Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

PEMIKIRAN MAZHAB NEO KLASIK

NAMA KELOMPOK:

LULUK SETYOWATI NINGSIH (2019-118)

.........

.......

........

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
ABSTRAK

Pemikiran ekonomi neoklasik yang merupakan perkembangan pemikiran ekonomi klasik


dan yang dipakai saat ini di dunia serta menggunakan paradigm positivism, tidak cocok
dan gagal diterapkan untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Pemikiran ekonomi
yang ideal sebagai alternatif pengganti teori ekonomi Neoklasik baik ditinjau dari
filosofis dan empiris adalah pemikiran ekonomi kelembagaan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu proses
yang panjang. Perkembangan dunia diikuti juga oleh perkembangan pemikiran disemua
bidang kehidupan, tidak terkecuali dibidang ekonomi. Perkembangan awal mengenai
teori ekonomi klasik dilanjutkan oleh munculnya teori neoklasik.Mazhab neoklasik
merupakan  telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam
metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya
produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility).Jika pada mazhab
Klasik mengutamakan segi pasok dan biaya produksi dan barang dan jasa yang
bersangkutan, maka pada mazhab Klasik menjelaskan kenyataan bahwa ekonomi
masyarakat yang sudah majemuk ditandai dengan beralngsungnya proses tukar-menukar
dalam transaksi jual-beli di pasar.Pokok permasalahan berkisar pada soal penawaran dan
permintaan harga (supply-demand-curve). Dalam tingkat akhir, nilai suatu barang
ditentukan oleh penilaian subjektif dari pihak konsumen. Berdasarkan pertimbangan
pokok tersebut dikembangkan pengertian kepuasan marginal. Oleh sebab itu, mazhab
Neo-Klasik sering disebut dengan aliran kepuasan marginal.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
Masalah-masalah apa saja yang terjadi dalam bidang ekonomi pada mazhab Neo-Klasik
dan gagasan-gagasan ekonomi yang telah ditemukan.

C. TUJUAN PENULISAN

Pembahasan kami pada makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam seluk beluk
pemikiran para pakar ekonomi Neoklasik dalam mengkaji berbagai macam permasalahan
ekonomi, dikaitkan langsung dengan revansinya dalam praktek ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

Dalam bagian akhir abad XIX telah muncul pemikiran-pemikiran baru dari
sekelompok pakar ekonomi. Pemikiran mereka ini masih berlandaskan dasar-dasar teori
yag di letakkan sebelumnya oleh para pengarang mazhab klasik. Dalam pada itu para
ilmuwan yang dimaksud menganut pangkal haluan yang sama dalam pedekatannya
terhadap masalah-maslaah ekonomi, yaitu : penekanan terhadap segi kebutuhan dan
permintaan akan barang dan jasa. Penilainan subjektif oleh pihak peminta/pembeli
mengenai faedah(utility) sesuatu barang(atau jasa) bagi peminta/pembeli itu menjadi
faktor yang menentukan nilai dan harganya.
Semua aliran Neo-Klasik dari tempat-tempat yang berbeda yang disebut di atas
berpangkal tolak pada pendapat : Faedah marginal suatu barang ditentukna oleh penilaian
subjetif dari peminta/pembeli. Pangkal pikiran inilah yang dalam hakikatnya
membedakan pandangan para pakar mazhab Klasik sebelumnya. Oleh sebab itu, mazhab
Neo-Klasik sering juga diberi julukan sebagai “aliran faedah marginal).
Dalam hubungan ini harus diungkapkan bahwa pengertian dan istilah faedah dan
faedah marginal (utility dan marginal utility) itu sebenarnya bersumber awal pada
gagasan seorang pemikir berbangsa Jerman, Herman Gossen (1810-1858) mengenai
nutzen dan grenznutzen yang sudah dibeberkannya pada pertengahan abad XIX, jadi
beberapa dasawarsa sebelum munculnya karya-karya ilmiah para pakar dari mazhab Neo-
Klasik.
2.1 Herman Heinrich Gossen, Enwicklung der Gesetze des menschlichen Verkehrs und
die darausfliessenden Regeln fuer menschliches Handeln (1854)
     Gossen (1810-1858) merupakan pemikir berbangsa Jerman yang mengungkapkan
istilah kepuasan (utility) dan kepuasan marginal (marginal utility). Gagasan awalnya
bersumber mengenai nützen dan grenznützen yang dijelaskannya pada abad XIX.
     Di antara pemikiran-pemikiran Gossen mengenai berbagai bidang permasalahan
ekonomi, terdapat dua pemikiran dasar yang menonjol yang kemudian dikenal
dengan dua hukum Gossen.
     Hukum Gossen yang pertama menyangkut kepusan marginal suatu barang yang
cenderung semakin berkurang dengan semakin bertambahnya jumlah barang tersebut.
Jika jumlah barang tersebut semakin bertambah, maka kepuasan tersebut akan berkurang
sampai mencapai suatu batas. Kepuasan pada batas yang masih dapat dinikmati disebut
kepuasan marginal (marginal utility). Lewat dari dari batas itu, maka bertambahnya
persediaan barang yang bersangkutan menyebabkan nilai barang tersebut sudah tidak
mempunyai arti bagi konsumen. Kepuasan marginal tersebut ditentukan oleh penilaian
subjektif dari pihak konsumen dan merupakan dasar nilai bagi nilai dan harga dari barang
yang bersangkutan.
     Hukum Gossen yang kedua menyangkut bahwa kepuasan maksimal akan diperoleh
jika kepuasan marginal masing-masing dari semua jenis barang kebutuhan menjadi sama
besarnya pada tingkat dimana daya dan dananya habis terpakai. Dengan kata lain,
pemanfaatan optimal dari dana yang tersedia untuk mencapai kepuasan marginal bagi
pemakai akan terlaksana jika ada semacam penyamarataan di antara kepuasan marginal
dari masing-masing jenis barang yang diperoleh. Hukum yang kedua ini berdasarkan
pendapat bahwa kebutuhan dan selera manusia akan barang dan jasa meliputi jumlah
yang banyak dan berbagai macam sifat dan jenisnya. Di sisi lain, sumber daya dan dana
yang tersedia bagi peminat selalu terbatas pada kebutuhan yang diinginkan. Hukum
Gossen yang kedua ini menunjukkan bahwa penggunaan dana akan membawa kepuasan
maksimal.
2.2 Eugen von Bohm-Bawerk, Kapital und Kapitalzins : Vol. 1, Geschichte und Lritik
der Kapita zinstheorien (1884); Vol. 2, Die Positive Theorie des Kapitals (1889)
Di zamannya Bohm-Bawerk dianggap oleh umum sebagai salah seorang pakar
ekonomi diantara yang paling brilian dalam dunia ilmu pengetahuan. Sebelumnya ia
menjabat tiga kali sebagai Menteri Keuangan Kerajaan Austria-Hongoria dan diaangap
berhasil dalam penerbitan keuangan negara dan pengelolaan kebijaksanaannya.

