Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN SOLAR SEL

PADA GEDUNG PERKANTORAN


SEBAGAI ENERGI LISTRIK ALTERNATIF
( Studi Kasus : Gedung Kantor Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat )
Wempi Noviandi 1), Ayong Hiendro 2), Junaidi 2)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura
Email : wempidua@gmail.com

1. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura


2. Dosen Fakultas Teknik Universitas tanjungpura

ABSTRAK

PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah peralatan pembangkit listrik yang merubah
cahaya matahari menjadi listrik. PLTS sering juga disebut Solar Cell, atau Solar Photovoltaic, atau Solar
Energi. Dengan konsep yang sederhana yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik yang mana
cahaya matahari adalah salah satu bentuk energi dari Sumber Daya Alam. Cahaya matahari sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi yang
tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sel surya sering
dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Pada tugas akhir ini akan membahas mengenai merancang sistem
PLTS sesuai dengan kebutuhan dan melakukan uji pembebanan PLTS. Adanya tugas akhir ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan mengenai PLTS dan bagaimana PLTS itu bekerja. Dari hasil pengujian dan
pembahasan “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya” Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang telah
dirancang dengan spesifikasi panel surya 100 WP sebanyak 44 Buah, Baterai 100 Ah sebanyak 30 buah,
solar charge controller 250 A, serta inverter 3000 W/220VAC telah berhasil diuji coba. PLTS ini juga
dilengkapi dengan indikator tegangan yang dihasilkan panel surya dan tegangan output inverter.
Berdasarkan hasil pengujian PLTS ini mampu menghasilkan rata-rata daya sebesar 827 Wh dala satu hari.

Kata Kunci : Rancang Bangun Solar Sel, Energi Listrik Alternatif Pada Gedung Perkantoran,
Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

1. PENDAHULUAN Salah satu dampak dari kurang meratanya


infratruktur jaringan listrik dapat mengakibatkan
Energi listrik adalah salah satu kebutuhan kekurangan pasokan listrik untuk gedung-gedung
masyarakat modern yang sangat penting dan vital. perkantoran seperti halnya gedung perkantoran
Ketiadaan energi listrik akan sangat mengganggu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sintang
keberlangsungan aktivitas manusia. Penggunaan genset sebagai sumber energi
Krisis energi khususnya energi fosil seperti cadangan kurang efisien karena biaya yang
minyak bumi dan permasalahan dampak dikeluarkan untuk pengadaan genset dan solar
lingkungan yang diakibatkan oleh pemakaian cukup mahal.
energi yang tidak ramah lingkungan mendorong Melihat kondisi ini maka dipandang perlu
dunia dan pemerintah Indonesia untuk membuat suatu rancangan sistem pembangkit
mempercepat pemanfaatan energi terbarukan listrik tenaga surya skala gedung perkantoran
seperti energi air, energi angin, energi matahari sebagai pembangkit energi listrik alternatif untuk
(surya), dan lain-lainnya. mendukung program ramah lingkungan dan energi
Salah satunya adalah pemanfaatan energi terbarukan.
terbarukan energi surya atau pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS), jika dieksploitasi dengan
tepat, energi surya diprediksi mampu menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia.

