TB Bahasa Indonesia 11.12.21
TB Bahasa Indonesia 11.12.21
BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
Reza Saeful Rachman., SS. M.Pd
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Tugas ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Bahasa Indonesia di jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sangga Buana YPKP.
Disetujui Oleh:
Dosen Pengampu
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat-Nya, Tugas Makalah dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Dr. H. Asep Effendi, S.E., M.Si., PIA., selaku Rektor Universitas Sangga
Buana Yayasan Pendidikan Keuangan Dan Perbankan.
2. Dr. Ir. Bakhtiar Abu Bakar, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Chandra Afriade Siregar, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil.
4. Reza Saeful Rachman., SS. M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan judul untuk tugas makalah ini.
5. Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Teknik Sipil Universitas Sangga Buana yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada Penulis.
6. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga tercinta atas dukungan do’a, waktu dan kasih
sayang yang tidak pernah putus.
7. Teman-teman yang Penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan bantuan hingga bisa menyelesaikan tugas besar
ini.
Tugas makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Sangga Buana (USB) – YPKP. Dalam
pembuatan tugas makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami
miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi.
Oleh karena itu Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas besar ini. Akhir kata, semoga
tugas besar ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah cakrawala pemikiran
bagi pembaca. Segala hormat Penulis sampaikan Terimakasih
Desember 2021
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................18
4
IV.1.3 Beberapa Kasus lain yang Biasa Terjadi pada Pondasi Dangkal
35
BAB V PENUTUP............................................................................................62
1.16 Kesimpulan..................................................................................62
1.17 Saran.............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
penggunaan kaidah bahasa Indonesia seperti bentuk kata baku dan tidak
baku, pleonasme, dan struktur kalimat yang tidak beraturan. Selain itu,
kesalahan dalam penulisan juga dapat terjadi karena masyarakat tidak sadar
bahasa yang dituturkan sudah benar atau tidak (Hasanudin, 2017). Bahkan
bahasa iklan yang terdapat di lingkungan masyarakat seperti di jalan raya
dan konter pulsa sudah terkontaminasi oleh penggunaan bahasa daerah.
Adanya proses interpretasi antara bahasa pertama dengan bahasa kedua
inilah yang menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia bercampur dengan
bahasa daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka didapat masalah-
masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Banyak penggunaan bahasa yang mudah sekali ditemui, seperti: spanduk,
gerobak dorong, dan papan reklame
b. Banyak penggunaan bahasa tidak sesuai dengan norma berbahasa
c. Penelitian terkait dengan kesalahan berbahasa di media luar ruang di
kecamatan Cihampelas, Bandung Barat belum pernah dilakukan
1.3 Maksud dan Tujuan
Berbagai permasalahan di atas, peneliti bermaksud melakukan sebuah
penelitian mengenai kesalahan berbahasa di Jalan Kosambi dan Jalan
Ahmad Yani , alasan peneliti mengambil data penelitian di Jalan Kosambi
dan Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung yaitu :
a. Banyak penggunaan bahasa yang mudah sekali ditemui, seperti:
spanduk dan papan reklame
b. Banyak penggunaan bahasa tidak sesuai dengan norma berbahasa
c. Penelitian terkait dengan kesalahan berbahasa di media luar ruang di
Jalan Kosambi dan Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung belum pernah
dilakukan.
1.4 Pembatasan Masalah
Batasan masalah ini hanya pada dua aspek saja, yaitu Analisis kesalahan
berbahasa di kalangan masyarakat, dan kesalahan penulisan tata bahasa dalam
7
kehidupan bermasyarakat. Adapun isi pembahasan dalam tugas terstruktur ini
yaitu :
a. Kajian teori mengenai kesalahan berbahasa dalam kehidupan masyarakat
b. Analisis contoh kesalahan berbahasa yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
9
2009) dalam Hendrastuti, 2015: 30. Penggunaan bahasa di ruang publik harus
menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan fungsi dan situasinya (Sugihastuti,
2012) dalam Hendrastuti, 2015: 32. Ada tiga kompenen yang diperhatikan dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu ejaan, diksi, dan
struktur.