Teori Bohm-Bawerk tentang Nilai dan Harga


Dalam pandangan Bohm-Bawerk, masalah nilai dan harga menyangkut hubungan
umum antara barang-barangyang mengandung faedah (nutzen) unutk memenuhi
kebutuhan. Sejumlah jenis barang dapat dimanfaatkan untuk berbagai rupa kebutuhan,
kegunaannya lebih dari satu jalur.
Teori Bohm-Bawerk tentang Distribusi Pendapatan
Dalam pandangan bohm-Bawerk dan pendekatannya terhadap ekonomi
masyarakat, para pelaku aktif dalam proses kegiatan ekonomi terbagi golongan angkatan
kerja, golongan pemillik tanah atau penguasa tanah, golongan kapitalis, dan enterpreneur
(wirausaha).
Golongan-golongan tersebut dibedakan menurut fungsi dan peranannya dalam
prosesproduksi dan pembentukan pendapatan (sebagai hasil produksi). Ciri tenaga kerja
dan pemilik tanah ialah masing-masing mewakili atau menguasai suatu jenis faktor
produksi. Bahhian pendapatan yang diperuntukkan bagi tenaga kerja ialah sebagai
imbalan jasa kepada perannya dalam proses ekonomi, imbalan jasa bagi fungsi
ekonominya. Demikian pula bagian pendapatan yang diterima oleh pemilik tanah ialah
sebagai imbalan jasa bgi peran tanah dalam proses produksi (tanah dalam fungsi
ekonominya), terlepas dari perilaku atau peranan pribadi si pemilik tanah. Jadi, upah yang
dibayar dan diterima ialah untuk fungsi pekerjaan dan sewa tanah untuk fungsi tanah,
masing-masing dalam proses produksi.
Dalam proses produksi barang tertentu, alat-alat produksi yang digunakan
merupakan barang-barang yang komplementer. Artinya, satu jenis barang produksi hanya
berfungsi dalam kombinasi  dengan jenis-jenis barang produksi lainnya. Barang –barang
produksi hanya mengandung nilai oleh karena barang-barang itu secara bersamaan
menghasilkan barang konsumsi.
Hukum mengenai biaya produksi dapat disimpulkan sebagai kasus khusus hukum
mengenai faedah marginal. Artinya, fenomena adanya biaya produksi merupakan
pencerminan dari nilai subjektif (yang menentukan faedah marginal tadi).
Teori Bohm-Bawerk tentang Modal dan Bunga
Bohm-Bawerk menunjuk pada perbedaan antara dua pengertian tentang modal,
yaitu modal sebagai alat produksi secara fisik dan midal sebagai sumber untuk
memperoleh pendapatan sebagai imbalan jasa. Segi yang diutamakan dalam teori Bohm-
Bawerk ialah modal sebagai alat produksi (barang produksi).
Produksi diaangap sebagai suatu proses transformasi (penjelmaan) dari materi
atau bahan dasar untuk membuat barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Di
zaman modern, hal itu terlaksana dengan mengerahkan tenaga kerja besera sumber-
sumber daya produksi lainnya untuk membuat terlebih dahulu barang-barang alat
produksi yang tidak bisa dikonsumsi dengan segera.
Pandangan Bohm-Bawerk tentang masalah bunga dikenal kemudian secara luas
sebagai teori agio. Tema pokok dalam teori agio ialah bahwa barang dan jasa yang
tersedia pada saat ini dinilai lebih tinggi (mendapat agio), dibandingkan dengan barang
dan jasa itu yang baru tersedia pada suatu saat di masa depan.
Bohm-Bawerk mengemukakan tiga pertimbangan dasar (drei Grunde), mengapa
barang-barang yang tersedia saat ini mengandung n lai subektif yang lebih tinggi,
dibandingkan dengna penilaian subjektif atas barang-barang itu di masa depan, walaupun
dalam jumlah dan jenis yang sama.
Pertimbangan yang pertama ialah karena dalam suatu perpspektif tentang masa
depan selalu terkandung harapan bahwa di masa depan itu juga akan tersedia lebih
banyak dana pendapatan untuk membeli barang guna memenuhi kebutuhan nanti bila tiba
saatnya.
Pertimbangan yang kedua berkenaan dengan kecenderungan pada perilaku
manusia untuk meremehkan (dalam arti perkiraan yang terlalu rendah) kebutuhannya di
masa depan, baik mengenai jumlahnya maupun mengenai jenis kebutuhan itu.