1
2. LANDASAN TEORI Suhu sel PV 𝑇𝐶 adalah suhu permukaan array
PV. Pada malam hari sama dengan suhu sekitar,
2.1 Modul Surya namun di bawah sinar matahari penuh, suhu sel
bisa melebihi suhu sekitar 300 C atau lebih.
Energi surya adalah energi yang didapat Persamaan untuk suhu sel PV adalah sebagai
dengan mengubah energi panas surya (matahari) berikut :
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya
dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah satu 𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 𝜂𝐶
𝑇𝐶 = 𝑇𝑎 + 𝐼𝑇 ( )( 1- ) (3)
sumber pembangkit daya selain air, uap, angin, 𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 0,9
biogas, batu bara, dan minyak bumi. Teknik
pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun Dimana :
1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia 𝑇𝑎 = suhu lingkungan (0C)
menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi 𝑇𝑐,𝑁𝑂𝐶𝑇 = suhu sel operasi nominal (0C)
radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode
itu belum banyak dikembangkan. Sistem 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 = suhu sekitar dimana NOCT (suhu sel
Photovoltaic (PV) mengubah cahaya matahari operasi nominal) didefinisikan 200 C)
secara langsung menjadi listrik. Sebuah sel surya 𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 = radiasi matahari dimana NOCT
atau PV terdiri dari bahan semikonduktor yang didefinisikan (0,8 kW / 𝑚2 )
menyerap cahaya matahari. 𝜂𝐶 = efisiensi konversi listrik dari susunan
PV (%)
Output daya dari susunan PV dinyatakan
sebagai berikut : Jika array PV dikendalikan oleh MPPT
(tracker power point maksimum), array PV
𝐼𝑇 beroperasi pada titik daya maksimum dan efisiensi
𝑃𝑃𝑉 = 𝑃𝑃𝑉,𝑆𝑇𝐶 x 𝑓𝑃𝑉 x 𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 x (1)
𝐼𝑇 ,𝑆𝑇𝐶 sel (ηc) selalu sama dengan efisiensi power point
maksimum (𝜂mp ). Menggunakan solar tracking
Dimana : dianjurkan untuk meningkatkan kapasitas PV.
𝑃𝑃𝑉,𝑆𝑇𝐶 = kapasitas pengenal dari susunan PV Persamaan untuk suhu sel dengan MPPT
berdasarkan kondisi uji standar (kW) digunakan persamaan sebagai berikut :
𝑓𝑃𝑉 = faktor derating PV (%)
𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 𝜂𝑚𝑝
𝐼𝑇 = insiden radiasi matahari pada susunan 𝑇𝐶 = 𝑇𝑎 + 𝐼𝑇 ( )( 1- ) (4)
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 0,9
PV (kW / 𝑚2 )
𝐼𝑇 ,𝑆𝑇𝐶 = radiasi kejadian pada kondisi uji Karena 𝜂𝑚𝑝 tergantung pada suhu sel 𝑇𝐶 ,
standar (1 kW / 𝑚2 )
dimana 𝜂𝑚𝑝 , STC adalah efisiensi dari susunan PV
𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 = faktor derating suhu (tidak berdimensi)
pada titik daya maksimum di bawah STC (%).
Faktor derating adalah pengurangan output Produsen PV biasanya melaporkan 𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 , 𝜂𝑚𝑝 ,
array PV karena debu pada permukaan panel, STC sebagai bagian dari data produk mereka.
kehilangan kabel, naungan, penuaan, suhu tinggi, Untuk menentukan efisiensi yaitu :
atau hal lain yang mungkin terjadi akibatnya. 𝜂𝑚𝑝 , = 𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 x 𝜂𝑚𝑝 , STC (5)
Keluaran akan berkurang dari yang diperkirakan
dalam kondisi ideal. Dan dapat pula dilihat sesuai data produk
Faktor derating suhu dapat dihitung dengan yang dipakai akan lebih mudah untuk menghitung
menggunakan persamaan sebagai berikut : 𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 yaitu dengan persamaan berikut :
𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 = [1+ αP (𝑇𝐶 - 𝑇𝐶,𝑆𝑇𝐶 )] (2) 𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇
1+𝛼𝑃 [ 𝑇𝑎 + 𝐼𝑇 ( ) − 𝑇𝐶,𝑆𝑇𝐶 ]
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇
𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 = 𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 𝜂𝑚𝑝,𝑆𝑇𝐶 (6)
Dimana : 1+𝛼𝑃 𝑥 𝐼𝑇 ( )
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 0,9
αP = koefisien temperatur daya (% / 0C)
𝑇𝐶 = suhu sel PV pada setiap langkah waktu 2.2 Baterai
(0C)
𝑇𝐶,𝑆𝑇𝐶 = suhu sel PV di STC (kondisi uji standar Baterai atau akumulator merupakan salah satu
250 C) alat yang dapat mengkonversikan energi listrik
menjadi energi kimia, atau energi kimia menjadi
energi listrik. Akumulator ini sering dikenal
2
sebagai sel sekunder. Pada saat sel ini diisi atau Pengaturan akumulator berfungsi untuk
dialiri arus listrik, maka arus listrik tersebut mengatur pengisian daya pada akumulator dan
disimpan ke dalam bentuk energi kimia, dan pada pengosongannya yang akan disalurkan ke beban.
saat sel ini dibebani dengan peralatan listrik, maka
energi kimia yang tersimpan akan dirubah menjadi Rangkaian pengatur pengisian akumulator ini
energi listrik.Kemampuan untuk menyimpan energi mempunyai kemampuan :
listrik kedalam bentuk energi kimia ini ▪ Mengatasi arus pengisian yang bertujuan untuk
memungkinkan penggunaannya dapat diperluas mencegah pengisian yang berlebihan ketika
dalam sistem kelistrikan mengisi akumulator agar tidak melebihi
kapasitas maksimum akumulator.
2.2.1. Sistem Pengisian Baterai ▪ Mengatur daya pada akumulator yang telah
habis terpakai, maka secara otomatis
Pengisian baterai akan dapat berlangsung bila penyaluran daya kebeban akan terputus
arus searah masuk dari terminal positif (+) aki dan sehingga tidak merusak komponen-komponen
keluar melalui terminal negatif (-) aki. Proses ini baik pada rangkaian maupun pada akumulator
dapat terlaksana dengan cara menghubungkan itu sendiri sampai akumulator terisi kembali.
terminal positif (+) sumber dengan terminal positif
(+) akidan terminal negatif (-) sumber dengan 2.3 Inverter
terminal negatif (-) aki.
Inverter berfungsi untuk merubah daya arus
2.2.2 Sistem Pemakaian Baterai searah menjadi daya arus bolak balik yang
tegangan dan frekuensinya dapat diatur. Tegangan
Apabila akumulator digunakan, yaitu memberi bolak balik yang dihasilkan inverter berbentuk
arus listrik ke beban, seperti untuk menyalakan gelombang persegi dan pada pemakaian tentu
lampu, maka aki akan mengeluarkan energi listrik diperlukan filter untuk menghasilkan bentuk
yang tadinya tersimpan sebagai energi gelombang sinus.
kimia.Dalam memberikan energi pada akumulator, Ukuran inverter dinilai berdasarkan ukuran PV
perlu diperhatikan DOD nya (depth of discharge) untuk memaksimalkan kuantitas energi yang akan
atau batas maksimum dan minimum. Untuk didapat dari pengubahnya.
menentukan besarnya kapasitas yang digunakan Array PV Konstanta R umumnya digunakan
pada akumulator dapat ditentukan dengan untuk mengekspresikan ukuran PV dibandingkan
persamaan berikut : dengan ukuran inverter, yang didefinisikan sebagai
berikut :
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑥 % 𝐷𝑂𝐷
Kapasitas digunakan= (7)
100 % 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑉
R = (9)
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟
Untuk menentukan DOD dengan persamaan
berikut : Besarnya ukuran frekuensi inverter tidak
sama dengan ukuran PV (R>1) karena PV tidak
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 selalu menghasilkan daya maksimalnya.
%DOD =. x 100 % (8)
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 Pertimbangan untuk menggunakan inverter ukuran
yang lebih kecil adalah meminimalkan biaya
a. Regulator Baterai inverter.

Charge Controller berfungsi untuk menjaga 2.4 Charge Controller


keseimbangan energi di akumulator dengan cara
mengatur tegangan maksimum dan minimal dari Charge Controller adalah alat yang mengatur
akumulator tersebut, alat ini juga berfungsi untuk pengisian arus listrik dari panel surya kebaterai dan
memberikan pengamanan terhadap sistemnya itu. sebaliknya. Saat isi baterai tersisa 20% sampai
Proteksi terhadap pengisian berlebih (over charge) 30%, maka regulator akan memutuskan dengan
di akumulator, proteksi terhadap pemakaian beban. Regulator baterai juga mengatur kelebihan
berlebih (over discharge) oleh beban, mencegah mengisi baterai dan kelebihan tegangan dari Panel
terjadinya arus balik kemodul surya, melindungi surya. Manfaat dari alat ini juga untuk menghindari
terhadap terjadinya hubungan singkat pada beban full discharge dan overloading serta memonitor
listrik dan sebagai interkoneksi dan komponen- suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisian
komponen PLTS lainnya. dapat mengurangi umur baterai. Kontroler ini

3
dilengkapi dengan diode protection yang Maka Prinsip kerja PLTS pada gedung yang
menghindarkan arus DC dari baterai agar tidak dirancang yaitu Modul surya menangkap radiasi
masuk ke panel surya lagi. matahari, kemudian diubah menjadi energi listrik.
Output dari modul surya dihubungkan ke charge
3. METODE PENELITIAN controller, yang kemudian disalurkan ke baterai
dan beban setelah terlebih dahulu melalui inverter.
Adapun bahan-bahan penelitian Rancang Charge controller itu sendiri berfungsi untuk
Bangun Solar Sel Pada Gedung Perkantoran mengontrol pengisian dan pembuangan energi
Sebagai Energi Listrik Alternatif di Gedung Dinas listrik pada baterai. Output dari charge controller
Pekerjaam Umum Kabupaten Sintang sebagai selain untuk baterai juga untuk beban listrik.
berikut : Apabila baterai penuh charge controller akan
• PV Module (modul surya) menghentikan pengisian energi listrik dari
modulsurya, dan atau apabila energi listrik pada
• Baterai/Aki baterai dalam kondisi kurang charge controller
• Inverter akan menghentikan keluaran energi listrik dari
• Charge Controller baterai.
• Kabel instalasi. Dari output charge controller untuk beban
dihubungkan ke inverter, inverter itu sendiri adalah
Metode penelitian yang digunakan adalah berfungsi untuk mengubah energi lisrtik searah
sebagai berikut : (DC) menjadi energi listrik bolak-balik (AC)
• Studi Literatur yaitu dengan mempelajari teori karena beban listrik yang digunakan adalah beban
dasar energi matahari, jaringan listrik, listrik AC. Dari inverter dihubungkan kebeban,
photovoltaic, elektronika dasar khususnya adapun beban pada PLTS di gedung ini adalah
melalui buku-buku, jurnal-jurnal, majalah peralatan-peralatan elektronik dan lampu
ilmiah, tesis, browsing internet, maupun penerangan.
referensi lain yang dapat dijadikan landasan
teori ;
• Observasi lapangan, dilakukan untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
memperoleh data-data yang diperlukan seperti
data beban, modul/array, baterai/aki, inverter Perhitungan kapasitas komponen PLTS ini
dan charge controller ; menggunakan perhitungan manual dengan dibantu
• Perhitungan dan analisis pembahasan oleh lembar kerja (worksheet) yang dikembangkan
oleh Go Solar Company. Penggunaan lembar kerja
Sistem PLTS untuk gedung ini, sama atau tersebut memudahkan kita menelusuri urutan
tidak jauh beda dengan sistem PLTS lainnya. perhitungan. Berikut adalah tahapan perhitungan
Dimana sumber energinya dari tenaga surya, yang yang yang dilakukan :
ditangkap oleh modul surya, untuk diubah menjadi • Tahap I, Perhitungan Beban
energi listrik. Dari modul surya energi listrik • Tahap II, Perhitungan Panel surya.
ditampung oleh baterai. Kemudian energi listrik • Tahap III, Perhitungan Baterai.
bisa digunakan dengan beban DC. • Tahap IV, Perhitungan Charge Controller.
Berikut ini adalah gambar diagram blok sistem • Tahap V, Perhitungan Inverter.
Pembangkit Sel Surya:
Sebelum melakukan tahapan perhitungan
komponen PLTS maka akan ditentukan beberapa
nilai di bawah ini :

