Mardiana (209190042)
TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis
degan segala kelebihan dan kekuragannya dapat meyelesaikan tugas makalah ini, yang ber
judul .
Penulis sangat meyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
walaupun sesungguhnya penulisan sudah berupaya dengan kemampuan sesuai disiplin ilmu
yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis meminta para pembaca
agar senantiasa dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makala ini pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan rasa terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada dosen yang bersangkutan.
Semoga segala bantuan, dorogan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari Allah SWT .ahir kata, penulis harapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak . Aamiin .
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masala
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepadaorang lain
dengan alat atau tanpa alat, umumnya yang disampaikan penutur dalam bentuk pesan, informasi
begitu juga cerita anak- anak disampaikan pada sebuah dongeng untuk didengarkan dengan rasa
menyenangkan, oleh karena itu orang menyampaikan ceritadongeng secara menarik dan ekspresi
yang meyakinkan. Anak-anak usia empat tahunsampai enam tahun umumnya senang
mendengarkan cerita sederhana sesuai dengan perkembangan usianya. Juga anak seusia itu
mempunyai potensi untuk menyerap segalahal lebih cepat, sehingga lebih mudah membentuk
dan mengarahkan dirinya.
B.Rumusan masalah
C.Tujuan pembahasan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepadaorang lain
dengan alat atau tanpa alat, umumnya yang disampaikan penutur dalam bentuk pesan, informasi
begitu juga cerita anak- anak disampaikan pada sebuah dongeng untuk didengarkan dengan rasa
menyenangkan, oleh karena itu orang menyampaikan ceritadongeng secara menarik dan ekspresi
yang meyakinkan. Anak-anak usia empat tahunsampai enam tahun umumnya senang
mendengarkan cerita sederhana sesuai dengan perkembangan usianya. Juga anak seusia itu
mempunyai potensi untuk menyerap segalahal lebih cepat, sehingga lebih mudah membentuk
dan mengarahkan dirinya.Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi
pembelajaransecara lisan dalam bentuk cerita. Metode bercerita dilaksanakan dalam
upayamemperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal baru dalam
rangkamenyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar
anak usia dini.
Bercerita tanpa alat peraga adalah kegiatan bercerita yang dilakukan guru,yangmana saat
bercerita tidak menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan kepadaanak didik.
Artinya kegiatan bercerita yang dilakukan guru hanya mengandalkan suara,mimik, dan panto
mimik atau gerak anggota tubuh guru.Ketentuan kegiatan bercerita tanpa alat ini adalah
kemampuan guru secara penuhdalam hal, hafal isi cerita, vocal suara yang jelas, tenang dan
tempo yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau ekspresi muka dan panto mimik atau
keterampilan gerak tubuh yang menyenangkan bagi aud untuk mendengarkan dan
memperhatikan guru bercerita. Namun demikian, diharapkan penampilan guru tidak di buat-buat
secara berlebihan sehingga membuat anak tidak nyaman mendengarkannya dan tidak tertarik
untuk memperhatikannya. Misalnya, saat guru bercerita dengan maksud agar anak ikutmerasa
terharu ketika isi ceritanya demikian, namun ternyata anak tertawa karena dianggap lucu atau
merasa takut karena di anggap menyeramkan ketika melihat ekspresidan gaya guru yang sedang
sedih.
a.Kelebihan
4.Anak belajar menyimak dan membaca apa yang diperagakan oleh guru
5
5.Anak belajar mengingat apa yang di ceritakan oleh guru
b.Kekurangan
1.Guru terkadang malas untuk berekspresi sebaik-baiknya sehingga mempengaruhidaya pikir dan
fantasi anak
3.Karena latar belakang yang berbeda, adakalanya anak merasa jenuh duduk berlama-lama
dengan memperhatikan satu objek
4.Anak pasif menahan banyak hal yang ingin ia ketahui untuk ditanyakan ketikaguru bercerita
5.Anak tidak mampu menyerap fantasi ekspresi dan gerakan guru ketika bercerita,misalnya
ketika guru memperagakan kucing berjalan, tanpa membungkukkan badan hanya dengan berdiri
saja, maka fantasi anak tentang kucing berjalan punhanya sampai disitu, ketika diminta
meragakannya maka ia pun akanmemperagakan seperti gurunya bercerita, padahal ia tahu
bagaimana kucing berjalan. Bagi anak yang tidak tahu bagaimana kung berjalan akan
menganggap begitulah cara kucing berjalan seperti yang diperagakan gurunya.
6.Menjadi terlalu verbal, sehingga tatkala guru berbicara ada kata-kata yang tidak dimengerti
anak sehingga anak kurang paham alur ceritanya, bahkan dapat terjadianak dapat mengerti kata-
kata, tetapi tidak tahu untuk bendanya
Kegiatan bercerita ini dapat dilaksanakan didalam maupun diluar kelas dengan jumlah anak didik
yang tidak terbatas, namun sebaiknya 25 anak. Waktu bercerita kuranglebih 10 sampai 15
menit.Langkah-langkah kegiatan
1.Dengan bernyanyi, diiringi musik atau melalui permianan anak dikondisikanoleh guru agar
dapat mengatur posisi tempat duduknya, dalam kegiatan inikembangkan sikap toleransi dengan
teman agar anak dapat duduk dengannyaman dan melihat guru yang sedang bercerita.
3.Selesai memberikan apersepsi , guru memberi anak kesempatan untuk menyebutkan kembali
judul cerita tersebut, ketika anak salah menyebutkan judul cerita atau kurang lengkap
6
menyebutkannya, guru tidak menyalahkan. Namun mencoba memperbaiki ucapannya dengan
bersama-sama anak-anak seluruhnya.
4.Ketika situasi anak sudah tenang dan nyaman siap mendengarkan cerita makaguru mulai
bercerita dengan mimik dan pantomime. Apabila ketika gurusedang bercerita tiba-tiba ada anak
bertanya, maka guru menjawab singkat lalumengajak anak mendengarkan kembali cerita tersebut
sampai selesai.
5.Selesai bercerita, guru mengevaluasi isi cerita dalam bentuk pertanyaan atau peragaan, yang
dapat anak jawab atau ragakan.Misalnya :
6.Selanjutnya guru menyimpulkan isi cerita. Agar isi cerita dapat di pahami dandimengerti anak,
selanjutnya dapat diambil hikmahnya, oleh anak didik pesandari cerita tersebut.
7.Dengan kemampuan yang anak miliki, guru memberikan kesempatan padaanak untuk
menceritakan kembali dan menyimpulkan cerita yang baru saja iadengarkan atau perhatikan.
Menurut Musfiroh bercerita secara langsung tanpa alat peraga memerlukansrtategi dan langkah-
langkah tertentu diantaranya sebagai berikut:
a)Duduk tidak membungkuk. Jika mengambil posisi duduk, lakukan dengan tegapdengan tetapi
santai;
b)Memahami dengan baik cerita yang akan diceritakan; alur, tokoh, karakter tokoh,dialog-dialog,
dan peran yang terselip di dalamnya;
c)Membuka cerita dengan lagu yang berkaitan dengan tema cerita. Hal ini perluuntuk
membangkitkan suasana gembira pada anak-anak;
d)Memaksimalkan ekspresi wajah dan gerakan tangan untuk memerankan apa yangdialami
tokoh, seperti sedih, panik, gembira atau malu.
e)Memperhatikan reaksi anak pada saat guru mengekpresikan pengalaman dansuasana hati para
tokoh;
g)Menfaatkan papan tulis untuk menuliskan nama tokoh, judul, atau kata kunci;
7
h)Mengulas cerita dan lakukan dialog dengan anak;
1.Bermain
Bermain merupakan awal dari perkembangan kreativitas, karena dalam kegiatan yang
menyenangkan, anak dapat mengungkapkan imajinasinya dengan bebas, oleh karena itu kegiatan
bermain dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan kreativitas anak.
Untuk melatih kemampuan otak kanan, caranya adalah dengan mengajak anak-anak bernyanyi,
berpuisi, menggambar, dan berbagai macam kegiatan kreatif lainnya, agar kemampuan otak
kanan dapat bekerja lebih optimal. Pada umumnya di sekolah anak-anak akan lebih cenderung
menggunakan otak kiri, dan bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan
seimbang, maka anak-anak tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi di bidang
akademis saja, melainkan bisa meraih prestasi-prestasi di bidang yang lain, misalnya kesenian.
8
Agar anak-anak kreatif, kita dapat mengajarkan pada anak-anak dengan kegiatan menggambar,
melipat kertas, bermain game, bermain puzel, bermain permainan-permaian edukatif,
bernyanyi, bercerita, dan masih banyak lagi.
Untuk memberikan pengalaman baru pada anak-anak; berikanl waktu khusus dengan
mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya, seperti museum, kebun
binatang dan taman rekreasi. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi
anak sehingga krrtivitas anak semakin meningkat.
Untuk melatih kemampuan mendengar anak, dapat menggunakan tape recorder dan
laoudspeaker. Alat-alat tersebut bisa digunakan untuk melatih kemampuan mendengar anak-
anak. Agar indera pendengaran anak bisa terlatih dengan baik, lebih baik kita sering-sering
mengajak anak untuk mendengarkan lagu-lagu, cerita, lalu menanyakan hal-hal yang yang
terdapat pada lagu atau cerita tersebut, dapat juga belajar bahasa Inggris, jika usia anak sudah
memadai.
Untuk merangsang kreativitas anak, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang mendukung
kreativitas anak, seperti mainan bongkar pasang, balok susun, puzzle. Ketika bermain permainan
ini, anak akan masuk pada imajinasinya sendiri, maka akan sangat merangsang proses berfikir
dan kreativitas anak.
Dalam bermain anak akan mengeksplorasi diri melalui gerakan, penglihatan, dan pendengaran
terhadap benda-benda yang terdapat disekelilingnya, anak akan bereksperimen terhadap benda-
benda yang dilihatnya, anak akan berekspresi dengan benda-benda yang dilihatnya. Bermain
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasannya. Anak dapat
berekperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat bermain maupun
yang tidak menggunakan alat bermain. Sekali anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang
baru dan unik, maka ia akan melakukan kembali pada situasi yang lain. Kreativitas akan
9
memberikan kesenangan dan kepuasan pribadi serta penghargaan pada anak, juga memiliki
pengaruh pada perkembangan pribadinya
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pemaparan diatasdapat diambil kesimpulan bahwa:Bercerita tanpa alat peraga adalah
kegiatan bercerita yang dilakukan guru,yangmana saat bercerita tidak menggunakan media atau
alat peraga yang diperlihatkan kepadaanak didik. Artinya kegiatan bercerita yang dilakukan guru
hanya mengandalkan suara,mimik, dan panto mimik atau gerak anggota tubuh guru. Ketentuan
kegiatan berceritatanpa alat ini adalah kemampuan guru secara penuh dalam hal, hafal isi cerita,
vocal suarayang jelas, tenang dan tempo yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau
ekspresimuka dan panto mimik atau keterampilan gerak tubuh yang menyenangkan bagi
auduntuk mendengarkan dan memperhatikan guru bercerita.
B.Saran
Dari penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dalam penulisan dan penyampaian
materi kepada para pembaca dan pendengar. Oleh karenaitu, kami sebagai penulis makalah ini
berharap agar kiranya memberikan kritik dansaran.
DAFTAR PUSTAKA
11
Dhieni, N. et.al 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: UniversitasTerbuka.Yulsyofriend.
2010.
. Padang: UNP.2010.
12