Pertimbangan yang ketiga berkaitan dengan teknik produksi dalam masyarakat
kapitalis modern. Kini nampak arti dan peranan gagasan Bohm-Bawerk tentang proses
produksi secara tidak langsung, sebagaimana telah diutarakan diatas tadi. Berdasarkan
proses produksi tidak langsung itu akan diperoleh hasil tinggi. Akan tetapi proses tidak
langsung juga berarti bahwa khalayak harus menuggu sampai saat tersediannya hasil itu
dalam jumlah yang lebih banyak dan nilai yang lebih tinggi.
2.3 Alfred Marshall
Alfred Marshall bapak ilmu ekonomi Neoklasik merupakan ahli ekonomi yang
paling berpengaruh di zamannya. Melalui bukunya yang berjudul Principles of Economy
(1890), ia mengembangkan ide tentang penawaran dan  permintaan, marginal utility dan
biaya produksi dalam suatu koherensi. Ia dikenal sebagai salah satu penemu ekonomi.
Karya pemikiran Marshall secara garis besar diantaranya :
Teori Perilaku Konsumen (Theory of Consumers Behavior)
Alfred Marshall mengembangkan sintesis pengertian tentang nilai subjektif pada
faedah marginal dengan unsur objektif yang melekat pada pengertian biaya
marginal. Nilai dan harga barang di pasar dipengaruhi baik oleh konsumen maupun
produsen. Konsumen mempengaruhi harga dengan mendasarkan pada penilaian subjektif
pada suatu barang, yang secara keseluruhan membentuk permintaan pasar.
Umumnya, konsumen akan meneruskan pembelian terhadap suatu produk untuk
jangka waktu yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang
telah dikonsumsinya. Teori ini dapat disimpulkan bahwa konsumen memiliki loyalitas
tinggi terhadap merek suatu produk yang mampu memberikan kepuasan, nilai tersendiri
bagi pemakainya dan adanya bukti nyata akan kualitas dan kehandalan yang
ditawarkannya.
Perilaku semacam ini bukan berarti menjadikan merek tertentu sebagai market
leader dan tidak perlu lagi untuk melakukan komunikasi pemasaran secara terpadu.
Berdasarkan teori kepuasan marginal di atas, terdapat asumsi-asumsi yang biasanya
dipakai yaitu bahwa:
a. Konsumen memaksimumkan kepuasan berbatas pada kemampuan finansialnya,
b. Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber,
c. Ia selalu bertindak dengan rasional.

Disisi lain, Biaya rill oleh Marshall diartikan sebagai “pengorbanan” dari pihak
tenaga kerja, sama halnya dengan “pengorbanan” dari pihak pemilik modal yang
menyediakan jasa dana modalnya. Pengorbanan pihak tenaga kerja itu disebut sebagai
disutility of labour, sedangkan pengorbanan pihak pemilik modal disebut sebagai waiting
(pemiliknya harus menunggu selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan
imbalan jasanya berupa bunga bagi pemilik yang bersangkutan).
Selain itu, Alfred Marshall juga mengemukakan tentang paradoks nilai suatu
barang yang diterapkan pada kasus intan dan air yang menyempurnakan paradoks nilai
suatu barang yang dikemukakan oleh kaum klasik seperti Adam Smith dan David
Ricardo. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan keadaan yang berlawanan
dengan pendapat umum (paradoks). Menurut kaum klasik nilai sebuah barang merupakan
nilai dalam penggunaan, sementara harga mewakili nilai dalam pertukaran sehingga bila
manfaat suatu barang sangat besar maka semakin tinggi nilainya.
Menurut kaum neoklasik nilai atau harga intan lebih tinggi dari nilai air bukan
karena biaya untuk mendapatkan intan lebih besar daripada untuk mendapakan air,
melainkan karena utilitas marginal(utilitas dari pengkonsumsian satu unit intan terakhir)
yang besar. Karena itu, orang mau menghargai intan lebih tinggi daripada air. Inti
pandangan neoklasik mengenai harga suatu barang yaitu ditentukan oleh marginal utility.
Teori Harga
Menurut Alfred Marshall, harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan pasar:
penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen.

