Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................................2

1.1..........................................................................................................................................
Latar Belakang................................................................................................................2
1.2..........................................................................................................................................
Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3..........................................................................................................................................
Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1............................................................................................................................................
Epistemologi Ilmu.............................................................................................................3
2.2............................................................................................................................................
Objek Epistemologi...........................................................................................................3
2.3............................................................................................................................................
Metode Epistemologi........................................................................................................4
2.4............................................................................................................................................
Struktur Ilmu Pengetahuan................................................................................................4

BAB III: PENUTUP.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara
dalam mendapatkan pengetahuan tersebutserta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut
membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya. Pengetahuan
dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama, manusia mempunyai bahasa
yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi
tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.
Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran. Penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang
dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan
melalui suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) jika proses
penarikannya dilakukan menurut cara tertentu tersebut. !ara penarikan kesimpulan ini disebut
logika, di mana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai "pengkajian untuk berpikir secara
sahih”. Pengetahuan banyak jenisnya, salah satunya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia empiris dan proses pendapatkan pengetahuannya
sangat ketat yaitu menggunakan metode ilmiah. Ilmu menggabungkan logika deduktif dan
induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari
ilmu itu sendiri

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan epistemologi ilmu?
2. Bagaimana objek dalam bidang epistemologi?
3. Bagaimana metode epistemologi?
4. Bagaimana struktur ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang epistemologi ilmu.
2. Untuk mengetahui tentang objek dalam bidang epistemologi.
3. Untuk mengetahui tentang metode epistemologi.

2
4. Untuk mengetahui tentang struktur ilmu pengetahuan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Epistemologi Ilmu

Epistemologi adalah merupaka tindakan yang bersifat intelektual untuk tujuan mengadili,
membuat keputusan, dan menentukan pengetahuan yang benar dan tidak serta menempatkan
pengetahuan pada tempat yang semestinya. Secara garis besar Suriasumanti dalam Bahrum
(2013) epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam bagaimana menyusun
pengetahuan secara benar dan tepat. Pengetahuan memiliki tiga komponen dasar antara lain
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pengetahuan yang sudah didapatka pada aspek ontologi
atau aspek metafisika yang meneliti bagaimana keadaan alam yang sebenarnya kemudian
diarahkan kepada aspem epistemologi untuk diuji kebenaranya dengan menggunakan serangkaian
metode yang ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri yang spesifik mengenai apa,
bagaimana dan untuk apa, yang tersusun secara rapi dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
aspek utama dalam masalah epistemologi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk
mendapatkan pengetahuan yang sebenarnya dengan mempertimbangkan beberapa faktot yang
mempengaruhinya.

Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, mengandalkan pemikiran yang rasional dan
empirik saja tidak cukup karena keduanya masih mempunyai keterbatasan dalam mencapai
kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, menurut Bahrum (2013) dalam
mencapai kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan suatu metode yang
merupakan gabungan dari rasionalitas dan empirik sebagai satu kombinasi yang saling
melengkapi karena pada dasarnya pengetahuan dan ilmu merupakan suatu hal yang tercipta dari
sebuag proses berpikir. Proses tersebut menentukan kualitas dan legitimasi dari suatu ilmu
tersebut.

Epistemologi menjadi dasar tumpuan untuk memberikan legitimasi bagi suatu ilmpu
pengetahuan untuk diakui sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan menentukan keabsahan
dari disiplin ilmu tersebut. Dengan demikian, landasan dari epistemologi menyangkut cara
berpikir yang berkenaan dengan kriteria tertentu agar mencapai suatu kebenaran ilmu.

4
2.2. Objek Epistemologi

Objek dari pokok epistemologi adalah mengetahui bagaimana suatu ilmu pengetahuan itu
datang dan bagaimana cara untuk mengetahuinya. Selanjutnya meneliti perbedaan dari sebuah
ilmu tersebut yang membedakan dengan yang lain yang berhubungan dengan situasi dan kondisi
tertentu. Jadi, objek epistemologi berkaitan dengan memperoleh pengetahuan dengan
menggunaka landasan teori yang sesuai sehingga mendapatkan hasil yang sebenarnya.

