Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

Pembelajaran Daring dan Luring yang terkait dengan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
SDN 13 Terentang
DOSEN PENGAMPU : Dewi Putri Anggraeni, M.Pd
MATA KULIAH : Bahasa Indonesia Kelas Rendah

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Rahmiatillaila
NIM : 12010085
KELAS : 3C

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “ Pembelajaran Daring
dan Luring yang terkait dengan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ” sebagai tugas dari mata
kuliah “Bahasa Indonesia KelasRendah” tepat pada waktunya.

Saya berharap laporan ini dapat digunakan sebagai penambah


pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Saya juga menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikannya laporan ini. Saya juga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini. Saya menerima
segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun guna
mrnyempurnakan laporan selanjutnya.

Kubu Raya, November 2021

Rahmiatillaila
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Masyarakat di Indonesia bahkan hampir seluruh masyarakat di dunia telah diresahkan
dengan munculnya virus menular yang terdeteksi pertama kali muncul di kota Wuhan,
Cina yaitu virus Corona atau yang biasa disebut dengan COVID19.
Pada tanggal 17 Maret 2020 pemerintah mengeluarkan Surat Edaran yang berisi tentang
himbauan kepada seluruh masyarakat untuk menunda kegiatan di dalam maupun di luar
rungan pada semua sektor demi mengurngi penyebaran virus corona terutama di bidang
pendidikan. Menanggapi aturan tersebut, masyarakat yang hendak melangsungkan
berbagai macam acara adat maupun kegiatan lainnya harus rela menunda maupun
membatalkan acara demi kepentingan bersama. Selain itu, kegiatan seperti bekerja di
kantor maupun aktifitas pendidikan di sekolah harus dilaksanakan secara jarak jauh.
Menanggapi penyebaran virus corona yang tidak kunjung berkurang, pada tanggal 17
Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020. Pada Surat Edaran dijelaskan bahwa
proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi pesera didik. Pembelajaran daring
maupun pembelajaran jarak jauh menjadi alternatif cara agar capaian materi
pembelajaran yang sudah disusun oleh pihak sekolah bisa terlaksana.
Pada pelaksanaannya, pembelajaran daring banyak menuai keluhan baik dari pihak siswa,
orang tua siswa maupun dari guru yang menjalankan pembelajaran daring. Keluhan dari
siswa salah satunya yaitu belum terbiasanya menggunakan hp dalam penyampaian tugas
sehingga siswa kurang dapat memahami materi pelajaran. Sedangkan keluhan dari orang
tua beberapa diantaranya yaitu kebutuhan meningkat untuk membeli kuota dan kurang
pahamnya akan materi ketika membimbing belajar anak. Adapun keluhaan dari pihak
guru dengan diberlakukannya pembelajaran daring yaitu sulitnya penyampaian materi
kepada siswa, banyak siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran daring,
terbatasnya fasilitas untuk memberikan pembelajaran kepada siswa, capaian materi siswa
tidak tercapai dan banyak hal lain. Akan tetapi walaupun banyak keluhan yang muncul,
pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang harus dilakukan guna mencegah
penyebaran virus corona.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran daring yang di terapkan oleh SDN 13 Terentang?
2. Apakah Menurut ibu pembelajaran daring pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa
dikatakan efektif?
3. Bagaimana cara mewujudkan pembelajaran daring yang efektif danmenyenangkan?

4. Kesulitan apa yang ibu rasakan saat mengajar Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara
daring dan luring?
5. Tugas seperti apa yang ibu berikan kepada siswa?

6. Bagaimana perbedaan antara mengajar secara luring dan secara daring dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia kepada sisiwa,?

7. Apa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran daring dan luring ?


C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran daring yang diterapkan di SDN 13 Terentang
2. Untuk mengetahui cara mewujudkan pembelajaran daring yang efektif dan
menyenangkan
3. Untuk mengetahui keluhan siswa dalam masalah kuota
4. Untuk mengetahui kesulitan yang dirasakan pada saat pembelajaran daring
5. Untukmengetahui tugas seperti apayang diberikan oleh guru tersebut
6. Untuk mengetahui perbredaan antara mengajar secara daring dan secara luring dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia
7. Untuk mengetahui strategi atau cara khusus yang digunakan dalam mengajar Bahasa
Indonesia selama pembelajaran daring.
D. Metode penelitian
Metode ini dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan cara
wawancara secara langsung dengan narasumber. Tujuan metode ini adalah mendapatkan
informasi sesuai yang dicari.
E. Topik wawancara
Topik wawancara ini adalah ‘’Pembelajaran secara daring dan luring dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia’’
F. Waktu dan tempat wawancara.
Kegiatan wawancara dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : Selasa, 2 November 2021
Pukul : 09.00 WIB – Selesai
Tempat : SDN 13 Terentang
G. Laporan Hasil Wawancara
Narasumber : Syarif Japar S,Pd.
Wawancara : Rahmiatillaila

Bab II Pembahasan
Pada hari Selasa, 2 November 2021, saya melakukan wawancara bersama bapak Syarif
Japar S.Pd mengenai Pembelajaran Daring dan Luring yang terkait dengan Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di SDN 13 Terentang.

Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan
aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.
Sedangkan sistem pembelajaran luring, merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap
muka.

A. Proses pembelajaran daring di SDN 13 Terentang


Di awal 2020 tepatnya Maret, Indonesia adalah termasuk negara yang termasuk
terdampak wabah Covid-19. Imbas dari munculnya virus ini di bidang pendidikan
membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan surat edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Deseases-19. Agar dapat memutus rantai penyebaran virus ini
pemerintah menganjurkan untuk menutup kegiatan pembelajaran di sekolah dan
menerapkan pembelajaran daring (online). Atas dasar itulah SDN 13 Terentang
menerapkan model pembelajaran daring. Pembelajaran daring atau pembelajaran jarak
jauh (PJJ) yang merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru
dengan siswa. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas V SD N 13
Terentang dirasakan cukup berarti. Dikarenakan guru biasa nya datang ke rumah murid
dan terkadang murid datang ke rumah guru . ataupun memberikan tugas di rumah masing
masing penugasan praktik Pelaksanaan pembelajarannya proses yang diatur sedemikian
rupa menurut langkah-langkah yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Dalam proses pembelajaran daring ini guru memberikan tugas kepada siswa.
mereview materi yang sudah diberikan kepada siswa dari Senin sampai dengan Kamis.
Review materi dilakukan setiap Jumat. Video pembelajaran yang diberikan oleh guru
dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran
secara daring ini.

B. Pembelajaran yang menyenangkan daring atau luring


Lebih jelasnya di SDN 13 Terentang ini proses pembelajaran yang sangat
menyenangkan ialah dengan tatap muka .karena kita bisa bertemu langsung dengan murid
bisa berinteraksi langsung dan menjelaskan secara langsung sehingga kepahaman murid
juga bisa ketangkap dengan jelas tanpa bingung . Karna jika kita terapkan dengan proses
pembelajaran secara daring itu di daerah Terentang sangat terkKalau masalah kuota, ada
memang yang mengeluh tapi ada solusinya mereka mendapatkan kuota gratis tapi yang
sangat disayangkan, mereka dapat kuota gratis kayaknya kurang digunakan untuk belajar.
Mereka gunakan mungkin untuk apa sehingga kuota gratis itu memang sih tidak semua
siswa mendapatkan kuota gratis, karena apa? Karena orangtua mereka suka gonta-ganti
nomor hp sehingga mereka susah untuk mendapatkan kuota gratis, tapi alhamdulillah
selama ini tidak ada orangtua yang mengeluh akan masalah kuota untuk belajar tetapi
mereka mendala dengan sinyal dan kita juga tidak bisa hanya mengandalkan pemakaian
WiFi ataupun internet internet karna semua siswa SD belum tentu mempunyai alat
komunikasi HP .
C. Keluhan siswa dalam pembelajaran daring
Tentu nya banyak siswa yang mengeluh jika di adakan proses pembelajaran
daring karna di daerah kita juga terkendala sinyal mereka lebih senang jika pembelajaran
langsung datang ke sekolah bertemu langsung dengan guru .
D. Kesulitan yang di rasakan saat mengajar bahasa Indonesia secara daring dan
luring
sistem pembelajaran ini mau tidak mau harus tetap dilakukan di tengah pandemi
Covid-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang hingga coronavirus
pergi. Lagi pula, kita tidak tahu kapan corona pergi dari negeri ini.

Setidaknya ada 3 kesulitan yang saya temukan dalam pembelajaran sistem Daring
dan Luring antara lain:

Pertama, jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran Daring dan Luring
dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan
internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
online pasti terhambat.
Belum lagi ada peserta didik yang membuat alasan yang mengada-ada. Artinya,
banyak juga peserta didik yang mengatasmanakan jaringan jelek lalu mengurung niatnya
mengikuti kegiatan pembelajaran online. Hal ini sangat mungkin terjadi. Apalagi Kepala
Sekolah dan guru-guru tidak dapat mengontrol secara langsung keberadaan mereka di
rumah.

Kedua, kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak Covid -19 pasti
akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi
tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah
terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban keharusan membeli
kuota internet.

Ketiga, KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran Daring dan Luring tentu tidak
seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya
pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah,
terpaksa hanya mengajar selama satu jam.
E. Tugas yang diberikan kepada siswa
Sistem belajar daring harus mengacu prinsip mudah, murah, dan bisa dilakukan
oleh siswa seperti laporan kegiatan sehari-hari di rumah. Sehingga pembelajaran itu tidak
kemudian membebani siswa atau otang tua. Inti pembelajaran daring adalah memberi
kemudahan siswa serta berprinsip orang tua tidak terbebani. Inilah yang menjadi
tantangan guru, dengan kata lain menantang kreativitas guru dan inovasi guru.Layanan
pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian dalam
perkembangan mereka secara optimal, berkualitas, dan mandiri serta dapat berpartisipasi
baik pada situasi kondisi yang dihadapi. Namun, hal ini belum tentu sejalan dengan
realita yang ada, karena masih banyak siswa berkebutuhan khusus masih minim
memahami fasilitas daring yang digunakan sehingga sangat membutuhkan pendampingan
dalam penggunaannya.Selaras dengan diperpanjangnya waktu pembelajaran daring, wali
murid mulai merasa kerepotan dengan tugas-tugas dari guru Khususnya, wali murid atau
orang tua siswa berkebutuhan khusus, sebagai wali murid memiliki peran yang sangat
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas daring. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali
murid siswa berkebutuhan khusus, terungkap bahwa pembelajaran dirasa tidak efektif
karena siswa menganggap “rumah adalah tempat untuk bermain dan bersantai”. Selain
itu, salah satu ciri siswa berkebutuhan khusus adalah membutuhkan “sentuhan nyata”
dalam memahami informasi. Hal ini menyulitkan siswa berkebutuhan khusus untuk bisa
membayangkan dan meresapinya. Kendala lain adalah bagi wali murid yang tidak akrab
dengan teknologi juga agaknya turut pening dengan pembelajaran daring yang serba
digital.Hal yang menjadi masalah adalah jika orang tua siswa sedang bekerja di waktu
siswa harus melaksanakan pembelajaran daring sehingga siswa tidak memiliki fasilitas
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, masalah lain adalah latar belakang
kondisi perekonomian keluarga siswa yang berbeda. Siswa yang keluarganya berada pada
kondisi ekonomi menengah ke bawah sebagian besar tidak memiliki fasilitas penunjang
belajar. Siswa yang tidak memiliki perangkat android terpaksa harus mengerjakan tugas
secara manual dan terkadang terlambat dalam mengumpulkan tugas tersebut.
Kedua, kesulitan dalam mengakses jaringan internet. Akses internet akan lebih
mudah dijangkau jika posisi siswa saat belajar berada pada lokasi yang strategis dalam
mengakses jaringan internet. Ketiga, ketiadaan kuota yang dibutuhkan dalam mengakses
jaringan internet. Kuota merupakan hal utama yang harus dimiliki siswa dalam
mengakses internet selama pembelajaran daring. Dalam menggunakan aplikasi penunjang
belajar siswa biasanya menghabiskan kuota lebih banyak dari biasanya.

F. Strategi atau cara khusus yang digunakan dalam mengajar Bahasa Indonesia
selama pembelajaran daring dan pembelajaran luring.
Strategi yang dilaksanakan guru tersebut tidak seluruhnya berjalan lancar. Tentunya
terdapat hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya (1)
menurut siswa berkebutuhan khusus, belajar itu di sekolah bukan di rumah, (2)
berubahnya sikap atau moody, (3) tidak semua orang tua memiliki alat komunikasi, (4)
orang tua sibuk bekerja sehingga kurang waktu untuk memperhatikan dan mendampingi
anaknya belajar, (5) orang tua merasa kesulitan menghadapi sikap anak yang berubah
atau moody, (6) guru tidak bisa memantau secara keseluruhan kegiatan siswa, dan (7)
guru merancang pembelajaran berdasarkan catatan refleksi dari orang tua dan berbeda
waktu setiap harinya.

Pembelajaran daring di SDN 13 Terentang menggunakan berbagai metode pembelajaran,


salah satunya adalah pola bimbingan in-on untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Bimbingan ini di mulai dari tahap guru bertukar pikiran dengan siswa mengenai
perubahan kelas yang selama ini belum pernah dilakukan. Tahap pertama guru
memaparkan kendala yang mengacu pada proses belajar di rumah. Sesuai dengan
kompetensi dasar (KD) dan kompetensi inti (KI) yang sedang berjalan. Siswa dan guru
memberikan solusi masalah yang dihadapi apa saja yang dapat di persiapkan agar
pembelajaran dapat dilaksanakan. Materi apa saja yang perlu dibahas lebih intensif.

Guru dan siswa menyiapkan semua yang diperlukan, proses ini disebut in. Pada
pertemuan berikutnya guru memberikan pembelajaran yang sudah dipersiapkan, proses
ini disebut on. Dari hasil pertemuan tersebut akan di in kembali dan akan diterapkan pada
saat on pada pertemuan selanjutnya. Demikian seterusnya.
Bab III Penutup
Kesimpulan

Pelaksanaan pembelajaran daring di SDN 13 Terentang

terlaksana dengan cukup baik. Dalam pelaksanaan

pembelajaran daring guru dan peserta didik menggunakan metode guru datang ke rumah murid
ataupun murid yang datang ke rumah guru nya.

Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring guru tetap melakukan perencanaan

pembelajaran dengan membuat RPP daring, mempersiapkan bahan ajar berupa

media pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar sebelum proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru lebih sering datang ke rumah
murid untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang

tuanya, selain itu membagikan informasi yang

berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran .


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai