Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini masyarakat dunia telah dibuat resah karena wabah Covid-19
yang pada akhirnya menjadi sebuah wabah pandemi, karena sudah
berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Dampaknya adalah seluruh negara
dunia saat ini sedang berjibaku untuk menekan lonjakan angkat kematian,
disamping itu juga belum ada vaksin handal yang mampu untuk
menetralkan keberadaan virus ini. Salah satu contoh tentang upaya yang
dilakukan oleh pemerintah di berbagai belahan dunia adalah dengan
menerapkan jenis kebijakan seperti melakukan lockdown, karantina
wilayah, dan pembatasan kontak fisik terutama bagi daerah yang sudah
dikategorikan masuk ke dalan zona merah (Nurkholis, 2019).

Seluruh dunia tengah mengalami krisis multidimensi akibat serangan virus


tersebut. Dari mulai jatuhnya korban jiwa, serta krisis yang paling vital
sekali pun seperti ekonomi, bisnis, turunnya devisa negara, pemutusan
hubungan kerja secara massal, dan lain sebagainya. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa virus ini telah melemahkan aktivitas manusia secara
keseluruhan, sehingga muncul gejala-gejala krisis yang pada akhirnya
menuntut manusia untuk mencari margin sekecil apapun dalam rangka
survive (bertahan hidup).

Di sisi lain, pihak pemerintah yang merupakan otoritas paling tinggi dalam
suatu negara juga tengah berlomba-lomba untuk menemukan formula
terbaik dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup warga negara
nya. Tak terkecuali di Indonesia, pemerintah dan masyarakat nya pun juga
memiliki porsi beban tanggungan yang sama dalam melewati masa-masa
krisis akibat Covid-19 ini.

Penyebaran Covid-19 sangat cepat terjadi, adapun berdasarkan pada data


temuan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sampai
saat ini telah tercatat kurang lebih 287.525 korban meninggal dunia dari
total 215 negara yang ada di dunia, dan sisanya menyebutkan angka
4.179.479 juta jiwa dalam kondisi positif terkena serangan. Sedangkan di
Indonesia sendiri, sampai saat ini telah tercatat 1.028 korban meninggal
dunia, lalu 15.438 mengidap gejala positif, dan 3.287 telah mengalai fase
kesembuhan (Covid19.co.id, 2020).

Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya pencegahan,


sebagai langkah antisipatif untuk memputus mata rantai penyebaran Covid-
19 mulai dari mewajibkan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh,
menjaga kebersihan, memakai masker, menghindari kerumunan,
memperbanyak minum air putih, serta berbagai anjuran lainnya sesuai
dengan protokol kesehatan yang berlaku. Selain itu, pemerintah juga
mengajurkan untuk sebisa mungkin agar tidak keluar rumah. Sebagaimana
yang diketahui, bahwa virus Covid-19 ini telah menjadi perbincangan
global sejak akhir Desember 2019 yang diyakini bersumber di kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China. Sifat penyebarannya adalah sangat cepat dari
manusia satu ke manusia lain, dan gejala nya adalah menyerang organ
saluran pernafasan manusia. Secara tegas pemerintah telah menetapkan
status virus ini sebagai bencana nasional non alam, bila mana mengacu
pada Pasal 7 ayat 2 UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana (Setyawati, 2020).

Berbagai permasalahan yang terjadi akibat Covid-19, saat ini memang telah
menunjukan gejala yang serius, mengingat efek yang ditimbulkan telah
merubah banyak pola kehidupan dalam berbagai bidang seperti: ekonomi,
perdagangan, pariwisata, pendidikan, komunikasi, interaksi, dsb. Salah satu
yang patut disoroti adalah dalam bidang pendidikan, dimana telah nampak
terjadi perubahan secara mendasar. Faktanya permasalahan tersebut telah
mengubah lahirnya kebijakan tentang perubahan gaya belajar dari metode
lama yang biasanya dilakukan sehari-hari, saat ini para siswa dan
mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah
dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi maupun platform berbasis
online, sehingga intensitas untuk bertemu dan bertatap muka menjadi nihil.

Terkait dampak penyebaran virus Covid-19 pada dunia pendidikan


menuntut para pendidik dan peserta didik untuk mampu dengan cepat
beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sistem pembelajaran yang semula
berbasis pada tatap muka secara langsung di kelas, harus digantikan dengan
sistem pembelajaran yang terintegrasi melalui jaringan internet secara
virtual (online learning). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar
(peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur,
perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun
dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara
langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).

Pembelajaran online merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh


yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya
internet, CD-ROM (secara langsung dan tidak langsung) (Abidin &
Arizona, 2020). Perkuliahan online atau yang biasa disebut daring
merupakan salah satu bentuk pemanfaatan internet yang dapat
meningkatkan peran mahasiswa dalam proses pembelajaran (Saifuddin,
2018). Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“. Jadi
perkuliahan daring adalah salah metode pembelajaran online atau dilakukan
melalui jaringan internet. Beberapa persyaratan pelaksanaan kuliah daring,
antara lain: (a) pihak penyelenggara kegiatan kuliah daring, (b) mindset
positif dosen dan mahasiswa dalam fungsi utama internet, (c) desain sistem
proses belajar yang bisa dipelajari oleh semua mahasiswa, (d) adanya
proses evaluasi dari rangkaian proses belajar mahasiswa, dan (e)
mekanisme feedback dari pihak penyelenggaraan (Mustofa, Chodzirin,
Sayekti, & Fauzan, 2019).
Hal yang terpenting dalam menerapkan pembelajaran online pada peserta
didik seyogyanya memperhatikan berbagai aspek agar tujuan pembelajaran
tercapai. Pembelajaran melalui sistem jaringan online ini sebagaimana
dikemukakan Setyosari bahwa pembelajaran online/daring mencakup lima
hal penting, yaitu: (1) isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan
khusus pembelajaran yang ingin dicapai; (2) menggunakan metodemetode
pembelajaran melalui contoh – contoh dan latihan - latihan untuk
membantu belajar pebelajar; (3) menggunakan media seperti gambar–
gambar dan kata – kata untuk menyajikan isi dan metode, dan (4)
mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru
sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi (Abidin &
Arizona, 2020).

Universitas Nusa Cendana merupakan salah satu institusi


pendidikan yang menerapkan kebijakan pembelajaran daring. Rektor
Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,PhD
melalui Surat Edaran Nomor 1699/UN/15.1/TU/2020 membatasi aktifitas
seluruh civitas akademik hingga kunjungan dari masyarakat umum.
Langkah pembatasan aktifitas ini diambil untuk pencegahan dini dan
pencegahan Corona Virus Diseases-19 (Covid-19) di Lingkungan Undana.
Hal ini menindak lanjuti Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Nomor 3 Tahun 2020, tanggal 9 Maret 2020, Surat Edaran Sekretaris
Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
35492/A.AS/HK/2020, tentang pencegahan Corona Virus Diseases-19
tanggal 12 Maret 2020. Selain itu juga didasarkan atas Surat Edaran Rektor
Universitas Nusa Cendana Nomor 1538/UN.15.1/TU/2020 tentang
Pencegahan Dampak Meluasnya Covid-19 dan Hasil Koordinasi Pimpinan
Universitas Nusa Cendana pada tanggal 16 Maret 2020. Dalah surat edaran
tersebut sebanyak 15 poin penting yakni menegaskan kembali kepada
seluruh dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan Undan untuk selalu
mempraktekkan dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat bagi diri
sendiri dan lingkungan di unit kerja masing-masing. Perkuliahan teori tatap
muka dapat di lakukan dengan E-Learning dan/atau metode lainnya yang
relevan sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai.
Penerapan daring secara terus menerus tentunya memberikan pengaruh
psikologis terhadap kondisi Dosen dan para mahasiswa di Universitas Nusa
Cendana, khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) di
Program Studi Sosiologi. Dampak yang ditimbulkan aktivitas belajar
daring, diantaranya dapat terlihat dari aspek spirit belajar, literasi akan
teknologi pembelajaran daring, aktivitas komunikasi intrapersonal, aktivitas
berkolaborasi, dan kemandirian belajar mandiri (Hasanah, et al.,2020).
Penerapan belajar dirumah (daring) yang dilakukan Dosen diharapkan tidak
mengurangi pemahaman mahasiswa dalam menerima materi/ bahan ajar
selama perkuliahan berlangsung. Namun, patut kita sadari bahwa
pelaksanaan perkuliahan daring memiliki beberapa hambatan dan keluhan
dari pihak Dosen dan para mahasiswa. Keluhan secara umum terjadi pada
jaringan internet yang tidak stabil, bahan materi yang belum bisa
disampaikan secara penuh setiap pertemuan, minimnya sarana media
pendukung dalam aktivitas belajar secara daring, dan sulitnya mengontrol
aktivitas kegiatan belajar mahasiswa tanpa menggunakan aplikasi
teloconfrence secara langsung. Untuk itu, solus iefektif terhadap
perkuliahan daring dijadikan dasar dalam menyusun penelitian ini
supayalembaga dapat menentukan kebijakan yang tepat selama wabah
pandemic Covid-19.

Berdasarkarkan uraian uraian diatas maka peneliti akan melaksanakan


penelitian dengan Judul “Efektifitas Pembelajaran Online Pada
Mahasiwa Sosiologi Di Masa Pandemi Covid-19”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan ini dikemukakan rumusan masalah berkaitan
dengan objek yang dikaji untuk itu, masalahnya dapat dirumuskan
bagaimanakah Efektivas Pembelajaran Daring Pada Mahasiswa Sosiologi
FISIP Undana Kupang.

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan Penelitian dapat pula dijelaskan dalam kaitannya dengan
Efektifitas Pembelajaran Daring. Dengan demikian yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
Efektifitas Pembelajaran daring pada mahasiswa sosiologi di masa
pandemic covid-19.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Dalam menjelaskan manfaat penelitian dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian. Dalam hal ini, manfaat teoritis dan manfaat praktis

1.4.1. Manfaat Teoritis


a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik
bagi Program Studi Sosiologi dalam melakukan studi tentang
Efektifitas Pembelajaran daring di masa pandemic covid-19.
b. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi wujud sumbangan bagi
peneliti berikutnya yang tertarik pada Efektifitas Pembelajaran
daring pada mahasiswa sosiologi di masa pandemic covid-19.

1.4.2. Manfaat Praktis


a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami Efektifitas Pembelajaran Online pada Mahasiswa
Sosiologi di Masa Pandemic Covid-19
b. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk memahahi
pembelajaran online pada mahasiswa Sosiologi di Masa
Pandemi Covid-19

Anda mungkin juga menyukai