keseimban hidup.
agar lebih
gan sosial.
aspiratif dan
merata di setiap
37
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
Rumusan
pelaksanaan,
kebijakan Rumusan
pemanfaatan,
Rumusan umum dan kebijakan
pengendalian dan
kebijakan umum program umum dan
atau pengawasan
dan program pembangu program
Kebijakan pembangunan
pembangunan nan pembangunan
Umum dan sebaiknya selalu
daerah telah daerah daerah telah
5 Program melibatkan
cukup telah cukup
Pembanguna masyarakat dan
mengakomodasi cukup mengakomodasi
n Daerah pihak swasta
prinsip mengakom prinsip
agar lebih
keseimbangan odasi keseimbangan
aspiratif dan
ekonomi. prinsip lingkungan
merata di setiap
keseimban hidup.
kawasan
gan sosial.
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
38
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.11
Instrumen Kajian Prinsip Keadilan RPJMD
Prinsip Keadilan
Antar
No RPJMD Antar Catatan Perbaikan
Kelompok
Generasi
Masyarakat
Penggunaa
n kata
Proses perencanaan, pelaksanaan,
“Terdepan”
Penggunaan kata pemanfaatan, pengendalian dan
, “Berdaya
“Terdepan”, atau pengawasan pembangunan.
Saing” dan
“Berdaya Saing” Senada dengan rekomendasi
“Mandiri”
dan “Mandiri” perbaikan dan atau penguatan
sudah
1 Visi sudah misi dan tujuan, Proses-proses
memenuhi
memenuhi tersebut sebaiknya selalu
prinsip
prinsip keadilan melibatkan masyarakat dan pihak
keadilan
antar kelompok swasta agar lebih aspiratif dan
antar
masyarakat. merata di setiap kawasan
kelompok
Kabupaten Banyuasin.
masyaraka
t.
Proses perencanaan, pelaksanaan,
Misi 4 pemanfaatan, pengendalian dan
telah atau pengawasan pembangunan.
Misi 1 telah
cukup Senada dengan rekomendasi
cukup
mengakom perbaikan dan atau penguatan
mengakomodasi
2 Misi odasi misi dan tujuan, Proses-proses
prinsip keadilan
prinsip tersebut sebaiknya selalu
antar kelompok
keadilan melibatkan masyarakat dan pihak
masyarakat.
antar swasta agar lebih aspiratif dan
generasi. merata di setiap kawasan
Kabupaten Banyuasin.
Tujuan Proses perencanaan, pelaksanaan,
dan pemanfaatan, pengendalian dan
Tujuan dan
sasaran atau pengawasan pembangunan.
sasaran telah
telah Senada dengan rekomendasi
cukup
Tujuan dan cukup perbaikan dan atau penguatan
3 mengakomodasi
Sasaran mengakom misi dan tujuan, Proses-proses
prinsip keadilan
odasi tersebut sebaiknya selalu
antar kelompok
prinsip melibatkan masyarakat dan pihak
masyarakat.
keadilan swasta agar lebih aspiratif dan
antar merata di setiap kawasan
39
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Prinsip Keadilan
Antar
No RPJMD Antar Catatan Perbaikan
Kelompok
Generasi
Masyarakat
generasi. Kabupaten Banyuasin.
Strategi Proses perencanaan, pelaksanaan,
dan arah pemanfaatan, pengendalian dan
kebijakan atau pengawasan pembangunan.
Strategi dan arah
telah Senada dengan rekomendasi
kebijakan telah
Strategi dan cukup perbaikan dan atau penguatan
cukup
4 Arah mengakom misi dan tujuan, Proses-proses
mengakomodasi
Kebijakan odasi tersebut sebaiknya selalu
prinsip keadilan
prinsip melibatkan masyarakat dan pihak
antar kelompok
keadilan swasta agar lebih aspiratif dan
antar merata di setiap kawasan
generasi. Kabupaten Banyuasin.
Kebijakan
umum dan
Proses perencanaan, pelaksanaan,
program
pemanfaatan, pengendalian dan
Kebijakan umum pembangu
atau pengawasan pembangunan.
dan program nan
Kebijakan Senada dengan rekomendasi
pembangunan daerah
Umum dan perbaikan dan atau penguatan
daerah telah telah
5 Program misi dan tujuan, Proses-proses
cukup cukup
Pembanguna tersebut sebaiknya selalu
mengakomodasi mengakom
n Daerah melibatkan masyarakat dan pihak
prinsip keadilan odasi
swasta agar lebih aspiratif dan
antar kelompok prinsip
merata di setiap kawasan
keadilan
Kabupaten Banyuasin.
antar
generasi.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013
40
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
41
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
42
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
43
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
44
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
45
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
46
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
47
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
48
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.12
Identifikasi Program Prioritas
Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan
Berkelanjutan
Keman-
Program Availa- Kegiatan yang Terkait
dirian Daya
Prioritas Lingkungan bilitas dengan Isu-Isu PB
Sosial & Saing
Ekologi Infra-
Eko- Daerah
struktur
nomi
Jalan lingkar KM 14 –
Gasing; Jalan Tanjung
Api-Api – Sungsang dan
Tanjung Carat;
Pembangunan, Jembatan Sugihan Kiri -
Peningkatan Sugihan Kanan,
dan Sebubus Saleh; Jalan
1* 1 1 1
Rehabilitasi Palembang – Mariana –
Jalan dan Muara Padang;
Jembatan Jembatan dan Kawasan
Rantau Bayur;
Masterplan Kawasan
Banyuasin via Jembatan
Musi Tiga
Kawasan Industri
Pembangunan Gasing 5000 Ha;
dan Reklamasi Tanjung
Pengembanga 1 1 1 1 Carat 3000 Ha; Pusat
n Kawasan Docking - Gudang
Industri Mariana 200 Ha;
Banyuasin Valley 10.000
49
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
50
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
51
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS memuat kajian antara lain: (a) kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, (b) perkiraan
mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, (c) kinerja layanan/jasa
ekosistem, (d) efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, (e) tingkat
52
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
53
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.13
Matriks Pengkajian Indikasi Program Prioritas KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin
Berdasarkan 6 (enam) Aspek Kajian KLHS
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
Menurunnya Berkurangnya/
komposisi menurunnya
dan struktur komposisi dan
Menyiapkan porsi
vegetasi struktur
zona transisi (RTH)
akibat land vegetasi
berdasarkan
Berkurangnya clearing signifikan
regulasi terkait
Pembangu kawasan resapan secara luas dengan
khususnya pada
nan, air. Perubahan iklim menyebabka berkurangnya/
Perubahan bentang area/zona rentan
Peningkat Kapasitas mikro. Ancaman n menurunnya
alam dan lahan. terhadap degradasi
an dan pasokan banjir. Laju run off peningkatan habitat fauna
Komponen abiotik seperti erosi, abrasi
Rehabilita pangan, energi tinggi karena emisi karbon dan satwa. Hal
terancam, tercemar, dan penggerusan
si Jalan dan papan. berkurangnya akibatnya ini berdampak
terdegradasi. (mempertimbangkan
dan tutupan lahan. terjadi langsung
aspek topografi,
Jembatan Penggerusan perubahan terhadap
geomorfologi,
daratan. suhu.Hal ini penurunan
hidrologi, fisik kimia
dapat indeks
dan geologi
diantisipasi keanekaragama
lingkungan)
dengan n dan
menyediakan kelimpahan
zona transisi fauna darat dan
54
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
(RTH) yang air.
proporsional
55
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
berimbas mikro dalam
pada skala luas yang
perubahan sistemik
suhu/iklim mengarah pada
mikro dalam perubahan
skala luas iklim makro.
yang Kawasan
sistemik Banyuasin
mengarah merupakan
pada ekosistem yang
perubahan unik dengan
iklim makro. tipe dan
karakter
ekosistem lahan
basah (wetland)
yang rentan
perubahan.
Kawasan
Banyuasin
secara hidrologi
berada di hilir
Sumsel yang
notabene
merupakan
muara akhir
56
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
dari degradasi
dan perubahan
kawasan hulu
dan tengah
Sumsel.
Akan terjadi Akan terjadi
Berkurangnya luas
perubahan perubahan
kawasan hutan
iklim, baik iklim, baik pada
lindung.
Perubahan pada awal awal
Pembangu Menurunnya fungsi
bentang alam konstruksi, konstruksi,
nan dan ekosistem sebagai
yang ditandai Berkurangnya luas operasi operasi maupun
Pengemba penyedia materi dan
dengan kawasan hutan maupun pasca operasi
ngan energi dalam siklus
penurunan dan Degradasi lindung. pasca operasi pengembangan
Kawasan tertentu (hidrologi,
penghilangan komponen Menurunnya fungsi pengembang kawasan
Industri karbon, oksigen dan
tutupan lahan biotik/abiotik pada ekosistem sebagai an kawasan industri.Pada
Masyarak sebagainya).
(land cover) ekosistem esensial, penyedia materi dan industri.Pada tahap
at Mengaplikasikan
berakibat pada deforestasi energi dalam siklus tahap konstruksi dan
Berbasis konsep-konsep tata
penurunan area ekosistem lindung. tertentu (hidrologi, konstruksi operasi,
Perkebuna ruang yang ideal
reservoir dan karbon, oksigen dan dan operasi, degradasi
n dan berbasis pada
resapan air. sebagainya) degradasi lingkungan
Kehutana konsep
Penurunan lingkungan akibat
n pembangunan
kualitas air. akibat perubahan land
berkelanjutan,
perubahan use/land cover
ramah lingkungan,
land akan berimbas
membumi.
use/land pada perubahan
57
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
cover akan suhu/iklim
berimbas mikro dalam
pada skala luas yang
perubahan sistemik
suhu/iklim mengarah pada
mikro dalam perubahan
skala luas iklim makro.
yang Kawasan
sistemik Banyuasin
mengarah merupakan
pada ekosistem yang
perubahan unik dengan
iklim makro. tipe dan
karakter
ekosistem lahan
basah (wetland)
yang rentan
perubahan.
Kawasan
Banyuasin
secara hidrologi
berada di hilir
Sumsel yang
notabene
merupakan
58
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
muara akhir
dari degradasi
dan perubahan
kawasan hulu
dan tengah
Sumsel.
- Dampak open -Perkiraan dampak, - fungsi ekosistem -Pemanfaatan SDA - - Berubahnya
dumping resiko diantaranya: sebagai penyedia : energi fosil Berdasarkan bentang lahan
penggalian degradasi lingk. nutrisi, suplai air, (batubara) perlu aspek akibat
bahan tambang (komponen biotik sumber plasma dikelola dan dikaji topografi, hilangnya
(ex: batubara) abiotik ekosistem), nutfah, oksigen , lebih jauh melalui: hidrologis, tutupan lahan
adalah pencemaran tanah, materi genetik, 1) sistem valuasi geofisik, berimbas pada:
Pembangu
hilangnya air dan udara. materi organik dan ekonomi, 2) wilayah kesimbangan
nan dan
tutupan lahan energi akan penghitungan nilai Banyuasin ekosistem,
Pengemba
dan -Kegiatan eksplorasi menurun. ekosistem, 3) merupakan hilangnya
ngan
berubahnya dan distribusi - hilangnya fungsi konversi dan zona hilir koridor
Pertamba
pola bentang produksi, berimbas utama lahan dengan estimasi kesesuaian dari kawasan satwa/fauna,
ngan,
alam. Lebih pada terganggunya keragaman vegetasi antara tingkat SumSel. menurunnya
Energi
jauh penggunaan akses penutupnya sebagai kebutuhan Kondisi ini indeks
dan Migas
berdampak layanan publik, pengendali banjir, pemanfaatan mempengaru keanekaragama
langsung pada seperti: jalan dan erosi, pengikat dengan potensi hi dinamika n flora fauna
menurunnya sungai sbg satu karbon, penyedia cadangan SDA yang dan darat dan
daya dukung kesatuan ekosistem. oksigen. tersedia. karakteristik perairan.
tanah/lahan, Lebih jauh akan - terancamnya - Pengembangan kawasan ini.
air dan udara. memicu konflik fungsi hutan energi terbarukan Pada zona - Sebagian
59
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
- Pengembanga sosial, pencemaran sebagai media sangat ideal untuk hilir ini besar
n optimalisasi ekosistem darat dan penghubung antara dikembangkan di dipastikan Banyuasin
energi berbasis akuatik. kebutuhan bathin kawasan terjadi merupakan
biomassa masyarakat lokal Banyuasin akumulasi daerahperairan
diperlukan, melalui mengingat dampak dari /banjiran
namun masih pembentukan melimpahnya semua berupa: sungai,
perlu karakter budaya resources dan aktivitas rawa, lebak,
dilakukan riset lokal. potensi energi kehidupan sebagai habitat
yang intens alternatif di zona tengah biota air.
dan mendalam. kawasan ini. dan hulu.