Selain itu ada juga kontribusi pemikiran Marshall tentang persamaan kuantitas uang:


Kebutuhan uang untuk transaksi ini berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat
pendapatan nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k.Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari
       pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas
Consumers’ Surplus dan Produsers’ Surplus (Surplus Konsumen dan Surplus Produsen)
Ciri lain dalam kerangka pemikiran Marshall ialah apa yang disebut
sebagai consumers’ surplus. Pengertian kata ini mencerminkan kelebihan kepuasan yang
dinikmati konsumen dalam arti : konsumen itu membeli barang dengan harga yang
tingkatannya lebi rendah, padahal konsumen itu sebenarnya bersedia untuk membayarnya
dengan harga yang lebih tinggi. Misalnya konsumen sedianya rela untuk membeli barang
tertentu dengan harga 100 Rupiah. Dalam transaksi jual beli, ia harus membayar hanta Rp
75. Jumlah Rp 25 yang ternyata tidak perlu dibayar merupakan semacam premi ataupun
kelebihan kepuasan bagi konsumen, yaitu consumers’ surplus yang dimaksud tadi.
Sebaliknya juga bisa terjadi bahwa dalam keadaan tertentu seorang produsen menikmati
kelebihan kepuasan berupa producers’ surplus. Dalam perkembangan kemudian, oleh
para pemikir ekonomi lazim digunakan istilah-istilah consumers rent dan producers
rent sebagai pengganti consumers surplus yang semula digunakan oleh Alfred Marshall.
Hal itu satu sama lain kiranya agar lebih sering dengan land rent sebagai imbalan jasa
bagi tanah dengan mutu lahan yang lebih tinggi dibanding dengan tanah di batas yang
masih dimanfaatkan dalam proses produksi.

Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran


Mekanisme permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan,
karena setiap usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat
tingkat harga dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu
terjadi jika kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel
kuantitas independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen,
maka keadaan menjadi tidak stabil.
Selain sintesis dan peranan yang berimbang antara biaya marginal dan paedah
marginal, serta consumers surplus dan producers surplus, sebagaimana diulas diatas, kini
harus disebut tentang konsep elastisitas yang berkaitan dengan sisi permintaan maupun
dengan sisi penawaran : elasticity of demand and elasticity of supply. Sehubungan dengan
itu juga tentang konsep substitusi (elasticity of subtitusion).
Pengertian kata elastisitas menyangkut respons ataupun reaksi suatu variable
terhadap perubahan persentase pada variable lain. Secara sederhana rumus umum dari
elastisitas adalah:

