Anda di halaman 1dari 21

HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model –Model Pembelajaran

Bahasa Indonesia SD

Dosen Pengampu : Putri Hana, M.Pd

Di Susun Oleh :

ERA FAZIRA PUTRI 1986206020


ILHAMI CAHAYA PUTRI 1986206029
MELATI AULIA TUNNUR 1986206040
WILFI SARI 1986206098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

BANGKINANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yg telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, berkat rahmat dan karunia-Nya pula, kami akhirnya bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul : “ HAKIKAT MODEL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SD ’’

Kami harap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
para pembaca,dan saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini sehingga
kedepannya bisa lebih baik lagi.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk
kedepannya.

Bangkinang , 14 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................
C. Tujuan Makalah ...............................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pendekatan Pembelajaran Bahasa SD……....
B. Metode dalam Pembelajaran Bahasa SD.......................
C. Teknik dalam Pembelajaran Bahasa SD...........................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................
B. Saran.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada
setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan
kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki
kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai pendekatan, metode, serta teknik belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar
disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada
kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar. Apabila telah
memiliki kemampuan dalam penguasaan penggunaan pendekatan, metode, serta teknik
pembelajaran bahasa secara mendalam. Pengajaran bahasa pada pendidikan dasar menengah
dengan cara mengenalkan masalah – masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap,
dan kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut.

Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, tanpa adanya pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran, itu akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran
yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai pendekatan, metode
serta teknik yang cocok untuk pembelajaran bahasa agar siswa lebih tertarik pada pelajaran
tersebut.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah, maka “pendekatan, metode, dan teknik
Pembelajaran bahasa di SD“ dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran dan model-model pembelajaran bahasa
SD
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran bahasa SD
3. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran bahasa SD
4. Apa yang dimaksud teknik pembelajaran bahasa SD

D. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran dan apa saja model model dalam
pembelajaran bahasa SD
2. Untuk mengetahui apa itu pendekatan pembelajaran SD
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran bahasa SD
4. Untuk mengetahui teknik pembelajaran bahasa SD
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Pemahaman model dapat dipahami dengan berbagai macam pengertian yang bermacam-
macam. Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello yang dapat diartikan
dari berbagai dimensi, jika dari kata benda maka model diartikan sebagai jenis atau contoh,
sedangkan dari kata sifat dapat dipahami sebagai teladang atau di ambil sebagai contoh dan yang
terakhir dari kata kerja dipahami sebagai membuat dengan contoh. Dengan kata lain, model
secara etimologi yakni sesuatu contoh. Dalam kamus besar bahasa indoneis (KBBI), model
didefinisikan sebagai pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang tiruan.
Maka dapat diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai suatu jenis contoh dari suatu
pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif, efektif dan inovatif.
Pada model pembelajaran menurut Zaini, model pembelajaran adalah pedoman berupa
program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Pedoman itu memuat tangguangjawab guru dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model
pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.
Menurut Sukmasari Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang melibatkan
pola pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, siswa, sumber
belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyababkan terjadinya belajar pada siswa.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model
pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
B. Model-Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di beberapa
sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif atau kerja
sama antara satu siswa dengan siswa lain.
Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen :
1. STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan secara
verbal dan tertulis.
2. Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara).
3.  NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan
siswa dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. 
2.  Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
1. Konstrukvisme

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan
awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan.

2. Inquiry

Siswa belajar berpikir kritis. Proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

3. Questioning (Bertanya)

Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry

4. Learning Community (Masyarakat Belajar)


Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar. Bekerjasama dengan orang lain lebih
baik daripada belajar sendiri. Tukar pengalaman. Berbagi ide

5. Modeling (Pemodelan)

Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar.

6. Reflection ( Refleksi)

Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.

3. Model Pembelajaran Kuantum


Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan,
kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan
menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini
boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
4. Model Pembelajaran Tematik
Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang peserta
didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya dirancang secara
terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini
maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan sangat
kontekstualdengan dunia anak-anak.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran berdasarkan tema untuk mempelajari suatu
materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu - Tema adalah suatu bidang yang luas, yang
menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran - Topik adalah bagian dari tema / sub tema.
 Komponen Pembelajaran Tematik :
1.        Jaring Laba-Laba
Adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiao mata
pelajaran diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilain setiap mata pelajaran
masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu tema
dapat dilakuan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan. Contohnya mata
pelajaran IPS, MAT, BI dengan Tema Zat Cair.
2.        Terpadu
Adalah pembelajaran dari satu tema dengan tema lain.
3.        Keterhubungan
Adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk
mengkaitkan sub bab/bab yang satu dengan lainnya.
5. Model Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
6. Model Pembelajaran Kolaborative
Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang
memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta maju
bersama pula.  Macam Pembelajaran Kolaboratif
Ada banyak macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan oleh para ahli
maupun praktisi pendidikan, teristimewa oleh para ahli Student Team Learning pada John
Hopkins University. Tetapi hanya sekitar sepuluh macam yang mendapatkan perhatian secara
luas, yaitu:
1.        Learning Together. Dalam metode ini kelompok-kelompok sekelas
beranggotakan siswa-siswa yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan
mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
2.        Teams-Games-Tournament (TGT). Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,
para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh
kelompok.
3.        Group Investigation (GI). Semua anggota kelompok dituntut untuk
merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi.
Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
4.        Academic-Constructive Controversy (AC). Setiap anggota kelompok dituntut
kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan
hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota
kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan
psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
5.        Jigsaw Proscedure (JP). Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu
kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota
dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh.
Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
6.        Student Team Achievement Divisions (STAD). Para siswa dalam suatu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar
dan membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh
terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh
terhadap keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar
individual maupun kelompok.
7.        Complex Instruction (CI). Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan
suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan
pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota
kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang
bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para siswa yang sangat heterogen.
Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
8.        Team Accelerated Instruction (TAI). Bentuk pembelajaran ini merupakan
kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih
dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama
telah diselesaikan dengan benar, setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun
jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat
kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
9.        Cooperative Learning Stuctures (CLS). Dalam pembelajaran ini setiap kelompok
dibentuk dengan anggota dua siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan
yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila
jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu
berganti peran.
10.    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran
ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini menekankan pembelajaran
membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya.Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini.

C. Pendekatan Pembelajaran Bahasa SD


1. Pengertian Pendekatan

Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang sama;
artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama dengan pengertian
metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan pengertian yang sama dengan
pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan metode.

Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun dalam
penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, Ramelan (1982) mengutip
pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi
yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa.
Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-
macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang
menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada
lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.

Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda,


yakni:

(1) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha
membiasakan dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada pembiasaan.
(2) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha
untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan. Tekanan pembelajarannya pada
pemerolehan kemampuan berbicara.

(3) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa, yang harus
diutamakan ialah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran
pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.

2. Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain ialah
pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatanpendekatan yang
dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan komunikatif.

a. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang
akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan suatu
pendekatan. Seperti kita ketahui, Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang berorientasi pada
pendekatan tujuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-bidang studi pun orientasinya pada
pendekatan tujuan; demikian pula bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena orientasinya pada
tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannya pada tercapainya tujuan. Misalnya, untuk
pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang ditetapkan ialah "Siswa mampu membuat
karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari bacaan”. Dengan berdasar pada
pendekatan tujuan, maka yang penting ialah tercapainya tujuan, yakni siswa memiliki
kemampuan mengarang. Adapun mengenai bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana
metodenya, bagaimana teknik pembelajarannya tidak merupakan masalah penting.
Demikian pula kalau yang diajarkan pokok bahasan struktur, dengan tujuan "Siswa
memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia". Tujuan tersebut dapat
dicapai melalui pembelajaran morfologi bahasa Indonesia.
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan "cara belajar tuntas".
Dengan "cara belajar tuntas", berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap berhasil apabila
sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran itu menguasai minimal 75% dari
bahan ajar yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif;
jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab dengan
benar minimal 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka pembelajaran dapat dianggap
berhasil.

b. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan
aturan. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus
mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran
bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam
fonologi, morfologi, dan sintaksis dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola
kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan.
Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pedekatan
struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami
kaidah-kaidahnya. Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di
bawah ini.
"Bajunya anak itu baru".
"Di sekolahan kami mengadakan pertandingan sepak bola".
"Anak-anak itu lari-lari di halaman".

c. Pendekatan Komunikatif
Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan
pembelajaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola pikir
masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang
digalakkan penerapan pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu. Pendekatan komunikatif
merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa
dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak
bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya,
yaitu fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan komunikatif
didasarkan pada pemikiran bahwa:
(1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal
ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan
kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa.
(2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran
bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa. tidak cukup dengan
memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu
mengembangkan cara-cara menerapkan bentukbentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai
sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.

D. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia SD


Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup
pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta
kemungkinan pengadaan remedi dan bagaimana pengembangannya. Pemilihan, penentuan, dan
penyusunan bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap
dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dianut. Melihat hal itu,
jelas bahwa suatu metode ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain,
pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan.
Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta
kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah
guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai
dengan bahan ajar tersebut. Sesudah itu, guru menentukan hahan ajar yang telah dipilih itu, yang
sekiranya sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang
lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran,
yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar. Di samping itu, guru merencanakan pula
cara mengevaluasi, mengadakan remedi serta mengembangkan bahan ajar tersebut.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya
adalah:

a) metode tata bahasa/terjemahan


Metode Terjemahan sering digunakan dalam pembelajaran bahasa asing atau
bahasa kedua. Penggunaan metode ini dilakukan dengan menerjemahkan wacana dalam bahasa
asing ke dalam bahasa ibu peserta didik. Urutan penyajiannya dari pengenalan kata dan aturan
tata bahasa dalam kalimat. Karena itu penyajian materi lebih menekankan pada pemakaian
bahasa tulis.
Keunggulan metode Terjemahan adalah: 1) Praktis, dengan memilih bacaan
kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa ibu dengan bermodalkan kamus; 2) Pengetahuan
kata-kata dapat diperoleh dengan cepat; 3) Latihan terjemahan juga merupakan pembandingan
dua bahasa. Kelemahan metode Terjemahan meliputi: 1) Hanya berlaku dalam pembelajaran
bahasa asing, 2) Kurang memberikan kesempatan dalam penggunaan bahasa lisan.

b) metode membaca
Pembelajaran bertujuan pada pengetashuann dan keterampilan membaca pada bahasa
target. Teks dibagi atas dua bagian pendek masing-masing dengan daftar kata-kata yang akan
diajarkan dalam teksitu, terjemahannya, dan gambar-gambar. Setelah kemampuan membaca
memadai teks disajikan dalam bentuk ceria atau novel.

b) metode tata bahasa


Penggunaan metode Tata Bahasa didasarkan pada pendekatan informatif, yang
berupa penjelasan penggunaan kata-kata dan tata bahasa. Isi pelajaran berupa daftar kata-kata
dan butir-butir tata bahasa. Penggunaann metode ini lebih menekankan pada pembelajaran
bahasa tulis yang bersifat pasif.
Kelebihan metode tata bahasa, yaitu: 1) Mudah dilaksanakan, 2) Sederhana, 3)
Biayanya murah. Sedangkan kelemahannya yaitu: 1) Tidak tepat digunakan dalam pembelajaran
bahasa yang bersifat dinamis; 2) Arti kata-kata lebih tergantung pada konteks pemakaiannya, dan
bukan pada daftar kata-kata lepas; 3) Gagal membedakan aspek pengetahuan dan penguasaan
bahasa.
d) metode berlizt
Penggunaan metode Berlizt merupakan pengembangan metode Langsung. Prinsip
dasar penggunaannya sama dengan metode langsung. Adapun ciri-ciri penggunaan metode
Berlizt, yaitu: 1) Selalu menjaga hubungan langsung antara bahasa dan pikiran, 2) Bahasa ibi
tidak boleh digunakan, 3) Kata-kata benda konkret diajarkan dengan menunjukkan benda asli,
gambar atau tiruannya, 4) Kata-kata benda abstrak diajarkan dengan mendemonsrasikan
pengertiannya, 5) Tata bahasa diajarkan dengan contoh-contoh, 6) Sejak awal semua aspek
diajarkan secara lisan, dan 7) Kata-kata diajarkan dalam hubungannya dengan kalimat.
Kelebihan metode Berlizt yaitu: 1) Pembelajaran bahasa menekankan pada aspek
mendengarkan dan berbicara sehingga metode ini tepat untuk mengajarkan bahasa lisan; 2)
Karena pembelajaran bahasa lisan sudah baik, kemampuan menulis mudah dicapai; 3) Guru yang
mengajarkan dengan bahasa ibu murid yang berbedabeda tidak menimbulkan masalah bagi guru.
Kekurangan metode ini adalah: 1) Yang dapat melaksanakan metode ini hanyalah
guru-guru yang fasih berbahasa target dan memiliki kemampuan menciptakan suasana belajar
yang sesuai dengan situasi belajar bahasa pertama; 18 Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk SD/MI 2) Dalam kelas besar sulit dilaksanakan. 3) Beban mengajar guru berat
karena harus mendemonstrasikan kata-kata sampai dipahami; 4) Pelajaran mengarah pada materi
yang mudah dipelajari; 5) Diperlukan alat peraga yang memadai dan biayanya juga besar.
e) metode langsung
Penggunaan metode langsung didasarkan pada asumsi bahwa penguasaan bahasa dan
pengembangan rasa bahasa secara instingtif berakar dalam hubungan langsung antara
pengalaman dan ekspresi. Karena itu tidak diperkenankan penggunaan bahasa perantara,
penguasaan bahasa lisaan diutamakan, pembelajaran dilaksanakan seperti anak belajar bahasa
ibunya, waktu terbanyak digunakan untuk latihan bahasa lisan, pola-pola dan struktur kalimat
diajarkan secara induktif, gairah belajar harus tumbuh dalam pelajaran itu,
Kebaikan metode Langsung adalah: 1) Peserta didik aktif berbahasa, 2) Peserta didik
langsung diajak menggunakan bahasa Bab 2 Metode Pembelajaran 17 target yang merupakan
penerapan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, 3) Pemahaman peserta didik terhadap bahasa
tidak verbalistis.
Kelemahan penggunaan metode Langsung adalah: 1) Tidak semua kata dapat
dijelaskan dengan menghiubungkan kata-kata dengan benda, gerakan, gambar, atau tiruan, 2)
Peserta didik cenderung menerjemahkan secara diamdiam , 3) Kesulitan dalam mmenjelaskan
nbentuk kata-kata, 4) Pelajarann membaca permulaann lambat karena peserta didik harus
mendengarkan bahasa target yangn menekanlan pada bahasa lisan, 5) Membebani guru (guru
kelelahan).
f) metode linguistik
Metode linguistik juga disebut metode Oral-aural Method. Metode ini dipandang
sebagai metode modern karena berdasar pada pendekatan ilmiah. Prinsip-prinsip
pembelajarannya: 1) Bahasa yang akan diajarkan didasarkan pada analisis deskriptif dan analisis
kontrastifnya dengan bahasa ibu siswa, 2) Sistem bunyi bahasa diajarkan terlebih dahulu, 3) Pola
struktur kalimat diajarkan setelah siswa memahami sistem bunyi, 4) Pelajaran tentang kata
dipadukan dengan pembelajaran bunyi dan pola strukltur kalimat, 22 Pendekatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk SD/MI 5) Pelajaran tata bahasa dapat dikjelaskan dengan bantuan
bahasa ibu siswa dan dijalinkan dalam latihan pemakaian bahasa, 6) Pembelajaran bahasa
ditekankan pada penguasaan bahasa lisan, 7) Latihan-latihan dilakukan secara intensif agar siswa
terbiasa menggunakan bahasa baru yang diajarkan. Dalam metode linguistik semua bahasa
diperlakukan sama, artinya tidak ada bahasa yang lebih baik/lebih maju daripada bahasa lain.
Kelemahan metode linguistik yaitu: 1) Mempelajari bahasa lisan terlebih dahulu tidak
memberikan jaminan pada kelancaran kemampuan membaca dan mengarang, 2) Latihan-latihan
intensif sering menjemukan.
g) metode pilihan
Prinsip dasar metode pilihan berdasarkan gabungan antara metode langsung dan
metode tak langsung. Bahasa ibu murid dapat digunakan untuk menjelaskan dan menerjemahkan
agar tidak terjadi pemborosan waktu dan mencegah salah paham. Urutan bahan pembelajaran
yan sering ditempuh adalah berbicara menulis membaca pemmahaman.
Kegiatan pembelajaran mencakup latihan bercakap-cakap, membaca bersuara, dan
Tanya jawab. Tata bahasa diajarkan secara deduktif. Media pembelajaran yang digunakan
midsalnya audio visual. Kebaikan metode pilihan 1) Metode ini lebih mudah disesuaikan dengan
kebutuhan, 2) Guru lebih mudah melaksanakan karena tidak terlalu terikat jika dibandingkan
dengan metode murni, 3) Kelemahan metode langsung/metode tatabahasa dapat dihilangkan.

E. Teknik Pembelajaran Bahasa SD


Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah
disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru
bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar
dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru
perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-
kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-
beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang
optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode
disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar
penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran
yang berbeda-beda pula.

Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.

a. Teknik pembelajaran menyimak

(1) simak-ulang ucap (2) simak-tulis (dikte) (3) simak-kerjakan (4) simak-terka (5) memperluas
kalimat (6) menyelesaikan cerita (7) membuat rangkuman (8) menemukan benda (9) bisik
berantai (10) melanjutkan cerita (11) parafrase (12) kata kunci

b. Teknik pembelajaran berbicara

(1) ulang-ucap (2) lihat-ucapkan (3) memerikan (4) menjawab pertanyaan (5) bertanya (6)
pertanyaan menggali (7) melanjutkan (8) menceritakan kembali (9) percakapan (10) parafrase
(11) reka cerita gambar (12) bermain peran (13) wawancara (14) memperlihatkan dan bercerita

c. Teknik pembelajaran membaca

(1) membaca survei (2) membaca sekilas (3) membaca dangkal (4) membaca nyaring (5)
membaca dalam hati (6) membaca kritis (7) membaca teliti (8) membaca pemahaman
d. Teknik pembelajaran menulis

(1) menyalin kalimat (2) membuat kalimat (3) meniru model (4) menulis cerita dengan gambar
berseri (5) menulis catatan harian (6) menulis berdasarkan foto (7) meringkas (8) parafrase (9)
melengkapi kalimat (10) menyusun kalimat (11) mengembangkan kata kunci
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Model pembelajararan merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan


prosedur dalam mengorganisasikan pengalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu  filsafat atau
keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat
aksiomatis. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau
kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata
pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan
pada asumsi yang berkaitan.

Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang


mencangkup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan
diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembanganya.

teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik
pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut.

B. SARAN
Semoga makalah ini bdapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi khalayak yang
membcanya. Penyusun tahu bahawa makalah ini dari kata sempurna,sehingga penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca agar penyusun dapat
menyempurnakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Zulela.2012.Pembelajaran bahasa Indonesia.Bandung:Remaja Rosdakarya

Ngalimun,dkk.2014.PembelajaanKetrampilan Berbahasa Indonesia.Jogjakarta:swaja pressindo

http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/pendekatan-metode-strategi-model-dan.html

https://tyassasmitha.wordpress.com/2010/01/20/macam-macam-pendekatan-pembelajaran-
bahasa-indonesia-di-sd/

https://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-
model-pembelajaran/

usti. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif (Online). Tersedia: http://yusti-


arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html

Padiya. 2012. Model Pembelajaran Kontekstual  (Online). Tersedia: http://model-


pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-kontekstual.html

Pensb. 2012. Pembelajaan Kuantum (Online). Tersedia: http://pensa-sb.info/pembelajaran-


kuantum-sebagai-model-pembelajaran-yang-menyenangkan/

Anda mungkin juga menyukai