- Pengembanga Tingkat - Kawasan ini
n energi kerentanan dikenal
terbarukan yang relatif memiliki potensi
merupakan tinggi perikanan
upaya yang dimungkinka tangkap relatif
sangat tepat, n terjadi tinggi.
diperlukan ditambah Dipastikan
pendekatan lagi dengan limbah air asam
teknologi yang upaya tambang dari
inovatif dan ekplorasi, aktivitas
ramah kondisi ini penambangan
lingkungan. memicu efek mengancam
perubahan SDA perikanan.
iklim dan
rendahnya
60
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
daya lenting.
- Kegiatan ini -Dipastikan terjadi -Ancaman -Keberadaan - Meningkatn - Hilangnya
berpengaruh deforestasi menurunnya pelabuhan, ya tutupan lahan
langsung pada ekosistem pantai layanan fungsi dermaga dan pembukaan berimbas pada:
efek pesisir khususnya ekosistem perairan terminal sebagai lahan, sbg 1) terganggunya
turunannya hutan mangrove, (laut, estuari, fasilitas pendukung efek keseimbangan
berupa, yang dikenal sungai) sebagai utama untuk turunan fungsi
terbentuknya: sebagai PAGAR penyedia distribusi dan pembangun ekosistem
komunitas ALAM ekosistem sumberdaya suplai SDA dari dan an pesisir pantai,
urban city, pantai pesisir dan perikanan tangkap ke wilayah SumSel pelabuhan 2)
2. pemukiman, merupakan zona di kawasan sudah sangat TAA jika rusaknya
Pembangu fasilitas layanan transisi sebelum Banyuasin, mendesak, tetapi tidak koridor esensial
nan dan publik, area kerusakan perlindungan selayaknya selain dikelola bagi
Pengemba perdagangan langsung sumberdaya memperhitungkan dengan satwa/fauna, 3)
ngan dan industri mengancam genetik/ plasma manfaat juga cermat, terganggunya
Pelabuhan hilir, area daratan (pelindung nutfah. memperhitungkan dipastikan habitat
pabrikasi, dll. efek dari Efek -Diperlukan ancaman terhadap berdampak satwa/fauna
Dampak lebih Global Warning: penanganan cadangan SDA. pada endemik; 4)
jauh: naiknya muka air tataguna hilangnya menurunnya
pembukaan laut, ombak, dsb). ekosistem -Pentingnya fungsi buffer indeks
lahan tidak -Ancaman mangrove sebagai membatasi laju zone keanekaragama
terkendali (alih penggerusan dan pengendali abrasi alih fungsi lahan (gugusan n hayati flora
fungsi lahan), aberasi pantai. pantai atau dan pembukaan hutan fauna darat dan
aktivitas penggerusan kawasan esensial, mangrove) perairan di
manusia dan daratan. melalui mekanisme dan tingkat species
61
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
produk -Akumulasi material -Pengembangan penerapan regulasi. terancamny dan genetik.
industri yang sedimen dari hulu kawasan pelabuhan a kawasan - Meningkatnya
akan dan aberasi pantai dan dermaga jika lindung. aktivitas
menghasilkan berdampak tidak terkendali Kondisi ini manusia di
limbah. langsung bagi akan menggerus jika tidak kawasan
- Sementara aktivitas pelabuhan nilai-nilai budaya dikelola perairan akibat
bagian pantai dan dermaga. lokal (culture menyebabka pembangunan
timur kawasan -Terjadinya service) khususnya n dan
ini merupakan pencemaran nilai tradisi meningkatn pengembangan
BUFFER ZONA tanah, air dan masyarakat pesisir nya pelabuhan,
dengan udara sebagai yang unik. kerentanan dermaga/
kekayaan akibat dari aktivitas Asimilasi dengan dan terminal
ekosistem manusia budaya luar berkurangny menurunkan
mangrove yang meningkat seiring mungkin akan a daya pulih resistensi (daya
tinggi dan dengan produksi terjadi, hal ini bisa ekosistem . tahan)
melindungi limbah (domestik, menimbulkan kehidupan
daratan, pesisir transportasi, kondisi positif - Menurunnya satwa liar
dan pantai industri). tetapi sebaliknya kuantitas endemik wildlife
timur pulau - dapat mengancam dan kualitas yang sangat
Sumatera. indegenous ekosistem penting di
Secara knowledge mangrove wilayah Pantai
geografis dan (pengetahuan berimplikasi Timur
geomorfologis masyarakat lokal). pada Sumatera.
sangat meningkatn Diantara
berdekatan ya emisi kekayaan alam
62
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
langsung karbon tersebut adalah
dengan selanjutnya Lokasi
kawasan memicu Semenanjung
lindung suaka terjadinya Banyuasin
alam TAMAN perubahan sebagai habitat
NASIONAL cuaca dan burung migran.
SEMBILANG.9 secara
di wilayah global akan
SumSel dan mengancam
TN. BERBAK di peningkatan
wilayah Jambi) muka air
- Ancaman laut.
serius terhadap
kawasan
lindung DUNIA
yang termasuk
dalam situs
RAMSAR
dengan potensi
kenaekaragama
n hayatinya
sangat tinggi
(baik
keragaman
ekosistem,
63
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
species
maupun
genetik)
- Kondisi - Dampak dan resiko - Menurunnya fungsi - proporsi yang -Perubahan - tingkat
topografi, lingkungan yang layanan ekosistem seimbang antara dan ketahanan dan
hidrologi, ditimbulkan dari 4 sebagai penyedia tersedianya dinamika potensi
geomorfologi jenis kegiatan SDA air, tanah, kawasan terbangun pola arus keanekaragama
merupakan beragam. Secara udara yang sehat. dengan penetapan pasang n hayati
aspek daya umum mengarah - Percepatan land area resapan, area surut menurun jika
dukung lahan pada terjadinya clearing berimbas konservasi, area sebagai ciri pembukaan
Pembangu dan air yang perubahan rona pada terganggunya hijau, area transisi kawasan (alih fungsi)
nan dan perlu lingkungan alami fungsi ekosistem menjadi indikator lahan basah lahan tidak
Pengemba diperhatikan. sebagai akibat sebagai pengendali kesesuaian antara Banyuasin, terkendali.
ngan Mengingat percepatan alih erosi, banjir, pemanfaatan lahan menjadi - Aspek
Permukim wilayah fungsi lahan. longsor, dan pencadangan faktor keanekaragam
an dan pengembangan - Berdirinya tegakan peningkatan sumberdaya alam. pembatas n hayati yang
Perumaha sebagian lahan bangunan akan suhu. - Dinamika arus dlm terancam
n basah, kawasan merubah struktur - Penduduk lokal pasang surut di membangun dengan
banjiran, dan morfologi lahan, termarginal akibat kawasan lahan area meningkatnya
rawa. sirkulasi udara, asimilasi basah Banyuasin pemukiman kawasan
pola drainase. pendatang. mjd pertimbangan perdagangan terbangun
- Memerlukan Selanjutnya jika - Berkembangnya utama dalam di kawasan adalah
perencanaan kawasan telah kawasan urban mendisgn, ini. menurunnya
untuk terbangun, problem city memerlukan merencanakan dan -Dasar keragaman
kelayakan: susulan akan pengelolaan membangun pola keruangan ekosistem,
64
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
tataruang, muncul khusus. konstruksi fisik. dan aspek hilangnya
aksesibilitas, pencemaran udara, tata ruang ekosistem
fasilitas air dan tanah. menjadi alami berganti
infrastruktur, pedoman ekosistem
sistem dalam buatan atau
drainase, menjaga binaan.
proporsi RTH tingkat
(ruang terbuka kerentanan
hijau), sistem kawasan
pengolahan pembangun
limbah, sistem an.
transportasi,
dll.
- Karakteristik - Dampak dan resiko - fungsi/jasa layanan - Kegiatan pertanian - - pola budidaya
lahan/tanah, yang ditimbulkan ekosistem lebih dan optimalisasi Pemanfaatan monokultur
kondisi fisik erat kaitannya terpadu, melalui lahan melalui lahan (revolusi hijau
kimia lahan, dengan tata kelola pemanfaatan SDA diversifikasi jenis melalui dan biru)
Pengemba ketersediaan dan penerapan (flora, fauna darat, pemanfaatan, kegiatan ditinjau dari
ngan dan suplai air, teknologi ramah biota air,ternak) dg penanaman, pertanian, aspek
Pertanian aspek lingkungan. pengelolaan dan pengolahan yang perikanan keseimbangan
Umum topografi, - Penanganan penerapan relevan dengan atau ekosistem,
geomorfologi, produksi pasca teknologi ramah jenis peruntukan peternakan justru akan
pola hidrologi panen dan aplikasi lingkungan. lahan dan potensi prinsipnya mengancam
maupun teknologi pasca - Layanan SDA yang tersedia akan keanekaragamn
aksesibilitas panen yang ramah pengaturan dan SDM yang membentuk hayati species
65
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menjadi faktor- lingkungan jika ekosistem melalui terlibat adalah ekosistem lokal (species
faktor yang tidak diterapkan optimalisasi indikasi adanya binaan atau endemik).
perlu akan berdampak pemanfaatan lahan; efisiensi buatan. Lebih jauh
diperhitungkan pada menurunnya pengaturan pola pemanfaatan. berimbas pada
untuk mutu, rendahnya tanam dan - Disamping Perubahan punah dan
merancang nilai jual, turunnya diversitas jenis pentingnya pola ekosistem hilangnya
pengembangan nilai kompetitif tanaman unggulan. kesesuaian alami secara species dan gen
kawasan dalam memasuki - Layanan kultural peruntukan lahan terus endemik.
pertanian, pangsa pasar yang melalui aplikasi (ntuk pertanian, menerus
peternakan, harus eco labeling. pengetahuan dan peternakan, berdampak - Tingkat
perikanan kearifan lokal perikanan, industri pada ketahanan
maupun masyarakat dalam berbasis pertanian), meningkatny species lokal
kelautan mengelola SDA dan hal lain yang a kerentanan akan menurun
- Prinsip lahan sesuai penting adalah ekosistem jika invasi
kesesuaian peruntukan. efisiensi dalam: (komponen species-species
daya dukung pengadaan produk biotik dan in situ terus
lahan. . - Layanan pendukung abiotik) menerus
diinisiasi dalam pendukung (pupuk, anti hama, dilakukan tanpa
menerapkan kehidupan benih), teknologi Lebih jauh ada jeda
mekanisme, diperoleh dalam infrastruktur lagi, kondisi adaptasi.
penanganan bentuk: produk pendukung(alat/te ini
budidaya dan biomasa (hasil knologi/mekanisasi mempengaru
produksi serta pangan, papan, pertanian), SDA hi tingkat
tata kelola obat); produk pendukung (air, adaptasi
teknologi yang materi dari siklus media tanah) yang terhadap
66
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
berkelanjutan materi dan transfer akan diterapkan perubahan
dan energi(oksigen, dalam kegiatan ini. iklim.
berwawasan hidrogen, nitrogen, - Produk pendukung
lingkungan. dll). (seperti pupuk, anti
- hama, bibit) dan
teknologi,
infrastruktur
pendukung bersifat
ramah lingkungan.
Bukan justru
mendatangkan
masalah, karena
mahal,
ketergantungan,
atau kesulitan
menerapkan dan
mendapatkannya.
67
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lahan/tanah resiko peningkatan yang menjadi - Diperlukan pemeliharaa
dan air), 2) beban pencemar kawasan unggulan indikasi n kawasan
potensi SDA, 3) (tanah, air, dan bagi Banyuasin keseimbangan wisata.
potensi SDM udara); 3) asimilasi untuk kegiatan antara
pendukung kultur; 4) peluang pariwisata. capaian/target - Keberadaan
dalam hal ini munculnya konflik kunjungan hutan
stakeholder antara masyarakat - layanan ekosistem wisatawan dengan mangrove ,
yang akan lokal dengan dalam pengaturan pengelolaan, Hutan
mendukung pendatang. dan pengendalian penanganan dan Industri dari
kebijakan erosi, abrasi, pemeliharaan beberapa
program - dampak dan banjir, ombak, kawasan wisata. izin HPH
(sebagai resiko yang kekeringan. disatu sisi
pengelola), 4) kemungkinan akan Mengingat kawasan - menjadi
infrastruktur, berkembang adalah Banyuasin sebagian faktor
sarana pembukaan besar berupa pendukung
prasarana lahan/hutan untuk perairan (lahan adaptasi
pendukung, 5) kawasan wisata golf basah) dan dan mitigasi
tujuan, sasaran dan agrowisata. beberapa terhadap
dan prospek. Menurunnya diantaranya berupa perubahan
tutupan lahan, kawasan lahan iklim. Tetapi
- Keragaman hilangnya hutan kering dan lahan disisi lain,
tife ekosistem ancaman dan resiko gambut. Kondisi ini ancaman
(dataran kering, terhadap hilangnya memerlukan terhadap
perairan fungsi flora/vegetasi penanganan hutan di
darat/sungai, sebagai pelindung tersendiri. kawasan
68
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lebak, rawa dan habitat Banyuasin
banjiran, fauna/satwa. - layanan ekosistem sangat
estuari, laut dalam aspek tinggi, faktor
dangkal, pantai budaya, ekosistem inilah yang
pesisir, laut menjadi media akan
dalam dan laut pengembangan bagi: berdampak
lepas) didukung estetika, pada
potensi pengetahuan, nilai peningkatan
keragaman nilai kearifan lokal, emisi
flora/vegetasi transfer tradisi dan karbon dan
tutupan lahan adat. peningkatan
yang tinggi, suhu.
seperti:
ekosistem
mangrove yang
dihuni oleh
fauna/satwa
darat dan air
yang sangat
beragam
membuat
kawasan
Banyuasin
memiliki potensi
dan daya
69
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
dukung untuk
kegiatan
pariwisata
sangat tinggi,
terutama
ekowisata.
