Disusun Oleh :
Gizi C
Anak S berusia 20 bulan dengan jenis kelamin perempuan dirawat karena keluhan
utama batuk, pilek, pusing, BB tidak naik selama 6 bulan terakhir serta mengalami dehidrasi. An
S mengalami diare dengan feses encer sejak 3 HSMRS. Sebelumnya An. S pernah diare dan
dirawat inap selama satu minggu. Orang tua memiliki penghasilan rendah dengan jumlah
anggota keluarga 5 orang. An. S beraktivitas pukul 08.00-18.30 dan tidur selama 10 jam.
Riwayat pemberian ASI saja (0-2 bulan), ASI + susu formula + air tajin (2-5 bulan), kemudian
nasi + ASI (5 bulan-sekarang). Makanan biasa disiapkan oleh Ibu, apabila tersisa disimpan
dalam almari. Riwayat makan utama 2-3x/hr (lebih sering 3x/hr) dengan selingan 1x/hari. Makan
pokok berupa nasi 3x/hr (50 gram), mie instan 2-3x/bulan (½ bks). Lauk seperti telur 1x/mgg,
ayam 2-3x/bln, tahu/tempe 2x/hr (1 ptg secara bergantian). An. S mengkonsumsi bayam 2x/mgg
(1 sdk sayur), gambas 2x/mgg (1 sdk sayur). Menyukai buah pisang dan pepaya (1 ptg) dengan
frekuensi tidak menentu setiap minggu. Minum air putih 3 gelas/hr. Berdasarkan hasil recall 24
jam dengan makanan biasa di rumah, asupan energi 633,2 kkal, protein 21,3 g, lemak 12,9 g dan
KH 105,5 g. Farmakoterapi yang diberikan adalah Aktavol multivitamin (vitamin A, B1, B2, B6,
Panthenol, Nikotinamida, Vitamin C, D) Fosfat dan Fe. Berdasarkan antropometri didapatkan PB
= 84 cm, BB = 6 kg. Hasil pemeriksaan biokimia WBC 11,6x103 /mm3 , RBC 0,00509x106
/mm3 , Hb 3,2 g/dL, HCT 40,8%, PLT 252x103 /mm3 , limfosit 26,5%, monosit 4,4%, neutrofil
69%, GDS 64 mg/dL, Na 142 mg/dL, K 3,5 mg/dL, Cl 114 mg/dL. Pada saat pemeriksaan fisik
An. S aktif, sedikit rewel, compos mentis, tampak kurus, konjungtiva (anemia), mata cekung,
gigi lengkap, rambut baik, kulit kering, nadi 96x/menit, respirasi 26x/menit, suhu 35°C.2
Jawabannya:
A.Asessment
1.Domain Intake
2.Domain Klinis
NC 3.1 : Domain clinis Berat badan dibawah normal(P) Perubahan nilai lab berkaitan gizi
Asupan makanan yang tidak tercukupi(E)Berkaitan dengan fisiologi penyakit Z-score
BB/U < 3 SD (Gizi buruk)(S).
N.C 3.1. : Status Gizi Buruk (tanpa edema) (P)terlihat dari tanda pemeriksaan klinis
nya(E)aktif, sedikit rewel, compos mentis, tampak kurus, konjungtiva (anemia), mata
cekung, gigi lengkap, rambut baik, kulit kering(S)
C. INTERVENSI Gizi
1. Perencanaan Intervensi Gizi
A. Tujuan Intervensi Gizi
C. Rekomendasi Diet
- Prinsip diet : Gizi seimbang
- Jenis diet : Cukup energi dan zat gizi
- Bentuk makanan : makanan lunak
- Frekuensi makan : 3 kali makanan utama, 2-3 kali makanan selingan
- Rute diet : oral
Syarat diet :
- Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan kebutuhan gizinya
- Protein cukup yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
- Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
- Menghindari makanan berserat tinggi
- Hindari susu dan produk olahannya, atau susu yg digunakan rendah/bebas laktosa
- Hindari makanan berlemak tinggi, tinggi gula, asam dan berbumbu tajam
- Suhu makanan tidak terlalu panas atau dingin
- Makanan diberikan sering dalam porsi kecil
- Pemberian oralit setiap kali BAB
Intervensi Gizi pada pasien anak dengan penyakit Kurang Energi dan
Protein diberikan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan dan diberikan
dalam 3 (tiga) tahapan yaitu :
Tujuan pada fase ini diet yang diberikan ditujukan untuk menstabilkan
status metabolik tubuh dan kondisi klinis anak.
Protein = 1- 1,5 gr × BB
1 gr × 6kg = 6 gr
1,5 gr × 6kg = 9 gr
Cairan = 130 ml × BB
= 130 ml × 6kg
= 130 ml × 6 kg
= 780 ml
Protein = 2-3 gr × BB
2 gr × 6 kg = 12 gr
3 gr × 6 kg = 18 gr
Cairan = 150 ml × BB
= 150 ml ×6 kg
= 900 ml
c) Fase Rehabilitasi(2-6 minggu).
Umumnya pada fase ini nafsu anak sudah kembali dan asupan makanan
sepenuhnya secara oral. Bila anak belum dapat mengonsumsi makanan
sepenuhnya secara oral, maka dapat digunakan NGT. Pada fase ini
biasanya berlangsung selama 2-4 minggu samapai BB/TB mencapai z score
– 2 SD
Protein = 3-4 gr × BB
3 gr × 6 kg = 18 gr
4 gr × 6 kg = 24 gr
Cairan = 150-200 ml × BB
150 ml × 6 kg = 900 ml
200 ml × 6 kg = 1.200 ml
a) Menimbang berat badan anak setiap paginya sebelum makan, hitung kenaikan
berat badan dalam gr/kg perminggu.
Asupan zat gizi kurang, maka tindakan yang bias kita lakukan dengan
modifikasi diet sesuai selera atau NGT. Begitu juga dengan ada nya gangguan
saluran cerna, tindakan yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula
rendah atau bebas laktosa dan hipoosmolar. Contoh susu rendah laktosa,
formula tempe dengan tepung-tepungan.