Anda di halaman 1dari 11

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ISTRI DENGAN HIV/AIDS, STUDI FENOMENOLOGI DI KOTA SURABAYA

Aisyah Jatu Kusumawati


Program Sarjana Sosiologi FISIP Universitas Airlangga

ABSTRAK

Studi ini mengkaji fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat mengenai
stigma/ label yang kerap diberikan masyarakat terhadap istri dengan HIV/AIDS (ODHA)
sebagai golongan yang dianggap memiliki perilaku seksual menyimpang. Penyakit yang
mengancam nyawa umat manusia di dunia ini, sangat minim sosialisasi maupun edukasi
yang diberikan dari lembaga masyarakat maupun tenaga kesehatan terhadap masyarakat,
sehingga seringkali masyarakat mengalami kekeliruan informasi seputar penyakit
HIV/AIDS. Sehingga berakibat pada masih banyaknya pengucilan yang dilakukan
masyarakat terhadap ODHA, hal ini tentu saja seperti mimpi buruk bagi istri yang
berstatuskan ODHA yang mendapatkan penularannya dari suami, karena ia harus menjadi
korban dua kali. Kajian ini ditujukan untuk dapat membongkar berbagai realitas
tersembunyi dibalik fenomena kehidupan ODHA yang berada ditengah masyarakat, tetapi
keberadaannya kerap tidak diketahui atau bahkan mengalami diskriminasi. Teori yang
digunakan dalam kajian ini adalah teori kumpulan pengetahuan, Alfred Schutz digunakan
sebagai pisau analisis dalam mengupas pemaknaan diri ODHA, dan teori relasi kuasa,
Michel Foucalt sebagai pisau analisis fenomena relasi gender antara suami dan istri yang
ditemukan dalam penelian ini.
Kata Kunci : Fenomenologi, HIV/AIDS, ODHA, Stigma

Pendahuluan Direktorat Jenderal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit, sejak Januari
Penyakit HIV/AIDS dapat
hingga Maret 2017 tercatat sebanyak
digolongkan sebagai salah satu
10.376 pasien HIV AIDS di Indonesia
penyakit yang mengancam nyawa
(www.kemkes.go.id) diakses pada 18
umat manusia di dunia,
september 2018) Dari angka tersebut
(www.kemkes.go.id). Dalam
Indonesia masuk dalam daftar Negara
penularannya, penyakit ini menyerang
yang sangat cepat dalam penularan
system kekebalan tubuh seseorang.
penyakit HIV AIDS serta merupakan
Sehingga mengakibatkan mudah
negara ketiga pasien ODHA terbesar di
terserangnya penyakit lain seperti
dunia.
TBC, kanker, radang pada otak dan
lain sebagainya. Data pada Kementrian Sedangkan untuk Kota
Kesehatan Republik Indonesia Surabaya sendiri, data dari Dinas

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kesehatan Kota Surabaya pada tahun seksual. Sedangkan data dari klinik
2012 mencatat bahwa kasus Kelompok Studi Khusus (Pokdisus)
HIV/AIDS setiap tahunnya semakin AIDS Fakultas Kedokteran UI tahun
meningkat, hingga pada tahun 2012 2004 mencatat dari 635 kasus yang
jumlah kumulatif kasus dan pasien ditangani, sebanyak 82 orang adalah
AIDS sebanyak 5.863 pasien. Dari data perempuan, yaitu sebesar (12,9%)
ini akhirnya membuat Surabaya dengan rentang usia 15-53 tahun (usia
menempati peringkat pertama kasus rata-rata 26 tahun). Dan sekitar 76,8%
pengidap HIV/AIDS terbanyak se- telah menikah, sementara 35,4%
Provinsi Jawa Timur (Imroatul, 2012). berstatus sebagai perempuan rumah
tangga yang tidak bekerja di luar
Penularan HIV dapat melalui
rumah (Dalimoenthe, 2011).
berbagai macam cara, dalam data
Berdasarkan data dari Komisi
Kementrian Kesehatan Republic
Penanggulangan AIDS salah satu
Indonesia Direktorat Jenderal
pekerjaan yang beresiko menularkan
Pencegahan dan Pengendalian
penyakit HIV kepada pasangannya,
Penyakit, penularan melalui hubungan
adalah sopir. Karena pekerjaan sopir
lelaki sesama lelaki atau LSL sebesar
merupakan termasuk dalam pekerjaan
(28%), hubungan seksual sebesar
mobile men with money and migrant
(24%), penggunaan jarum suntik (2%)
(laki-laki yang memilki waktu diluar
dan lain-lain sebesar (9%). Dan
rumah jauh lebih banyak, jauh dari
presentasi angka tertinggi dilaporkan
keluarga, serta uang yang cukup). Pada
pada kelompok umur 25-49 tahun
tahun 2008, sopir yang mengidap
sebesar (), sedangkan presentasi usia
HIV/AIDS berjumlah 14 orang
20-24 tahun sebesar (17,6%) dan
(2,89%), naik menjadi 26 orang
diikuti oleh kelompok umur >50tahun
(6,73%) tahun 2009, tahun 2010
sebesar (6,7%) (www.kemkes.go.id),
menjadi 47 orang (11,31%) dan
diakses pada 18 september 2018).
bertambah menjadi 67 orang (19,08%)
Laporan Badan AIDS PBB atau
sampai bulan Maret 2011
UNAIDS, yang menyebutkan lebih
(www.aidsIndonesia.or.id, diakses
dari 1,7 juta perempuan di ASIA hidup
pada 18 September 2018 ).
dengan HIV positif, dan 90%nya
tertular dari suami atau pasangan

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dari data tersebut menjelaskan terkena dampak dari hidupnya ia


bahwa riskannnya perilaku seksual bersama ODHA. Menjadi OHIDA
laki-laki diluar rumah, berdampak tidaklah mudah, karena sebagian besar
pada pasangannya. Bahwa hidupnya di gunakan untuk menjadi
ketimpangan gender menjadi salah satu penyemangat bagi orang terdekat
tinggi nya angka perempuan tertular mereka yang positif terkena HIV
penyakit seksual dari pasangan. AIDS, menggantikannya sebagai
Ketimpangan tersebut disebabkan pencari nafkah, pun mencari informasi
minimnya pengetahuan, enggannya bagi kesembuhan orang terdekat
menanyakan status kesehatan seksual mereka, di dalam situasi penerimaan
kepada pasangan, dan rendahnya diri sendiri yang juga positif terkena
bargaining power dalam hubungan penyakit tersebut.
seksual, membuat perempuan
Minimnya edukasi mengenai
berpeluang menjadi korban kekerasan
HIV AIDS di tengah masyarakat,
oleh pasangan karena pihak lawan
membuat OHIDA harus menghadapi
menganggap dapat menguasai
stigma yang datang dari masyarakat
pasangan. Untuk kasus pasangan
sekitar tempat tinggalnya maupun
berumah tangga, tentu masalah seksual
keluarga. Karena saat seseorang
ini menjadi lebih kompleks karena
divonis HIV AIDS akan banyak opini
perempuan yang bergantung secara
yang beredar pada orang-orang di
ekonomi dengan pasangan akan
sekitarnya, ada yang bersimpati, tetapi
membuka peluang terjadinya
tidak sedikit pula yang memilih untuk
kekerasan dalam rumah tangga. Bagi
menjauhinya. Hal itu tentu saja dapat
perempuan-perempuan rumah tangga
dianggap sebagai hukuman sosial bagi
hal tersebut menjadi realitas sosial
OHIDA, Masyarakat cenderung
yang rumit, karena selain harus
menilai seksualitas laki-laki lebih
memahami dan menerima status baru
positif, sementara seksualitas
nya sebagai ODHA positif yang ia
perempuan cenderung negative
dapatkan melalui suami, ia juga harus
(Dalimoenthe, 2011). Bentuk
menanggung beban sebagai OHIDA
pengucilan dari lingkungan sekitar.
(Orang Hidup Dengan HIV AIDS),
Karena OHIDA dianggap tidak baik
Istilah ini digunakan untuk seseorang
dari segi perilaku maupun moral, yang
yang terinfeksi atau orang yang

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mengakibatkan bila perempuan ingin kurang dalam bercinta. Kaum istri pun
menggantikan posisi dalam pencari yang dipaksa atau terpaksa
nafkah pun akan menuai kesulitan. menggunakan alat kontrasepsi,
Tidak mudah pula untuk membangun umumnya menganggap yang
relasi sosial di dalam keluarga inti dialaminya merupakan konsekuensi
maupun terhadap lingkungan menjadi seorang perempuan. Sehingga
masyarakat sekitar. Masyarakat ia enggan untuk memeriksakan diri
cenderung menilai seksualitas laki-laki atau membicarakan masalah yang
lebih positif, sementara seksualitas dialaminya karena rasa malu, takut,
perempuan cenderung negative. Salah dan merasa bahwa seorang perempuan
satu komponen pada masalah memang seharusnya diperlakukan
kesehatan reproduksi yang selalu demikian adanya di mata masyarakat.
menjadikan perempuan sebagai tokoh Padahal untuk kasus pasangan rumah
utama adalah penyakit yang menular tangga yang sama-sama mengidap
melalui saluran reproduksi. Persoalan HIV/AIDS mencegah keturunan
ini bukan hanya masalah medis tetapi sangatlah penting untuk mengurangi
juga berkaitan pada rendahnya status resiko berkembangnya angka ADHA
perempuan di dalam konstruksi (Anak Dengan HIV/AIDS). Karena
masyarakat. Sebagai contoh dalam seorang anak harusnya tidak menjadi
persoalan upaya mengurangi jumlah korban dari perbuatan orangtuanya. Di
penduduk. Perempuan adalah target Indonesia sendiri hidup sebagai ADHA
utama dalam pemasaran penggunaan tidaklah mudah. Dikucilkan dari
alat kontrasepsi. Di Indonesia masyarakat karena ketidaktahuan
mayoritas pemakai alat kontrasepsi mengenai media penularan virus HIV,
adalah kaum perempuan, padahal maupun harus menanggung resiko
sterilisasi bagi kaum pria secara teknis untuk menjalani terapi ARV seumur
jauh lebih mudah untuk dilakukan. hidup. Terlebih apabila salah seorang
Namun kenyataannya justru lebih dari orangtua ADHA tidak berumur
banyak perempuan yang panjang akibat penyakit yang
menggunakannya. Hal yang kerap kali dideritanya, otomatis ia harus
dijadikan alasan adalah alat memegang peran ganda dalam
kontrasepsi bila dipakai kepada pria menghidupi roda perekonomian rumah
akan menimbulkan sensasi yang tangga, di sisi lain kondisi tubuhnya

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tidak se prima orang sehat pada minim akan pengetahuan seputar


umumnya. Tetapi lagi-lagi dalam HIV/AIDS. Tidak banyak jurnal
persoalan mencegah keturunan, para maupun kajian yang membahas dari
istri yang selalu dianggap berperan kacamata ODHA yang positif akibat
besar dalam mencegah angka tertular pasangannya. Maka untuk
pertumbuhan penduduk. mengupas fenomena sosial tersebut
lebih dalam, kajian ini berfokus pada
Kiranya kita patut
pemaknaan diri istri yang telah
mempertanyakan hegemoni antara
menikah atau pernah menikah, positif
laki-laki dan perempuan dalam rumah
HIV/AIDS (ODHA) serta bagaimana
tangga, semata-mata tanpa bermaksud
konstruksi masyarakat dalam melihat
mendudukkan perempuan dan laki-laki
keberadaan perempuan HIV/AIDS di
dalam hubungan yang kontradiktif
sekitar mereka.
melainkan untuk melihat perempuan
dan laki-laki sebagai suatu bagian
struktur yang bila dilihat secara
ALFRED SCHUTZ DAN
empirik, posisi perempuan di
FOUCAULT: SEBUAH KAJIAN
Indonesia maupun di beberapa negara
TENTANG FENOMENA SOSIAL
masih terasa subordinasi dengan laki-
DAN RELASI GENDER
laki.
Pemikiran Schutz, dalam
Maka kajian ini berfokus pada
memandang suatu fenomena, tertuang
para istri positif HIV/AIDS dalam
dalam teori nya kumpulan pengetahuan
memaknai status barunya sebagai
(stock of knowledge) schutz sependapat
ODHA, juga bagaimana konstruksi
dengan Weber bahwa pengalaman dan
sosial keluarga dan masyarakat sekitar
perilaku manusia (human being)
dalam memahami fenomena tersebut.
pendapatnya bahwa dunia sosial dalam
keseharian sebagai realitas yang
bermakna secara sosial (socially
FOKUS MASALAH
meaningful reality) (Wirawan, 2001).
Stigma dan label yang kerap Schutz menyebutkan bahwa manusia
disematkan pada istri dengan yang berperilaku disebut sebagai
HIV/AIDS (ODHA) seringkali berasal “actor”. Diasumsikan ketika
dari sekelompok masyarakat yang seseorang melihat atau mendengar apa

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang dikatakan oleh actor, dimana sebagai seorang pengemis (Kuswarno,


didalamnya akan ada proses 2009).
memahami (understand) kemudian
Karena menurut Schutz manusia
akan diambil makna dari tindakan
hidup di dunia sebagai seorang actor
tersebut. Dalam dunia sosial hal
dalam lingkup keseharian yang disebut
tersebut dimaknai sebagai sebuah
the life world, dimana dalam
“realitas intrepretatif” (interpretative
kesehariannya memungkinkan terjadi
reality).
dialektika yang memperjelas konsep,
Selain Intersubyektif, dunia “dunia budaya dan kebudayaan”. Selain
sosial menurut Schutz harus dilihat itu pada konsep ini Schutz juga
secara historis atau apa saja yang menekankan adanya stock of knowledge
dialaminya di masa lalu sehingga dapat yang juga memiliki arti kumpulan dari
membentuk pemaknaan nya saat ini. pengetahuan, dimana Schutz
Oleh karena nya Schutz menyimpulkan memfokuskan pada pengetahuan yang
bahwa tindakan sosial adalah tindakan dimiliki oleh individu. Stock of
yang berorientasi pada perilaku knowledge sendiri terdiri dari knowledge
seseorang di masa lalu, sekarang, dan of skills dan useful knowledge. Stock of
yang akan datang. Sebagai contoh knowledge sebenarnya merujuk pada
dalam konteks fenomenologis content (isi), meaning (makna), intensity
pengemis, Pengemis digambarkan (intensitas), dan duration (waktu). Schutz
sebagai aktor. Dimana ia melakukan memberikan perhatian pada keseharian
tindakan sosial “mengemis” bersama yang dijalani oleh individu dan fokusnya
actor lainnya, hingga memiliki pada hubungan antara dunia keseharian
kesamaan dan kebersamaan dalam itu dengan ilmu (science), khususnya
ikatan makna intersubjectif. Dimana ilmu sosial.
para actor tersebut memiliki satu dari
Dalam kajian ini ODHA yang
dua motif, yaitu motif yang
merupakan istri positif HIV/AIDS
berorientasi ke masa depan (in order to
yang tertular dari suami ditempatkan
motive) dan motive yang berorientasi
sebagai subyek penelitian, menemukan
ke masa lalu (because motives). Tentu
bahwa adanya relasi gender di dalam
saja motive tersebut akan menentukan
hubungan suami istri. Dimana istri
penilaian terhadap dirinya sendiri
memilih bertahan dalam rumah

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tangganya meski ia harus menjadi consensus. Kekuasaan menurut


korban dari suami yang positif HIV, Foucault tidak perlu dimiliki suatu
masalah menjadi lebih kompleks kelompok, melalui tindakan represif
karena suami mendapatkan virus dan berdasarkan struktur. Melainkan
tersebut akibat hubungan seksual bisa datang darimana saja dan
menyimpang yang ia lakukan diluar darimana saja. Dalam kajian ini
pasangan sah nya. Istri yang yang menunjukkan bahwa hubungan suami
menjadi korban dari perbuatan suami, terhadap istrinya dapat menunjukkan
memilih bertahan dalam rumah adanya kekuasaan didalamnya. Suami
tangganya karena merasa dirinya yang dapat membuat istrinya tidak dapat
sudah positif HIV/AIDS akan susah meninggalkannya, walau sebenarnya
diterima oleh masyarakat, keluarga istri telah banyak dijadikan korban
maupun oranglain apabila memilih dalam hubungan rumah tangga. Suami
berpisah. Dalam hal ini Michel tidak perlu melakukan tindakan
Foucault mengatakan bahwa represif, melainkan keberadaan anak
kekuasaan bisa berasal darimana saja, sudah dapat menjadikan posisi istri
bahkan kekuasaan dapat terjadi tidak menjadi tidak berdaya untuk
hanya melalui tindakan represif saja, meninggalkan rumah tangga tersebut.
tetapi dapat berlangsung tanpa adanya Selain itu pula konstruksi sosial
tindakan tersebut. Bentuk kekuasaan masyarakat yang menganggap bahwa
menjadi banyak macamnya Kekuasaan perceraian terjadi karena sosok
dalam hal ini tidak perlu berasal dari perempuan tidak becus dalam
institusi atau stuktur resmi, bukan mengurus rumah tangga, ditambah
kekuatan yang dimiliki, tetapi dengan kondisi diri sebagai ODHA
kekuasaan merupakan istilah yang membuat perempuan ODHA akan
digunakan untuk menyebut situasi berfikir dua kali untuk meninggalkan
strategis kompleks dalam masyarakat. pasangannya dikarenakan ketakutan
Kekuasaan sendiri tertanam atau akan penolakan terhadap masyarakat
dimiliki oleh seorang individu tertentu kepadanya.
dalam struktur hirarki relasi
Karena selaras dengan teori
kekuasaan. Kekuasaan ini sah secara
Foucault Persoalan kekuasaan
hukum (legitimate) dijalankan
bukanlah persoalan pemilikan, dalam
terhadap yang lain berdasarkan suatu

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

konteks siapa menguasai siapa atau kondisi yang menimpa dirinya akan
siapa yang powerful sementara yang adanya kecenderungan menyalahkan
lain powerless. Kekuasaan itu tersebar, perbuatan pasangannya, dan sulit
berada di mana-mana (omnipresent), menerima status barunya sebagai ODHA,
imanen terdapat dalam setiap relasi mengetahui keberadaan perempuan lain
sosial. Hal ini bukan karena kekuasaan dalam rumah tangganya, sebagian besar
itu memiliki kemampuan ODHA memilih untuk bertahan dalam
mengkonsolidasikan segala sesuatu di membina rumah tangga dengan
bawah kondisi ketidaknampakannya, pasangannya, hal ini dipengaruhi oleh
melainkan karena kekuasaan selalu faktor ekonomi, faktor memiliki anak
diproduksi dalam setiap momen dan juga menjadi pertimbangan mengapa
setiap relasi. Kekuasaan itu ada di ODHA tetap bertahan dalam rumah
mana-mana bukan karena ia tangganya walau mengetahui adanya
merengkuh segala sesuatu melainkan pihak ketiga dalam rumah tangganya,
karena ia datang dari manapun selain itu pula adanya ketakutan adanya
penolakan dari pihak keluarga apabila
Kesimpulan
melakukan perceraian, karena dalam
Hingga didapatkan beberapa
konstruksi masyarakat saat ini menjadi
kesimpulan dari keseluruhan kajian ini,
janda selalu erat kaitannya sebagai
yaitu; ODHA satu dengan yang lainnya
bentuk kesalahan dari pihak istri yang
meski sama-sama mendapatkan virus
tidak becus mengurus rumah tangga.
tersebut dari pasangan, akan memberikan
Ancaman juga hadir dari pasangan,
pemaknaan diri yang berbeda-beda. Hal
dimana pasangan menakut-nakuti bahwa
ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu,
tidak akan ada pihak yang akan
durasi lamanya menjadi ODHA akan
menerima kondisi istri ODHA pasca
memberikan pengaruh terhadap ODHA
bercerai. Hal tersebut menjadi
dalam memaknai kondisi diri. Darimana
pemaknaan diri yang berbeda bagi istri
pasangannya mendapatkan virus tersebut
yang mendapatkan virus dari pasangan
juga menjadi faktor yang mempengaruhi
yang merupakan mantan pemakai
ODHA dalam memaknai kondisi diri,
narkoba jarum suntik, ODHA menerima
ODHA yang mendapatkan virus akibat
status barunya dengan lebih lapang dada.
perbuatan seksual menyimpang
Bahkan ia akan merangkul pasangan
pasangannya, sulit menerima dengan
untuk dapat menjaga kesehatan bersama.

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ODHA yang mempunyai anak akan hanya berasal dari warga sekitar tetapi
memiliki harapan hidup lebih besar. Hal juga dari keluarga terdekat ODHA. Hal
ini dikarenakan adanya dukungan serta tersebut dikarekanakan adanya
kekhawatiran dampak yang akan kesalahpahaman di tengah masyarakat
menimpa anak pasca kepergian ODHA. perihal media penularan virus
Masih banyaknya ODHA di tengah HIV/AIDS. Hal tersebut dilatarbelakangi
masyarakat yang tidak ingin membuka oleh kurangnya penyuluhan dari tenaga
statusnya sebagai ODHA, hal ini medis maupun lembaga masyarakat
dikarenakan kekhawatiran adanya stigma setempat mengenai penyakit HIV/AIDS.
dan pengucilan yang akan mereka Sehingga hal ini berakibat masih
dapatkan dan berdampak pada orang banyaknya masyarakat yang
terdekat. Masih banyaknya ODHA mendiskriminasi ODHA. Dari hasil
ditengah masyarkat kita yang memilih kajian ini melihat umumnya diskriminasi
tidak ingin membuka status kepada dan pengucilan terhadap ODHA yang
limgkungannya, dikarenakan ODHA dilakukan oleh masyarakat, lebih
mengetahui adanya diskriminasi dan berdampak kepada para istri. Istri kerap
pengucilan yang telah dialami pada menjadi sorotan dan sosoknya dianggap
ODHA sebelumnya. Sehingga dari sangat dekat dengan masyarakat, berbeda
pengalaman tersebut membuat ODHA dengan suami yang di dalam konstruksi
memilih untuk tidak membuka status masyarakat dilihat sebagai sosok yang
kepada masyarakat. Tingkat CD4 (sistem harus bekerja diluar rumah, sehingga
kekebalan tubuh) ODHA sangat keberadaanya tidak menjadi sorotan di
dipengaruhi oleh adalah tekanan tengah masyarakat. sehingga hal tersebut
psikologi yang dirasakan ODHA, berakibat pada anggapan bahwa HIV
sehingga hal ini membuat anak dari yang menimpa ibu rumah tangga terjadi
ODHA memiliki beban dan tanggung karena perilaku seksualnya yang
jawab besar untuk membuat suasana menyimpang dan minim kemungkinan
dalam rumah lebih hidup, hal ini hal tersebut berasal dari pasangannya.
dilakukan sebagai bentuk dukungan Masyarakat tidak ingin mencari tau lebih
kepada orangtuanya. Masyarakat pun lanjut darimana ODHA mendapatkan
masih melakukan diskriminasi dan virusnya. Hal ini membuat istri yang
pengucilan kepada ODHA hingga saat mendapatkan virus melalui pasangannya
ini. Bahkan perlakuan tersebut tidak seperti menjadi korban dua kali, dalam

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kajian ini menemukan bahwa tidak masyarakat adalah tingkat pendidikan,


semua Lingkungan masyarakat tingkat pendidikan tinggi dan status
menganggap bahwa ODHA sebagai pekerjaan baik, berdampak pada lebih
subyek yang harus dijauhi. Lingkungan sedikit stigma, diskriminasi dan
masyarakat yang terbiasa hidup dengan pengucilan yang dialami ODHA. Hal ini
penyimpangan lebih mudah menerima dikarenakan pengetahuan seputar
keberadaan ODHA ditengah-tengah HIV/AIDS yang mereka dapatkan cukup
mereka. Dikarenakan ODHA dianggap baik. Sehingga kekeliruan informasi yang
sebagai bagian dari penyimpangan didapatkan seputar HIV/AIDS minim
tersebut. Hal lainnya yang mempengaruhi terjadi.
penerimaan ODHA di Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Carmanita, Adinda. 2016. Makna HIV/AIDS di Kalangan Isteri ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS). Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Airlangga, Surabaya

Dalimoenthe, Ikhlasiah. 2011. Perempuan dalam Cengkeraman HIV/AIDS: Kajian


Sosiologi Feminis Perempuan Perempuan Rumah Tangga. Departemen
Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.

Hermawati, Pian. 2011. Hubungan Persepsi ODHA Terhadap Stigma HIV/AIDS


Masyarakat Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA. Departemen Psikolgi,
Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Kuswarno M.S, Engkus 2009. Fenomenologi : Metodologi Penelitian Komunikasi.


Bandung : Widya Padjadjaran

Meitasari, Yeni. 2015. Studi Konstruksi Sosial Hidup Berkeluarga Bagi Perempuan
Penderita HIV/AIDS Di Kota Surabaya). Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI


IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Rahardjo, Toto. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset

Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Ridjal, Fauzie, Lusi Margiani dan Agus Fahri Husein 1993. Dinamika Gerakan
Perempuan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya

Ritzer, Douglas J Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: CV.Rajawali

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Posmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wirawan. I. 2012. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial,


Membongkar Sosial dan Perilaku Sosial). Jakarta: Kencana

Zayd, Nasr Hamid Abu. 2003. Dekonstruksi Gender : Kritik Wacana dalam Islam.
Yogyakarta: Samha

JURNAL ISTRI DENGAN HIV/AIDS... AISYAH JATU KUSUMAWATI

Anda mungkin juga menyukai