Anda di halaman 1dari 9

Buletin Kaffah, No.

185
05 Sya’ban 1442 H
19 Maret 2021 M

MENJAGA KEMURNIAN
AKIDAH ISLAM

A
khir Februari lalu, Ketua Umum Persekutuan Gereja-
Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom menyurati
Kemenag untuk merevisi materi buku pelajaran Agama
Islam terbitan Kemendikbud. Materi yang dimaksud oleh PGI
terdapat pada buku pelajaran Agama Islam Kelas VII SMP dan
Kelas XI SMA. Materi tersebut menyinggung pandangan ter-
hadap Injil dan Taurat.
Permintaan PGI pada Kemenag memicu protes keras dari
sejumlah tokoh Muslim. Mantan Wasekjen MUI, Tengku Zul-
karnain, mengaku keberatan dengan langkah PGI tersebut.
Tengku Zul menilai, PGI telah keluar jalur. Sebabnya, PGI telah
ikut campur dalam keyakinan umat Islam.
Tanggapan keras juga datang dari Ustadz Nurbani Yusuf,
pengurus MUI Kota Batu dan pengasuh Komunitas Padhang

01
Makhsyar Kota Batu. Bahkan ia menyatakan tindakan PGI
sudah bukan lagi toleransi, tetapi intimidasi teologis atas
nama toleransi.
Ia juga menyayangkan respon Menteri Yaqut Cholil Qoumas
yang langsung cekatan merespon dengan memerintahkan ke
stafnya agar mendalami dan memperbaiki materi pengajaran
Agama Islam sekaligus berkoordinasi dengan Kemendikbud.

Akidah Islam Adalah Haq


Sudah semestinya bagi siapa saja yang mengaku Muslim
wajib berpegang teguh pada ajaran Islam, termasuk membela
akidahnya. Tidak boleh seorang Muslim mengubah atau mera-
gukan keyakinannya walau hanya sedikit. Meragukan, meng-
ubah atau meyakini sesuatu yang bertentangan dengan prin-
sip ajaran Islam bisa membatalkan keimanan. Demikian pula
berkompromi dengan akidah umat lain.
Dalam prinsip tawhidulLah , seorang Muslim wajib meng-
imani bahwa Allah SWT adalah satu. Islam menolak paham
yang mengatakan Allah SWT itu memiliki sekutu. Allah SWT
berfirman:

‫ﺚ ﺛََﻼﺛٍَﺔ‬ ِ ِ‫ﱠ‬
ُ ‫ﻳﻦ ﻗَﺎﻟُﻮا إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﺛَﺎﻟ‬
َ ‫ﻟََﻘ ْﺪ َﻛ َﻔَﺮ اﻟﺬ‬
Sungguh kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah
adalah salah satu dari yang tiga (TQS al-Maidah [5]: 73).

02
Allah SWT juga berfirman:
ِ ِ ِ‫ﱠ‬
ُ ‫ﻳﻦ ﻗَﺎﻟُﻮا إ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ُﻫ َﻮ اﻟْ َﻤﺴ‬
َ‫ﻴﺢ اﺑْ ُﻦ َﻣْﺮَﱘ‬ َ ‫ﻟََﻘ ْﺪ َﻛ َﻔَﺮ اﻟﺬ‬
Sungguh kafirlah orang-orang yang berkata bahwa Allah itu
ialah Al-Masih putra Maryam (TQS al-Maidah [5]: 17).

Seorang Muslim juga wajib meyakini bahwa mereka yang


menolak prinsip tawhidulLah, mempersekutukan Allah dan
mengakui Tuhan itu melahirkan dan dilahirkan adalah bera-
kidah batil. Keyakinan mereka bertentangan dengan Islam.
Pemeluknya disebut kafir. Di dalam kamus Al-Mu'jam al-
Wasith dinyatakan:

‫اَﻟْ َﻜﺎﻓُِﺮ َﻣ ْﻦ ﻻَ ﻳـُ ْﺆِﻣ ُﻦ ﺑِﺎﻟْ َﻮ ْﺣ َﺪاﻧِﻴﱠ ِﺔ أ َْو اﻟﻨﱡﺒُـ ﱠﻮةِ أَْو اﻟﱢﺮ َﺳﻠَ ِﺔ أ َْو ﺑِﺜَﻼَﺛَﺘِ َﻬﺎ‬
Kafir adalah siapa saja yang tidak mengimani keesaan Allah,
atau kenabian Muhammad saw, atau risalah Islam, atau ketiga-
tiganya (Al-Mujam al-Wasith, II/891).

