Anda di halaman 1dari 140

BAB III

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD


KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

BAB III
PROSES, LINGKUP KEGIATAN, METODE, DAN HASIL PELAKSANAAN
KLHS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2018

3.1. Tahap Persiapan

Mekanisme pengkajian pengaruh (KRP) terhadap kondisi lingkungan


hidup di Kabupaten Banyuasin diawali dengan melakukan persiapan.
Tahap persiapan meliputi, antara lain:

3.1.1. Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan


(Pokja PL)

Pokja PL merupakan bagian dari Tim Penyusun RPJMD Kabupaten


Banyuasin tahun 2014-2018. Pokja PL bertugas melaksanakan tahapan
KLHS dengan cara saling bertukar informasi dan memberikan masukan
terhadap proses penyusunan RPJMD dengan pokja lain di bawah
koordinasi Ketua Tim Penyusun RPJMD. Kinerja Pokja PL juga melibatkan
pemangku kepentingan.

Pokja PL Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 ditetapkan dengan


Surat Keputusan Kepala Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten
Banyuasin Nomor 3514/S-KPTS/BAPPEDA&PM-PWFP/2013 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian Lingkungan (Pokja PL)
Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuasin
Tahun 2014-2018 Tahun Anggaran 2013.

Pokja PL Kabupaten tahun 2014-2018 ditetapkan di Pangkalan Balai –


Kabupaten Banyuasin dengan masa tugas sampai dengan 31 Desember

1
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

2013. Adapun keanggotaan Pokja PL terdiri dari Kepala Badan Lingkungan


Hidup (BLH) sebagai Ketua, Kepala Bidang Pembangunan Wilayah, Fisik
dan Prasarana sebagai Sekretaris serta personil-personil dari SKPD yang
KRP-nya diperkirakan berdampak terhadap lingkungan hidup sehingga
Renstra SKPD-nya wajib disisipi KLHS. Namun, Pokja PL juga melibatkan
personil dari organisasi non pemerintah atau yang biasa dikenal dengan
LSM (khususnya LSM yang concern terhadap pelestarian dan pengawasan
lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin).

3.1.2. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) KLHS

Pokja PL menyusun KAK yang merupakan pedoman kerja bagi pokja


PL dalam rencana pelaksanaan RPJMD sejak tahap analisis gambaran
umum kondisi daerah sampai dengan penyusunan rancangan akhir
RPJMD.

KAK KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 terdiri dari:


a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Sasaran
c. Lingkup Kegiatan
d. Hasil yang Diharapkan
e. Rencana Kerja Pelaksanaan dan Metode Pengkajian
f. Kebutuhan Narasumber/Akademisi yang diperlukan membantu Pokja
PL dalam melakukan analisis
g. Waktu dan Pembiayaan

Adapun KAK pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun


2014-2018 dapat dilihat pada lampiran sebagai bagian tidak terpisahkan
dari dokumen KLHS RPJMD ini sendiri.

2
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

3.2. Pra Pelingkupan

Pokja PL melaksanakan pra pelingkupan yang meliputi kegiatan, antara


lain:
a. Mengidentifikasi isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan isu-isu
ekonomi, melalui diskusi internal Pokja PL
b. Mengumpulkan data dan informasi terkait isu-isu, seperti gambaran
umum kondisi daerah, hasil-hasil kajian, dan publikasi-publikasi yang
ada
c. Mengidentifikasi jenis dan sumber data yang masih diperlukan namun
belum tersedia
d. Menginventarisasi pemangku kepentingan yang akan diikutsertakan
dalam pelaksanaan KLHS sesuai dengan daftar panjang isu
pembangunan.

Pra pelingkupan menghasilkan daftar panjang isu-isu lingkungan, isu-


isu sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi yang telah didukung dengan data
dan informasi awal. Daftar panjang isu-isu digunakan sebagai bahan
pelingkupan bersama para pemangku kepentingan.

Pokja PL melakukan pra pelingkupan untuk mempersiapkan daftar


panjang isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, isu-isu ekonomi (isu-isu
pembangunan berkelanjutan). Pokja PL melakukan diskusi intenal untuk
mengumpulkan dan menyajikan data dan informasi berdasarkan dokumen-
dokumen yang ada. Pokja PL menyusun daftar panjang isu-isu
pembangunan berkelanjutan.

Isu-isu Pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin dapat


dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

3
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.1.
Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dan Deskripsi Singkatnya

Isu
Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan
(PB)
Ketersediaan air tawar bagi para pengguna secara umum dan
saat kemarau (populasi perkotaan, irigasi, keperluan
industri, dsb.)
Kualitas air secara umum dan saat kemarau
Habitat penting yang membutuhkan air (lahan basah, tempat
pemijahan) dan keterkaitannya
Spesies ekosistem air tawar yang terancam punah ataupun
hampir punah
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai
Badan Air
ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan
yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk
setempat)
Praktek penangkapan jenis ikan air tawar yang bernilai
ekonomi tinggi/jenis ikan yang bermigrasi (atau jenis ikan
yang menjadi sumber mata pencaharian dari penduduk
setempat)
Erosi tepian sungai dan sedimentasi
Banjir
Kualitas perairan pesisir secara umum dan saat kemarau
Habitat penting (mangrove, terumbu karang, dsb. ) dan
keterkaitannya
Spesies ekosistem pesisir/laut yang terancam punah
Wilayah Pesisir
Penangkapan jenis ikan laut yang bernilai ekonomi tinggi
(atau jenis ikan yang menjadi sumber mata pencaharian
penduduk setempat)
Erosi pantai dan sedimentasi wilayah pesisir
Habitat darat yang penting dan keterkaitannya
Deforestasi (total luasan, distribusi ruangnya) dan pemicu
utama deforestasi (pertambangan, perkebunan kelapa sawit,
dsb.)
Rata-rata pemanenan hasil hutan (dibandingkan dengan
Kawasan Hutan
kemampuan regenerasi hutan)
dan
Spesies ekosistem darat yang terancam punah atau hampir
Perkebunan
punah.
Ketersediaan lahan perkebunan
Akuisisi lahan perkebunan
Kebakaran hutan
Akuisisi lahan hutan

4
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kualitas, fertilitas dan polusi tanah


Degradasi lahan
Penebangan ilegal
Pertanian Ketersediaan lahan pertanian (dibandingkan dengan
Umum (dalam kebutuhan bahan pangan)
arti luas Degradasi lahan (desertifikasi dan erosi)
meliputi Kualitas, fertilitas dan polusi tanah
peternakan,
perikanan dan Akuisisi lahan pertanian
kelautan)
Kualitas air
Limbah rumah tangga (total jumlah dan laju penumpukan,
pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik
padat maupun limbah cair
Limbah B3 industri (total jumlah dan laju penumpukan,
pemisahan, proses daur ulang dan pembuangan) – baik
Kawasan
padat maupun limbah cair
Perkotaan dan
Pemisahan sarana transportasi (jalan/rel kereta/moda
Industri
transportasi air dan keterkaitan antar moda)
Kualitas transportasi publik
Sarana untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki
Ruang publik (total luas, distribusi dan kualitas ruang)
Daya tahan terhadap resiko gempa dan bencana alam
lainnya
Kesehatan Ketersediaan pelayanan kesehatan
Infrastruktur Kekurangan aksesibilitas
Jalan dan Kerusakan jalan
Jembatan Pelebaran badan jalan dan peningkatan kualitas jalan
Pencemaran lingkungan akibat industri
Lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan
Distribusi hasil industri yang kurang merata
Industri
Daya beli masyarakat yang masih kurang
SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas
Daya saing produk yang masih rendah
Pencemaran lingkungan akibat penggalian
Kerusakan bentang alam dan bentang lahan
Eksploitasi yang melebihi daya tampung dan daya dukung
Pertambangan lingkungan
dan Migas Peraturan yang tidak diterapkan
Distribusi hasil galian yang belum merata
Pengolahan hasil tambang yang belum maksimal
SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas
Energi Kekurangan energi
Infrastruktur Belum adanya pelabuhan penumpang

5
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Pelabuhan dan Belum maksimalnya fungsi pelabuhan barang


terminal
Rentan terbentuknya kawasan kumuh
Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Kurangnya ruang terbuka hijau
Perumahan dan Penataan lingkungan yang tidak sesuai peraturan
permukiman Lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Daya beli masyarakat yang kurang akibat mahalnya harga
rumah
Kualitas bangunan yang kurang maksimal
Distribusi hasil perdagangan yang kurang merata
Perdagangan Daya beli masyarakat yang masih kurang
dan Jasa SDM yang kurang baik kualitas maupun kuantitas
Daya saing produk yang masih rendah
Akses menuju lokasi
Sarana dan prasarana pariwisata
Promosi pariwisata
Pariwisata
Kurangnya destinasi
Pengembangan dan Pemeliharaan tempat pariwisata
Pengelolaan tempat wisata
Budaya masyarakat yang kurang peduli
Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Persampahan
Belum maksimal fungsi TPA
dan Limbah
Jumlah SDM persampahan yang masih kurang
Tingkat kesadaran dunia usaha masih rendah
Pembebasan lahan
Transmigrasi Prosedur transmigrasi
Pembekalan transmigrasi
Budaya buang air besar sembarangan
Sanitasi Kurangnya sarana dan prasarana sanitasi
Sosialisasi terhadap masyarakat masih kurang
Sarana dan prasarana telekomunikasi
Kurangnya jumlah sarana dan prasarana perhubungan darat
Optimalisasi infrastruktur perhubungan
Perhubungan
Trayek dan rute perhubungan darat
Jalur pelayaran
Pengembangan perhubungan udara
Perencanaan SDA Perencanaan
Pembangunan Peraturan daerah perencanaan
Kurangnya investor
Penanaman Promosi daerah
modal Daya saing daerah
SDM yang kurang memadai
Lingkungan Pencemaran udara, air, tanah
Ekologi Pencemaran sungai dan laut

6
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Degradasi wilayah pesisir


Erosi, abrasi, intrusi air laut
Bencana alam dan penanggulangannya
Kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur
Ketersediaan Aksesibilitas antar kecamatan yang masih sulit
Infrastruktur Pengembangan dan Rehabilitasi sarana parasarana baru
(Availabilitas) Pelayanan Publik yang buruk akibat ketidaktersediaan
infrastruktur
Pencemaran akibat industri perikanan
Perikanan dan Teknologi peningkatan kualitas perikanan
Kelautan Pengolahan hasil perikanan
Distribusi hasil perikanan
Distribusi hasil peternakan
Peternakan Teknologi peningkatan kualitas ternak
Penanggulangan penyakit ternak
Anggaran kurang memadai
Tidak adanya instansi induk pengelolaan pasar tingkat pusat
Pengelolaan
Pencemaran akibat sampah pasar
pasar
Sarana dan prasarana pasar
Jumlah pasar yang masih kurang
Sumber air baku
Sarana dan prasarana air minum
Air Minum Sistem birokrasi dan prosedur yang rumit
SDM yang kurang memadai
Anggaran pengembangan air minum
Sanksi terhadap pelanggaran tata ruang
Tata Ruang Pemanfaatan tata ruang yang tidak sesuai zonasi
Rendahnya penegakan hukum terkait tata ruang
Komitmen pemerintah melaksanakan peraturan
Pembukaan lahan untuk kepentingan negara
Konversi Lahan
Alih fungsi lahan kawasan lindung
Alih fungsi lahan kawasan budidaya
Pariwisata yang mandeg dan tidak bergairah
Daya Saing Produk daerah yang kurang terdistribusi dengan baik
Daerah Promosi produk daerah yang masih kurang

Kemiskinan
Pendapatan Perkapita yang rendah
Kemandirian Kecilnya PAD
Sosial dan Kesenjangan sosial
Ekonomi Pengangguran
Pelayanan Publik yang buruk
Ketahanan pangan yang masih rawan
Dan lain-lain
Sumber: Hasil diskusi internal Pokja PL tahun 2013

7
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Isu-isu pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin tidak


hanya yang tertera dalam tabel di atas, namun masih banyak yang lainnya,
seperti antara lain: perubahan iklim, bencana alam, tingkat pengangguran,
kemiskinan, kriminalitas dan penyakit masyarakat, kesenjangan sosial,
Kematian Saat Melahirkan, ketimpangan gender, tingkat anak putus
sekolah, stabilitas keamanan di wilayah perbatasan, good governance,
olahraga, seni, budaya dan kepemudaan, tatanan ekonomi, pelayanan
pendidikan, kepastian hukum, perizinan, daya saing produk daerah,
pendapatan perkapita, SDM, birokrasi, pelayanan publik, perpustakaan,
arsip daerah dan dokumentasi, pengairan, pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan keluarga berencana, kependudukan dan pencatatan
sipil, teknologi informasi dan komunikasi, kebersihan, pertamanan dan
pemakaman, ketahanan pangan, pengawasan aparatur daerah,
kepegawaian, politik, pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa
dan lain-lain (long list atau daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan).

Pokja PL Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun


2014-2018 mengidentifikasi pemangku kepentingan untuk dilibatkan dalam
proses KLHS. Pokja PL menggunakan metode pengaruh dan penting, yaitu
dengan mengidentifikasi stakeholders mana saja yang penting dan
berpengaruh sampai dengan yang kurang penting dan kurang berpengaruh.
Penggunaan metode pengaruh dan penting tersebut menghasilkan
stakeholders mana saja yang wajib menyisipkan KLHS pada dokumen
Renstra mereka (terutama satuan kerja perangkat daerah).

Hasil identifikasi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan


Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 antara
lain dapat dilihat dalam tabel 3.2.

8
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.2.
Identifikasi Pemangku Kepentingan (PK) atau Stakeholders

PK PK
Penting Kurang PK Kurang
PK penting dan tapi penting penting dan
NO STAKEHOLDERS
Berpengaruh kurang tapi kurang
berpenga- berpenga- berpengaruh
ruh ruh

1 Bappeda dan Penanaman Modal

2 Inspektorat

3 Badan Ketahanan Pangan

Badan Pemberdayaan
4
Perempuan & KB
Badan Kepegawaian dan Diklat
5
Daerah
Badan Pemberdayaan
6
Masyarakat dan Pem. Desa
Badan Pelaksana Penyuluhan
7
Pertanian, Petern, dan Kelautan

8 Badan Lingkungan Hidup

9 Badan Perizinan Terpadu

Badan Perpustakaan Arsip


10
Daerah dan Dokumentasi
Badan Penanggulangan Bencana
11
Daerah, Kesbangpol

12 BP DAS

13 BKSDA

14 BMKG

15 Badan Pertanahan Nasional

16 Dinas PU Bina Marga

17 Dinas PU Cipta Karya

9
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

18 Dinas PU Pengairan

19 Dinas Kesehatan

20 Dinas Pendidikan

Dinas Tenaga Kerja dan


21
Transmigrasi
Dinas Perhubungan, Komunikasi
22
dan Informatika

23 Dinas Perikanan dan Kelautan

24 Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Koperasi, UKM,


25
Perindustrian dan Perdagangan

26 Dinas Pertanian dan Peternakan

Dinas Kehutanan dan


27
Perkebunan
Dinas Pariwisata Seni Budaya,
28
Pemuda dan Olah Raga

29 Dinas Sosial

Dinas Kependudukan dan


30
Pencatatan Sipil

31 Dinas Pengelolaan Pasar

32 RSUD

Dinas Kebersihan, Pertamanan


33
dan Pemakaman

34 PDAM

35 Polisi Pamong Praja

Kepala Bagian Setda Kab.


36
Banyuasin

37 Setwan

38 Perguruan Tinggi

39 Tokoh Masyarakat

40 Media

10
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

41 TNI/POLRI POL PP

LSM Lingkungan Hidup Wahana


42
Bumi Hijau
LSM Lingkungan Hidup
43
Khatulistiwa Hijau
Sumber: Hasil Rapat Internal Pokja PL tahun 2013

Pokja PL selanjutnya menggunakan hasil di atas sebagai acuan


analisis atau pemetaan pemangku kepentingan dengan menggunakan
teknik tertentu. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah melakukan
penilaian dan memberikan bobot terkait kondisi/persyaratan tertentu yang
harus ditetapkan lebih dahulu oleh Pokja PL. Namun pembobotan
dipersempit ruang lingkupnya hanya pada SKPD saja untuk mempersempit
ruang lingkup. Lihat tabel 3.3.

Tabel 3.3.
Pembobotan SKPD yang Dinilai Berpengaruh dan Dipengaruhi oleh Isu PB

Pengaruh Pemahaman Kepedulian


terhadap terhadap terhadap
Penyusunan Pembangunan Pembangunan
SKPD RPJMD Berkelanjutan Berkelanjutan Total
(4-3-2-1)* (4-3-2-1)* (4-3-2-1)*

Bappeda dan Penanaman Modal 4 4 4 12

Badan Lingkungan Hidup 4 4 4 12


Dinas PU Bina Marga 4 4 4 12
Dinas PU Cipta Karya 4 4 4 12
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4 4 4 12

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan


4 4 4 12
Informatika

Dinas Perikanan dan Kelautan 4 4 4 12

Dinas Pertambangan dan Energi 4 4 4 12


Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
4 4 4 12
Perdagangan

Dinas Pertanian dan Peternakan 4 4 4 12

Dinas Kehutanan dan Perkebunan 4 4 4 12

11
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Pengaruh Pemahaman Kepedulian


terhadap terhadap terhadap
Penyusunan Pembangunan Pembangunan
SKPD RPJMD Berkelanjutan Berkelanjutan Total
(4-3-2-1)* (4-3-2-1)* (4-3-2-1)*

Dinas Pariwisata Seni Budaya, Pemuda


4 4 4 12
dan Olah Raga
Dinas Pengelolaan Pasar 4 4 4 12
RSUD 4 4 4 12
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
4 4 4 12
Pemakaman
PDAM 4 4 4 12
*) 4=tinggi; 1=rendah
Sumber: Hasil Rapat Internal Pokja PL tahun 2013

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua SKPD yang dinilai
berpengaruh dan dipengaruhi oleh isu PB mempunyai bobot nilai yang
sama. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dan kepentingan mereka
dalam pelaksanaan KLHS RPJMD ini sama besar porsinya, sehingga KRP-
nya akan dikaji lebih lanjut di tahap berikutnya dari pelaksanaan KLHS
RPJMD ini.

3.3. Tahap Pelingkupan

Tahapan kedua dari mekanisme pengkajian pengaruh KRP terhadap


kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Banyuasin setelah tahap persiapan
adalah tahap pelingkupan. Pelingkupan adalah proses penapisan daftar
panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan menjadi daftar pendek dengan
menggunakan kriteria strategis dan pembangunan berkelanjutan.

Pelingkupan yang dilaksanakan oleh Pokja PL dimulai pada saat Tim


Penyusun RPJMD melakukan analisis isu-isu strategis. Pelaksanaan
pelingkupan menggunakan hasil pra pelingkupan. Pelingkupan dilakukan
bersama pemangku kepentingan melalui:
a. Verifikasi daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan.

12
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

b. Penapisan daftar panjang isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya, dan


isu-isu ekonomi dilakukan dengan menggunakan kriteria sekurang-
kurangnya lintas sektor, lintas wilayah, berdampak kumulatif jangka
panjang, dan berdampak luas terhadap berbagai pemangku
kepentingan.
c. Penyepakatan hasil penapisan.

Pelingkupan menghasilkan daftar pendek isu-isu lingkungan, isu-isu


sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi yang telah disepakati oleh pemangku
kepentingan. Hasil pelingkupan digunakan untuk penajaman analisis isu
strategis RPJMD. Isu-isu strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan oleh Tim Penyusun RPJMD untuk proses penyempurnaan
rumusan visi, misi, dan kebijakan daerah.

Pokja PL melakukan pelingkupan dengan menggunakan hasil pra


pelingkupan. Pokja PL melibatkan pemangku kepentingan dalam
melakukan pelingkupan. Pokja PL menggunakan tabel hasil pra
pelingkupan untuk menggali data/informasi penting lainnya terkait masing-
masing isu pembangunan berkelanjutan yang ditelisik per tema.
Pokja PL menggunakan teknik pembobotan (weighing) dengan
mengombinasikan isu-isu PB dengan beberaqpa kriteria yang sesuai dengan
kondisi dan situasi di Kabupaten Banyuasin sendiri. Proses pembobotan
dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Pembobotan Isu-Isu PB

KELOMPOK ISU AKTUAL KOMPLEKS URGEN RELEVAN SENSITIF JUMLAH

Lingkungan Ekologi 5 5 5 5 5 25

Ketersediaan Infrastruktur 5 5 5 5 5 25

Kemandirian Sosial dan Ekonomi 5 5 5 5 5 25

Daya Saing Daerah 5 5 5 5 5 25

13
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KELOMPOK ISU AKTUAL KOMPLEKS URGEN RELEVAN SENSITIF JUMLAH

Konversi Lahan 5 5 5 5 4 24

Kawasan Hutan dan Perkebunan 5 4 5 5 5 24

Pertanian Umum 5 5 5 5 4 24

Badan Air 4 5 4 5 4 23

Wilayah Pesisir 5 5 4 5 5 24

Kawasan Perkotaan dan Industri 5 5 4 5 5 24

Kesehatan 5 4 5 5 4 23

Sarana dan Prasarana Jalan dan


5 5 4 5 5 24
Jembatan

Industri 5 5 4 5 5 24

Pertambangan dan Migas 5 5 4 5 5 24

Energi 5 5 4 5 5 24

Pelabuhan dan Terminal 5 5 4 5 5 24

Permukiman dan Perumahan 5 5 4 5 5 24

Perdagangan dan Jasa 5 5 4 5 5 24

Persampahan dan Limbah 5 5 4 5 5 24

Pariwisata 4 4 3 5 3 19

Transmigrasi 4 3 3 5 3 18

Sanitasi 5 5 4 5 5 24

Perhubungan 5 5 4 5 5 24

Perencanaan Pembangunan 5 5 4 5 5 24

Penanaman Modal 5 5 4 5 5 24

Infrastruktur Keciptakaryaan 5 5 4 5 5 24

Perikanan dan Kelautan 5 4 4 5 5 23

Peternakan 5 4 4 5 5 23

Pengeloaan Pasar 4 4 4 5 3 20

Air Minum 5 4 5 5 5 24

Penataan Ruang 5 5 4 5 5 24

Perubahan Iklim 5 5 4 5 5 24

14
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KELOMPOK ISU AKTUAL KOMPLEKS URGEN RELEVAN SENSITIF JUMLAH

Bencana Alam 3 3 4 5 3 18

Pengangguran 5 5 5 5 4 24

Kemiskinan 5 5 4 5 5 24

Kriminalitas dan Penyakit Masyarakat 4 4 5 5 4 22

Kesenjangan Sosial 5 5 5 5 4 24

Kematian Saat Melahirkan 4 4 5 5 3 21

Ketimpangan Gender 4 4 4 5 3 20

Anak Putus Sekolah 4 4 5 5 3 21

Stabilitas Keamanan 5 5 4 5 5 24

Tata Pemerintahan 5 4 4 5 4 22

Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga 4 4 4 5 3 20

Tatanan Ekonomi 5 5 4 5 4 23

Pelayanan Pendidikan 5 4 5 5 4 23

Kepastian Hukum 5 4 5 5 5 24

Perizinan 4 4 5 5 5 23

Daya Saing Produk Daerah 4 4 4 5 3 20

Pendapatan Perkapita 5 4 4 5 4 22

SDM 5 5 4 5 5 24

Birokrasi 5 4 4 5 5 23

Pelayanan Publik 5 5 4 5 5 24

Kapasitas Aparatur Daerah 5 4 4 5 5 23

Keuangan Daerah 5 4 5 5 5 24

Trantibmas 5 5 4 5 5 24

Linmas 4 4 4 5 4 21

Linsos 4 4 4 5 4 21

Perpustakaan, Arsip Daerah dan 3 3 3 5 3 17


Dokumentasi

Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga 3 3 4 5 4 19
Berencana

15
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KELOMPOK ISU AKTUAL KOMPLEKS URGEN RELEVAN SENSITIF JUMLAH

Pengairan 4 3 3 5 4 19

Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 3 4 5 4 21

Teknologi Informasi dan Komunikasi 4 3 4 5 3 19

Kebersihan, Pertamanan dan 4 5 4 5 3 21


Pemakaman

Koperasi dan UKM 4 4 3 5 3 19

Ketahanan Pangan 5 5 4 5 5 24

Pengawasan Aparatur Daerah 3 3 4 5 3 18

Kepegawaian 3 3 3 5 3 17

Politik 3 3 3 5 3 17

Pemberdayaan Masyarakat dan


3 3 3 5 3 17
Pemerintahan Desa

Catatan: Nilai 5 = Sangat Tinggi; Nilai 1 = Sangat Rendah


Keterangan:
Aktual : Riil dan saat ini terjadi serta menjadi perhatian
Kompleks : Melibatkan sejumlah aspek yang saling terkait (aktor, sektor, wilayah)
Urgen : Darurat dan harus segera diatasi serta berpotensi berdampak jangka panjang
Relevan : Mempunyai keterkaitan/Berpengaruh terhadap visi, misi dan tujuan pembangunan
Sensitif : Berpotensi (secara berantai) mengurangi upaya pencapaian tujuan pembangunan
secara signifikan dan/atau beresiko biaya tinggi

Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Stakeholders Tahun 2013

Dari tabel di atas dapat diidentifikasi isu-isu PB yang mendapatkan


bobot nilai tertinggi yaitu berjumlah 4 (empat) isu yang masing-masing
berbobot 25. Dengan demikian, daftar pendek isu-isu lingkungan, isu-isu
sosial-budaya, dan isu-isu ekonomi yang dipilih Pokja PL untuk dianalisis,
berdasarkan hasil verifikasi dan konsultasi dengan stakeholders terkait,
antara lain:
1. Isu Ketersediaan/Availabilitas Infrastruktur
2. Isu Lingkungan Ekologi
3. Isu Kemandirian Sosial dan Ekonomi
4. Isu Daya Saing Daerah

16
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Adapun verifikasi atau penjelasan isu- isu strategis pembangunan


berkelanjutan (short list atau daftar pendek) pelaksanaan KLHS RPJMD
Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 dapat dilihat pada matriks
tahapan KLHS di lampiran sebagai bagian tidak terpisahkan dari dokumen
KLHS RPJMD ini sendiri.

3.4. Identifikasi dan Analisis Data

Pokja PL menyusun baseline data yang diperoleh dari hasil melakukan


analisis data dan informasi. Pokja PL melengkapi data dan informasi yang
sudah diperoleh pada tahap pra pelingkupan dan pelingkupan. Penyusunan
baseline data bertujuan untuk memberikan informasi awal sebelum
melakukan kajian pengaruh RPJMD terhadap daftar pendek isu-isu
pembangunan berkelanjutan dari hasil proses pelingkupan.

Pokja PL melakukan analisis kecenderungan pada setiap isu


pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada saat
pelingkupan, bertujuan untuk:
a. memperoleh gambaran kecenderungan kondisi masa lampau hingga
saat ini;
b. mengidentifikasi faktor penyebab utama (main drivers) yang
mempengaruhi kondisi kecenderungan tersebut; dan
c. memprediksi perkembangan kondisi kecenderungan di masa yang akan
datang (tanpa intervensi RPJMD), berdasarkan hasil identifikasi
penyebab utama.

Gambaran tentang kondisi kecenderungan masa lalu dan kondisi saat


ini harus berdasarkan data hasil monitoring dan dokumen yang sudah ada
(Rencana dan Program lain di bidang yang sama atau mencakup wilayah
yang sama, status lingkungan hidup, kajian-kajian sebelumnya, baik dari
KLHS maupun AMDAL, hasil studi keilmuan (scientific) dan riset, dll.
Dimungkinkan juga bergantung pada hasil penilaian pakar (Expert
Judgement), apabila data sangat minim.

