Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA CENTRAL LAUNDRY DAN


DRY CLEANING BANGUNTAPAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

NICO SAPUTRO
2213015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA CENTRAL LAUNDRY DAN
DRY CLEANING BANGUNTAPAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Oleh:
NICO SAPUTRO
PSIK/2213015

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Tanggal:......................................
Menyetujui:

Penguji Pembimbing

Dewi Utari, S.Kep.,Ns.,MNS Agus Warseno,S.Kep.,Ns.,M.,Kep


NIDN: 05-1402-8602 NIDN: 05-2606-8301

Mengesahkan,
a.n Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

Tetra Saktika Adinugraha.,M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB


NIDN: 05-2310-8302

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta,

Nama : Nico Saputro


NPM : 2213015
Progam Studi : Ilmu Keperawatan (S1)
Judul Skripsi : Gambaran pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan
Bantul.

Menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul tersebut di atas adalah asli karya sendiri
dan bukan hasil plagiarisme. Dengan ini saya menyatakan untuk menyerahkan hak cipta
penelitian kepada Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta guna kepentingan ilmiah.
Demekian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.

Yogyakarta, September 2017

Nico Saputro

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Gambaran
Pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Central
Laundry Dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul”
Penelitian ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada
:
1. Kuswantoro Hardjo, dr., M.kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2. Tetra Saktika Adinugraha, Sp.Kep, MB Selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani
Yogyakarta
3. Ns. Agus Warseno, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan masukan kepada
penulis dan pendapat selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Dewi Utari, S. Kep.,MNS selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu,memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dan pendapat
pada penyelesaian skripsi ini.
5. Lingkungan Kerja Central Laundry Dan Dry Cleaning Banguntapan
Bantul”
6. Orang tua kami yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
kami.
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan
bantuan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi


banyak pihak.

Yogyakarta, September 2017

Penulis
iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... ix
INTISARI ................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 5
E. Keaslian Penelitian...................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Definisi.................................................................. 8
2. ujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja................ 9
B. Laundry & Dry Cleaning
1. Laundry ................................................................. 9
2. Dry Cleaning ......................................................... 13
C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laundry
1. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja ................. 16
D. Kerangka Teori ........................................................... 28
E. Kerangka Konsep ........................................................ 29
F. Pertanyaan Penelitian .................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................ 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................... 30
C. Populasi dan Sampel ................................................... 30
D. Variabel Penelitian ..................................................... 31
E. Definisi Operasional ................................................... 31
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................... 32
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 35
H. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................. 38
I. Etika Penelitian ............................................................ 40
J. Pelaksanaan Usulan Penelitian ..................................... 41
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................... 43
B. Karakteristik Responden ............................................. 43
C. Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Di

v
Lingkungan Kerja Central Laundry Dan Dry
Cleaning Banguntapan Bantul ...................................... 44
D. Pembahasan ................................................................ 47
E. Keterbatasan Penelitian ............................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................ 54
B. Saran .......................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1
Definisi Operasional ................................................. 33
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner ................................................... 35
Tabel Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai alpha (α) ......
3.3 39
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden ............. 44
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) .................................................. 45
Tabel 4.3 Tabulasi Silang Pelaksanaan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) .................................................. 45
Tabel 4.4 Jawaban responden terhadap kusioner K3 .................. 46

vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian..................................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................. 29

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Kunci Jawaban Kuisioner Penelitian
Lampiran 4. Lembar Kusioner Responden
Lampiran 5. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6. Lembar Kehadiran Mengikuti Ujian Skripsi
Lampiran 7. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 8. Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian
Lampiran 11. Hasil Data penelitian
Lampiran 12. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 13. Ethical Clearance

ix
GAMBARAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA CENTRAL LAUNDRY DAN
DRY CLEANING BANGUNTAPAN BANTUL

Nico Saputro1, Agus Warseno2

INTISARI

Latar Belakang: Suatu pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja


sangat penting di berbagai bidang. Perusahaan dituntut agar lebih memperhatikan
keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan, agar mereka mampu
mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut. Untuk mengurangi dan mencegah
potensi kecelakaan sekaligus juga membantu perusahaan dalam menangani
karyawan dengan cepat dan tepat, maka diperlukan adanya Sistem SMK3 di suatu
perusahaan. SMK3 terbentuk karena adanya pihak manajemen perusahaan yang
mendukung dengan membuat kebijakan untuk mengembangkan dan
meningkatkan budaya K3 seperti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Tujuan: Mengetahui gambaran pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif non-
eksperiment, dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan
menggunakan teknik total random sampling. Subjek penelitian ini sebanyak 63
responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data
menggunakan analisis univariat.
Hasil: Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai Pelaksanaan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Central Laundry Dan Dry Cleaning
Banguntapan Bantul tidak sesuai prosedur sebanyak 90,5%.
Kesimpulan: Mayoritas responden melaksanakan pelaksanaan keselamatan
kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan yaitu 57 orang (90,5%).

Kata Kunci : Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja

_____________________
1
Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

x
The Description of Working Health and Safety Management (K3) in The
Operational Area of Central Laundry Dry Cleaning of Banguntapan, Bantul

Nico Saputro1, Agus Warseno2

ABSTRACT

Background : An implementation of working health and safety program is vital


in any aspect. A company is urged to be more concerned about working health
and safety of workers so that they are able to support to gain the goals of a
company. In order to reduce and prevent the potential of any accident and also
support effective and efficient treatment for workers, SMK3 system is necessary
to be applied in a company. SMK3 is arranged with the support from company
managemet by setting the policy to develop and enhance the habitual performance
of K3 such as using self protection tool.
Objective : To identify The Description of Working Health and Safety
Management (K3) in The Operational Area of Central Laundry Dry Cleaning of
Banguntapan, Bantul.
Method : This study applied quantitative and non experimental method with cross
sectional approach. Samples were selected by applying total random sampling
technique. Subjects in this study were 63 respondents. Data compilation method
used questionnairre. Data analysis applied univariate analysis.
Result : According to the study, it was identified that the implementation of
working health and safety (K3) in the operational area of Central Laundry and
Dry Cleaning of Banguntapan, Bantul, did not comply with standard procedure
with the percentage of 90,5%.
Conclusion : The majority of respondents implemented working health and safety
(K3) in the operational area which did not comply with standard procedure as
many as 57 persons (90,5%).
Keywords : Implementation of Working Health and Safety (K3), Operational
Area.
_____________________
1
A student of S1 Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani Health School
of Yogyakarta
2
A counseling lecturer of S1 Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani
Health School of Yogyakarta