    Mengenai sifat elastisistas pada permintaan, yang palin sering dihadapi sebagai
permasalahan ekonomi adalah elastisitas permintan (reaksinya) terhadap perubahan pada
pendapatan (income elasticity of demand). Perubahan perubahan itu dinyatakan dalam
persentase.
Elastisitas permintaan terhadap harga menyangkut hubungan antara tingkat
harga dan jumlah barang yang dibeli (tingkat pembelian) dan mencerminkan perubahan
persentase pada tingkat pembelian (jumlah yang dibeli) dibagi oleh perubahan persentase
pada tingkat harga.
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan menyangkut hubungan antara
tingkat pendapatan seseorang pembeli dan tingkat pembeliannya (jumlah yang dibeli) dan
mencerminkan perubahan presentase pada tingkat pembelian dibagi oleh perubahan
presentase pada tingkat pendapatan.
2. 4 J.R Hicks, Value And Capital (1939)
    Hicks menjadi terkenal pada saat pembaharuanya tentang konsep equilibrium umum
yang didalamnya sudah terkandung unsure dinamika.  Hicks sebagai mahasiswa menimba
ilmu di Oxford University dan setelah lulus mengajar di London School of Economics
kemudian diangkat menjadi guru besar di  Manchester University, sampai pada akhirnya
dia menjadi guru besar di Oxford University sampai akhir masa kariernya.
     Hicks termaksud dalam sekelompok pemikir ekonomi yang dapat dianggap sebagai
allround theorists, dengan keahlian yang tinggi disegala cabang ilmu ekonomi. Ia  meraih
hadiah nobel,penghargaan tertinggi dalam dunia  ilmu pengetahuan ekonomi ditahun
1972. Karya ilmiahnya mencangkup diantaranya   Teori tentang Upah dan permasalahan
tentang ekonomi perburuhan , Teori nilai dalam kaitan dengan teori moneter , Teori
tentang sejarah ekonomi , Teori tentang siklus ekonomi , Uraian tentang modal dan
pertumbuhan , Ulasan dan penafsiran secara terjabar mengenai pemikiran baru yang
sedang dikembangkan J.M. Keynes , dan Teori ekonomi umum, Value and Capital.
     Dalam buku ini pemikiran Hicks diarahkan pada teori nilai dalam keadaan equilibrium
umum. Walaupun berpijak pada teori mikro semua hal dikaji dengan memperhatikan
serangkaian unsure dinamika dan juga dalam hubungannya dengan teori moneter. Dengan
kata lain, Hicks membuka jalur perhubungan kedalam ekonomi makro.yang baru. Hicks
mengkaji ulang pandangan Alfred marshall dengan penyorotan yang kritis. Mengadakan
perubahan-perubahan penting terhadap seperangkat pemikiran dalam teori marshall
mengenai prilaku konsumen. Hicks mengembangkan gagasan yang mantab dalam hal
teori tentang nilai subjektif maupun teori tentang equilibrium umum.
     Hicks menunjuk kepada kelemahan-kelemahan nilai pada versi lama ( marshall ).
Yang dianggapnya terlalu berat sebelah karena sabgat tergantung dari konsep pengertian
tentang faedah (ulitily). Dan dari kecenderungan terus menurunya faedah yang dulu
diungkapkan oleh Herman Gossen.
Hicks cenderung pada landasan pemikiran Walras tentang equilibrium umum di
pasaran. Hicks mengganggap pola pendekatan walras masih bersifat agak steril. Kiranya
yang dimaksud oleh hicks dalam hal ini iyalah statika dalam modal matematik yang
dibeberkan oleh waras. Kuncinya iyalah konsep pengertian mengenai temporary
equilibrium. Pengaruh tidak langsung dari pasar masa depan berkaitan dengan faktor
expectation (dugaan,perkiraan dan pengharapan).  Faktor ekspetasi berlaku oleh para
pelaku dipasaran.
Kelemahan dasar pokok tentang peranan unsur monopoli dalam struktur pasar. Ia
berpangkal pada postulat ( dalil ) mengenai berlakunya persaingan sempurna dalam pasar
barang dan jasa. Faktor monopoli tidak berlaku/tidak besar artinya dalam transaksi-
transaksi pasaran. Pendapat tentang pasar persaingan sempurna menurut Hicks tidak
banyak menyimpang dari realitas. Sebaliknya unsur monopoli menjalankan peranan yang
besar, maka hal itu tidak selaras dengan keadaan equilibrium. Kestabilan equilibrium
yang dalam konstruksi pemikiran Hicks disusun dengan begitu rapi, justru akan menjadi
tanda tanya besar.
Prasyarat Pasar Persaingan Sempurna menurut Hicks :
1. Para penjual dalam jumlah yang banyak
2. barang dan jasa yang dijual adalah sama dalam jenis,sifat dan mutu
3. pasarnya terbuka bagi penjual-penjual baru
4. dengan begitu di antara para penjual tiada satu pun yang bisa mempenggaruhi harga
barang maupun jumlah yang dijual
5. tiap penjual menjual barangnya atas harga pasar yang telah terbentuk
6. para penjual maupun para pembeli mempunyai pengetahuan lengkap tentang
perimbang”an keadaan pasar
7. faktor” produksi dapat bergerak secara bebas dan tanpa rintangan diantara sektor”
kegiatan ekonomi
8. pendatang” baru bisa melakukan kegiatan penjualan secara bebas
9.satuan” usaha tidak ada perbedaan dalam biaya transpor dalam pengangkutan barang
kepada para pembeli
     Kalau diperhatikan secara seksama,maka jelas konsep persaingan sempurna tidak
lebih dari sebuah konstruksi pemikiran. Konstruksi pemikiran itu mengandung faedah
juga. Hal itu membuat kita memahami hakikat dan sifat problematika yang kita hadapi.
2.5 Irving Fisher
Seorang pelopor dalam penggunaan metode kuantitatif dan teknik matematika
dalam pengkajian mengenai masalah-masalah ekonomi.dianggap yang paling tenar
diantara ilmuan asal Amerika Serikat. Fisher lulusan Yale University, lalu ia hijrah ke
Eropa selama beberapa tahun. Ia menggunjungi pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti
Austria, Jerman dan Inggris. Ia juga sering bertukar pikiran dengan para pemikir Eropa
Barat. Irving Fisher salah satu pelopor dalam penggunaan metode kuantitatif dan teknik
matematika dalam mengkaji mengenai masalah-masalah ekonomi.Fisher lazim
menggunakan bahan statistik-empiris dan berjasa untuk meningkatkan kegiatan statistik
menjadi bidang ilmu pengetahuan.
Tiga Rupa Permasalahan, karya Irving Fisher :
Pencipta teori konsep (angka) indeks dan pengembanganya sebagai peralatan analisis
yang sangat berarti dalam kerangka pemikiran teoretis  maupun dalam permasalahan
praktis
Teori kuantitas tentang uang dan harga
Teori tentang bunga
Fisher berpendapat bahwa segala sesuatu yang dibentangkan melalui fenomena-
fenomena ekonomi harus diukur dan diuji secara statistik operasional. Dalam hubungan
ini dikembangkanlah konsep angka indeks, dimulai dengan indeks harga.
The purchasing power of money ( 1911 )
Intipati teori kuantitas tentang uang dan harga ialah bahwa tingkat harga barang
adalah sepadan dalam perimbanganya terhadap jumlah pasok uang.
 MV = PT     
Dimana:
M = Jumlah uang yang beredar
V  = Laju peredaran uang
P  = Tingkat harga
T  = Nilai produksi rill
    