Komponen-komponen diatas diharapkan dapat membantu penulisan kalimat
dalam ruang publik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan
dari kaidah bahasa yang berlaku. Ruang publik sebagai salah satu elemen penting
perkotaan dapat menjadi petunjuk dan mencerminkan karakter khusus suatu
masyarakat. Secara umum ruang publik/public space dapat didefinisikan dengan
cara membedakan arti katanya secara harafiah terlebih dahulu. Publik merupakan
sekumpulan orang-orang tak terbatas siapa saja dan space/ruang merupakan suatu
bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya
(Ching, 1992) dalam Antonius, 2008.
10
a. Terpengaruh bahasa yang terlebih dahulu dikuasainya. Ini dapat diartikan
bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau
bahasa pertama yang diperoleh ketika anak mulai belajar untuk berbicara atau
mendengar.
b. Kurangnya pemahaman dalam pemakai bahasa dengan bahasa yang
digunakan. Kesalahan seperti ini disebabkan oleh kesalahan generalisasi atau
disebut juga dengan istilah kesalahan intrabahasa (intralingual error).
Kesalahan ini disebabkan oleh penerapan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
yang kurang sempurna.
c. Pengajaran bahasa Indonesia yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini
berkaitan dengan materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
Pengajaran ini meliputi teknik penulisan yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
11
penulisan huruf kapital, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan
tanda baca. Dalam keterampilan menulis, penggunaan ejaan sangat penting untuk
diperhatikan. Ejaan dan tanda baca merupakan ciri langsung dalam bahasa
tulis,selain kosa kata dalam bahasa Indonesia. Aspek-aspek bahasa seperti
intonasi, jeda, dan tarikan nafas dalam bahasa tulis fungsinya dapat digantikan
oleh ejaan dan tanda baca.
Bambang (2010: 4.6) menyatakan bahwa kesalahan ejaan menyangkut kesalahan
penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Pada keslahaan penulisan kata terdapat
klasifikasi yang lebih kecil lagi yaitu kesalahan penulisan gabungan kata,
penulisan kata depan, penulisan partikel. Sementara itu, kesalahan pemakaian
tanda baca meliputi kesalahan penggunaan tanda baca titik, koma, titik dua, dan
sebagainya. Berikut ini adalah wujud kesalahan berbahasa dalam penerapan
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diantaranya meliputi kesalahan ejaan.
BAB III
METODOLOGI
12
mengidentifikasikan dan merumuskan masalah yang dihadapi.
Tahapan persiapan ini meliputi:
a. Studi pustaka terhadap materi tugas untuk menentukan garis besar
proses evaluasi dan penjabaran.
b. Menentukan kebutuhan data-data yang diperlukan.
c. Mendata instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data.
Persiapan di atas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari
pekerjaan yang berulang sehingga tahapan pengumpulan data menjadi
kurang optimal.
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan langkah selanjutnya, setelah
tahap persiapan. Dari tahap pengumpulan ini dapat diperoleh gambaran
permasalahan yang akan dihadapi, dan penentuan alternatif pemecahan
masalah yang akan diambil. Adapun beberapa metode yang dilakukan
pada pengumpulan data ini antara lain:
a. Metode Literatur
Metode literatur yaitu dengan meminjam data dari instansi terkait
sebagai landasan permasalahan yang ada sekaligus membandingkan
dengan kondisi saat ini.
13
3. Analisis kegagalan suatu pondasi, analisis ini diperlukan guna
mengetahui sebab kegagalan pondasi, serta bagaimana cara terhindar dari
kegagalan suatu pondasi.
4. Analisis keamanan pondasi, analisis ini sangat diperlukan karna,
keamanan dimanapun harus menjadi yang nomer satu, begitu pula dalam
merencanakan pondasi.
5. Analisis mengenai syarat pekerjaan pondasi, analisis ini sangat
diperlukan karna demi menunjang keamanan syarat harus ditempuh demi
meminimalisir kegagaln pondasi, seperti syarat lebar dan sebagainya.
6. Analisis menganai macam macam pondasi, analisis ini sangatlah penting
selain menjadi bahan utama pembuatan tugas besar ini, tetapi macam –
macam pondasi akan lebih tersirat kepada kondisi penggunaan serta
keadaan suatu bangunan yang akan dibangun.
14
Mulai
Studi Pustaka
Analisis dan
Pengolahan Data Perubahan:
Jenis pondasi
Macam –
macam pondasi
Menyusun Jenis dan Macam –
macam Pondasi
ok Tidak
Disetujui
Selesai
15
BAB IV
PEMBAHASAN
16
A = Luas alas pondasi
P = Beban yang bekerja pada kolom yang didukung pondasi
α = tekanan yang terjadi pada tanah
Perencanaan dimensi pondasi paling hemat apabila dibuat
sedemikian rupa sehingga resultan gaya-gaya yang bekerja melalui
pusat berat alas pondasi. Pemakaian pondasi dangkal biasanya
untuk bangunan rumah tinggal dan gedung bertingkat biasa dengan
beban bangunan tidak besar dan biasa disebut Pondasi Langsung
( Spread Footing ) yaitu dengan memperlebar bagian bawah kolom
atau dinding bangunan, sehingga beban bangunan disebarkan
(spread) menjadi desakan yang lebih kecil daripada daya dukung
tanah yang diijinkan.
Af = Luas pondasi
17
melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan. Untuk
bangunan kecil diatas tanah yang baik, pondasi menerus
dinding dinding setengah bata cukup diletakkan pada
kedalaman 60 – 80 cm dibawah muka tanah, sedang yang satu
bata 80 – 100 cm dari muka tanah. Untuk konstruksinya cukup
dari pasangan batu, lebar dasar pondasi umumnya dibuat tidak
kurang dari dua setengah kali tebal tembok. Diatas pondasi
pasangan batu perlu dipasang balok Sloof beton bertulang yang
berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan
beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban beban
agak berat atau karena daya dukung tanah kecil maka
digunakan pondasi jalur pelat beton bertulang.
18
2. Pondasi Kaki Gabungan
Digunakan pada kolom bangunan, dimana jarak kolom terlalu
dekat sehingga pondasinya digabung menjadi satu. Jika letak
kolom bangunan dekat sampai batas tanah yang dimiliki
seperti pada Rumah Toko didaerah pertokoan / pusat kota,
karena harga tanah mahal maka rumah dibangun bertingkat
dan selebar mungkin sampai batas tanah seluruhnya. Pada
keaaan ini ruangan yang tersedia tidak cukup untuk membuat
pondasi telapak yang sentris utnuk mendukung masing-masing
kolom bangunan sehingga harus dibuat pondasi gabungan.
Bentuk pondasi kaki gabungan:
a. Bentuk Persegi panjang
Digunakan jika kolom bangunan dengan beban yang agak
kecil dan ruangannya terbatas.
b. Bentuk Trapesium
Digunakan bila ruangan disebelah kolom dengan beban
besar terbatas, maka bentuk persegi panjang tidak dapat
digunakan karena batas tanah tersebut sehingga pondasi
dibawah kolom diperlebar menjadi bentuk trapezium.
c. Bentuk Strap Footing
19
Bentuk ini terbentuk pada 2 buah kolom bangunan dengan
pondasi kaki tersendiri yang dihubungkan dengan balok
Jika ada pondasi yang berdiri diatas bagian tanah yang lemah
dan dapat menimbulkan penurunan setempat yang lebih besar
dan akan mengakibatkan terjadi penurunan yang tidak merata
pada seluruh bangunan, juga jika beban bangunan pada kolom
bangunan cukup besar sehingga juga akan lebih praktis kalau
menggunakan pondasi plat.
20
Untuk beban - beban kolom bangunan yang tidak besar, maka
plat pondasi dapat dibuat sama tebal pada seluruh bangunan,
tetapi jika beban -beban kolom bangunan cukup besar, maka
pada tempat - tempat dibawah kolom, plat pondasi harus
dipertebal, penebalan dapat keatas maupun kebawah.
21
Medan yang berupa rawa-rawa tentu membuat pendirian
menara listrik bertegangan tinggi itu sangat sulit dilakukan.