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
International Labour Organization (ILO) menilai penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Indonesia kurang
memuaskan, dipaparkan bahwa dari sekitar 15.043 perusahaan skala besar, hanya
sekitar 317 perusahaan (2,1%) yang menerapkan SMK3. Hal ini berarti meskipun
Indonesia sudah menerapkan SMK3, tetapi penerapanya masih perlu diperbaiki
secara terus menerus (Junita, 2005).
Angka kecelakaan kerja di Indonesia yang tercatat berdasarkan laporan data
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS TK) selama lima tahun
terakhir yaitu menyebutkan bahwa pada tahun 2010 terdapat 98.711 kasus
kecelakaan kerja, tahun 2011 terdapat 99.491 kasus kecelakaan kerja tahun 2012
terdapat 103.000 kasus kecelakaan kerja, tahun 2013 terdapat 10.439 kasus
kecelakan kerja, dan tahun 2014 terdapat 10.002 kasus kecelakaan kerja (Rahman,
2015). Karena tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia saat ini, pemerintah
mengupayakan agar seluruh perusahaan Indonesia berbasis SMK3 pada tahun
2015. Saat ini Indonesia telah mengupayakan untuk berperan aktif dan bekerja
secara kolektif dalam pencapaian visi K3 Nasional, yaitu Indonesia Berbudaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2015. Hal tersebut merupakan
salah satu upaya bahwa kesadaran untuk melaksanakan keselamatan dan
kesehatan kerja di lingkungan industri atau lingkungan kerja masih perlu
ditingkatkan sesuai rencana pemerintah (Kemenakertrans RI, 2014).
Menurut Ramli, (2010) suatu pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja sangat penting di berbagai bidang, didasarkan terhadap isu
tentang persaingan bebas saat ini. Seiring arus globalisasi untuk menghadapi
persaingan global pemerintah mengupayakan membudayakan program K3.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah mengenai Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( PP No. 50 Tahun 2012) yang
merupakan pelaksanaan pasal 80 UU No. 13 Tahun 2003 tentang

1
2

Ketenagakerjaan, maka perusahaan yang memperkerjakan minimal 100 tenaga


kerja atau perusahaan memiliki tingkat potensi kecelakaan kerja yang tinggi
akibat karakteristik proses wajib melaksanakan SMK3. Perusahaan atau
organisasi yang akan ataupun telah menerapkan SMK3 diharapkan dapat
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi, kemudian dapat mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen dan pekerja, dan juga perusahaan dapat menciptakan tempat kerja
yang aman, nyaman dan efisiensi untuk mendorong produktivitas
(Kepmenakertrans No. 50, 2012).
Tahun 2012, muncul peraturan terbaru mengenai SMK3 yang merupakan
lanjutan dari Permenaker RI No.5 Tahun 1996 yaitu PP No. 50 tahun 2012. Di
dalam PP No.50 tahun 2012 dijelaskan bahwa globalisasi perdagangan saat ini
memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam segala aspek khususnya
ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja (Mahdaniah dkk, 2013). Perusahaan dituntut
agar lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan, agar
mereka mampu mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut. Untuk mengurangi
dan mencegah potensi kecelakaan sekaligus juga membantu perusahaan dalam
menangani karyawan dengan cepat dan tepat, maka diperlukan adanya Sistem
SMK3 di suatu perusahaan. Perusahaan yang telah memperhatikan keselamatan
dan kesehatan karyawan dan memberikan jaminan jika terjadi kecelakaan akibat
kerja, maka secara tidak langsung para karyawan akan termotivasi untuk
menjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan
berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat (Mentang,dkk,
2013).
Menurut Buntaro, (2015) SMK3 terbentuk karena adanya pihak manajemen
perusahaan yang mendukung dengan membuat kebijakan untuk mengembangkan
dan meningkatkan budaya K3 seperti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
banyak orang berpendapat bahwa keselamatan kerja hanya diartikan sebagai APD
seperti topi keselamatan (helm, sarung tangan, dan masker) APD tersebut adalah
3

pakaian, semua asesories yang didesain guna menciptakan lingkungan kerja yang
baik dan aman.
Peran perawat disini adalah partner utama dari dokter dan bisa mewakili
dokter di perusahaan. Bagi kebanyakan tenaga kerja, seorang perawat di
perusahaan sering disebut satu-satunya gambaran dari segala upaya kesehatan di
perusahan. Bahkan sering disebut-sebut sebagai ‘ibu’ dalam perusahaan (mother
in industry). Kebutuhan akan pelayanan perawatan di dunia usaha menuntut
pekerja perawat tidak lagi terlalu berada pada instruksi dan supervisi langsung
dari dokter yang bersangkutan (Suma’mur, 2009).
Tugas perawat dalam masalah ini adalah, melaksanakan program kerja yang
telah digariskan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
perawatan/pengobatan, memelihara peralatan perawatan, obat-obatan, dan fasilitas
kesehatan perusahaan, melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, membantu
menentukan kasus penderita penyakit akibat kerja, membantu upaya perbaikan
kesehatan kerja di lingkungan tempat kerja, memberikan peyuluhan dalam rangka
komunikasi, informasi dan edukasi, dan ikut memelihara hubungan industri dan
hubungan kerja yang harmonis dalam perusahaan (Suma’mur, 2009).
Akibat bila tidak dilakukan program K3 dapat menyebabkan menurunya
produktivitas kerja dan tidak terjaminya kesehatan tenaga kerja tersebut. Oleh
sebab itu upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini meliputi
pembinaan keahlian, pembinaan mengenai higiene perusahaan dan kesehatan
kerja kepada tenaga kesehatan di perusahaan dan peningkatan penempatan tenaga
kesehatan ke sektor produksi, pendidikan dan pelatihan bagi pengusaha dan
tenaga kerja, pengembangan riset, pemanfaatan keahlian manakala sewaktu-waktu
diperlukan, pembinaan kesehatan yang dikaitkan kepada perbaikan produktivitas
kerja dari berbagai sektor (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan upaya kebijakan tersebut diharapkan higiene perusahaan dan K3
dapat meniadakan hambatan yang bersumberkan faktor manusia dalam hal
kemampuan fisik dan kejiwaanya dan sanggup menunjang secara optimal dan
membuahkan hasil sebagaimana harapan yang melatar belakangi ungkapan :
rakyat sehat, produksi meningkat dan negara kuat (Suma’mur, 2009).
4

