Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUTORIAL

KOMUNIKASI DAN PROMOSI KESEHATAN


SKENARIO 1 TIDAK MAU ATAU TIDAK BISA

Nama : IMAM GHAZALI


NIM : 2111304016
Gol./Kelompok : A2
Instruktur : Havida Widyastuti S.Tr.Kes

PRODI ST TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
BAB 1 PENDAHULUAN

A. SKENARIO
Skenario 1
Tidak bias atau tidak mau?

Anak D (9th) memeriksakan kesehatannya setelah demam selama 3 hari disertai


menggigil dan eritema di sekujur kulit. Dokter memberikan permintaan pemeriksaan
laboratorium berupa pemeriksaan Complete Blood Count (CBC) dan pemeriksaan Non
Structural Protein 1 Antigen. Seorang ATLM meminta ibu dari anak tersebut menemani dan
menenangkan anaknya saat proses flebotomi. Setelah 30 menit hasil pemeriksaan keluar
dengan catatan Critical Value: Trombositopenia.Ibu dari anak D merasa panik dan tidak
paham tentang hasil laboratorium tersebut sehingga meminta penjelasan terhadap hasil
laboratorium kepada ATLM. Namun petugas ATLM yang menyerahkan hasil tersebut, tidak
dapat menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut
BAB II PEMBAHASAN

A. LO (Learning Outcome)

1. Mahasiswa mampu mengetahui defiinisi trombositopenia

Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana


trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-350.000/µl
darah). Trombositopenia biasanya dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi
virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam
berdarah dan malaria). Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan,
pada saat tubuh mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang
menjalani radioterapi dan kemoterapin

Trombositopenia merupakan salah satu kriteria laboratorium untuk menegakkan


diagnosis DBD yang ditetapkan oleh WHO. Hasil penelitian Shah et al di Bangladesh,
menunjukkan dari 100 penderita anak anak yang positif infeksi dengue pada penderita
DBD dan DSS, 52 (61,7%) menunjukkan trombositopenia. Adanya trombositopenia
dan rendahnya jumlah trombosit pada hari ketiga atau empat pada saat sakit akan
membantu diagnosis DBD dan berkorelasi positif dengan keparahan penderita DBD
(Sutirta-Yasa et al., 2012)

Dalam evaluasi trombositopenia, langkah awal yang penting adalah melihat


kembali apusan darah tepi untuk menyingkirkan pseudotrombositopenia, terutama pada
pasien tanpa penyebab trombositopenia yang jelas. Pseudotrombositopenia adalah suatu
artefak in vitro yang dihasilkan oleh aglutinasi trombosit melalui antibodiantibodi
(umumnya IgG, tetapi juga IgM dan IgA) saat kandungan kalsium berkurang akibat
penampungan darah dalam ethylenediamine tetraacetic (EDTA); oleh karena itu apusan
darah untuk menghitung jumlah trombosit hendaknya dari darah yang ditampung dalam
sodium citrate (tabung dengan tutup biru), heparin (tabung dengan tutup hijau), atau
idealnya dari darah segar tanpa antikoagulan. (Sianipar, 2014)
2. Mahasiswa mampu mengetahui peran ATLM dalam menyampaikan informasi
pemeriksaan

Sebagaimana diatur dalam kode etik ATLM yang disusun oleh PATELKI, setiap
ATLM berkewajiban memberikan pelayanan yang bersifat adil dan profesional, tanpa
membeda bedakan pengguna jasa dan menjaga kerahasiaan segala bentuk informasi
seperti hasil pemeriksaan laboratorium, ATLM juga dapat berkonsultasi atau merujuk
kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
ATLM tidak memiliki wewenang dalam penyampaian hasil pemeriksaan
laboratorium, hasil pemeriksaan akan dijelaskan oleh dokter. Dalam berkomunikasi
dengan pasien harus sesuai dengan etika dan norma yang berlaku, seperti bertutur kata
sopan serta melayani dengan ihlas

3. Mahasiswa mampu mengatahui definisi dari pemerikssan CBC dan pemeriksaan Non
structural protein 1 antigen

Pemeriksaan hitung darah lengkap adalah skrining dasar dan salah satu
pemeriksaan laboratorium yang sering diminta. Penemuan hasil pemeriksaan darah
lengkap memberikan informasi diagnostik tentang hematologi dan sistem tubuh lainnya,
prognosis, respons terhadap pengobatan. Pemeriksaan hitung darah lengkap berisi
sejumlah tes yang menentukan angka, varietas, persentasi, konsentrasi dan kualitas sel
darah; leukosit, differential count, eritrosit, hematokrit, hemoglobin, trombosit, mean
corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), mean
corpuscular hemoglobin (MCH). (Sari et al., 2020)

Pemeriksaan Ag NS1 dengue merupakan pemeriksaan serologic yang


bertujuan untuk mendeteksi antigen nonstruktural 1 dengue dalam serum pasien.
Pemeriksaan Ag NS 1 dapat mendeteksi ataumendiagnosis infeksi virus dengue
lebih awal karena protein NS1 bersirkulasi dengankonsentrasi tinggi dalam darah
pasien selama awal fase akut. Nonstruk tural 1 dengue merupakan glikoprotein yang
dihasilkan oleh semua Flavivirus dan penting untuk replikasi dan viabilitas virus.
(Pairunan et al., 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Pairunan, J. N., Runtunuwu, A. L., & Salendu, P. M. (2016). Hubungan pemeriksaan hitung
darah lengkap pada anak dengan sepsis. E-CliniC, 4(1).
https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.10835

Sari, R. N., Natalia, D., & Parinding, J. T. (2020). Hubungan Lama Demam dengan Hasil
Pemeriksaan Antigen Nonstruktural 1 Dengue pada Pasien Demam Berdarah Dengue di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Tahun 2018. Jurnal Biomedik, 12(3), 153–160.
https://doi.org/10.35790/jbm.12.3.2020.31186

Sianipar, N. B. (2014). Trombositopenia dan Berbagai Penyebabnya. Cermin Dunia


Kedokteran, 41(6), 416–421.
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/1128

Sutirta-Yasa, I. W. P., Putra, G. A. E. T., & Rahmawati, A. (2012). Trombositopenia pada


Demam Berdarah Dengue. Medicina, 43, 114–121.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/5061

Anda mungkin juga menyukai