Al-Quran Menghapus Kitab Sebelumnya


Keyakinan dan sikap seorang Muslim terhadap kitab suci
selain al-Quran juga mesti mengikuti tuntunan akidah Islam.
Kaum Muslim wajib mengimani bahwa Allah SWT telah menu-
runkan kitab-kitab suci selain al-Quran. Allah SWT berfirman:

03
ِ َ‫ﲔ ﻳ َﺪﻳِْﻪ ِﻣﻦ اﻟْ ِﻜﺘ‬
‫ﺎب‬ ِ ْ ِ‫ﺎب ﺑ‬ ِ َ ‫وأَﻧْـﺰﻟْﻨَﺎ إِﻟَﻴ‬
َ َ َ ْ َ‫ﺼ ﱢﺪﻗًﺎ ﻟ َﻤﺎ ﺑـ‬
َ ‫ﺎﳊَ ﱢﻖ ُﻣ‬ َ َ‫ﻚ اﻟْﻜﺘ‬ ْ َ َ
‫َوُﻣ َﻬْﻴ ِﻤﻨًﺎ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬
Dan Kami telah menurunkan kepada kamu al-Quran dengan
membawa kebenaran; pembenar sekaligus hakim atas kitab-
kitab sebelumnya (TQS al-Maidah [5]: 48).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, dengan mengumpulkan


sejumlah penjelasan tentang kata “muhaymin[an]” dalam
ayat di atas, menyatakan bahwa kata tersebut bermakna;
penjaga, saksi dan hakim (pemberi keputusan) atas kitab-
kitab sebelum al-Quran. Ibnu Juraij menyatakan, “Apa saja isi
dari kitab terdahulu yang sesuai dengan al-Quran adalah benar.
Apa saja isi dari kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan al-
Quran adalah batil.”
Larangan untuk membenarkan dan mengamalkan isi kitab-
kitab selain al-Quran ditegaskan oleh Rasulullah saat menegur
Umar bin Khaththab ra. saat membawa lembaran-lembaran
Taurat. Beliau bersabda:

‫ﻀﺎءُ ﻧَِﻘﻴﱠﺔٌ؟ ﻟَ ْﻮ َﻛﺎ َن‬ ِ ِ


َ ‫ﺎب؟ أَ َﱂْ آت ﻬﺑَﺎ ﺑَـْﻴ‬ِ ‫ﺖ ﻳﺎ ﺑْﻦ اﳋَﻄﱠ‬
َ َ َ ْ‫ﻚ أَﻧ‬‫أَِﰲ َﺷ ﱟ‬
ِ ‫َﺧﻲ ﻣﻮﺳﻰ ﺣﻴًّﺎ ﻣﺎ وﺳﻌﻪ إِﻻﱠ اﺗـﱢﺒ‬
‫ﺎﻋﻲ‬ ِ
َ َُ َ َ َ َ َ ُْ ‫أ‬
“Apakah dalam hatimu ada keraguan, wahai Ibnu al-Khaththab?

04
Apakah dalam Taurat terdapat ajaran yang masih putih bersih?!
(Ketahuilah), andai saudaraku Musa hidup, ia tetap harus
mengikuti (ajaran)-ku.” (HR Ahmad dan ad-Darimi).