Hasil penelitian terdahulu oleh Mahdaniah (2013) dengan Judul Penelitian


Gambaran Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) pada
PT. Tunas Muda Jaya Kalimatan Timur menunjukkan hasil keseluruhan dari
empat variabel sebanyak 52 orang didapatkan sebanyak 94,5% menilai baik pada
penerapan SMK3. Penelitian lain yang dilakukan Selyanti (2013), menunjukkan
sebanyak 14 responden tenaga kerja menilai kurang baik dengan persentase
63,6%, akan tetapi pada responden karyawan SHE menilai baik dengan persentase
100%.
Hasil studi pendahuluan 17 januari 2017 pada 20 responden di Central
Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul, dari jumlah tersebut hanya 5
responden yang menggunakan APD lengkap seperti masker, sarung tangan, apron,
dan sepatu boot. Sebanyak 15 responden tidak menggunakan APD lengkap,
dilakukan juga survey dan wawancara diberbagai tempat banyak sebagian
karyawan laundry yang mengeluh sakit seperti kulit gatal-gatal, gangguan
pernafasan karena tidak menggunaka APD lengkap. Maka dari itu dari hasil studi
pendahuluan yang ada peneliti tertarik meneliti tentang Gambaran Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Central Laundry
dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul”. Alasan pemilihan tempat di Central
Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul adalah: Setelah dilakukan survey
di berbagai tempat hanya di central laundry dan dry cleaning yang diperbolehkan
untuk dilakukan penelitian dan Setelah dilakukan survey awal telah memenuhi
jumlah sample minimal yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan peneliti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
yaitu ”Bagaimanakah gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning
Banguntapan Bantul”.
C. Tujuan Penelitian
Diketahui gambaran pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini menambah ilmu pengetahuan tentang gambaran
pelaksanaan K3 di lingkungan kerja Central Laundry dan Dry Cleaning
Banguntapan Bantul kaitanya dengan keselamatan kesehatan kerja
dilingkungan kerja dan dapat menjadi kajian ilmu keperawatan komunitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi karyawan di Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan
Bantul”. Memberikan manfaat bagi karyawaan untuk lebih mengetahui
pelaksanaan K3.
b. Bagi Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul”.
Memberikan informasi kepada karyawan terkait dengan pelaksanan K3
sehingga bisa meningkatkan kualitas dan keselamatan kesehatan kerja
pada karyawan.
c. Bagi pengguna perpustakaan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan sarana
pembelajaran dan pengetahuan, khususnya bagi program studi
keperawatan tentang pelaksanaan K3 di lingkungan kerja.
d. Bagi perawat adalah untuk memberikan peyuluhan dalam rangka
komunikasi, informasi dan edukasi di keperawatan komunitas.
e. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pustaka bagi
penelitian selanjutnya terutama penelitian yang berkaitan dengan
pelaksanaan K3 di lingkungan kerja.
6

E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai gambaran pelaksanaan keselamatan kesehatan
kerja (K3) Di Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning
Banguntapan Bantul dari pelacakan literatural di perpustakaan Stikes
Jendral Achmad Yani Yogyakarta, didapatkan penelitian ini belum pernah
dilakukan dalam penelusuran penulis, penelitian yang hampir sama
dilakukan oleh :
1. Mahdaniah, (2013), Gambaran Penerapan Sistem Mamajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. Tunas Muda Jaya
Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan mengetahui SMK3. Hasil
penelitian menunjukkan pada penerapan kebijakan K3 sebanyak 96,4%
menilai baik, perencanaan K3 sebanyak 83,6% menilai baik, pelaksanaan
rencana K3 sebanyak 92,7% menilai baik, pemantauan dan evaluasi
kinerja K3 sebanyak 90,9% menilai baik serta berdasarkan penilaian dari
keseluruhan variabel didapatkan sebanyak 94,5% menilai baik pada
penerapan SMK3 di PT. Tunas Muda Jaya. Persamaan dengan peneliti ini
adalah terletak pada variabel terikatnya yaitu SMK3. Metode penelitian
yang digunakan adalah survey dengan pendeakatan diskriptif. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah terletak pada teknik sampling yaitu
menggunakan total sampling sedangkan penelitian Mahdaniah
menggunakan teknik accidental sampling. Subyek penelitianya adalah
seluruh karyawan di PT. Tunas Muda Jaya Kalimantan sedangkan
penelitian ini subyeknya pada lingkungan kerja Central Laundry dan Dry
Cleaning Banguntapan Bantul.
2. Selyanti H, (2013), gamabaran penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) pada PT. Semen Basowa Maros. Penelitian
ini bertujuan mengetahui SMK3. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
tenaga kerja menilai kurang dengan persentase 63,6%. Persamaan dengan
penelitian ini adalah terletak pada variabel terikatnya yaitu keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Metode penelitian yang digunakan adalah
survey dengan pendekatan diskriptif. Perbedaan penelitian ini adalah
7

terletak pada variabel bebasnya yaitu pelaksanaan K3, teknik sampling


yaitu menggunakan total sampling sedangkan pada penelitian random
sampling, subyek penelitianya adalah PT. Semen Basowa Maros,
sedangkan pada penelitian di Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry
Cleaning Banguntapan Bantul.
3. Hanifah N (2016), “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) untuk mencapai “Zero Goal” di PT. Syngenta
Seed Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penerapan SMK3 untuk mencapai angka nol kecelakaan kerja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan gambaran pengetahuan,
sikap dan tindakan pekerja PT Syngenta Seed Indonesia mengenai sistem
SMK3 sudah baik. Persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada
variabel bebasnya yaitu keselamatan dan kesehatan kerja. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel terikatanya yaitu
pelaksanaan K3, metode menggunakan kualitatif deskriptif sedangkan
pada penelitian menggunakan survey dengan pendekatan deskriptif.
Subyek pada penelitianya PT syngenta seed Indonesia sedangkan pada
penelitian pada Lingkungan Kerja Central Laundry dan Dry Cleaning
Banguntapan Bantul.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Central Laundry dan Dry Cleaning yang
beralamat di Jl. Sorowajan Baru No.160, Banguntapan Bantul selama bulan
Agustus 2017. Central Laundry dan Dry Cleaning merupakan salah satu usaha
jasa layanan cucian terbaik & terbesar di jawa tengah dan DIY, yang telah diakui
baik dari jaminan kualitas maupun kecepatan layanan. Dengan menggunakan
teknik yang terjaga kualitasnya dan tenaga-tenaga yang terampil dan profesional
dibidangnya serta menggunakan mesin-mesin yang canggih dan modern dapat
memberikan layanan yang terbaik dan berkelas. dan siap memenuhi semua
kebutuhan laundry dan dry cleaning baik perorangan maupun kelembagaan.
Central Laundry dan Dry Cleaning sebagai jasa laundry dan dry cleaning no 1 se
Jawa Tengah dan DIY siap memberi pelayanan terbaik untuk semua linen dan
juga pakaian dan peralatan seperti : boneka, gaun pesta, sepatu, tas, karpet, jas
dokter / lab, seragam, bed cover, toga, gordyn dan lain-lain.

B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis
kelamin. Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini ditunjukkan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi karakteristik responden
No. Karakteristik responden Frekuensi (F) N = 63 Persentase (%)

1. Umur
a. 17-25 tahun 7 11,1
b. 26-35 tahun 30 47,6
c. 36-45 tahun 10 15,9
d. 46-55 tahun
10 15,9
e. 56-65 tahun
6 9,5
2. Jenis kelamin
a. Laki-laki 61 96,8
b. Perempuan 2 3,2
Sumber : data Primer 2017 yang diolah
43
44

Tabel 4.1. memperlihatkan bahwa berdasarkan umur, mayoritas responden


berumur 26-35 tahun yaitu 30 orang (47,6%). Berdasarkan jenis kelamin,
mayoritas responden adalah laki-laki yaitu 61 orang (96,8%).

C. Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Di Lingkungan Kerja


Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul
Gambaran pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan
kerja central laundry dan dry cleaning Banguntapan Bantul dalam penelitian ini
ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Central Laundry Dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul

No. Pelaksanaan Keselamatan Frekuensi (F) Persentase (%)


Kesehatan Kerja (K3)
1. Sesuai Prosedur 6 9.5
2. Tidak Sesuai Prosedur 57 90.5
Total 63 100.0
Sumber : data Primer 2017 yang diolah
Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa mayoritas responden melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu 57 orang (90,5%).
Tabel 4.3.
Tabulasi Silang Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Di
Lingkungan Kerja Central Laundry Dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul
Berdasarkan Karakteristik Responden

No. Karakteristik Pelaksanaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


responden Sesuai Prosedur Tidak Sesuai Prosedur
F (N=63) % F (N=63) %
1. Umur
a. 17-25 tahun 2 3,2 5 7,9
b. 26-35 tahun 3 4,8 27 42,9
c. 36-45 tahun 1 1,6 9 14,3
d. 46-55 tahun
0 0 10 15,9
e. 56-65 tahun
0 0 6 9,5
2. Jenis kelamin
a. Laki-laki 6 9,5 55 87,3
b. Perempuan 0 0 2 3,2
Sumber : data Primer 2017 yang diolah
45

Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa berdasarkan umur, responden yang


melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja
tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan mayoritas berumur 26-35
tahun yaitu 27 orang (42,9%) sedangkan responden yang melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja sesuai dengan
prosedur mayoritas berumur 26-35 tahun yaitu 3 orang (4,8%).
Tabel 4.3. juga memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin,
responden yang melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di
lingkungan kerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan mayoritas
laki-laki yaitu 55 orang (87,3%) sedangkan responden yang melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja sesuai dengan
prosedur mayoritas laki-laki yaitu 6 orang (9,5%).
Tabel 4.4.
Jawaban responden terhadap kuesioner K3

Pertanyaan Pilihan
No Ya Tidak
Keselamata kerja
N % n %
1. Apakah ditempat kerja anda menyediakan pelindung kerja 62 98,4 1 1,59
seperti sepatu bots, sarung tangan, masker, yang dapat
menghindari dari kecelakaan kerja ?
2. Apakah Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak 63 100 0 0
pakai ?
3. Apakah pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan 63 100 0 0
pekerja ?
4. Apakah semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah 63 100 0 0
diberi tanda-tanda ?
5. Apakah setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi 63 100 0 0
lingkungan kerja yang aman dan bersih ?
6. Apakah tempat kerja melakukan pengawasan secara lebih 63 100 0 0
intensif terhadap pelaksanaan pekerja laundry ?
7. Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi setiap 63 100 0 0
karyawan untuk bertindak dengan aman ?
8. Apakah bentuk APD perlu terlihat menarik yang penting 1 1,59 62 98,4
memberikan perlindungan maksimal ?
9. Apakah terdapat standar prosedur kerja ? 29 46 34 54
10. Apakah pekerja menggunakan alat sesuai dengan petunjuk ? 9 14,3 54 85,7
11. Apakah pekerja menggunakan alat yang sesuai ? 8 12,7 55 87,3
12. Apakah ditempat kerja laundry perlu menggunakan sarung 38 60,3 25 39,7
tangan ?
13. Apakah pekerja berhati-hati dalam membuka, menutup dan 63 100 0 0
menyalakan atau mematikan mesin, lampu, gas, listrik sesuai
46

standar keamanan central laundry dan dry cleaning ?


14. Apakah tempat kerja central laundry dan dry cleaning aman ? 63 100 0 0
15. Apakah dinding tidak rapuh ? 8 12,7 55 87,3
16. Apakah lantai tidak licin ? 7 11,1 56 88,9
17. Apakah tempat kerja bersih ? 63 100 0 0
18. Apakah ditempat kerja laundry perlu menggunakan masker ? 60 95,2 3 4,76

Kesehatan kerja

19. Apakah tempat kerja menyediakan obat-obatan untuk 62 98,4 1 1,59


pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan ?
20. Apakah tempat kerja memberikan jaminan kesehatan kepada 61 96,8 2 3,17
setiap karyawan ?
21. Apakah waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan 62 98,4 1 1,59
sudah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh tempat
kerja ?
22. Apakah tempat kerja memberikan pendidikan mengenai 5 7,94 58 92,1
pentingnya kesehatan dalam menyelesaikan pekerjaan?
23. Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala pada 3 4,76 60 95,2
pekerja?
24. Apakah melalui pendidikan yang saya peroleh, saya dapat 62 98,4 1 1,59
menjalankan tugas dan dapat memperbaiki kualitas kerja saya ?
25. Apakah setiap karyawan yang sakit akan dirujuk ke rumah 6 9,52 57 90,5
sakit yang telah ditentukan oleh pekerja?

