Suci Musvita Ayu*, M. Reza, Khairunnisa, Rizki Arum M, Ryani Dwi Kurniawati,
Dana Kristiani, Dian Utami, Fanimas Tiwi, Cahyaningsih, Nida Alifah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia
*
suci.ayu@ikm.uad.ac.id
Riwayat Artikel: Dikirim 11 Desember 2019; Diterima 15 Mei 2020; Diterbitkan 20 Mei 2020
Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan lingkungan
saat sekarang ini. Kasusnya cenderung meningkat dan semakin luas daerah penyebarannya, Hal ini
berbarengan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk disuatu daerah. Metode yang
digunakan adalah studi penelitian deskriptif kuantitatif untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-
keterangan mengenai kondisi kesehatan terkait Penyakit Demam Berdarah Dengue. Hasil yang diperoleh adalah
tingginya angka penyebaran DBD di saat musim penghujan. Kesimpulan prevalensi permasalahan kesehatan
yang ada yaitu tingginya angka penyebaran DBD persentase sebesar 25%.
Abstract
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the diseases that is currently an environmental health problem. Cases are increasing
and spreading more widely. This is coupled with the movement of mobility and population density in an area. The method used is
a quantitative descriptive research study to get an overview and information about health conditions related to Dengue Fever. The
results obtained are the high rate of spread of DHF in the rainy season. The conclusion of the prevalence of existing health
problems is the magnitude of the DHF distribution rate of 25%.
negara yang mengalami kasus DBD pembagiaan bubuk abate pada masyarakat
tertinggi di Asia Tenggara. Indonesia di setiap RT dilakukan selama 3 hari.
memiliki risiko terjangkit penyakit DBD, Standar Operasional Prosedur (SOP) kerja
kecuali daerah yang memiliki ketinggian untuk mendukung realisasi metode
lebih dari 1000 meter diatas permukaan dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk dan
laut. Kasus ini masih menjadi perhatian pembagian bubuk abate agar masyarakat
utama baik bagi para pakar/ profesional dapat mengetahui cara mengamati jentik
maupun bagi mahasiswa, mengingat nyamuk dalam kontainer dan aturan
insiden penyakit ini masih terus pemakaian bubuk abate.
menunjukkan peningkatan. Selain itu,
belum semua masyarakat mempunyai HASIL DAN PEMBAHASAN
kewaspadaan dini terhadap DBD yang Berdasarkan analisis situasi padukuhan
berakibat pada kematian. Hal ini Kedungpoh Kidul dengan pendekatan
dipengaruhi dari kondisi lingkungan, epidemiologi yaitu waktu, tempat, dan
mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, orang didapatkan hasil sebagai berikut:
adanya kontainer buatan ataupun alami di 1. Waktu
tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Kebanyakan masalah timbul di
ataupun di tempat sampah lainnya. Kedungpoh Kidul berdasarkan waktu
Sehingga intervensi yang bisa dilakukan yaitu, kejadian cedera yang disebabkan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat karena kecelakaan lalu lintas ataupun
yaitu dengan penyuluhan dan perilaku pada saat berkebun. Apabila sedang
masyarakat, antara lain: peningkatan musim hujan, banyak nyamuk yang
pengetahuan, sikap, kegiatan masuk ke dalam rumah, tapi tidak
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pernah terjadi kasus DBD.
fogging¸ abatisasi dna pelaksanaan 3M Plus. 2. Tempat
Berdasarkan kegiatan analisis data Kondisi Kedungpoh Kidul yang belum
yang dilakukan di Dusun Kedungpoh memiliki TPS menjadikan mayoritas
Kidul didapatkan hasil bahwa masyarakat masyarakat Kedungpoh Kidul
di Dusun Kedungpoh Kidul memiliki mengolah sampah dengan cara dibakar
pengetahuan yang rendah tentang dan sampah dibiarkan di tempat
bagaimana cara pencegahan serta terbuka.
perlindungan terhadap penyakit DBD, 3. Orang
sedangkan angka kasus DBD pada musim Mayoritas masyarakat Kedungpoh
penghujan di Desa Kedungpoh dapat Kidul masih belum menggunakan
meningkat. Oleh karena itu kami perlindungan dan pencegahan yang
menjadikan DBD sebagai prioritas masalah benar untuk menghindari dari gigitan
kesehatan di Dusun Kedungpoh Kidul. nyamuk, hal itu dikarenakan
masyarakat tidak merasa banyak
METODE nyamuk sehingga tidak melakukan
Penelitian ini merupakan studi perlindungan apapun untuk mencegah
penelitian deskriptif kuantitatif untuk penyakit akibat gigitan nyamuk yaitu
mendapatkan gambaran dan keterangan- DBD.
keterangan mengenai kondisi kesehatan
terkait Penyakit Demam Berdarah Dengue. Tidak hanya pendekatan
Dengan analisa prioritas masalah epidemiologi (Waktu, Tempat, dan Orang)
menggunakan skala Likert. yang dilakukan, tetapi ditambah dengan
Intervensi yang diberikan untuk adanya wawancara mendalam untuk
mengatasi permasalahan mitra adalah mengetahui kondisi kesehatan masyarakat
dengan pemeriksaan jentik nyamuk dan Dusun Kedungpoh Kidul. Masyarakat
S (Seriousness)
dibandingkan
Masalah yang
G (Growth)
U (Urgent)
Total Skor
dibandingkan melakukan pemeriksaan
Rank
No.
kesehatan.
Berdasarkan kuesioner yang ada
maka dilakukan pengolahan data dengan Kurangnya
excel dan dilakukan menggunakan rumus pengetahua
Countif. Setelah dikalkulasi dan dihitung n
prosentasenya didapati 3 (tiga) persentase masyarakat
1 mengenai 3 2 0 5 3
masalah teringgi di Dusun Kedungpoh HIV/AIDS
Kidul sebagai berikut : di
1. Tingginya angka penyebaran DBD di Kedungpo
saat musim penghujan di dusun h Kidul
Kedungpoh Kidul. Tingginya
2. Tingginya angka cedera di dusun angka
penyebaran
Kedungpoh Kidul dalam kurun waktu DBD di
satu tahun terakhir. 2 saat musim 4 4 3 11 1
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat penghujan
mengenai HIV/AIDS di Kedungpoh di dusun
Kidul. Kedungpo
h Kidul
Tingginya
Penentuan prioritas masalah angka
menggunakan skala likert, dengan melihat cedera di
faktor-faktor: dusun
1. Tingkat Urgensinya (U/Urgency) Kedungpo
3 h Kidul 2 3 1 6 2
2. Keseriusannya (S/Seriousness) dalam
3. Potensi perkembangannya (G/Growth) kurun
waktu satu
tahun
terakhir
Hasil tersebut merupakan hasil dari bagian dari program pemerintah. Selain
USG yang telah diisi didasarkan pada skala dipicu adanya bak-bak penampungan air,
likert 1-5 (5= Sangat Besar, 4= Besar, 3= nyamuk juga berkembang dengan adanya
Sedang, 2= Kecil, 1= Sangat Kecil) maka genangan air akibat volume sampah
didapatkan prioritas masalah yaitu berupa anorganik yang berlebihan. Sampah itu
Tingginya angka penyebaran DBD di saat sering kali menjadi tempat tergenangnya air
musim penghujan. Hasil yang didapat ini ketika musim penghujan. Program reuse,
telah diketahui oleh Ketua RT 01, RT 02, reduce, recycle (3R) tidak dapat berjalan ketika
RT 03, RT 04, Ketua RW 01, Kepala konsep nyatanya pun tidak disosialisasikan.
Dukuh, pihak Puskesmas bagian Promosi Program good health governance bagi
Kesehatan dan Dosen Pembimbing pemerintah seharusnya mengedepankan
Lapangan. alur berpikir taktis dan solutif melalui
Analisis menggunakan data pembedahan jenjang permasalahan dan
sekunder dengan pendekatan epidemiologi intervensi di setiap level masalahnya.
yang ditemukan di Dusun Kedungpoh Setelah didapatkan Prioritas Masalah
Kidul adalah sebagai berikut: dn Usulan Progrm Kerja, dilakukanlah
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Dusun
Gambar 1: (MMD) dengan mendatangi aparat dusun
Analisis Data Sekunder Kedungpoh Kidul (Ketua RT, RW, Kepala
Dukuh, dan Stakeholder). Dengan
dilaksanakan MMD, maka usulan program
kerja disetujui oleh aparat dusun. Dari
ketiga usulan program kerja, maka
dilakukan kegiatan yang mengikut sertakan
masyarakat.
Gambar 2:
Pengambilan data kuesioner di
masyarakat