2.3. Metode Epistemologi

Metode ilmiah adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk mencari suatu
kebenaran dari sesuatu yang belum diketahui jawabanya dengan memberikan berbagai
pertanyaan yang digunakan sebagai standar yang digunaka untuk mencari suatu jawaban. Metode
dalam epistemologi didasarkan pada proses berpikir yang memiliki beberapa kerangka dasar
antara lain :

a) Perumusan masalah
b) Pengumpulan data yang relevan
c) Menyusun dengan membuat klarifikasi data
d) Pembuatan hipotesis
e) Deduksi dari hipotesis
f) Melakukan serangkaian tes untuk mengetahui jawaban yang berupa verifikasi

Menurut AM Saefuddin dalam Bahrum (2013) menyatakan bahwa dalam mendapatkan


jawaban dalam menguji kebenaran ilmu pengetahuan seharusnya diperkuat dengan menggunaka
metode induksi dan deduksi. Serangkaian metode yang telah disebutkan diatas adalah metode
yang memiliki kombinasi rasionalitas dan empirisme sebagai tolak ukurnya.

2.4. Struktur Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan atau berbagai macam ilmu yang sistematik yang
terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan terkoordinasi secara tepat yang

5
memiliki tujuan sebagai dasar teoritis atau memberikan gambaran yang jelas yang terkandung
dalam ilmu tersebut. Menurut The Liang Gie (2012) menyataka bahwa pengetahuan memiliki
sistem yang terdiri dari 5 kelompok unsur antara lain :

a) Objek Ilmu Pengetahuan


Setiap dari cabang ilmu pengetahuan pasti memiliki objek sebenarnya yang terkandung
didalamnya. Objek tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, objek formal dan objek material.
Objek material adalah fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang dapat ditelaah oleh
ilmu, sedangkan objek formal adalah fokus perhatian dalam suatu penelitian yang terkandung
dalam fenomena tersebut. Contohnya dalam ilmu psikologi objek materialnya yang diteliti adalah
manusia sedagkan objek formalnya adalah jiwa dari manusia yang termanifestasi dari suatu
perilaku. Gabungan dari kedua objek ini adalah objek sebenarnya daru suatu ilmu pengetahuan.
Fenomena yang diteliti oleh segenap ilmu pengetahuan yang khusus sangat banyak sekali
jumlahnya, bahkan sampai mencapai ribuan yang berbading lurus dengan bertambahnya cabang
ilmu pengetahuan yang baru. Tetapi, penggolongan sistematik dalam mengelompokkan objek
material apa saja yang umum diteliti ada 6 jenis antara lain :
a) Ide abstrak
b) Benda fisik
c) Jasad hidup
d) Gejala rohani
e) Peristiwa social
f) Proses tanda

b) Bentuk pernyataan

Ketika suatu objek pengetahuan tersebut sudah terungkap hasil kebenaranya, maka akan
disampaikan denga berbagai bentuk pernyataa antara lain :
a. Deskripsi, adalah pernyataan yang bersifat menjelaskan dengan memberikan gambaran
besar bentuk, susunan, dan hal yang lebih rinci lainya dari objek yang bersangkutan.
b. Preskripsi, adalah pernyataan yang memuat petunjuk atau ketentuan mengenai apa yang
seharusnya dilakukan pada waktu dan situasi tertentu. Contoh dalam hal pendidikan

6
pernyataan preskripsi memberi tahu kepada guru cara mengajar yang benar itu
bagaimana.
c. Eksposisi pola, bentuk pernyataan yang menyatakan pola-pola dalam suatu kumpulan
sifat, ciri, dan kecenderungan lainya mengenai objek yang diteliti. Contoh dalam
antropologi memaparkan pola-pola kebudayaan suatu masyarakat.
d. Rekontruksi historis, pernyataan yang memberikan penjelasan atau gambaran kenapa hal-
hal yang terjadi pada masa lalu jauh lebih baik karena campur tangan manusia. Contohnya
ilmu purbakala.

c) Ragam proposisi

Ragam proposisi dalam ilmu pengetahuan dibagi menjadi 3 ragam antara lain :
a. Asas ilmiah, suatu asas atau prinsip yang mengandung sebuah proposisi kebenara umum
yang berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati. Contohnya dalam ilmu astronomi yang
menyatakan asas semakin dekat planet dengan matahar maka semakin pendek pula masa
revolusinya.
b. Kaidah ilmiah, adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan suatu keajegan atau
kestabilan hubungan tertib yang dapat dikaji ulang kebenaranya diantara suatu fenomena
yang menjadi objek pengetahuan dan biasanya berlaku dengan fenomena yang sejenis.
Contohnya hukum gaya berat Newton yang dihubungkan dengan kaidah Boyle tentang
volume gas.

c. Teori ilmiah, adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan satu sama lain secara
logis untuk memberi penjelasan mengenai fenomena yang menjadi objek pengetahuan.
Teori mencakup konsep tertentu yang saling berhubungan yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematik menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut. Menurut
Fred Kerlinger (dalam The Liang Ghie, 2012:145) menyatakan bahwa tujuan terakhir dari
ilmu adalah menjelaskan secara rinci dari fenomena yang menjadi objek pengetahuan.
Contohnya adalah teori Psikoanalisis Freud yang menjelaskan kepribadian manusia. Dia
berpendapat bahwa setiap dorongan perilaku manusia dikendalika oleh mekanisme tidak
sadar yang terdiri dari beberapa komponen seperti id, ego, dan superego.

7
d) Ciri ilmu pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan memiliki ciri pokok, yang pertama adalah sistematik pada
pengetahuan yang bersangkutan. Sistematik memiliki arti bahwa pengetahuan harus disusun
menjadi suatu sistem yang memiliki bagian yang penting dan hubungan yang bermakna.
Faktanya, bukanlah satu-satunya ciri yang harus dimiliki oleh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
ciri ilmu yang lainya adalah :
a. Generality, mengacu pada kualitas pengetahuan yang merangkum fenomena senantiasa
makin meluas dengan penentuan konsep paling umum dalam pembahasan yang
sebenarnya. Contohnya dalam ilmu psikologi akan menjelaskan tentang kepribadian,
penjelasan yang lebih memuaskan atau lebih luas ketika kepribadian dikaitkan dengan hal
seperti perilaku belajar dsb.
b. Rasionalitas, adalah segala ilmu pengetahuan bersumber pada pemikiran yang rasional
yang mematuhi kaidah logika. Hal ini mengacu pada penalaran yang kompleks denga
perbincangan yang logis tanpa melibatkan faktor internal peneliti seperti emosi.
c. Reliabilitas, atau pengetahuan yang ilmiah dapat diperiksa kembali kebenaranya ketika
dilakukan uji ulang oleh setiap individu di masyarakat.
d. Empiris, pengetahuan diperoleh dari prosedur pengamatan, percobaan, dan penelitian
e. Sistematis, data yang diperoleh dari hasil penelitian haruslah mempunyau hubungan satu
sama lain untuk menjadi sebuah ilmu pengetahuan.
f. Objektif, ilmu pengetahuan haruslah bebas dari prasangka atau berdasarkan pada
kesukaan pribadi (subjektif).
g. Analitis, pengetahuan haruslah memiliki ciri untuk meneliti secara rinci dalam memahami
berbagi hubungan antara sifat dan bagian dari objek pengetahuanya.

e) Batas ilmu pengetahuan


Dalam ilmu pengetahuan terdapat batasan-batasan yang harus diperhatikan antara lain :
a. Skeptivisme, adalah suatu sikap yang dimiliki oleh peneliti, dimana sikap ini menuda
pertimbangan atau memberikan keputusan sebelum analisis kritis yang dilakukan belum
selesai dan bukti-bukti yang mendukung suatu fenomena tersebut belum didapatkan. Hal
ini menyebabkan terhindarkan pengambilan suatu keputusan yang salah. Menurut Titus
dkk (1984) (dalam Baharuddin, 2015) menyatakan bahwa skeptivisme dibagi menjadi 2

8
yaitu skeptivisme mutlak atau menunda pertimbagan karena merasa ragu secara
keseluruhan data yang diperoleh. Dan skeptivisme parcial atau menunda keputusan karena
merasa ragu terhadap beberapa data yang diperoleh.
b. Objektivisme, adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa suatu objek atau kualitas
dari suatu fenomena yang ditangkap oleh panca indera sendiri tidak selamanya akurat dan
memiliki banyak bias di dalamnya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan harus bersifat
objektif atau mempertimbangkan pendapat orang lain supaya mendapatkan kesimpulan
yang lebih akurat dan dapat diterima oleh individu yang lain.
c. Fenomenalisme, secara garis besar fenomenalisme dalam batas pengetahuan adalah setiap
fenomena adalah objek dari pengetahuan dan objek tersebut tergantung dari fokus
bahasan ilmu tertentu. Objek yang diamati adalah gejelas suatu fenomena yang terlihat
atau tampak yang dilihat atau dirasakan oleh panca indra.
d. Eksistensialisme, adalah batasan yang mengatur bahwa setiap manusia memiliki
kehenadak bebas dalam menentukan kajian ilmu pengetahuan yang aka dibahas.
Kebabasan tersebut semata-semata tidak berdasarkan hanya keinginan diri sendiri yang
bersifat subjektif. Melainkan kebebasan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Realisme, adalah batas pengetahuan yang menjelaskan bahwa setiap fenomena yang
menjadi objek pengetahuan yang terjadi pasti memiliki suatu penyebab. Hal inilah yang
dimaksud oleh realisme yang mengkaji bagaimana suatu fenomena tersebut dapat terjadi.

Oleh karena itu, setiap cabang ilmu pengetahuan memiliki berbagai komponen yang
sistematik dan terperinci lebih lanjut. Setiap komponen tersebut akan membentuk suatu cabang
ilmu pengetahuan menjadi suatu disiplin ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan suatu landasan dasar ketika ingin meneliti lebih detail sesuatu fenomena yang baru
terjadi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Epistemologi adalah merupakan tindakan yang bersifat intelektual untuk tujuan


mengadili, membuat keputusan, dan menentukan pengetahuan yang benar dan tidak serta
menempatkan pengetahuan pada tempat yang semestinya. Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan
atau berbagai macam ilmu yang sistematik yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berkaitan dan terkoordinasi secara tepat yang memiliki tujuan sebagai dasar teoritis atau
memberikan gambaran yang jelas yang terkandung dalam ilmu tersebut.

Skeptivisme, adalah suatu sikap yang dimiliki oleh peneliti, dimana sikap ini menuda
pertimbangan atau memberikan keputusan sebelum analisis kritis yang dilakukan belum selesai
dan bukti-bukti yang mendukung suatu fenomena tersebut belum didapatkan. Objektivisme,
adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa suatu objek atau kualitas dari suatu fenomena
yang ditangkap oleh panca indera sendiri tidak selamanya akurat dan memiliki banyak bias di
dalamnya. Fenomenalisme, secara garis besar fenomenalisme dalam batas pengetahuan adalah
setiap fenomena adalah objek dari pengetahuan dan objek tersebut tergantung dari fokus bahasan
ilmu tertentu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bahrum. 2013. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Sulesana, vol. 8, no. 2. 35-45.

Baharuddin. 2015. Peta Filsafat Pengetahuan dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan. Al-
Hikmah, vol. 7, no.2. 86-99.

Gieng, T.L. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Ihsan, F.A. 2010. Filsafat Ilmu. Rineka Cipta. Jakarta.

Muslih, Muhammad. 2008. Filsafat Ilmu. Penerbit Belukar. Yogyakarta.

11
Daftar pertanyaan presentasi kelompok 7

Moderator : Ismi Achmri Apriliana (17010664199).

1. Ayu Citra J. (17010664154)

Bagaimana menguji reliabilitas dari ilmu sejarah?

2. Atanasius Yudistira (17010664084)

3. Desy Rizkyta (17010664146)

Apakah semua rumusan masalah dalam setiap penelitian harus diuji dan bagaimana cara mengujinya?

4. Chusnul Khotimah (17010664134)

Apa pengertian dari skeptivisme dan bagaimana contohnya dalam kehidupan sehari-hari?

5. Amalia syahzidah (17010664169)

Bagaiamana terbentuknya ilmu pengetahuan menurut epistimologi?

6. Yustika Dwi Rahayu (17010664159)

Apa metode yang digunakan untuk menguji ilmu pengetahuan?

7. Dewi Arum (17010664026)

Ketika ada 2 buku yang bertolak belakang, bagaimana cara menyelesaikanya menurut epistemologi?

Sindy Elbahani (17010664054)

Apa perbedaan dari objektivisme dan realisme?

12

Anda mungkin juga menyukai