Berdasarkan tabel 4.4. diketahui hasil jawaban responden terhadap


kuesioner pelaksanaan K3 didapatkan 9 jawaban tertinggi dan 2 jawaban terendah.
Jawaban tertinggi terdapat pada soal nomor 2 yaitu “Apakah Semua peralatan
kerja dalam kondisi baik dan layak pakai ?”, soal nomor 3 yaitu “Apakah
pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan pekerja ?”, soal nomor 4 yaitu
“Apakah semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi tanda-tanda ?”,
soal nomor 5 yaitu “Apakah setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi
lingkungan kerja yang aman dan bersih ?”, soal nomor 6 yaitu “Apakah tempat
kerja melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerja
laundry ?”, soal nomor 7 yaitu “Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi
setiap karyawan untuk bertindak dengan aman ?”, soal nomor 13 yaitu “Apakah
pekerja berhati-hati dalam membuka, menutup dan menyalakan atau mematikan
mesin, lampu, gas, listrik sesuai standar keamanan central laundry dan dry
cleaning ?”, soal nomor 14 yaitu “Apakah tempat kerja central laundry dan dry
cleaning aman ?” dan soal nomor 17 yaitu “Apakah tempat kerja bersih ?”. soal
dengan nomor terendah terdapat pada soal nomor 8 yaitu “Apakah bentuk APD
47

tidak perlu terlihat menarik yang penting memberikan perlindungan maksimal ?”


dan soal nomor 23 yaitu “Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala pada
pekerja?”
D. Pembahasan
Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa mayoritas responden melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu 57 orang (90,5%) sedangkan
responden yang melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di
lingkungan kerja sesuai dengan prosedur sebanyak 6 orang (9,5%).
Menurut Hanifah, (2016) keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau dari
segi keilmuwan dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan dalam
usaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
lingkungan tempat kerja tersebut. Tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga
dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek fisiologis dan teknis. Secara fisiologis
K3 adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk menciptakan atau menjamin
kelestarian tenaga kerja dilingkungan kerja dan juga untuk menjadikan
masyarakat atau tenaga kerja makmur dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah
upaya melindungi tenaga kerja dan orang-orang ditempat kerja, atau perusahaan
selalu mendapatkan keselamatan dan kesehatan sehingga produksi perusahaan dan
produktivitas tenaga kesehatan dapat digunakan secara aman dan efisien
Penelitian ini menunjukkan mayoritas responden melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mahdaniah (2013) dengan Judul Penelitian
Gambaran Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) pada
PT. Tunas Muda Jaya Kalimatan Timur yang menunjukkan hasil keseluruhan dari
empat variabel sebanyak 52 orang didapatkan sebanyak 94,5% menilai baik pada
penerapan SMK3. Namun penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Selyanti (2013), yang menunjukkan sebanyak 14 responden tenaga kerja menilai
kurang baik dengan persentase 63,6%, akan tetapi pada responden karyawan SHE
menilai baik dengan persentase 100%.
48

Ketidaksesuaian pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di


lingkungan kerja dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan. Menurut Suma’mur (2009) akibat bila tidak dilakukan program K3
dapat menyebabkan menurunya produktivitas kerja dan tidak terjaminya
kesehatan tenaga kerja tersebut. Oleh sebab itu upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasi masalah ini meliputi pembinaan keahlian, pembinaan mengenai higiene
perusahaan dan kesehatan kerja kepada tenaga kesehatan di perusahaan dan
peningkatan penempatan tenaga kesehatan ke sektor produksi, pendidikan dan
pelatihan bagi pengusaha dan tenaga kerja, pengembangan riset, pemanfaatan
keahlian manakala sewaktu-waktu diperlukan, pembinaan kesehatan yang
dikaitkan kepada perbaikan produktivitas kerja dari berbagai sektor. Hasil
penelitian ini juga tidak sesuai dengan tujuan di laksanakannya Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut Buntaro (2015 dalam
Hanifah 2016) menyebutkan bahwa K3 bertujuan untuk menjamin kesehatan
jasmani dan rohani tenaga kerja yang ada dalam lingkungan kerja.
Ketidaksesuaian pelaksanaan K3 di lingkungan kerja berdampak
meningkatnya angka kesehatan dan kecelakaan kerja yang dapat mengurangi
kualitas produktifitas karyawan. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Rahman
(2015) yang menyebutkan angka kecelakaan kerja di Indonesia yang tercatat
berdasarkan laporan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(BPJS TK) selama lima tahun terakhir yaitu menyebutkan bahwa pada tahun 2010
terdapat 98.711 kasus kecelakaan kerja, tahun 2011 terdapat 99.491 kasus
kecelakaan kerja tahun 2012 terdapat 103.000 kasus kecelakaan kerja, tahun 2013
terdapat 10.439 kasus kecelakan kerja, dan tahun 2014 terdapat 10.002 kasus
kecelakaan kerja.
Kemenakertrans RI (2014) menambahkan tingginya angka kecelakaan
kerja di Indonesia saat ini, pemerintah mengupayakan agar seluruh perusahaan
Indonesia berbasis SMK3 pada tahun 2015. Saat ini Indonesia telah
mengupayakan untuk berperan aktif dan bekerja secara kolektif dalam pencapaian
visi K3 Nasional, yaitu Indonesia Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Tahun 2015. Hal tersebut merupakan salah satu upaya bahwa kesadaran
49

untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri atau


lingkungan kerja masih perlu ditingkatkan sesuai rencana pemerintah.
Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa berdasarkan umur, responden yang
melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja
tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan mayoritas berumur 26-35
tahun yaitu 27 orang (42,9%) sedangkan responden yang melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja sesuai dengan
prosedur mayoritas berumur 26-35 tahun yaitu 3 orang (4,8%). Penelitian ini
didukung oleh penelitian Mufarokhah (2016) yang menyebutkan bahwa
persentase umur responden terbanyak adalah 31 – 40 tahun (41,67 %). Penelitian
Putra dan Ruzikna (2011) menyebutkan karakteristik responden berdasarkan umur
mayoritas yaitu 15 responden atau 34,09% yang berumur 26–35 tahun yaitu
34,09%.
Osha (2017) menjelaskan umur merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecelakaan kerja di tempat kerja. Umur harus mendapat perhatian
karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung
jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh Undang-Undang Perburuhan
yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1 Pasal 1. Karyawan muda
umumnya mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat
bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah.
Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan,
pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari
akan bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap
terjadinya kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan
bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih sering terjadi pada
tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau
muda. 22 Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti
pertambahan usia.
Tabel 4.3. juga memperlihatkan bahwa berdasarkan jenis kelamin,
responden yang melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di
50