Spesifikasi Modul Surya :


Merk : Solar Panel GHS 100
Model : Solar Panel 100 Watt
Max. Power (Wp) : 100 Wp
Max. Voltage : (Vmp) : 18 V
Max. Current (Imp) : 5,56 A
Open Circuit Voltage (Voc) : 21,12 V
Gambar 3. Diagram Blok Sistem Solar Sel Short Circuit Current (Isc) : 5,89 A

4
Spesifikasi Baterai : 08.00 20.00
Merk : Storace 08.00 - 20.00 -
Nominal Voltage : 12 Volt 09.00 258,2496 21.00 0
Rated Capacity (20HR) : 100 Ah 09.00 - 21.00 -
10.00 381,2256 22.00 0
4.1 Data Lapangan 10.00 - 22.00 -
Jumlah jam matahari per hari Berdasarkan 11.00 216,7452 23.00 0
data intensitas matahari Juni 2017 sampai dengan 11.00 - 23.00 -
Mei 2018 yang diambil dari Badan Meteorologi 12.00 581,0616 00.00 0
dan Geofisika (BMG) Supadio dilihat pada tabel
581,0616 581,0616
dibawah ini : Maksimum
6,1488 6,1488
Minimum
Tabel 1. Data Temperatur dan Insolasi
224,27748 224,27748
Matahari Rata-rata
Sumber : BMKG Supadio
Tahun Bulan Temperature Insolasi 20 Januari 2019
(◦C) Matahari
(kWh/m²/hari) Tabel 3. Data Suhu Ruangan Kantor Dinas PU
2018 Januari 27.6 4.4 Sintang
Februari 26.8 6.3
Jam Suhu Ruangan Jam Suhu Ruangan
Maret 27.1 5.8
(◦C) (◦C)
April 27.3 6
00.00 - 12.00 -
Mei 28.1 6.3
01.00 25,7 13.00 32,8
2017 Juni 27.8 6.8
01.00 - 13.00 -
Juli 27.6 6.8 02.00 25,4 14.00 28,66
Agustus 28.4 5 02.00 - 14.00 -
September 28.7 4.5 03.00 25,2 15.00 28,5
Oktober 28.5 5.1 03.00 - 15.00 -
Nopember 28.5 4.6 04.00 24,6 16.00 29,4
Desember 27.9 6 04.00 - 16.00 -
Maksimum 28.7 6.8 05.00 24,5 17.00 30,17
Minimum 26.8 4.4 05.00 - 17.00 -
Rata-rata 27.8 5.09 06.00 24,8 18.00 29,18
Sumber : BMKG Supadio 06.00 - 18.00 -
07.00 25,5 19.00 28,2
Tabel 2. Data Rata-Rata Tiap Jam Insolasi 07.00 - 19.00 -
Matahari 08.00 27,7 20.00 27,2
Nilai Radiasi Nilai Radiasi 08.00 - 20.00 -
Jam 09.00 28,7 21.00 26,26
Jam Matahari Matahari
(Wh/m²) (Wh/m²) 09.00 - 21.00 -
00.00 - 12.00 - 10.00 29,6 22.00 26,2
01.00 0 13.00 315,126 10.00 - 22.00 -
01.00 - 13.00 - 11.00 30,5 23.00 26,6
02.00 0 14.00 235,1916 11.00 - 23.00 -
02.00 - 14.00 - 12.00 31,5 00.00 25,3
03.00 0 15.00 141,4224 Sumber : Aplikasi Accu Weather
03.00 - 15.00 -
04.00 0 16.00 7,686
04.00 - 16.00 -
05.00 0 17.00 6,1488
05.00 - 17.00 -
06.00 0 18.00 0
06.00 - 18.00 -
07.00 0 19.00 0
07.00 - 99,918 19.00 - 0

