Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IMPLEMENTASI METODE PROFILE MATCHING DAN ANALYTICAL HIERARCHI


PROCESS (AHP) PADA PEREKRUTAN TENAGA KURIR

DI SUSUN OLEH:

Nama : Charos George Selan


Nim : 08164095

STMIK PROFESIONAL MAKASSAR

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

2021
I. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset potensial bagi setiap instansi
pemerintah, BUMN, swasta, maupun institusi pendidikan. SDM yang berkualitas akan
memudahkan instansi dalam mengelola aktivitasnya, sehingga tujuan yang ditetapkan
oleh instansi yang bersangkutan dapat tercapai. Pegawai pada level manajerial di suatu
instansi perlu memiliki kualitas yang sesuai dengan kompetensinya sebagai pihak
pengambil keputusan.

Untuk menentukan pegawai yang akan direkrut atau ditempatkan pada posisi
tertentu diperlukan suatu prosedur terstruktur dan sistematis yang dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu melalui seleksi. Seleksi merupakan tahapan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang
diambil ini, diharapkan tidak subyektif agar kualitas SDM yang diperoleh dapat sesuai
dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Tantangan manajemen
dalam hal ini adalah bagaimana mengambil keputusan dari pegawai yang diseleksi
dengan cara yang obyektif, tidak memihak, serta transparan.

Dan beberapa masalah yang terjadi dalam proses perekrutan karyawan di


antaranya adalah subyektifitas pengambilan keputusan akan terasa, terutama jika
beberapa calon karyawan yang ada memiliki kemampuan dan beberapa pertimbangan
lain yang tidak jauh berbeda. Untuk menghindari subyektifitas keputusan yang
dihasilkan, diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat
membantu pihak manajemen dalam memutuskan pegawai mana yang sesuai
kualifikasi untuk menempati posisi. SPK merupakan suatu model yang dibangun untuk
menyelesaikan masalah yang semi terstruktur. Untuk itulah, diperlukan suatu metode
seleksi yang terstruktur, sistematis, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan,
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung
keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternative alternatif yang
diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan dalam sistem pendukung keputusan, salah satunya
adalah Profile Matching dan Analytic Hierarchy Process (AHP).

Profile Matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam


manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang
diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan tersebut haruslah dapat
dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan. Dalam proses profile matching
secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu
kedalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya
(disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin
besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi
tersebut.Untuk menganalisis karyawan yang sesuai dengan jabatan tertentu dilakukan
dengan metode profile matching, dimana dalam proses ini terlebih dahulu menentukan
kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Dalam proses profile
matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi
individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan
kompetensinya (disebut juga gap). Sedangkan AHP menguraikan masalah multi faktor
atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. AHP memiliki banyak
keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah
dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang
terlibat dalam pengambilan keputusan.

II. TEORITIS

A. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih


lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian
rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya.

Interaktif dengan tujuan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen


dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, analisis,
pengalaman dan wawasan manajer untuk mengambil keputusan yangn lebih baik.
Untuk mengambil suatu keputusan banyak faktor yang mempengaruhi seorang
pengambil keputusan, sehingga perlu untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang
penting dan mempertimbangkan tingkat pengaruh suatu faktor dengan faktor yang
lainnya sebelum mengambil keputusan akhir, oleh karena itu secara spesifik penulis
akan membahas permasalahan pemilihan guru terbaik dengan langkah demi langkah
dengan menggunakan metode SPK untuk menghasilkan keputusan akhir yang disebut
solusi dari suatu masalah.

B. PROFILE MATCHING
Profile matching adalah salah satu dari metode dalam pengambilan
keputusan yang mekanismenya mengasumsikan bahwa terdapat tingkat
variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai.
Bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam
profile matching pegawai yang bisa dikategorikan sebagai pegawai
terbaik adalah pegawai yang mendekati nilai ideal tersebut.