Sabda Nabi saw. ini menunjukkan bahwa kaum Muslim


dilarang untuk mengikuti ajaran yang terkandung di dalam
kitab-kitab selain al-Quran. Hadis ini pun menunjukkan kitab-
kitab tersebut tidak berlaku lagi sejak al-Quran diwahyukan
kepada Nabi saw.
Allah SWT juga mengingatkan bahwa kitab-kitab tersebut
telah banyak diubah oleh umat mereka sendiri, khususnya
para rahib mereka. Di dalamnya terdapat bagian-bagian yang
ditambahkan atau dikurangi sehingga telah hilang kesucian-
nya. Allah SWT berfirman:

‫ﺎب ﺑِﺄَﻳْ ِﺪﻳ ِﻬ ْﻢ ﰒُﱠ ﻳَـ ُﻘﻮﻟُﻮ َن َﻫ َﺬا ِﻣ ْﻦ ﻋِْﻨ ِﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ ِ ِِ
َ ‫ﻓَـ َﻮﻳْ ٌﻞ ﻟﻠﱠﺬ‬
َ َ‫ﻳﻦ ﻳَ ْﻜﺘُﺒُﻮ َن اﻟْﻜﺘ‬
‫ﺖ أَﻳْ ِﺪﻳ ِﻬ ْﻢ َوَوﻳْ ٌﻞ َﳍُ ْﻢ ِﳑﱠﺎ‬ ِ ِ ِ
ْ َ‫ﻟﻴَ ْﺸﺘَـُﺮوا ﺑِﻪ َﲦَﻨًﺎ ﻗَﻠ ًﻴﻼ ﻓَـ َﻮﻳْ ٌﻞ َﳍُ ْﻢ ﳑﱠﺎ َﻛﺘَﺒ‬
ِ
‫ﻳَ ْﻜ ِﺴﺒُﻮ َن‬
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab
dengan tangan mereka sendiri. Lalu mereka berkata, “Ini dari
Allah,” dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang
sedikit dengan perbuatan itu. Kecelakaan besarlah bagi mereka
akibat apa yang mereka tulis dengan tangan mereka sendiri.

05
Kecelakaan besarlah bagi mereka akibat apa yang mereka
kerjakan (TQS al-Baqarah [2]: 79).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini ditujukan


kepada orang-orang Yahudi karena mereka mengubah Taurat.
Mereka menambahkan di dalamnya apa yang mereka suka,
menghapus apa yang mereka benci, juga menghilangkan
nama Muhammad saw. yang terdapat di dalam Taurat. Karena
itu Allah SWT murka kepada mereka.
Mengenai Injil, di kalangan teolog Kristen sendiri juga
terdapat penelitian yang meragukan kemurnian Injil sebagai
perkataan Yesus. Pada tahun 1993 terbit buku The Five Gospels
berisi hasil penelitian 76 doktor teologi yang tergabung dalam
tim bernama The Jesus Seminar . Mereka menyimpulkan bah-
wa 82 persen Injil tidak bersumber dari Yesus ( The Five Gos-
pels, What Did Jesus Really Say , hlm. 5).
Berbeda dengan al-Quran. Al-Quran telah mendapatkan
jaminan dari Allah SWT akan terus terjaga kesuciannya hingga
akhir zaman (Lihat: QS al-Hijr [15]: 9).

Sekularisme dan Pendangkalan Akidah


Sikap PGI memang keterlaluan. Mereka berani mengoreksi
ajaran agama Islam. Sikap Pemerintah, dalam hal ini Kemenag

06
dan Kemendikbud, juga patut disayangkan. Alih-alih membela
akidah Islam, mereka justru menyetujui usulan revisi tersebut.
Jika kebijakan ini dilanjutkan, umat bisa terjerumus ke da-
lam dua perkara. Pertama : Pendangkalan akidah. Usulan PGI
akan pengaburan akidah Islam yang sudah haq , khususnya
pandangan Islam mengenai bahasan kitab Injil dan Taurat
yang telah jelas di dalam ajaran Islam. Bukankah ini mem-
bahayakan akidah umat, khususnya para pelajar?
Kebijakan ini juga akan menanamkan sikap pluralisme aga-
ma, membenarkan semua agama, termasuk di dalamnya
membenarkan kitab suci selain al-Quran. Istilah yang sering
dipakai adalah menumbuhkan moderasi beragama , atau ber-
islam moderat , yang terselip di dalamnya paham pluralisme.
Padahal pada tahun 2005, MUI telah mengharamkan paham
pluralisme. Keputusan MUI ini berlandaskan pada firman Allah
SWT. Di antaranya:

‫ِﻣ َﻦ‬ ِ‫اﻹ ْﺳ َﻼِم ِدﻳﻨًﺎ ﻓَـﻠَ ْﻦ ﻳـُ ْﻘﺒَﻞ ِﻣْﻨﻪُ وُﻫﻮ ِﰲ ْاﻵ ِﺧﺮة‬
ِْ ‫َوَﻣ ْﻦ ﻳَـْﺒﺘَ ِﻎ َﻏْﻴـﺮ‬
َ َ َ َ َ
ِ ْ
َ ‫اﳋَﺎﺳ ِﺮ‬
‫ﻳﻦ‬
Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima
dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi (TQS Ali
‘Imran [3]: 85).

07
Kedua : Makin mengokohkan sekularisasi pendidikan. Selain
meminta revisi atas pelajaran agama Islam, Pdt. Gomar Gul-
tom juga berharap agar pelajaran agama tidak disampaikan di
ruang publik, maksudnya di sekolah-sekolah umum. Menurut
dia, hal itu akan menjadi ganjalan terhadap kerukunan umat
beragama.
Jika Pemerintah meloloskan permintaan PGI ini, maka kian
kentara bila pendidikan nasional diarahkan menuju sekularis-
me. Agama tidak boleh dimunculkan di ruang publik, termasuk
tidak diajarkan di sekolah-sekolah. Sama sekali tidak ada kewa-
jiban bagi negara untuk menyelenggarakan pendidikan agama
di sekolah dan kampus umum.
Tindakan memarjinalkan agama Islam di dunia pendidikan
sudah terlihat belakangan ini. Pemerintah telah mengeluarkan
SKB 3 Menteri (Mendikbud, Mendagri, Menag) yang meng-
atur seragam dan atribut sekolah, khususnya busana Mus-
limah, pada para siswi di lingkungan sekolah. SKB 3 Menteri itu
melarang kepala daerah dan sekolah negeri mewajibkan—
bahkan meski hanya menganjurkan—para siswi untuk menge-
nakan busana Muslimah. Alasannya, ini melanggar kemer-
dekaan menjalankan keyakinan masing-masing. Sanksi keras
atas kepala daerah dan sekolah negeri siap dijatuhkan jika
mereka mengabaikan SKB 3 Menteri ini.

08
Terakhir, Kemendikbud baru saja meluncurkan draft Peta
Perjalanan Pendidikan 2020 – 2035. Draft ini juga menuai pro-
tes dari tokoh-tokoh Islam karena tidak tercantum frase aga-
ma di dalamnya. Akhirnya, draft ini buru-buru direvisi.
Ironi, bagaimana bisa kaum Muslim justru diintervensi oleh
umat beragama lain. Prihatinnya lagi, alih-alih melindungi dan
membela akidahnya sendiri, ada saja Muslim yang justru lebih
manut pada umat lain, dan berani mengabaikan kitab sucinya,
nabinya, ataupun para ulamanya. Na’udzu bilLahi min dzalik. []

HIKMAH:

Allah SWT berfirman:

‫ﺎب‬‫ﺘ‬
َ ِ ْ‫ﻳﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا إِ ْن ﺗُ ِﻄﻴﻌﻮا ﻓَ ِﺮﻳ ًﻘﺎ ِﻣﻦ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ أُوﺗُﻮا اﻟ‬
‫ﻜ‬
َ َ َ ُ َ َ َ َ
ِ ِ ِ
َ ‫ﻳَـُﺮﱡدوُﻛ ْﻢ ﺑَـ ْﻌ َﺪ إﳝَﺎﻧ ُﻜ ْﻢ َﻛﺎﻓ ِﺮ‬
‫ﻳﻦ‬
Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti sebagian
Ahlul Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kalian
menjadi kafir sesudah kalian beriman.
(TQS Ali Imran [3]: 100)

09

Anda mungkin juga menyukai