5
4.2 Perhitungan Beban 4.3 Perhitungan Panel Surya

Tabel 4. Perhitungan Beban Total energi sistem yang disyaratkan adalah


sebesar :
Daya Jum
Peralatan Lama lah
Banyak
(Watt) Pema Daya ET = EA + rugi-rugi sistem
Peralatan
No, (W) kaian (Wh) = EA + (15% x EA)
(unit)
Peralatan (Jam) (P = = 14695 Wh + (15% x 14695Wh)
(n)
(unit) (h) n x W = 16899,25 Wh
(n) x h)
1 Lampu 15 11 10 1650 Jadi total energi sistem yang disyaratkan
2 Lampu 20 23 10 4600 sebesar 16899,25 Wh
PC/Kom
3 puter 8 55 5 2200 Keterangan :
4 TV 1 140 3 420 ET : Energi total termasuk rugi-rugi yang
5 AC 3 240 5 3600 diperhitungkan
Kipas EA : Energi total tanpa rugi-rugi
6 Angin 6 35 5 1050
Mesin
7 Air 1 125 1 125 4.3.1 Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya
Dispen
Kapasitas Daya Modul Surya
8 ser 1 350 3 1050
𝐸𝑇
Total Pemakaian 14695 = ( ) x faktor penyesuaian
𝑖𝑛𝑠𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖

16899,25 𝑊ℎ
= ( ) x 1,1
4,4

= 4224,8125 ≈ 4400 WP

Besarnya kapasitas daya modul surya 4400


watt peak atau 4,4 Kw

Satuan energi (dalam Wh) dikonversikan


menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas
baterai sebagai berikut :

𝐸
AH = ( 𝑉𝑠𝑇 )

16899,25 𝑊ℎ
= ( )
Gambar 4. Diagram Beban Kantor Dinas PU 24 𝑣𝑜𝑙𝑡
Sintang = 704,135 ≈ 710 Ah

Keterangan :
Diagram ini berdasarkan tabel jumlah beban
AH : Kapasitas AH yang dibutuhkan
harian kantor Dinas PU Sintang yang disimulasikan
ET : Energi total termasuk rugi-rugi yang
dalam waktu 24 jam . Dan dari Grafik pemakaian
diperhitungkan
beban ini maka nantinya akan dapat dilihat
Simulasi Pelayanan Beban Harian kantor Dinas PU
Sintang.

6
4.3.2 Perhitungan Daya Keluaran Modul Surya 4.3.4 Perhitungan Efisiensi Power Point
Maksimum
Perhitungan Daya Keluaran PV dari
persamaan (II.2) sebagai berikut : Menentukan efisiensi power point maksimum
dari persamaan (II.6) yaitu :
𝐼𝑇
𝑃𝑃𝑉 = 𝑃𝑃𝑉,𝑆𝑇𝐶 x 𝑓𝑃𝑉 x 𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 x
𝐼𝑇 ,𝑆𝑇𝐶
ηmp = ftemp x ηmp , STC
𝑃𝑃𝑉,𝑆𝑇𝐶 = 1,2 KW
𝑓𝑃𝑉 = 90 % (kondisi panel baru)
= 0,975 x 14,5 % = 0,1414

4.3.5 Perhitungan Suhu Sel PV


4.3.3 Perhitungan Faktor Derating Suhu
𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 𝜂𝑚𝑝
Menentukan faktor derating suhu (tidak 𝑇𝐶 = 𝑇𝑎 + 𝐼𝑇 ( )( 1- )
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 0,9
berdimensi) yaitu :
46 − 20 0,141
𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 = 27,7 + 0,099 ( ) ( 1- )
1+𝛼𝑃 [ 𝑇𝑎 + 𝐼𝑇 (
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇
) − 𝑇𝐶,𝑆𝑇𝐶 ] 0,8 0,9
𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 = 𝑇𝐶,𝑁𝑂𝐶𝑇 − 𝑇𝑎,𝑁𝑂𝐶𝑇 𝜂𝑚𝑝,𝑆𝑇𝐶
1+𝛼𝑃 𝑥 𝐼𝑇 ( )
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 0,9 = 27,7 + 0,099 (32,5) (0,8429)

