Anda di halaman 1dari 3

POTENSI NILAI KEMANFAATAN GEOWISATA

SEBAGAI STUDI ALTERNATIF PENGHENTIAN OPERASI PERTAMBANGAN


PT. ADARO SITE TABALONG-BALANGAN
POTENTIAL VALUE OF GEO-TOURISM
AS AN ALTERNATIVE STUDY OF MINING CLOSURE
OF PT.ADARO IN TABALONG-BALANGAN SITE

Nihad Akhlak Sabila1, Tiara Nur Putri1, Jhony Pranata1


1
Program Studi Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian, Politeknik Negeri Banjarmasin
Jl. Brigjen Hasan Basri, Banjarmasin 70123, phone/fax: (0511)3305052/0511-3308244
e-mail: poliban@poliban.ac.id

ABSTRAK. Alternatif penghentian operasi pertambangan PT. Adaro pada site Tabalong-Balangan di
tahun 2022 terkait habisnya masa kontrak, berpotensi pada pengembangan kawasan geowisata. Konsep
geowisata yang dikembangkan sesuai dengan perubahan bentang alam yang terjadi pada lahan bekas
tambang. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi konsep pengembangan kawasan geowisata
jangka panjang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan cara
mendeskripsikan kondisi pasca tambang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Evaluasi sumatif
diperhitungkan untuk area: (i) hutan revegatasi sebagai wisata flora; (ii) wisata air dari kolam bekas
aktivitas tambang; (iii) prasarana track balap motor trail pada eks jalur pengangkutan hasil tambang; serta
(iv) potensi geowisata lainnya, dengan asumsi pemanfaatan berturut-turut adalah 40%, 30%, 20% dan
10%. Hasil penelitian adalah didapatnya rumusan gambaran objek wisata potensial di kawasan pasca
tambang dengan koefisien kemanfaatan maksimum sebesar 78% terhadap rasio luasan per 0.4 hektar.
Rumusan ini menunjukkan bahwa konsep ekowisata yang dicanangkan tersebut telah pula meminimalisir
dampak negatif kawasan eks-pertambangan.

Kata kunci : Tambang Batubara, Adaro, Geowisata

Alternative mining operation termination of PT. Adaro at the Tabalong-Balangan site in 2022 about the
expiration of the contract, potentially in the development of geo-tourism areas. The concept of geo-
tourism developed is adjusted with the modified landscape land because of mining activities. The purpose
of this study is to identify the concept of long-term geo-tourism area development. The research method
used is qualitative research by describing post-mining conditions in the last 10 years. Summative
evaluation is considered for some areas such as: (i) revegetated forest as flora tourism; (ii) water
tourism from ponds ex-mining activities; (iii) dirt bike racing track infrastructure on the former mining
product hauling track; and (iv) other geo-tourism potential, with utilization amounts are 40%, 30%, 20%
and 10% respectively. The result shown that the description formulation of the potential tourist attraction
in the post-mining area with a maximum benefit coefficient of 78% to the ratio of area per 0.4 hectares.
This formulation shows that the ecotourism concept launched has also minimized the negative impact of
ex-mining areas.

Keywords : Coalmine, Adaro, Geo-tourism


Pendahuluan

Letak Negara Indonesia secara geografis sangat istimewa. Pertama, Indonesia berada di antara tiga
lempang benua besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Eurasia,
dan juga lempeng Australia. Kedua, Indonesia berada di dalam dua kawasan laut dangkal meliputi
dangkalan Sahul dan dangkalan Sunda. Ketiga, Wilayah Negara Indonesia memiliki dua deretan
pegunungan besar, yaitu Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Letaknya sangat strategis,
membuat Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, terutama kekayaan alam
non hayatinya, berupa keanekaragaman fenomena geologi yang membentang dari Sabang sampai
Merauke, sehingga beberapa wilayah memiliki potensi geowisatanya masing-masing.

Geowisata merupakan suatu kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada kenampakan
geologis permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup dan budaya,
apresiasi dan konservasi serta kearifan lokal. Indonesia adalah negara yang memiliki daya tarik geologis
yang khas di berbagai wilayah dan dapat dijadikan sebagai objek geowisata

Secara geografis, di bagian tenggara pulau Kalimantan memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat
dan bagian timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di tengah. Kalimantan
Selatan merupakan salah satu sektor yang memiliki beragam potensi geowisata, mulai dari sungai, pantai,
hutan, pegunungan bahkan lokasi pascatambang bisa dijadikan objek geowisata.

Sektor tambang batubara berkontribusi besar bagi pendapatan negara. PT.Adaro menjadi salah satu
produsen terbesar bagi Indonesia, namun di tahun 2022 dikabarkan PT. Adaro di Site Tabalong-Balangan
akan berhenti beroperasi dan lahan bekas tambangnya akan berpotensi untuk pemanfaatan kawasan
geowisata yang berkelanjutan. Diperlukan usaha untuk memperbaiki dan merahabilitasi lahan bekas
tambang agar tidak terjadi kerusakan. Usaha tersebut bertujuan untuk memulihkan dan mengoptimalkan
kembali lahan yang sudah rusak agar berguna kembali bagi masyarakat banyak.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) yang
menggunakan buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama (Hadi, 1995: 3).
Metode penelitian ini dipilih karena bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data
deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika
sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Maka, proses
penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan
dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam riset kemudian ditafsirkan.

Untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan dari program yang akan dilaksanakan,
Evaluasi sumatif diperhitungkan untuk area: (i) hutan revegatasi sebagai wisata flora; (ii) wisata air dari
kolam bekas aktivitas tambang; (iii) prasarana track balap motor trail pada eks jalur pengangkutan hasil
tambang; serta (iv) potensi geowisata lainnya, dengan asumsi pemanfaatan berturut-turut adalah 40%,
30%, 20% dan 10%
*Kegiatan geowisata, diharapkan mampu menjadi bentuk apresiasi terhadap makna dan keunikan
terhadap keanekaragaman warisan geologi yang terkandung dalam suatu area untuk meningkatkan
kesadaran lingkungan melalui upaya konservasi (Chen, Lu, & Ng, 2015).

Anda mungkin juga menyukai