Dengan medan yang sulit, dua menara listrik akhirnya berhasil
didirikan. Sementara itu lima menara sisanya masih belum bisa
terselesaikan. Padahal menara-menara listrik tersebut akan
digunakan menyalurkan listrik dan sebagai pusat tenaga listrik
untuk acara Asian Games di tahun 1962 yang digelar di
Gelanggang Olahraga Senayan.
22
Tak hanya digunakan di Indonesia, pondasi cakar ayam ini
juga dipakai di mancanegara. Pondasi cakar ayam Prof. Dr. Ir.
Sedijatmo sudah mendapatkan pengakuan hak paten
internasional di 40 negara, seperti Australia, Inggris, Belanda,
Amerika Serikat, Jerman, Uni Soviet, Malaysia, Singapura dan
Arab Saudi.
Jarak antara bius beton bertulang dan plat beton ini sekitar 200
cm sampai 250 cm. Plat betonnya sendiri memiliki ketebalan
sekitar 10 cm sampai 20 cm. Sedangkan pipa bius beton
berdiameter 120 cm dengan ketebalan 8cm dan panjang kurang
lebih 150 cm sampai 250 cm.
23
Lantas dibuat lubang berjarak 2,5 m dengan diameter 80 cm
hingga 120 cm. Kedalaman lubang ini sekitar 1,2 meter dan
nantinya dipakai sebagai cakar.
24
Pondasi cakar ayam memang sangat cocok digunakan pada
daerah dengan jenis tanah yang lembek dan tanah gambut atau
ekspansif. Konstruksi cakar ayam ini tidak memerlukan sistem
drainase dan juga tidak membutuhkan sambungan kembang
susut. Pondasi cakar ayam bisa dipakai untuk pondasi beragam
bangunan seperti rumah, gedung, jalan hingga landasan.
5. Pondasi Sarang Laba – laba
Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan
sistem pondasi bangunan bawah yang kokoh dan ekonomis,
dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur
pondasi. Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh
Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan mendapatkan paten nomor
7191, lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi.
Sistem pondasi ini mulai diterapkan di proyek-proyek sejak
tahun 1978. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal
konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih
menerus dengan sistem perbaikan tanah.
25
dengan sistem perbaikan tanah. Kombinasi ini berakibat
adanya kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan.
Plat beton pipis menerus itu pada bagian bawahnya dikakukan
oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara
menyeluruh bentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku
tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga, dari tampak
atas, dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib ini terbuat dari
beton bertulang. Rongga yang ada di bawah plat di antara rib-
rib diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan
dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm. Konstruksi ini
menyerupai kotak beton raksasa terbalik.
26
Gambar 4-5 Pondasi Sarang Laba - Laba
Dalam penggunaannya sebagai pondasi yang memikul beba-
beban terpusat/kolom, maka sub rib-rib diatur agar titik
pertemuan yang berhimpitan dengan titik kerja beban/kolom.
Pada kondisi yang umum, peil plat lantai/penutup KSLL
diletakkan pada peil nol bangunan (atau sedikit di bawah peil
nol bangunan). Dengan bentuk dan sistem konstruksinya seperti
itu, makan KSLL telah membentuk suatu lapisan batu karang
yang cukup tebal, sehingga memiliki kekakuan dan kemampuan
daya dukung yang cukup tinggi.
27
Mudah, karena perbaikan tanah yang dipadatkan berada di
dalam petak-petak segitiga, sehingga tidak memungkinkan
berpindah-pindah saat pemadatan. Murah, karena alat yang
digunakan cukup tamping rammer yang kecil. Sempurna, karena
pada umumnya hasil pemadatan mencapai batas yang
disyaratkan.
28
5. Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum,
100 kg - 150 kg/m3 volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3
beton/m2.
6. Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur
bawah sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan
dan gempa.
7. Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai
struktur bawah dengan komposisi lebih kurang 85% tanah
dan 15% beton.
8. Sistem ini berhasil menjawab dilem yang timbul pada
pondasi untuk gedung-gedung yang bertingkat tanggung
antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan diatas tanah
dengan daya dukung rendah. Sedangkan untuk tanah dengan
daya dukung baik bisa digunakan lebih dari 8 lantai.