lingkungan kerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan mayoritas
laki-laki yaitu 55 orang (87,3%) sedangkan responden yang melaksanakan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja sesuai dengan
prosedur mayoritas laki-laki yaitu 6 orang (9,5%). Penelitian ini didukung oleh
penelitian Mufarokhah (2016) yang menyebutkan bahwa dilihat dari jenis kelamin
responden, persentase terbanyak responden adalah berjenis kelamin pria yaitu
sebesar 57 orang (95%) sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita
adalah sebanyak 3 orang (5%)
Osha (2017) menjelaskan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kecelakaan kerja di tempat kerja. Jenis pekerjaan antara pria dan
wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara pria dan wanita
menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga
penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria
(Soemirat, (2009). Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan
pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam
beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami
wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
Berdasarkan tabel 4.4. diketahui hasil jawaban responden terhadap
kuesioner pelaksanaan K3 didapatkan 9 jawaban tertinggi yang dikelompokkan
menjadi 3 kategori yaitu keselamatan peralatan kerja, keselamatan tempat kerja
dan keselamatan proses kerja. Jawaban tertinggi keselamatan peralatan kerja
terdapat pada soal nomor 2 yaitu “Apakah Semua peralatan kerja dalam kondisi
baik dan layak pakai ?”, soal nomor 3 yaitu “Apakah pemilihan alat dan mesin
sesuai dengan pekerjaan pekerja ?”, soal nomor 4 yaitu “Apakah semua bagian
dari peralatan yang berbahaya telah diberi tanda-tanda ?”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden telah mampu untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja melalui pemeliharaan peralatan kerja. Responden
memberikan perhatian yang baik terhadap peralatan kerja yang digunakan
sehingga peralatan kerja dapat digunakan dengan aman. Menurut Buntaro, (2015)
SMK3 terbentuk karena adanya pihak manajemen perusahaan yang mendukung
dengan membuat kebijakan untuk mengembangkan dan meningkatkan budaya K3
51

seperti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) banyak orang berpendapat


bahwa keselamatan kerja hanya diartikan sebagai APD seperti topi keselamatan
(helm, sarung tangan, dan masker) APD tersebut adalah pakaian, semua asesories
yang didesain guna menciptakan lingkungan kerja yang baik dan aman.
OSHA (2005) menambahkan tindakan pencegahan khusus yang
dianjurkan untuk menghindari risiko kesehatan dari paparan PERC. Tujuan dari
pedoman ini adalah untuk memberikan cara-cara praktis dan efektif untuk
operator dry cleaning untuk mengurangi paparan pekerja. Penyuluhan
menekankan mengurangi paparan PERC melalui kombinasi menggunakan
peralatan modern dan pemeliharaan preventif, kontrol kebocoran pada peralatan
cuci kering, ventilasi yang tepat, dan praktek kerja yang baik.
Jawaban tertinggi keselamatan tempat kerja terdapat pada soal nomor 5
yaitu “Apakah setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi lingkungan
kerja yang aman dan bersih ?”, soal nomor 6 yaitu “Apakah tempat kerja
melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerja
laundry ?”, soal nomor 7 yaitu “Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi
setiap karyawan untuk bertindak dengan aman ?”, soal nomor 14 yaitu “Apakah
tempat kerja central laundry dan dry cleaning aman ?” dan soal nomor 17 yaitu
“Apakah tempat kerja bersih ?”.
Jawaban responden terhadap tempat kerja menunjukkan bahwa responden
memberikan perhatian yang baik terhadap tempat kerja sehingga tempat kerja
dapat digunakan untuk bekerja dengan nyaman tanpa adanya risiko yang mungkin
timbul dari adanya bahaya yang ditimbulkan dari tempat kerja. Pelaksanaan K3
berdasarkan tempat kerja sesuai dengan Kepmenakertrans No. 50 (2012) yang
menyebutkan perusahaan atau organisasi yang akan ataupun telah menerapkan
SMK3 diharapkan dapat meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi, kemudian
dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen dan pekerja, dan juga perusahaan dapat
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisiensi untuk mendorong
produktivitas.
52

Rahman (2015) menyebutkan sasaran dari keselamatan kerja sendiri


mencakup beberapa tempat kerja, baik di darat, di diudara, di dalam air, di dalam
tanah. Menurut (Hanifah, 2016) K3 bertujuan untuk menjamin kesehatan jasmani
dan rohani tenaga kerja yang ada dalam lingkungan kerja diantaranya adalah
menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
Jawaban tertinggi keselamatan proses kerja terdapat pada soal nomor 13
yaitu “Apakah pekerja berhati-hati dalam membuka, menutup dan menyalakan
atau mematikan mesin, lampu, gas, listrik sesuai standar keamanan central
laundry dan dry cleaning ?”.
Jawaban responden menunjukkan bahwa responden memahami proses
kerja yang dapat melindungi dirinya dan orang orang lain dari kecelakaan kerja.
Pengetahuan terhadap proses kerja merupakan bagian dari K3 yang menuntut
karyawan untuk lebih berhati-hati dapat menggunakan peralatan yang ada.
Menurut Rahman (2015) keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara melakukan pekerjaan. Proses kerja
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan
peralatan kerja dan manusia yang melakukannya. Pengetahuan dan ketrampilan
manusia serta kesiapan peralatan untuk bekerja merupakan komponen penting
untuk menciptakan proses kerja yang kondusif dan meminimalisir kecelakan
kerja.
Soal dengan nomor terendah terdapat pada soal nomor 8 yaitu “Apakah
bentuk APD tidak perlu terlihat menarik yang penting memberikan perlindungan
maksimal ?” dan soal nomor 23 yaitu “Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan
berkala pada pekerja?”
Jawaban responden menunjukkan bahwa responden tidak mementingkan
penampilan dari APD namun lebih mengedepankan fungsi APD sebagai alat
perlindingan diri dalam bekerja. Meskipun alat pelindung diri tersebut jarang
diperiksa kelayakannya, tidak terlalu diperhatikan oleh responden. Selain itu
responden juga kurang memperhatikan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang disediakan perusahaan sehingga kurang memperhatikan hak-hak pekerja
53

untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Menurut


Kepmenakertrans No. 50 (2012) perusahaan atau organisasi yang akan ataupun
telah menerapkan SMK3 diharapkan dapat meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan
terintegrasi, kemudian dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen dan pekerja, dan juga
perusahaan dapat menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisiensi
untuk mendorong produktivitas.

E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti hanya menggambarkan
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) Di Lingkungan Kerja tanpa
mencari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Peneliti tidak mencari adakah SOP
pengelolaan mesin cuci yang maintance secara berkala dan petunjuk pemakain
mesin di central laundry dan dry cleaning.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja
(K3) di lingkungan kerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu
57 orang (90,5%) sedangkan responden yang melaksanakan pelaksanaan
keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja sesuai dengan prosedur
sebanyak 6 orang (9,5%).
Responden yang melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja
(K3) di lingkungan kerja tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
mayoritas laki-laki 87,3% berumur 26-35 tahun 42,9% sedangkan responden yang
melaksanakan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) di lingkungan kerja
sesuai dengan prosedur mayoritas laki-laki 9,5% berumur 26-35 tahun 4,8%.

