Anda di halaman 1dari 9

Terima kasihku Terima kasihku

Terima kasihku 'ku ucapkan Terima kasihku 'ku ucapkan


Pada guruku yang tulus Pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
Untuk bekalku nanti Untuk bekalku nanti
Setiap hari 'ku di bimbingnya Setiap hari 'ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku Agar tumbuhlah bakatku
'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku 'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, guruku
Huu... huu... huu... huu... Huu... huu... huu... huu...
Huu... huu... huu... Huu... huu... huu...
Setiap hari 'ku di bimbingnya Setiap hari 'ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku Agar tumbuhlah bakatku
'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku 'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, guruku
Huu... huu... Huu... huu...
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, guruku

Terima kasihku Terima kasihku

Terima kasihku 'ku ucapkan Terima kasihku 'ku ucapkan


Pada guruku yang tulus Pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
Untuk bekalku nanti Untuk bekalku nanti
Setiap hari 'ku di bimbingnya Setiap hari 'ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku Agar tumbuhlah bakatku
'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku 'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, guruku
Huu... huu... huu... huu... Huu... huu... huu... huu...
Huu... huu... huu... Huu... huu... huu...
Setiap hari 'ku di bimbingnya Setiap hari 'ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku Agar tumbuhlah bakatku
'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku 'Kan 'ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, guruku
Huu... huu... Huu... huu...
Terima kasihku, guruku Terima kasihku, gurukuTerima kasihku
Hymne Guru Hymne Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk
pengabdianmu pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam Engkau laksana embun penyejuk dalam
kehausan kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia Pembangun insan cendekia
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk
pengabdianmu pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam Engkau laksana embun penyejuk dalam
kehausan kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia Pembangun insan cendekia

Hymne Guru Hymne Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk
pengabdianmu pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam Engkau laksana embun penyejuk dalam
kehausan kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia Pembangun insan cendekia
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk S'bagai prasasti t'rima kasihku 'tuk
pengabdianmu pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam Engkau laksana embun penyejuk dalam
kehausan kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia Pembangun insan cendekia
Pecinta, Pejuang Dan Penjual Telur

Pecinta :

Ku cintai kau setulus hati

Ku sayangi kau sepenuh hati

Aku mohon kau tetap di sini

Menemani aku sampai akhir nanti

Kan ku jaga kau s'lama-lamanya

Sampai raga tak lagi bernyawa

Aku mohon kau tetap setia

Menemani aku sampai akhir dunia.

Penjual telur pun datang ( sound spongsbob )

Penjual telur : Asalamualaikum wr wb

Kasih kuberjanji

Selalu menemani

Saat kau bertelur

Saat kau bertelur

A... 'yam kan kujaga

A... segenap cinta yang ada untukmu

Selama ayamku masih bernafas

Dan jantungku terus memanggil indah telurmu

Takkan pernah hati ini mendua

Sampai akhir hidup ini

Pejuang :

Merdeka…Merdeka….Merdeka

Kalau cinta sudah dibuang

Jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan

Bagi mereka yang diperkuda jabatan

Wo o ya o ya o ya bongkar

Wo o ya o ya o ya bongkar

Sabar, sabar, sabar dan tunggu

Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus ke jalan


Robohkan setan yang berdiri mengangkang

Wo o ya o ya o ya bongkar

Wo o ya o ya o ya bongkar

Wo o ya o ya o ya bongkar

Wo o ya o ya o ya bongkar

Pecinta :

Saya akan membacakan puisi berjudul “BUNGA HATIKU BUNGA HATIMU” untuk gadisku yang
manis.

Pejuang :

Aku akan membacakan puisi perjuangan berjudul “LEBIH BAIK MERDEKA DARI PADA TIDAK
MERDEKA”.

Penjual Telur :

Dan saya akan membacakan puisi nasib penjual telur berjudul “AKU PENJUAL TELUR” buat adikku
yang suka makan telur.

Pecinta :

Saat bulan purnama menerangi alam

Kau datang padaku sambil tersenyum manja

Ku lihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan

Begitu cantiknya bagaikan ………………………

Pejuang :

Granat dan mortir berdesingan membakar perkampungan

Tak pernah kukenal istilah takut

Walaupun lawan banyaknya seribu kali

Pedang di kanan belati di kiri, berselimpang ……………………….

Penjual Telur :

Telur mas telur ….!

Kubawa keliling kampung setiap hari,demi sesuap nasi.

Telur merupakan bagian dalam hidupku,semua kujual

Telur ayam, telur bebek, maupun telur …………..

Pecinta :

Ohh harun

Kau tersenyum padaku, dan

Akupun tersenyum padamu, tanda cintaku kian meraju

Malam itu,perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku


Seraya berbisik ………….

Pejuang :

Merdeka…!

Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata

MERDEKA….!

Sekali lagi rakyat Indonesia harus meneriakkan kata ………….

Penjual Telur :

Teluuuuuur…..teluuuuuur…..!

Begitu aku menjajakan telur setiap hari

Hujan dan panas tak menjadi rintangan

Satu-satu telur kuelus sambil berkata lirih, ayamku …………..

Pecinta :

Aku cinta padamu sayang….!

Hatiku berbunga, kubelai rambutnya yang hitam

Perlahan, kudekatkan bibirku ke ………….

Pejuang :

Teng berlapis baja milik Belanda

Harus kita hancurkan

Terlalu lama kita dijajah

Terlalu lama kita disiksa

Mulai detik ini aku harus …………..

Penjual Telur :

Bertelur sebanyak-banyaknya

Kau telah berjasa

Kadang kuperiksa ayam-ayamku

Aku ingin mengetahui bagaimana telur dapat keluar

Kuperhatikan ayamku dengan seksama, dan ……………

Pecinta :

Kupeluk dengan mesra

Kau mendesah dalam pelukanku

Kurapatkan erat-erat tubuhku ketubuhmu

Kemudian tubuhmu ……………………


Pejuang :

Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia

Dengan semangat perjuangan yang membara

Aku berada di barisan paling depan

Dengan senapan di tangan semua musuh kutembak ………………..

Penjual :

Plung…… plung……

Keluar telurnya

Kuambil satu per satu dan kusimpan di ……………………

Pecinta :

Matamu…

Terpejam dan nafasmu mendesah

Kau peluk juga aku dengan mesra

Ternyata kita sama-sama ingin saling …………….

Pejuang :

Membunuh…

Mereka yang menyerang dari jauh

Majuuuuuu…! Seraaaaaang…!

Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi ……………………

Penjual Telur :

Telurku…

Sekarang aku dalam keadaan sedih

Merenungi nasib ayamku yang sedang ………………..

Pecinta :

Dimabuk cinta…

Kita sama-sama menangis bahagia

Matamu perlahan kubersihkan dengan ………………

Pejuang :

Senapan mesin yang panas…

Sepanas darahku

Kembali kusambut serangan yang datang

Dengan peluru-peluru yang sudah ……………….

Penjual :
Membusuk…

Tidak laku dijual lagi

Oh telurku……. Oh ayamku…………..

Pecinta :

Sayang…

Tidak perlu disesalkan

Tataplah mataku kembali dan kau……………….

Pejuang :

Terjang lalu hancurkan…………………..

Penjual Telur :

Telurku……… telurku……………….

Pecinta :

Akan kudekatkan padamu

Tenanglah… diamlah…

Aku akan…………………….

Pejuang :

Merobek-robek terus

Lemparkan semua yang kita punya

Sambil mengucapkan………………

Penjual Telur :

Teluuuuuuuur……… teluuuuuuuur……………

Pecinta :

Sayangku…………………

Pejuang :

Kutusuk kau sampai mati !

Aku masih punya banyak …………………..

Penjual Telur :

Telur dan ayamku…………………..

Pecinta :

Aku cinta padamu sayang……………….

Pejuang :

Sampai darah penghabisan hingga akhirnya…………………

Penjual Telur :
Bertelur lagi

Dan telur ayamku adalah telur ……………………….

Pecinta :

Kasihku ,kita kan selalu bersama …………….

Pejuang :

Berjuang selamanya untuk ber…………………

Penjual Telur :

Teluuuuur…… teluuuuur………

begitu aku menjajakannya setiap hari

Pecinta :

Matamu yang besar bagai bola bekel

tapi kini hanya tinggal

Pejuang :

mayat – mayat yang terbujur kaku, dengan penuh luka di dada

kalua maut mengancamku aku takan berpaling dari

Penjual telur :

kotoran ayam yang membujur kaku, dengan penuh duka

yang menyembabkan bau jingga

aku penjual telur setiap hari ku jual telur – telurku di

Pecinta :

bulan dan bintang, menjadi saksi cinta kita

kasih kala ku menatap

Penjual telur :

telur ku

begitu besar jasamu

kau mengubah nasibku dari kemiskinan Menjadi

Pejuang :

keberingasan dalam membunuh musuh ku berteriak lantang dengan menggenggam

Pecinta :

sepucuk surat cinta kini hanya tinggal kenangan

kala kita

Penjual telur :

bertelur sebanyak – banyaknya


keluarkan telur – telur mu

aku sangat Bahagia walau hanya sekejap melihat

Pejuang :

tetes darah yang tertinggal

tapi aku masih berdiri kokoh

ku tantang 1000 penjajah dengan sebilah pedang di kanan dan seujung kris di kiri ku, sambil berteriak

Semua : merdeka……….merdeka…….merdeka.

Anda mungkin juga menyukai