9. Untuk gedung yang menggunakan basement, biaya
konstruksi basement bisa dihemat, karena pondasi bisa
berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding basement.
10. Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi
tanah yang kurang baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem
ini mampu untuk memikul beban titik/kolom sampai 750 ton.
29
turun/miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya.
30
Pondasi bangunan adalah konstruksi yang paling terpenting pada
suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan
seluruh beban (hidup dan mati) yang berada di atasnya dan gaya
– gaya dari luar. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan
pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi
dari batas – batas tertentu, yaitu :
Tabel 4-1Penurunan Pondasi Dangkal
Pemilihan pondasi perlu mempertimbangkan :
1. Faktor tanah
a. Struktur tanah
b. Kekuatan tanah
c. Kedalaman
d. Letak permukaan air
2. Faktor beban
a. Jumlah lantai
b. Tinggi bangunan
c. Panjang bentang
31
tanah, batasan-batasan atau karakteristik dalam metode pengujian
dan bagaimana menyimpulkan hasil-hasil yang diperoleh.
Pekerjaan lapangan dalam peyelidikan tanah yang dilaksanakan
meliputi pekerjaan Boring (drilling) dan Standart Penetrasi Test
(SPT).
32
satuan luas pada tanah dasar, lebar pondasi dibuat lebih lebar dari
pada tebal dinding tembok di atasnya dan untuk lebih menghemat,
bentuk pondasi dibuat dalam bentuk trapesium. Di samping itu untuk
memenuhi persyaratan agar tidak terpengaruh cuaca sebaiknya
kedalaman pondasi dari permukaan tanah kurang lebih 80 cm.
33
menerus merupakan jenis pondasi dangkal yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan kondisi tanah.
e) Kasus : Retaknya pondasi yang terjadi karena berada di tepi
tebing atau perubahan elevasi tanah yang curam.
Solusi: Bentuk pondasi yang digunakan seharusnya berbentuk
trapesium agar momen penahan tanah yang diberikan
pondasi akan lebih besar dibandingkan dengan pondasi yang
berbentuk persegi.
f) Kasus : Adanya beban geser pada pondasi yang disebabkan
oleh gaya tekan tanah dan akibat transfer beban angin pada
dinding.
Solusi : Dengan memperbesar dimensi pondasi dan
memperhitungkan beban dinding yang akan ditahan oleh
pondasi.
g) Kasus : Tergulingnya bangunan dimana pondasi bersama
bangunan tercabut dari tanah.
Solusi: Memilih tanah yang mengandung kadar kohesif
sehingga memberikan kelekatan pada pondasi, sehingga
ikatan antara pondasi dengan tanah lebih kuat. Jangan
mendirikan bangunan diatas tanah organik.
h) Kasus : Terguncangnya pondasi akibat adanya getaran yang
besar sehingga struktur pondasi tidak stabil.
Solusi: Memberikan perkuatan yang lebih terhadap pondasi
dengan memberikan ram kawat untuk menyelimuti selimut
pondasi agar ketika terjadi guncangan, struktur pondasi masih
memiliki ikatan dengan pondasi lain.
i) Kasus : Hancurnya pondasi akibat beban bangunan yang
terlalu besar.
Solusi: Mempertimbangkan beban hidup dan beban mati yang
diterima agar pondasi mampu menopang dengan
34
mempertimbangkan faktor beban hidup,mati, daya dukung
tanah dan material yang digunakan.
j) Kasus : Retaknya pondasi akibat pencampuran adukan yang
tidak sesuai.
Solusi: Gunakan pencampuran yang adukan beton yang
homogen dengan mempertimbangkan faktor air semen dan
kebersihan agregat dimana kadar lumpur suatu agregar tidak
boleh dari 0.002 mm.
k) Kasus : Rumah tidak mempunyai pondasi yang cukup dalam.
