Dyah Nugrahaini - C.131.18.0106 - Teknik Sipil Sore - Metodelogi Pelaksanaan - Uas
Dyah Nugrahaini - C.131.18.0106 - Teknik Sipil Sore - Metodelogi Pelaksanaan - Uas
Disusun Oleh :
Dyah Nugrahaini C.131.018.0106
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 3.1 Potongan ..........................................................................................................22
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Untuk pemasangan Girder terdapat dua metode, sebagai berikut :
1. Pemasangan Box Girder memakai metode system Launching Girder
2
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pengunaan Metode ini adalah sebagai berikut :
1. Memastikan konstruksi perancah baja yang menahan PCI-Girder sebelum dan selama
stressing, mampu dan aman terhadap beban yang terjadi
2. Memastikan kondisi tanah memiliki daya dukung minimal diijinkan.
3. Memastikan kekuatan stressing tendon sesuai perhitungan rencana.
4. Memastikan kekuatan bracing pengaku mampu menjaga kestabilan girder.
5. Merencanakan kondisi kerja yang aman bagi pekerja, personil dan warga lingkungan
1.3 Lokasi
PT. Adhi Karya Departemen Infrastruktur I berkontrak dengan Balai Teknik
Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Utara Kementerian Perhubungan, untuk
melaksanakan paket pekerjaan pada pembangunan Jalan KA Layang antara Medan –
Bandar Khalipah lintas Medan – Kualanamu ( MBK-6 ), sebagai lanjutan dari paket
MBK-3 (pengadaan Box Girder dan PCI-Girder).
1. Pekerjaan struktur slab beton diatas PCI Girder.
Nilai Kontrak
Nilai kontrak awal : Rp. 88.696.224.552,- (Diluar PPN)
Nilai kontrak addendum : Rp. 97.560.000.000,- (Diluar PPN)
Waktu Pelaksanaan
P0 : 02 Juli 2018
P1 (PHO) : 31 Desember 2018
P2 (FHO) : 31 Desember 2019
3
1.4 Lingkup Pekerjaan
4
Lingkup Pekerjaan PCI Girder Meliputi :
7. Ashpaltic Joint
3. Pekerjaan Diafragma Tengah sejumlah 420 bh & diafragma tepi sejumlah 280 bh
7. Ashpaltic Joint
5
BAB II
8
d. Pelaksanaan
9
Gambar 2.3 Setting Perancah
Segmental Precast Concrete "I" Girder yang telah tiba di lokasi proyek
langsung diarahkan ke area stockyard yang telah disiapkan. Precast Concrete
"I" Girder ditata sedemikian rupa sehingga nantinya akan memudahkan pada
saat handling untuk erection. Proses penurunan Precast Concrete "I" Girder dari
truk trailer dilakukan dengan menggunakan 1 unit Crawler Crane 50 T. Pada
saat stressing, girder harus dapat bergerak bebas, sehingga pada titik pertemuan
segmental diberi tumpuan yang dapat bergerak bebas berupa multiplek yg
terlebih dahul diberi grease. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan
selama pekerjaan stressing PCI girder adalah sebagai berikut :
10
Gambar 2.4 Setting Beam Launcher
11
2. Rear & front support (tumpuan untuk main truss)
Rear &front support diletakkan pada LCB sebagai dudukan main
truss.
Main truss
Truss girder yang berfungsi sebagai main beam yang akan
menahan beban PCI girder saat erection.
Winch
Winch berfungsi sebagai lifter PCI girder, 1 buah
winch berkapasitas angkat 62,5ton. 2 buah winch yang
bekerja bersamaan berkapasitas 125 ton, kapasitas
tersebut mampu mengangkat PCI girder yang mempunyai
berat 90 ton. 1 buah winch dilengkapi dengan spreader
beam & wire sling untuk mengangkat PCI girder.
12
Gambar 2.6 Lifting Segmen PCI-Girder
13
Gambar 2.7 Lifting Segmen PCI-Girder
14
Gambar 2.8 PC I Girder Tahap 1
15
Gambar 2.9 Moving PCI Girder
16
Gambar 2.10 Moving PCI Girder
17
Gambar 2.11 Moving PCI Girder
18
Gamabar 2.13 Pemasangan Bracing Pengaku Girder
19
2.2 Tinjauan Teknis
1. Tes daya dukung tanah permukaan.
Melukan pengertesan tanah dengan tes Dynamic Cone Penetration (DCP) suatu
pengujian yang cepat untuk mendapatkan nilai kekuatan tanah dasar dan lapis
Pondasi jalan. DCP terdiri dari konus didasar dari batang vertikal. Sebuah palu
diangkat dan dijatuhkan secara berulang–ulang kedalam perangkai pada
setengah tinggi batang untuk menghasilkan pukulan yang standar, “blow”
kepada konus yang menekan perkerasan. Skala vertical sepanjang batang
digunakan untuk mengukur kedalaman penetrasi dari konus. Penetrasi dan
jumlah pukulan dicatat pada lembar data uji. Nilai daya dukung tanah yang
didapatkan dari pengujian ini dikonversikan ke dalam nilai CBR. Penentuan
nilai CBR yang biasa digunakan untuk menghitung kekuatan pondasi jalan
adalah penetrasi 0,1” dan penetrsai 0,2”. Nilai CBR daya dukung tanah dasar
sebagai lapisan subgrade yang dianggap masih baik digunakan sebagai material
fondasi jalan adalah sebesar 6%.
21
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
23
3.2 Data Alat
a. Perancah Laucher
Terdapat 6 tipe perancah launcher, sebagai berikut :
24
b. Crane
25
3.3 Waktu
a. Resources yang Dibutuhkan
1. B.1 Alat ( 1 Group ) Terdiri dari :
Perancah : 1 Unit
Crane 45 Ton : 1 Unit
Truck Trailer : 1 Unit
2. B.2 Material
PCI-Girder
3. B.3 Tenaga Kerja : 25 Orang
b. Waktu
1. C.1 Kapasitas Produksi : 1 unit/Hari/Group
2. C.2 Volume : 208 unit.
3. C.3 Jumlah Alat (3 Group )
Perancah : 3 Unit
Crane Lifting : 2 Unit
Truck Trailer : 1 Unit
4. C.4 Waktu Penyelesaian : 104 Hari
Start : 2 juli 2018
Finish : 10 Oktober 2018
26
BAB IV
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG
4.1 Tinjauan K3
Agar pekerjaan dapat berlangsung aman, perlu dimatangkan rencana
K3LMP yang nantinya harus diimplementasikan dan dipatuhi oleh semua pihak
yang akan terlibat dalam suatu pekerjaan.
1. Area Wajib APD
Setiap orang yang akanmemasuki area proyek wajib dibekali
dengan safety inductionter lebih dahulu. Di samping itu yang
terpenting adalah harus mengenakan APD dan mematuhi rambu-
rambu yang menyatakan area wajib APD. Alat Pelindung Diri (APD)
meliputi helm, safety shoes, rompi, fullbody harness, pelindung mata
dan wajah, pelindung teliga dan pelindung tangan.
a. Helm, helm digunakan untuk melindungi kepala dari benturan
dan kejatuhan material dari atas ketinggian.
b. Safety shoes Sepatu Safety / Safety Shoes. Penggunaan
Sepatu Safety / Safety Shoes wajib digunakan pada area kerja
dimana terdapat risiko sebagai berikut:
Tertimpa atau berbenturan dengan benda benda berat
Tertusuk benda tajam
Terkena cairan panas atau dingin
Uap panas
Terpajang suhu ekstrim
Terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik
27
Tergelincir
c. Rompi yang wajib digunakan adalah rompi reflector, yang
berfungsi sebagai penanda adanya pekerjaan di suatu lokasi
kerja, sehingga pekerja dapat terhindar dari kecelakaan yang
berhubungan dengan alat berat, atau saat bekerja di area-area
yang sempit.
d. Fullbody Harness, digunakan untuk pekerjaan di ketinggian
lebih dari atau sama dengan 2 meter. Berfungsi untuk
menahan dan membatasi pekerja yang jatuh sehingga tidak
terbentur lantai dasar. Fullbody harness harus dikaitkan pada
tempat yang cukup kuat untuk menahan beban pekerja atau
dengan memasang lifeline.
e. Pelindung mata dan wajah, wajib digunakan pada saat
melakukan pekerjaan dimana terdapat risiko sebagai berikut :
Terpercik bahan kimia berbahaya
Paparan partikel – partikel yang melayang di udara
Percikan benda – benda kecil, panas da uap panas
Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak
Pancaran cahaya
Benturan atau pukulan keras atau benda tajam
f. Pelindung telinga, digunakan pada area kerja atau pada
pekerjaan yang berisiko terpapar kebisingan atau tekanan.
Alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (earplug)
dan penutup telinga (ear muff)
28
g. Pelindung tangan, dipakai pada pekerjaan dimana jari atau
tangan berisiko terhadap pajanan api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,
bahan kimia, benturan, pukulan, tergores, terinfeksi zat
pathogen dan jasad renik.
2. Safety Talk
Melaksanakan program kerja SHE yang telah disusun, salah
satunya yaitu safety morning talk. Sebelum pekerjaan dimulai wajib
dilaksanakan tool box meeting. Hal tersebut dimaksudkan agar semua
pihak yang akan terlibat dalam pekerjaan dapat menyatukan visi dan
misi sehingga target pekerjaan dapat tercapai, mutu terjaga, dan zero
accident. Mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian
resiko (hirarc) pada pekerjaan erection girder, antara lain sebagai
berikut:
Crane tergelincir/terguling saat melakukan
pengangkatan/erection.
Crane swing sendiri tanpa operator.
Girder yang sudah diletakkan di abutmen/pier terguling ke
bawah.
Girder jatuh dari atas pierhead karena tersangkut sling
crane ketika swing.
Terhirup fumes pengelasan (keracunan logam)
Cahaya pijar pengelasan (iritasi mata)
Sparks (luka bakar)
29
3. Pemasangan Safety Line
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, harus dipasang safety line pada
area pekerjaan tersebut. Pihak-pihak yang tidak terlibat dan tidak
berkepentingan dalam pekerjaan harus berada diluar safety line.
Pemasangan safety line tersebut juga bertujuan untuk
menginformasikan area aman dari suatu pekerjaan yang sedang
berlangsung.
30
5. Pemasangan Rambu-rambu
Rambu-rambu wajib dipasang di setiap area yang ada di proyek.
Pemasangan rambu-rambu berfungsi sebagai informasi bagi setiap
orang yang akan memasuki dan berada di dalam area proyek.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Pekerjaan utama pelaksanaan erection girder dengan metode sistem
perancah adalah pelangsiran girder dari stockyard ke titik lifting point
disamping pier/kolom dibantu menggunakan 2 unit crawler crane, stressing
girder, grouting girder dan erection girder.
2. Pengendalian resiko pekerjaan erection girder di lokasi proyek dilakukan
terhadap 2 aspek, yaitu aspek lahan, dan cuaca. Pengendalian resiko
mencakup kegiatan penerapan metode gantry launcher, pemasangan papan
informasi proyek terkait pelaksanaan pekerjaan serta pelaksanaan erection
girder dilakukan pada waktu musim kemarau.
5.2 Saran
1. Pemilihan dan penggunaan alat berat sebaiknya dilakukan sesuai dengan
prosedur untuk hasil yang maksimal.
2. Mempertimbangkan kondisi lahan proyek pada saat akan menggunakan
metode pelaksanaan pekerjaan girder erection, sehingga biaya sewa atau
penyediaan lahan dapat ditekan.
3. Mempertimbangkan kondisi medan proyek (aliran sungai yang tidak dapat
diganggu oleh proses pelaksanaan) dan kepemilikan peralatan, sehingga
mendapatkan metode pelaksanaan yang sesuai.
4. Diperlukan analisis perhitungan terhadap struktur girder sebelum
dilakukannya erection sebagai kontrol tegangan yang terjadi pada
penampang girder baik saat transfer maupun saat layan. Dalam hal
penentuan sistem pelaksanaan pemasangan girder yang efektif sebaiknya
tidak hanya dilihat dari segi analisis struktur, tetapi juga dapat dianalisis dari
segi pelaksanaan, pemakaian alat, biaya, waktu, dan sebagainya.
32