17
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Penyebab utama (main drivers) adalah penyebab yang mempengaruhi


kecenderungan di masa lalu sampai dengan saat sekarang, dan
kemungkinan juga mempengaruhi perkembangan di masa yang akan
datang, yang bisa terdiri atas berbagai macam faktor, misalnya
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, kerangka peraturan dan
perundangan, implementasi program-program sektor dan/atau proyek-
proyek infrastruktur skala besar, dll. Seluruh driver tersebut harus menjadi
bahan pertimbangan, saat memberikan gambaran tentang kecenderungan
perkembangan ke depan. Dengan demikian, sangatlah penting untuk
mengidentifikasi hal-hal yang menjadi penyebab utama tersebut, yang bisa
saja dipengaruhi oleh implementasi RPJMD. Deskripsi tentang
kecenderungan masa yang akan datang seringkali terkendala oleh hal-hal
yang tidak pasti, seperti misalnya: ketersediaan data tentang perkembangan
ekonomi ke depan, data tentang kemajuan teknologi, atau kemajuan
kerangka peraturan yang kesemuanya berpengaruh terhadap kondisi
kecenderungan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, KLHS harus
memberikan gambaran tentang kecenderungan ke depan, yang menjelaskan
misalnya tentang pendekatan skenario kondisi ke depan yang diinginkan.
Bagaimanapun juga, seluruh ketidakpastian harus terindikasi secara jelas.

Informasi baseline bisa kuantitatif ataupun kualitatif, dan terkadang


sangat berguna jika mengkombinasikan kedua jenis informasi tersebut.
Apabila yang tesaji hanya informasi kualitatif, maka harus berdasarkan
bukti-bukti yang valid.

Adapun analisis kecenderungan baseline data pelaksanaan KLHS


RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 dapat dilihat pada
lampiran sebagai bagian tidak terpisahkan dari dokumen KLHS RPJMD ini
sendiri.

18
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.5
Baseline Data Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Isu Strategis Pembangunan


Jenis Data Sumber Data
Berkelanjutan
 Data, peta, dll terkait jalan, jembatan,
 Bappeda & PM
pelabuhan, dermaga, terminal di Kab.
1. Ketersediaan/Availabilitas Banyuasin
 PU Bina Marga
 Dinas PU Cipta Karya
Infrastruktur  Data, peta, dll terkait sarana dan
prasarana perhubungan di Kab. Banyuasin  Dishubkominfo
 dll
 Dinas PU Cipta Karya
 Data, peta, dll terkait permukiman dan  Bappeda & PM
perumahan, perdagangan, jasa,  Diskop,UKM,Perindag
2. Kemandirian Sosial dan Ekonomi transmigrasi, sanitasi, pertanian umum  Disnakertrans
(pertanian, peternakan, perikanan), dll di  Distannak
Kabupaten Banyuasin  Disperik&Kelautan
 dll
 Diskop,UKM,Perindag
 Data, peta, dll terkait kawasan industri,
 Disparsenibudpora
pariwisata, pertambangan, energi, migas,
3. Daya Saing Daerah  Distamben
kehutanan, perkebunan, dll di Kabupaten
 Dishutbun
Banyuasin
 dll
 RSUD
 Data, peta, dll terkait dengan  BLH
4. Lingkungan Ekologi pencemaran/kerusakan ekologi, limbah,  DKPP
dll di Kabupaten Banyuasin  Dinas PU Cipta Karya
 dll
Sumber: Diskusi Internal Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan KLHS Tahun 2013

Catatan: Data dan informasi terkait baseline data terlampir.

19
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

3.5 Pengkajian Konsistensi Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


RPJMD

Tahap ini melakukan kajian keterkaitan dari rancangan RPJMD


yang berpotensi memberikan pengaruh, terutama yang mempunyai resiko
terhadap lingkungan hidup dalam konteks isu-isu pembangunan
berkelanjutan.

Tingkat kedalaman pengkajian konsistensi prinsip pembangunan


berkelanjutan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah (RPJMD),
terkait muatan-muatan kajian di atas, sangat relatif, tergantung pada
kapasitas dan kapabilitas pemerintah daerah.

Metodologi pengkajian konsistensi prinsip pembangunan


berkelanjutan RPJMD ditentukan oleh Pokja PL dan narasumber yang
ada. Pokja PL memulai pengkajian konsistensi prinsip pembangunan
berkelanjutan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah RPJMD
dengan berupaya memahami secara utuh deskripsi/uraian visi, misi,
tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan umum dan
program pembangunan daerah RPJMD.

1) Mengkaji Prinsip Keterkaitan


Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi
(content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam
visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah kebijakan, kebijakan
umum dan program pembangunan daerah, baik secara horizontal
maupun vertikal. Kajian keterkaitan mempertimbangkan keterkaitan: a)

20
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

antar wilayah; dan b) antar waktu, antar sektor, dan antar pemangku
kepentingan.

a) Keterkaitan Antar Wilayah


Keterkaitan antar wilayah meliputi wilayah administrasi (formal)
dan wilayah fungsional. Keterkaitan antar wilayah administrasi adalah
keterkaitan antara visi, misi, sasaran pokok dan arah kebijakan wilayah
administrasi yang bersangkutan dengan wilayah administrasi yang ada di
sekitarnya dan dengan tingkat di atasnya. Keterkaitan antar wilayah
fungsional menjelaskan keterkaitan antar wilayah yang didasarkan pada
kesamaan karakteristik fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.
Penetapan wilayah fungsional menjadi basis entitas geografis yang
diperoleh atas dasar hasil tahapan pelingkupan. Wilayah fungsional ini
dapat melintasi batas wilayah administrasi daerah yang bersangkutan.

Sebelum melakukan kajian keterkaitan antar wilayah, perlu


dilakukan kajian konsistensi antar dokumen terlebih dahulu, yaitu
antara RPJMD dan RTRW provinsi/kabupaten/kota. Untuk keperluan ini
dapat digunakan Tabel 3.6. berikut.

21
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.6
Instrumen Kajian Konsistensi RPJMD dan RTRW Kab. Banyuasin

RPJMD RTRW Catatan Perbaikan


Visi:
“Banyuasin Terdepan, Berdaya
Saing dan Mandiri”
Misi:
1. Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur wilayah dan
kawasan sebagai
penunjang pembangunan
dan pengembangan
ekonomi kerakyatan;
2. Memantapkan iklim
investasi yang kondusif
dengan menjamin
keamanan dan kepastian
hukum serta kemudahan
lainnya untuk
mewujudkan daya saing
daerah;
3. Membangun tatanan
ekonomi daerah
berdasarkan keunggulan
kompetitif sektor
pertanian, peternakan,
perkebunan, kehutanan,
perikanan, kelautan dan
sektor pertambangan serta
energi menuju Banyuasin
sedjahtera;
4. Menyediakan layanan
akses pendidikan (iptek
dan imtaq) berkualitas dan
terjangkau demi mutu
sumberdaya manusia yang
unggul yang didukung oleh
peningkatan sistem
layanan kesehatan yang
murah, berkualitas, dan
merata melalui investasi
layanan puskesmas;
5. Mewujudkan tata
pemerintahan yang baik
dan bersih dengan

22
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

RPJMD RTRW Catatan Perbaikan


meningkatkan kemampuan
pemerintah daerah yang
amanah, profesional dan
berwibawa untuk
pembangunan
berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Tujuan: Terdapat konsistensi
Mempercepat pertumbuhan substansi tujuan dan
Kabupaten Banyuasin sasaran RPJMD dengan
melalui pengembangan RTRW yang intinya untuk
pertanian dan pengelolaan mewujudkan keseimbangan
sumberdaya kelautan dan pengelolaan dan
perikanan ditunjang pemanfaatan sumberdaya
Tujuan dan Sasaran kegiatan industri serta alam dengan pemeliharaan
(Terlampir) pertambangan untuk kualitas dan fungsi
pembangunan lingkungan hidup. (Tidak
berkelanjutan. ada catatan perbaikan,
namun substansinya
diperkuat saja dengan
partisipasi yang aktif dari
masyarakat sehingga
menjadi lebih aspiratif.
Kebijakan:
1. Pembentukan dan
pengembangan pusat
pelayanan yang
mencakup seluruh
wilayah Kabupaten Terdapat konsistensi
sesuai dengan potensi substansi strtegi da arah
yang dimiliki untuk kebijakan RPJMD dengan
mendorong RTRW yaitu untuk
pertumbuhan wilayah pengembangan ekonomi
sehingga meminimalisir kerakyatan, daya saing,
ketimpangan antar pertanian (umum), SDM,
Strategi dan Arah Kebijakan serta good governance
wilayah;
(Terlampir) 2. Peningkatan (Tidak ada catatan
aksesibilitas, layanan perbaikan, namun
sarana dan prasarana substansinya diperkuat saja
melalui pengembangan dengan partisipasi yang
sistem transportasi ke aktif dari masyarakat
seluruh wilayah dalam sehingga menjadi lebih
rangka pemerataan aspiratif.
pertumbuhan wilayah
Kabupaten Banyuasin;
3. Pemantapkan,
perlindungan dan
peningkatan kualitas
kawasan lindung;

23
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

RPJMD RTRW Catatan Perbaikan


4. Pengembangan dan
peningkatan fungsi
kawasan budidaya
yang dikelola secara
optimal, terintegrasi,
sesuai dengan daya
dukung wilayah dan
ramah lingkungan;
5. Pengembangan
kawasan strategis
kabupaten untuk
mendorong
pertumbuhan ekonomi,
peningkatan ilmu
pengetahuan dan
teknologi, kelestarian
sumber daya alam
hayati, dan budaya
Kabupaten Banyuasin.
6. Peningkatan fungsi
kawasan untuk
pertahanan dan
keamanan negara.
Terdapat konsistensi
substansi kebijakan umum
dan indikasi program
pembangunan daerah
RPJMD dengan RTRW yaitu
untuk pengembangan
Kebijakan Umum dan Program ekonomi kerakyatan, daya
Rencana dan Indikasi
Pembangunan Daerah saing, pertanian (umum),
Program (Terlampir) SDM, serta good governance
(Terlampir) (Tidak ada catatan
perbaikan, namun
substansinya diperkuat saja
dengan partisipasi yang
aktif dari masyarakat
sehingga menjadi lebih
aspiratif.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan tahun 2013

Tabel 3.7. sampai dengan Tabel 3.9. digunakan untuk melakukan


kajian prinsip keterkaitan.

24
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.8. digunakan untuk mengkaji keterkaitan antara dokumen


RPJMD dengan dokumen RPJMD daerah tetangga yang berbatasan
langsung.
Tabel 3.7
Instrumen Kajian Konsistensi RPJMD dengan RPJMD Daerah Lain

RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
Visi RPJMD
Kabupaten Muba
2012-2017 adalah
“Musi Banyuasin
Sejahtera, Mandiri,
Adil, Religius dan
Sebagai
Terdepan”. Visi ini
penguatan
memiliki keterkaitan
Visi RPJMD Kota rekomendasi,
dengan visi RPJMD
Palembang 2008- proses
Kabupaten
2013 yaitu “Kota perencanaan,
Banyuasin 2014-
Internasional, pelaksanaan,
2018 yaitu pada
Sejahtera, dan pemanfaatan,
penggunaan kata
Berbudaya” pengendalian
“mandiri” dan
memiliki dan atau
“Terdepan” serta
VISI: “BANYUASIN keterkaitan dengan pengawasan
sama-sama
TERDEPAN, BERDAYA Visi RPJMD pembangunan
menitikberatkan
SAING DAN MANDIRI” Kabupaten sebaiknya selalu
pada pencapaian dan
Banyuasin yaitu melibatkan
peningkatan
sama-sama masyarakat dan
kesejahteraan
menitikberatkan pihak swasta
masyarakat. Misi
pada pencapaian agar lebih
kedua Kabupaten ini
dan peningkatan aspiratif dan
pun terkoneksi pada
kesejahteraan merata di setiap
poin-poin tentang
masyarakat. kawasan
tata pemerintahan
Kabupaten
yang baik, pelayanan
Banyuasin.
publik, peningkatkan
kesejahteraan, serta
peningkatan
pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup
yang berkelanjutan.
MISI: Misi kedua Misi keduanya pun Sebagai
1. Meningkatkan Kabupaten ini pun memiliki penguatan
pembangunan terkoneksi pada keterkaitan, yaitu rekomendasi,
infrastruktur wilayah poin-poin tentang sama-sama proses
dan kawasan sebagai tata pemerintahan menitikberatkan perencanaan,
penunjang yang baik, pelayanan pada SDM, pelaksanaan,

25
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
pembangunan dan publik, peningkatkan peningkatan pemanfaatan,
pengembangan kesejahteraan, serta kesejahteraan, pengendalian
ekonomi kerakyatan; peningkatan sarana prasarana, dan atau
2. Memantapkan iklim pengelolaan SDA dan dan pertumbuhan pengawasan
investasi yang lingkungan hidup ekonomi. pembangunan
kondusif dengan yang berkelanjutan. sebaiknya selalu
menjamin keamanan melibatkan
dan kepastian hukum masyarakat dan
serta kemudahan pihak swasta
lainnya untuk agar lebih
mewujudkan daya aspiratif dan
saing daerah; merata di setiap
3. Membangun tatanan kawasan
ekonomi daerah Kabupaten
berdasarkan Banyuasin.
keunggulan kompetitif
sektor pertanian,
peternakan,
perkebunan,
kehutanan,
perikanan, kelautan
dan sektor
pertambangan serta
energi menuju
Banyuasin sedjahtera;
4. Menyediakan layanan
akses pendidikan
(iptek dan imtaq)
berkualitas dan
terjangkau demi mutu
sumberdaya manusia
yang unggul yang
didukung oleh
peningkatan sistem
layanan kesehatan
yang murah,
berkualitas, dan
merata melalui
investasi layanan
puskesmas;
5. Mewujudkan tata
pemerintahan yang
baik dan bersih
dengan meningkatkan
kemampuan
pemerintah daerah
yang amanah,

26
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
profesional dan
berwibawa untuk
pembangunan
berkelanjutan dan
berwawasan
lingkungan.

Sebagai
penguatan
rekomendasi,
Tujuan dan proses
sasaran kedua perencanaan,
Tujuan dan Sasaran
Kabupaten ini pun pelaksanaan,
kedua Kabupaten ini
terkoneksi pada pemanfaatan,
pun terkoneksi pada
poin-poin tentang pengendalian
poin-poin tentang
tata pemerintahan dan atau
tata pemerintahan
yang baik, pengawasan
Tujuan dan Sasaran yang baik, pelayanan
pelayanan publik, pembangunan
(Terlampir) publik, peningkatkan
peningkatkan sebaiknya selalu
kesejahteraan, serta
kesejahteraan, melibatkan
peningkatan
serta peningkatan masyarakat dan
pengelolaan SDA dan
pengelolaan SDA pihak swasta
lingkungan hidup
dan lingkungan agar lebih
yang berkelanjutan.
hidup yang aspiratif dan
berkelanjutan. merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sebagai
penguatan
Strategi dan Arah rekomendasi,
Strategi dan arah Kebijakan kedua proses
kebijakan kedua Kabupaten ini pun perencanaan,
Kabupaten ini pun terkoneksi pada pelaksanaan,
terkoneksi pada poin-poin tentang pemanfaatan,
poin-poin tentang tata pemerintahan pengendalian
tata pemerintahan yang baik, dan atau
Strategi dan Arah
yang baik, pelayanan pelayanan publik, pengawasan
Kebijakan (Terlampir)
publik, peningkatkan peningkatkan pembangunan
kesejahteraan, serta kesejahteraan, sebaiknya selalu
peningkatan serta peningkatan melibatkan
pengelolaan SDA dan pengelolaan SDA masyarakat dan
lingkungan hidup dan lingkungan pihak swasta
yang berkelanjutan. hidup yang agar lebih
berkelanjutan. aspiratif dan
merata di setiap
kawasan

27
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

RPJMD
RPJMD Kabupaten RPJMD Kota Catatan
Kabupaten Musi
Banyuasin Palembang Perbaikan
Banyuasin
Kabupaten
Banyuasin.
Sebagai
penguatan
Kebijakan Umum rekomendasi,
Kebijakan Umum dan Program proses
dan Program Pembangunan perencanaan,
Pembangunan Daerah kedua pelaksanaan,
Daerah kedua Kabupaten ini pun pemanfaatan,
Kabupaten ini pun terkoneksi pada pengendalian
terkoneksi pada poin-poin tentang dan atau
Kebijakan Umum dan poin-poin tentang tata pemerintahan pengawasan
Program Pembangunan tata pemerintahan yang baik, pembangunan
Daerah (Terlampir) yang baik, pelayanan pelayanan publik, sebaiknya selalu
publik, peningkatkan peningkatkan melibatkan
kesejahteraan, serta kesejahteraan, masyarakat dan
peningkatan serta peningkatan pihak swasta
pengelolaan SDA dan pengelolaan SDA agar lebih
lingkungan hidup dan lingkungan aspiratif dan
yang berkelanjutan. hidup yang merata di setiap
berkelanjutan. kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

Sedangkan kajian keterkaitan vertikal dilakukan dalam rangka


mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan antar
urusan pemerintahan di daerah secara vertikal sampai tingkat nasional
ataupun internasional yang relevan. Tabel 3.8. digunakan dalam
melakukan kajian keterkaitan secara vertikal dimaksud.

28
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.8
Instrumen Kajian Keterkaitan RPJMD Kab./Kota-Provinsi-Nasional

Substansi yang Dikaji

Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
Visi RPJMN
2010-2014
adalah
“Terwujudnya
Indonesia yang
Sejahtera,
Demokratis,
dan
Berkeadilan”.
Misinya adalah
1) Melanjutkan Strategi dan
pembangunan Arah kebijakan
menuju RPJMN RPJMD
Tujuan dan
Indonesia yang memiliki Kabupaten
sasaran RPJMN
sejahtera; 2) keterkaitan Banyuasin 2014-
memiliki
Memperkuat dengan RPJMD 2018 harusnya
keterkaitan
pilar-pilar Kabupaten mengadopsi juga
dengan tujuan
Demokrasi; 3) Banyuasin yaitu isu demokrasi
dan sasaran
Memperkuat sama-sama dalam setiap
RPJMD
RPJMN dimensi melanjutkan proses
Kabupaten
keadilan di pembangunan perencanaan,
Banyuasin yaitu
semua bidang. mencapai pembangunan,
sama-sama
Visi dan Misi masyarakat pemanfaatan serta
ingin mencapai
RPJMN sudah yang sejahtera pengendalian
pembangunan
cukup dengan program-program
ekonomi dan
memenuhi memperhatikan prioritas
kesejahteraan.
prinsip pada pembangunan.
keterkaitan visi pertumbuhan
dan misi ekonomi.
RPJMD
Kabupaten
Banyuasin
tahun 2014-
2018 karena
penggunaan
kata
“Terdepan”,
“Berdaya Saing”
dan “Mandiri”

29
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Substansi yang Dikaji

Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
juga berkorelasi
dengan kata
“Sejahtera”
pada RPJMN.
Visi RPJMD
Provinsi
Sumatera
Selatan 2008- Strategi dan
2013 adalah Arah kebijakan
“Sumatera Tujuan dan RPJMD Provinsi
Selatan sasaran RPJMD Sumatera
Sejahtera dan Provinsi Selatan 2008- RPJMD
Terdepan Sumatera 2013 memiliki Kabupaten
Bersama Selatan 2008- keterkaitan Banyuasin
Masyarakat 2013 memiliki dengan RPJMD seharusnya juga
Cerdas yang keterkaitan Kabupaten menitikberatkan
RPJMD Provinsi Berbudaya”. dengan tujuan Banyuasin yaitu pada
Sumatera Sedangkan dan sasaran sama-sama pemeliharaan
Selatan Misinya RPJMD melanjutkan nilai-nilai historis
menitikberatkan Kabupaten pembangunan dan budaya agar
pada Banyuasin yaitu mencapai masyarakat
pembangunan sama-sama masyarakat bangga dengan
fisik dan ingin mencapai yang sejahtera budayanya
manusia pembangunan dengan sendiri.
dengan tidak ekonomi dan memperhatikan
meninggalkan kesejahteraan. pada
kebesaran pertumbuhan
sejarah dan ekonomi.
budaya
Sumatera
Selatan.
Visi dan Misi Tujuan dan Strategi dan RPJMD
RPJMD Sasaran RPJMD arah kebijakan Kabupaten
Kabupaten Kabupaten RPJMD Banyuasin 2014-
Banyuasin Banyuasin Kabupaten 2018 telah
RPJMD 2014-2018 2014-2018 Banyuasin menitikberatkan
Kabupaten memiliki memiliki 2014-2018 pada pencapaian
Banyuasin keterkaitan keterkaitan memiliki dan peningkatan
dengan RPJMN dengan RPJMN keterkaitan kesejahteraan
dan RPJMD dan RPJMD dengan RPJMN masyarakat.
Sumatera Sumatera dan RPJMD Direkomendasikan
Selatan yaitu Selatan yaitu Sumatera agar Proses

30
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Substansi yang Dikaji

Dokumen Catatan
Perancanaan Perbaikan
Strategi dan
Tujuan dan
Visi dan Misi Arah
Sasaran
Kebijakan
sama-sama sama-sama Selatan yaitu perencanaan,
menitikberatkan menitikberatkan sama-sama pelaksanaan,
pada pada menitikberatkan pemanfaatan,
peningkatan peningkatan pada pengendalian dan
kesejahteraan kesejahteraan peningkatan atau pengawasan
masyarakat. masyarakat. kesejahteraan pembangunan
masyarakat. sebaiknya selalu
melibatkan
masyarakat dan
pihak swasta agar
lebih aspiratif dan
merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

b) Keterkaitan Antar Waktu, Antar Sektor, dan Antar Kepentingan


Keterkaitan antar waktu menjelaskan: (a) keterkaitan rangkaian
waktu pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah pada
tahun pertama hingga tahun ke 5 (lima) dalam satu kurun waktu
perencanaan jangka menengah daerah; (b) keterkaitan dengan kurun
waktu perencanaan pembangunan jangka menengah sebelumnya.

Keterkaitan antar sektor menjelaskan keterkaitan antar kebijakan


dan/atau program pembangunan dari setiap sektor untuk mencapai
suatu sinergitas.

31
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Keterkaitan antar pemangku kepentingan menjelaskan keterkaitan


antara pemangku kepentingan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), perguruan tinggi, dunia usaha, organisasi/tokoh masyarakat
dalam hal pengaruh mereka, baik manfaat maupun resiko, dalam
penyusunan dan pelaksanaan RPJMD.

Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip


keterkaitan antar waktu, antar sektor, dan antar pemangku kepentingan
(Tabel 3.9).

Tabel 3.9
Instrumen Kajian Prinsip Keterkaitan RPJMD
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
Visi RPJMD Penggunaan Tidak ada yang
Kabupaten Penggunaan kata “Terdepan, salah dengan
Banyuasin 2014- kata “Terdepan, Berdaya Saing penggunaan kata
2018 yang Berdaya Saing dan Mandiri” “Terdepan,
berbunyi dan Mandiri” sudah cukup Berdaya Saing
“Banyuasin sudah cukup memenuhi dan Mandiri”,
Terdepan, memenuhi prinsip namun hal ini
Berdaya Saing prinsip keterkaitan sangat berat
dan Mandiri” keterkaitan antar pemangku implikasinya
memenuhi antar sektor kepentingan terhadap kinerja
prinsip karena setiap karena setiap Pemerintah
1 Visi keterkaitan sektor urusan stakeholder Kabupaten
antar waktu pemerintahan (pemerintah, Banyuasin karena
dengan Visi sangat swasta dan pada
RPJMD menentukan masyarakat) kenyataannya
Kabupaten terwujudnya sangat kondisi Banyuasin
Banyuasin 2009- kondisi menentukan masih banyak
2013 yang Banyuasin yang terwujudnya tertinggal di
berbunyi ingin menjadi kondisi beberapa bidang
“Banyuasin yang terdepan, Banyuasin yang pembangunan
Sebagai berdaya saing ingin menjadi (Contoh:
Kawasan yang dan mandiri. yang terdepan, ketersediaan
Mandiri dan berdaya saing infrastruktur). Hal

32
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
Berdaya Saing”. dan mandiri. tersebut sangat
Dalam artian, sulit dicapai
Bupati terpilih hanya dalam
bertekad jangka waktu 5
meneruskan dan (lima) tahun
meningkatkan walaupun setiap
apa yang telah sektor dan
dicapai oleh pemangku
Bupati kepentingan
terdahulu. bekerja dengan
keras karena
sudah ada daerah
lain di Sumsel
yang jauh lebih
baik
pembangunannya,
contohnya Kota
Palembang.
Misi RPJMD
Kabupaten
Banyuasin 2014-
2018 telah Perlu diperhatikan
memenuhi dan
prinsip dipertimbangkan
Misi RPJMD
keterkaitan Misi RPJMD lagi mengenai
Kabupaten
antar waktu Kabupaten penggunaan kata
Banyuasin
dengan misi Banyuasin “Terdepan” dan
2014-2018 telah
RPJMD 2009- 2014-2018 telah “Mandiri” karena
memenuhi
2013 karena memenuhi implikasinya
prinsip
substansinya prinsip sangat besar dan
keterkaitan
sama, yaitu keterkaitan berat bagi kinerja
2 Misi antar pemangku
menitikberatkan antar sektor Pemerintah
kepentingan
pada SDM, SDA, karena semua Kabupaten,
karena
tata urusan SKPD bahkan jika tidak
kepentingan
pemerintahan telah tercapai dapat
pemerintah,
dan tatanan terakomodasi di menurunkan
masyarakat dan
ekonomi. Bupati dalam poin per kredibilitas
swasta telah
terpilih bertekad poin misi. pemerintah di
terakomodasi.
meneruskan dan mata
meningkatkanny masyarakatnya
a dengan sendiri.
menambahkan
isu infrastruktur
dan investasi.

33
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Kabupaten
Banyuasin 2014-
2018 telah Perlu diperhatikan
memenuhi dan
prinsip Tujuan dan Tujuan dan dipertimbangkan
keterkaitan Sasaran RPJMD Sasaran RPJMD lagi mengenai
antar waktu Kabupaten Kabupaten penggunaan kata
dengan Tujuan Banyuasin Banyuasin “Terdepan” dan
dan Sasaran 2014-2018 telah 2014-2018 telah “Mandiri” karena
RPJMD 2009- memenuhi memenuhi implikasinya
2013 karena prinsip prinsip sangat besar dan
Tujuan
substansinya keterkaitan keterkaitan berat bagi kinerja
3 dan
sama, yaitu antar sektor antar pemangku Pemerintah
Sasaran
menitikberatkan karena semua kepentingan Kabupaten,
pada SDM, SDA, urusan SKPD karena bahkan jika tidak
tata telah kepentingan tercapai dapat
pemerintahan terakomodasi di pemerintah, menurunkan
dan tatanan dalam poin per masyarakat dan kredibilitas
ekonomi. Bupati poin tujuan dan swasta telah pemerintah di
terpilih bertekad sasaran. terakomodasi. mata
meneruskan dan masyarakatnya
meningkatkanny sendiri.
a dengan
menambahkan
isu infrastruktur
dan investasi.
Strategi dan Strategi dan Strategi dan Perlu diperhatikan
arah kebijakan arah kebijakan arah kebijakan dan
RPJMD RPJMD RPJMD dipertimbangkan
Kabupaten Kabupaten Kabupaten lagi mengenai
Banyuasin 2014- Banyuasin Banyuasin penggunaan kata
2018 telah 2014-2018 telah 2014-2018 telah “Terdepan” dan
memenuhi memenuhi memenuhi “Mandiri” karena
Strategi
prinsip prinsip prinsip implikasinya
4 dan Arah
keterkaitan keterkaitan keterkaitan sangat besar dan
Kebijakan
antar waktu antar sektor antar pemangku berat bagi kinerja
dengan Strategi karena semua kepentingan Pemerintah
dan arah urusan SKPD karena Kabupaten,
kebijakan telah kepentingan bahkan jika tidak
RPJMD 2009- terakomodasi di pemerintah, tercapai dapat
2013 karena dalam poin per masyarakat dan menurunkan
substansinya poin Strategi swasta telah kredibilitas

34
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
sama, yaitu dan arah terakomodasi. pemerintah di
menitikberatkan kebijakan. mata
pada SDM, SDA, masyarakatnya
tata sendiri.
pemerintahan
dan tatanan
ekonomi. Bupati
terpilih bertekad
meneruskan dan
meningkatkanny
a dengan
menambahkan
isu infrastruktur
dan investasi.
Kebijakan
Umum dan
Program RPJMD
Kabupaten
Banyuasin 2014-
2018 telah Perlu diperhatikan
memenuhi dan
Kebijakan Kebijakan
prinsip dipertimbangkan
Umum dan Umum dan
keterkaitan lagi mengenai
Program RPJMD Program RPJMD
antar waktu penggunaan kata
Kabupaten Kabupaten
dengan “Terdepan” dan
Banyuasin Banyuasin
Kebijakan “Mandiri” karena
2014-2018 telah 2014-2018 telah
Kebijakan Umum dan implikasinya
memenuhi memenuhi
Umum dan Program RPJMD sangat besar dan
prinsip prinsip
Program 2009-2013 berat bagi kinerja
5 keterkaitan keterkaitan
Pembangu karena Pemerintah
antar sektor antar pemangku
nan substansinya Kabupaten,
karena semua kepentingan
Daerah sama, yaitu bahkan jika tidak
urusan SKPD karena
menitikberatkan tercapai dapat
telah kepentingan
pada SDM, SDA, menurunkan
terakomodasi di pemerintah,
tata kredibilitas
dalam poin per masyarakat dan
pemerintahan pemerintah di
poin tujuan dan swasta telah
dan tatanan mata
sasaran. terakomodasi.
ekonomi. Bupati masyarakatnya
terpilih bertekad sendiri.
meneruskan dan
meningkatkanny
a dengan
menambahkan
isu infrastruktur

35
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


Keterkaitan
Catatan
No. RPJMD Antar
Perbaikan
Antar Waktu Antar Sektor Pemangku
Kepentingan
dan investasi.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

2) Mengkaji Prinsip Keseimbangan


Pengkajian prinsip keseimbangan dimaksudkan untuk mencapai
keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial-budaya, dan
lingkungan hidup dalam satu daerah kajian yang bersangkutan (provinsi
atau kabupaten/kota). Keseimbangan yang dimaksud adalah bersifat
proporsional sesuai dengan karakteristik pada wilayah masing-masing
dan juga termasuk wilayah sekitarnya secara fungsional.
Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip keseimbangan
(Tabel 3.10).

Tabel 3.10
Instrumen Kajian Prinsip Keseimbangan RPJMD

Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
Sebaiknya
digunakan kata
Penggunaan
yang lebih
kata
singkat namun
Penggunaa “Terdepan”,
Penggunaan kata mengakomodasi
n kata “Berdaya Saing”
“Berdaya Saing” semua prinsip
“Mandiri” dan “Mandiri”
sudah keseimbangan,
1 Visi sudah belum merujuk
memenuhi karena pada visi
memenuhi kepada
keseimbangan ini tampaknya
keseimban pembangunan
ekonomi. perhatian
gan sosial yang
terhadap
berwawasan
lingkungan hidup
lingkungan
masih belum
menjadi prioritas.
2 Misi Misi 1 dan 3 Misi 4 Misi 5 telah Proses

36
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
telah cukup telah cukup perencanaan,
mengakomodasi cukup mengakomodasi pelaksanaan,
prinsip mengakom prinsip pemanfaatan,
keseimbangan odasi keseimbangan pengendalian dan
ekonomi. prnsip lingkungan atau pengawasan
keseimban hidup. pembangunan
gan sosial sebaiknya selalu
melibatkan
masyarakat dan
pihak swasta
agar lebih
aspiratif dan
merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
pelaksanaan,
Rumusan pemanfaatan,
Tujuan Rumusan pengendalian dan
Rumusan
dan Tujuan dan atau pengawasan
Tujuan dan
Sasaran Sasaran telah pembangunan
Sasaran telah
telah cukup sebaiknya selalu
Tujuan dan cukup
3 cukup mengakomodasi melibatkan
Sasaran mengakomodasi
mengakom prinsip masyarakat dan
prinsip
odasi keseimbangan pihak swasta
keseimbangan
prinsip lingkungan agar lebih
ekonomi.
keseimban hidup. aspiratif dan
gan sosial. merata di setiap
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
Rumusan
pelaksanaan,
strategi Rumusan
Rumusan pemanfaatan,
dan arah strategi dan
strategi dan arah pengendalian dan
kebijakan arah kebijakan
kebijakan telah atau pengawasan
Strategi dan telah telah cukup
cukup pembangunan
4 Arah cukup mengakomodasi
mengakomodasi sebaiknya selalu
Kebijakan mengakom prinsip
prinsip melibatkan
odasi keseimbangan
keseimbangan masyarakat dan
prinsip lingkungan
ekonomi. pihak swasta
keseimban hidup.
agar lebih
gan sosial.
aspiratif dan
merata di setiap

37
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Keseimbangan
Catatan
No RPJMD Lingkungan
Ekonomi Sosial Perbaikan
Hidup
kawasan
Kabupaten
Banyuasin.
Proses
perencanaan,
Rumusan
pelaksanaan,
kebijakan Rumusan
pemanfaatan,
Rumusan umum dan kebijakan
pengendalian dan
kebijakan umum program umum dan
atau pengawasan
dan program pembangu program
Kebijakan pembangunan
pembangunan nan pembangunan
Umum dan sebaiknya selalu
daerah telah daerah daerah telah
5 Program melibatkan
cukup telah cukup
Pembanguna masyarakat dan
mengakomodasi cukup mengakomodasi
n Daerah pihak swasta
prinsip mengakom prinsip
agar lebih
keseimbangan odasi keseimbangan
aspiratif dan
ekonomi. prinsip lingkungan
merata di setiap
keseimban hidup.
kawasan
gan sosial.
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

3) Mengkaji Prinsip Keadilan


Pengkajian prinsip keadilan dimaksudkan untuk mencapai
keadilan antar kelompok masyarakat dan antar generasi. Pengkajian
prinsip keadilan antar kelompok masyarakat dan antar generasi lebih
menitikberatkan pada orientasi pencapaian kesejahteraan yang lebih baik
bagi seluruh pemangku kepentingan. Indikator utama yang dikaji dalam
hal ini adalah:

Keadilan pemerataan pembangunan bagi masyarakat untuk


mendapatkan manfaat sosial ekonomi pembangunan, keadilan dalam
akses, memperoleh, dan memanfaatkan sumber daya alam dan
memperoleh manfaat dari kualitas lingkungan hidup yang lebih baik dan
lestari.

38
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Di bawah disajikan tabel untuk melakukan kajian prinsip keadilan


(Tabel 3.11).

Tabel 3.11
Instrumen Kajian Prinsip Keadilan RPJMD

Prinsip Keadilan
Antar
No RPJMD Antar Catatan Perbaikan
Kelompok
Generasi
Masyarakat
Penggunaa
n kata
Proses perencanaan, pelaksanaan,
“Terdepan”
Penggunaan kata pemanfaatan, pengendalian dan
, “Berdaya
“Terdepan”, atau pengawasan pembangunan.
Saing” dan
“Berdaya Saing” Senada dengan rekomendasi
“Mandiri”
dan “Mandiri” perbaikan dan atau penguatan
sudah
1 Visi sudah misi dan tujuan, Proses-proses
memenuhi
memenuhi tersebut sebaiknya selalu
prinsip
prinsip keadilan melibatkan masyarakat dan pihak
keadilan
antar kelompok swasta agar lebih aspiratif dan
antar
masyarakat. merata di setiap kawasan
kelompok
Kabupaten Banyuasin.
masyaraka
t.
Proses perencanaan, pelaksanaan,
Misi 4 pemanfaatan, pengendalian dan
telah atau pengawasan pembangunan.
Misi 1 telah
cukup Senada dengan rekomendasi
cukup
mengakom perbaikan dan atau penguatan
mengakomodasi
2 Misi odasi misi dan tujuan, Proses-proses
prinsip keadilan
prinsip tersebut sebaiknya selalu
antar kelompok
keadilan melibatkan masyarakat dan pihak
masyarakat.
antar swasta agar lebih aspiratif dan
generasi. merata di setiap kawasan
Kabupaten Banyuasin.
Tujuan Proses perencanaan, pelaksanaan,
dan pemanfaatan, pengendalian dan
Tujuan dan
sasaran atau pengawasan pembangunan.
sasaran telah
telah Senada dengan rekomendasi
cukup
Tujuan dan cukup perbaikan dan atau penguatan
3 mengakomodasi
Sasaran mengakom misi dan tujuan, Proses-proses
prinsip keadilan
odasi tersebut sebaiknya selalu
antar kelompok
prinsip melibatkan masyarakat dan pihak
masyarakat.
keadilan swasta agar lebih aspiratif dan
antar merata di setiap kawasan

39
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Prinsip Keadilan
Antar
No RPJMD Antar Catatan Perbaikan
Kelompok
Generasi
Masyarakat
generasi. Kabupaten Banyuasin.
Strategi Proses perencanaan, pelaksanaan,
dan arah pemanfaatan, pengendalian dan
kebijakan atau pengawasan pembangunan.
Strategi dan arah
telah Senada dengan rekomendasi
kebijakan telah
Strategi dan cukup perbaikan dan atau penguatan
cukup
4 Arah mengakom misi dan tujuan, Proses-proses
mengakomodasi
Kebijakan odasi tersebut sebaiknya selalu
prinsip keadilan
prinsip melibatkan masyarakat dan pihak
antar kelompok
keadilan swasta agar lebih aspiratif dan
antar merata di setiap kawasan
generasi. Kabupaten Banyuasin.
Kebijakan
umum dan
Proses perencanaan, pelaksanaan,
program
pemanfaatan, pengendalian dan
Kebijakan umum pembangu
atau pengawasan pembangunan.
dan program nan
Kebijakan Senada dengan rekomendasi
pembangunan daerah
Umum dan perbaikan dan atau penguatan
daerah telah telah
5 Program misi dan tujuan, Proses-proses
cukup cukup
Pembanguna tersebut sebaiknya selalu
mengakomodasi mengakom
n Daerah melibatkan masyarakat dan pihak
prinsip keadilan odasi
swasta agar lebih aspiratif dan
antar kelompok prinsip
merata di setiap kawasan
keadilan
Kabupaten Banyuasin.
antar
generasi.
Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

3.6 Pengkajian Pengaruh RPJMD

Maksud tahapan pengkajian ini adalah menganalisis dampak


positif dan negatif indikasi program prioritas RPJMD dan program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup
yang termuat dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD) terhadap daftar pendek isu-isu pembangunan
berkelanjutan. Analisis dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan
perkembangan di masa yang akan datang sebagaimana digambarkan
dalam analisis baseline.

40
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Untuk kajian pengaruh Renstra SKPD, digunakan hasil


pelingkupan dari proses KLHS dalam penyusunan RPJMD.

Kajian pengaruh dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: (a) memilih


program prioritas yang memiliki keterkaitan dengan daftar pendek isu-isu
pembangunan berkelanjutan, (b) memberikan penilaian pengaruh (negatif
atau positif) dan mendeskripsikan pengaruh tersebut, dan (c)
menganalisis pengaruh kumulatif masing-masing isu pembangunan
berkelanjutan.

3.6.1 Memilih program prioritas yang memiliki keterkaitan dengan


daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan.

Belum tentu semua program prioritas memiliki keterkaitan dengan


daftar pendek isu-isu pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, pada
tahap ini dilakukan identifikasi untuk memilih program-program mana
saja yang dapat dikaji lebih lanjut. (Lihat tabel 3.12)

Bupati Banyuasin terpilih periode tahun 2014-2018 (melalui visi dan


misinya) telah menjabarkan indikasi program, sebagai berikut:
1. Misi 1: Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan
kawasan sebagai penunjang pembangunan dan pengembangan
ekonomi kerakyatan, dengan indikasi program antara lain:
- Pembangunan dan peningkatan jalan produksi antar desa dan
kecamatan
- Pembangunan jembatan dan pelabuhan lokal pasang surut
- Pengembangan kawasan agro-ekowisata Suak Tapeh
- Pembangunan jalan lingkar KM14-Gasing

41
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Jalan TAA-Sungsang dan Tanjung Carat


- Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago
- Terminal Intermoda Simpang PU (50 Ha) dan jalan sayap poros TAA
- Pembangunan jembatan Sugihan Kiri-Sugihan Kanan, Sebubus
Saleh
- Pembangunan dermaga ponton Sri Menanti-P8
- Peningkatan jalan Palembang-Mariana-Muara Padang
- Pembangunan jembatan dan kawasan Rantau Bayur
- Pengembangan kawasan industri Gasing (5000 Ha)
- Reklamasi Tanjung carat (3000 Ha)
- Pengembangan pusat Docking-Gudang mariana (200 Ha)
- Pengembangan kawasan bisnis dan permukiman KM14
- Pengembangan kawasan Jakabaring Rambutan
- Pengembangan pelabuhan TAA (600 Ha)
- Pengembangan banyuasin Valley (10.000 Ha)
- Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago (90.000 Ha)
- Masterplan kawasan Banyuasin via Jembatan Musi 3

2. Misi 2: Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin


keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk
mewujudkan daya saing daerah, dengan indikasi program antara lain:
- Kawasan Kimbun-Migas Pulau Rimau-Tungkal Ilir (sawit)
- Kawasan Kimbun Mariana-Muara Padang (sawit)
- Kawasan hortikultura Sugihan Kiri
- Kawasan Kimbun agroindustri-pangan KTM Telang-Tanjung Lago-
Muara Padang
- Kawasan Kimbun Suak Tapeh (karet) dan Betung
- Kawasan kelapa dan bisnis Delta Upang

42
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Kemitraan swasta pemerintah-masyarakat


- Agrowisata pertanian pangan, hortikultura, peternakan, perikanan
- Ekowisata lahan basah-pesisir-Taman Nasional sembilang
- Kawasan industri kecil-menengah
- Pengembangan sarana air bersih di perkotaan
- Kawasan bisnis perdagangan dan jasa Betung
- Kawasan industri Gasing-Kota Palembang (500 Ha)
- Penyusunan Perda yang relevan dan mendukung
- Public-private partnership
- Rencana detail tata ruang kecamatan
- Kawasan permukiman menengah-atas KM14
- Pengembangan kawasan pergudangan Mariana (200 Ha)
- Kawasan permukiman Jakabaring Rambutan
- Kawasan wisata golf dan lintas alam

3. Misi 3: Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan


kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan,
perikanan, kelautan dan sektor pertambangan serta energi menuju
Banyuasin sejahtera, dengan indikasi program antara lain:
- Optimalisasi lahan-air untuk pangan dan hortikultura
- Peningkatan tata air-saluran-pintu dan tanggul banjir
- Sosialisasi dan pengairan lahan sawah abadi
- Peningkatan IP dan pasca panen tanaman pangan
- Industri hilir padi dan jagung
- Pupuk organik/biomassa
- Pengembangan tapak jalur konservasi
- Pengembangan ternak besar: sapi, kerbau, kambing
- Pengembangan dan optimalisasi ternak unggas

43
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Peningkatan teknologi hasil perikanan


- Pengembangan budidaya perikanan darat
- Optimalisasi pra-panen tanaman sawit yang ada
- Industri hilir sawit
- Optimalisasi/peremajaan tanaman karet
- Industri hilir tanaman karet
- Pertambangan dan migas
- Optimalisasi batubara energi
- Energi berbasis biomassa/bioenergi
- Pengembangan energi terbarukan: pasang surut dan tenaga surya
- Optimalisasi hutan tanaman industri dan produk hilir

4. Misi 4: Menyediakan layanan akses pendidikan (iptek dan imtaq)


berkualitas dan terjangkau demi mutu sumberdaya manusia yang
unggul yang didukung oleh peningkatan sistem layanan kesehatan
yang murah, berkualitas, dan merata melalui investasi layanan
puskesmas, dengan indikasi program antara lain:
- Pendidikan anak usia dini (Paud, TK, TPA)
- Pendidikan dasar berkualitas
- Pendidikan menengah dan lanjut
- Politeknik/pelatihan/pendidikan luar sekolah
- Pelayanan dan bimbingan keimanan
- Peningkatan kualitas kehidupan beragama
- Resolusi konflik antisipatif
- Peningkatan peran swasta dan masyarakat untuk pendidikan
- Pembinaan dan pedningkatan Balai Latihan Kerja/kursus
- Pembinaan dan peningkatan pondok pesantren
- Optimalisasi RS Banyuasin

44
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Peningkatan pelayanan puskesmas dan pustu


- Program kemitraan praktek dokter muda pedesaan
- Puskesmas apung Kimbun
- Pengembangan obat-obatan tradisional
- Investasi puskesmas terpadu
- Kemitraan puskesmas pemerintahan dana CSR swasta
- Gizi balita dan ibu hamil
- Kesehatan manula
- Corporate social responsibility (CSR) untuk pemberdayaan
masyarakat

5. Misi 5: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih dengan


meningkatkan kemampuan pemerintah daerah yang amanah,
profesional dan berwibawa untuk pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan, dengan indikasi program antara lain:
- Pendidikan dan pelatihan aparatur
- Analisis kinerja aparatur pemerintah kabupaten
- Penjenjangan insentif dan disinsentif aparatur
- Monitoring dan evaluasi kinerja aparat
- Studi banding dan sister city
- Pemagangan aparatur perencana di Bappenas
- Peningkatan PAD
- Intensifikasi penerimaan pajak daerah
- Pendidikan non gelar pelatihan, short course IRC LDM
- Pendidikan gelar-degree master dan doktor IRCLDM
- Tata ruang kabupaten dan kecamatan
- Rencana aksi daerah pembangunan berkelanjutan

45
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Pendidikan pelatihan mangrove/pesisir untuk aparatur dan


masyarakat
- Silvofishery dan rehabilitasi/pokja mangrove pesisir
- Pengurangan kebakaran hutan dan lahan
- Konservasi dan rehabilitasi hutan/lahan
- Tata air lahan gambut di hutan alam dan hutan tanaman
- Pendidikan masyarakat sekitar hutan
- Pengelolaan Taman Nasional sembilang
- Pengelolaan suaka alam Padang sugihan-Gajah

Dari indikasi program di atas, Pokja PL memutuskan untuk memilih


program prioritas yang akan dikaji lebih lanjut. Program prioritas dalam
penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 hasil
focus group discussion (FGD) dengan para pemangku kepentingan, yaitu:
1. Misi 1: Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah dan
kawasan sebagai penunjang pembangunan dan pengembangan
ekonomi kerakyatan, dengan indikasi program antara lain:
- Pembangunan dan peningkatan jalan produksi antar desa dan
kecamatan
- Pembangunan jembatan dan pelabuhan lokal pasang surut
- Pengembangan kawasan agro-ekowisata Suak Tapeh
- Pembangunan jalan lingkar KM14-Gasing
- Jalan TAA-Sungsang dan Tanjung Carat
- Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago
- Terminal Intermoda Simpang PU (50 Ha) dan jalan sayap poros TAA
- Pembangunan jembatan Sugihan Kiri-Sugihan Kanan, Sebubus
Saleh
- Pembangunan dermaga ponton Sri Menanti-P8

46
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Peningkatan jalan Palembang-Mariana-Muara Padang


- Pembangunan jembatan dan kawasan Rantau Bayur
- Pengembangan kawasan industri Gasing (5000 Ha)
- Reklamasi Tanjung carat (3000 Ha)
- Pengembangan pusat Docking-Gudang mariana (200 Ha)
- Pengembangan kawasan bisnis dan permukiman KM14
- Pengembangan kawasan Jakabaring Rambutan
- Pengembangan pelabuhan TAA (600 Ha)
- Pengembangan banyuasin Valley (10.000 Ha)
- Optimalisasi KTM Telang-Tanjung Lago (90.000 Ha)
- Masterplan kawasan Banyuasin via Jembatan Musi 3

2. Misi 2: Memantapkan iklim investasi yang kondusif dengan menjamin


keamanan dan kepastian hukum serta kemudahan lainnya untuk
mewujudkan daya saing daerah, dengan indikasi program antara lain:
- Kawasan Kimbun-Migas Pulau Rimau-Tungkal Ilir (sawit)
- Kawasan Kimbun Mariana-Muara Padang (sawit)
- Kawasan hortikultura Sugihan Kiri
- Kawasan Kimbun agroindustri-pangan KTM Telang-Tanjung Lago-
Muara Padang
- Kawasan Kimbun Suak Tapeh (karet) dan Betung
- Kawasan kelapa dan bisnis Delta Upang
- Kemitraan swasta pemerintah-masyarakat
- Agrowisata pertanian pangan, hortikultura, peternakan, perikanan
- Ekowisata lahan basah-pesisir-Taman Nasional sembilang
- Kawasan industri kecil-menengah
- Pengembangan sarana air bersih di perkotaan
- Kawasan bisnis perdagangan dan jasa Betung

47
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Kawasan industri Gasing-Kota Palembang (500 Ha)


- Penyusunan Perda yang relevan dan mendukung
- Public-private partnership
- Rencana detail tata ruang kecamatan
- Kawasan permukiman menengah-atas KM14
- Pengembangan kawasan pergudangan Mariana (200 Ha)
- Kawasan permukiman Jakabaring Rambutan
- Kawasan wisata golf dan lintas alam

3. Misi 3: Membangun tatanan ekonomi daerah berdasarkan keunggulan


kompetitif sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan,
perikanan, kelautan dan sektor pertambangan serta energi menuju
Banyuasin sejahtera, dengan indikasi program antara lain:
- Optimalisasi lahan-air untuk pangan dan hortikultura
- Peningkatan tata air-saluran-pintu dan tanggul banjir
- Sosialisasi dan pengairan lahan sawah abadi
- Peningkatan IP dan pasca panen tanaman pangan
- Industri hilir padi dan jagung
- Pupuk organik/biomassa
- Pengembangan tapak jalur konservasi
- Pengembangan ternak besar: sapi, kerbau, kambing
- Pengembangan dan optimalisasi ternak unggas
- Peningkatan teknologi hasil perikanan
- Pengembangan budidaya perikanan darat
- Optimalisasi pra-panen tanaman sawit yang ada
- Industri hilir sawit
- Optimalisasi/peremajaan tanaman karet
- Industri hilir tanaman karet

48
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

- Pertambangan dan migas


- Optimalisasi batubara energi
- Energi berbasis biomassa/bioenergi
- Pengembangan energi terbarukan: pasang surut dan tenaga surya
- Optimalisasi hutan tanaman industri dan produk hilir

Pokja PL kemudian mengklasifikasikan program prioritas di atas


untuk menjadikannya lebih sistematis serta menyandingkannya dengan
isu-isu PB terpilih untuk melihat konektivitas antara isu dengan program
prioritas, yaitu seperti yang terlihat pada tabel 3.12 di bawah ini:

Tabel 3.12
Identifikasi Program Prioritas
Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan
Berkelanjutan
Keman-
Program Availa- Kegiatan yang Terkait
dirian Daya
Prioritas Lingkungan bilitas dengan Isu-Isu PB
Sosial & Saing
Ekologi Infra-
Eko- Daerah
struktur
nomi
Jalan lingkar KM 14 –
Gasing; Jalan Tanjung
Api-Api – Sungsang dan
Tanjung Carat;
Pembangunan, Jembatan Sugihan Kiri -
Peningkatan Sugihan Kanan,
dan Sebubus Saleh; Jalan
1* 1 1 1
Rehabilitasi Palembang – Mariana –
Jalan dan Muara Padang;
Jembatan Jembatan dan Kawasan
Rantau Bayur;
Masterplan Kawasan
Banyuasin via Jembatan
Musi Tiga
Kawasan Industri
Pembangunan Gasing 5000 Ha;
dan Reklamasi Tanjung
Pengembanga 1 1 1 1 Carat 3000 Ha; Pusat
n Kawasan Docking - Gudang
Industri Mariana 200 Ha;
Banyuasin Valley 10.000

49
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan


Berkelanjutan
Keman-
Program Availa- Kegiatan yang Terkait
dirian Daya
Prioritas Lingkungan bilitas dengan Isu-Isu PB
Sosial & Saing
Ekologi Infra-
Eko- Daerah
struktur
nomi
Ha, Industri Hilir Padi
dan Jagung; Industri
Hilir Karet dan Sawit;
Optimalisasi Hutan
Tanaman Industri dan
Produksi Hilir, Kawasan
Industri Kecil dan
Menengah
Pembangunan Kawasan Kimbun dan
dan Migas Pulau Rimau –
Pengembanga Tungkal Ilir (Sawit);
n Kawasan Kawasan Kimbun
Industri Mariana – Muara Padang
1 1 1 1
Masyarakat (Sawit); Kawasan
Berbasis Kimbun Suak Tapeh dan
Perkebunan Betung (Karet); Program
dan Pemanfaatan Kawasan
Kehutanan Hutan Industri
Optimalisasi Batubara
Pembangunan Energi; Energi Berbasis
dan Biomassa/Bioenergi;
Pengembanga Pengembangan Energi
n 1 1 1 1 Terbarukan: Pasang
Pertambangan Surut dan Tenaga Surya;
, Energi dan Program Pengembangan
Migas Potensi, Energi dan
Sumberdaya Mineral
Terminal Intermoda
Pembangunan
Simpang PU 50 Ha;
dan
1 1 1 1 Dermaga Ponton Sri
Pengembanga
Menanti; Pelabuhan TAA
n Pelabuhan
600 Ha
Kawasan Bisnis dan
Permukiman KM 14;
Kawasan Permukiman
Pembangunan
Jakabaring , Rambutan;
dan
Kawasan Bisnis,
Pengembanga
1 1 1 1 Perdagangan dan Jasa
n Permukiman
Betung; Kawasan
dan
Permukiman Menengah-
Perumahan
Atas KM 14; Program
Pengembangan
Perumahan

50
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan


Berkelanjutan
Keman-
Program Availa- Kegiatan yang Terkait
dirian Daya
Prioritas Lingkungan bilitas dengan Isu-Isu PB
Sosial & Saing
Ekologi Infra-
Eko- Daerah
struktur
nomi
Kawasan Hortikultura
Sugihan Kiri; Kawasan
Kelapa dan Bisnis Delta
Upang; Agrowisata
Pertanian Pangan,
Hortikultura, Peternakan
dan perikanan;
Optimalisasi Lahan Air
untuk Pangan dan
Hortikultura; Pupuk
Organik dan Biomassa;
Peningkatan Teknologi
Hasil Pertanian;
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Darat dan Perikanan
Tangkap; Program
Perencanaan
Pengembanga
Pembangunan Perikanan
n Pertanian 1 1 1 1
dan Kelautan;
Umum
Pengembangan Ternak
Besar: Sapi, Kerbau,
Kambing;
Pengembangan dan
Optimalisasi Ternak
Unggas; Optimalisasi
dan Peremajaan
Tanaman Karet;
Optimalisasi Pra Panen
Tanaman Sawit;
Peningkatan IP dan
Pasca Panen Tanaman
Pangan; Program
Peningkatan, Penerapan
Teknologi Pertanian dan
Perkebunan; Program
peningkatan Penerapan
Teknologi Peternakan
Kawasan Agro-
Ekowisata Suak Tapeh;
Pengembanga
1 1 1 1 Ekowisata lahan basah,
n Pariwisata
Pesisir, Taman Nasional
Sembilang; Kawasan

51
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Daftar Pendek Isu-Isu Pembangunan


Berkelanjutan
Keman-
Program Availa- Kegiatan yang Terkait
dirian Daya
Prioritas Lingkungan bilitas dengan Isu-Isu PB
Sosial & Saing
Ekologi Infra-
Eko- Daerah
struktur
nomi
Wisata Golf dan Lintas
Alam
Pembangunan
dan Instalasi Pengelolaan Air
Pengembanga 1 1 1 1 Limbah
n Pengelolaan
Air Limbah
Pengembanga Pengembangan Wilayah
n Wilayah 1 1 1 1 Transmigrasi
Transmigrasi
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan;
Pembangunan Pengembangan Sarana
dan Air Bersih Perkotaan;
1 1 1 1
Pengembanga Program Pengembangan
n Sanitasi Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan Limbah;
Program Penyediaan dan
Pengelolaan Air Baku
Keterangan:
* Angka 0 – apabila tidak ada keterkaitan antara program prioritas dengan isu PB
(program tidak mempunyai dampak negatif atau positif terhadap isu yang ada).
** Angka 1 – apabila ada keterkaitan antara program dan isu strategis (program
kemungkinan dapat mempengaruhi isu, baik positif maupun negatif)

Sumber: Hasil Rapat Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan, Tahun 2013

Berdasarkan penilaian tabel di atas, maka dipilih program-program


yang mendapat penilaian angka 1 untuk dikaji lebih lanjut.