Hakikatnya memang tidak lain dari suatu toutologi, pengulangan kata tanpa
menambah kejelasan. Jumlah uang yang beredar dikalikan oleh laju peredaranya dalam
jangka waktu tertentu katakanlah satu tahun, menunjukan permintaan total akan barang-
barang.
       Bila jumlah uang dalam peredaran bertambah dengan dua kali lipat, maka harga umum
secara proporsional juga akan berubah dua kali lipat.
Dimana :
MV+M’V’
P = ───────
T

P  = Harga
M = Jumlah uang beredar
V  = Laju peredaran uang kartal
M’ = Jumlah uang giro di bank
V’  = Laju peredaran uang giral
T    = Jumlah transaksi

Theory of Interest ( 1930)


Membicarakan modal dan bunga dan melengkapi-memperbaiki gagasan” Bohm-
Bawerk. Bohm Bawerk mengartikan modal sebagai barang produksi secara fisik konkrit
sedangkan irving fisher menafsirkan pengertian modal sebagai konsep nilai yang
mewakili barang ataupun dana. Dalam hubungan ini Fisher membedakan antara arus
pendapatan sebagai arus barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perkembangan
jangka waktu tertentu, disatu pihak dan pihak lain modal sebagai suatu nilai yang
mencerminkan ataupun mewakili stok barang-barang yang ada pada suatu saat tertentu.
Sifat dan Komposisi arus pendapatan :
1. tingkat besar-kecilnya arus pendapatan
2. pola penerimaan dari pendapatan dalam perkembangan jangka waktu tertentu
3. komposisi pendapatan
4. faktor risiko atau ketidakpastian dalam prospek  tersedianya arus pendapatan dimasa
mendatang
Pendapat Fisher mengenai sifat dan komposisi arus pendapatan dalam kaitanya
dengan tingkat bunga sangat penting bagi pengertian kita, terutama ditinjau dalam sudut
perekonomian negara-negara berkembang. Di samping selera subjektif yang tercermin
pada hasrat untuk mengutamakan pendapatan untuk saat ini, maka tinggi rendahnya
bunga hanya dapat dijelaskan bilamana ikut diperhatikan keadaan objektif sekitar
kehidupan seseorang dan pendapatanya.

2.6 Leon Walras


Leon Walras adalah seorang ekonom berkebangsaan Perancis. Ia merumuskan
teori nilai marjinal ( dikembangkan lagi oleh William Jevons Stanley dan Carl Menger)
dan mempelopori pengembangan teori ekuilibrium umum.
Pemikiran Walras banyak dipengaruhi oleh Auguste Cornout yang merupakan
teman ayahnya, ia banyak menggunakan pendekatan  matematis dalam mengkaji ekonomi
Teori keseimbangan Umum (Ekuilibrium Umum)
Pada 1874 dan 1877 Walras diterbitkan Unsur Ekonomi Murni, suatu karya yang
membuatnya dianggap sebagai ayah dari teori ekuilibrium umum . Masalah yang Walras
ditetapkan untuk memecahkan salah satu dipresentasikan oleh Cournot, bahwa meskipun
bisa ditunjukkan bahwa harga akan menyamakan penawaran dan permintaan untuk
menghapus pasar individu, tidak jelas bahwa ekuilibrium ada untuk semua pasar secara
bersamaan.
Walras menciptakan sebuah sistem persamaan simultan dalam upaya untuk
memecahkan masalah Cournot. Ia menyajikan argumen informal bagi adanya
keseimbangan yang didasarkan pada asumsi bahwa ekuilibrium ada jika jumlah
persamaan sama dengan jumlah yang tidak diketahui.
Langkah penting dalam argumen itu 'Hukum Walras yang menyatakan bahwa
mempertimbangkan setiap pasar tertentu, jika semua pasar dalam suatu perekonomian
berada pada kesetimbangan, maka pasar tertentu juga harus dalam keseimbangan. Hukum
Walras 'bergantung pada gagasan matematika yang menuntut pasar kelebihan (atau,
terbalik, pasar kelebihan pasokan) harus jumlah ke nol. Ini berarti bahwa, dalam ekonomi
dengan pasar n, adalah cukup untuk menyelesaikan n-1 persamaan simultan untuk
membersihkan pasar. Mengambil yang baik sebagai numeraire dalam hal mana harga
ditentukan, ekonomi telah n-1 harga yang dapat ditentukan dengan persamaan, sehingga
ekuilibrium harus ada. Sebuah versi yang lebih ketat dari argumen ini dikembangkan oleh
Kenneth Arrow dan Gerard Debreu pada tahun 1950.

Hukum Walras
Hukum Walras 'adalah prinsip dalam teori ekuilibrium umum menyatakan bahwa
kendala anggaran menyiratkan bahwa nilai dari permintaan pasar berlebih (atau,
sebaliknya, pasokan pasar berlebih) harus dijumlahkan ke nol.
Walras mencatat proposisi matematis setara bahwa ketika mempertimbangkan setiap
pasar tertentu, jika semua pasar lainnya dalam suatu perekonomian berada dalam
keseimbangan, maka pasar tertentu juga harus dalam keseimbangan. "Hukum Walras '"
Istilah ini diciptakan oleh Oskar Lange [3] untuk membedakannya dari Hukum Say.
Beberapa teori ekonomi [4] juga menggunakan istilah untuk merujuk pada proposisi
lemah bahwa nilai total kelebihan permintaan tidak dapat melebihi nilai total kelebihan
pasokan.
Sebuah pasar untuk komoditi tertentu dalam kesetimbangan jika, pada harga saat ini
dari semua komoditas, jumlah komoditi yang diminta oleh pembeli potensial sama
dengan kuantitas yang ditawarkan oleh penjual potensial. Misalnya, harga pasar saat ini
ceri $ 1 per pon. Jika semua petani cherry dijumlahkan bersama-sama bersedia untuk
menjual total 500 pon ceri per minggu di $ 1 per pon, dan jika semua pelanggan potensial
dijumlahkan bersama-sama bersedia untuk membeli 500 pon ceri secara total per minggu
ketika dihadapkan dengan harga $ 1 per pon, maka pasar untuk buah ceri berada dalam
kesetimbangan karena tidak kekurangan atau surplus ceri ada.
Perekonomian berada dalam ekuilibrium umum jika setiap pasar dalam perekonomian
berada dalam kesetimbangan. Tidak hanya harus pasar untuk ceri yang jelas, tetapi begitu
juga harus semua pasar untuk semua komoditas (apel, mobil, dll) dan untuk semua
sumber daya (tenaga kerja dan modal ekonomi) dan untuk semua aset keuangan,
termasuk saham, obligasi, dan uang.
'Permintaan Kelebihan' mengacu pada situasi di mana pasar tidak dalam
kesetimbangan dengan harga khusus karena jumlah unit item yang diminta melebihi
jumlah item yang disediakan pada harga tertentu. Menghasilkan kelebihan permintaan
kekurangan ekonomi. Sebuah kelebihan permintaan negatif adalah identik dengan
kelebihan pasokan, dalam hal ini akan ada surplus ekonomi dari baik atau sumber daya.
'Permintaan Kelebihan' dapat digunakan lebih umum untuk merujuk pada nilai aljabar
kuantitas yang diminta kuantitas dikurangi disediakan, baik positif maupun negatif.
2. 7 Vilfredo Pareto, Manuel d’Economie politique (1909)
     Vilfredo Pareto merupakan pemikir kelahiran Italia yang berasal dari keluarga
bangsawan. Setelah Leon Walras mengundurkan diri sebagai guru besar di sekolah
Lausanne, maka Pareto diangkat sebagai penggantinya. Pareto secara konsisten
menekankan dasar interdependensi di antara fenomena atau variabel-variabel ekonomis
dalam system ekulibrium umum.
     Sumbangan Pareto dalam teori ekonomi berkisar pada tiga hal: (1) pengertian tentang
indiferensi pada pihak konsumen dan konsep kurva indiferensi (indifference curves)
dalam penyusunan suatu teori ekulibrium; (2) pendapatnya mengenai penggunaan
sumber-sumber daya produksi secara optimal dalam sistem ekonomi yang awalnya
disebut Pareto optimality dan kemudian lebih dikenal dengan Pareto efficiency; (3)
pendapatnya yang dikenal dengan hukum Pareto (Pareto’s Law) yang menyangkut
masalah distribusi pendapatan.
     Pengertian indiferensi dan kurva indiferensi yang dikembangkan oleh Pareto berawal
dari kesulitan untuk mengukur secara eksak-kuantitatif tentang letaknya tingkat kepuasan
marginal suatu barang atau jasa. Pareto menunjukkan bahwa sebenarnya tidak diperlukan
dan tidak ada gunanya untuk mencoba memberikan ukuran eksak-kuantitatif atas
pengertian kepuasan marginal dalam skala preferensi selera konsumen yang
mempengaruhi perilakunya di pasar. Sebab, bagaimanapun juga semua individu dan atau
satuan usaha dihadapkan pada suatu pilihan, di mana seorang konsumen harus memilih di
antara berbagai alternative kepuasan di dalam memenuhi kebutuhannya dengan
memperhatikan terbatasnya sumber pembiayaan yang dimilikinya.
     Dalam konsepnya mengenai kurva indiferensi (indifference curve), Pareto mengambil
contoh tentang dua jenis komoditi. Kurva indiferensi dalam bentuk garis lengkung
mewakili sejumlah berbagai kombinasi dari dua komoditi tersebut. Masing-masing
kombinasi memberikan kepuasan total yang sama besarnya bagi konsumen. Dengan
pendekatan dan penggunaan kurva indiferensi beserta konsep substitusi terdapat
kemungkinan untuk menyusun suatu teori tentang ekulibrium umum.
     Efisiensi Pareto bersangkutpaut dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
tersedia (dan selalu terbatas) dalam pola dan dengan cara yang membawa kepuasan
optimal. Dalam pandangan Pareto, pasal alokasi sumber daya dan dana di antara berbagai
kemungkinan alternatif dianggap optimal jika tidak ada cara penggunaannya yang lain
yang dapat membawa hasil kepuasan yang lebih besar bagi semua anggota masyarakat,
dibandingkan dengan pola penggunaan alokasi yang semula.
     Pareto berpendapat bahwa suatu ekulibrium yang efisien adalah keadaan yang
mencerminkan ekulibrium yang bersifat kompetitif (competitive equilibrium). Pedoman
utama hal tersebut dinyatakan bahwa perubahan pada suatu keadaan ekonomi tertentu
akan membawa kesejahteraan atau kepuasan kolektif yang lebih besar, jika golongan
yang mendapat manfaat lebih besar dari perubahan tersebut bisa member kompensasi
kepada mereka yang telah mengalami kerugian sebagai akibat perubahan tersebut, setelah
kompensasi tersebut terlaksana, masih dinikmati kelebihan sisa kepuasan yang artinya
masih ada sisa hasil positif secara netto (net gain).
     Sumbangan pemikiran Pareto yang menyangkut masalah distribusi pendapatan disebut
dengan hukum Pareto (Pareto’s Law). Tema pokok dalam hukum tersebut adalah dalam
suatu keadaan tertentu terdapat sejumlah orang yang menerima pendapatan di atas suatu
tingkat tertentu (tingkat x). Bandingkan jumlah tersebut dengan jumlah jiwa yang hidup
di bawah tingkat x. jika nisbah perbandingan tersebut berubah, misalnya jumlah dalam
golongan pertama (di atas x) bertambah secara nisbi dalam perimbangannya terhadap
jumlah di bawah x, maka hal itu berarti semakin berkurangnya ketimpangan dalam
pembagian pendapatan.
     Pembagian pendapatan dalam keadaan apa pun juga senantiasa mengandung pola yang
sama dalam hal ketimpangan dan kesenjangan. Jika dikehendaki peningkatan tingkat
hidup dan pengurangan dalam jumlah jiwa yang berada di bawah tingkat kemiskinan
(tingkat x), maka tidak ada jalan daripada berusaha untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat dalam keseluruhannya. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan tersebut,
maka satu-satunya jalan ialah mengatasi kemiskinan absolute (absolute poverty) dengan
meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat secara menyeluruh.
BAB III

