Manajemen sumber daya manusia bukanlah merupakan hal yang timbul secara mendadak.
Sudah sejak lama manusia hidup berorganisasi, seiring dengan itu manajemen sumberdaya
manusia sebenarnya juga dilakukan.Industri tidak hanya merubah cara produksi, tetapi juga
penanganan sumberdaya manusia yang berbeda dengan sebelumnya, lahirnya berbagai
perusahaan dengan penggunaan teknologi memungkinkan diproduksinya barang secara besar-
besarnya dengan memanfaatkan tenaga manusia yang tidak sedikit.Dengan makin
berkembangnya jumlah organisasi berskala besar, para manajer puncak merasa bahwa mereka
tidak lagi mampu untuk menangani sendiri masalah kesejahteraan pekerja, sehingga diperlukan
“sekretaris kesejahteraan” untuk membantunya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa para
“sekretaris kesejahteraan” itulah sebenarnya yang menjadi pelopor keberadaan tenaga spesialis
yang menangani pengelolaan sumberdaya manusia.Perkembangan ini ternyata berdampak pula
pada kehidupan manajemen umumnya dan manajemen sumberdaya manusia khususnya.
Sumber daya tersebut meliputi modal atau uang, teknologi untuk menunjang proses
produksi, metode atau strategi yang digurunakan untuk beroperasi, manusia dan sebagainya. Di
antara berbagai macam sumber daya tersebut, manusia atau sumber daya manusia merupakan
elemen yang paling penting. Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya
manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen sumber daya manusia .
3. Fungsi-fungsi MSDM
Terdapat beberapa macam fungsi utama MSDM. Perencanaan dan peramalan permintaan
tenaga kerja organisasi baik dalam jangka pendek maupun panjang; maupun dari dalam
organisasi
Perencanaan untuk kebutuhan SDM
Fungsi perencanaan kebutuhan SDM setidaknya meliputi dua kegiatan utama, yaitu:
1. Perencanaan dan peramalan permintaan tenaga kerja organisasi baik dalam jangka pendek
maupun panjang;
2. Analisis jabatan dalam organisasi untuk menentukan tugas, tujuan, keahlian, pengetahuan dan
kemampuan yang dibutuhkan
Staffing sesuai dengan kebutuhan organisasi Setelah kebutuhan SDM ditentukan, langkah
selanjutnya adalah mengisi formasi yang tersedia. Dalam tahapan pengisian staf ini terdapat dua
kegiatan yang diperlukan, yaitu:
2. Pemilihan (seleksi) para calon atau pelamar yang dinilai paling memenuhi syarat.
Penilaian kinerja Kegiatan ini dilakukan setelah calon atau pelamar dipekerjakan dalam
kegiatan organisasi.
Perbaikan kualitas pekerja dan lingkungan kerja Saat ini pusat perhatian MSDM mengarah
pada tiga kegiatan strategis, yaitu:
1. Menentukan, merancang dan mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
SDM guna meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan;
2. Memperbaiki kualitas lingkungan kerja, khususnya melalui kualitas kehidupan kerja dan
programprogram perbaikan produktifitas;
3. Memperbaiki kondisi fisik kerja guna memaksimalkan kesehatan dan keselamatan pekerja.
Pencapaian efektifitas hubungan kerja Setelah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat terisi,
organisasi kemudian mempekerjakannya, memberi gaji dan memberi kondisi yang akan
membuatnya merasa tertarik dan nyaman bekerja. Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama,
yaitu:
4. Tujuan MSDM
Tujuan MSDM secara tepat sangatiah sulit untuk dirumuskan karena sifatnya bervariasi dan
tergantung pada pentahapan perkembangan yang terjadi pada masing-masing organisasi.
Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam manajemen SDM.
Staf perusahaan berbagi tanggung jawab untuk perumusan kebijakan SDM dan
administrasi program pada seluruh tingkatan organisasional.
Untuk dapat memahami kebijakan dan kegiatan MSDM dapat dilihat dari suatu
pendekatan yang spesifik.Pendekatan tersebut penggunaan MSDM sebagai sebuah cara
untuk melakukan rekonseptualisasi dan pengorganisasian kembali peran SDM dan
penjelasan ulang tentang tugas dan fungsi departemen personalia dalam organisasi.
Empat fokus kebijakan MSDM tersebut dapat dipahami sebagai strategi dalam
mempengaruhi pekerja guna mengarahkannya pada tujuan organisasi. Sebagai suatu
proses pencapaian tujuan, organisasi mengorganisasikan SDM dalam suatu mekanisme
sistemik berupa alur SDM mulai dari perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, perumusan
analisis jabatan, dan seterusnya.Kebijakan lainnya berkaitan dengan sistem penghargaan
yang merupakan bagian utama organisasi memberi motivasi guna memaksimalkan kerja
dan proses pemekerjaan. Seorang manajer SDM paling tidak harus menguasasi empat
kegiatan mendasar tersebut. Kegiatan seleksi tidak lain berkaitan dengan penyediaan staf
dan pekerja yang akan mengisi berbagai formasi pekerjaan dan jabatan dalam organisasi.
Sebagai suatu kegiatan generik, seleksi akan diikuti dengan kegiatan lainnya misalnya
berupa penempatan pada pekerjaan yang segera disertai dengan kegiatan generik lainnya
yaitu penilaian kinerja. Organisasi harus memiliki standar yang dapat dipakai sebagai
ukuran dalam menentukan dan menilai apakah seorang pekerja memiliki kualitas kerja
baik atau sebaliknya.
BAB II
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Metode PSDM
Metode PSDM, dikenal atas metode nonilmiah dan.metode ilmiah. Metode
nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman,
imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaannya saja. Metode Ilmiah
diartikan bahwa perencanaan SDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari
data, informasi, dan peramalan-peramalan dari perencananya. Rencana SDM
semacam ini risikonya relatif kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan
terlebih dahulu.
Rencana SDM
Rencana SDM harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan karyawan
efektifdan efisien dalam melakukan tugas-tugasnya. Ciri-ciri SDM yang baik dan
benar, antara lain sebagai berikut.
1. Rencana harus menyeluruh, jelas, dan mudah dipahami para karyawan.
2. Job description setiap personel jelas dan tidak terdapat tumpang tindih dalam
pelaksanaan kerja.
3. Kualitas dan kuantitas serta penempatan karyawan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Asas the right man in right place and the man on the right job.
4. Rencana harus secara jelas menetapkan hubungan kerja, saluran perintah, dan
tanggung jawab.
5. Rencana harus fleksibel dalam pelaksanaannya, tetapi tujuan, pedoman, dan pola
dasarnya tetap.
6. Rencana harus mengatur tentang mutasi (vertikalhorizontal), peraturan dan sanksi
hukuman, pengembangan, cara penilaian dan yang dinilai, dan lain-lain.
7. Dalam rencana harus terdapat secara jelas hak dan kewajiban para karyawan.
8. Rencana harus menjadi pedoman, kejelasan tugas pendorong semangat kerja
karyawan.
9. Rencana harus dapat digunakan menjadi alat kontrol yang baik.
Jangka Waktu Rencana
a. Rencana jangka panjang, waktunya lebih dari S tahun, seperti rencana pensiun
dan lain-lain.
b. Rencana waktu menengah, waktunya 3-5 tahun, seperti rencana promosi, demosi,
dan lain-lain.
c. Rencana jangka pendek, waktunya 1-2 tahun, seperti rencana seleksi dan lain lain.
Manajemen sumber daya manusia oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi dengan
tujuan sebagai berikut
1. Perencanaan Organisasi
2. Perencanaan Pengarahan
3. Perencanaan Pengendalian
4. Perencanaan Pengadaan
5. Perencanaan Pengembangan
6. Perencanaan Kompensasi
7. Perencanaan Pengintegrasian
8. Perencanaan Pemelilraraan
9. Perencanaan Kedisiplinan
10. Perencanaan Pemberhentian
6.Audit SDM
Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang telah
dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui apakah para
karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana. Pelaksanaan audit SDM ini sangat
penting bagi perusahaan maupun bag] karyawan yang bersangkutan. Kepentingan Audit bagi
Perusahaan 1. Untuk mengetahui prestasi karyawan. 2. Untuk menetapkan besarnya kompensasi
karyawan bersangkutan. 3. Untuk mengetahui kreativitas dan perilaku karyawan. 4. Untuk
menetapkan apakah karyawan perlu dimutasi (vertikal atau horizontal) an atau diberhentikan. 5.
Untuk mengetahui apakah karyawan itu dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya.
1. Pentingnya Pengembangan
Pengembangan karyawan , baik baru maupun lama perlu dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan. Oleh karenanya perlu ditetapkan lebih dahulu program
pengembangan karyawan.Pengembangan karyawan ini dirasakan makin penting
keberadaannya karena tuntutan pekerjaan dan jabatan sebagai dampak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan
sejenis.Pemimpin perusahaan pada dasarnya menyadari bahwa karyawan baru, pada
umumnya hanya mempunyai pengetahuan teoritis dari bangku sekolah, oleh karenanya
perlu dikembangkan kemampuan nyata untuk dapat mengerjakan tugasnya. Demikian
pula bagi karyawan lama senantiasa diperlukan latihan karena tuntutan tugas baru baik
dalam rangka menghadapi transfer maupun promosi.
Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan di
dasarkan kepada metode ilmiah serta berpedoman keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan baik saat ini maupun masa yang akan datang.
Latihan sebagai salah satu bentuk pengembangan karyawan merupakan suatu proses yang
berjalan terus menerus. Masalah baru, prosedur baru, peralatan baru, pengetahan dan
jabatan baru selalu timbul dalam organisasi yang dinamis. Untuk menghadapi perubahan
tersebut diperlukan instruksi, bimbingan kepada para pekerja. Munculnya kondisi baru
tersebut mendorong manajemen untuk terus menerus memperhatikan dan menyusun
program pengembangan secara berkesinambungan.Pengembangan adalah suatu usaha
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
2. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan karyawan adalah memperbaiki efektivitas karyawan dalam
mencapai hail kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja dapat dilakukan
dengan cara memperbaiki pengetahuan.Keterampilan maupun sikap karyawan tentang
tugas yang diembannya. Pengembangan karyawan meliputi seluruh aspek pengetahuan
keterampilan dan sikap. Karena pengetahuan dan keterampilan saja disarakan belum
cukup, maka perlu ditambahkan pengembangan sikap karyawan dalam menghadapi
tugas.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan penyelenggaraan pengembangan
karyawan yaitu :
1. Meningkatkan produktivitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi
3. Mengurangi kerusakan
4. Menghindari (mengurangi) kecelakaan
5. Meningkatkan pelayanan (konsumen)
6. Memperbaiki dan meningkatkan moral karyawan
7. Meningkatkan karier
8. Meningkatkan cara berfikir secara konseptual
9. Meningkatkan kepemimpinan
10. Meningkatkan prestasi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan gaji.
3. Konsep Pemberdayaan
1. Daya Manusia.
Semua tenaga sumberdaya tersebut menjalankan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-
masing, saling koordinasi dengan satu visi dan misi yang sama dan membangun komitmen
menuju dalam satu acuan yang sama sehingga apa yang hendak dicapai bisa mewujudkan
harapan dari maksud diselenggarakannya pelatihan. Membangun komitmen sangat diperlukan
sekali agar masing-masing personil berjalan , bekerja dalam rambu- rambu yang sama. Kalau
komitmen tidak dibangun maka semua lini pekerjaan akan berjalan dan bekerja menurut
kemaunnya masing-masing tidak berdasarkan ketentuan dan aturan kerja karyawan yang
ditetapkan.
Kepuasan bagi peserta pelatihan menjadi sebuah tolok ukur akan keberhasilannya. Jika
peserta pelatihan tidak puas akan mengakibatkan masyarakat tidak percaya lagi kepada lembaga
pelatihan. Oleh sebab itu perlu diadakan test awal sebelum pelatihan dilaksanakan dan tes akhir
sesudah pelatihan dilaksanan yang menyangkut tentang, materi pelatihan, sarana pelatihan,
penyelenggara pelatihan, instruktur yang melatih dan yang dicapai apakah sudah sesuai dengan
tujuan pelatihan.
Apa yang terjadi jika masyarakat pengguna pelatihan tidak puas, paling tidak peserta
pelatihan akan berkomentar kepada orang lain dan orang lain tersebut menyampaikan kembali
kepada yang lain.
Dampak dari komentar masyarakat tersebut menjadi sebuah nyanyian yang tidak sedap di
masyarakat akibatnya lembaga tersebut tidak dipercaya lagi kepada msyarakat.
Untuk menyusun program tersebut, perlu dilandasi dengan jenis ketrampilan yang harus
dikuasai atau mampu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pekerjaan yang
dilatihkan. Untuk ini maka pendekatan latihan pada hakekatnya bukan tergantung pada waktu /
lamanya program latihan. Pendekatan pelatihan harus benar-benar secara murni pada kebutuhan
jenis-jenis ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang diperlukan.
Pelatihan yang seperti ini membutuhkan persiapan awal yang cukup lama antara lain:
Dengan adanya pengelompokkan seperti ini akan mempermudah dalam menyampaikan materi
latihan, bahan latihan dan kurikulum silabus latihan.
Program ini bertujuan untuk melatih pekerja dalam berbagai kejuruan sesuai dengan
kebutuhan yang diminta oleh perusahaan atau instansi tertentu, untuk meningkatkan
ketrampilannya dalam bekerja. Penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan ditempat lembaga
latihan atau di tempat perusahaan sesuai dengan permintaan siswa. Demikian pula waktu dan
materi disesuaikan dengan kualitas ketrampilan yang diingini. Pelatihan ini bisa dilakukan
perorangan atau rombongandengan berlatih satu ketrampilan yang sama.