- seperti
diketahui
dikawasan ini
terdapat Taman
Nasional
Sembilang yang
berbatasan
dengan TN.
Berbak
merupakan
situs Ramsar,
telah
dinyatakan
sebagai
kawasan
konservasi
dunia.
Pembangu -Karakteristik -Kawasan perairan -Pembangunan - Pengelolaan - Pengembang - limbah cair
70
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
nan dan lahan basah rentan terhadap IPAL, mendukung teknologi IPAL an dan selain
Pengemba Banyuasin kehadiran limbah recovery dan reuse disatu sisi harus implikasi mengancam
ngan berupa kawasan cair yang bersumber sumberdaya air dan mengalokasikan cost penerapan potensi
Pengelolaa banjiran dari aktivitas bagian dari water economi untuk IPAL substrat
n Air (sungai, rawa, manusia (industri, management. implementasinya. berdampak sumberdaya air
Limbah gambut, lebak) domestik, Pengembangan IPAL Namun disisi lain pada dan kehidupan
estuari, laut perkebunan, akan mendukung akan menurunny biota perairan
dangkal dan pertanian, bahkan kehidupan mengoptimalkan a (komponen
laut dalam. dll dari kegiatan sumberdaya pemanfaatan SDA, kerentanan biotik), juga
membutuhkan transportasi air). perairan yang kebutuhan dapat mahluk mengancam
design, merupakan potensi terpenuhi tetapi hidup. keberlanjutan
perencanaan -Dampak nyata dari SDA Kab. sumberdaya alam Artinya substrat tanah
dan konstruksi keberadaan limbah Banyuasin. dan ekosistem tetap beban sebagai media
khusus dalam cair adalah - Layanan sebagai terjaga pencemaran tumbuh flora
membangun pencemaran air dan pengatur ekosistem kelestariannya. akan dan pendukung
unit IPAL. tanah di wilayah akan terwujud berakumula habitat
perairan Banyuasin. dalam bentuk - Penghitungan si pd setiap fauna/satwa.
-Konstruksi pengaturan siklus optimalisasi tingkatan Ancaman yang
dan design -Resiko yang makanan dan jaring pemanfaatan SDA tropik terjadi berupa
IPAL yang langsung makanan (food chain merupakan bagian mahluk menurunnya
tidak ideal berakumulasinya dan web chain). dari penghitungan hidup dan tingkat
untuk zat pencemar air di Recovery yg terjadi nilai SDA atau akan ketahanan dan
diaplikasikan di dlm tubuh biota pada ekosistem valuasi ekonomi. menumpuk potensi
ekosistem lahan air/ikan, perairan akibat Hal ini penting pada level keragaman
basah, konsumen/manusi berfungsinya sistem untuk mengukur tingkatan hayati (ddi
71
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menyebakan a; Menurunnya pengelolaan IPAL di kesesuaian/keseimb trofik eksistem arat,
penyebaran produksi perikanan kawasan Banyuasin angan antara tertinggi. air) di wilayah
degradasi tanah tangkap (sungai, berkontribusi pada tingakt pemanfaatan Kondisi ini perairan dan
dan air sangat lebak, rawa dan perlindungan dan dan pencadangan akan lebih daratan
luas, karena laut). perkembangan potensi. jauh Kabupaten
media air juvenil, benih, menyebebak Banyuasin.
memiliki - Turunnya plasma nutfah, Jika dilihat hanya an tingginya -
percepatan dan produksi pertanian/ keragaman genetik dari satu aspek, tingkat
efek penyebaran perkebunan, karena dan species biota air maka upaya kerentanan
limbah sangat keberadaan limbah sebagai pembangunan dan komponen
cepat dan luas. cair berdampak sumberdaya pengembangan IPAL biotik pada
pada ekosistem perikanan tangkap hanya akan ekosistem
darat, baik di kawasan perairan menambah alokasi aquatik.
ekosistem alami Banyuasin. cost saja. Tetapi jika -
atau binaan. - Jasa ekosistem mekanisme hukum - Meningkatkan
Seperti: ekosistem sebagai pendukung ekonomi kerentanan
pertanian lahan kehidupan manusia sumberdaya alam juga akan
basah. dilihat dari nilai lingkungan dan terjadi pada
-Konflik sosial produksi biomasa valuasi cost and kehidupan di
akibat penurunan yang terkandung benefit of ekosistem
produksi hasil dalam sumberdaya resources, daratan.
perikanan tangkap, perikanan sebagai diterapkan, maka Proses
masyarakat akan sumber protein akan terjadi efisiensi degradasi
beralih pekerjaan hewani. dan efektifitas terjadi pada
. pemanfaatan menurunnya
72
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
sumberdaya alam. fungsi hara
dan nutrisi
- Nilai-nilai tanah akibat
kesimbangan dan keberadaan
keberlanjutan dalam limbah cair.
pemanfaatan - Meningkatnya
sumberdaya alam kerentanan
dapat juga terjadi
diimplementasikan pada manusia
dalam semua aspek sebagai agen
pembangunan. pelaksana
pengelolaan
lingkungan
dan
pembangunan
. Saat rambu-
rambu
keamanan
ekosistem,
keberlanjutan
fungsi
lingkungan
dilanggar
maka
kehidupan
73
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
manusia akan
terancam.
-terjadinya - Dampak akibat - Layanan -Perubahan - Perubahan alih
perubahan pembukaan tutupan fungsional yang bentang fungsi lahan
bentang lahan lahan oleh tajuk diperoleh dari -Optimalisasi lahan akibat yang relatif
akibat adanya vegetasi tumbuhan, ekosistem berupa: pemanfaatan alif fungsi cepat dan luas
alih fungsi secara langsung ketersediaan air, sumberdaya lahan, akan
lahan. Kondisi terjadi pada udara segar, lahan/tanah dapat memiliki mempengaruhi
ini dilakukan komponen hidrologi Oksigen, sumber terpenuhi namun dampak penurunan
secara dan topografi pangan. perlindungan dan berupa indeks
terencana ekosistem. Keberlanjutan konservasi kawasan perubahan keanekaragama
4.
dengan - Jika pembukaan fungsi ini paling tetap harus kondisi n hayati.
Pengemba
mempertimbang lahan pada tidak harus diprioritaskan iklim Indeks ini akan
ngan
kan aspek daya ekosistem/hutan dipertahankan pada melalui mikro, menjadi
Wilayah
dukung tanah alami, maka lahan petak proyek perencanaan tata selanjutnya indikator
Transmigr
dan air. Kedua dampak yang terjadi transmigrasi.. ruang dan akan terancamnya
asi
komponen adalah berubahnya penerapan berimbas suatu
abiotik ini fungsi hidrologi -Layanan mekanisme pola pada ekosistem,
menjadi penting dan topografi pengaturan kesesuain lahan dampak apakah
mengingat akibat land clearing ekosistem layak untuk turunannya, keanekaragama
keseuaian resiko turunannya dipertahankan pengembangan yaitu : n hayatinya
aspek berupa erosi, melalui meknaisme wilayah terjadi terancam
hidrologi, banjir, abrasi, pengendalian transmigrasi. perubahan punah, rusak
geomorfologi penggerusan tanah banjir, cuaca atau
dan topografi wilayah DAS pengendalian erosi, ekstrim, fragile/rapuh.
74
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menjadi (umumnya pengendalian peningkatan
indikator masyarakat akan pengendalian suhu, - Tipe dan
kesesuaian membuka wilayah dampak perubahan perubahan karekateristik
lahan untuk pemukiman iklim. Diperlukan pola iklim ekosistem lahan
pembukaan transmigrasi yang tata kelola dan (curah basah yang
wilayah dekat dengan perencanaan tata hujan) dimiliki
transmigrasi. sumberdaya air ruang untuk kenaikan kawasan
- Kawasan (sungai) dan pembukaan lahan muka air Banyuasin,
Banyuasin aksesibilitas/transp yang memiliki laut, dsb. membuat
berada di zona ortasi yang relatif tutupan vegetasi. -Diperlukan pengembangan
hilir dari cepat dan mudah). Disamping itu waktu dan wilayah
Sistem Daerah perencanaan dan proses yang transmigrasi di
Aliran Sungai -pembukaan lahan visibilty studi harus relatif lama kawasan ini
(DAS) Musi sering dimplementasikan untuk memerlukan
yang mengalir menggunakan jika akan meningkatk perencanaan
di wilayah teknik pembakaran membangun tapak an daya tataruang yang
Sumatera dan penebangan wilayah lenting dan matang dengan
Selatan. tebang pilih. transmigrasi. kapasitas menerapkan
Kondisi ini Idealnya - untuk prinsip-prinsip
diindikasikan menerapkan metode menyesuaik pemanfaatan
dengan sifat pembukaan lahan an kondisi kesesuaian
daya dukung yang ramah yang terjadi. lahan.
lahan yang lingkungan Dampak
fragile dan dan resiko
rentan. Lebih turunannya berupa
75
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
jauh hal ini peningkatan asap
berpengaruh sampai menimpa
terhadap wilayah/region
kompleksitas Pulau Sumatera.
penanganan - Dampak dan
dan penataan. resiko turunan akan
lebih jauh jika
regulasi dan tata
kelola penataan tata
ruang kawasan
bersinggungan
dengan tanah adat
atau lahan marga
yang merupakan
hak ulayat
masyarakat lokal.
Biasanya akan
muncul konflik
sosial antara
penduduk datangan
sebagai masyarakat
tranmigran dengan
masyarakat lokal
yang menjust
kepemilikan lahan.
76
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
-Prinsip -Dampak akan -pengembangan -Jika dilihat hanya -Pada
pengembangan muncul jika sistem sistem sanitasi li dari satu aspek, prinsipnya
sanitasi adalah design, konstruksi, ngkungan akan maka upaya sistem
konsistensi penataan memulihkan fungsi pembangunan dan sanitasi
dan perubahan mekanisme layanan ekosistem. pengembangan mampu
- Sistem dan
perilaku sanitasi, dan Dan mengurangi sanitasi lingkungan menurunkan
mekanisme
(behavior) kelayakan aspek beban bagi kerja hanya akan /mengurangi
sanitasi
hidup bersih tata ruang tidak dan fungsi menambah alokasi sifat
lingkungan
dan sehat. ideal TIDAK ekosistem. cost saja. Tetapi jika kerentanan
yang ideal dan
5. -Penataan memperhatikan mekanisme hukum setiap
memnuhi
Pembangu semua regulasi dan -mekanisme ekonomi komponen
standar mutu,
nan dan komponen metode yang tepat. pengaturan sumberdaya alam lingkungan
akan
Pengemba yang menjadi ekosistem akan lingkungan dan (baik abiotik
mengurangi
ngan potensi bagi - dampak yang akan membaik dengan valuasi cost and maupun
beban
Sanitasi pengembangan hadir dalam bentuk dukungan sistem benefit of biotik).
lingkungan,
sanitasi, antara pencemaran air, sanitasi lingkungan resources, -Emisi gas
meningkatkan
lain tanah dan udara. yang aman dan diterapkan, maka buangan
daya tahan dan
sumberdaya sehat. akan terjadi efisiensi baik dari
potensi
alam (tanah -Jika dikaji lebih dan efektifitas aktivitas
keanekaragama
dan air), jauh lagi akan - melalui pemanfaatan domestik
n hayati.
sarana muncul dampak pengembangan sumberdaya alam. maupun
prasarana lingkungan turunan sistem sanitasi -Lebih jauh lagi industri akan
infrastruktur, berupa resiko lingkungan, maka nilai-nilai mempengaru
perencanaan lingkungan, antara layanan budaya kesimbangan dan hi perubahan
tata ruang dan lain seperti: pada terkandung keberlanjutan dalam iklim muka
77
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
kesesuaian 1) munculnya bau di dalam fungsi pemanfaatan bumi.