PENUTUP DAN KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Teori ekonomi neoklasik merupakan pengembangan dari teori ekonomi klasik


yang kebanyakan dimodifikasi dengan menggunakan pendekatan yang lebih kompleks.
Teori neoklasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada
penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan
permintaan.
Kerangka pemikiran Neoklasik secara garis besar diantaranya mencakup:
1)      Rasionalitas instrumental berkaitan perilaku individu dalam menentukan preferensi
mereka secara rasional. Preferensi dalam  hal ini berkenaan dengan pengalokasian dana
dan daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mencapai kepuasan
maksimum.
2)      Metodologi individual, berhubungan dengan rasionalitas perilaku individu dalam
interaksi perkonomian kompleks yang cenderung berbenturan, dan kadang-kadang
berlawanan dengan gagasan rasional, interaksi ekonomi individu atau kelompok
seringkali terperangkap dalam suatu jeruji rasisme ataupun kelas-kelas soaial dalam
masyarakat.
3)      Ekulilibrium Ekonomi, dari berbagai interaksi yang terjadi dalam pasar, ekonom
neoklasik cenderung mengkonseptualisasikan/mengasumsikan hasil interaksi tersebut 
dalam bentuk "kesetimbangan".
4)      Penggunaan Tekhnik matematika dalam analisis perekonomian. Para ekonom
cenderung banyak pmenggunakan teknik matematika untuk "memformalisasikan"
berbagai interaksi ekonomi .
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai