Anda di halaman 1dari 3

C.

Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Dalam setiap penetapan aturan atau tata tertib, maka tidak lepas dengan yang namanya
sanksi bagi para pelanggar peraturan atau tata tertib tersebut. Begitu juga dalam penetapan kode
etik sebuah profesi, maka juga ada sanksi-sanksi yang bagi anggota yang melanggar kode etik
tersebut. Menurut Mulyana (2007:46) menjelaskan bahwa sanksi pelanggaran kode etik tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Sanksi moral, berupa celaan dari rekan-rekannya dan Teguran, karena pada umumnya
kode etik merupakan landasan moral, pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan.
Ex : Guru tidak menunjukkan kejujuran sehingga tidak pantas untuk ditiru,
misalnya: suka ingkar janji, pilih kasih, memanipulasi nilai, mencuri waktu
mengajar, dan lain sebagainya.
2. Sanksi yang dikeluarkan dari organisasi, merupakan sanksi yang dianggap terberat.
Negara sering kali mencampuri urusan profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya
merupakan kode etik suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum
atau undang-undang. Dengan demikian, maka yang mulanya sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi yang
sifatnya memaksa, baik berupa aksi perdata maupun pidana. Berupa Pemberhentian
dengan hormat dan Pemberhentian tidak dengan hormat Sebagai contoh dalam hal ini
Hubungan antar guru yang tidak harmonis.
Ex : saling menjatuhkan. Jika seseorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur atau
curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu serius, maka
dituntut di muka pengadilan.

E. Kode Etik Guru Indonesia


Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia
sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. 

Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk
seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk
menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat.

Adapun isinya adalah sebagai berikut.

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi guru
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.

Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang
mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya dengan peserta
didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah
berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.

Dalam proses perumusan kode etik harus bersumber dari hal-hal berikut:

1. Nilai agama dan Pancasila.


2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan kesehatan
jasmani, emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.

F. Etika Guru Terhadap Diri Sendiri

Etika profesi guru adalah kunci sukses pendidikan para siswa yang mana para guru
mampu memberikan contoh yang baik dan positif sehingga mempengaruhi proses belajar
mengajar yang pada akhirnya memberikan hasil yang memuaskan dan membawa kesuksesan
pada para peserta didik mereka

Guru harus bisa dipegang ucapannya dan ditiru sikap dan perilakunya, maka guru harus
berakhlak tinggi dalam segala situasi dan kondisi senantiasa menerapkan etika yang baik. Etika
tersebut meliputi: etika pada diri sendiri, etika guru terhadap siswa, dan etika guru dalam proses
pembelajaran.

Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri yaitu:

1. Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam segala sikap dan tindakan, kapan dan
dimana saja berada.
2. Selalu merasa takut kepada Allah SWT dalam setiap gerak-geriknya, perkataan dan
perbuatannya, karena seorang guru mempunyai tanggung jawab atas apa yang ada pada
dirinya dalam bentuk ilmu, hikmah, dan rasa takut kepada Allah SWT.
3. Selalu mempunyai rasa ketenangan jiwa
4. Selalu bersikap waro’ (berhati-hari terhadap hal-hal yang tidak layak apalagi haram)
5. Selalu bersikap tawaddlu’ (rendah hati)
6. Selalu khusu’ kepada Allah SWT Setiap urusannya hanya bergantung kepada Allah SWT
7. Ilmunya tidak dijadikan sarana untuk memperoleh dunia seperti jabatan, harta,
popularitas, dan ilmunya tidak dijadikan untuk menyaingi ilmu orang lain
8. Tidak boleh mengagung-agungkan orang yang sibuk dengan urusan dunia
9. Hatinya tidak menggantung pada duniawi
10. Menghindari dari perbuatan yang tidak layak menurut pandangan orang banyak
11. Menjauhkan diri dari tempat yang dianggap buruk (tempat maksiat), jika memang ada
kepentingan lain hendaknya memberitahukan tujuannya kepada orang lain
12. Menjaga tegaknya syiar Islam seperti shalat berjamaah, menebarkan salam kepada orang
lain, menegakkan amar makruf nahi munkar, serta sabar terhadap yang menyakiti hati
13. Menghidupkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW
14. Menjaga amalan-amalan sunah baik ucapan atau perbuatan
15. Beradaptasi kepada masyarakat dengan akhlak yang mulia serta suci lahir batin dari
akhlak yang buruk
16. Haus ilmu dan amal
17. Tidak sungkan meminta pendapat prang lain meskipun kepada yang lebih rendah

Anda mungkin juga menyukai