lahan untuk area TPA, 2) ekosistem akan sumberdaya alam -Sementara
pengelolaan rentannya kondisi terwujud melalui dapat itu kualitas
persampahan, sanitasi proses peningkatan diimplementasikan. dan besarnya
pengelolaan air masyarakat sekitar nilai etika, emisi gas
bersih dan air dan menurunnya pengetahuan dan buangan
baku limbah. kesejahteraan pengayaan spirit salah
-Sangat penting masyarakat lokal, tradisi yang dalam satunya
memperhatikan 3) kehadiran limbah kearifan lokal. dipengaruhi
konstruksi B3 yang akan Budaya ekosistem oleh
dan design mencemari yang bersih dan buruknya
pendukung ekosistem sungai, sehat ini akan sistem
sarana/fasilitas rawa, lebak dan diwariskan ke sanitasi
pengembangan lahan pertanian generasi berikutnya. lingkungan.
sanitasi penduduk lokal, 4) - Laju peningkatan Berarti jika
lingkungan. produksi limbah B3 biomasa dan sistem
Hal ini terkait baik sebagai bahan produksi materi, sanitasi baik,
dengan daya baku pengolahan nutrisi dan energi maka semua
dukung maupun sebagai yang diproses dalam kinerja
lahan/tanah produk sampingan lingkungan akan komponen
yang sebagian dari kehadiran dan optimal. ekosistem
besar wilayah aktivitas kegiatan (biotik dan
Banyuasin industri, kegiatan abiotik) akan
memiliki eksplorasi baik, mahluk
kategori/ tife penambangan hidup lebih
78
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lahan basah batubara dan antisipatif
PASANG mineral dalam dan adaptif
SURUT bentuk air asam, terhadap
(sungai, rawa meningkatknya alih setiap
banjiran, fungsi lahan dan perubahan
lebak, estuari, penggunaan pupuk, ekosistem
laut). pestisida, (termasuk
-Pengalokasian insektisida untuk perubahan
tempat kegiatan iklim).
pembuangan perkebunan yang
akhir sampah umumnya dikelola
(TPA); sarana para investor.
air bersih kota
kabupaten,
penyediaan
penyelolaan air
baku;
pengembangan
sarana air
bersih
perkotaan
dirancang
merujuk pada
perencanaan
tata kota dan
79
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
RTRW
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber : Hasil Diskusi Internal Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013
80
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
81
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.14
Penilaian dan Pendeskripsian Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan
82
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
83
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
84
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
85
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
86
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
87
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Keterangan:
++ ada pengaruh positif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu)
+ ada kemungkinan pengaruh positif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan dapat
berkontribusi untuk mencapai target dari masing-masing isu)
-- ada pengaruh negatif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas tidak dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan
pengaruh negatif yang baru)
- ada kemungkinan pengaruh negatif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan tidak dapat
berkontribusi untuk mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud
dan menimbulkan pengaruh negatif yang baru)
88
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.15
Analisis Perkiraan Pengaruh kumulatif Program Prioritas
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
Pemerintah Kabupaten
kebisingan dan polusi
melalui Dinas PU Bina
udara, meningkatnya
Marga sebagai leading
emisi gas rumah kaca
sector harus
(GRK), meningkatnya Kelompok
menentukan saat yang
Pembangunan, debu, munculnya Masyarakat,
tepat untuk memulai
Peningkatan sedimentasi, baik yang
proyek yaitu di saat
dan meningkatnya limbah tinggal di
1 tidak ada penolakan
Rehabilitasi domestik, sekitar proyek
dari masyarakat
Jalan dan terganggunya maupun
setempat dan di saat
Jembatan ekosistem perairan, masyarakat
telah ada konsep
degradasi vegetasi umum, dll
pengimplementasian
dan lahan,
proyek yang
menurunnya populasi
berwawasan
biota perairan,
lingkungan.
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan
89
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi
udara, meningkatnya
emisi gas rumah kaca
(GRK), meningkatnya Pemerintah Kabupaten
debu, munculnya melalui Dinas PU Cipta
sedimentasi, Karya sebagai leading
meningkatnya limbah sector bersama dengan
Kelompok
domestik, Dishubkominfo harus
Masyarakat,
terganggunya menentukan saat yang
baik yang
Pembangunan ekosistem perairan, tepat untuk memulai
tinggal di
dan degradasi vegetasi proyek yaitu di saat
2 sekitar proyek
Pengembangan dan lahan, tidak ada penolakan
maupun
Pelabuhan menurunnya populasi dari masyarakat
masyarakat
biota perairan, setempat dan di saat
umum;
terganggunya telah ada konsep
nelayan, dll
pasokan air bersih, pengimplementasian
terpicunya kejadian proyek yang
genangan air bahkan berwawasan
banjir bila lingkungan.
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Pembangunan Akan berdampak Kelompok Pemerintah Kabupaten
3
dan buruk pada Masyarakat, melalui
90
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
Pengembangan lingkungan ekologi, baik yang Diskop,UKM,Perindag
Kawasan seperti: Menurunnya tinggal di sebagai leading sector
Industri kualitas air dan sekitar proyek bersama dengan
tanah, meningkatnya maupun Bappeda dan PM harus
kebisingan dan polusi masyarakat menentukan saat yang
udara, meningkatnya umum, buruh tepat untuk memulai
emisi gas rumah kaca pekerja, dll proyek yaitu di saat
(GRK), munculnya tidak ada penolakan
sedimentasi dari masyarakat
khususnya di wilayah setempat dan di saat
perairan, telah ada konsep
meningkatnya limbah pengimplementasian
domestik, proyek yang
terganggunya berwawasan
ekosistem darat dan lingkungan.
perairan, degradasi
lahan, menurunnya
populasi biota darat
dan perairan,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada melalui
lingkungan ekologi, Disparsenibudpora
Kelompok
seperti: Menurunnya sebagai leading sector
Masyarakat,
kualitas air dan harus menentukan
baik yang
tanah, meningkatnya saat yang tepat untuk
Pengembangan tinggal di
4 limbah domestik, memulai proyek yaitu
Pariwisata sekitar proyek
terganggunya di saat tidak ada
maupun
ekosistem darat, penolakan dari
masyarakat
menurunnya populasi masyarakat setempat
umum, dll
biota darat, dan di saat telah ada
terpicunya kejadian konsep
genangan air bahkan pengimplementasian
91
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
banjir bila proyek yang
pembangunan berwawasan
drainase tidak lingkungan.
terintegrasi dengan
baik,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi Pemerintah Kabupaten
udara, meningkatnya melalui Disnakertrans
emisi gas rumah kaca sebagai leading sector
Kelompok
(GRK), meningkatnya harus menentukan
Masyarakat,
debu, meningkatnya saat yang tepat untuk
baik yang
limbah domestik, memulai proyek yaitu
tinggal di
Pengembangan degradasi vegetasi di saat tidak ada
sekitar proyek
5 Wilayah dan lahan, penolakan dari
maupun
Transmigrasi menurunnya populasi masyarakat setempat
masyarakat
biota darat, dan di saat telah ada
umum,
terganggunya konsep
transmigran,
pasokan air bersih, pengimplementasian
dll
terpicunya kejadian proyek yang
genangan air bahkan berwawasan
banjir bila lingkungan.
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada Kelompok melalui Dinas PU Cipta
Pembangunan lingkungan ekologi, Masyarakat, Karya dan
dan seperti: Menurunnya baik yang Diskop,UKM,Perindag
Pengembangan kualitas air dan tinggal di sebagai leading sector
6
Permukiman tanah, meningkatnya sekitar proyek bersama dengan
dan kebisingan dan polusi maupun Bappeda dan PM harus
Perumahan udara, meningkatnya masyarakat menentukan saat yang
emisi gas rumah kaca umum, dll tepat untuk memulai
(GRK), meningkatnya proyek yaitu di saat
92
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
debu, meningkatnya tidak ada penolakan
limbah domestik, dari masyarakat
terganggunya setempat dan di saat
ekosistem darat, telah ada konsep
degradasi vegetasi pengimplementasian
dan lahan, proyek yang
menurunnya populasi berwawasan
biota darat, lingkungan.
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya Pemerintah Kabupaten
kebisingan dan polusi melalui Dishutbun
udara, meningkatnya sebagai leading sector
Pembangunan
emisi gas rumah kaca Kelompok harus menentukan
dan
(GRK), meningkatnya Masyarakat, saat yang tepat untuk
Pengembangan
debu, munculnya baik yang memulai proyek yaitu
Kawasan
sedimentasi, tinggal di di saat tidak ada
Industri
7 meningkatnya limbah sekitar proyek penolakan dari
Masyarakat
domestik, maupun masyarakat setempat
Berbasis
terganggunya masyarakat dan di saat telah ada
Perkebunan
ekosistem perairan, umum, petani konsep
dan
degradasi vegetasi perkebunan, pengimplementasian
Kehutanan
dan lahan, proyek yang
menurunnya populasi berwawasan
biota perairan, lingkungan.
terganggunya
pasodllkan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
93
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
Pemerintah Kabupaten
seperti: Menurunnya
melalui Distanak
kualitas air dan
sebagai leading sector
tanah, meningkatnya
bersama dengan Dinas
emisi gas rumah kaca
Kelompok Perikanan dan
(GRK), terganggunya
Masyarakat, Kelautan harus
ekosistem perairan,
baik yang menentukan saat yang
degradasi vegetasi
tinggal di tepat untuk memulai
dan lahan,
Pengembangan sekitar proyek proyek yaitu di saat
menurunnya populasi
8 Pertanian maupun kebutuhan masyarakat
biota perairan,
Umum masyarakat luas terhadap produk
terpicunya
umum, petani, pertanian umum dinilai
penurunan populasi
peternak, cukup mendesak dan
ikan tertentu,
nelayan, di saat telah ada
terganggunya aliran
petambak, dll konsep
tanah, konversi
pengimplementasian
lahan, terdampak
proyek yang
bahaya penggunaan
berwawasan
pestisida dan atau
lingkungan.
teknologi pertanian
umum yang tidak
ramah lingkungan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada melalui Distamben
Kelompok
lingkungan ekologi, sebagai leading sector
Pembangunan Masyarakat,
seperti: Berubahnya harus menentukan
dan baik yang
bentang alam, saat yang tepat untuk
Pengembangan tinggal di
9 menurunnya kualitas memulai proyek yaitu
Pertambangan, sekitar proyek
air dan tanah, di saat tidak ada
Energi dan maupun
meningkatnya penolakan dari
Migas masyarakat
kebisingan dan polusi masyarakat setempat
umum, dll
udara, meningkatnya dan di saat telah ada
emisi gas rumah kaca konsep
94
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
(GRK), meningkatnya pengimplementasian
debu, munculnya proyek yang
sedimentasi, berwawasan
meningkatnya limbah, lingkungan.
terganggunya
ekosistem darat dan
perairan, degradasi
vegetasi dan lahan,
menurunnya populasi
biota darat dan
perairan,
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya
penurunan populasi
ikan tertentu,
terganggunya aliran
tanah, konversi
lahan, dll
Pemerintah Kabupaten
melalui BLH sebagai
leading sector bersama
dengan PU CK dan
(Secara umum Dinas Kebersihan,
Pembangunan
(Bila hampir tidak Pertamanan dan
dan
diimplementasikan ada Pemakaman harus
10 Pengembangan
akan memberikan masyarakat menentukan saat yang
Pengelolaan
dampak positif) yang tepat untuk memulai
Air Limbah
dirugikan) proyek yaitu di saat
kondisi pengelolaan
limbah dinilai buruk
atau butuh
peningkatan serius.
Pemerintah Kabupaten
melalui Dinas PU CK
sebagai leading sector
(Secara umum
bersama dengan
Pembangunan (Bila hampir tidak
Bappeda dan PM serta
dan diimplementasikan ada
11 Dinas Kebersihan,
Pengembangan akan memberikan masyarakat
Pertamanan dan
Sanitasi dampak positif) yang
Pemakaman harus
dirugikan)
menentukan saat yang
tepat untuk memulai
proyek yaitu di saat
95
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
kebutuhan masyarakat
luas terhadap sanitasi
yang baik sangat
mendesak.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan
Pemangku Kepentingan Tahun 2013
96
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
97
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
98
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.16
Mitigasi Dampak KRP terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi alat
berat, pembatasan tonase, penyiraman jalan secara
berkala untuk mencegah pencemaran udara,
Akan berdampak buruk pada penghijauan, pembuatan tanggul atau drainase
lingkungan ekologi, seperti: sementara untuk pengendalian air larian,
Menurunnya kualitas air dan tanah, pemindahan dan perbaikan utilitas, perkuatan
meningkatnya kebisingan dan polusi tebing, pengendalian air tanah, penataan lansekap
untuk mengatasi perubahan bentang alam,
udara, meningkatnya emisi gas
pemberitahuan kepada masyarakat sekitar dan
rumah kaca (GRK), meningkatnya pengaturan jadwal kerja untuk mengatasi
debu, munculnya sedimentasi, kebisingan, penggunaan bor untuk mengatasi
meningkatnya limbah domestik, kerusakan pada bangunan sekitar akibat getaran,
Pembangunan, Peningkatan terganggunya ekosistem perairan, penanaman pohon dan tanaman hias untuk
1 dan Rehabilitasi Jalan dan degradasi vegetasi dan lahan, mengakomodasi nilai estetika, pemilihan lokasi
Jembatan menurunnya populasi biota quarry yang tepat guna mengatasi degradasi dasar
perairan, terganggunya pasokan air sungai, pengendalian bahan buangan guna
bersih, terpicunya kejadian mengatasi pencemaran air sungai dan gangguan
terhadap biota air, perkuatan tebing dan enggalian
genangan air bahkan banjir bila
bertahap guna mengatasi longsor pada tebing
pembangunan drainase tidak sungai, pengendalian limbah cair guna mengatasi
terintegrasi dengan baik, terpicunya pencemaran air permukaan.
penurunan populasi ikan Sebagai tambahan, supaya tidak menimbulkan
tertentu,terganggunya aliran tanah, kecemburuan sosial, masyarakat lokal harus
konversi lahan, dll diikutsertakan dalam setiap tahapan proyek, bila
perlu diberikan pelatihan kepada para tenaga kerja
lokal. Lalu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas,
pemasangan rambu lalu lintas.
Akan berdampak buruk pada Pembangunan dapat di kembangkan di kawasan
lingkungan ekologi, seperti: Tanjung Api-Api. Namun untuk menuju
Pembangunan dan
2 Pengembangan Pelabuhan
Menurunnya kualitas air dan tanah, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
meningkatnya kebisingan dan polusi lingkungan, harus ditinjau dari segi ekologi di
udara, meningkatnya emisi gas sekitar kawasan tersebut mengingat di daerah
99
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
rumah kaca (GRK), meningkatnya tersebut terdapat objek pariwisata yang menyimpan
debu, munculnya sedimentasi, biodiversity yang ekosistemnya langka dan perlu
meningkatnya limbah domestik, dilestarikan. Sehingga jalur pengembangan proyek
terganggunya ekosistem perairan, pembangunan Pelabuhan tidak memakan kawasan
Taman Nasional yang berakibat pada kerusakan
degradasi vegetasi dan lahan, lingkungan.
menurunnya populasi biota Sebagai tambahan, proyek harus benar-benar
perairan, terganggunya pasokan air memperhatikan hal-hal sbb: Pencegahan terhadap
bersih, terpicunya kejadian turunnya kondisi fisik air; Pengelolaan
genangan air bahkan banjir bila persampahan; Penyediaan prasarana pelayanan
pembangunan drainase tidak umum seperti tempat sampah, peralatan
terintegrasi dengan baik, terpicunya pencegahan pencemaran, selokan (kanal untuk
penurunan populasi ikan membersihkan air yang terkontaminasi, buffer zone
tertentu,terganggunya aliran tanah, untuk pencegahan polusi); Pengelolaan aktivitas
pengerukan dan penenmpatan bahan/hasil
konversi lahan, dll pengerukan (reklamasi); Pengelolaan penyimpanan
logam bekas, perbaikan dan pemeliharaan kapal;
Pengelolaan aktivitas pengisian BBM untuk kapal,
kendaraan bermotor, peralatan bongkar muat;
Pengelolaan aktivitas perawatan kapal dan
peralatannya; Pengelolaan aktivitas pembangunan
dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan
galangan; Aktivitas operasional fasilitas pelabuhan;
Pengelolaan aktivitas pengendalian pencemaran;
Pengelolaan fasilitas limbah tinja dan IPAL (kanal di
areal pembuangan, fasilitas pembuangan limbah
padat dan cair, incinerator/carbonizer limbah,
penghancur limbah padat, fasilitas pembuangan
limbah cair (minyak dan limbah sanitasi);
Pengelolaan kawasan perkantoran yang berada di
daerah lingkungan kerja pelabuhan; Pengelolaan
estetika pelabuhan secara umum seperti papan
nama, reklame, poster, lampu penerangan, marka
jalan, RTH, tampilan ciri khas; Pengelolaan sarana
dan prasarana keamanan dan keselamatan umum;
Pengelolaan sarana dan prasarana jalan;
100
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Pengelolaan sistem drainase meliputi kondisi fisik,
air, sampah dan fasilitas umum yang
menggunakan drainase; Pengelolaan kawasan
industri yang berada di daerah lingkungan
pelabuhan; Pengelolaan perlindungan mamalia dan
habitat laut yang peka; Pengelolaan fasilitas
perlindungan lingkungan (pantai yang bersih,
tempat terbuka, daerah hijau, lansekap,
ruang/tempat buang air); Pengelolaan fasilitas
kenyamanan seperti toilet, tempat singgah
sementara, klinik kesehatan, fasilitas rekreasi,
fasilitas untuk ABK dan pekerja pelabuhan;
Peningkatan kualitas kebersihan daratan dan
perairan kolam pelabuhan; Peningkatan
kebersihan, keteduhan dan keasrian lingkungan
kawasan pelabuhan; Peningkatan kapasitas
kelembagaan pengelolaan lingkungan kawasan
pelabuhan; Peningkatan kinerja pelayanan,
keamanan dan keselamatan kerja di pelabuhan, dll
Akan berdampak buruk pada Penerapan konsep eco-eficiency, yaitu pemanfaatan
lingkungan ekologi, seperti: sumber-sumber daya secara efisien, baik yang dapat
Menurunnya kualitas air dan tanah, diperbaharui maupun yang tidak, dalam batas-batas
meningkatnya kebisingan dan polusi kapasitas ekosistem dalam mengasimilasi limbah;
udara, meningkatnya emisi gas Penerapan aturan baku mutu limbah yang
rumah kaca (GRK), munculnya dihasilkan dengan cara pengolahan akhir pipa (end
sedimentasi khususnya di wilayah of pipe); Penerapan prinsip preventif cleaner
Pembangunan dan production (produksi bersih) yang dapat
perairan, meningkatnya limbah
3 Pengembangan Kawasan
domestik, terganggunya ekosistem
menghasilkan keuntungan-keuntungan seperti
Industri reduksi limbah, penggunaan limbah untuk produksi
darat dan perairan, degradasi lahan, limbah, konservasi bahan baku, energi dan air,
menurunnya populasi biota darat reduksi jumlah atau tingkat toksisitas emisi pada
dan perairan, terpicunya kejadian sumber, evaluasi dari pilihan teknologi, efisiensi
genangan air bahkan banjir bila manajemen lingkungan dalam rancangan dan
pembangunan drainase tidak pengiriman; Minimalisasi limbah sehingga
terintegrasi dengan baik, terpicunya mengurangi buangan; Peningkatan efisiensi
penurunan populasi ikan penggunaan bahan baku, air dan energi;
101
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
tertentu,terganggunya aliran tanah, Pengurangan eksploitasi SDA.
konversi lahan, dll Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pula
pengurangan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja; Perkuatan daya saing produk di
pasaran; Perbaikan kinerja dan peningkatan
produktivitas; Peningkatan citra perusahaan dan
peningkatan kepercayaan konsumen terhadap
produk.
Pembangunan ndan pengembangan tempat wisata
yang berwawasan lingkungan meliputi:
Penggunaan manajemen pengelolaan lingkungan
yang baik, indikator penerapan peraturan
kunjungan dan diatur secara sistem sirkulasi, dan
dibangun di atas lahan sesuai peruntukannya.
Pembangunannya harus memperhatikan hal-hal:
(1) Memiliki dan mengoperasikan unit pengolahan
Akan berdampak buruk pada limbah cair
lingkungan ekologi, seperti: (2) Menerapkan konsep pemisahan, daur ulang
Menurunnya kualitas air dan tanah, (recycle), composting, penggunaan kembali
meningkatnya limbah domestik, (reuse), dengan mengembalikan unsur
penyusunnya kembali (recovery)
terganggunya ekosistem darat,
(3) Menjaga dan mengembangkan ragam flora dan
4 Pengembangan Pariwisata menurunnya populasi biota darat, fauna
terpicunya kejadian genangan air (4) Mempunyai sistem pengolahan limbah bahan
bahkan banjir bila pembangunan beracun berbahaya (B3) dengan baik
drainase tidak terintegrasi dengan (5) Melakukan upaya-upaya nyata dalam
baik,terganggunya aliran tanah, penyelamatan dan pelestarian lingkungan (air,
konversi lahan, dll tanah, udara) di dalam dan di luar lingkungan
perusahaan
(6) Menghemat pemanfaatan sumber daya air
(7) Menghemat pemanfaatan sumber daya lahan
(8) Menghemat pemanfaatan sumber daya energi
(9) Dilengkapi dengan dokumen lingkungan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
(10)Melakukan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan mutu lingkungan secara berkala
102
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
(11)Tidak terjadi konflik dengan masyarakat karena
faktor lingkungan
(12)dll
Prinsip-prinsip
103
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
sistem kehidupan seperti yang diutarakan pada
prinsip ketiga berikut ini.
104
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
berkembang diberdayakan dan diperkuat institusi-
institusinya agar berkembang sinergi dengan
kawasan transmigrasi.
Strategi
105
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
2. Implementasi kegiatan pengawasan
(supervision/on site surveilance), pemantauan
dan penanganan dampak lingkungan (impact
mitigation) pada kegiatan-kegiatan
pembangunan, pengarahan, penempatan, dan
pemberdayaan sumberdaya kawasan
transmigrasi. Pemantauan, pengawasan dan
inspeksi lingkungan (on site surveillance),
merupakan kegiatan umpan balik (feed back)
yang bersifat memberikan masukan terhadap
adanya ketidaktepatan atau penyimpangan
yang terjadi untuk kemudian menjadi landasan
kerja bagi tindakan koreksi dan pencegahan.
106
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
berwawasan lingkungan.
107
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
salah satu instrumen kebijakan pada tahap
perencanaan yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan penting terhadap
terciptanya keseimbangan ekonomi dan lingkungan
di kawasan transmigrasi.
Arah Kebijakan:
108
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
6. menyelenggarakan pemantauan (monitoring),
pengawasan (surveillance) dan pemeriksaan
(inspection) terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan kawasan transmigrasi.
Program
109
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
kawasan transmigrasi yang berwawasan
lingkungan kepada pemerintah daerah dan pihak
terkait lainnya yang melakukan penyelenggaraan
transmigrasi.
110
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Rehabilitasi ini diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas lahan yang ada pada saat ini di
kawasan transmigrasi secara berkesinambungan.
• Mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan
upaya-upaya konservasi hutan, tanah dan air di
sekitar kawasan transmigrasi dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat.
111
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan
pemeliharaan lingkungan, seperti
menyosialisasikan pentingnya permukiman yang
berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut
serta memelihara lingkungan, Sosialisasi
pentingnya lingkungan sosial yang sehat, seperti
keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan
partisipasi masyarakat, Penerapan konsep
teknologi hijau, hemat energi dan sumberdaya pada
bangunan seperti sedapat mungkin mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,
menggunakan energi dengan lebih efisien dan
bijaksana, Pemanfaatan sumber-sumber alam yang
tersedia, seperti tenaga surya.
Sebagai tambahan, perlu diperhatikan
penghematan sumber energi, pengutamaan
transportasi umum, massal dan hemat energi serta
pendayagunaan pencahayaan dan penghawaan
alami pada bangunan. Lalu dapat diadopsi pula
konsep-konsep permukiman yang memadukan
antara suasana perkotaan dengan pedesaan,
seperti konsep new town, ecological city, garden
city, dll
Akan berdampak buruk pada KEHUTANAN:
lingkungan ekologi, seperti:
Menurunnya kualitas air dan tanah, Untuk Pengelolaan Hutan Alam:
meningkatnya kebisingan dan polusi 1. Sesuai dengan ragam hutan alam yang tinggi
Pembangunan dan maka perlu penerapan peraturan (sistem
udara, meningkatnya emisi gas
Pengembangan Kawasan silvikultur dan aturan pengelolaan lainnya)
rumah kaca (GRK), meningkatnya
7 Industri Masyarakat
debu, munculnya sedimentasi,
yang berbeda, setidaknya dibedakan pada level
Berbasis Perkebunan dan propinsi.
meningkatnya limbah domestik, 2. Kemampuan optimal suatu ekosistem hutan
Kehutanan
terganggunya ekosistem perairan, bukan hanya kayu, karena itu penentuan AAC
degradasi vegetasi dan lahan, seyogyanya tidak hanya mendasarkan pada
menurunnya populasi biota produksi kayu saja. Karena itu diperlukan
perairan, terganggunya pasodllkan reorientasi pemikiran baru untuk mendapatkan
112
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
air bersih, terpicunya kejadian produktivitas hutan yang optimal. Pola
genangan air bahkan banjir bila konsumsi produk hasil hutan dalam bentuk
pembangunan drainase tidak apapun harus didasarkan pada kemampuan
terintegrasi dengan baik, terpicunya ekosistem hutan yang dimaksud.
3. Dengan mulai habisnya hutan primer, maka
penurunan populasi ikan pengelolaan hutan alam akan beralih ke hutan
tertentu,terganggunya aliran tanah, bekas tebangan. Jika diasumsikan tidak ada
konversi lahan, dll tebangan cuci mangkok (tebang ulang sebelum
waktunya) hutan bekas tebangan perlu
dipelihara untuk terus meningkatkan produk-
sinya atau setidaknya kembali ke keadaan
semula, apalagi yang karena sebab tertentu
tebang ulang tampaknya tidak bisa dihindari.
Karena itu pemeliharaan hutan menjadi aspek
yang sangat penting. Namun jika kegiatan
pemeliharaan hutan ini didasarkan pada sistem
silvikultur TPTI hasilnya tidak efisien (Marsono:
1997). Di antara kegiatan pemeliharaan bekas
tebangan yang berupa perapihan, pembebasan
pertama, pengadaan bibit, pengayaan,
pemeliharaan tanaman, pembebasan kedua dan
ketiga, dan penjarangan tajuk, hanya
penjarangan tajuklah yang secara langsung
memberikan percepatan pertumbuhan tegakan
tinggal paling efektif. Hal ini terjadi karena
tindakan penjarangan memberikan ruang
tumbuh optimal bagi pohon binaan yang terdiri
dari pohon inti dan permudaan tingkat
dibawahnya. Kegiatan ini hanya terbatas pada
pohon-pohon future harvest saja dan pada
tingkat pertumbuhan tertentu yang paling
responsif terhadap perlakuan ini, sehingga
input biaya sangat rendah. Sementara itu
pohon pendamping tetap berfungsi sebagai
pembentuk struktur sehingga terus memberi-
kan jasa lingkungan dan atau atribut
113
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
fungsionalnya (tetap berwawasan konservasi),
dan sangat efisien karena menghilangkan
banyak pekerjaan dan biaya yang sebenarnya
tidak diperlukan.
4. Dalam jangka panjang sudah harus mulai
dipikirkan untuk mengelola hutan berdasarkan
konsep kesesuaian lahan. Dengan berbasis
pendekatan ekosistem, pengelolaan hutan
produksi didasarkan pada unit-unit ekologis
yang merupakan resultante dari seluruh faktor
lingkungan (biofisik) sehingga terbentuk
kesatuan pengelolaan yang berkemampuan
sama baik produktivitas maupun jasa
lingkungannya
5. Introduksi sistem silvikultur atau sistem baru
lainnya yang sekiranya menjanjikan produksi
hendaknya dikaji lebih mendalam terlebih dulu
agar kerusakan hutan dapat lebih dibatasi
6. Keberhasilan pengelolaan konservasi di hutan
ini sangat tergantung sumber daya
manusianya, karena itu penyiapannya perlu
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
114
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengalami kemunduran tapak hutan yang
ditandai dengan penurunan produktivitas atau
kejemuan jenis tertentu sehingga harus diganti
dengan jenis tanaman lain
4. Faktor hidroorologi belum/tidak mendapatkan
perhatian yang memadai. Hal ini dapat dilihat
pada besar dan frekuensi banjir hampir setiap
sungai yang ada pada setiap musim penghujan.
Akan tetapi sebaliknya pada musim kemarau
banyak sungai yang debitnya sangat kecil dan
bahkan kering tidak berair.
5. Perlu diperhatikan pula keseimbangan antara
penebangan dengan penanaman kembali.
PERKEBUNAN:
Integrated Pest Management (IPM) ; Merupakan
upaya pengurangan pestisida dengan memanfaatkan
predator alami sebagai pembasmi hama dan
penyakit tanaman.
Praktek-praktek manajemen lahan dan
penggunaan lahan berdasarkan kandungan nutrisi
lahan; hal yang dilakukan adalah seperti perotasian
penggunaan lahan, dengan tujuan untuk
menhindari terjadinya kehilangan unsur hara
tertentu pada tanah.
Seleksi tanaman yang berkelanjutan
Reformasi Ekonomi
115
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
perairan, terpicunya penurunan harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a)
populasi ikan tertentu, terganggunya menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
aliran tanah, konversi lahan, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan
terdampak bahaya penggunaan air, (c) memperhatikan keseimbangan ekosistem
dan (d) mampu menjaga stabilitas produksi secara
pestisida dan atau teknologi berkelanjutan); Pertanian berwawasan lingkungan
pertanian umum yang tidak ramah yang biasa juga disebut pertanian organik
lingkungan, dll merupakan sistem pertanian yang meminimalkan
penggunaan pupuk anorganik, pestisida, herbisida,
fungisida, dan bahan kimia lainnya, tujuan yang
hendak dicapai dengan melaksanakan sistem
pertanian ramah lingkungan adalah (a)
keseimbangan ekologi, (b) terjaganya
keanekaragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian
sumberdaya alam, (d) lingkungan hidup yang tidak
tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian
yang berkelanjutan (sehingga dapat (a)
Menghasilkan bahan makanan yang aman dan
bergizi; (b) Menguntungkan baik secara ekonomi
maupun ekologi; (c) Mudah dilaksanakan (d)
selaras dengan alam dan (e) tidak menimbulkan
dampak pada lingkungan, secara langsung
maupun tidak langsung.); Prinsip dasar sistem
pertanian berwawasan lingkungan adalah (a)
produksi dikontrol oleh keragaman sistem, (b)
memadukan tanaman pohon – tanaman pangan –
tanaman pakan – ternak – tanaman penutup
tanah, (c) mempertahankan kesuburan tanah
dengan menggunakan bahan organik, (d) hama dan
penyakit dikontrol secara terpadu, dan (e)
melaksanakan konservasi tanah dan air dengan
menggunakan tanaman; Agar sistem pertanian
berwawasan lingkungan berhasil dan berdaya
guna, program tersebut harus mengikuti kaidah
sebagai berikut (a) mengunakan sedikit mungkin
input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan
116
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
konservasi tanah dan air, (c) menjaga stabilitas
produksi untuk jangka panjang dan berkelanjutan,
(d) memperhatikan keseimbangan ekosistem, (e)
mampu menyediakan kebutuhan lokal, kebutuhan
dalam negeri dan bahkan untuk ekspor.
PETERNAKAN:
Implikasi pembangunan peternakan berwawasan
117
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
lingkungan adalah : (1) terpeliharanya kapasitas
produksi sumber daya alam, (2) mengurangi
dampak pencemaran dan penurunan kualitas
linkungan hidup, (3) dapat menghasilkan produk
primer maupun sekunder yang berkualitas dan
higienis dan berdaya saing tinggi, serta (4) dapat
menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang
memadai bagi peternak; Strategi pembangunan
peternakan yang berkelanjutan pada sistem
produksi dilakukan dengan pendekatan usahatani
(farming system) berupa integrasi tanaman dan
ternak, pendaurulang bahan organik, pengolahan
lahan konservasi, pengurangan bahan input kimia
(LISA = Low Input Sustainable Agriculture),
pengendalian hama terpadu dan sistem produksi
tanaman-ternak; Beberapa keuntungan
pembangunan peternakan yang berkelanjutan
dengan pendekatan agribisnis antara lain :
•Pengembangan agribisnis peternakan didasarkan
atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable) tidak akan pernah habis.
•Kegiatan agribsinis peternakan dapat
diintegrasikan dengan mudah sehingga interaksi
masyarakat dengan lingkungan dapat
dipertahankan.
•Dapat membuka peluang kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan dengan adanya nilai
tambah hasil produksi peternakan bersifat standar,
berkualitas baik dan berdaya saing tinggi.
PERIKANAN:
1. Pengelolaan lingkungan di industri perikanan
118
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
harus terus ditingkatkan, sehingga dapat
memenuhi ketentuan peraturan perundangan
lingkungan yang berlaku menuju terwujudnya
industri perikanan yang memiliki kinerja
(environmental performance) yang baik dalam
pengelolaan lingkungan (PROPER).
2. Perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman industri perikanan terhadap
pentingnya menjaga lingkungan melalui
sosialisasi, pelatihan, pembinaan teknis dan
jejaring (networking) antar industri perikanan,
masyarakat, asosiasi dan perguruan tinggi.
3. Mendorong penerapan teknologi bersih dan
ramah lingkungan di industri perikanan untuk
meningkatkan efesiensi dan produktifitas sektor
perikanan, sehingga dapat meningkatkan daya
saing menuju terciptanya industri perikanan
yang ramah lingkungan, berdaya saing dan
berkelanjutan.
4. Perlindungan anak ikan, yaitu larangan
penangkapan ikan yang belum dewasa dengan
menggunakan alat penangkapan yang ukuran
jaringnya ditentukan
5. Sistem kuota, yaitu menentukan bagian
perairan yang boleh diambil ikannya pada
musim tertentu
6. Penutupan musim penangkapan dengan tujuan
agar jumlah induk ikan tidak berkurang,
kemudian pada waktu pemijahan serta
pembesaran anak ikan tidak terganggu
7. Penutupan daerah perikanan, yaitu larangan
penangkapan ikan di daerah pemijahan dan
pembesaran ikan, terutama di daerah yang
populasinya menurun
8. dll
9 Pembangunan dan Akan berdampak buruk pada PERTAMBANGAN:
119
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Pengembangan lingkungan ekologi, seperti: 1. Bagi para pengelola pertambangan perlu
Pertambangan, Energi dan Berubahnya bentang alam, ditegaskan kembali kewajibannya dalam
Migas menurunnya kualitas air dan tanah, melaksanakan rehabilitasi/reklamasi lahan
meningkatnya kebisingan dan polusi yang mengalami kerusakan dengan dinyatakan
dalam bentuk agreement dengan pemerintah.
udara, meningkatnya emisi gas Hal ini sebagai tanggung jawabnya dalam
rumah kaca (GRK), meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup sehingga sanksi
debu, munculnya sedimentasi, yang sesuai dan tegas dapat dikenakan
meningkatnya limbah, terganggunya 2. Sebelum merencanakan reklamasi, sebaiknya
ekosistem darat dan perairan, berkonsultasi dahulu dengan pemerintah
degradasi vegetasi dan lahan, daerah setempat, pemilik lahan atau instansi
menurunnya populasi biota darat terkait lainnya mengenai pemanfaatan lahan
dan perairan, terganggunya pasokan bekas penambangan
air bersih, terpicunya penurunan 3. Lokasi penambangan tidak terletak di kawasan
lindung (cagar alam, taman nasional, dsb).
populasi ikan tertentu, terganggunya Apabila terpaksa dilakukan di kawasan hutan
aliran tanah, konversi lahan, dll lindung maka dilakukan dengan pola
penambangan bawah tanah dengan ketentuan
dilarang mengakibatkan turunnya permukaan
tanah, berubahnya fungsi pokok kawasan
hutan secara permanen, dan terjadinya
kerusakan akuiver air tanah
4. Penambangan di kawasan hutan lindung dan
cagar alam sedapat mungkin dihindari
mengingat pentingnya kawasan lindung dan
kawasan konservasi sebagai sistem penyangga
kehidupan. Masih diperlukan terobosan oleh
investor untuk berani mencari dan menerapkan
teknologi yang ramah lingkungan dalam
praktek pertambangan di hutan lindung
5. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak
terletak pada daerah resapan atau pada akuiver
sehingga tidak akan mengganggu kelestarian air
tanah di daerah sekitarnya
6. Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak
jauh dari permukiman penduduk sehingga
120
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
suara bising ataupun debu yang timbul dari
kegiatan penambangan tidak akan mengganggu
penduduk
7. Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan
mata air penting sehingga tidak akan
mengganggu kualitas maupun kuantitas air
dari mata air tersebut, juga untuk menghindari
hilangnya mata air tersebut
8. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak
terletak pada DAS hulu (terutama tambang
batuan)
9. Dll
ENERGI:
121
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
EGS adalah beban dasar sumber daya, yang
mampu untuk menghasilkan tenaga listrik 24 jam
sehari. Mengandalkan Sistem panas bumi ini juga
sangat ekonomis untuk mendirikan sebuah
pengoperasian EGS daripada mendirikan pabrik
pembakaran batubara listrik baru.
122
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengembangkan risetnya. Apalagi
mengaplikasikannya. Hal tersebut disebabkan
biayanya yang mahal dan jauh dari komersial.
4. Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah
stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas
yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih
reaktor nuklir pembangkit listrik. Sumber tenaga
ini efisiensinya sangat tinggi. Semakin efisiensi
sebuah proses, semakin banyak keuntungan (baik
finansial maupun teknologi) yang didapat. Selain
efisiensi, tenaga nuklir lebih ramah lingkungan.
Batu bara, minyak bumi, dan gas alam dapat
berperan sebagai bahan bakar untuk mendidihkan
air, tapi semuanya adalah penghasil polusi udara.
Nuklir tidak memberikan polusi udara, kecuali
limbah radioaktif yang dapat dikelola dengan
teknik tersendiri. Teknologi PLTN juga jauh lebih
canggih daripada pembangkit listrik lainnya.
Prinsip dalam teknik adalah semakin canggih,
semakin aman.
123
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Smart grid akan membuat pendistribusian dan
penggunaan energi yang lebih efisien dan hemat
biaya. Di Indonesia Smart Grid sedang
dikembangkan.
MIGAS:
124
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
ditemukan, maka lokasi pengeboran dibatalkan dan
dihijaukan kembali.
Dalam pembangunan pipa transportasi sebagai
sarana dipergunakan rel ketimbang truk yang
membutuhkan jalan lebih lebar. Sebagai hasilnya
penggundulan hutan bisa dikurangi.
b. Kebisingan
Operasi eksplorasi dan produksi menimbulkan
kebisingan di dalam dan disekitar area. Intensitas
yang relatif tinggi dari kebisingan dapat terjadi pada
operasi geothermal selama pengujian produksi.
Karena itu peredam suara telah dipasang pada
setiap lokasi geothermal untuk mengurangi
kebisingan akibat operasi.
c. Limbah Air Formasi dan Lumpur
Pengeboran
Dalam operasi pengeboran tidak hanya minyak yang
diekstraksi tetapi juga air dari formasi batu. Dalam
operasi pengeboran, lumpur pengeboran atau
lumpur kimia digunakan dengan fungsi untuk stem
tekanan formasi dan membantu mengangkat
potongan ke permukaan. Ada dua jenis lumpiur
pengeboran: lumpur air dan lumpur minyak.
Lumpur minyak mempunyai pengaruh penting pada
lingkungan.
Untuk mencegah polusi, air formasi harus
diperlakukan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
air tebuka. Air formasi dikumpulkan pada kolam
tertentu untuk disaring dan dimonitor agar tidak
melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
d. Limbah Konsentrat
Limbah konsentrat biasanya terjadi di tanki
penyimpanan minyak mentah. Tanki ini dibersihkan
secara teratur, kotora yang terdapat di bawah tanki
kemudian dikumpulkan, dan dibawa ke suatu
tempat yang aman dan jauh dari pemukiman
125
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
penduduk untuk dibakar.
e. Tumpahan Minyak
Tumpahan minyak dapat terjadi karena kebocoran
pipa, rusaknya segel pipa, adanya hujan akan
menyebarkan minyak dan mencemari lingkungan.
Dengan membangun sistem drainase yang
dilengkapi alat kendali pencemaran dapat
membantu mencegah hal tersebut.
f. Emisi Gas
Proses produksi minyak mentah menghasilkan gas
sebagai hasil pemisahan gas dari minyak. Gas ini
kemudian diproses terlebih dahulu sebelum
dikeluarkan agar memenuhi standar lingkungan.
2. Operasi Pemrosesan Minyak
Sumber dari dampak operasi pemrosesan minyak
mentah menjadi minyak suling "bahan bakar"
meliputi: pembangunan gedung dan proses
produksi. Operasi ini mempunyai dampak potensial
yang berakibat pada: penghilangan vegetasi,
kebisingan yang berlebihan, polusi udara karena
emisi gas seperti SO2.CO, H2S, NO2; partikel,
hidrokarbon; polusi air karena buangan air limbah
yang mengandung bahan kimia seperti phenol,
sulfate, aromatis, minyak, logam berat; perubahan
suhu, pH, konduktivitas, bau dan kontaminasi
karena buangan limbah konsentrat.
Usaha manajemen lingkungan terhadap hal ini
adalah sebagai berikut:
a. Penghilangan Vegetasi
Lahan dimana vegetasi menjadi hilang karena
digunduli untuk pembangunan penyulingan, pabrik,
dan fasilitas, yang atas kesemuanya itu dihijaukan
kembali. Dalam area penyulingan pengebunan
dilakukan.
b. Kebisingan
Operasi pabrik dan penyulingan juga menghasikan
126
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
kebisingan yang berlebihan di dalam dan di sekitar
area proses. Ada beberapa cara untuk mengurangi
kebisingan, seperti i solasi pipa dan tabung,
penerapan peredam bunyi, penyesuaian lay-out dan
perwatan yang selayaknya terhadap mesin.
c. Polusi Air
Limbah dari penyulingan mengandung agen polusi
seperti phenol, minyak, sulfida, krom, logam berat,
atau polusi yang menyebabkan gangguan fisik
seperti perubahan suhu, pH, konduktivitas, dan
bau. Beberapa limbah dapat terjadi karena
kebocoran pipa dan tumpahan minyak. Untuk
mencegah dampak limbah ke perairan terbuka:
Penangkap minyak, memisahkan minyak dengan
air melalui gravitasi
Perlakuan primer dan sekunder untuk proses
limbah fisik,kimia, dan biologi
Bak penampungan untuk mengurangi
kandungan minyak dalam air dan mengembalikan
dan meningkatkan kualitas air, seperti kandungan
oksigen, minyak, dan suhu, sebelum di buang ke
perairan terbuka.
Penggunaan katalis untuk regenerasi dan
pendaurulangan.
d. Polusi Udara
Emisi gas dari penyulingan minyak dibagi dalam
tiga jenis:
Emisi senyawa sulfur dan SO2 dari pembakaran
minyak pada energi generator dan H2S dari unit air
sour stripper
Emisi dari senyawa nitrogen seperti Nox sebagai
sampingan dari pembakaran minyak
Emisi hidrokarbon dari evaporasi fraksi ringan
yang terkandung dalam minyak mentah juga dalam
tanki penyimpanan pada berbagai tahap operasi
penyulingan
127
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Emisi gas dan hidrokarbon dalam partikel dikurangi
dengan menggunakan tanki floating roof.
Penggunaan jenis ini dapat mengurangi emisi
hidrokarbon 5% ketimbang fixed roof. Karena jenis
ini hampir menghilangkan ruang evaporasi.
e. Limbah Konsentrat
Proses penyulingan limbah pada dasarnya dilakukan
untuk menjaga lingkungan dari kemungkinan
penurunan kualitas lingkungan. Penyulingan limbah
konsentrat ada dalam bentuk oily sludge, activated
sludge, drum kimia, office refuse, dan lain-lainnya.
3. Operasi Pemasaran dan Penyediaan
Domestik
Dampak yang potensial adalah penghilangan
vegetasi, polusi udara, dan polusi air.
Usaha manajemen lingkungan yang mungkin
dilakukan pada operasi ini adalah sebagai berikut:
a. Penghilangan Vegetasi
Penugasan untuk melakukan penghijauan dan
pengebunan lokasi.
b. Polusi Air
Limbah cair dihasilkan dari pekerjaan draining saat
pembersihan tanki. Manajemen lingkungan untuk
hal ini adalah dengan membangun penangkap
minyak.
c. Polusi Udara
Emisi gas terjadi terjadi ketika hidrokarbon
berevaporasi, terutama saat pengisian tanki, usaha
yang dilakukan adalah dengan membuat tanki
floating roof.
d. Limbah Konsentrat
Limbah konsentrat dalam bentuk simpanan oily
sludge pada tanki penyimpanan dipindahkan saat
pemindahan tanki. Penanganan selanjutnya adalah
dengan menanamnya di lokasi tertentu. Untuk
mencegah pencemaran air tanah, pemonitoran
128
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
dilakukan atas lokasi operasi.
4. Operasi Pengapalan, Pelabuhan, dan
Komunikasi
Sumber dampaknya adalah dari operasi kapal tanki.
Dampak potensial terutama adalah polusi air dari
tumpahan minyak dan kecelakaan tanki. Usaha
manajemen adalah dengan memasang alat
pencegahan polusi pada tanki, seperti pemisah
minyak air, tanki slops, pengawasan pembuangan
minyak, dan lain sebagainya.
129
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
membuang limbah tanpa pengolahan yang cukup.
Tanki septik tidak dikosonbgkan secara rutin
dan jasa pelayanan pengambilan lumpur sering
membuang lumpurnya di kanal sungai. Untuk
sembilan persen (9%) dari limbah yang
diolah dengan sistem terpusat, tingkat pengolahan
pada banyak instalasi pengolahan tidak memadai.
Misalnya, Jakartajuga tidak memiliki saluran
pembuangan (sewerage sysem) dalam tanah
yang memadai, tank septiknya hanya mampu
menampung 25 persen populasi, dan kebanyakan
orang menggunakan sungai untuk keperluan mandi,
cuci, dan kakus (MCK), serta pembuangan sampah
yang jumlahnya sekitar 30%. Proses
pengolahan limbah menghasilkan lumpur dan
pembuangan. Mandapatkan lahan untuk instalasi
pengolahan juga semakin sulit terutama di kota-kota
besar.
4. Dll
Sebagai tambahan, diperlukan political will dari
pemerintah untuk menindaklanjuti dari langkah dan
tindakan yang telah disebutkan dengan demikian
akan tercipta pengelolaan air limbah yang
berwawasan lingkungan.
130
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengembalikan nutrien ke dalam siklus makanan.
Nutrien pada air limbah memenuhi persyaratan
sebagai pupuk semua tanaman. Dalam penerapan
praktis, sanitasi berwawasan lingkungan
menggunakan 4 teknik: (a) Diversion atau
pemisahan: urine dan tinja dikumpulkan secara
terpisah dalam kakus yang berdesain khusus.
Urine disalurkan pada tangki dan tinja ditampung
pada tangki yang lain, (b) Containment atau
penampungan: urine dan tinja disimpan atau
diperam secara terpisah sampai aman untuk
digunakan atau didaur ulang, (c) Sanitization atau
penyucihamaan: organisme patogen pada urine dan
tinja dikurangi sampai pada tingkat pengolahan
primer setempat. Untuk tinja, dilakukan
pengurangan kadar air (dehydration), pH
ditingkatkan dan waktu retensi 6-8 bulan, (d)
Recycling atau daur ulang.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013
131
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
3.7 Rekomendasi
132
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
Tabel 3.17
Instrumen Perumusan Rekomendasi dalam Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Program Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi jalan dan Jembatan harus
berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan
dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU BM seperti Program Pembangunan Informasi/Database Jalan dan
Jembatan; Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; Program Inspeksi
Kondisi Jalan dan Jembatan; Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan.
Sedangkan Bupati terpilih mencanangkan rencana-rencana program sebagai berikut:
Jalan lingkar KM 14–Gasing; Jalan Tanjung Api-Api–Sungsang dan Tanjung Carat;
Jembatan Sugihan Kiri-Sugihan Kanan, Sebubus Saleh; Jalan Palembang–Mariana–
Muara Padang; Jembatan dan Kawasan Rantau Bayur; Masterplan Kawasan Banyuasin
via Jembatan Musi Tiga.
Dilihat dari program-program di atas terdapat ketidaksinkronan antara rencana program
Pembangunan, Bupati terpilih dengan program-program Renstra Dinas PU BM. Bupati banyak
Peningkatan dan mencanangkan program-program pembangunan jalan dan jembatan baru, sedangkan
1 Ya
Rehabilitasi Jalan Dinas PU BM tidak memasukkan program pembangunan jalan dan jembatan baru yang
dan Jembatan diinginkan Bupati terpilih ke dalam dokumen Renstra mereka.
Program-program yang dicanangkan Bupati terpilih sangat baik untuk mengatasi
masalah kekurangan infrastruktur jalan dan jembatan dan sangat berpengaruh untuk
meningkatkan aksesibilitas antar kawasan di Banyuasin. Hal tersebut harus
diimplementasikan sehingga ekses-ekses seperti gejolak politis yang menginginkan
pemekaran wilayah yang disuarakan oleh golongan masyarakat akibat sulitnya
aksesibilitas antar wilayah bisa diredam dengan keseriusan pemkab membangun
infrastruktur untuk kemaslahatan masyarakat.
Selain itu, Dinas PU BM harus proaktif mengusulkan peningkatan jalan di sepanjang
jalan Palembang-Betung karena kondisinya sangat parah karena kerap terjadi
kemacetan yang disebabkan faktor alam maupun manusia. Kondisi sempadan jalan pun
harus diperhatikan agar tidak terlalu tinggi dengan permukaan tanah di sampingnya
karena hal tersebut sangat membahayakan pengguna jalan. Selain itu, Dinas PU BM
harus segera berkoordinasi dengan Dinas PU CK untuk mengatasi masalah drainase di
133
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
sepanjang jalan Palembang-Betung tersebut karena hal itu adalah salah satu syarat
untuk menggolkan wacana pelebaran jalan negara tersebut.
Hal lain yang tidak kalah penting, seiring dengan pengembangan pelabuhan
internasional Tanjung Api-Api, PU BM harus proaktif berkoordinasi dengan pemprov dan
pemerintah pusat dalam mempercepat peningkatan jalan TAA karena operasional
pelabuhan sangat tergantung dari kinerja Dinas PU BM dalam menyiapkan jalan
tersebut yang merupakan akses vital menuju kawasan pelabuhan TAA tersebut.
Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampak
positifnya sangat masif bagi kemaslahatan masyarakat luas.
Program Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan dan Dermaga harus berwawasan
lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat
pada kolom mitigasi).
Pembangunan kawasan pelabuhan dan industri di kawasan lahan basah Tanjung Carat
harus memperhatikan lingkungan biotik (manusia, hewan, tumbuhan, dan mikro
organisme) dan lingkungan abiotik (tanah, air, dan udara) karena pembangunan yang
akan dilakukan di kawasan ini akan menyebabkan adanya degradasi lahan. Oleh karena
itu, pembangunan pelabuhan dan industri berkonsep hijau.Di samping itu, perlu
mengembangkan Standard Operation Procedure (SOP) pengembangan kawasan Tanjung
Carat.
1. Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api Api yang dilengkapi dengan beberapa kawasan
Pembangunan dan penunjang seperti terminal peti kemas, kawasan industri terpadu, kawasan perhunian
2 Pengembangan Ya modern dan lain-lain yang diprioritaskan pemerintah daerah Sumatera Selatan.
Pelabuhan Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut maka diupayakan
pelengkapan pelabuhan yang dibangun sesuai dengan eco industrial park (EIP);
Membuat kawasan dengan dengan system blok dengan memperhatikan mangrove dan
lahan gambut yang ada; Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut;
Adaptasi teknologi untuk memulihkan beradaan mangrove; Memanfaatkan teknologi
yang ramah lingkungan untuk mengurangi pemanasan global. . Mengembangkan
lahan mangrove; Mengembangkan teknologi yang ramah terhadap lahan gambut;
Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut; Adaptasi teknologi untuk
memulihkan beradaan mangrove; Membuat peraturan perundang-undangan yang bisa
melindungi kawasan tersebut; Mengatur kawasan pelabuhan dan penunjangnya tidak
mengganggu lingkungan sekitar; Mitigasi dampak lingkungan udara, air dan lahan;
Pengembangan kawasan pelabuhan dan penunjangnya diupayakan memanfaatkan
134
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
kawasan lindung yang seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut
tidak memanfaatkan kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan
lindung.
2. Pengembangan sistem transportasi perkeretaapian melalui pembangunan terminal
peti kemas dan pembangunan jalan rel KA Palembang-Tanjung Api Api
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut; Pengembangkan jalur
KA dengan jarak yang terpendek; Mitigasi dampak eksploitasi lahan gambut;
Pengembangan system transportasi dan penunjangnya diupayakan memanfaatkan
kawasan lindung yang seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut
tidak memanfaatkan kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan
lindung.
3. Pengembangan transportasi laut terutama untuk angkutan barang, khususnya
Pelabuhan Tanjung Api Api sebagai pelabuhan samudera.
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove terhadap jalur transportasi; Pembuat
rambu-rambu pelayaran dalam melindungi magrove; Mitigasi dampak eksploitasi
lahan magrove; Membuat peraturan pelayaran yang sesuai dengan kondisi kawasan
tersebut; Pembuat rambu-rambu pelayaran; Tersedianya aturan perundang-
undangan.
4. Membangun industri pengolahan dan manufaktur yang berdaya saing global dengan
menciptakan nilai tambah potensial yang proporsional dengan memperkokoh
kemitraan hulu-hilir, serta industri kecil, menengah, dan besar.
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut maka diupayakan
pelengkapan pelabuhan yang dibangun sesuai dengan eco industrial park (EIP);
Membuat kawasan dengan dengan system blok dengan memperhatikan mangrove dan
lahan gambut yang ada; Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut;
Adaptasi teknologi untuk memulihkan beradaan mangrove; Memanfaatkan teknologi
yang ramah lingkungan untuk mengurangi pemanasan global; . Mengembangkan
lahan mangrove; Mengembangkan teknologi yang ramah terhadap lahan gambut;
Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut; Adaptasi teknologi untuk
memulihkan beradaan mangrove; Membuat peraturan perundang-undangan yang
bisa melindungi kawasan tersebut; Mengatur kawasan indsutri yang tidak
mengganggu lingkungan sekitar; Mitigasi dampak lingkungan udara, air dan lahan;
Pengembangan kawasan Industri diupayakan memanfaatkan kawasan lindung yang
seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut tidak memanfaatkan
135
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan lindung.
136
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
pemerintah dengan masyarakat sekitar. Selain itu perlu dipertimbangkan konsep public-
private partnership agar kawasan wisata olahraga dan wisata alam benar-benar terkelola
secara profesional dimulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pemanfaatan sampai
pemeliharaannya.
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi harus berwawasan lingkungan (Langkah-
langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Disnakertrans seperti Program Pengembangan Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi; Program Transmigrasi Penduduk Setempat. Hal ini sejalan dengan
Pengembangan rencana Bupati terpilih dalam bidang transmigrasi. Bupati terpilih berusaha
5 Ya
Wilayah Transmigrasi mewujudkan target program yaitu Ketersediaan Wilayah Transmigrasi dan Persentase
Transmigrasi Yang Ditempatkan. Hanya saja pelaksanaan proyek ini harus benar-benar
bebas dari konflik dengan masyarakat yang daerahnya akan didatangi para transmigran.
Selain itu harus dipikirkan juga upaya untuk mencegah terjadinya disparitas sosial
antara masyarakat dengan para transmigran dengan memberikan peluang ekonomi yang
adil dan merata. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda.
Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman dan Perumahan
harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau
penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK seperti Program Lingkungan Sehat Perumahan; Program
Pembangunan dan Pengembangan Komunitas Perumahan; Program Pengembangan Perumahan. Hal ini
Pengembangan sejalan dengan rencana Bupati terpilih di bidang perumahan yaitu antara lain: Kawasan
6 Ya
Permukiman dan Permukiman KM 14; Kawasan Permukiman Jakabaring , Rambutan; Kawasan
Perumahan Permukiman Menengah-Atas KM 14. Hanya saja pembangunan ini harus menerapkan
sungguh-sungguh prinsip keadilan sehingga target masyarakat tidak tebang pilih dan
pendataan mengenai kategorisasi masyarakat yang akan dijadikan target harus benar-
benar dikoordinasikan dengan BPS. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak
ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah
meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang sosial.
Pembangunan dan Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat Berbasis
Pengembangan Perkebunan dan Kehutanan harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah
7 Ya
Kawasan Industri rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Masyarakat Berbasis Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
137
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Perkebunan dan program Dishutbun seperti Program Peningkatan Produksi Hasil Perkebunan; Program
Kehutanan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman; Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/ Perkebunan; Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan
Perkebunan; Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan; Program
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan; Program pemanfaatan
kawasan hutan industri; Program perencanaan dan pengembangan baton; Program
Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan. Hal ini sejalan dengan rencana Bupati
terpilih di bidang kehutanan dan perkebunan yaitu antara lain: Kawasan Hortikultura
Sugihan Kiri; Kawasan Kelapa Delta Upang; Agrowisata Hortikultura; Optimalisasi Lahan
Air untuk Pangan dan Hortikultura; Optimalisasi dan Peremajaan Tanaman Karet;
Optimalisasi Pra Panen Tanaman Sawit. Hanya saja pengembangan dan pembangunan
bidang kehutanan ini harus selalu mengacu pada upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat dengan terus memberikan porsi yang besar pada konsep perkebunan inti
rakyat. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena
dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup
masyarakat di bidang ekonomi dan sosial.
Program Pengembangan Pertanian Umum harus berwawasan lingkungan (Langkah-
langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Distanak dan Disperik & Kelautan seperti Program Peningkatan Ketahanan
Pangan; Program Peningkatan Produksi Pertanian; Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan; Program Pengendalian Hama Penyakit Tanaman; Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan; Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Produksi peternakan; Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
Pengembangan
8 Ya Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan Perkebunan; Program
Pertanian Umum Pengembangan Perikanan Tangkap; Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan; Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan; Program Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi
Pesisir; Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan
Sumber Daya Laut. Hal ini sejalan dengan rencana Bupati terpilih di bidang pertanian,
peternakan, perikanan dan kelautan yaitu antara lain: Agrowisata Pertanian Pangan,
Hortikultura, Peternakan dan perikanan; Optimalisasi Lahan Air untuk Pangan dan
Hortikultura; Pupuk Organik dan Biomassa; Peningkatan Teknologi Hasil Pertanian;
138
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Pengembangan Budidaya Perikanan Darat dan Perikanan Tangkap; Program
Perencanaan Pembangunan Perikanan dan Kelautan; Pengembangan Ternak Besar:
Sapi, Kerbau, Kambing; Pengembangan dan Optimalisasi Ternak Unggas; Peningkatan IP
dan Pasca Panen Tanaman Pangan; Program Peningkatan, Penerapan Teknologi
Pertanian; Program peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. Hanya saja
pengembangan dan pembangunan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan
kelautan ini harus selalu mengacu pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat
dengan terus memberikan porsi yang besar pada konsep usaha berbasis masyarakat.
Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya
akan sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di
bidang ekonomi dan sosial serta sangat besar kontribusinya dalam mendukung upaya
pemerintah menjadikan Sumsel menjadi lumbung pangan.
Program-Program Pembangunan dan Pengembangan Pertambangan, Energi dan Migas
harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau
penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Distamben seperti Program Pengawasan dan Penertiban Rakyat yang berpotensi
merusak Lingkungan; Program Pengembangan Informasi Potensi Energi dan Sumber
Daya Mineral; Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan. Hal ini
sejalan dengan rencana Bupati terpilih dalam bidang pertambangan, energi dan migas
Pembangunan dan yaitu antara lain: Optimalisasi Batubara Energi; Energi Berbasis Biomassa/Bioenergi;
Pengembangan Energi Terbarukan: Pasang Surut dan Tenaga Surya; Program
Pengembangan
9 Ya Pengembangan Potensi, Energi dan Sumberdaya Mineral.
Pertambangan, Pembangunan di bidang ini bagaikan dua keping mata uang yang saling berlawanan,
Energi dan Migas dampak positif dan negatifnya hampir sama besarnya. Di satu sisi sangat besar
kontribusinya terhadap PAD, tetapi di sisi lain sangat buruk kontribusinya bagi
lingkungan ekologi. Kepiawaian pemkab dalam mengelola hubungan yang baik dengan
masyarakat dan dunia usaha sangat menentukan. Pemkab harus mencari solusi win-
win solution agar kegiatan ini berjalan baik tanpa konflik. Sebaiknya kegiatan ini
diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi
usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi dan sosial
serta sangat baik bagi citra pemkab di mata daerah lain dan sangat besar kontribusinya
dalam mendukung upaya pemerintah menjadikan Sumsel menjadi lumbung energi.
10 Pembangunan dan Ya Program Pembangunan dan Pengembangan Pengelolaan Air Limbah harus berwawasan
139
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018
KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Pengembangan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat
Pengelolaan Air pada kolom mitigasi).
Limbah Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK dalam hal pengelolaan limbah seperti Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. Namun Bupati terpilih secara eksplisit
tidak mencanangkan program pengelolaan limbah ini pada uraian visi misinya. Padahal
kegiatan ini sangat penting karena bersentuhan langsung dengan kualitas lingkungan
ekologi Kabupaten Banyuasin. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak
ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah
meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang sosial dan kesehatan masyarakat.
Program Pembangunan dan Pengembangan Sanitasi harus berwawasan lingkungan
(Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom
mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman seperti
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; Program
Pembangunan dan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; Program Pembangunan Saluran
Drainase/Gorong-gorong. Namun sayang, Bupati terpilih tidak secara eksplisit
11 Pengembangan Ya memberikan perhatian terhadap pengelolaan sanitasi pada uraian visi misinya, padahal
Sanitasi faktanya saat ini Kabupaten Banyuasin adalah Kabupaten yang maayarakatnya masih
melakukan budaya buang air bersih sembarangan (di atas 90%) dikarenakan tidak
tersedianya MCK yang baik terutama di daerah pedesaan. Padahal sanitasi ini sangat
penting karena bersentuhan langsung dengan kualitas lingkungan hidup. Sebaiknya
kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya akan
sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang
sosial dan kesehatan masyarakat.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013
140