DI SUSUN OLEH:
2021
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset potensial bagi setiap instansi
pemerintah, BUMN, swasta, maupun institusi pendidikan. SDM yang berkualitas akan
memudahkan instansi dalam mengelola aktivitasnya, sehingga tujuan yang ditetapkan
oleh instansi yang bersangkutan dapat tercapai. Pegawai pada level manajerial di suatu
instansi perlu memiliki kualitas yang sesuai dengan kompetensinya sebagai pihak
pengambil keputusan.
Untuk menentukan pegawai yang akan direkrut atau ditempatkan pada posisi
tertentu diperlukan suatu prosedur terstruktur dan sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu melalui seleksi. Seleksi merupakan tahapan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang
diambil ini, diharapkan tidak subyektif agar kualitas SDM yang diperoleh dapat sesuai
dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Tantangan manajemen
dalam hal ini adalah bagaimana mengambil keputusan dari pegawai yang diseleksi
dengan cara yang obyektif, tidak memihak, serta transparan.
II. TEORITIS
B. PROFILE MATCHING
Profile matching adalah salah satu dari metode dalam pengambilan
keputusan yang mekanismenya mengasumsikan bahwa terdapat tingkat
variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai.
Bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam
profile matching pegawai yang bisa dikategorikan sebagai pegawai
terbaik adalah pegawai yang mendekati nilai ideal tersebut.
III. ANALISA
A. Analisa Masalah
Analisa sistem yang berjalan merupakan pengkajian dan penentuan dari sistem
yang sedang berjalan atau sistem yang lama untuk mempermudah dalam
pendefenisian permasalahan atau kendala-kendala yang terjadi pada PT. JNE Brigjen
Katamso No. 523 E Medan dengan tujuan untuk memperoleh desain sistem yang baru.
Data kriteria/aspek perusahaan ini digunakan sebagai acuan dari nilai perhitungan
metode Profile Matching dan AHP tiap pegawai yang akan ditentukan menjadi tenaga
kurir.
Aspek/kriteria pada tabel berikut merupakan hasil yang diperoleh dari perusahaan
untuk menetukan perankingan karyawan/kurir yang akan direkrut.
Pada metode Profile Matching proses pertama yang dilakukan metode ini yaitu
menentukan profile standar yang digunakan perusahaan dan menentukan aspek/kriteria
yang digunakan perusahaan tersebut. Pada kasus ini antar aspek/kriteria sama seperti
yang dilakukan pada metode AHP. Dalam metode ini terdapat 3 hal penting yaitu :
penetuan aspek/kriteria karyawan, penentuan standar profil perusahaan, penetuan bobot
karyawan dan perankingan.
Kemudian data pada tabel diatas dirubah kedalam bentuk range angka agar dapat
dilakukan penentuan nilai GAP dan dapat bobot yang diperlukan. Dimana nilai 1….5
merupakan nilai yang disajikan dalam tabel berikut. Dimana nilai 5 merupakan nilai
terbaik atau maksimal dalam data karyawan tersebut.
Kemudian Setelah Memperoleh nilai GAP maka langkah selanjutnya di peroleh bobot
berdasarkan ketentuan pada tabel bobot berikutini dan hasil pembototan masing masing
aspek karyawan.
Keterangan:
NSRF = Nilai rata-rata secondary factor tiap aspek
NS = Jumlah total nilai secondary factor tiap aspek
IS = Jumlah item tiap aspek
Nilai CF dan SF ditentukan berdasarkan besarnya pengaruh core factor dan secondary
factor terhadap aspek perusahaan . Dalam hal ini persentase core terdiri dari aspek
penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan dan diberi bobot 60%, sedangkan
secondary terdiri dari aspek kepribadian dan pengalaman kerja dan diberi bobot 40%.
Berdasarkan rumus persamaan di atas, maka akan ditampilkan proses perhitungan nilai
core factor dan secondary factor sebagai berikut.
Setelah didapat nilai core factor dan secondary factor, langkah selanjutnya adalah
mencari nilai total yang juga hasil akhir dari perhitungan metode profile matching yang
diperoleh dari rumus di bawah dan juga dapat dilihat perhitungannya pada tabel 4.10
sebagai berikut.
Nilai TOTAL = 60%(CF) + 40%(SF)
IV. IMPLEMENTASI
Untuk mengimplementasikan program aplikasi yang telah dirancang, maka
diperlukan sebuah alat bantu berupa komputer, yang mana untuk mengoperasikan
komputer memerlukan tiga buah komponen pendukung seperti hardware, software
dan brainware.
Adapun fungsi dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hardware Perangkat keras (hardware) sebagai pendukung operasi pengolahan data
seperti CPU, memory, disk, terminal dan sebagainya yang digunakan untuk
merancang atau menjalankan program yang telah dibuat.
2. Software Perangkat lunak (software) adalah perangkat abstrak yang merupakan
bagian utama selain hardware dari sistem komputer. Tanpa suatu software,
komputer adalah sebuah rongsokan elektronik yang tidak berguna sama sekali.
Hardware komputer akan hidup dan memiliki fungsi jika digunakan bersama-sama
dengan software.
3. Brainware Brainware merupakan operator yang berfungsi untuk mengoperasikan
atau menjalankan program.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari implementasi algoritma AHP (Analytical Hierarchy
Process) dan Profile Matching ini pada proses perekrutan tenaga kurir adalah sebagai
berikut:
1. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan Profile Matching menghasilkan total
nilai keseluruhan setiap karyawan yang mana total nilai kedua metode ini yang
dapat menjadi acuan dalam mengambil suatu keputusan perekomendasiaan
karyawan.
2. Dengan mengimplementasikan metode AHP dan metode Profile Matching diperoleh
tenaga kurir yang direkomendasikan oleh perusahaan yaitu dengan nama calon
peserta adalah Andi.
REFERENCES:
[1] Ekasari, Maya, Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Karyawan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantul”, Skripsi, STMIK AMIKOM
Yogyakarta, 2010
[2] Daihani. & Umar, D, “Komputerisasi Pengambilan Keputusan”, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001
[3] Flippo B. Edwin, “The Personnel Management”, Mc Graw Hill Book Company,
1984 [4] Handojo, Andreas, Setiabudi, Djoni.H, Yunita, Rachma, “Pembuatan Aplikasi
Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Proses Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir”,
2003
[5] Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2007