B. Saran
f. Bagi karyawan di Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul”.
a. Agar menambah pengetahuan tentang pelaksanaan K3 melalui media cetak
dan elektronik.
b. Agar melaksanakan K3 sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
dengan menyadari pentingnya pelaksanaan K3 di perusahaan.
g. Bagi Central Laundry dan Dry Cleaning Banguntapan Bantul”.
Agar central laundry dan dry cleaning lebih mengedepankan
keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan karena ditinjau dari hasil
penelitian ini karyawan kurang memperhatikan K3 di tempat kerja. Karena
kalau central laundry dan dry cleaning mengedepankan K3 pada karyawan
pelaksanaan K3 dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan kesehatan kerja
pada karyawan.

h. Bagi perawat
54
55

Agar memberikan memberikan informasi pentingnya K3 melalui


penyuluhan dalam rangka komunikasi, informasi dan edukasi di keperawatan
komunitas.
i. Bagi peneliti selanjutnya
Agar dapat melanjutkan penelitian untuk mencari faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan K3 di lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Buntaro (2015). Analisis Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan
Keselamatan dan Kerja (SMK3) Untuk Mencapai “Zero Goal” Pada PT.
Syganta Seed Indonesia.
Depkes. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Kementrian Negara
Republik Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Dharma, KK. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Hanifah. (2016). Analisis Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan,
Keselamatan dan Kerja (SMK3) untuk mencapai “ZERO GOAL” pada
PT. Syngenta Seed Indonesia. Etheses.uin-malang.ac.id. Diakses Pada
Tanggal 23 Februari 2017. Pukul 23:00
Indian Departement of Enviromental Manajement (IDEM). (2005). Dry
Cleaning Office Of Air Quality. Indianapolis: Senate Ave. Dalam Jurnal
www.in.gov/idem/ctap/2358.htm. Diakses 13 Maret 2017 Pukul 17.00.
Junita, Marpaung. 2005. Presepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan Pedoman Penerapan
SMK3 Di PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2005. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. Repository.usu.ac.id
/handle/123456789/32000. Diakses Tanggal 13 Juni 2013.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) No. 50
tahun 2012, Tentang SMK3. Jakarta: Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.
Mahdaniah, Syamsiar, S, Russeng, Muh. Rum Rahim. (2013). Gambaran
Penerapan Sistem Manajemen Dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada PT. Tunas Muda Jaya Kalimantan Timur.
http//Repository.unhas.ac.id/handle/123456789/8501. Diakses pada
tanggal 10 Desember 2016 pada pukul 23.00.
Mentang. (2013). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Peningkatan Fasilitas PT. Trakindo Utama
Balikpapan. Jurnal Sipil Statik Vol.1, No.5 hal. 318-327.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/viewFile/1402/1111.
Diakses Tanggal 10 Desember 2016 pukul 22.00.
Manurung, Heymans, Adler. (2007). “Wirausaha: Bisnis UKM”, Jakarta:
Kompas. Dalam Jurnal http//jurnal usaha menengah 2013-1-93403-
331308048-bab2-31072013055855. Diakses Pada Tanggal 23 Febuari
2017. Pukul 14.00
Mufarokhah (2006), Hubungan Pengetahuan Keselamatan Kerja Dengan
Pelaksanaan Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Bagian
Spining di PT. Primatexco Indonesia Batang. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurtrika, S. (2013). Identifikasi Bahaya Gambaran Perilaku Penggunaan
Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Laundry di Rumah Sakit Bunda
Harapan Kita Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Nursalam. (2010). Pendekatan Praktis Metodologi Penelitian riset
Keperawatan. Jakarta: CV. Agung Seto.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). 2005. Reducing
Worker Expossure To (PERC) In Dry Cleaning. US: Departmen Of
Labor. Dalam Jurnal www.osha.gov Diakses 13 Maret 2017 Pukul 15.00.
OHSAS 18001:2007. (2007). Occuptional Health and Safety Mnajement
System Requirement.
Osha (2017), 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Three Main Factor
Theory), http://www.safetyshoe.com/3-faktor-penyebab-kecelakaan-
kerja-k3-mencakup-5-m-faktor-manusia/, diakses tanggal 3 September
2017
Putra dan Ruzikna (2012), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Karyawan PT
PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Pekanbaru, Jurnal.
(http://www.sharepdf.com/06037dca87fe4750a18f1b982efd8e06/Jurnal
%20angga%20ananda%20P.htm, diakses 3 September 2017)
Ramli (2010). Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. Semen Basowa Maros.
http://repository-unhas.ac.id/handle/123456789/9380. Diakses Pada
Tanggal 10 Desember 2016 pada pukul 01:00.
Rahman (2015). Analisis Swot (strength, weakmess, opportunity, threat)
Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PT. Kutai Timber
IndonesiaProbolinggo.http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/662
76. Diakses Pada Tanggal 02 Febuari 2017 pada pukul 15.00
Selyanti, H. (2013). Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. Semen Basowa Maros.
http://repository.unhas.ac.id. Diakses Pada Tanggal 02 Februari 2017
pada pukul 21:00
Smulders, F. (2008). Laundry Detergents. Wiley-VCH Verlag GmbH,
Weinhem, Jerman
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
.__________. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & .
Bandung: Alfabeta.
Suma’mur (2009). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Jakarta: Sagung Seto.
Sihate. (2009). Mandi Uang Bisnis Laundry Kiloan, Yogyakarta: Bela Siasat
dalam jurnal http://1289-2436-1-SM. Pdf. Diakses pada tanggal 14
februari 2017. Pukul 09:00.
Salami. (2015). Prospek Usaha Laundry Di Pekanbaru Untuk Meningkatkan
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Menurut Tinjauan Ekonomi Islam.
Dalam http:/www.thomsedu.com/keselamatan dan kesehatan kerja
laundry. Diakses 16 febuari 2017. Pukul 14.30.
Tarwaka. (2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan
Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja.
Surakarta: Harapan Press.
Widyatmoko, Agoeng (2009). Peluang Usaha Untuk Anak Muda. Jakarta:
Media Kita Hanifah. (2015). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan Standar Wise Safety Danone di PT. SARI HUSADA UNIT I
YOGYAKARTA. Dalam jurnalk3/202931311201108201/pdf/. Diakses 16
febuari 2017. Pukul 13.00
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 3. Kunci Jawaban Kuisioner Penelitian
KUSIONER GAMBARAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA CENTRAL
LAUNDRY DAN DRY CLEANING

Petunjuk Pengisian :
 Responden dimohon untuk mengisi identitas diri (nama, umur, jenis
kelamin)
 Baca dan jawablah pertanyaan yang menurut anda benar
 Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban dari pertanyaan yang telah
disediakan

A. Identitas Responden
Nama : ......................................
Umur : ......... Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

B. Kusioner gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


di lingkungan kerja central laundry dan dry cleaning
No Pertanyaan Pilihan

Keselamata kerja Ya Tidak

1. Apakah ditempat kerja anda menyediakan


pelindung kerja seperti sepatu bots, sarung
tangan, masker, yang dapat menghindari saya 
dari kecelakaan kerja ?