Untuk menghitungnya dapat melihat data = 27,7 + 2,712 = 30,41 0C


sheet panel surya yang dipakai dan ketentuan
kondisi uji standar, yaitu sebagai berikut : Dari Langkah tadi maka didapat Perhitungan
Daya Keluaran PV adalah sebagai berikut :
αP = --0,45(% / 0C) = --0,0045 0C
𝑇𝑎 = 27,7 0C (data suhu ruangan pukul 𝐼𝑇
07.00 sampai 08.00) 𝑃𝑃𝑉 = 𝑃𝑃𝑉,𝑆𝑇𝐶 x 𝑓𝑃𝑉 x 𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 x
𝐼𝑇 ,𝑆𝑇𝐶
𝐼𝑇 = 99,918 W / 𝑚2 =0,099 kW / 𝑚2
(data BMKG) 0,099 𝑘𝑊/𝑚²
= 4,4 kW x 90% x 0,975 x
𝑇𝑐,𝑁𝑂𝐶𝑇 = 46 0C 1 𝑘𝑊/𝑚²
𝐼𝑇 ,𝑁𝑂𝐶𝑇 = radiasi matahari dimana NOCT
didefinisikan (0,8 kW / 𝑚2 ) = 0,382 kW
𝑇𝑐,𝑆𝑇𝐶 = 25 0C
𝜂𝑚𝑝 , STC = 14,5% = 0,145 Dan selanjutnya dihitung demikian menggunakan
perhitungan tersebut sesuai data tiap jamnya

Maka perhitungannya yaitu : Besar Deep Of Charge adalah 50%. Hari


otonom adalah 1 hari, artinya daya yang dihasilkan
46 −20 langsung disalurkan pada hari itu juga.
1+(−0,0045) x [ 27,7 + 0,099 x ( ) – 25 ]
0,8
𝑓𝑡𝑒𝑚𝑝 = 46 −20 0,145
1+(−0,0045) x 0,099x ( )x 𝐴ℎ 𝑥 𝑑
0,8 0,9 𝐶𝑏 =
𝐷𝑂𝐷
=
1+(−0,0045) x [ 27,7 + 0,099 x (32,5 ) – 25 ] 710 𝑥 1
1+(−0,0045) x 0,099x ( 32,5 )x 0,161 𝐶𝑏 =
50%
1+(−0,0045) x [ 5,9175 ] 𝐶𝑏 = 1420 𝐴ℎ
=
1+(−0,0045) x 0,518

1+(−0,0266) 0,973 𝐶𝑏 ≈ 1500 𝐴ℎ


= = = 0,975
1+(−0,00233) 0,997

Keterangan:
Cb = Kapasitas baterai
Ah = Kapasitas arus/jam yang dibutuhkan
d = day (hari)

7
Maka Kapasitas Baterai yang dibutuhkan Berdasarkan kesimpulan dan hasil perencanaan
adalah sebesar 1500 Ah yang telah dilakukan, maka penulis ingin
mengajukan saran-saran yaitu :

• Dikarenakan beban yang akan dilayani oleh


Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah
peralatan listrik berhubungan dengan
pelayanan publik yang sangat penting maka
disarankan untuk menggunakan true sine
wave inverter. Hal ini disebakan true sine
wave inverter outputnya yang paling
mendekati bentuk gelombang asli dari
jaringan listrik PLN.

• Untuk baterai dalam perencanaan PLTS ini


hendaknya menggunakan kualitas yang baik
agar dalam menyimpan dan memberikan
daya yang maksimal.

• Untuk mendapatkan intensitas cahaya


matahari yang maksimum, sebaiknya modul
Gambar 5. Simulasi Pelayanan Beban Kantor surya dipasang dengan menggunakan alat
Dinas PU Sintang (Wh) yang biasa mengikuti arah matahari.

Gambar diatas diperoleh berdasarkan DAFTAR PUSTAKA


penelitian dilakukan selama 24 jam.
Ayong Hiendro, Rudi Kurnianto, Managam
5. KESIMPULAN DAN SARAN Rajagukguk, Yohanes M.Simanjuntak,
Junaidi. 2013. Techno-economic
Dari hasil perhitungan dan analisa analysis of photovoltaic/wind hybrid
perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya system for onshore/remote area in
untuk gedung kantor Dinas PU Sintang, dapat Indonesia. Indonesia: Departmen of
diambil kesimpulan, yaitu : Electrical Engineering, Universitas
Tanjungpura Pontianak.
• Kapasitas baterai yang akan digunakan adalah Sandro Putra, Ch., Rangkuti. 2016. Perencanaan
3000 Ah. Dengan jumlah baterai 30 buah, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara
menggunakan rating Ah baterai 100 Ah. Mandiri Untuk Rumah Tinggal. Indonesia :
• Kapasitas panel surya yang digunakan 4400 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Wp, sebanyak 44 buah panel dengan masing- Teknologi industri, Universitas Trisakti.
masing panel 100 Wp. Ari Rahayuningtyas, Seri Intan Kuala, dan Ign.
• Kapasitas Charge Controller dari hasil Fajar Apriyanto. 2014. Studi Perencanaan
perhitungan adalah 244,64 A. Tetapi kapasitas Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
yang dipilih tidak lebih rendah dari (PLTS) Skala Rumah Sederhana di
perhitungan. Maka total kapasitas charge Daerah Pedesaan Sebagai Pembangkit
controller yang dipakai adalah 250 A. Listrik Alternatif Untuk Mendukung
• Kapasitas Inverter yang akan digunakan yaitu Program Ramah Lingkungan Dan Energi
3000 Watt. Kapasitas ini dipilih lebih besar dari Terbarukan. Pusat Pengembangan
perhitungan beban-beban yang beroperasi Tekonologi Tepat Guna, Lembaga Ilmu
secara serentak yaitu 2610 Watt. Pengetahuan Indonesia (LIPI).
• Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini bersifat M. Hasbul Mahyudi. 2010. Perencanaan
modular, sehingga apabila dikemudian hari ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk
penambahan beban maka kapasitas dari masing- Puskesmas Nanga Suhaid Kecamatan
masing komponen dapat ditambah sesuai Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu
dengan kebutuhan beban tersebut. Kalimantan Barat. Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Pontianak.

8
Hasnawiya Hasan. 2012. Perancangan Pembangkit BIOGRAFI
Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi.
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Wempi Noviandi, lahir di Kota
Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar. Sintang, Kabupaten Sintang,
Timotius Chris, Ratnata I Wayan, Mulyadi Yadi, Kalimantan Barat. 12 November
Mulyana Elih, 2009, Perancangan dan
1990. Menempuh Pendidikan
Pembuatan Listrik Tenaga Surya, Laporan
Penelitian Hibah Kompetitif, Perancangan Dasar di SD Negeri No. 2
dan Pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Sintang lulus pada tahun 2002,
Surya. dan melanjutkan ke SMP Negeri
Peter Gevorkian Ph.D.,P.E. 2010. Solar Power No. 1 Sintang lulus pada tahun 2005, kemudian
System Physics And Technologies” melanjutkan ke SMA Negeri No. 1 Sintang lulus
Alternative Energy Systems in Building pada tahun 2008, dan melanjutkan ke Diploma III
Design,The McGraw Hill Companies, hal
Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) lulus
143 – 145.
S.G., Ramadhan; Ch. Rangkuti. 2016. Perencanaan tahun 2011. Memperoleh gelar Sarjana Fakultas
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Atap Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas
Gedung Harry Hartanto Universitas Trisakti. Tanjungpura (UNTAN) Pontianak pada tahun
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi 2019.
Industri, Universitas Trisakti.
Anwar Ilmar Ramadhan; Ery Diniardi; Sony Hari
Mukti. 2016. Analisis Desain Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas
50 WP. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai