PRAKTIKUM VI
Karakteristik Beban Nol dan Berbeban
Generator Sinkron 3 Fasa
Oleh:
CHUSNIA FEBRIANTI 0419030001
DWI ANANDA RAMADHANI 0419030003
MOCHAMMAD CHAFID 0419030014
DITO KRESNA RIYANTO 0419030024
ROZAQ ARDIANSYAH 0419030032
Pembimbing:
IR. JOESSIANTO EKO POETRO, MT
ANGGARA TRISNA NUGRAHA, S.T, M.T.
COVER ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pengoperasian generator tiga phasa ini adalah kontinu dan dengan beban
tertentu, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan generator tersebut dalam
catu daya. Besar daya yang di catu tentunya harus selalu berada dibawa
kemanpuan catu daya generator tersebut, bila pengoperasian berada diatas
kemampuan generator atau kapasitas beban melebihi pada generator tersebut
maka akan mengakibatkan pemanasan yang berlebihan pada generator tersebut.
Pada percobaan ini, generator diuji dengan dua kondisi yaitu dihubungkan
dengan beban dan tanpa beban.
Oleh karena itu dilakukanlah percobaan guna mengetahui besar tegangan dan
frekuensi pada motor
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami secara umum tentang generator sinkron.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai frekunsi pada generator sinkron.
3. Mengetahui hubungan antara tegangan generator dan arus eksitasi saat dalam
keadaan tanpa beban.
4. Mengetahui hubungan antara tegangan generator dan arus beban saat dalam
keadaan berbeban.
4
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.1 Konstruksi Generator 3 Fasa Salient Pole dan Non Salient Pole
5
W
Kumparan S
Jangkar t
Kumparan R
F F Medan o
1 2
Gambar 2.3 Rangkaian Elektrik Generator Sinkron
Rotor berupa magnet listrik yang dapat diatur kekuatannya dalam batas
tertentu. Sebagai arus penguat dipakai arus searah yang dimasukkan ke dalam
belitan melalui sikat dan slip ring. Arus searah itu dapat diambil dari exciter
(mesin penguat).
Stator terdiri atas 3 kumparan jangkar yang masing-masing terpisah 1200.
Umumnya ketiga lilitan dihubungkan bintang (Y) dengan titik netral N yang
dapat dikeluarkan bersama tiga saluran membentuk sistem 4 kawat 3 fasa.
Apabila rotor diputar dengan kecepatan n, maka pada kumparan jangkar
(stator) akan terinduksi tegangan (GGL) yang besarnya Ea=c.n. tergantung
pada besar medan magnet rotor dan kecepatan pemotongan medan magnet
atau kecepatan rotor. Persamaan tegangan generator AC adalah:
U = Ea –Ia Zs
Zs = Ra + jXs
6
Karakteristik berbeban :
U = f(Ia), If = konstan
7
2.3 Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya
kuat arus listrik, yang melewati suatu rangkaian. Biasanya akan ditemukan
tulisan amperemeter atau A pada alat amperemeter tersebut. lalu tulisan
milliamperemeter (mA), atau mikroamperemeter. Pada percobaan ini berfungsi
untuk mengukur arus DC. Selain itu, alat ukur ini juga dapat difungsikan untuk
mengukur besar tegangan AC, tahanan dan memeriksa sambungan kabel.
8
2.5 Frekuensimeter
Alat ini digunakan untuk megukur frekuensi putaran motor yang dijaga
kestabilannya.
9
Gambar 2.9 Motor DC
2.8 Resistive Load Bank
Alat ini digunakan untuk membebani generator AC 3 Fasa, sehingga dapat
diketahui ciri khas generator 3 fasa saat terjadi perubahan beban.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11
Generator Tanpa Beban
1. Hubungkan stator Generator AC 3 fasa dalam hubungan bintang.
2. Rangkailah semua peralatan seperti pada gambar 2
a) Ampere Meter A1 & A2: selector switch pada posisi A= (pada range yang
terbesar) serta lobang colokan yang digunakan adalah COM dan A (10
A).
b) Volt Meter: selector switch pada posisi V~ (pada range yang terbesar)
serta lobang colokan yang digunakan adalah COM dan V .
c) Switch loadbank RL (R1, R2, R3) pada posisi NOL.
3. Arahkan selector switch di M1 pada posisi DC (1/=), togle switch di M3
pada posisi on
4. Pastikan bahwa rangkaian sudah benar (tanyakan instruktur).
5. Atur tegangan dari Adaptor hingga mencapai 100 Volt.
6. Nyalakan Power Supply sesuai SOP Power Supply.
7. Atur regulator M1 agar putaran motor DC (analog turbin) sebesar 3000 rpm
atau frekuensi sebesar 50 Hz (dijaga konstan).
8. Atur regulator M3 (dengan memutar secara pelan searah jarum jam)
sehingga tegangan terminal generator UG = 380V.
Catat hasil pengukuran arus eksitasi dalam Tabel 1.
10. Ulangi pengukuran dengan arus eksitasi sesuai Tabel 1 dengan mengatur
regulator M3 dengan menjaga kecepatan motor konstan (frekuensi 50 Hz
konstan).
11. Amati besar tegangan terminal generator UG dan masukkan dalam Tabel
1.
Generator Berbeban
12. Bila sudah selesai, atur arus eksitasi (If) regulator M3 sehingga tegangan
terminal generator UG = 380V.
13. Pada switch resistif load bank RL pada posisi 0. Amati penunjukan arus
beban IL (A2) dan masukkan dalam Tabel 2. Catat juga nilai If dibawah
Tabel 2.
14. Ulangi pengukuran dengan posisi beban RL sesuai dengan Tabel 2 dengan
menjaga putaran motor konstan 3000 rpm (50 Hz) dengan mengatur M1
15. Amati penunjukan UG dan IL dan masukkan hasilnya dalam Tabel 2.
16. Bila sudah selesai, matikan Power Supply sesuai SOP Power Supply.
12
3.3 Gambar Rangkaian
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet
pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan
kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan
putar pada stator. Mesin sinkron tidak dapat start sendiri karena kutub-kutub
tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar
sinkron. Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian
yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian
magnetik yang berbentuk simetris dan silindris. Selain itu generator sinkron
memiliki celah udara ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat
14
Gambar 4.1 Kontruksi sederhana generator sinkron
Gambar 4.2 Tabel Data Hasil Praktikum Generator Sinkron 3 Fasa Tanpa
Beban
15
Gambar 4.3 Tabel Data Hasil Praktikum Generator Sinkron 3 Fasa Berbeban
16
Dari grafik diatas, generator tanpa beban tegangannya berbanding lurus
dengan nilai arus eksitasinya (A1). Semakin besar tegangan generator
meka nilai arus eksitasi(A1) juga bertambah.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data table dan grafik praktikum Karakteristik Beban Nol &
Berbeban Generator Sinkron 3 Fasa yang diperoleh dan telah dihasilkan
pembahasan serta dapat diambil kesimpulan, diantaranya yaitu:
1. Generator sinkron 3 fasa adalah generator yang putaran rotor dan putaran
medannya sama sehingga slip yang dihasilkan adalah 0 (tidak ada slip).
2. Nilai frekuensi bergantung pada tegangan generator dan putaran rotor.
Sementara tegangan rotor bergantung pada kecepatan putaran rotor.
3. Generator tanpa beban nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus
eksitasi. Apabila nilai tegangan semakin besar maka nilai arus eksitasinya
akan besar.
4. Generator berbeban tegangan akan berbanding terbalik dengan arus beban.
Nilai tegangan akan bertambah dengan seiring mengecilnya nilai arus beban.
18
DAFTAR PUSTAKA
19