2. Apakah Semua peralatan kerja dalam kondisi 


baik dan layak pakai ?

3. Apakah pemilihan alat dan mesin sesuai dengan 


pekerjaan pekerja ?

4. Apakah semua bagian dari peralatan yang 


berbahaya telah diberi tanda-tanda ?

5. Apakah setiap karyawan yang bekerja berada 


dalam kondisi lingkungan kerja yang aman dan
bersih ?
6. Apakah tempat kerja melakukan pengawasan 
secara lebih intensif terhadap pelaksanaan
pekerja laundry ?

7. Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi 


setiap karyawan untuk bertindak dengan aman ?

8. Apakah bentuk APD tidak perlu terlihat menarik 


yang penting memberikan perlindungan
maksimal ?

9. Apakah terdapat standar prosedur kerja ? 

10. Apakah pekerja menggunakan alat sesuai dengan 


petunjuk ?

11. Apakah pekerja menggunakan alat yang sesuai ? 

12. Apakah ditempat kerja laundry tidak perlu 


menggunakan sarung tangan ?

13. Apakah pekerja berhati-hati dalam membuka, 


menutup dan menyalakan atau mematikan mesin,
lampu, gas, listrik sesuai standar keamanan
central laundry dan dry cleaning ?

14. Apakah tempat kerja central laundry dan dry 


cleaning aman ?

15. Apakah dinding tidak rapuh ? 

16. Apakah lantai tidak licin ? 

17. Apakah tempat kerja bersih ? 

18. Apakah ditempat kerja laundry tidak perlu


menggunakan masker ? 

Kesehatan kerja

19. Apakah tempat kerja menyediakan obat-obatan 


untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan ?

20. Apakah tempat kerja memberikan jaminan 


kesehatan kepada setiap karyawan ?

21. Apakah waktu yang diberikan untuk 


melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan oleh tempat kerja ?

22. Apakah tempat kerja memberikan pendidikan 


mengenai pentingnya kesehatan dalam
menyelesaikan pekerjaan ?

23. Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan 


berkala pada pekerja ?

24. Apakah melalui pendidikan yang saya peroleh, 


saya dapat menjalankan tugas dan dapat
memperbaiki kualitas kerja saya ?

25. Apakah setiap karyawan yang sakit akan dirujuk 


ke rumah sakit yang telah ditentukan oleh pekerja
?

Penelitian gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di


lingkungan kerja central laundry dan dry cleaning banguntapan bantul terbagi
menjadi 2 kategori, antara lain :

Sesuai Prosedur : X ≥ 19

Tidak Sesuai Prosedur : X < 19


Lampiran 4. Lembar Kusioner Responden
KUSIONER GAMBARAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA CENTRAL
LAUNDRY DAN DRY CLEANING

Petunjuk Pengisian :
 Responden dimohon untuk mengisi identitas diri (nama, umur, jenis
kelamin)
 Baca dan jawablah pertanyaan yang menurut anda benar
 Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban dari pertanyaan yang telah
disediakan

C. Identitas Responden
Nama : ......................................
Umur : ......... Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

D. Kusioner gambaran pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


di lingkungan kerja central laundry dan dry cleaning
No Pertanyaan Pilihan

Keselamata kerja Ya Tidak

1. Apakah ditempat kerja anda menyediakan


pelindung kerja seperti sepatu bots, sarung
tangan, masker, yang dapat menghindari saya
dari kecelakaan kerja ?

2. Apakah Semua peralatan kerja dalam kondisi


baik dan layak pakai ?

3. Apakah pemilihan alat dan mesin sesuai dengan


pekerjaan pekerja ?

4. Apakah semua bagian dari peralatan yang


berbahaya telah diberi tanda-tanda ?

5. Apakah setiap karyawan yang bekerja berada


dalam kondisi lingkungan kerja yang aman dan
bersih ?
6. Apakah tempat kerja melakukan pengawasan
secara lebih intensif terhadap pelaksanaan
pekerja laundry ?

7. Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi


setiap karyawan untuk bertindak dengan aman ?

8. Apakah bentuk APD tidak perlu terlihat menarik


yang penting memberikan perlindungan
maksimal ?

9. Apakah terdapat standar prosedur kerja ?

10. Apakah pekerja menggunakan alat sesuai dengan


petunjuk ?

11. Apakah pekerja menggunakan alat yang sesuai ?

12. Apakah ditempat kerja laundry tidak perlu


menggunakan sarung tangan ?

13. Apakah pekerja berhati-hati dalam membuka,


menutup dan menyalakan atau mematikan mesin,
lampu, gas, listrik sesuai standar keamanan
central laundry dan dry cleaning ?

14. Apakah tempat kerja central laundry dan dry


cleaning aman ?

15. Apakah dinding tidak rapuh ?

16. Apakah lantai tidak licin ?

17. Apakah tempat kerja bersih ?

18. Apakah ditempat kerja laundry tidak perlu


menggunakan masker ?

Kesehatan kerja

19. Apakah tempat kerja menyediakan obat-obatan


untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan ?

20. Apakah tempat kerja memberikan jaminan


kesehatan kepada setiap karyawan ?

21. Apakah waktu yang diberikan untuk


melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan oleh tempat kerja ?

22. Apakah tempat kerja memberikan pendidikan


mengenai pentingnya kesehatan dalam
menyelesaikan pekerjaan ?

23. Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan


berkala pada pekerja ?

24. Apakah melalui pendidikan yang saya peroleh,


saya dapat menjalankan tugas dan dapat
memperbaiki kualitas kerja saya ?

25. Apakah setiap karyawan yang sakit akan dirujuk


ke rumah sakit yang telah ditentukan oleh pekerja
?
Lampiran 5. Lembar Bimbingan Skripsi

]
Lampiran 6. Lembar Kehadiran Mengikuti Ujian Skripsi

Anda mungkin juga menyukai