KLHS memuat kajian antara lain: (a) kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan, (b) perkiraan
mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, (c) kinerja layanan/jasa
ekosistem, (d) efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, (e) tingkat

52
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, dan (f)


tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Pengkajian komprehensif indikasi program prioritas di Kabupaten


Banyuasin Berdasarkan 6 (Enam) Aspek Kajian dapat dilihat pada tabel
3.13

53
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.13
Matriks Pengkajian Indikasi Program Prioritas KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin
Berdasarkan 6 (enam) Aspek Kajian KLHS

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
Menurunnya Berkurangnya/
komposisi menurunnya
dan struktur komposisi dan
Menyiapkan porsi
vegetasi struktur
zona transisi (RTH)
akibat land vegetasi
berdasarkan
Berkurangnya clearing signifikan
regulasi terkait
Pembangu kawasan resapan secara luas dengan
khususnya pada
nan, air. Perubahan iklim menyebabka berkurangnya/
Perubahan bentang area/zona rentan
Peningkat Kapasitas mikro. Ancaman n menurunnya
alam dan lahan. terhadap degradasi
an dan pasokan banjir. Laju run off peningkatan habitat fauna
Komponen abiotik seperti erosi, abrasi
Rehabilita pangan, energi tinggi karena emisi karbon dan satwa. Hal
terancam, tercemar, dan penggerusan
si Jalan dan papan. berkurangnya akibatnya ini berdampak
terdegradasi. (mempertimbangkan
dan tutupan lahan. terjadi langsung
aspek topografi,
Jembatan Penggerusan perubahan terhadap
geomorfologi,
daratan. suhu.Hal ini penurunan
hidrologi, fisik kimia
dapat indeks
dan geologi
diantisipasi keanekaragama
lingkungan)
dengan n dan
menyediakan kelimpahan
zona transisi fauna darat dan

54
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
(RTH) yang air.
proporsional

Akan terjadi Akan terjadi


Berkurangnya luas perubahan perubahan
kawasan hutan iklim, baik iklim, baik pada
lindung. pada awal awal
Perubahan
Menurunnya fungsi konstruksi, konstruksi,
bentang alam
ekosistem sebagai operasi operasi maupun
yang ditandai Berkurangnya luas
penyedia materi dan maupun pasca operasi
dengan kawasan hutan
Pembangu energi dalam siklus pasca operasi pengembangan
penurunan dan Degradasi lindung.
nan dan tertentu (hidrologi, pengembang kawasan
penghilangan komponen Menurunnya fungsi
Pengemba karbon, oksigen dan an kawasan industri.Pada
tutupan lahan biotik/abiotik pada ekosistem sebagai
ngan sebagainya). industri.Pada tahap
(land cover) ekosistem esensial, penyedia materi dan
Kawasan Mengaplikasikan tahap konstruksi dan
berakibat pada deforestasi energi dalam siklus
Industri konsep-konsep tata konstruksi operasi,
penurunan area ekosistem lindung. tertentu (hidrologi,
ruang yang ideal dan operasi, degradasi
reservoir dan karbon, oksigen dan
berbasis pada degradasi lingkungan
resapan air. sebagainya)
konsep lingkungan akibat
Penurunan
pembangunan akibat perubahan land
kualitas air.
berkelanjutan, perubahan use/land cover
ramah lingkungan, land akan berimbas
membumi. use/land pada perubahan
cover akan suhu/iklim

55
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
berimbas mikro dalam
pada skala luas yang
perubahan sistemik
suhu/iklim mengarah pada
mikro dalam perubahan
skala luas iklim makro.
yang Kawasan
sistemik Banyuasin
mengarah merupakan
pada ekosistem yang
perubahan unik dengan
iklim makro. tipe dan
karakter
ekosistem lahan
basah (wetland)
yang rentan
perubahan.
Kawasan
Banyuasin
secara hidrologi
berada di hilir
Sumsel yang
notabene
merupakan
muara akhir

56
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
dari degradasi
dan perubahan
kawasan hulu
dan tengah
Sumsel.
Akan terjadi Akan terjadi
Berkurangnya luas
perubahan perubahan
kawasan hutan
iklim, baik iklim, baik pada
lindung.
Perubahan pada awal awal
Pembangu Menurunnya fungsi
bentang alam konstruksi, konstruksi,
nan dan ekosistem sebagai
yang ditandai Berkurangnya luas operasi operasi maupun
Pengemba penyedia materi dan
dengan kawasan hutan maupun pasca operasi
ngan energi dalam siklus
penurunan dan Degradasi lindung. pasca operasi pengembangan
Kawasan tertentu (hidrologi,
penghilangan komponen Menurunnya fungsi pengembang kawasan
Industri karbon, oksigen dan
tutupan lahan biotik/abiotik pada ekosistem sebagai an kawasan industri.Pada
Masyarak sebagainya).
(land cover) ekosistem esensial, penyedia materi dan industri.Pada tahap
at Mengaplikasikan
berakibat pada deforestasi energi dalam siklus tahap konstruksi dan
Berbasis konsep-konsep tata
penurunan area ekosistem lindung. tertentu (hidrologi, konstruksi operasi,
Perkebuna ruang yang ideal
reservoir dan karbon, oksigen dan dan operasi, degradasi
n dan berbasis pada
resapan air. sebagainya) degradasi lingkungan
Kehutana konsep
Penurunan lingkungan akibat
n pembangunan
kualitas air. akibat perubahan land
berkelanjutan,
perubahan use/land cover
ramah lingkungan,
land akan berimbas
membumi.
use/land pada perubahan

57
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
cover akan suhu/iklim
berimbas mikro dalam
pada skala luas yang
perubahan sistemik
suhu/iklim mengarah pada
mikro dalam perubahan
skala luas iklim makro.
yang Kawasan
sistemik Banyuasin
mengarah merupakan
pada ekosistem yang
perubahan unik dengan
iklim makro. tipe dan
karakter
ekosistem lahan
basah (wetland)
yang rentan
perubahan.
Kawasan
Banyuasin
secara hidrologi
berada di hilir
Sumsel yang
notabene
merupakan

58
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
muara akhir
dari degradasi
dan perubahan
kawasan hulu
dan tengah
Sumsel.
- Dampak open -Perkiraan dampak, - fungsi ekosistem -Pemanfaatan SDA - - Berubahnya
dumping resiko diantaranya: sebagai penyedia : energi fosil Berdasarkan bentang lahan
penggalian degradasi lingk. nutrisi, suplai air, (batubara) perlu aspek akibat
bahan tambang (komponen biotik sumber plasma dikelola dan dikaji topografi, hilangnya
(ex: batubara) abiotik ekosistem), nutfah, oksigen , lebih jauh melalui: hidrologis, tutupan lahan
adalah pencemaran tanah, materi genetik, 1) sistem valuasi geofisik, berimbas pada:
Pembangu
hilangnya air dan udara. materi organik dan ekonomi, 2) wilayah kesimbangan
nan dan
tutupan lahan energi akan penghitungan nilai Banyuasin ekosistem,
Pengemba
dan -Kegiatan eksplorasi menurun. ekosistem, 3) merupakan hilangnya
ngan
berubahnya dan distribusi - hilangnya fungsi konversi dan zona hilir koridor
Pertamba
pola bentang produksi, berimbas utama lahan dengan estimasi kesesuaian dari kawasan satwa/fauna,
ngan,
alam. Lebih pada terganggunya keragaman vegetasi antara tingkat SumSel. menurunnya
Energi
jauh penggunaan akses penutupnya sebagai kebutuhan Kondisi ini indeks
dan Migas
berdampak layanan publik, pengendali banjir, pemanfaatan mempengaru keanekaragama
langsung pada seperti: jalan dan erosi, pengikat dengan potensi hi dinamika n flora fauna
menurunnya sungai sbg satu karbon, penyedia cadangan SDA yang dan darat dan
daya dukung kesatuan ekosistem. oksigen. tersedia. karakteristik perairan.
tanah/lahan, Lebih jauh akan - terancamnya - Pengembangan kawasan ini.
air dan udara. memicu konflik fungsi hutan energi terbarukan Pada zona - Sebagian

59
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
- Pengembanga sosial, pencemaran sebagai media sangat ideal untuk hilir ini besar
n optimalisasi ekosistem darat dan penghubung antara dikembangkan di dipastikan Banyuasin
energi berbasis akuatik. kebutuhan bathin kawasan terjadi merupakan
biomassa masyarakat lokal Banyuasin akumulasi daerahperairan
diperlukan, melalui mengingat dampak dari /banjiran
namun masih pembentukan melimpahnya semua berupa: sungai,
perlu karakter budaya resources dan aktivitas rawa, lebak,
dilakukan riset lokal. potensi energi kehidupan sebagai habitat
yang intens alternatif di zona tengah biota air.
dan mendalam. kawasan ini. dan hulu.
- Pengembanga Tingkat - Kawasan ini
n energi kerentanan dikenal
terbarukan yang relatif memiliki potensi
merupakan tinggi perikanan
upaya yang dimungkinka tangkap relatif
sangat tepat, n terjadi tinggi.
diperlukan ditambah Dipastikan
pendekatan lagi dengan limbah air asam
teknologi yang upaya tambang dari
inovatif dan ekplorasi, aktivitas
ramah kondisi ini penambangan
lingkungan. memicu efek mengancam
perubahan SDA perikanan.
iklim dan
rendahnya

60
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
daya lenting.
- Kegiatan ini -Dipastikan terjadi -Ancaman -Keberadaan - Meningkatn - Hilangnya
berpengaruh deforestasi menurunnya pelabuhan, ya tutupan lahan
langsung pada ekosistem pantai layanan fungsi dermaga dan pembukaan berimbas pada:
efek pesisir khususnya ekosistem perairan terminal sebagai lahan, sbg 1) terganggunya
turunannya hutan mangrove, (laut, estuari, fasilitas pendukung efek keseimbangan
berupa, yang dikenal sungai) sebagai utama untuk turunan fungsi
terbentuknya: sebagai PAGAR penyedia distribusi dan pembangun ekosistem
komunitas ALAM ekosistem sumberdaya suplai SDA dari dan an pesisir pantai,
urban city, pantai pesisir dan perikanan tangkap ke wilayah SumSel pelabuhan 2)
2. pemukiman, merupakan zona di kawasan sudah sangat TAA jika rusaknya
Pembangu fasilitas layanan transisi sebelum Banyuasin, mendesak, tetapi tidak koridor esensial
nan dan publik, area kerusakan perlindungan selayaknya selain dikelola bagi
Pengemba perdagangan langsung sumberdaya memperhitungkan dengan satwa/fauna, 3)
ngan dan industri mengancam genetik/ plasma manfaat juga cermat, terganggunya
Pelabuhan hilir, area daratan (pelindung nutfah. memperhitungkan dipastikan habitat
pabrikasi, dll. efek dari Efek -Diperlukan ancaman terhadap berdampak satwa/fauna
Dampak lebih Global Warning: penanganan cadangan SDA. pada endemik; 4)
jauh: naiknya muka air tataguna hilangnya menurunnya
pembukaan laut, ombak, dsb). ekosistem -Pentingnya fungsi buffer indeks
lahan tidak -Ancaman mangrove sebagai membatasi laju zone keanekaragama
terkendali (alih penggerusan dan pengendali abrasi alih fungsi lahan (gugusan n hayati flora
fungsi lahan), aberasi pantai. pantai atau dan pembukaan hutan fauna darat dan
aktivitas penggerusan kawasan esensial, mangrove) perairan di
manusia dan daratan. melalui mekanisme dan tingkat species

61
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
produk -Akumulasi material -Pengembangan penerapan regulasi. terancamny dan genetik.
industri yang sedimen dari hulu kawasan pelabuhan a kawasan - Meningkatnya
akan dan aberasi pantai dan dermaga jika lindung. aktivitas
menghasilkan berdampak tidak terkendali Kondisi ini manusia di
limbah. langsung bagi akan menggerus jika tidak kawasan
- Sementara aktivitas pelabuhan nilai-nilai budaya dikelola perairan akibat
bagian pantai dan dermaga. lokal (culture menyebabka pembangunan
timur kawasan -Terjadinya service) khususnya n dan
ini merupakan pencemaran nilai tradisi meningkatn pengembangan
BUFFER ZONA tanah, air dan masyarakat pesisir nya pelabuhan,
dengan udara sebagai yang unik. kerentanan dermaga/
kekayaan akibat dari aktivitas Asimilasi dengan dan terminal
ekosistem manusia budaya luar berkurangny menurunkan
mangrove yang meningkat seiring mungkin akan a daya pulih resistensi (daya
tinggi dan dengan produksi terjadi, hal ini bisa ekosistem . tahan)
melindungi limbah (domestik, menimbulkan kehidupan
daratan, pesisir transportasi, kondisi positif - Menurunnya satwa liar
dan pantai industri). tetapi sebaliknya kuantitas endemik wildlife
timur pulau - dapat mengancam dan kualitas yang sangat
Sumatera. indegenous ekosistem penting di
Secara knowledge mangrove wilayah Pantai
geografis dan (pengetahuan berimplikasi Timur
geomorfologis masyarakat lokal). pada Sumatera.
sangat meningkatn Diantara
berdekatan ya emisi kekayaan alam

62
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
langsung karbon tersebut adalah
dengan selanjutnya Lokasi
kawasan memicu Semenanjung
lindung suaka terjadinya Banyuasin
alam TAMAN perubahan sebagai habitat
NASIONAL cuaca dan burung migran.
SEMBILANG.9 secara
di wilayah global akan
SumSel dan mengancam
TN. BERBAK di peningkatan
wilayah Jambi) muka air
- Ancaman laut.
serius terhadap
kawasan
lindung DUNIA
yang termasuk
dalam situs
RAMSAR
dengan potensi
kenaekaragama
n hayatinya
sangat tinggi
(baik
keragaman
ekosistem,

63
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
species
maupun
genetik)
- Kondisi - Dampak dan resiko - Menurunnya fungsi - proporsi yang -Perubahan - tingkat
topografi, lingkungan yang layanan ekosistem seimbang antara dan ketahanan dan
hidrologi, ditimbulkan dari 4 sebagai penyedia tersedianya dinamika potensi
geomorfologi jenis kegiatan SDA air, tanah, kawasan terbangun pola arus keanekaragama
merupakan beragam. Secara udara yang sehat. dengan penetapan pasang n hayati
aspek daya umum mengarah - Percepatan land area resapan, area surut menurun jika
dukung lahan pada terjadinya clearing berimbas konservasi, area sebagai ciri pembukaan
Pembangu dan air yang perubahan rona pada terganggunya hijau, area transisi kawasan (alih fungsi)
nan dan perlu lingkungan alami fungsi ekosistem menjadi indikator lahan basah lahan tidak
Pengemba diperhatikan. sebagai akibat sebagai pengendali kesesuaian antara Banyuasin, terkendali.
ngan Mengingat percepatan alih erosi, banjir, pemanfaatan lahan menjadi - Aspek
Permukim wilayah fungsi lahan. longsor, dan pencadangan faktor keanekaragam
an dan pengembangan - Berdirinya tegakan peningkatan sumberdaya alam. pembatas n hayati yang
Perumaha sebagian lahan bangunan akan suhu. - Dinamika arus dlm terancam
n basah, kawasan merubah struktur - Penduduk lokal pasang surut di membangun dengan
banjiran, dan morfologi lahan, termarginal akibat kawasan lahan area meningkatnya
rawa. sirkulasi udara, asimilasi basah Banyuasin pemukiman kawasan
pola drainase. pendatang. mjd pertimbangan perdagangan terbangun
- Memerlukan Selanjutnya jika - Berkembangnya utama dalam di kawasan adalah
perencanaan kawasan telah kawasan urban mendisgn, ini. menurunnya
untuk terbangun, problem city memerlukan merencanakan dan -Dasar keragaman
kelayakan: susulan akan pengelolaan membangun pola keruangan ekosistem,

64
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
tataruang, muncul khusus. konstruksi fisik. dan aspek hilangnya
aksesibilitas, pencemaran udara, tata ruang ekosistem
fasilitas air dan tanah. menjadi alami berganti
infrastruktur, pedoman ekosistem
sistem dalam buatan atau
drainase, menjaga binaan.
proporsi RTH tingkat
(ruang terbuka kerentanan
hijau), sistem kawasan
pengolahan pembangun
limbah, sistem an.
transportasi,
dll.
- Karakteristik - Dampak dan resiko - fungsi/jasa layanan - Kegiatan pertanian - - pola budidaya
lahan/tanah, yang ditimbulkan ekosistem lebih dan optimalisasi Pemanfaatan monokultur
kondisi fisik erat kaitannya terpadu, melalui lahan melalui lahan (revolusi hijau
kimia lahan, dengan tata kelola pemanfaatan SDA diversifikasi jenis melalui dan biru)
Pengemba ketersediaan dan penerapan (flora, fauna darat, pemanfaatan, kegiatan ditinjau dari
ngan dan suplai air, teknologi ramah biota air,ternak) dg penanaman, pertanian, aspek
Pertanian aspek lingkungan. pengelolaan dan pengolahan yang perikanan keseimbangan
Umum topografi, - Penanganan penerapan relevan dengan atau ekosistem,
geomorfologi, produksi pasca teknologi ramah jenis peruntukan peternakan justru akan
pola hidrologi panen dan aplikasi lingkungan. lahan dan potensi prinsipnya mengancam
maupun teknologi pasca - Layanan SDA yang tersedia akan keanekaragamn
aksesibilitas panen yang ramah pengaturan dan SDM yang membentuk hayati species

65
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menjadi faktor- lingkungan jika ekosistem melalui terlibat adalah ekosistem lokal (species
faktor yang tidak diterapkan optimalisasi indikasi adanya binaan atau endemik).
perlu akan berdampak pemanfaatan lahan; efisiensi buatan. Lebih jauh
diperhitungkan pada menurunnya pengaturan pola pemanfaatan. berimbas pada
untuk mutu, rendahnya tanam dan - Disamping Perubahan punah dan
merancang nilai jual, turunnya diversitas jenis pentingnya pola ekosistem hilangnya
pengembangan nilai kompetitif tanaman unggulan. kesesuaian alami secara species dan gen
kawasan dalam memasuki - Layanan kultural peruntukan lahan terus endemik.
pertanian, pangsa pasar yang melalui aplikasi (ntuk pertanian, menerus
peternakan, harus eco labeling. pengetahuan dan peternakan, berdampak - Tingkat
perikanan kearifan lokal perikanan, industri pada ketahanan
maupun masyarakat dalam berbasis pertanian), meningkatny species lokal
kelautan mengelola SDA dan hal lain yang a kerentanan akan menurun
- Prinsip lahan sesuai penting adalah ekosistem jika invasi
kesesuaian peruntukan. efisiensi dalam: (komponen species-species
daya dukung pengadaan produk biotik dan in situ terus
lahan. . - Layanan pendukung abiotik) menerus
diinisiasi dalam pendukung (pupuk, anti hama, dilakukan tanpa
menerapkan kehidupan benih), teknologi Lebih jauh ada jeda
mekanisme, diperoleh dalam infrastruktur lagi, kondisi adaptasi.
penanganan bentuk: produk pendukung(alat/te ini
budidaya dan biomasa (hasil knologi/mekanisasi mempengaru
produksi serta pangan, papan, pertanian), SDA hi tingkat
tata kelola obat); produk pendukung (air, adaptasi
teknologi yang materi dari siklus media tanah) yang terhadap

66
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
berkelanjutan materi dan transfer akan diterapkan perubahan
dan energi(oksigen, dalam kegiatan ini. iklim.
berwawasan hidrogen, nitrogen, - Produk pendukung
lingkungan. dll). (seperti pupuk, anti
- hama, bibit) dan
teknologi,
infrastruktur
pendukung bersifat
ramah lingkungan.
Bukan justru
mendatangkan
masalah, karena
mahal,
ketergantungan,
atau kesulitan
menerapkan dan
mendapatkannya.

-Pengembangan - Pengembangan - Jasa dan layanan - Orientasi - kerentanan


jenis kawasan destinasi pariwisata ekosistem sebagai pengembangan akan terlihat
3.
wisata sangat berdampak pada: 1) penyedia resources pariwisata lebih pada aspek
Pengemba
tergantung perubahan bentang (air, tanah dan tepat berbasis sosial dan
ngan
pada: 1) lahan dalam hal ini udara) yang bersih ekotourism (wisata sistem
Pariwisata
kesesuaian ekosistem lahan dan sehat. Terutama ekologi). pengelolaan
lahan (jenis basah Banyuasin; 2) ekosistem akuatik dan

67
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lahan/tanah resiko peningkatan yang menjadi - Diperlukan pemeliharaa
dan air), 2) beban pencemar kawasan unggulan indikasi n kawasan
potensi SDA, 3) (tanah, air, dan bagi Banyuasin keseimbangan wisata.
potensi SDM udara); 3) asimilasi untuk kegiatan antara
pendukung kultur; 4) peluang pariwisata. capaian/target - Keberadaan
dalam hal ini munculnya konflik kunjungan hutan
stakeholder antara masyarakat - layanan ekosistem wisatawan dengan mangrove ,
yang akan lokal dengan dalam pengaturan pengelolaan, Hutan
mendukung pendatang. dan pengendalian penanganan dan Industri dari
kebijakan erosi, abrasi, pemeliharaan beberapa
program - dampak dan banjir, ombak, kawasan wisata. izin HPH
(sebagai resiko yang kekeringan. disatu sisi
pengelola), 4) kemungkinan akan Mengingat kawasan - menjadi
infrastruktur, berkembang adalah Banyuasin sebagian faktor
sarana pembukaan besar berupa pendukung
prasarana lahan/hutan untuk perairan (lahan adaptasi
pendukung, 5) kawasan wisata golf basah) dan dan mitigasi
tujuan, sasaran dan agrowisata. beberapa terhadap
dan prospek. Menurunnya diantaranya berupa perubahan
tutupan lahan, kawasan lahan iklim. Tetapi
- Keragaman hilangnya hutan kering dan lahan disisi lain,
tife ekosistem ancaman dan resiko gambut. Kondisi ini ancaman
(dataran kering, terhadap hilangnya memerlukan terhadap
perairan fungsi flora/vegetasi penanganan hutan di
darat/sungai, sebagai pelindung tersendiri. kawasan

68
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lebak, rawa dan habitat Banyuasin
banjiran, fauna/satwa. - layanan ekosistem sangat
estuari, laut dalam aspek tinggi, faktor
dangkal, pantai budaya, ekosistem inilah yang
pesisir, laut menjadi media akan
dalam dan laut pengembangan bagi: berdampak
lepas) didukung estetika, pada
potensi pengetahuan, nilai peningkatan
keragaman nilai kearifan lokal, emisi
flora/vegetasi transfer tradisi dan karbon dan
tutupan lahan adat. peningkatan
yang tinggi, suhu.
seperti:
ekosistem
mangrove yang
dihuni oleh
fauna/satwa
darat dan air
yang sangat
beragam
membuat
kawasan
Banyuasin
memiliki potensi
dan daya

69
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
dukung untuk
kegiatan
pariwisata
sangat tinggi,
terutama
ekowisata.

- seperti
diketahui
dikawasan ini
terdapat Taman
Nasional
Sembilang yang
berbatasan
dengan TN.
Berbak
merupakan
situs Ramsar,
telah
dinyatakan
sebagai
kawasan
konservasi
dunia.
Pembangu -Karakteristik -Kawasan perairan -Pembangunan - Pengelolaan - Pengembang - limbah cair

70
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
nan dan lahan basah rentan terhadap IPAL, mendukung teknologi IPAL an dan selain
Pengemba Banyuasin kehadiran limbah recovery dan reuse disatu sisi harus implikasi mengancam
ngan berupa kawasan cair yang bersumber sumberdaya air dan mengalokasikan cost penerapan potensi
Pengelolaa banjiran dari aktivitas bagian dari water economi untuk IPAL substrat
n Air (sungai, rawa, manusia (industri, management. implementasinya. berdampak sumberdaya air
Limbah gambut, lebak) domestik, Pengembangan IPAL Namun disisi lain pada dan kehidupan
estuari, laut perkebunan, akan mendukung akan menurunny biota perairan
dangkal dan pertanian, bahkan kehidupan mengoptimalkan a (komponen
laut dalam. dll dari kegiatan sumberdaya pemanfaatan SDA, kerentanan biotik), juga
membutuhkan transportasi air). perairan yang kebutuhan dapat mahluk mengancam
design, merupakan potensi terpenuhi tetapi hidup. keberlanjutan
perencanaan -Dampak nyata dari SDA Kab. sumberdaya alam Artinya substrat tanah
dan konstruksi keberadaan limbah Banyuasin. dan ekosistem tetap beban sebagai media
khusus dalam cair adalah - Layanan sebagai terjaga pencemaran tumbuh flora
membangun pencemaran air dan pengatur ekosistem kelestariannya. akan dan pendukung
unit IPAL. tanah di wilayah akan terwujud berakumula habitat
perairan Banyuasin. dalam bentuk - Penghitungan si pd setiap fauna/satwa.
-Konstruksi pengaturan siklus optimalisasi tingkatan Ancaman yang
dan design -Resiko yang makanan dan jaring pemanfaatan SDA tropik terjadi berupa
IPAL yang langsung makanan (food chain merupakan bagian mahluk menurunnya
tidak ideal berakumulasinya dan web chain). dari penghitungan hidup dan tingkat
untuk zat pencemar air di Recovery yg terjadi nilai SDA atau akan ketahanan dan
diaplikasikan di dlm tubuh biota pada ekosistem valuasi ekonomi. menumpuk potensi
ekosistem lahan air/ikan, perairan akibat Hal ini penting pada level keragaman
basah, konsumen/manusi berfungsinya sistem untuk mengukur tingkatan hayati (ddi

71
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menyebakan a; Menurunnya pengelolaan IPAL di kesesuaian/keseimb trofik eksistem arat,
penyebaran produksi perikanan kawasan Banyuasin angan antara tertinggi. air) di wilayah
degradasi tanah tangkap (sungai, berkontribusi pada tingakt pemanfaatan Kondisi ini perairan dan
dan air sangat lebak, rawa dan perlindungan dan dan pencadangan akan lebih daratan
luas, karena laut). perkembangan potensi. jauh Kabupaten
media air juvenil, benih, menyebebak Banyuasin.
memiliki - Turunnya plasma nutfah, Jika dilihat hanya an tingginya -
percepatan dan produksi pertanian/ keragaman genetik dari satu aspek, tingkat
efek penyebaran perkebunan, karena dan species biota air maka upaya kerentanan
limbah sangat keberadaan limbah sebagai pembangunan dan komponen
cepat dan luas. cair berdampak sumberdaya pengembangan IPAL biotik pada
pada ekosistem perikanan tangkap hanya akan ekosistem
darat, baik di kawasan perairan menambah alokasi aquatik.
ekosistem alami Banyuasin. cost saja. Tetapi jika -
atau binaan. - Jasa ekosistem mekanisme hukum - Meningkatkan
Seperti: ekosistem sebagai pendukung ekonomi kerentanan
pertanian lahan kehidupan manusia sumberdaya alam juga akan
basah. dilihat dari nilai lingkungan dan terjadi pada
-Konflik sosial produksi biomasa valuasi cost and kehidupan di
akibat penurunan yang terkandung benefit of ekosistem
produksi hasil dalam sumberdaya resources, daratan.
perikanan tangkap, perikanan sebagai diterapkan, maka Proses
masyarakat akan sumber protein akan terjadi efisiensi degradasi
beralih pekerjaan hewani. dan efektifitas terjadi pada
. pemanfaatan menurunnya

72
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
sumberdaya alam. fungsi hara
dan nutrisi
- Nilai-nilai tanah akibat
kesimbangan dan keberadaan
keberlanjutan dalam limbah cair.
pemanfaatan - Meningkatnya
sumberdaya alam kerentanan
dapat juga terjadi
diimplementasikan pada manusia
dalam semua aspek sebagai agen
pembangunan. pelaksana
pengelolaan
lingkungan
dan
pembangunan
. Saat rambu-
rambu
keamanan
ekosistem,
keberlanjutan
fungsi
lingkungan
dilanggar
maka
kehidupan

73
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
manusia akan
terancam.
-terjadinya - Dampak akibat - Layanan -Perubahan - Perubahan alih
perubahan pembukaan tutupan fungsional yang bentang fungsi lahan
bentang lahan lahan oleh tajuk diperoleh dari -Optimalisasi lahan akibat yang relatif
akibat adanya vegetasi tumbuhan, ekosistem berupa: pemanfaatan alif fungsi cepat dan luas
alih fungsi secara langsung ketersediaan air, sumberdaya lahan, akan
lahan. Kondisi terjadi pada udara segar, lahan/tanah dapat memiliki mempengaruhi
ini dilakukan komponen hidrologi Oksigen, sumber terpenuhi namun dampak penurunan
secara dan topografi pangan. perlindungan dan berupa indeks
terencana ekosistem. Keberlanjutan konservasi kawasan perubahan keanekaragama
4.
dengan - Jika pembukaan fungsi ini paling tetap harus kondisi n hayati.
Pengemba
mempertimbang lahan pada tidak harus diprioritaskan iklim Indeks ini akan
ngan
kan aspek daya ekosistem/hutan dipertahankan pada melalui mikro, menjadi
Wilayah
dukung tanah alami, maka lahan petak proyek perencanaan tata selanjutnya indikator
Transmigr
dan air. Kedua dampak yang terjadi transmigrasi.. ruang dan akan terancamnya
asi
komponen adalah berubahnya penerapan berimbas suatu
abiotik ini fungsi hidrologi -Layanan mekanisme pola pada ekosistem,
menjadi penting dan topografi pengaturan kesesuain lahan dampak apakah
mengingat akibat land clearing ekosistem layak untuk turunannya, keanekaragama
keseuaian resiko turunannya dipertahankan pengembangan yaitu : n hayatinya
aspek berupa erosi, melalui meknaisme wilayah terjadi terancam
hidrologi, banjir, abrasi, pengendalian transmigrasi. perubahan punah, rusak
geomorfologi penggerusan tanah banjir, cuaca atau
dan topografi wilayah DAS pengendalian erosi, ekstrim, fragile/rapuh.

