Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk

membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan

sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari

usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan

penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan,

maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan,

terutama dalam mencemari tanah dan sumber air Soeparman dan Suparmin, 2002

dalam (Handayani, 2011).

Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan

bahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara laki-

laki dan permpuan. Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/

hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa.

angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari (G.J.W De Kruijff,

1985).

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting

dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan

kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam

kehidupan sehari- hari. Sebagaimana negara berkembang lainnya, Indonesia pada saat

ini juga menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat

(Ditjen PP&PL, 2013)

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan,

khususnya bidang, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan
intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pelaksanaan Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya

meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan

mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM

dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang

diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya

masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Perubahan perilaku dalam STBM

dilakukan melalui metode pemicuan yang mendorong perubahan perilaku masyarakat

sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai

kemampuan (Kemenkes RI, 2014).

Persentase keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

(jamban sehat) di Indonesia pada tahun 2019 adalah 87,81%. Provinsi dengan

persentase tertinggi keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

(jamban sehat) adalah DI Yogyakarta (100%), Sulawesi Selatan (97,58%), dan

Kepulauan Bangka Belitung (95,57%). Provinsi dengan persentase terendah adalah

Papua (53,74%), Kalimantan Barat (71,81%), dan Kalimantan Tengah (73,27%). Pada

daerah sulawesi tengah (79,35%). (Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,

Kemenkes RI, 2020)

Dari hasil survey awal di desa bonebula masih terdapat masyarakat yang

belum mempunyai jamban yang layak. Walaupun beberapa masyarakat sudah ada

yang mempunyai jamban tetapi mereka lebih memilih membuang ai besar di sungai.

Berdasarkan pernyataan masyarakat desa bonebula bahwa beberapa dari

mereka ada yang membuang air besar di jamban ada juga yang membuang air besar di

sungai. Dari pernyataan masyarakat alasan mereka yang mempunyai jamban tetapi
memilih membuang air besar di jamban dikarenakan masyarakat lebih nyaman

membuang air besar di sungai dan kebiasaan dari kecil

Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “pengetahuan dan sikap masyarakat dalam penggunaan

jamban di desa bonebula”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diketahui rumusan masalah yaitu bagaimana

pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai penggunaan jamban di desa bonebula

C. Tujuan

1. Tujuan umum

untuk mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat dalam penggunaan

jamban di desa bonebula

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat dalam penggunaan jamban di desa

bonebula

b. Untuk mengetahui sikap masyarakat dalam penggunaan jamban di desa

bonebula

D. Manfaat penelitian

1. Bagi masyarakat

Sebegai tambahan informasi dan bahan masukan tentang pengetahuan dan

sikap masyarakat dalam penggunaan jamban di desa bonebula

2. Bagi peneliti lain

Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang

pengetahuan dan sikap masyarakat dalam penggunaan jamban


3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam

mengaplikasikan ilmu pengathuan yang di miliki

Anda mungkin juga menyukai