Secara umum proses pengambilan keputusan dalam Profile Matching didasarkan


pada langkah-langkah berikut ini yaitu :
1. Menentukan Variabel merupakan langkah pertama dalam metode profile matching
adalah menentukan variabel-variabel yang nantinya digunakan sebagai point
penilaian karyawan terhadap jabatan.
2. Menghitung Hasil Pemetaan Gap Kompetensi, Gap adalah beda antara profil jabatan
maupun standar untuk perencanaan karir dengan profil karyawan yang
ditunjukkan pada rumus : Gap = Profil Karyawan - Profil Jabatan Setelah
didapatkan tiap gap masing-masing karyawan, maka tiap profil karyawan diberi
bobot nilai sesuai dengan patokan nilai pada tabel bobot nilai gap.
3. Setelah menentukan bobot nilai gap untuk setiap aspek penilaian, tiap aspek
tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok core factor dan
secondary factor.

C. METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)


AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty merupakan model hirarki fungsional
dengan Input utamanya persepsi manusia. Dengan adanya hierarki masalah yang
kompleks atau tidak terstruktur dipecah dalam sus-sub masalah kemudian disusun
menjadi suatu bentuk hierearki.Permasalahan multikriteria dalam AHP
disederhanakan dalam bentuk hierarki yang terdiri dari 3 komponen utama. Yaitu
tujuan atau goal dari pengambilan keputusan, kriteria penilaian dan alternatif pilihan.

III. ANALISA
A. Analisa Masalah

Pemilihan kurir/karyawan yang tepat untuk melayani masalah konsumen


mengenai pelayanan yang tersedia di PT. JNE Brigjen Katamso No. 523 E Medan sangat
menentukan kepuasan pelayanan dan akan meningkatkan omset Perusahaan tersebut.
Untuk mendapatkan kurir/karyawan yang tepat, maka sebelum diterima sebagai kurir
akan diseleksi oleh bagian HRD. Adapun kriteria untuk pemilihan kurir sudah
ditentukan oleh pihak perusahaan, sebagai berikut: penguasaan wilayah, kepemilikan
dan izin kendaraan, pendidikan, kepribadian, dan pengalaman kerja.

Analisa sistem yang berjalan merupakan pengkajian dan penentuan dari sistem
yang sedang berjalan atau sistem yang lama untuk mempermudah dalam
pendefenisian permasalahan atau kendala-kendala yang terjadi pada PT. JNE Brigjen
Katamso No. 523 E Medan dengan tujuan untuk memperoleh desain sistem yang baru.

Sebelum melakukan perancangan sistem baru, maka akan dilakukan peninjauan


terlebih dahulu terhadap sistem yang akan berjalan pada saat ini. Sistem yang sedang
berjalan penting untuk dianalisa karena merupakan dasar untuk merencanakan sistem
yang baru dimana sistem yang lama akan dijadikan sebagai perbandingan untuk
merancang sistem yang baru.

B. Penerapan Profile Matching

Data kriteria/aspek perusahaan ini digunakan sebagai acuan dari nilai perhitungan
metode Profile Matching dan AHP tiap pegawai yang akan ditentukan menjadi tenaga
kurir.
Aspek/kriteria pada tabel berikut merupakan hasil yang diperoleh dari perusahaan
untuk menetukan perankingan karyawan/kurir yang akan direkrut.

Pada metode Profile Matching proses pertama yang dilakukan metode ini yaitu
menentukan profile standar yang digunakan perusahaan dan menentukan aspek/kriteria
yang digunakan perusahaan tersebut. Pada kasus ini antar aspek/kriteria sama seperti
yang dilakukan pada metode AHP. Dalam metode ini terdapat 3 hal penting yaitu :
penetuan aspek/kriteria karyawan, penentuan standar profil perusahaan, penetuan bobot
karyawan dan perankingan.

Kemudian data pada tabel diatas dirubah kedalam bentuk range angka agar dapat
dilakukan penentuan nilai GAP dan dapat bobot yang diperlukan. Dimana nilai 1….5
merupakan nilai yang disajikan dalam tabel berikut. Dimana nilai 5 merupakan nilai
terbaik atau maksimal dalam data karyawan tersebut.
Kemudian Setelah Memperoleh nilai GAP maka langkah selanjutnya di peroleh bobot
berdasarkan ketentuan pada tabel bobot berikutini dan hasil pembototan masing masing
aspek karyawan.

Keterangan:
NSRF = Nilai rata-rata secondary factor tiap aspek
NS = Jumlah total nilai secondary factor tiap aspek
IS = Jumlah item tiap aspek

Nilai CF dan SF ditentukan berdasarkan besarnya pengaruh core factor dan secondary
factor terhadap aspek perusahaan . Dalam hal ini persentase core terdiri dari aspek
penguasaan wilayah, kepemilikan kendaraan, pendidikan dan diberi bobot 60%, sedangkan
secondary terdiri dari aspek kepribadian dan pengalaman kerja dan diberi bobot 40%.

Berdasarkan rumus persamaan di atas, maka akan ditampilkan proses perhitungan nilai
core factor dan secondary factor sebagai berikut.
Setelah didapat nilai core factor dan secondary factor, langkah selanjutnya adalah
mencari nilai total yang juga hasil akhir dari perhitungan metode profile matching yang
diperoleh dari rumus di bawah dan juga dapat dilihat perhitungannya pada tabel 4.10
sebagai berikut.
Nilai TOTAL = 60%(CF) + 40%(SF)

C. Penerpaan Metode AHP


Langkah-langkah penyelesaian masalah untuk merekrut tenaga kurir dengan
menggunakan metode AHP adalah sebagai berikut :

1. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah Penguasaan


Wilayah (PW), Kepemilikan Kendaraan (KK), Pendidikan (Pend), Kepribadian (Kep),
dan Pengalaman Kerja (PK).
2. Menentukan alternatif dalam perekrutan tenaga kurir. Matriks berpasangan
alternatif dalam perekrutan tenaga kurir.
3. Menguji konsistensi matriks berpasangan kriteria dan alternative.
4. Menghitung Matriks Global untuk perankingan akhir.
5. Menghitung total rangking dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai eigen
vector tiap kriteria dengan nilai eigen vector alternatif pada kriteria yang sama,
sehingga diperoleh alternatif terbaik.

IV. IMPLEMENTASI
Untuk mengimplementasikan program aplikasi yang telah dirancang, maka
diperlukan sebuah alat bantu berupa komputer, yang mana untuk mengoperasikan
komputer memerlukan tiga buah komponen pendukung seperti hardware, software
dan brainware.
Adapun fungsi dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hardware Perangkat keras (hardware) sebagai pendukung operasi pengolahan data
seperti CPU, memory, disk, terminal dan sebagainya yang digunakan untuk
merancang atau menjalankan program yang telah dibuat.
2. Software Perangkat lunak (software) adalah perangkat abstrak yang merupakan
bagian utama selain hardware dari sistem komputer. Tanpa suatu software,
komputer adalah sebuah rongsokan elektronik yang tidak berguna sama sekali.
Hardware komputer akan hidup dan memiliki fungsi jika digunakan bersama-sama
dengan software.
3. Brainware Brainware merupakan operator yang berfungsi untuk mengoperasikan
atau menjalankan program.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari implementasi algoritma AHP (Analytical Hierarchy
Process) dan Profile Matching ini pada proses perekrutan tenaga kurir adalah sebagai
berikut:
1. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan Profile Matching menghasilkan total
nilai keseluruhan setiap karyawan yang mana total nilai kedua metode ini yang
dapat menjadi acuan dalam mengambil suatu keputusan perekomendasiaan
karyawan.
2. Dengan mengimplementasikan metode AHP dan metode Profile Matching diperoleh
tenaga kurir yang direkomendasikan oleh perusahaan yaitu dengan nama calon
peserta adalah Andi.

3. Perbedaan hasil perankingan yang dihasilkan kedua metode tersebut bergantung


pada nilai kriteria masing-masing karyawan.

REFERENCES:
[1] Ekasari, Maya, Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Karyawan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantul”, Skripsi, STMIK AMIKOM
Yogyakarta, 2010
[2] Daihani. & Umar, D, “Komputerisasi Pengambilan Keputusan”, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001
[3] Flippo B. Edwin, “The Personnel Management”, Mc Graw Hill Book Company,
1984 [4] Handojo, Andreas, Setiabudi, Djoni.H, Yunita, Rachma, “Pembuatan Aplikasi
Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Proses Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir”,
2003
[5] Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2007

[6] F. Pratiwi, F. T. Waruwu, D. P. Utomo and R. Syahputra, "Penerapan Metode Aras


Dalam Pemilihan Asisten Perkebunan Terbaik Pada PTPN V," Seminar Nasional
Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), vol. 1, no. 1, pp. 651-662, 2019.

Anda mungkin juga menyukai