74
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
menjadi (umumnya pengendalian peningkatan
indikator masyarakat akan pengendalian suhu, - Tipe dan
kesesuaian membuka wilayah dampak perubahan perubahan karekateristik
lahan untuk pemukiman iklim. Diperlukan pola iklim ekosistem lahan
pembukaan transmigrasi yang tata kelola dan (curah basah yang
wilayah dekat dengan perencanaan tata hujan) dimiliki
transmigrasi. sumberdaya air ruang untuk kenaikan kawasan
- Kawasan (sungai) dan pembukaan lahan muka air Banyuasin,
Banyuasin aksesibilitas/transp yang memiliki laut, dsb. membuat
berada di zona ortasi yang relatif tutupan vegetasi. -Diperlukan pengembangan
hilir dari cepat dan mudah). Disamping itu waktu dan wilayah
Sistem Daerah perencanaan dan proses yang transmigrasi di
Aliran Sungai -pembukaan lahan visibilty studi harus relatif lama kawasan ini
(DAS) Musi sering dimplementasikan untuk memerlukan
yang mengalir menggunakan jika akan meningkatk perencanaan
di wilayah teknik pembakaran membangun tapak an daya tataruang yang
Sumatera dan penebangan wilayah lenting dan matang dengan
Selatan. tebang pilih. transmigrasi. kapasitas menerapkan
Kondisi ini Idealnya - untuk prinsip-prinsip
diindikasikan menerapkan metode menyesuaik pemanfaatan
dengan sifat pembukaan lahan an kondisi kesesuaian
daya dukung yang ramah yang terjadi. lahan.
lahan yang lingkungan Dampak
fragile dan dan resiko
rentan. Lebih turunannya berupa

75
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
jauh hal ini peningkatan asap
berpengaruh sampai menimpa
terhadap wilayah/region
kompleksitas Pulau Sumatera.
penanganan - Dampak dan
dan penataan. resiko turunan akan
lebih jauh jika
regulasi dan tata
kelola penataan tata
ruang kawasan
bersinggungan
dengan tanah adat
atau lahan marga
yang merupakan
hak ulayat
masyarakat lokal.
Biasanya akan
muncul konflik
sosial antara
penduduk datangan
sebagai masyarakat
tranmigran dengan
masyarakat lokal
yang menjust
kepemilikan lahan.

76
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
-Prinsip -Dampak akan -pengembangan -Jika dilihat hanya -Pada
pengembangan muncul jika sistem sistem sanitasi li dari satu aspek, prinsipnya
sanitasi adalah design, konstruksi, ngkungan akan maka upaya sistem
konsistensi penataan memulihkan fungsi pembangunan dan sanitasi
dan perubahan mekanisme layanan ekosistem. pengembangan mampu
- Sistem dan
perilaku sanitasi, dan Dan mengurangi sanitasi lingkungan menurunkan
mekanisme
(behavior) kelayakan aspek beban bagi kerja hanya akan /mengurangi
sanitasi
hidup bersih tata ruang tidak dan fungsi menambah alokasi sifat
lingkungan
dan sehat. ideal TIDAK ekosistem. cost saja. Tetapi jika kerentanan
yang ideal dan
5. -Penataan memperhatikan mekanisme hukum setiap
memnuhi
Pembangu semua regulasi dan -mekanisme ekonomi komponen
standar mutu,
nan dan komponen metode yang tepat. pengaturan sumberdaya alam lingkungan
akan
Pengemba yang menjadi ekosistem akan lingkungan dan (baik abiotik
mengurangi
ngan potensi bagi - dampak yang akan membaik dengan valuasi cost and maupun
beban
Sanitasi pengembangan hadir dalam bentuk dukungan sistem benefit of biotik).
lingkungan,
sanitasi, antara pencemaran air, sanitasi lingkungan resources, -Emisi gas
meningkatkan
lain tanah dan udara. yang aman dan diterapkan, maka buangan
daya tahan dan
sumberdaya sehat. akan terjadi efisiensi baik dari
potensi
alam (tanah -Jika dikaji lebih dan efektifitas aktivitas
keanekaragama
dan air), jauh lagi akan - melalui pemanfaatan domestik
n hayati.
sarana muncul dampak pengembangan sumberdaya alam. maupun
prasarana lingkungan turunan sistem sanitasi -Lebih jauh lagi industri akan
infrastruktur, berupa resiko lingkungan, maka nilai-nilai mempengaru
perencanaan lingkungan, antara layanan budaya kesimbangan dan hi perubahan
tata ruang dan lain seperti: pada terkandung keberlanjutan dalam iklim muka

77
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
kesesuaian 1) munculnya bau di dalam fungsi pemanfaatan bumi.
lahan untuk area TPA, 2) ekosistem akan sumberdaya alam -Sementara
pengelolaan rentannya kondisi terwujud melalui dapat itu kualitas
persampahan, sanitasi proses peningkatan diimplementasikan. dan besarnya
pengelolaan air masyarakat sekitar nilai etika, emisi gas
bersih dan air dan menurunnya pengetahuan dan buangan
baku limbah. kesejahteraan pengayaan spirit salah
-Sangat penting masyarakat lokal, tradisi yang dalam satunya
memperhatikan 3) kehadiran limbah kearifan lokal. dipengaruhi
konstruksi B3 yang akan Budaya ekosistem oleh
dan design mencemari yang bersih dan buruknya
pendukung ekosistem sungai, sehat ini akan sistem
sarana/fasilitas rawa, lebak dan diwariskan ke sanitasi
pengembangan lahan pertanian generasi berikutnya. lingkungan.
sanitasi penduduk lokal, 4) - Laju peningkatan Berarti jika
lingkungan. produksi limbah B3 biomasa dan sistem
Hal ini terkait baik sebagai bahan produksi materi, sanitasi baik,
dengan daya baku pengolahan nutrisi dan energi maka semua
dukung maupun sebagai yang diproses dalam kinerja
lahan/tanah produk sampingan lingkungan akan komponen
yang sebagian dari kehadiran dan optimal. ekosistem
besar wilayah aktivitas kegiatan (biotik dan
Banyuasin industri, kegiatan abiotik) akan
memiliki eksplorasi baik, mahluk
kategori/ tife penambangan hidup lebih

78
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
lahan basah batubara dan antisipatif
PASANG mineral dalam dan adaptif
SURUT bentuk air asam, terhadap
(sungai, rawa meningkatknya alih setiap
banjiran, fungsi lahan dan perubahan
lebak, estuari, penggunaan pupuk, ekosistem
laut). pestisida, (termasuk
-Pengalokasian insektisida untuk perubahan
tempat kegiatan iklim).
pembuangan perkebunan yang
akhir sampah umumnya dikelola
(TPA); sarana para investor.
air bersih kota
kabupaten,
penyediaan
penyelolaan air
baku;
pengembangan
sarana air
bersih
perkotaan
dirancang
merujuk pada
perencanaan
tata kota dan

79
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

ASPEK KAJIAN KLHS

Tingkat
Indikasi Tingkat
Daya Dukung Perkiraan Kerentanan
Program Kinerja Efisiensi ketahanan dan
dan Daya mengenai Dampak dan
Prioritas Pelayanan/jasa Pemanfaatan Potensi
Tampung dan Resiko kapasitas
Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragam
Lingkungan Lingkungan adaptif
an
perubahan
hayati
iklim
RTRW
Kabupaten
Banyuasin.
Sumber : Hasil Diskusi Internal Pokja PL dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013

80
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

3.6.2 Memberikan Penilaian dan Mendeskripsikan pengaruh

Program-program prioritas yang terpilih melalui proses


sebagaimana dimaksud pada huruf a, dinilai besaran pengaruh positif
dan negatifnya. Deskripsi pengaruh meliputi pengaruh langsung maupun
tidak langsung.

Pengaruh program prioritas KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin


Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel 3.14.

81
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.14
Penilaian dan Pendeskripsian Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
Menurunnya kualitas air
dan tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi
udara, meningkatnya emisi
gas rumah kaca (GRK),
meningkatnya debu,
Terbukanya
munculnya sedimentasi,
keterisolasian
++ meningkatnya limbah
dengan daerah
(namun domestik, terganggunya
Pembangunan, Meningkatnya tetangga,
dapat ekosistem perairan,
Peningkatan aksesibilitas antar Terpicunya pertumbuhan memperlancar
bernilai “__” degradasi vegetasi dan
dan wilayah, ekonomi, mempermudah arus distribusi
1 jika lahan, menurunnya
Rehabilitasi meningkatnya kehidupan sosial produksi daerah
disandingkan populasi biota perairan,
Jalan dan pelayanan publik, masyarakat, dll ke daerah
dengan isu terganggunya pasokan air
Jembatan dll tetangga,
Lingkungan bersih, terpicunya kejadian
berkurangnya
Ekologi) genangan air bahkan banjir
ketertinggalan
bila pembangunan
pembangunan, dll
drainase tidak terintegrasi
dengan baik, terpicunya
penurunan populasi ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
++ Menurunnya kualitas air Terbukanya
(namun dan tanah, meningkatnya Meningkatnya keterisolasian
Pembangunan dapat kebisingan dan polusi aksesibilitas antar Terpicunya pertumbuhan dengan daerah
dan bernilai “__” udara, meningkatnya emisi wilayah, ekonomi, mempermudah tetangga,
2
Pengembangan jika gas rumah kaca (GRK), meningkatnya kehidupan sosial memperlancar
Pelabuhan disandingkan meningkatnya debu, pelayanan publik, masyarakat, dll arus distribusi
dengan isu munculnya sedimentasi, dll produksi daerah
Lingkungan meningkatnya limbah ke daerah

82
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
Ekologi) domestik, terganggunya tetangga,
ekosistem perairan, berkurangnya
degradasi vegetasi dan ketertinggalan
lahan, menurunnya pembangunan, dll
populasi biota perairan,
terganggunya pasokan air
bersih, terpicunya kejadian
genangan air bahkan banjir
bila pembangunan
drainase tidak terintegrasi
dengan baik, terpicunya
penurunan populasi ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Menurunnya kualitas air
dan tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi
udara, meningkatnya emisi
Meningkatnya
gas rumah kaca (GRK),
Tersedianya distribusi hasil
munculnya sedimentasi Terpicunya pertumbuhan
kawasan produksi industri
++ (namun khususnya di wilayah ekonomi, terpenuhinya
representatif bagi ke daerah lain,
dapat perairan, meningkatnya kebutuhan masyarakat
Pembangunan pengembangan terbukanya
bernilai “__” limbah domestik, akan hasil produksi
dan industri, peluang untuk
jika terganggunya ekosistem industri, meningkatnya
3 Pengembangan meningkatnya hasil menjadi daerah
disandingkan darat dan perairan, PAD, terserapnya tenaga
Kawasan produksi industri, industri,
dengan isu degradasi lahan, kerja lokal,
Industri meningkatnya terbukanya
Lingkungan menurunnya populasi biota meningkatnya kualitas
kualitas hasil peluang untuk
Ekologi) darat dan perairan, SDM di bidang industri,
produksi industri, menjadi daerah
terpicunya kejadian dll
dll pemasok hasil
genangan air bahkan banjir
industri, dll
bila pembangunan
drainase tidak terintegrasi
dengan baik, terpicunya
penurunan populasi ikan

83
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Tersedianya
Menurunnya kualitas air
tempat
dan tanah, meningkatnya
Terpicunya bakat lokal berolahraga golf
limbah domestik, Tersedianya tempat
+ (namun dalam olahraga golf, yang representatif,
terganggunya ekosistem untuk
dapat meningkatnya prestasi meningkatnya
darat, menurunnya pengembangan
bernilai “_” olahraga, terpenuhinya prestasi atlet lokal
populasi biota darat, prestasi olahraga
Pengembangan jika kebutuhan masyarakat dalam cabang
4 terpicunya kejadian golf, tersedianya
Pariwisata disandingkan akan tempat berolahraga olahraga golf
genangan air bahkan banjir tempat rekreasi,
dengan isu golf yang representatif, amatir maupun
bila pembangunan terciptanya ruang
Lingkungan meningkatnya PAD, profesional,
drainase tidak terintegrasi terbuka hijau (RTH),
Ekologi) terserapnya tenaga kerja tersedianya
dengan baik,terganggunya dll
lokal, dll fasilitas
aliran tanah, konversi
penyelenggaraan
lahan, dll
turnamen golf, dll
Menurunnya kualitas air
dan tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi
Meningkatnya
udara, meningkatnya emisi
kerjasama dengan
gas rumah kaca (GRK), Tersedianya lahan
daerah lain dalam
+ (namun meningkatnya debu, transmigrasi yang Teratasinya
hal perpndahan
dapat meningkatnya limbah baik dan layak, permasalahan kawasan
penduduk,
bernilai “__” domestik, degradasi terpicunya kumuh, berkurangnya
Pengembangan terbukanya jalan
jika vegetasi dan lahan, pembangunan, penyakit masyarakat,
5 Wilayah kerjasama di
disandingkan menurunnya populasi biota pengembangan dan meningkatnya taraf
Transmigrasi berbagai bidang
dengan isu darat, terganggunya atau peningkatan hidup masyarakat,
dengan daerah
Lingkungan pasokan air bersih, prasarana tersedianya tempat
lain, terbukanya
Ekologi) terpicunya kejadian pendukung wilayah tinggal yang layak, dll
bpeluang menjadi
genangan air bahkan banjir transmigrasi, dll
daerah tujuan
bila pembangunan
transmigrasi, dll
drainase tidak terintegrasi
dengan baik, terganggunya
aliran tanah, konversi

84
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
lahan, dll
Terpicunya
pembangunan,
pengembangan dan
atau peningkatan
prasarana Tersedianya
Menurunnya kualitas air pendukung kawasan
dan tanah, meningkatnya kawasan Teratasinya perdagangan dan
kebisingan dan polusi permukiman, permasalahan kawasan jasa yang
udara, meningkatnya emisi terciptanya RTH kumuh, berkurangnya representatif dan
gas rumah kaca (GRK), permukiman, penyakit masyarakat, bergairah,
meningkatnya debu, tertatanya meningkatnya taraf meningkatnya
++ (namun meningkatnya limbah permukiman hidup masyarakat, kerjasama
Pembangunan dapat domestik, terganggunya masyarakat, tersedianya tempat perdagangan dan
dan bernilai “__” ekosistem darat, degradasi tersedianya tinggal yang layak, jasa dengan
Pengembangan jika vegetasi dan lahan, kawasan meningkatnya PAD, daerah lain,
6
Permukiman disandingkan menurunnya populasi biota perdagangan dan meningkatnya terbukanya
dan dengan isu darat, terganggunya jasa yang pendapatan perkapita, peluang menjadi
Perumahan Lingkungan pasokan air bersih, representatif, terserapnya tevnaga kerja kawasan bisnis,
Ekologi) terpicunya kejadian tertatanya lokal, terpicunya terbukanya
genangan air bahkan banjir bangunan dan pertumbuhan ekonomi, peluang menjadi
bila pembangunan lingkungan mempermudah proyek
drainase tidak terintegrasi perumahan, masyarakat dalam hal percontohan
dengan baik, terganggunya terciptanya drainase mendapatkan kebutuhan kawasan
aliran tanah, konversi yang baik, hidup, dll permukiman
lahan, dll terkelolanya limbah terpadu nan
dan sampah dengan sehat, dll
baik, terpicunya
iklim usaha yang
kompetitif dan
berkualitas, dll
Pembangunan ++ (namun Menurunnya kualitas air Tersedianya Meningkatnya hasil Terbukanya
dan dapat dan tanah, meningkatnya kawasan hutan produksi perkebunan peluang menjadi
7
Pengembangan bernilai “__” kebisingan dan polusi sesuai bagi rakyat, daerah pemasok
Kawasan jika udara, meningkatnya emisi peruntukannya, meningkatnya oksigen alam,

85
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
Industri disandingkan gas rumah kaca (GRK), tersedianya lahan pendapatan perkapita, terbukanya
Masyarakat dengan isu meningkatnya debu, perkebunan sesuai meningkatnya PAD, peluang menjadi
Berbasis Lingkungan munculnya sedimentasi, peruntukannya, terserapnya tenaga kerja daerah produsen
Perkebunan Ekologi) meningkatnya limbah tertatanya zonasi lokal, terciptanya SDM hasil perkebunan,
dan domestik, terganggunya kawasan hutan dan lokal yang handal dalam meningkatnya
Kehutanan ekosistem perairan, perkebunan yang bidang perkebunan, produksi hasil
degradasi vegetasi dan sesuai dengan terjaganya fungsi hutan perkebunan dan
lahan, menurunnya kaidah spasial, dll sesuai peruntukannya, hutan untuk
populasi biota perairan, terjaganya kualitas dan didistribusikan ke
terganggunya pasokan air luas hutan bagi daerah lain, dll
bersih, terpicunya kejadian kemaslahatan
genangan air bahkan banjir masyarakat,
bila pembangunan meningkatnya taraf
drainase tidak terintegrasi hidup masyarakat,
dengan baik, terpicunya terpicunya pertumbuhan
penurunan populasi ikan ekonomi, dll
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Menurunnya kualitas air Terpenuhinya kebutuhan
Terbukanya
dan tanah, meningkatnya pangan masyarakat,
peluang menjadi
emisi gas rumah kaca meningkatnya hasil
Tersedianya daerah lumbung
(GRK), terganggunya produksi pertanian
infrastruktur yang pangan,
++ (namun ekosistem perairan, umum bagi rakyat,
memadai di bidang terbukanya
dapat degradasi vegetasi dan meningkatnya
pertanian, peluang
bernilai “_” lahan, menurunnya pendapatan perkapita,
Pengembangan peternakan dan kerjasama dengan
jika populasi biota perairan, meningkatnya PAD,
8 Pertanian perikanan, daerah lain di
disandingkan terpicunya penurunan terserapnya tenaga kerja
Umum tersedianya bidang pertanian
dengan isu populasi ikan tertentu, lokal, terciptanya SDM
kawasan yang umum,
Lingkungan terganggunya aliran tanah, lokal yang handal dalam
representatif bagi meningkatnya
Ekologi) konversi lahan, terdampak bidang pertanian umum,
usaha pertanian distribusi hasil
bahaya penggunaan meningkatnya taraf
umum, dll produksi
pestisida dan atau hidup masyarakat,
pertanian umum
teknologi pertanian umum terpicunya pertumbuhan
ke daerah lain, dll
yang tidak ramah ekonomi, teratasinya

86
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
lingkungan, dll permasalahan kerawanan
pangan, dll
Berubahnya bentang alam, Terpenuhinya kebutuhan Terbukanya
menurunnya kualitas air energi, terpenuhinya peluang menjadi
dan tanah, meningkatnya kebutuhan minyak dan daerah penghasil
kebisingan dan polusi gas, meningkatnya hasil migas, terbukanya
udara, meningkatnya emisi produksi pertambangan, peluang menjadi
gas rumah kaca (GRK), meningkatnya daerah penghasil
Tersedianya minyak
++ (namun meningkatnya debu, pendapatan perkapita, tambang,
dan gas bagi
Pembangunan dapat munculnya sedimentasi, meningkatnya PAD, terbukanya
masyarakat,
dan bernilai “__” meningkatnya limbah, terserapnya tenaga kerja peluang
tersedianya energi
Pengembangan jika terganggunya ekosistem lokal, terciptanya SDM kerjasama dengan
9 listrik bagi
Pertambangan, disandingkan darat dan perairan, lokal yang handal dalam daerah lain di
masyarakat,
Energi dan dengan isu degradasi vegetasi dan bidang teknik bidang
tersedianya aneka
Migas Lingkungan lahan, menurunnya pertambangan dan pertambangan,
hasil tambang bagi
Ekologi) populasi biota darat dan perminyakan, energi, dan migas,
masyarakat, dll
perairan, terganggunya meningkatnya taraf meningkatnya
pasokan air bersih, hidup masyarakat, distribusi hasil
terpicunya penurunan terpicunya pertumbuhan produksi
populasi ikan tertentu, ekonomi, teratasinya pertamabangan
terganggunya aliran tanah, permasalahan kerawanan dan migas ke
konversi lahan, dll energi, dll daerah lain, dll
Tercegahnya penyebaran Terbukanya
Tersedianya IPAL penyakit yang peluang menjadi
Terciptanya lingkungan yang baik, diakibatkan oleh limbah, daerah dengan
Pembangunan
yang bersih, terkelolanya terpicunya terpicunya usaha IPAL yang baik,
dan
limbah menjadi energi, pembangunan pengolahan limbah terbukanya
10 Pengembangan ++
pupuk, dan lain sebagainya infrastruktur menjadi energi, kerjasama dengan
Pengelolaan
yang bermanfaat bagi pendukung usaha terciptanya SDM yang daerah lain dalam
Air Limbah
lingkungan ekologi, dll pengelolaan limbah, handal di bidang bidang teknologi
dll pengelolaan lingkungan, pengelolaan
dll limbah, dll
Pembangunan Terciptanya lingkungan Tersedianya MCK Tercegahnya penyebaran Terbukanya
11 dan ++ yang bersih dan sehat, yang baik bagi penyakit yang peluang menjadi
Pengembangan terkelolanya limbah dan masyarakat, diakibatkan oleh sampah daerah dengan

87
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB


Program
No Nilai Availabilitas Kemandirian Sosial & Daya Saing
Prioritas Lingkungan Ekologi
Infrastruktur Ekonomi Daerah
Sanitasi sampah dengan baik, tersedianya dan limbah, tercegahnya sanitasi yang
terkonversinya limbah dan drainase yang baik kejadian genangan air baik, terbukanya
sampah menjadi sumber di tempat-tempat dan banjir karena kerjasama dengan
energi, pupuk, dan lain vital, terpicunya pengelolaan drainase daerah lain dalam
sebagainya yang pembangunan yang baik, terpicunya bidang
bermanfaat bagi prasarana usaha pengolahan pengelolaan
lingkungan ekologi, pendukung limbah dan sampah sanitasi, dll
terciptanya drainase uyang pengelolaan sanitasi menjadi energi,
baik, teratasinya (persampahan dan terciptanya SDM yang
permasalahan genangan air limbah), dll handal di bidang
dan bahkan banjir karena pengelolaan sanitasi
pengelolaan drainase yang lingkungan,
terintegrasi dengan baik, berkurangnya budaya
dll buang air besar
sembarangan di kalangan
masyarakat,
terfasilitasinya upaya
penggalakan hidup sehat
kepada masyarakat, dll

Keterangan:
++ ada pengaruh positif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu)
+ ada kemungkinan pengaruh positif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan dapat
berkontribusi untuk mencapai target dari masing-masing isu)
-- ada pengaruh negatif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas tidak dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan
pengaruh negatif yang baru)
- ada kemungkinan pengaruh negatif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan tidak dapat
berkontribusi untuk mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud
dan menimbulkan pengaruh negatif yang baru)

88
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

3.6.3 Menganalisis pengaruh kumulatif masing-masing isu


pembangunan berkelanjutan.

Pengaruh kumulatif program-program yang telah terpilih pada


langkah sebelumnya dapat dianalisis dengan menggunakan Tabel 3.15.
berikut: (Pokja PL hanya memfokuskan pada pengaruh negatif saja, tidak
membahas pengaruh positif)

Tabel 3.15
Analisis Perkiraan Pengaruh kumulatif Program Prioritas

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
Pemerintah Kabupaten
kebisingan dan polusi
melalui Dinas PU Bina
udara, meningkatnya
Marga sebagai leading
emisi gas rumah kaca
sector harus
(GRK), meningkatnya Kelompok
menentukan saat yang
Pembangunan, debu, munculnya Masyarakat,
tepat untuk memulai
Peningkatan sedimentasi, baik yang
proyek yaitu di saat
dan meningkatnya limbah tinggal di
1 tidak ada penolakan
Rehabilitasi domestik, sekitar proyek
dari masyarakat
Jalan dan terganggunya maupun
setempat dan di saat
Jembatan ekosistem perairan, masyarakat
telah ada konsep
degradasi vegetasi umum, dll
pengimplementasian
dan lahan,
proyek yang
menurunnya populasi
berwawasan
biota perairan,
lingkungan.
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan

89
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi
udara, meningkatnya
emisi gas rumah kaca
(GRK), meningkatnya Pemerintah Kabupaten
debu, munculnya melalui Dinas PU Cipta
sedimentasi, Karya sebagai leading
meningkatnya limbah sector bersama dengan
Kelompok
domestik, Dishubkominfo harus
Masyarakat,
terganggunya menentukan saat yang
baik yang
Pembangunan ekosistem perairan, tepat untuk memulai
tinggal di
dan degradasi vegetasi proyek yaitu di saat
2 sekitar proyek
Pengembangan dan lahan, tidak ada penolakan
maupun
Pelabuhan menurunnya populasi dari masyarakat
masyarakat
biota perairan, setempat dan di saat
umum;
terganggunya telah ada konsep
nelayan, dll
pasokan air bersih, pengimplementasian
terpicunya kejadian proyek yang
genangan air bahkan berwawasan
banjir bila lingkungan.
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Pembangunan Akan berdampak Kelompok Pemerintah Kabupaten
3
dan buruk pada Masyarakat, melalui

90
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
Pengembangan lingkungan ekologi, baik yang Diskop,UKM,Perindag
Kawasan seperti: Menurunnya tinggal di sebagai leading sector
Industri kualitas air dan sekitar proyek bersama dengan
tanah, meningkatnya maupun Bappeda dan PM harus
kebisingan dan polusi masyarakat menentukan saat yang
udara, meningkatnya umum, buruh tepat untuk memulai
emisi gas rumah kaca pekerja, dll proyek yaitu di saat
(GRK), munculnya tidak ada penolakan
sedimentasi dari masyarakat
khususnya di wilayah setempat dan di saat
perairan, telah ada konsep
meningkatnya limbah pengimplementasian
domestik, proyek yang
terganggunya berwawasan
ekosistem darat dan lingkungan.
perairan, degradasi
lahan, menurunnya
populasi biota darat
dan perairan,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada melalui
lingkungan ekologi, Disparsenibudpora
Kelompok
seperti: Menurunnya sebagai leading sector
Masyarakat,
kualitas air dan harus menentukan
baik yang
tanah, meningkatnya saat yang tepat untuk
Pengembangan tinggal di
4 limbah domestik, memulai proyek yaitu
Pariwisata sekitar proyek
terganggunya di saat tidak ada
maupun
ekosistem darat, penolakan dari
masyarakat
menurunnya populasi masyarakat setempat
umum, dll
biota darat, dan di saat telah ada
terpicunya kejadian konsep
genangan air bahkan pengimplementasian

91
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
banjir bila proyek yang
pembangunan berwawasan
drainase tidak lingkungan.
terintegrasi dengan
baik,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya
kebisingan dan polusi Pemerintah Kabupaten
udara, meningkatnya melalui Disnakertrans
emisi gas rumah kaca sebagai leading sector
Kelompok
(GRK), meningkatnya harus menentukan
Masyarakat,
debu, meningkatnya saat yang tepat untuk
baik yang
limbah domestik, memulai proyek yaitu
tinggal di
Pengembangan degradasi vegetasi di saat tidak ada
sekitar proyek
5 Wilayah dan lahan, penolakan dari
maupun
Transmigrasi menurunnya populasi masyarakat setempat
masyarakat
biota darat, dan di saat telah ada
umum,
terganggunya konsep
transmigran,
pasokan air bersih, pengimplementasian
dll
terpicunya kejadian proyek yang
genangan air bahkan berwawasan
banjir bila lingkungan.
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada Kelompok melalui Dinas PU Cipta
Pembangunan lingkungan ekologi, Masyarakat, Karya dan
dan seperti: Menurunnya baik yang Diskop,UKM,Perindag
Pengembangan kualitas air dan tinggal di sebagai leading sector
6
Permukiman tanah, meningkatnya sekitar proyek bersama dengan
dan kebisingan dan polusi maupun Bappeda dan PM harus
Perumahan udara, meningkatnya masyarakat menentukan saat yang
emisi gas rumah kaca umum, dll tepat untuk memulai
(GRK), meningkatnya proyek yaitu di saat

92
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
debu, meningkatnya tidak ada penolakan
limbah domestik, dari masyarakat
terganggunya setempat dan di saat
ekosistem darat, telah ada konsep
degradasi vegetasi pengimplementasian
dan lahan, proyek yang
menurunnya populasi berwawasan
biota darat, lingkungan.
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
seperti: Menurunnya
kualitas air dan
tanah, meningkatnya Pemerintah Kabupaten
kebisingan dan polusi melalui Dishutbun
udara, meningkatnya sebagai leading sector
Pembangunan
emisi gas rumah kaca Kelompok harus menentukan
dan
(GRK), meningkatnya Masyarakat, saat yang tepat untuk
Pengembangan
debu, munculnya baik yang memulai proyek yaitu
Kawasan
sedimentasi, tinggal di di saat tidak ada
Industri
7 meningkatnya limbah sekitar proyek penolakan dari
Masyarakat
domestik, maupun masyarakat setempat
Berbasis
terganggunya masyarakat dan di saat telah ada
Perkebunan
ekosistem perairan, umum, petani konsep
dan
degradasi vegetasi perkebunan, pengimplementasian
Kehutanan
dan lahan, proyek yang
menurunnya populasi berwawasan
biota perairan, lingkungan.
terganggunya
pasodllkan air bersih,
terpicunya kejadian
genangan air bahkan
banjir bila

93
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
pembangunan
drainase tidak
terintegrasi dengan
baik, terpicunya
penurunan populasi
ikan
tertentu,terganggunya
aliran tanah, konversi
lahan, dll
Akan berdampak
buruk pada
lingkungan ekologi,
Pemerintah Kabupaten
seperti: Menurunnya
melalui Distanak
kualitas air dan
sebagai leading sector
tanah, meningkatnya
bersama dengan Dinas
emisi gas rumah kaca
Kelompok Perikanan dan
(GRK), terganggunya
Masyarakat, Kelautan harus
ekosistem perairan,
baik yang menentukan saat yang
degradasi vegetasi
tinggal di tepat untuk memulai
dan lahan,
Pengembangan sekitar proyek proyek yaitu di saat
menurunnya populasi
8 Pertanian maupun kebutuhan masyarakat
biota perairan,
Umum masyarakat luas terhadap produk
terpicunya
umum, petani, pertanian umum dinilai
penurunan populasi
peternak, cukup mendesak dan
ikan tertentu,
nelayan, di saat telah ada
terganggunya aliran
petambak, dll konsep
tanah, konversi
pengimplementasian
lahan, terdampak
proyek yang
bahaya penggunaan
berwawasan
pestisida dan atau
lingkungan.
teknologi pertanian
umum yang tidak
ramah lingkungan, dll
Akan berdampak Pemerintah Kabupaten
buruk pada melalui Distamben
Kelompok
lingkungan ekologi, sebagai leading sector
Pembangunan Masyarakat,
seperti: Berubahnya harus menentukan
dan baik yang
bentang alam, saat yang tepat untuk
Pengembangan tinggal di
9 menurunnya kualitas memulai proyek yaitu
Pertambangan, sekitar proyek
air dan tanah, di saat tidak ada
Energi dan maupun
meningkatnya penolakan dari
Migas masyarakat
kebisingan dan polusi masyarakat setempat
umum, dll
udara, meningkatnya dan di saat telah ada
emisi gas rumah kaca konsep

94
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
(GRK), meningkatnya pengimplementasian
debu, munculnya proyek yang
sedimentasi, berwawasan
meningkatnya limbah, lingkungan.
terganggunya
ekosistem darat dan
perairan, degradasi
vegetasi dan lahan,
menurunnya populasi
biota darat dan
perairan,
terganggunya
pasokan air bersih,
terpicunya
penurunan populasi
ikan tertentu,
terganggunya aliran
tanah, konversi
lahan, dll
Pemerintah Kabupaten
melalui BLH sebagai
leading sector bersama
dengan PU CK dan
(Secara umum Dinas Kebersihan,
Pembangunan
(Bila hampir tidak Pertamanan dan
dan
diimplementasikan ada Pemakaman harus
10 Pengembangan
akan memberikan masyarakat menentukan saat yang
Pengelolaan
dampak positif) yang tepat untuk memulai
Air Limbah
dirugikan) proyek yaitu di saat
kondisi pengelolaan
limbah dinilai buruk
atau butuh
peningkatan serius.
Pemerintah Kabupaten
melalui Dinas PU CK
sebagai leading sector
(Secara umum
bersama dengan
Pembangunan (Bila hampir tidak
Bappeda dan PM serta
dan diimplementasikan ada
11 Dinas Kebersihan,
Pengembangan akan memberikan masyarakat
Pertamanan dan
Sanitasi dampak positif) yang
Pemakaman harus
dirugikan)
menentukan saat yang
tepat untuk memulai
proyek yaitu di saat

95
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Kelompok
Situasi terburuk masyarakat Pengaturan
Program apabila program yang akan implementasi
No
Prioritas prioritas terkena langkah-langkah
diimplementasikan pengaruh mitigasi
negatif
kebutuhan masyarakat
luas terhadap sanitasi
yang baik sangat
mendesak.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan
Pemangku Kepentingan Tahun 2013

96
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Perumusan Mitigasi/Adaptasi dan/atau Alternatif

Pokja PL melakukan perumusan alternatif penyempurnaan


kebijakan, rencana, dan/atau program. Perumusan alternatif
penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program dilakukan
melalui tahap identifikasi langkah-langkah mitigasi/adaptasi, dan/atau
alternatif.

Identifikasi langkah-langkah mitigasi/adaptasi, dan/atau alternatif


dilakukan berdasarkan hasil pengkajian. Pokja PL menyampaikan
alternatif rumusan kepada Tim Penyusun RPJMD. Alternatif rumusan
dengan isu strategis.

Tahap ini melakukan upaya mengembangkan mitigasi/adaptasi


dan/atau alternatif untuk meningkatkan kualitas RPJMD yang
mencakup rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah.
Mitigasi/adaptasi berupa usulan-usulan tambahan
kebijakan/rencana/program untuk meminimalkan atau mengurangi
potensi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil kajian
untuk merumuskan rancangan awal RPJMD.

Alternatif adalah usulan-usulan pengganti


kebijakan/rencana/program untuk menghilangkan, meminimalkan atau
mengurangi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil
kajian untuk penajaman rumusan rancangan awal RPJMD.

Pokja PL melakukan kegiatan ini bekerjasama dengan para pemangku


kepentingan, termasuk narasumber dan para pakar, serta dengan Tim

97
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

PenyusunRPJMD melalui serangkaian diskusi terfokus. Proses ini dapat


dilakukan dalam bentuk FGD yang memungkinkan terjadinya
komunikasi interaktif untuk mencapai kesepakatan. Mitigasi dampak
KRP dalam rangka penysunan KLHS RPJMD Kabupaten Banyuasin
tahun 2014-2018 dari berbagai isu pembangunan berkelanjutan dapat
dilihat pada tabel 3.16.

98
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.16
Mitigasi Dampak KRP terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi alat
berat, pembatasan tonase, penyiraman jalan secara
berkala untuk mencegah pencemaran udara,
Akan berdampak buruk pada penghijauan, pembuatan tanggul atau drainase
lingkungan ekologi, seperti: sementara untuk pengendalian air larian,
Menurunnya kualitas air dan tanah, pemindahan dan perbaikan utilitas, perkuatan
meningkatnya kebisingan dan polusi tebing, pengendalian air tanah, penataan lansekap
untuk mengatasi perubahan bentang alam,
udara, meningkatnya emisi gas
pemberitahuan kepada masyarakat sekitar dan
rumah kaca (GRK), meningkatnya pengaturan jadwal kerja untuk mengatasi
debu, munculnya sedimentasi, kebisingan, penggunaan bor untuk mengatasi
meningkatnya limbah domestik, kerusakan pada bangunan sekitar akibat getaran,
Pembangunan, Peningkatan terganggunya ekosistem perairan, penanaman pohon dan tanaman hias untuk
1 dan Rehabilitasi Jalan dan degradasi vegetasi dan lahan, mengakomodasi nilai estetika, pemilihan lokasi
Jembatan menurunnya populasi biota quarry yang tepat guna mengatasi degradasi dasar
perairan, terganggunya pasokan air sungai, pengendalian bahan buangan guna
bersih, terpicunya kejadian mengatasi pencemaran air sungai dan gangguan
terhadap biota air, perkuatan tebing dan enggalian
genangan air bahkan banjir bila
bertahap guna mengatasi longsor pada tebing
pembangunan drainase tidak sungai, pengendalian limbah cair guna mengatasi
terintegrasi dengan baik, terpicunya pencemaran air permukaan.
penurunan populasi ikan Sebagai tambahan, supaya tidak menimbulkan
tertentu,terganggunya aliran tanah, kecemburuan sosial, masyarakat lokal harus
konversi lahan, dll diikutsertakan dalam setiap tahapan proyek, bila
perlu diberikan pelatihan kepada para tenaga kerja
lokal. Lalu perlu dilakukan pengaturan lalu lintas,
pemasangan rambu lalu lintas.
Akan berdampak buruk pada Pembangunan dapat di kembangkan di kawasan
lingkungan ekologi, seperti: Tanjung Api-Api. Namun untuk menuju
Pembangunan dan
2 Pengembangan Pelabuhan
Menurunnya kualitas air dan tanah, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
meningkatnya kebisingan dan polusi lingkungan, harus ditinjau dari segi ekologi di
udara, meningkatnya emisi gas sekitar kawasan tersebut mengingat di daerah

99
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
rumah kaca (GRK), meningkatnya tersebut terdapat objek pariwisata yang menyimpan
debu, munculnya sedimentasi, biodiversity yang ekosistemnya langka dan perlu
meningkatnya limbah domestik, dilestarikan. Sehingga jalur pengembangan proyek
terganggunya ekosistem perairan, pembangunan Pelabuhan tidak memakan kawasan
Taman Nasional yang berakibat pada kerusakan
degradasi vegetasi dan lahan, lingkungan.
menurunnya populasi biota Sebagai tambahan, proyek harus benar-benar
perairan, terganggunya pasokan air memperhatikan hal-hal sbb: Pencegahan terhadap
bersih, terpicunya kejadian turunnya kondisi fisik air; Pengelolaan
genangan air bahkan banjir bila persampahan; Penyediaan prasarana pelayanan
pembangunan drainase tidak umum seperti tempat sampah, peralatan
terintegrasi dengan baik, terpicunya pencegahan pencemaran, selokan (kanal untuk
penurunan populasi ikan membersihkan air yang terkontaminasi, buffer zone
tertentu,terganggunya aliran tanah, untuk pencegahan polusi); Pengelolaan aktivitas
pengerukan dan penenmpatan bahan/hasil
konversi lahan, dll pengerukan (reklamasi); Pengelolaan penyimpanan
logam bekas, perbaikan dan pemeliharaan kapal;
Pengelolaan aktivitas pengisian BBM untuk kapal,
kendaraan bermotor, peralatan bongkar muat;
Pengelolaan aktivitas perawatan kapal dan
peralatannya; Pengelolaan aktivitas pembangunan
dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan
galangan; Aktivitas operasional fasilitas pelabuhan;
Pengelolaan aktivitas pengendalian pencemaran;
Pengelolaan fasilitas limbah tinja dan IPAL (kanal di
areal pembuangan, fasilitas pembuangan limbah
padat dan cair, incinerator/carbonizer limbah,
penghancur limbah padat, fasilitas pembuangan
limbah cair (minyak dan limbah sanitasi);
Pengelolaan kawasan perkantoran yang berada di
daerah lingkungan kerja pelabuhan; Pengelolaan
estetika pelabuhan secara umum seperti papan
nama, reklame, poster, lampu penerangan, marka
jalan, RTH, tampilan ciri khas; Pengelolaan sarana
dan prasarana keamanan dan keselamatan umum;
Pengelolaan sarana dan prasarana jalan;

100
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Pengelolaan sistem drainase meliputi kondisi fisik,
air, sampah dan fasilitas umum yang
menggunakan drainase; Pengelolaan kawasan
industri yang berada di daerah lingkungan
pelabuhan; Pengelolaan perlindungan mamalia dan
habitat laut yang peka; Pengelolaan fasilitas
perlindungan lingkungan (pantai yang bersih,
tempat terbuka, daerah hijau, lansekap,
ruang/tempat buang air); Pengelolaan fasilitas
kenyamanan seperti toilet, tempat singgah
sementara, klinik kesehatan, fasilitas rekreasi,
fasilitas untuk ABK dan pekerja pelabuhan;
Peningkatan kualitas kebersihan daratan dan
perairan kolam pelabuhan; Peningkatan
kebersihan, keteduhan dan keasrian lingkungan
kawasan pelabuhan; Peningkatan kapasitas
kelembagaan pengelolaan lingkungan kawasan
pelabuhan; Peningkatan kinerja pelayanan,
keamanan dan keselamatan kerja di pelabuhan, dll
Akan berdampak buruk pada Penerapan konsep eco-eficiency, yaitu pemanfaatan
lingkungan ekologi, seperti: sumber-sumber daya secara efisien, baik yang dapat
Menurunnya kualitas air dan tanah, diperbaharui maupun yang tidak, dalam batas-batas
meningkatnya kebisingan dan polusi kapasitas ekosistem dalam mengasimilasi limbah;
udara, meningkatnya emisi gas Penerapan aturan baku mutu limbah yang
rumah kaca (GRK), munculnya dihasilkan dengan cara pengolahan akhir pipa (end
sedimentasi khususnya di wilayah of pipe); Penerapan prinsip preventif cleaner
Pembangunan dan production (produksi bersih) yang dapat
perairan, meningkatnya limbah
3 Pengembangan Kawasan
domestik, terganggunya ekosistem
menghasilkan keuntungan-keuntungan seperti
Industri reduksi limbah, penggunaan limbah untuk produksi
darat dan perairan, degradasi lahan, limbah, konservasi bahan baku, energi dan air,
menurunnya populasi biota darat reduksi jumlah atau tingkat toksisitas emisi pada
dan perairan, terpicunya kejadian sumber, evaluasi dari pilihan teknologi, efisiensi
genangan air bahkan banjir bila manajemen lingkungan dalam rancangan dan
pembangunan drainase tidak pengiriman; Minimalisasi limbah sehingga
terintegrasi dengan baik, terpicunya mengurangi buangan; Peningkatan efisiensi
penurunan populasi ikan penggunaan bahan baku, air dan energi;

101
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
tertentu,terganggunya aliran tanah, Pengurangan eksploitasi SDA.
konversi lahan, dll Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pula
pengurangan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja; Perkuatan daya saing produk di
pasaran; Perbaikan kinerja dan peningkatan
produktivitas; Peningkatan citra perusahaan dan
peningkatan kepercayaan konsumen terhadap
produk.
Pembangunan ndan pengembangan tempat wisata
yang berwawasan lingkungan meliputi:
Penggunaan manajemen pengelolaan lingkungan
yang baik, indikator penerapan peraturan
kunjungan dan diatur secara sistem sirkulasi, dan
dibangun di atas lahan sesuai peruntukannya.
Pembangunannya harus memperhatikan hal-hal:
(1) Memiliki dan mengoperasikan unit pengolahan
Akan berdampak buruk pada limbah cair
lingkungan ekologi, seperti: (2) Menerapkan konsep pemisahan, daur ulang
Menurunnya kualitas air dan tanah, (recycle), composting, penggunaan kembali
meningkatnya limbah domestik, (reuse), dengan mengembalikan unsur
penyusunnya kembali (recovery)
terganggunya ekosistem darat,
(3) Menjaga dan mengembangkan ragam flora dan
4 Pengembangan Pariwisata menurunnya populasi biota darat, fauna
terpicunya kejadian genangan air (4) Mempunyai sistem pengolahan limbah bahan
bahkan banjir bila pembangunan beracun berbahaya (B3) dengan baik
drainase tidak terintegrasi dengan (5) Melakukan upaya-upaya nyata dalam
baik,terganggunya aliran tanah, penyelamatan dan pelestarian lingkungan (air,
konversi lahan, dll tanah, udara) di dalam dan di luar lingkungan
perusahaan
(6) Menghemat pemanfaatan sumber daya air
(7) Menghemat pemanfaatan sumber daya lahan
(8) Menghemat pemanfaatan sumber daya energi
(9) Dilengkapi dengan dokumen lingkungan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
(10)Melakukan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan mutu lingkungan secara berkala

102
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
(11)Tidak terjadi konflik dengan masyarakat karena
faktor lingkungan
(12)dll

Prinsip-prinsip

Beberapa prinsip yang harus menjadi jiwa


pembangunan kawasan transmigrasi yang
berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:

- Mengindahkan Daya Dukung dan Daya Tampung


Akan berdampak buruk pada Lingkungan
lingkungan ekologi, seperti: Diterapkan azas hemat dan efisien dalam
Menurunnya kualitas air dan tanah, menggunakan sumberdaya alam yang ada (a.
mengembangkan pola usaha yang adaptif terhadap
meningkatnya kebisingan dan polusi kondisi ekologis setempat, sehingga sumberdaya
udara, meningkatnya emisi gas alam dapat dimanfaatkan secara lestari untuk
rumah kaca (GRK), meningkatnya peningkatan taraf hidup transmigran dan generasi
debu, meningkatnya limbah mendatang secara berkelanjutan,
Pengembangan Wilayah domestik, degradasi vegetasi dan b. mengembangkan kawasan transmigrasi yang
5 Transmigrasi lahan, menurunnya populasi biota dikemudian hari berkembang sebagai kawasan
darat, terganggunya pasokan air ekonomi yang produktif tanpa melampaui daya
bersih, terpicunya kejadian dukung dan daya tampung kawasan.)
genangan air bahkan banjir bila
- Orientasi ke Mutu
pembangunan drainase tidak Strategi pembangunan kawasan transmigrasi,
terintegrasi dengan baik, harus diubah dari strategi push-pull factor menjadi
terganggunya aliran tanah, konversi strategi membangun unit-unit permukiman yang
lahan, dll bermutu tinggi. Dengan menerapkan prinsip ini, di
masa mendatang pembangunan kawasan
transmigrasi akan mampu menjamin peningkatan
taraf hidup transmigran secara berkelanjutan.
Tidak hanya itu, pembangunan kawasan
transmigrasi juga harus dikembangkan sebagai
satu kesatuan dengan wilayah sekitarnya sehingga
keduanya berkembang sebagai satu kesatuan

103
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
sistem kehidupan seperti yang diutarakan pada
prinsip ketiga berikut ini.

- Pendekatan Sistem Manajemen


Pendekatan sistem, yang merupakan salah satu ciri
penting dari penerapan paradigma ekologi, baru
bermakna bila segenap kebijakan, program,
kegiatan, pedoman, prosedur dan praktek-praktek
penyelenggaraan pembangunan kawasan
transmigrasi dicurahkan dan diarahkan untuk
perencanaan, pengembangan, pelaksanaan,
koordinasi, pemantauan dan pencapaian kondisi
kawasan transmigrasi yang akrab lingkungan.

- Memperkuat Ekonomi Lokal


Kegiatan ekonomi keduanya harus dikembangkan
saling sinergi sehingga membangun satu kesatuan
kehidupan ekonomi lokal. Ekonomi lokal yang
dimaksud di sini adalah kehidupan ekonomi yang
bersumber dari kemampuan lokal, dalam
memanfaatkan dan mengubah sumberdaya di
kawasannya untuk peningkatan kesejahteraannya
secara berkeadilan dan berkelanjutan.
(Konsepsi ini membawa implikasi bahwa untuk
mempercepat peningkatan taraf hidup masyarakat
setempat dan para transmigran, diperlukan dua
upaya sekaligus : pemberdayaan kekuatan ekonomi
transmigran dan kekuatan ekonomi masyarakat
setempat.) Pola-pola usaha yang akan
dikembangkan di kawasan transmigrasi disamping
harus adaptif secara ekologis, juga harus sinergi
dengan pola usaha yang telah berkembang di
masyarakat setempat dan bahkan kemudian
mempercepat perputaran roda perekonomian
kawasan setempat. Demikian pula kegiatan
ekonomi masyarakat setempat yang telah lama

104
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
berkembang diberdayakan dan diperkuat institusi-
institusinya agar berkembang sinergi dengan
kawasan transmigrasi.

- Memperkuat Pranata Masyarakat Lokal


Pranata yang datang dari luar mungkin tidak
seluruhnya relevan dengan pranata yang ada pada
tatanan masyarakat lokal. Pranata pada tingkat
masyarakat lokal harus diperkuat dan
dikembangkan sehingga dapat bersinergi dengan
pranata yang baik dan sesuai dengan pranata yang
datang dari luar. Dengan demikian masyarakat
lokal dan pendatang sebagai masyarakat baru
dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.

Strategi

- Integrasi Aspek Lingkungan dalam Kebijakan,


Pedoman dan Prosedur Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
Secara garis besar aspek-aspek lingkungan
diintegrasikan dalam tahapan pembangunan
transmigrasi sebagai berikut :
1. Integrasi aspek-aspek lingkungan pada tahap
perencanaan, penyiapan pemukiman dan
pemberdayaan sumberdaya kawasan
transmigrasi. Pengintegrasian ini ditujukan
kepada setiap kebijakan, pedoman, prosedur
teknis dan langkah-langkah yang dipandang
akan berpengaruh atau memberi pengaruh
terhadap keberlanjutan pemanfaatan
sumberdaya di kawasan transmigrasi. Pada
Gambar terlampir diutarakan integrasi aspek-
aspek lingkungan di setiap tahap dari siklus
kegiatan ketransmigrasian.

105
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
2. Implementasi kegiatan pengawasan
(supervision/on site surveilance), pemantauan
dan penanganan dampak lingkungan (impact
mitigation) pada kegiatan-kegiatan
pembangunan, pengarahan, penempatan, dan
pemberdayaan sumberdaya kawasan
transmigrasi. Pemantauan, pengawasan dan
inspeksi lingkungan (on site surveillance),
merupakan kegiatan umpan balik (feed back)
yang bersifat memberikan masukan terhadap
adanya ketidaktepatan atau penyimpangan
yang terjadi untuk kemudian menjadi landasan
kerja bagi tindakan koreksi dan pencegahan.

- Pendekatan "Kewilayahan" Ekologi


Pendekatan pembangunan kawasan transmigrasi
yang berwawasan lingkungan juga harus
didasarkan pada pendekatan kewilayahan yang
mengarah pada suatu kesatuan ekologi seperti
ekologi pantai, ekologi dataran tinggi, ekologi rawa
pasang surut, ekologi mangrove.

- Konservasi dan Rehabilitasi


Dengan strategi ini maka sumberdaya yang masih
berada dalam keadaan yang relatif baik akan
dicegah dari proses degradasi, sementara yang
telah mengalami kerusakan direhabilitasi untuk
ditingkatkan kemanfaatannya. Upaya konservasi
dan rehabilitasi ini terutama diarahkan pada aspek
hutan, tanah dan air.

- Pendekatan Keterpaduan Program


Keterpaduan ini akan menjamin efisien dan
efektifitas. Penggunaan sumberdaya manusia,
energi, waktu dan sumberdaya lainnya dalam
mencapai tujuan pembangunan transmigrasi

106
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
berwawasan lingkungan.

- Membangun Social Trust


Dalam pendekatan sosial budaya untuk mencapai
keserasian lingkungan di kawasan transmigrasi,
beberapa hal mendasar yang perlu
dipertimbangkan, yaitu asas (1) keterbukaan, (2)
keadilan dan manfaat bagi semua yang
berkepentingan serta (3) adanya kepastian hukum.

- Pemberdayaan dan Pelibatan Masyarakat


Aspek kunci ini dalam pembangunan berkelanjutan
meliputi pemberdayaan masyarakat lokal,
swasembada dan keadilan sosial. Orientasi prinsip
ini diarahkan pada peningkatan kualitas
sumberdaya masyarakat. Dalam konteks ini maka
pembangunan kawasan transmigrasi dilakukan
dalam rangka menanggulangi kemiskinan melalui
proses meningkatkan kemampuan individu dan
kelembagaan mereka untuk mengelola sumberdaya
yang tersedia. Kondisi ini akan membentuk
peningkatan mutu kehidupan transmigran dan
masyarakat setempat secara secara berkelanjutan
dan adil sesuai dengan aspirasi mereka.

- Keseimbangan Kepentingan Ekonomi dan


Lingkungan
Keseimbangan kepentingan ekonomi dan
lingkungan ini tercermin atau dapat diwujudkan
terutama pada tingkat kebijakan dan perencanaan
pembangunan kawasan transmigrasi. Penetapan
pola usaha, pola permukiman dan strategi
pengembangan ekonomi kawasan merupakan titik-
titik kritis bagi penentuan keseimbangan
kepentingan ekonomi dan lingkungan. Analisa
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) merupakan

107
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
salah satu instrumen kebijakan pada tahap
perencanaan yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan penting terhadap
terciptanya keseimbangan ekonomi dan lingkungan
di kawasan transmigrasi.

Arah Kebijakan:

1. mengintegrasikan pertimbangan lingkungan


(ekologi) ke dalam berbagai kebijakan teknis,
pedoman, panduan prosedur dan praktek-
praktek yang digunakan untuk kegiatan
perencanaan, penyiapan, penempatan dan
pengembangan kawasan transmigrasi,
2. menumbuhkan komitmen, kompetensi dan
kepedulian lingkungan di kalangan berbagai
pihak yang terlibat dalam fasilitas
pembangunan kawasan transmigrasi yang
berwawasan lingkungan, yakni para pengambil
keputusan, pimpinan unit kerja dan pelaksana
teknis baik di pusat maupun daerah,
3. membangun jaringan kemitraan dengan para
pihak (stake holders) secara sistematis untuk
meningkatkan efektivitas pemberdayaan
sumberdaya di kawasan transmigrasi,
4. memfasilitasi terselenggaranya upaya-upaya
konservasi, pemanfaatan lahan tidak produktif
dan rehabilitasi sumber daya alam yang telah
mengalami kerusakan untuk meningkatkan
mutu kehidupan penduduk dan lingkungan
hidup kawasan transmigrasi,
5. memberikan pendampingan teknis untuk
meningkatkan dan memperkuat kapasitas
penyelenggaraan kegiatan ketransmigrasian
yang berwawasan lingkungan di pemerintah
Kabupaten/kota maupun di Pusat,

108
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
6. menyelenggarakan pemantauan (monitoring),
pengawasan (surveillance) dan pemeriksaan
(inspection) terhadap mutu pelaksanaan
pembangunan kawasan transmigrasi.

Program

Berkenaan dengan prinsip-prinsip, strategi, arah


kebijakan dan pola penyelenggaraan transmigrasi
yang saat ini berlangsung, maka berikut
dituangkan program-program untuk
mengimplementasikan dan merealisasikan
kawasan transmigrasi yang berwawasan
lingkungan.

- Sistem Data dan Informasi Lingkungan


Merancang dan membangun sistem jaringan data
dan informasi untuk mendukung upaya intervensi
aspek lingkungan dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pembinaan, pencegahan dan
pengendalian kerusakan lingkungan di kawasan
Transmigrasi.

- Pengendalian Kerusakan Lingkungan


Program ini akan dikembangkan dan dilaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
• Melakukan penyusunan dan penilaian terhadap
kelayakan lingkungan (AMDAL) pembangunan
kawasan transmigrasi baru.
• Mengefektifkan pelaksanaan supervisi atau
inspeksi terhadap kawasan transmigrasi.
• Melaksanakan pemantauan lingkungan di
kawasan transmigrasi.
• Mensosialisasikan dan memfasilitasi
diimplementasikannya pedoman, prosedur teknis
dan standar-standar teknis pembangunan

109
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
kawasan transmigrasi yang berwawasan
lingkungan kepada pemerintah daerah dan pihak
terkait lainnya yang melakukan penyelenggaraan
transmigrasi.

- Peningkatan Keterlibatan Masyarakat


• Mendorong keterlibatan masyarakat dalam
merancang dan mengembangkan pola usaha
yang adaptif secara ekologi dan sinergis dengan
pengembangan wilayah
• Mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya
konservasi dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.
• Membangun forum komunikasi antar pihak
(stakeholders) dalam rangka mendorong
keterlibatan masyarakat dalam upaya
pencegahan dan pengendalian kerusakan
lingkungan.

- Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia


Menyelenggarakan atau memfasilitasi
terselenggaranya pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan kepedulian lingkungan di kalangan
pengambil keputusan, perencana dan pelaksana
pembangunan kawasan transmigrasi; termasuk di
sini pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi dalam pembangunan kawasan
transmigrasi yang ramah lingkungan. Pelatihan ini
ditujukan baik untuk aparat Pusat, Propinsi dan
Kabupaten serta pihak-pihak berkepentingan
dengan upaya pencegahan dan pengendalian
kerusakan lingkungan.
- Konservasi dan Rehabilitasi Lingkungan
• Mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan
upaya rehabilitasi kerusakan hutan, tanah dan air
di sekitar kawasan transmigrasi dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat.

110
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Rehabilitasi ini diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas lahan yang ada pada saat ini di
kawasan transmigrasi secara berkesinambungan.
• Mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan
upaya-upaya konservasi hutan, tanah dan air di
sekitar kawasan transmigrasi dengan
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat.

- Pengembangan Komunitas Lingkungan Hidup


Pengembangan komunitas lingkungan hidup
dilakukan pada setiap tingkat mulai dari basis
lokal sampai ke pusat. Hal ini dapat dilakukan
melalui pembangunan jejaring yang berlandaskan
prinsip-prinsip kesetaraan, transparansi,
kejujuran, integrasi dan dedikasi untuk mencapai
tujuan bersama yaitu mewujudkan lingkungan
yang serasi dari segi geofisik, sosial budaya dan
ekonomi, dengan mensinergikan berbagai kegiatan
stake holder.
Akan berdampak buruk pada Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan supaya
lingkungan ekologi, seperti: berfungsi sebagaimana mestinya, seperti
Menurunnya kualitas air dan tanah, tersedianya tempat pembuangan sampah, drainase
meningkatnya kebisingan dan polusi lingkungan dan sistem pembuangan yang baik,
udara, meningkatnya emisi gas Minimalisasi pengaruh bangunan pada lingkungan
rumah kaca (GRK), meningkatnya sekitar, seperti pemanfaatan ruang, fasilitas
debu, meningkatnya limbah pelayanan, jaringan infrastruktur sebaiknya
Pembangunan dan direncanakan secara efisien, Perlindungan sumber-
domestik, terganggunya ekosistem
6 Pengembangan Permukiman
darat, degradasi vegetasi dan lahan,
sumber alam dan sumberdaya lahan untuk
dan Perumahan generasi selanjutnya, seperti melindungi
menurunnya populasi biota darat, pemakaian sumberdaya air, tanah dan udara,
terganggunya pasokan air bersih, Pengurangan limbah yang dihasilkan oleh
terpicunya kejadian genangan air bangunan hunian, seperti mengolah limbah yang
bahkan banjir bila pembangunan berasal dari bangunan-bangunan sehingga tidak
drainase tidak terintegrasi dengan menimbulkan polusi terhadap lingkungan di
baik, terganggunya aliran tanah, sekitarnya dan menanam tanaman-tanaman yang
konversi lahan, dll dapat melindungi ekologi kawasan, Peningkatan

111
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan
pemeliharaan lingkungan, seperti
menyosialisasikan pentingnya permukiman yang
berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut
serta memelihara lingkungan, Sosialisasi
pentingnya lingkungan sosial yang sehat, seperti
keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan
partisipasi masyarakat, Penerapan konsep
teknologi hijau, hemat energi dan sumberdaya pada
bangunan seperti sedapat mungkin mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,
menggunakan energi dengan lebih efisien dan
bijaksana, Pemanfaatan sumber-sumber alam yang
tersedia, seperti tenaga surya.
Sebagai tambahan, perlu diperhatikan
penghematan sumber energi, pengutamaan
transportasi umum, massal dan hemat energi serta
pendayagunaan pencahayaan dan penghawaan
alami pada bangunan. Lalu dapat diadopsi pula
konsep-konsep permukiman yang memadukan
antara suasana perkotaan dengan pedesaan,
seperti konsep new town, ecological city, garden
city, dll
Akan berdampak buruk pada KEHUTANAN:
lingkungan ekologi, seperti:
Menurunnya kualitas air dan tanah, Untuk Pengelolaan Hutan Alam:
meningkatnya kebisingan dan polusi 1. Sesuai dengan ragam hutan alam yang tinggi
Pembangunan dan maka perlu penerapan peraturan (sistem
udara, meningkatnya emisi gas
Pengembangan Kawasan silvikultur dan aturan pengelolaan lainnya)
rumah kaca (GRK), meningkatnya
7 Industri Masyarakat
debu, munculnya sedimentasi,
yang berbeda, setidaknya dibedakan pada level
Berbasis Perkebunan dan propinsi.
meningkatnya limbah domestik, 2. Kemampuan optimal suatu ekosistem hutan
Kehutanan
terganggunya ekosistem perairan, bukan hanya kayu, karena itu penentuan AAC
degradasi vegetasi dan lahan, seyogyanya tidak hanya mendasarkan pada
menurunnya populasi biota produksi kayu saja. Karena itu diperlukan
perairan, terganggunya pasodllkan reorientasi pemikiran baru untuk mendapatkan

112
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
air bersih, terpicunya kejadian produktivitas hutan yang optimal. Pola
genangan air bahkan banjir bila konsumsi produk hasil hutan dalam bentuk
pembangunan drainase tidak apapun harus didasarkan pada kemampuan
terintegrasi dengan baik, terpicunya ekosistem hutan yang dimaksud.
3. Dengan mulai habisnya hutan primer, maka
penurunan populasi ikan pengelolaan hutan alam akan beralih ke hutan
tertentu,terganggunya aliran tanah, bekas tebangan. Jika diasumsikan tidak ada
konversi lahan, dll tebangan cuci mangkok (tebang ulang sebelum
waktunya) hutan bekas tebangan perlu
dipelihara untuk terus meningkatkan produk-
sinya atau setidaknya kembali ke keadaan
semula, apalagi yang karena sebab tertentu
tebang ulang tampaknya tidak bisa dihindari.
Karena itu pemeliharaan hutan menjadi aspek
yang sangat penting. Namun jika kegiatan
pemeliharaan hutan ini didasarkan pada sistem
silvikultur TPTI hasilnya tidak efisien (Marsono:
1997). Di antara kegiatan pemeliharaan bekas
tebangan yang berupa perapihan, pembebasan
pertama, pengadaan bibit, pengayaan,
pemeliharaan tanaman, pembebasan kedua dan
ketiga, dan penjarangan tajuk, hanya
penjarangan tajuklah yang secara langsung
memberikan percepatan pertumbuhan tegakan
tinggal paling efektif. Hal ini terjadi karena
tindakan penjarangan memberikan ruang
tumbuh optimal bagi pohon binaan yang terdiri
dari pohon inti dan permudaan tingkat
dibawahnya. Kegiatan ini hanya terbatas pada
pohon-pohon future harvest saja dan pada
tingkat pertumbuhan tertentu yang paling
responsif terhadap perlakuan ini, sehingga
input biaya sangat rendah. Sementara itu
pohon pendamping tetap berfungsi sebagai
pembentuk struktur sehingga terus memberi-
kan jasa lingkungan dan atau atribut

113
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
fungsionalnya (tetap berwawasan konservasi),
dan sangat efisien karena menghilangkan
banyak pekerjaan dan biaya yang sebenarnya
tidak diperlukan.
4. Dalam jangka panjang sudah harus mulai
dipikirkan untuk mengelola hutan berdasarkan
konsep kesesuaian lahan. Dengan berbasis
pendekatan ekosistem, pengelolaan hutan
produksi didasarkan pada unit-unit ekologis
yang merupakan resultante dari seluruh faktor
lingkungan (biofisik) sehingga terbentuk
kesatuan pengelolaan yang berkemampuan
sama baik produktivitas maupun jasa
lingkungannya
5. Introduksi sistem silvikultur atau sistem baru
lainnya yang sekiranya menjanjikan produksi
hendaknya dikaji lebih mendalam terlebih dulu
agar kerusakan hutan dapat lebih dibatasi
6. Keberhasilan pengelolaan konservasi di hutan
ini sangat tergantung sumber daya
manusianya, karena itu penyiapannya perlu
dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Untuk Pengelolaan Hutan Tanaman:


1. Simplifikasi ekosistem hutan secara berlebihan
sehingga struktur hutan yang terbentuk selalu
monokultur. Struktur hutan ini memutus sama
sekali kaidah ekosistem hutan sehingga atribut
fungsional ekosistem tidak operasional
2. Stabilitas hutan menjadi rendah (natural
stabilizing factor tidak berfungsi), sehingga
cenderung mengganti menjadi chemical
stabilizing factor yang biayanya mahal dan
tidak ramah lingkungan
3. Kemunduran site quality / bonita / tapak
hutan. Banyak lahan hutan tanaman yang

114
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengalami kemunduran tapak hutan yang
ditandai dengan penurunan produktivitas atau
kejemuan jenis tertentu sehingga harus diganti
dengan jenis tanaman lain
4. Faktor hidroorologi belum/tidak mendapatkan
perhatian yang memadai. Hal ini dapat dilihat
pada besar dan frekuensi banjir hampir setiap
sungai yang ada pada setiap musim penghujan.
Akan tetapi sebaliknya pada musim kemarau
banyak sungai yang debitnya sangat kecil dan
bahkan kering tidak berair.
5. Perlu diperhatikan pula keseimbangan antara
penebangan dengan penanaman kembali.

PERKEBUNAN:
 Integrated Pest Management (IPM) ; Merupakan
upaya pengurangan pestisida dengan memanfaatkan
predator alami sebagai pembasmi hama dan
penyakit tanaman.
 Praktek-praktek manajemen lahan dan
penggunaan lahan berdasarkan kandungan nutrisi
lahan; hal yang dilakukan adalah seperti perotasian
penggunaan lahan, dengan tujuan untuk
menhindari terjadinya kehilangan unsur hara
tertentu pada tanah.
 Seleksi tanaman yang berkelanjutan
 Reformasi Ekonomi

Akan berdampak buruk pada PERTANIAN:


lingkungan ekologi, seperti: Aktivitas pertanian yang banyak menggunakan
Menurunnya kualitas air dan tanah, bahan kimia, terbukti telah menimbulkan
Pengembangan Pertanian
8 Umum
meningkatnya emisi gas rumah kaca pencemaran, merusak ekosistem, dan sangat
(GRK), terganggunya ekosistem menganggu kesehatan manusia, sehingga harus
perairan, degradasi vegetasi dan diganti dengan aktivitas pertanian yang sedikit
lahan, menurunnya populasi biota mungkin menggunakan bahan kimia (jadi program

115
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
perairan, terpicunya penurunan harus mengikuti kaidah sebagai berikut (a)
populasi ikan tertentu, terganggunya menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
aliran tanah, konversi lahan, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan
terdampak bahaya penggunaan air, (c) memperhatikan keseimbangan ekosistem
dan (d) mampu menjaga stabilitas produksi secara
pestisida dan atau teknologi berkelanjutan); Pertanian berwawasan lingkungan
pertanian umum yang tidak ramah yang biasa juga disebut pertanian organik
lingkungan, dll merupakan sistem pertanian yang meminimalkan
penggunaan pupuk anorganik, pestisida, herbisida,
fungisida, dan bahan kimia lainnya, tujuan yang
hendak dicapai dengan melaksanakan sistem
pertanian ramah lingkungan adalah (a)
keseimbangan ekologi, (b) terjaganya
keanekaragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian
sumberdaya alam, (d) lingkungan hidup yang tidak
tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian
yang berkelanjutan (sehingga dapat (a)
Menghasilkan bahan makanan yang aman dan
bergizi; (b) Menguntungkan baik secara ekonomi
maupun ekologi; (c) Mudah dilaksanakan (d)
selaras dengan alam dan (e) tidak menimbulkan
dampak pada lingkungan, secara langsung
maupun tidak langsung.); Prinsip dasar sistem
pertanian berwawasan lingkungan adalah (a)
produksi dikontrol oleh keragaman sistem, (b)
memadukan tanaman pohon – tanaman pangan –
tanaman pakan – ternak – tanaman penutup
tanah, (c) mempertahankan kesuburan tanah
dengan menggunakan bahan organik, (d) hama dan
penyakit dikontrol secara terpadu, dan (e)
melaksanakan konservasi tanah dan air dengan
menggunakan tanaman; Agar sistem pertanian
berwawasan lingkungan berhasil dan berdaya
guna, program tersebut harus mengikuti kaidah
sebagai berikut (a) mengunakan sedikit mungkin
input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan

116
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
konservasi tanah dan air, (c) menjaga stabilitas
produksi untuk jangka panjang dan berkelanjutan,
(d) memperhatikan keseimbangan ekosistem, (e)
mampu menyediakan kebutuhan lokal, kebutuhan
dalam negeri dan bahkan untuk ekspor.

Sebagai tambahan untuk usaha pertanian yang


berwawasan lingkungan antara lain: (a)
memasukan muatan pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan pada beberapa mata kuliah yang
berkaitan dengan sistem pertanian berwawasan
lingkungan, (b) melaksanakan penelitian secara
sistematis, terarah dan berkelanjutan. (c)
melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat, (d) melakukan sosialisasi kepada para
konsumen agar lebih memprioritasnya hasil
produksi pertanian ramah lingkungan, dengan
demikian harga produksi menjadi lebih tinggi, (e)
mendesak pemerintah untuk memberikan
kemudahan, fasilitas dan subsidi kepada para
petani yang melaksanakan sistem pertanian ramah
lingkungan dan (f) menciptakan jaringan
kemitraan dengan berbagai stakeholders untuk
mengembangan sistem pertanian berwawasan
lingkungan.

Boleh juga diertapkan konsep “revolusi hijau” yang


ditempuh dengan industrialisasi pertanian, yaitu
perubahan dari petani kecil dengan lahan sempit
menjadi petani industri dengan lahan luas yang
akan memberikan dampak sosial ekonomis pada
petani kecil yang kehilangan lahan garapan dan
pekerjaan.

PETERNAKAN:
Implikasi pembangunan peternakan berwawasan

117
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
lingkungan adalah : (1) terpeliharanya kapasitas
produksi sumber daya alam, (2) mengurangi
dampak pencemaran dan penurunan kualitas
linkungan hidup, (3) dapat menghasilkan produk
primer maupun sekunder yang berkualitas dan
higienis dan berdaya saing tinggi, serta (4) dapat
menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang
memadai bagi peternak; Strategi pembangunan
peternakan yang berkelanjutan pada sistem
produksi dilakukan dengan pendekatan usahatani
(farming system) berupa integrasi tanaman dan
ternak, pendaurulang bahan organik, pengolahan
lahan konservasi, pengurangan bahan input kimia
(LISA = Low Input Sustainable Agriculture),
pengendalian hama terpadu dan sistem produksi
tanaman-ternak; Beberapa keuntungan
pembangunan peternakan yang berkelanjutan
dengan pendekatan agribisnis antara lain :
•Pengembangan agribisnis peternakan didasarkan
atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable) tidak akan pernah habis.
•Kegiatan agribsinis peternakan dapat
diintegrasikan dengan mudah sehingga interaksi
masyarakat dengan lingkungan dapat
dipertahankan.
•Dapat membuka peluang kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan dengan adanya nilai
tambah hasil produksi peternakan bersifat standar,
berkualitas baik dan berdaya saing tinggi.

PERIKANAN:
1. Pengelolaan lingkungan di industri perikanan

118
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
harus terus ditingkatkan, sehingga dapat
memenuhi ketentuan peraturan perundangan
lingkungan yang berlaku menuju terwujudnya
industri perikanan yang memiliki kinerja
(environmental performance) yang baik dalam
pengelolaan lingkungan (PROPER).
2. Perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan pemahaman industri perikanan terhadap
pentingnya menjaga lingkungan melalui
sosialisasi, pelatihan, pembinaan teknis dan
jejaring (networking) antar industri perikanan,
masyarakat, asosiasi dan perguruan tinggi.
3. Mendorong penerapan teknologi bersih dan
ramah lingkungan di industri perikanan untuk
meningkatkan efesiensi dan produktifitas sektor
perikanan, sehingga dapat meningkatkan daya
saing menuju terciptanya industri perikanan
yang ramah lingkungan, berdaya saing dan
berkelanjutan.
4. Perlindungan anak ikan, yaitu larangan
penangkapan ikan yang belum dewasa dengan
menggunakan alat penangkapan yang ukuran
jaringnya ditentukan
5. Sistem kuota, yaitu menentukan bagian
perairan yang boleh diambil ikannya pada
musim tertentu
6. Penutupan musim penangkapan dengan tujuan
agar jumlah induk ikan tidak berkurang,
kemudian pada waktu pemijahan serta
pembesaran anak ikan tidak terganggu
7. Penutupan daerah perikanan, yaitu larangan
penangkapan ikan di daerah pemijahan dan
pembesaran ikan, terutama di daerah yang
populasinya menurun
8. dll
9 Pembangunan dan Akan berdampak buruk pada PERTAMBANGAN:

119
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Pengembangan lingkungan ekologi, seperti: 1. Bagi para pengelola pertambangan perlu
Pertambangan, Energi dan Berubahnya bentang alam, ditegaskan kembali kewajibannya dalam
Migas menurunnya kualitas air dan tanah, melaksanakan rehabilitasi/reklamasi lahan
meningkatnya kebisingan dan polusi yang mengalami kerusakan dengan dinyatakan
dalam bentuk agreement dengan pemerintah.
udara, meningkatnya emisi gas Hal ini sebagai tanggung jawabnya dalam
rumah kaca (GRK), meningkatnya pengelolaan lingkungan hidup sehingga sanksi
debu, munculnya sedimentasi, yang sesuai dan tegas dapat dikenakan
meningkatnya limbah, terganggunya 2. Sebelum merencanakan reklamasi, sebaiknya
ekosistem darat dan perairan, berkonsultasi dahulu dengan pemerintah
degradasi vegetasi dan lahan, daerah setempat, pemilik lahan atau instansi
menurunnya populasi biota darat terkait lainnya mengenai pemanfaatan lahan
dan perairan, terganggunya pasokan bekas penambangan
air bersih, terpicunya penurunan 3. Lokasi penambangan tidak terletak di kawasan
lindung (cagar alam, taman nasional, dsb).
populasi ikan tertentu, terganggunya Apabila terpaksa dilakukan di kawasan hutan
aliran tanah, konversi lahan, dll lindung maka dilakukan dengan pola
penambangan bawah tanah dengan ketentuan
dilarang mengakibatkan turunnya permukaan
tanah, berubahnya fungsi pokok kawasan
hutan secara permanen, dan terjadinya
kerusakan akuiver air tanah
4. Penambangan di kawasan hutan lindung dan
cagar alam sedapat mungkin dihindari
mengingat pentingnya kawasan lindung dan
kawasan konservasi sebagai sistem penyangga
kehidupan. Masih diperlukan terobosan oleh
investor untuk berani mencari dan menerapkan
teknologi yang ramah lingkungan dalam
praktek pertambangan di hutan lindung
5. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak
terletak pada daerah resapan atau pada akuiver
sehingga tidak akan mengganggu kelestarian air
tanah di daerah sekitarnya
6. Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak
jauh dari permukiman penduduk sehingga

120
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
suara bising ataupun debu yang timbul dari
kegiatan penambangan tidak akan mengganggu
penduduk
7. Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan
mata air penting sehingga tidak akan
mengganggu kualitas maupun kuantitas air
dari mata air tersebut, juga untuk menghindari
hilangnya mata air tersebut
8. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak
terletak pada DAS hulu (terutama tambang
batuan)
9. Dll

ENERGI:

“ 5 Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Masa


Depan “

Kesadaran akan pentingnya untuk menjaga bumi


yang lebih sehat demi kelangsungan generasi di
masa mendatang mendorong pelaku industri
menciptakan dan mempergunakan teknologi baru
dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya
alam yang baru dan terbaharukan, seperti
teknologi listrik yang dihasilkan oleh tenaga angin,
panas bumi, dan sumber daya air tenaga surya
ataupun bahan bakar bio.

1. 1. Meningkatkan Sistem Panas Bumi (Enhanced


Geothermal Systems / EGS)
Tujuan dari sistem ini adalah memanfaatkan panas
alami yang dihasilkan oleh bumi untuk
menghasilkan sumber listrik. Panas yang berasal
dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi
keseluruhan unsur-unsur radioaktif seperti
uranium dan potassium.

121
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
EGS adalah beban dasar sumber daya, yang
mampu untuk menghasilkan tenaga listrik 24 jam
sehari. Mengandalkan Sistem panas bumi ini juga
sangat ekonomis untuk mendirikan sebuah
pengoperasian EGS daripada mendirikan pabrik
pembakaran batubara listrik baru.

2. Nanosolar (Energi listrik tenaga surya)


Energi listrik tenaga surya selalu menjadi salah
satu sumber energi terbaik, karena dalam
pengoperasiannya tidak melepaskan gas gas
berbahaya ke udara. Namun biaya produksi dan
operasionalnya secara historis cukup tinggi, tetapi
lebih intensif dalam menghasilkan energi listrik.
Panel surya ini dapat memaksimalkan transfer
sinar matahari menjadi listrik. Dan harus
ditempatkan dimana langsung kontak dengan
cahaya matahari tanpa terhalangi oleh benda atau
obyek.

3.3. Mencegah dan Mengendalikan Emisi CO2


(Carbon Capture & Storage / CCS)
Berbagai cara ditempuh untuk mencegah dan
mengendalikan emisi CO2. Mencegah emisi CO2
jelas lebih murah tetapi lebih sulit. Bagaimana
mungkin menghentikan pengeboran migas (bahan
bakar fosil), menghentikan industri baja, semen,
LNG serta menghentikan transportasi. Karena itu
dicari jalan mengendalikan emisi CO2 agar tidak
dilepas ke atmosfer. Cara untuk menangani Emisi
CO2 adalah dengan cara memanfaatkan teknologi
dengan memisahkan Emisi CO2 dan kemudian
menguburnya jauh di bawah tanah.
Bagaimana penerapan teknologi carbon capture
storage (CCS) di Indonesia? Agaknya masih jauh,
karena belum ada negara berkembang yang

122
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengembangkan risetnya. Apalagi
mengaplikasikannya. Hal tersebut disebabkan
biayanya yang mahal dan jauh dari komersial.
4. Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah
stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas
yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih
reaktor nuklir pembangkit listrik. Sumber tenaga
ini efisiensinya sangat tinggi. Semakin efisiensi
sebuah proses, semakin banyak keuntungan (baik
finansial maupun teknologi) yang didapat. Selain
efisiensi, tenaga nuklir lebih ramah lingkungan.
Batu bara, minyak bumi, dan gas alam dapat
berperan sebagai bahan bakar untuk mendidihkan
air, tapi semuanya adalah penghasil polusi udara.
Nuklir tidak memberikan polusi udara, kecuali
limbah radioaktif yang dapat dikelola dengan
teknik tersendiri. Teknologi PLTN juga jauh lebih
canggih daripada pembangkit listrik lainnya.
Prinsip dalam teknik adalah semakin canggih,
semakin aman.

5. Jaringan Cerdas (Smart Grids)


Smart grid merupakan sistem ketenagalistrikan
generasi baru yang dicirikan oleh meningkatnya
penggunaan komunikasi dan teknologi informasi
dalam pembangkitan, distribusi dan konsumsi
energi listrik. Ini merupakan sumber energi
kelistrikan dengan konsep terintegrasi dan
mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui. Beberapa
sumber energi potensial yang dapat digunakan
dalam pengembangan konsep ini adalah panas
matahari dan panas bumi.
Tujuan utama smart grid adalah untuk mengatasi
masalah umum sistem jaringan listrik saat ini.

123
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Smart grid akan membuat pendistribusian dan
penggunaan energi yang lebih efisien dan hemat
biaya. Di Indonesia Smart Grid sedang
dikembangkan.

MIGAS:

Beberapa usaha diupayakan dalam rangka


menghilangkan dampak negatif dan
mempertahankan pembangunan, yang dibuat pada
setiap tahap kegiatan.
1. Operasi Eksplorasi dan Produksi
Sumber-sumber dampak meliputi: seismik,
pengeboran, dan operasi pengumpulan produksi.
Operasi ini mengakibatkan dampak potensial
lanjutan: penghilangan vegetasi, kebisingan, polusi
air sehubungan dengan air formasi, kotoran lumpur,
limbah konsentrat, tumpahan minyak karena
kebocoran, dan emisi gas.
Usaha manajemen terhadap hal ini adalah sebagai
berikut:
a. Penghilangan Vegetasi
Vegetasi hilang dikarenakan penggundulan lahan
untuk operasi seismik dan pengeboran, konstruksi
jalan dan pipa, dan transportasi minyak mentah.
Penerapan sistem cluster pada beberapa lokasi
pengeboran merupakan salah satu upaya untuk
mengekonomiskan penggunaan lahan, yang akan
mengurangi penghilangan vegetasi dan perusakan
hutan.
Penerapan teknologi pengeboran langsung bisa
digunakan untuk mengatasi masalah tanah sejak
daerah target pengeboran dalam status terproteksi
karena keberadaan sesuatu yang unik di daerah
tersebut.
Dalam operasi pengeboran, jika minyak tidak

124
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
ditemukan, maka lokasi pengeboran dibatalkan dan
dihijaukan kembali.
Dalam pembangunan pipa transportasi sebagai
sarana dipergunakan rel ketimbang truk yang
membutuhkan jalan lebih lebar. Sebagai hasilnya
penggundulan hutan bisa dikurangi.
b. Kebisingan
Operasi eksplorasi dan produksi menimbulkan
kebisingan di dalam dan disekitar area. Intensitas
yang relatif tinggi dari kebisingan dapat terjadi pada
operasi geothermal selama pengujian produksi.
Karena itu peredam suara telah dipasang pada
setiap lokasi geothermal untuk mengurangi
kebisingan akibat operasi.
c. Limbah Air Formasi dan Lumpur
Pengeboran
Dalam operasi pengeboran tidak hanya minyak yang
diekstraksi tetapi juga air dari formasi batu. Dalam
operasi pengeboran, lumpur pengeboran atau
lumpur kimia digunakan dengan fungsi untuk stem
tekanan formasi dan membantu mengangkat
potongan ke permukaan. Ada dua jenis lumpiur
pengeboran: lumpur air dan lumpur minyak.
Lumpur minyak mempunyai pengaruh penting pada
lingkungan.
Untuk mencegah polusi, air formasi harus
diperlakukan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
air tebuka. Air formasi dikumpulkan pada kolam
tertentu untuk disaring dan dimonitor agar tidak
melebihi ambang batas yang diperbolehkan.
d. Limbah Konsentrat
Limbah konsentrat biasanya terjadi di tanki
penyimpanan minyak mentah. Tanki ini dibersihkan
secara teratur, kotora yang terdapat di bawah tanki
kemudian dikumpulkan, dan dibawa ke suatu
tempat yang aman dan jauh dari pemukiman

125
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
penduduk untuk dibakar.
e. Tumpahan Minyak
Tumpahan minyak dapat terjadi karena kebocoran
pipa, rusaknya segel pipa, adanya hujan akan
menyebarkan minyak dan mencemari lingkungan.
Dengan membangun sistem drainase yang
dilengkapi alat kendali pencemaran dapat
membantu mencegah hal tersebut.
f. Emisi Gas
Proses produksi minyak mentah menghasilkan gas
sebagai hasil pemisahan gas dari minyak. Gas ini
kemudian diproses terlebih dahulu sebelum
dikeluarkan agar memenuhi standar lingkungan.
2. Operasi Pemrosesan Minyak
Sumber dari dampak operasi pemrosesan minyak
mentah menjadi minyak suling "bahan bakar"
meliputi: pembangunan gedung dan proses
produksi. Operasi ini mempunyai dampak potensial
yang berakibat pada: penghilangan vegetasi,
kebisingan yang berlebihan, polusi udara karena
emisi gas seperti SO2.CO, H2S, NO2; partikel,
hidrokarbon; polusi air karena buangan air limbah
yang mengandung bahan kimia seperti phenol,
sulfate, aromatis, minyak, logam berat; perubahan
suhu, pH, konduktivitas, bau dan kontaminasi
karena buangan limbah konsentrat.
Usaha manajemen lingkungan terhadap hal ini
adalah sebagai berikut:
a. Penghilangan Vegetasi
Lahan dimana vegetasi menjadi hilang karena
digunduli untuk pembangunan penyulingan, pabrik,
dan fasilitas, yang atas kesemuanya itu dihijaukan
kembali. Dalam area penyulingan pengebunan
dilakukan.
b. Kebisingan
Operasi pabrik dan penyulingan juga menghasikan

126
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
kebisingan yang berlebihan di dalam dan di sekitar
area proses. Ada beberapa cara untuk mengurangi
kebisingan, seperti i solasi pipa dan tabung,
penerapan peredam bunyi, penyesuaian lay-out dan
perwatan yang selayaknya terhadap mesin.
c. Polusi Air
Limbah dari penyulingan mengandung agen polusi
seperti phenol, minyak, sulfida, krom, logam berat,
atau polusi yang menyebabkan gangguan fisik
seperti perubahan suhu, pH, konduktivitas, dan
bau. Beberapa limbah dapat terjadi karena
kebocoran pipa dan tumpahan minyak. Untuk
mencegah dampak limbah ke perairan terbuka:
 Penangkap minyak, memisahkan minyak dengan
air melalui gravitasi
 Perlakuan primer dan sekunder untuk proses
limbah fisik,kimia, dan biologi
 Bak penampungan untuk mengurangi
kandungan minyak dalam air dan mengembalikan
dan meningkatkan kualitas air, seperti kandungan
oksigen, minyak, dan suhu, sebelum di buang ke
perairan terbuka.
 Penggunaan katalis untuk regenerasi dan
pendaurulangan.
d. Polusi Udara
Emisi gas dari penyulingan minyak dibagi dalam
tiga jenis:
 Emisi senyawa sulfur dan SO2 dari pembakaran
minyak pada energi generator dan H2S dari unit air
sour stripper
 Emisi dari senyawa nitrogen seperti Nox sebagai
sampingan dari pembakaran minyak
 Emisi hidrokarbon dari evaporasi fraksi ringan
yang terkandung dalam minyak mentah juga dalam
tanki penyimpanan pada berbagai tahap operasi
penyulingan

127
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
Emisi gas dan hidrokarbon dalam partikel dikurangi
dengan menggunakan tanki floating roof.
Penggunaan jenis ini dapat mengurangi emisi
hidrokarbon 5% ketimbang fixed roof. Karena jenis
ini hampir menghilangkan ruang evaporasi.
e. Limbah Konsentrat
Proses penyulingan limbah pada dasarnya dilakukan
untuk menjaga lingkungan dari kemungkinan
penurunan kualitas lingkungan. Penyulingan limbah
konsentrat ada dalam bentuk oily sludge, activated
sludge, drum kimia, office refuse, dan lain-lainnya.
3. Operasi Pemasaran dan Penyediaan
Domestik
Dampak yang potensial adalah penghilangan
vegetasi, polusi udara, dan polusi air.
Usaha manajemen lingkungan yang mungkin
dilakukan pada operasi ini adalah sebagai berikut:
a. Penghilangan Vegetasi
Penugasan untuk melakukan penghijauan dan
pengebunan lokasi.
b. Polusi Air
Limbah cair dihasilkan dari pekerjaan draining saat
pembersihan tanki. Manajemen lingkungan untuk
hal ini adalah dengan membangun penangkap
minyak.
c. Polusi Udara
Emisi gas terjadi terjadi ketika hidrokarbon
berevaporasi, terutama saat pengisian tanki, usaha
yang dilakukan adalah dengan membuat tanki
floating roof.
d. Limbah Konsentrat
Limbah konsentrat dalam bentuk simpanan oily
sludge pada tanki penyimpanan dipindahkan saat
pemindahan tanki. Penanganan selanjutnya adalah
dengan menanamnya di lokasi tertentu. Untuk
mencegah pencemaran air tanah, pemonitoran

128
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
dilakukan atas lokasi operasi.
4. Operasi Pengapalan, Pelabuhan, dan
Komunikasi
Sumber dampaknya adalah dari operasi kapal tanki.
Dampak potensial terutama adalah polusi air dari
tumpahan minyak dan kecelakaan tanki. Usaha
manajemen adalah dengan memasang alat
pencegahan polusi pada tanki, seperti pemisah
minyak air, tanki slops, pengawasan pembuangan
minyak, dan lain sebagainya.

1. Minimasi Air Limbah


Bila tidak dilakukan pengolahan maka tingkat
pencemaran akan jauh meningkat dari tingkat
pencemaran sekarang yang sudah tinggi. Akan lebih
efektif untuk berusaha “minimasi air limbah” dan
menghemat biaya untuk pengelolaan air limbah.
Selain itu, minimasi air limbah tidak saja
mengurangi air limbah yang harus dikumpulkan,
diolah dan dibuang tetapi juga mengurangi
pemakaian bahan baku, energi dan air.
2. Penyusunan dan penetapan target untuk
Pembangunan dan minimasi limbah pada sektor industri, komersil, jasa
10 Pengembangan Pengelolaan dan rumah tangga.
Air Limbah 3. Untuk Limbah Rumah Tangga
Berdasarkan pengamatan lapangan bahwa
pembuangan dan pengolahan limbah manusia
dengan sistem yang ada sekarang terutama
mengandalkan sistem setempat, yang ada pada
daerah dengan muka air tanah rendah, dengan
kepadatan penduduk rendah sampai sedang,
dan kondisi tanah yang sesuai, dinilai masih
cukup. Namun, tank septik yang dirancang
dan dioperasikan dengan baikpun hanya mampu
menurunkan BOD sampai 60%. Kebanyakan sistem
sanitasi setempat yang ada kurang layak dan

129
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
membuang limbah tanpa pengolahan yang cukup.
Tanki septik tidak dikosonbgkan secara rutin
dan jasa pelayanan pengambilan lumpur sering
membuang lumpurnya di kanal sungai. Untuk
sembilan persen (9%) dari limbah yang
diolah dengan sistem terpusat, tingkat pengolahan
pada banyak instalasi pengolahan tidak memadai.
Misalnya, Jakartajuga tidak memiliki saluran
pembuangan (sewerage sysem) dalam tanah
yang memadai, tank septiknya hanya mampu
menampung 25 persen populasi, dan kebanyakan
orang menggunakan sungai untuk keperluan mandi,
cuci, dan kakus (MCK), serta pembuangan sampah
yang jumlahnya sekitar 30%. Proses
pengolahan limbah menghasilkan lumpur dan
pembuangan. Mandapatkan lahan untuk instalasi
pengolahan juga semakin sulit terutama di kota-kota
besar.
4. Dll
Sebagai tambahan, diperlukan political will dari
pemerintah untuk menindaklanjuti dari langkah dan
tindakan yang telah disebutkan dengan demikian
akan tercipta pengelolaan air limbah yang
berwawasan lingkungan.

Sanitasi berwawasan lingkungan dilakukan dengan


pendekatan prinsip pencegahan polusi. Mengolah
limbah buangan manusia dan memanfaatkan urine
Pembangunan dan dan tinja sebagai sumberdaya pertanian. Sistem
11 Pengembangan Sanitasi septic tank dan sewerage yang merupakan sistem
konvensional dapat dioptimalkan. Sanitasi
berwawasan lingkungan dapat menghemat air,
melindungi sumberdaya air, mencegah polusi dan

130
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Rumusan Program
No Pembangunan
Dampak Mitigasi/Adaptasi/Alternatif
mengembalikan nutrien ke dalam siklus makanan.
Nutrien pada air limbah memenuhi persyaratan
sebagai pupuk semua tanaman. Dalam penerapan
praktis, sanitasi berwawasan lingkungan
menggunakan 4 teknik: (a) Diversion atau
pemisahan: urine dan tinja dikumpulkan secara
terpisah dalam kakus yang berdesain khusus.
Urine disalurkan pada tangki dan tinja ditampung
pada tangki yang lain, (b) Containment atau
penampungan: urine dan tinja disimpan atau
diperam secara terpisah sampai aman untuk
digunakan atau didaur ulang, (c) Sanitization atau
penyucihamaan: organisme patogen pada urine dan
tinja dikurangi sampai pada tingkat pengolahan
primer setempat. Untuk tinja, dilakukan
pengurangan kadar air (dehydration), pH
ditingkatkan dan waktu retensi 6-8 bulan, (d)
Recycling atau daur ulang.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013

131
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

3.7 Rekomendasi

Pokja PL merumuskan rekomendasi KLHS. Perumusan rekomendasi


dilakukan berdasarkan hasil dari perumusan mitigasi/adaptasi,
dan/atau alternatif. Pokja PL menyusun rumusan rekomendasi
berdasarkan rumusan mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif yang telah
diidentifikasi pada tahap sebelumnya untuk penajaman rumusan
rancangan awal RPJMD.

Rekomendasi perbaikan KRP penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten


Banyuasin dapat dilihat pada tabel 3.17.

132
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

Tabel 3.17
Instrumen Perumusan Rekomendasi dalam Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Program Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi jalan dan Jembatan harus
berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan
dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU BM seperti Program Pembangunan Informasi/Database Jalan dan
Jembatan; Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; Program Inspeksi
Kondisi Jalan dan Jembatan; Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan.
Sedangkan Bupati terpilih mencanangkan rencana-rencana program sebagai berikut:
Jalan lingkar KM 14–Gasing; Jalan Tanjung Api-Api–Sungsang dan Tanjung Carat;
Jembatan Sugihan Kiri-Sugihan Kanan, Sebubus Saleh; Jalan Palembang–Mariana–
Muara Padang; Jembatan dan Kawasan Rantau Bayur; Masterplan Kawasan Banyuasin
via Jembatan Musi Tiga.
Dilihat dari program-program di atas terdapat ketidaksinkronan antara rencana program
Pembangunan, Bupati terpilih dengan program-program Renstra Dinas PU BM. Bupati banyak
Peningkatan dan mencanangkan program-program pembangunan jalan dan jembatan baru, sedangkan
1 Ya
Rehabilitasi Jalan Dinas PU BM tidak memasukkan program pembangunan jalan dan jembatan baru yang
dan Jembatan diinginkan Bupati terpilih ke dalam dokumen Renstra mereka.
Program-program yang dicanangkan Bupati terpilih sangat baik untuk mengatasi
masalah kekurangan infrastruktur jalan dan jembatan dan sangat berpengaruh untuk
meningkatkan aksesibilitas antar kawasan di Banyuasin. Hal tersebut harus
diimplementasikan sehingga ekses-ekses seperti gejolak politis yang menginginkan
pemekaran wilayah yang disuarakan oleh golongan masyarakat akibat sulitnya
aksesibilitas antar wilayah bisa diredam dengan keseriusan pemkab membangun
infrastruktur untuk kemaslahatan masyarakat.
Selain itu, Dinas PU BM harus proaktif mengusulkan peningkatan jalan di sepanjang
jalan Palembang-Betung karena kondisinya sangat parah karena kerap terjadi
kemacetan yang disebabkan faktor alam maupun manusia. Kondisi sempadan jalan pun
harus diperhatikan agar tidak terlalu tinggi dengan permukaan tanah di sampingnya
karena hal tersebut sangat membahayakan pengguna jalan. Selain itu, Dinas PU BM
harus segera berkoordinasi dengan Dinas PU CK untuk mengatasi masalah drainase di

133
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
sepanjang jalan Palembang-Betung tersebut karena hal itu adalah salah satu syarat
untuk menggolkan wacana pelebaran jalan negara tersebut.
Hal lain yang tidak kalah penting, seiring dengan pengembangan pelabuhan
internasional Tanjung Api-Api, PU BM harus proaktif berkoordinasi dengan pemprov dan
pemerintah pusat dalam mempercepat peningkatan jalan TAA karena operasional
pelabuhan sangat tergantung dari kinerja Dinas PU BM dalam menyiapkan jalan
tersebut yang merupakan akses vital menuju kawasan pelabuhan TAA tersebut.
Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampak
positifnya sangat masif bagi kemaslahatan masyarakat luas.
Program Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan dan Dermaga harus berwawasan
lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat
pada kolom mitigasi).
Pembangunan kawasan pelabuhan dan industri di kawasan lahan basah Tanjung Carat
harus memperhatikan lingkungan biotik (manusia, hewan, tumbuhan, dan mikro
organisme) dan lingkungan abiotik (tanah, air, dan udara) karena pembangunan yang
akan dilakukan di kawasan ini akan menyebabkan adanya degradasi lahan. Oleh karena
itu, pembangunan pelabuhan dan industri berkonsep hijau.Di samping itu, perlu
mengembangkan Standard Operation Procedure (SOP) pengembangan kawasan Tanjung
Carat.
1. Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api Api yang dilengkapi dengan beberapa kawasan
Pembangunan dan penunjang seperti terminal peti kemas, kawasan industri terpadu, kawasan perhunian
2 Pengembangan Ya modern dan lain-lain yang diprioritaskan pemerintah daerah Sumatera Selatan.
Pelabuhan Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut maka diupayakan
pelengkapan pelabuhan yang dibangun sesuai dengan eco industrial park (EIP);
Membuat kawasan dengan dengan system blok dengan memperhatikan mangrove dan
lahan gambut yang ada; Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut;
Adaptasi teknologi untuk memulihkan beradaan mangrove; Memanfaatkan teknologi
yang ramah lingkungan untuk mengurangi pemanasan global. . Mengembangkan
lahan mangrove; Mengembangkan teknologi yang ramah terhadap lahan gambut;
Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut; Adaptasi teknologi untuk
memulihkan beradaan mangrove; Membuat peraturan perundang-undangan yang bisa
melindungi kawasan tersebut; Mengatur kawasan pelabuhan dan penunjangnya tidak
mengganggu lingkungan sekitar; Mitigasi dampak lingkungan udara, air dan lahan;
Pengembangan kawasan pelabuhan dan penunjangnya diupayakan memanfaatkan

134
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
kawasan lindung yang seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut
tidak memanfaatkan kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan
lindung.
2. Pengembangan sistem transportasi perkeretaapian melalui pembangunan terminal
peti kemas dan pembangunan jalan rel KA Palembang-Tanjung Api Api
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut; Pengembangkan jalur
KA dengan jarak yang terpendek; Mitigasi dampak eksploitasi lahan gambut;
Pengembangan system transportasi dan penunjangnya diupayakan memanfaatkan
kawasan lindung yang seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut
tidak memanfaatkan kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan
lindung.
3. Pengembangan transportasi laut terutama untuk angkutan barang, khususnya
Pelabuhan Tanjung Api Api sebagai pelabuhan samudera.
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove terhadap jalur transportasi; Pembuat
rambu-rambu pelayaran dalam melindungi magrove; Mitigasi dampak eksploitasi
lahan magrove; Membuat peraturan pelayaran yang sesuai dengan kondisi kawasan
tersebut; Pembuat rambu-rambu pelayaran; Tersedianya aturan perundang-
undangan.
4. Membangun industri pengolahan dan manufaktur yang berdaya saing global dengan
menciptakan nilai tambah potensial yang proporsional dengan memperkokoh
kemitraan hulu-hilir, serta industri kecil, menengah, dan besar.
Untuk meminimalkan kerusakan mangrove dan lahan gambut maka diupayakan
pelengkapan pelabuhan yang dibangun sesuai dengan eco industrial park (EIP);
Membuat kawasan dengan dengan system blok dengan memperhatikan mangrove dan
lahan gambut yang ada; Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut;
Adaptasi teknologi untuk memulihkan beradaan mangrove; Memanfaatkan teknologi
yang ramah lingkungan untuk mengurangi pemanasan global; . Mengembangkan
lahan mangrove; Mengembangkan teknologi yang ramah terhadap lahan gambut;
Mitigasi dampak eksploitasi mangrove dan lahan gambut; Adaptasi teknologi untuk
memulihkan beradaan mangrove; Membuat peraturan perundang-undangan yang
bisa melindungi kawasan tersebut; Mengatur kawasan indsutri yang tidak
mengganggu lingkungan sekitar; Mitigasi dampak lingkungan udara, air dan lahan;
Pengembangan kawasan Industri diupayakan memanfaatkan kawasan lindung yang
seminimal mungkin; Seminimal mungkin kegiatan tersebut tidak memanfaatkan

135
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
kawasan hutan lindung; Mitigasi dampak pengurangan kawasan lindung.

Tahun 2014-2018, Pemkab setidaknya merencanakan program-program yang


berhubungan dengan pengembangan dan pembangunan pelabuhan TAA, yaitu: Program
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan termasuk program pembangunan
dermaga dalam Kabupaten. Oleh karena itu, Pemkab harus menggenjot percepatan
pemabangunan pelabuhan TAA dengan mengkoordinasikannya dengan pemprov,
pemerintah pusat dan sektor-sektor lain yang terkait dalam lingkup Kabupaten
Banyuasin. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena
dampak positifnya sangat besar dan luas bagi kemaslahatan masyarakat dan citra
Banyuasin di mata daerah lain bahkan dunia internasional.
Program Pembangunan dan Pengembangan kawasan industri harus berwawasan
lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat
pada kolom mitigasi). Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018
memuat program-program Diskop,UKM,Perindag seperti Program Pengembangan
Pembangunan dan Industri Kecil Menengah (IKM); Program Penataan Struktur Industri; Program Sentra-
sentra Industri Potensial. Hal ini sejalan dengan rencana Bupati terpilih di bidang
3 Pengembangan Ya industri, yaitu antara lain: Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Industri Gasing
Kawasan Industri 5000 Ha; Pusat Docking-Gudang Mariana 200 Ha; Banyuasin Valley 10.000 Ha,
Kawasan Industri Kecil dan Menengah, dll. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah
kinerja pemkab yang harus terus ditingkatkan agar proyek berjalan sesuai rencana dan
tidak berlarut-larut dalam hal proses pengerjaannya. Sebaiknya kegiatan ini
diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda.
Program Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata harus berwawasan lingkungan
(Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom
mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Disparsenibudpora seperti Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
Pengembangan
4 Ya Program Peningkatan Sarana Prasarana Olahraga. Hal ini sejalan dengan rencana-
Pariwisata rencana Bupati terpilih dalam bidang pariwisata dan olahraga yaitu antara lain:
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Agro-Ekowisata Suak Tapeh; Ekowisata
lahan basah, Pesisir, Taman Nasional Sembilang; Kawasan Wisata Golf dan Lintas Alam.
Hanya saja khusus pembangunan wisata golf harus benar-benar ramah lingkungan dan
pembangunannya harus tidak menimbulkan gejolak sosial dan konflik antara

136
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
pemerintah dengan masyarakat sekitar. Selain itu perlu dipertimbangkan konsep public-
private partnership agar kawasan wisata olahraga dan wisata alam benar-benar terkelola
secara profesional dimulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pemanfaatan sampai
pemeliharaannya.
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi harus berwawasan lingkungan (Langkah-
langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Disnakertrans seperti Program Pengembangan Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi; Program Transmigrasi Penduduk Setempat. Hal ini sejalan dengan
Pengembangan rencana Bupati terpilih dalam bidang transmigrasi. Bupati terpilih berusaha
5 Ya
Wilayah Transmigrasi mewujudkan target program yaitu Ketersediaan Wilayah Transmigrasi dan Persentase
Transmigrasi Yang Ditempatkan. Hanya saja pelaksanaan proyek ini harus benar-benar
bebas dari konflik dengan masyarakat yang daerahnya akan didatangi para transmigran.
Selain itu harus dipikirkan juga upaya untuk mencegah terjadinya disparitas sosial
antara masyarakat dengan para transmigran dengan memberikan peluang ekonomi yang
adil dan merata. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda.
Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman dan Perumahan
harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau
penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK seperti Program Lingkungan Sehat Perumahan; Program
Pembangunan dan Pengembangan Komunitas Perumahan; Program Pengembangan Perumahan. Hal ini
Pengembangan sejalan dengan rencana Bupati terpilih di bidang perumahan yaitu antara lain: Kawasan
6 Ya
Permukiman dan Permukiman KM 14; Kawasan Permukiman Jakabaring , Rambutan; Kawasan
Perumahan Permukiman Menengah-Atas KM 14. Hanya saja pembangunan ini harus menerapkan
sungguh-sungguh prinsip keadilan sehingga target masyarakat tidak tebang pilih dan
pendataan mengenai kategorisasi masyarakat yang akan dijadikan target harus benar-
benar dikoordinasikan dengan BPS. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak
ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah
meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang sosial.
Pembangunan dan Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat Berbasis
Pengembangan Perkebunan dan Kehutanan harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah
7 Ya
Kawasan Industri rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Masyarakat Berbasis Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-

137
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Perkebunan dan program Dishutbun seperti Program Peningkatan Produksi Hasil Perkebunan; Program
Kehutanan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman; Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/ Perkebunan; Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan
Perkebunan; Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan; Program
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;
Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan; Program pemanfaatan
kawasan hutan industri; Program perencanaan dan pengembangan baton; Program
Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan. Hal ini sejalan dengan rencana Bupati
terpilih di bidang kehutanan dan perkebunan yaitu antara lain: Kawasan Hortikultura
Sugihan Kiri; Kawasan Kelapa Delta Upang; Agrowisata Hortikultura; Optimalisasi Lahan
Air untuk Pangan dan Hortikultura; Optimalisasi dan Peremajaan Tanaman Karet;
Optimalisasi Pra Panen Tanaman Sawit. Hanya saja pengembangan dan pembangunan
bidang kehutanan ini harus selalu mengacu pada upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat dengan terus memberikan porsi yang besar pada konsep perkebunan inti
rakyat. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena
dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup
masyarakat di bidang ekonomi dan sosial.
Program Pengembangan Pertanian Umum harus berwawasan lingkungan (Langkah-
langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Distanak dan Disperik & Kelautan seperti Program Peningkatan Ketahanan
Pangan; Program Peningkatan Produksi Pertanian; Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan; Program Pengendalian Hama Penyakit Tanaman; Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan; Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Produksi peternakan; Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
Pengembangan
8 Ya Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan Perkebunan; Program
Pertanian Umum Pengembangan Perikanan Tangkap; Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan; Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan; Program Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi
Pesisir; Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan
Sumber Daya Laut. Hal ini sejalan dengan rencana Bupati terpilih di bidang pertanian,
peternakan, perikanan dan kelautan yaitu antara lain: Agrowisata Pertanian Pangan,
Hortikultura, Peternakan dan perikanan; Optimalisasi Lahan Air untuk Pangan dan
Hortikultura; Pupuk Organik dan Biomassa; Peningkatan Teknologi Hasil Pertanian;

138
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Pengembangan Budidaya Perikanan Darat dan Perikanan Tangkap; Program
Perencanaan Pembangunan Perikanan dan Kelautan; Pengembangan Ternak Besar:
Sapi, Kerbau, Kambing; Pengembangan dan Optimalisasi Ternak Unggas; Peningkatan IP
dan Pasca Panen Tanaman Pangan; Program Peningkatan, Penerapan Teknologi
Pertanian; Program peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan. Hanya saja
pengembangan dan pembangunan bidang pertanian, peternakan, perikanan dan
kelautan ini harus selalu mengacu pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat
dengan terus memberikan porsi yang besar pada konsep usaha berbasis masyarakat.
Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya
akan sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di
bidang ekonomi dan sosial serta sangat besar kontribusinya dalam mendukung upaya
pemerintah menjadikan Sumsel menjadi lumbung pangan.
Program-Program Pembangunan dan Pengembangan Pertambangan, Energi dan Migas
harus berwawasan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau
penguatan dapat dilihat pada kolom mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Distamben seperti Program Pengawasan dan Penertiban Rakyat yang berpotensi
merusak Lingkungan; Program Pengembangan Informasi Potensi Energi dan Sumber
Daya Mineral; Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan. Hal ini
sejalan dengan rencana Bupati terpilih dalam bidang pertambangan, energi dan migas
Pembangunan dan yaitu antara lain: Optimalisasi Batubara Energi; Energi Berbasis Biomassa/Bioenergi;
Pengembangan Energi Terbarukan: Pasang Surut dan Tenaga Surya; Program
Pengembangan
9 Ya Pengembangan Potensi, Energi dan Sumberdaya Mineral.
Pertambangan, Pembangunan di bidang ini bagaikan dua keping mata uang yang saling berlawanan,
Energi dan Migas dampak positif dan negatifnya hampir sama besarnya. Di satu sisi sangat besar
kontribusinya terhadap PAD, tetapi di sisi lain sangat buruk kontribusinya bagi
lingkungan ekologi. Kepiawaian pemkab dalam mengelola hubungan yang baik dengan
masyarakat dan dunia usaha sangat menentukan. Pemkab harus mencari solusi win-
win solution agar kegiatan ini berjalan baik tanpa konflik. Sebaiknya kegiatan ini
diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi
usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi dan sosial
serta sangat baik bagi citra pemkab di mata daerah lain dan sangat besar kontribusinya
dalam mendukung upaya pemerintah menjadikan Sumsel menjadi lumbung energi.
10 Pembangunan dan Ya Program Pembangunan dan Pengembangan Pengelolaan Air Limbah harus berwawasan

139
BAB III
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD
KABUPATEN BANYUASIN 2014-2018

KLHS
Rumusan Program Renstra
No Rekomendasi Perbaikan atau Penguatan
Pembangunan SKPD
(Ya/Tidak)
Pengembangan lingkungan (Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat
Pengelolaan Air pada kolom mitigasi).
Limbah Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK dalam hal pengelolaan limbah seperti Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. Namun Bupati terpilih secara eksplisit
tidak mencanangkan program pengelolaan limbah ini pada uraian visi misinya. Padahal
kegiatan ini sangat penting karena bersentuhan langsung dengan kualitas lingkungan
ekologi Kabupaten Banyuasin. Sebaiknya kegiatan ini diimplementasikan dan tidak
ditunda-tunda karena dampaknya akan sangat baik bagi usaha pemerintah
meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang sosial dan kesehatan masyarakat.
Program Pembangunan dan Pengembangan Sanitasi harus berwawasan lingkungan
(Langkah-langkah rekomendasi perbaikan dan atau penguatan dapat dilihat pada kolom
mitigasi).
Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-
program Dinas PU CK dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman seperti
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; Program
Pembangunan dan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; Program Pembangunan Saluran
Drainase/Gorong-gorong. Namun sayang, Bupati terpilih tidak secara eksplisit
11 Pengembangan Ya memberikan perhatian terhadap pengelolaan sanitasi pada uraian visi misinya, padahal
Sanitasi faktanya saat ini Kabupaten Banyuasin adalah Kabupaten yang maayarakatnya masih
melakukan budaya buang air bersih sembarangan (di atas 90%) dikarenakan tidak
tersedianya MCK yang baik terutama di daerah pedesaan. Padahal sanitasi ini sangat
penting karena bersentuhan langsung dengan kualitas lingkungan hidup. Sebaiknya
kegiatan ini diimplementasikan dan tidak ditunda-tunda karena dampaknya akan
sangat baik bagi usaha pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang
sosial dan kesehatan masyarakat.
Sumber: Hasil FGD Pokja PL KLHS RPJMD Kab. Banyuasin 2014-2018 dengan Pemangku Kepentingan Tahun 2013

140

Anda mungkin juga menyukai