Kedalaman pondasi sangatlah penting dalam menahan
goyangan gelombang akibat gempa bumi. Jika kedalaman
pondasi itu dangkal, maka pergeseran bangunan rumah
sangat mudah terjadi apabila ada gempabumi. Semakin
dalam pondasi, maka semakin bagus. Tetapi, kita juga harus
memperhatikan kehematan biaya dalam pembangunan pondasi
ini. Haruslah bisa memperkirakan tingkat ke efektifitasan
pembangunan pondasi bangunan.
Solusi :
Perlu adanya ikatan antara tulangan dengan pondasi, yang
berbentuk angkur ataupun cakar ayam.
Tidak hanya tulangan yang diberikan ikatan berupa
angkur di pondasinya, tetapi sloof-nya juga diberikan.
Perlu adanya sloof diatas pondasi untuk mengikat antar
kolom dan juga tulangan.
Pada tulangan kolom, bila perlu diberikan ikatan
segitiga agar sloof dan tulangan tidak bergeser.
Angkur seharusnya mempunyai panjang yang cukup
l) Kasus : Karena kondisi Indonesia yang beriklim tropis
dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi maka
bangunan-bangunan di Indonesia rawan bocor dan rembes
pada lantai, dinding, dan plafon.
35
Solusi : Untuk mencegah bocor dan rembes pada lantai
maka pada bagian sub- structure (bagian struktur yang
terletak di bawah permukaan tanah seperti pondasi dan sloof)
perlu di-waterproofing dengan trasraam. Trasraam adalah
adukan semen dengan campuran 1 bagian semen dan 2
bagian pasir yang digunakan sebagai lapisan anti bocor
pada pondasi, sloof, dan juga dinding kamar mandi. Setelah
pondasi selesai di-waterproofing, galian pondasi dapat ditutup
kembali (diurug) dan tanah sekitarnya dapat diratakan untuk
persiapan tahap pembangunan selanjutnya.
36
b. Meneruskan beban terpusat yang besar.
c. Menahan beban horizontal yang besar.
d. Menghindari penggerusan/scouring.
e. Konstruksi yang peka terhadap perbeclaan penurunan
Tipe pondasi tiang:
Tipe pondasi tiang dikelompokkan berdasarkan fungsi tiang,
material dan cara pelaksanaannya.
37
waktu. Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa
lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar ,
di bawah ini.
38
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan
terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive
asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi
tulangannya.
39
Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi. Tiang
pancang terhadap karat.
Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
40
Gambar 4-9 Tiang Pancang Cast in Place
Keuntungan pemakaian Cast in Place:
Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko
rusak dalam transport.
Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan
dilapangan.
41
precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang
panjang dengan tahanan ujung yang besar. Tingkat karat pada
tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembaban tanah. Karat /korosi yang terjadi karena udara
(atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang terletak di atas
tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti pada konstruksi
baja biasa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
material baja sebagai tiang pancang yaitu:
Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat
terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya yang mungkin
terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan
menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui
dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya
korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan.
Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan
setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu
di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.
Kepala Tiang Pancang
42
Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan
dengan pengelasan. Pengelasan harus dikerjakan
sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja
semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang
dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat
menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-
ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau
kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan,
sambungan yang dilas harus kedap air.
Sepatu Tiang Pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan
pada profil H atau profil baja gilas lainnya. Namun
bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras,
maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan
pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau
siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang
pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa
sepatu, tetapi bilamana ujung dasarnya tertutup
diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan
43
Gambar 4-10Tiang Pancang Baja
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja:
Pancang ini mudah dalam dalam hal
penyambungannya.
Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung
yang tinggi.
Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak
menimbulkan bahaya patah.
c. Tiang kayu
Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan
sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang
kayu biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan
ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing.
44
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan material
kayu sebagai tiang pancang yaitu :
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan
pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang
sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus
terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi
yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong
tegak lurus terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum poer (pile cap)
dipasang. Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk
pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di
bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus
diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut
telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah
yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur
(pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam
dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat
memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancnag
paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk
mencegah terjadinya keretakan.
Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok
untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali
bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang
lunak. Sepatu harus benar- benar konsentris (pusat sepatu
sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan
kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan
45
kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang
berlebihan selama pemancangan.
Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang
pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang
pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya,
berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk
memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa
kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan
palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan
bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang
yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung
tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh
penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal
atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak
yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan
pipa penyambung. Sambungan di dekat titik- titik yang
mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu:
Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga
mudah dalam pengangkutan.
46
Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan
untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti
misalnya pada tiang pancang beton precast.
Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah
tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.
Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari
pada untuk end bearing pile sebab tegangan tekanannya
relatif kecil.
Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah
horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain
dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban
horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan
melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban
horizontal tersebut hilang.
47
Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang
agresif dan jamur yang menyebabkan kebusukan.
d. Tiang komposit
Adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang berbeda
yang bekerja bersama - sama sehingga merupakan satu tiang,
berupa kayu dengan beton atau baja dengan beton
48
2. Pondasi Bore Pile
Pondasi bore pile adalah jenis pondasi dalam yang dibuat
dengan cara melubangi tanah dengan sistem pengeboran lalu
dilakukan pemasangan besi bertulang pada lobang tersebut dan
dilanjutkan dengan pengecoran, perlu diketahui untuk cara
pengeboran lubang anda bisa melakukan dengan cara manual
atau hidrolik.
49
penerus beban struktur pada bangunan yang berada diatas ke
bagian bawah tanah sampai mencapai kedalalam yang
dianggap aman dan kuat, karena itu diperlukan sondir terlebih
dahulu supaya kekuatan tanah dapat diketahui secara tepat.
3. Pondasi Sumuran
Merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak
pada kedalaman yang relatif dalam. diameter pondasi ini antara
60 sampai 80 cm dengan kedalaman yang beragam mulai dari
1 meter hingga ada yang mencapai 5 meter.
50
pembesian supaya dapat mengikat sloof yang memiliki ukuran
lebih besar daripada sloof pada umumnya.
51
berlangsungnya penurunan. Bila tepi dasar silinder
diturunkan pada batuan.
52
Dengan menggunakan data sondir, dapat diketahui pada kedalaman
berapa tiang harus dimasukan dan daya dukung pada kedalaman
tersebut. Daya dukung dapat dihitung langsung dari nilai konus
tertinggi dari hasil sondir melalui persamaan:
Q tiang = A tiang/3
Dimana:
Q tiang = daya dukung keseimbangan (kg)
A tiang = Luas permukaan tiang (cm2)
P = Nilai conus hasil sondir (kg/cm2)
3 = Faktor keamanan
53
Tabel 4-2Penerapan Jenis Pondasi Yang Umum
54
1.10 Stabilitas Pondasi
Stabilitas pondasi ditentukan oleh :
1. Daya dukung pondasi, yang dipengaruhi oleh:
a. Macam pondasi: dimensi dan letak pondasi
b. Sifat tanah (indeks dan teknis): berat volume (γ), kohesi (c), sudut
geser dalam (ɸ)
2. Penurunan
a. Penurunan segera (immediately settlement); akibat elastisitas tanah
b. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), akibat keluarnya air
pori tanah yang disebabkan oleh adanya pertambahan tegangan akibat
beban pondasi
Bentuk terjadinya penurunan dibedakan atas:
a. Penurunan seragam (uniform settlement)
55
Bila keadaan tersebut ikut dipertimbangkan, maka kita dapat memilih jenis-
jenis pondasinya, yaitu sebagai berikut :
1. Bila tanah pendukung Pondasi terletak pada permukaan tanah 1 meter
di bawah permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi
pias.
2. Bila tanah pendukung Pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3
meter di bawah permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah
pondasi telapak.
Setidaknya kita harus mengetahui lahan yang akan dibangun pondasi, akan
lebih baik jika kita mengeceknya langsung dan berikut dibawah ini akan
saya berikan sedikit tips dalam mempersiapkan pembangunan pondasi.
1. Persiapan Sebelum Membuat Pondasi
a. Pemeriksaan tanah
Pertama yang harus dilakukan tentu pemeriksaan yaitu kita harus
memeriksa lokasi sekaligus tanah yang akan dibangun pondasi, jangan
56
sampai kita hanya asal gambar pondasi tetapi setelah dibuat
dilapangan ternyata tidak cocok sehingga tidak dapat diterapkan.
b. Melakukan analisa
Setelah melakukan pemeriksaan tanah barulah langkah selanjutnya
kita lakukan hal yang tidak kalah penting yaitu melakukan analisa
dengan pengujian sample tadi di laboratorium, hai ini untuk
mengetahui berbagai hal diantaranya:
Menentukan daya dukung pondasi dangkal dan pondasi dalam
berdasarkan pada kuat geser tanah atau insitu test.
Mengevaluasi besar kecilnya penurunan tanah akibat beban pada
bangunan.
57
pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai
dengan jadwal kerjanya, jadi Sebelum sampai pada tahap pemilihan
pondasi yang akan digunakan pada sebuah bangunan, terlebih dahulu
perencana harus mengetahui terlebih dahulu macam pondasi seperti
yang telah dipaparkan diatas, Pada dasarnya pada proses pelaksanaan
proyek selalu dibatasi oleh tiga variabel berupa biaya, mutu dan
waktu, sehingga pemilihan pondasi juga harus mempertimbangkan
tiga variabel pembatas ini.
c. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pondasi
Kedalaman tanah pondasi
Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya
Keadaan daerah sekitar lokasi
Waktu dan biaya pekerjaan
Jenis pondasi yang kokoh, kaku, dan kuat
Dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu pondasi harus dipenuhi
beberapa hal yaitu:
Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor
akibat pengaruh luar.
Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
1.13 Masalah-masalah Penyebab Terjadinya Penurunan Pondasi
Penurunan pondasi harus diperkirakan dengan sangat hati-hati untuk
berbagai konstruksi misalnya jembatan, menara, dan khususnya pada
bangunan. Penurunan biasanya digolongkan sebagai berikut :
a) Penurunan seketika yaitu penurunan yang terjadi pada waktu beban
ditetapkan atau dalam suatu jangka waktu sekitar 7 hari biasanya
terdapat pada tanah berbutir halus termasuk lanau dan lempung.
b) Penurunan konsolidasi yaitu: penurunan yang tergantung waktu dan
berlangsung dalam beberapa bulan bahkan tahunan. Adapun masalah
penurunan pondasi yang sering terjadi, akibat pengaruh dari:
58
Pengaruh kadar air tanah.
Keadaan tanah.
Terjadinya gempa bumi.
Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi :
Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain-lain.
Lantai pecah, retak, bergelombang.
Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.
Dalam menanggulangi penurunan ini, terkadang perbaikan tanah lebih
menguntungkan, yakni dengan menambah kerapatan tanah atau mengurangi
rongga/pori tanah. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
memodifikasi tanah, antara lain:
a) Pemampatan,
b) Pra Pembebanan,
c) Pembuatan Drainase,
d) Pemadatan dengan Alat penggetar,
e) Pengadukan Encer,
f) Stabilisasi kimia,
g) Geo-Tekstil.
59
BAB V
PENUTUP
1.14 Kesimpulan
Dari hasil proses perencanaan Tugas Besar Menggambar Rekayasa Dan
Program Autocad maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
60
Pondasi cakar ayam
Pondasi sarang laba-laba
61
peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/pondasi-sistem-konstruksi-
sarang-laba-laba.html
http://strong-indonesia.com/artikel/konstruksi-cakar-ayam-indonesia/
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pondasi-definisi-jenisnya-
dalam.html
http://prima-mangiri.blogspot.com/2012/09/pengertian-umum-
pondasi.html
http://digilib.polban.ac.id/download.php?id=3689
http://ilmusipilku1.blogspot.com/2015/03/pondasi.html
http://seputarulasantekniksipil.blogspot.com/2017/02/pengertian-
fondasijenis-jenis- fondasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_(arsitektur)
http://eprints.undip.ac.id/34188/8/1671_chapter_V.pdf
http://edwincullens.blogspot.com/2015/06/makalah-pondasi-dangkal.html
http://scholar.unand.ac.id/17870/3/bab%205.pdf
62
63