Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


“Ilmu Kealaman Dasar”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Akhiroh Atun (21023020P)
2. Lilista sari (21023011)

DOSEN PENGAMPU :

M. Taufik Saiman, S. Ag. ME

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
SERASAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Perkembangan Alam
Pikiran Manusia”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Isnanda N selaku dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang sudah memberikan
kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
saya pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan.

Muara Enim, Oktober 2021

Penulis
Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................. 1


1.2. Ruang Lingkup ............................................................................... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2
1.4. Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II POKOK BAHASAN .................................................................................. 2

2.1. Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuannya............................. 4


2.2. Perkembangan Fisik, Sifat, Dan Pikiran Manusia........................ 10
2.3. Sejarah Pengetahuan Manusia ..................................................... 11

BAB III PENUTUP................................................................................................. 17

3.1. Kesimpulan................................................................................... 17
3.2. Saran............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya
rangsangan dari suatu objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu yang
mendorong seseorang untuk melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami dan
sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan
menjelaskan gejala-gejala alam, juga berusaha untuk memecahkan masalah
atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu
sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan yang baik.
Sejatinya keberadaan manusia di bumi ini dapat memberikan manfaat
timbal balik untuk alam. Karena manusia adalah makhluk paling sempurna,
dimana manusia dianugerahi akal pikiran, sehingga dapat membedakan yang
baik dan buruk. Meski demikian ternyata manusia adalah makhluk yang lemah di
bandingkan dengan binatang ataupun tumbuhan. Namun dengan akal pikirannya,
manusia mampu menciptakan suatu benda yang mampu melawan kekuatan
alam, baik binatang, tumbuhan, ataupun bencana. Tetap saja, semua yang
terjadi di bumi ini adalah atas kendali Sang Maha Pencipta.
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling berhasil
dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik, seperti:
ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan
penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki
kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan
lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dan dari sekian banyak
ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah
yang merupakan sifat unik manusia.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia
mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak
tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa,
bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan

1
yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Keberadaan manusia dengan sifat yang berbeda – beda menjadi salah
satu alasan kita untuk belajar bagaimana memahami alam pikir manusia dan
perkembangannya. Alasan lain adalah melihat bagaimana akal pikiran manusia
mengendalikan alam dan pengaruhnya baik positif ataupun negative. Dalam
makalah ini, penulis akan membahas tentang “Memahami Alam Pikiran Manusia
dan Perkembangannya”.

1.2. Ruang Lingkup Masalah


Makalah ini disusun dengan batasan pembahasan atau ruang lingkup
pada :

1. Bagaimana Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuannya ?


2. Bagaimana Perkembangan Fisik, Sifat, Dan Pikiran Manusia ?
3. Bagaimana Sejarah Pengetahuan Manusia ?

1.3. Maksud dan Tujuan


Penyusunan makalah memahami alam pikir manusia dan
perkembangannya dimaksudkan supaya para pembaca memiliki cakrawala
pandang yang lebih luas terhadap ilmu pengetahuan alam dan dapat melakukan
pendekatan penyelesaian persoalan di semua bidang ilmu dengan penalaran
yang lebih komprehensif.
Tujuan disusunnya makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Ilmu Kealaman Dasar Sebagai
Salah Satu Proses Perkuliahan
2. Mengetahui hakekat manusia dan sifat keingintahuannya
3. Mengenal perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia
4. Mengetahui sejarah pengetahuan manusia

1.5. Manfaat

Penyusunan makalah mengenai memahami alam pikir manusia dan


perkembangannya ini diharapkan mempunyai manfaat :

2
1.4.1 Bagi Penulis
a. Meningkatkan rasa solidaritas antar sesama dalam satu kelompok
kerja
b. Sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar
c. Meningkatkan pemahaman tentang manusia dan kehidupannya

1.4.2 Bagi Pembaca


a. menambah wawasan mengenai manusia, hakekat dan sejarah
perkembangan pengetahuan manusia
b. menjadi inspirasi dalam menjaga alam dan lingkungan seisinya, serta
lebih dapat menjaga sikap dan perasaan antara satu sama lain.

3
BAB II
POKOK BAHASAN

2.1. Hakikat Manusia Dan Sifat Keingintahuannya


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara
yang lainnya karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka
akan selalu memilih yang terbaik diantara yang dapat diambil.
Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas. Makhluk Tuhan yang berarti ia
adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak
bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai
makhluk sosial. Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang
menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut
(Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia,
mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan
kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban
berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan
dengan kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan

4
tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di
alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa
dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui
proses evolusi. Pembahasan mengenai evolusi akan dijelaskan pada pokok
bahasan sejarah pengetahuan manusia.
Hakikat manusia terdiri atas aspek – aspek, sebagai berikut:
1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
a. Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan
penyadaran diri (self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek
yang menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya dengan
segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek). Selain itu, manusia bukan
saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus
sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari
perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam
semesta, manusia merupakan bagian daripadanya.
b. Manusia berkedudukan sebagai makhluk Tuhan, maka dalam
pengalaman hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sendiri adanya
fenomena kemakhlukan (M.I. Soelaeman, 1998). Fenomena
kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya
perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada Tuhannya. Manusia
merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha
Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan
ketidakberdayaannya dibanding Tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha
Perkasa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu.
Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi, manusia
merasakan kasih sayang TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya.
Semua melahirkan rasa cemas dan takut pada diri manusia terhadap
Tuhannya

2. Manusia Sebagai Makhluk Individu


a. Sebagaimana kita alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya
sendiri. Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan
individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan

5
kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu,
manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan
dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek
yang otonom.
b. Setiap manusia mempunya dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri.
Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin
menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita – cita untuk menjadi seseorang
tertentu dan masing – masing mampu menyatakan “inilah aku” ditengah
segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi, menempati
posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas
mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung
jawabnya sendiri atau otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan
tidak sebagai objek.

3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial


a. Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup
sendirian, tak mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya
sendiri. Manusia hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam
hidup bersama dalam sesamanya (bernasyarakat) setiap individu
menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu, setiap individu
mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga
mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan
sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula
kesadaran sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah
manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan
ini, Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat.
b. Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh
timbal balik antara individu dengan sesamanya maka idealnya situasi
hubungan antara individu dengan sesamanya itu tidak merupakan
hubungan antara subjek dengan objek, melainkan subjek dengan subjek.

4. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya


a. Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan,

6
hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada
diluar manusia, bahkan hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri.
Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru
menjadi manusia karena bersama kebudayaannya (C.A.
Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan bahwa
“manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya,
misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu
pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat
manusia” (C.A. Vanpeursen, 1988).
b. Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika
pada diri manusia mengimplikasikan adanya perubahan dan
pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh
pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat
adanya dampak positif dan negative dari kebudayaan terhadap manusia,
masyarakat kadang-kadang terombang ambing diantara 2 relasi
kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk lama
(tradisi), sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru
(inovasi).

5. Manusia Sebagai Makhluk Susila


a. Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan
diri dan lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk
berpikir, berkehendak bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi
untuk berbuat baik. Karna itulah, eksistensi manusia memiliki aspek
kesusilaan.
b. Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu
dihadapkan pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya.
Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-
norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena
manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya
secara otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan
pertanggung jawaban atas perbuatannya.

7
6. Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial
eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku. Di lain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-
utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk
dipikirkan manusia agar manusia beriman dan bertaqwa kepadaNya.
Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah
yang bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak dalam
kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik
berkenaan dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun
berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan
manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta
hubungan manusia dengan alam.
Manusia mempunyai naluri dan nurani. Dengan adanya nurani,
manusia dapat melakukan penalaran berdasarkan pemikiran yang logis dan
analisis. Berbeda dengan binatang yang hanya mempunyai naluri seperti
memperoleh makanan,berkembang biak,dan mempertahankan diri dari
pemangsa.
Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu terus berkembang (curiousty),
sedangkan makhluk yang lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang
(idle curiousty). Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dari
pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan
bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.
1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan
dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada
makhluk lainnya antara lain:
a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang
dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan
inderanya.
c) Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun

8
tulisan.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya
(Homo Humanis).
e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam


a) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang
merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin
tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa
luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
b) Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya
bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup
seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang
bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan
atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.
c) Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu
menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri.
Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya
sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing
yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga
berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
d) Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak
lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia
merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang
tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Manusia
mempunyai rasa ingin tahu (curiousty) yang tinggi dan selalu
berkembang.
e) Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya
sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja.
Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan
timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya

9
rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap
berbagai banyak pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala
yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

3. Sifat Keingintahuan Manusia


Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha
mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab
semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka
sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu
pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan
dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .

4. Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :


a) Mitos
b) Wahyu
c) Otoritas dan tradisi
d) Prasangka
e) Intuisi
f) Penemuan kebetulan
g) Cara – coba – ralat
5. Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari
pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Lebih lanjut lagi dikenal
dengan metode deduksi yaitu penarikan kesimpulan didasarkan pada suatu
yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke yang khusus (Premis minor).
Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi, yang intinya adalah
bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan berdasarkan data
pengamatan atau eksperimen.

2.2. Perkembangan Fisik, Sifat, Pikiran Manusia


Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda
mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi
bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada
hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai

10
makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.Dari
sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.

1. Perkembangan Fisik Manusia


Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang
selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana
berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur,
pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan
menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut
yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu
ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang
ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18
minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan
dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini
gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat
setelah kelahiran sampai remaja.Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi
pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan
berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-
organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik
oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai
dewasa.Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari
belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu
akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan
dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk
memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri
dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

2. Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia

11
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan
umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah
manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang
menetap.Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni
perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya
dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa
ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik.
Pada periode ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai
belajar makan,berjalan,berbicara,dan mengikatkan diri pada orang
lain.Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan
keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional,dengan
kisaran usia 2 – 7 tahun.Pada periode ini,dorongan keingintahuannya
sangat besar,sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa
bertanya.Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan
berbahasa lisan.Namun,pada masa ini pengungkapannya sering
menggunakan lambang – lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c. Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran
usia 7-11 tahun.Pada periode ini,anak sangat aktif,ditandai dengan
perkembangan fisik, dan motorik yang baik.Para ahli psikologi menyebut
juga masa ini sebagai “ masa tenang”,karena proses perkembangan
emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu.Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi
(pengamatan dan percobaan),walaupun sudah dimulai dengan
menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal ( 11 – 15 tahun).

12
Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik),baik dengan dirinya
sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan
dirinya sebagai orang dewasa, padahal secara fisik,mental,dan emosional
belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.

e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )


Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,menempatkan
dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang
bertanggung jawab.

2.3. Sejarah Pengetahuan Manusia


Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan
terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara itu,
pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik
mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah
informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian
yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Jadi
ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah
pengetahuan. Auguste Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah
perkembangan manusia, yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif.
Perkembangan ini dapat dipahami atau dapat dianalogikan juga sebagai
perkembangan individu manusia dari masa anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Comte menyejajarkan tahap teologi seperti masa anak-anak, tahap metafisis
seperti masa remaja, dan tahap positif seperti masa dewasa. Dengan anggapan
seperti itu Comte mensintesiskan bahwa perkembangan pikiran manusia itu
berlangsung sesuai tahapan itu secara keseluruhan.
Melalui teori tiga tahap ini, refleksi dari sejarah manusia merupakan
pangkal yang memimpin Comte memformulasikan teori yang berdasarkan pada
filsafat positifnya. Ia menghubungkan tahapan ini dengan fase hidup individu dan
melihat fase ini dengan kaca mata sejarah yang lebih luas. Teori tiga tahap ini
merupakan jalan sederhana untuk mendekatkan diri pada filsafat positifnya.
Tahap pertama yaitu teologi. Ini dimengerti oleh Comte sebagai being.
Dalam fase ini manusia mencari sebab-sebab terakhir di belakang peristiwa-

13
peristiwa alam dan menemukannya dalam kekuatan-kekuatan adimanusiawi.
Pada masa anak-anak ini secara instingtif manusia mencoba menjelaskan
fenomena-fenomena. Manusia mencari penyebab sejati dari yang tidak diketahui
yang dianggap berasal dari benda berjiwa dan sesuatu yang menyerupai
manusia. Oleh Comte, mentalitas animistik ini didiskripsikan sebagai tahap
fetisisme. Lalu pada tahap berikutnya berkembang politeisme yang
memproyeksikan kekuatan alam menjadi bentuk dewa-dewa. Berikutnya dewa-
dewa politeisme ini dilebur menjadi satu konsep Tuhan monoteisme. Inilah urutan
sub - bagian dari fetisisme, politeisme, hingga monoteisme yang terdapat
bersama di dalam tahap teologi.
Tahap kedua sebagai tahap metafisis. Pada tahap metafisis ini,
penjelasan aktifitas kehendak ilahi diganti menjadi idea-idea fiksi seperti ether,
prinsip-prinsip penting, dll. Masa transisi dari tahap teologi ke metafisis ini telah
selesai ketika konsep supernatural dan dewa-dewa digantikan oleh konsep all-
inclusive Nature.
Tahap ketiga yaitu tahap positif. Tahap ini dikatakan sebagai masa
dewasa dari mentalitas. Pada tahap ini, pikiran memusatkan diri pada fenomena
atau fakta hasil observasi dimana itu semua digolongkan di bawah hukum umum
deskriptif umum, seperti hukum gravitasi. Dengan adanya hukum-hukum
deskriptif ini akan membuat berbagai prediksi menjadi nyata. Dan memang,
sasaran dari pengetahuan positif yang sejati adalah kemampuan untuk
memprediksi dan mengontrol. Pengetahuan positif itu sejati (real), pasti (certain),
dan berguna (useful). Meskipun pikiran bahwa pengetahuan positif itu pasti,
namun Comte juga mendesak bahwa ini harus ditatapkan pada perasaan relatif.
Ini karena kita tidak bisa mengetahui keseluruhan alam semesta. Pengetahuan
positif ini juga relatif dimana proses mencari yang absolut ditinggalkan. Dengan
kata lain, pengetahuan positif tidak mampu mengetahui penyebab terakhir.
Comte selalu menganggap ini hanyalah masalah pada masa teologi dan
metafisis.
Lalu teori tiga tahap memiliki sedikit hubungan dengan reorganisasi
masyarakat. Comte juga menggolongkan tahap tersebut dengan bentuk
organisasi sosial. Tahap teologi diasosiasikan dengan kepercayaan pada otoritas
absolut, kebenaran ilahi dari raja, dan golongan sosial yang berbau militer.
Dengan kata lain, golongan sosial didapatkan melalui otoritas atas. Lalu dalam

14
tahap metafisis ada kepercayaan pada hukum-hukum abstrak. Dan yang terakhir
tahap positif yang diasosiasikan dengan perkembangan masyarakat industri.
Dalam tahap ini, kegiatan ekonomi menjadi perhatian dan terdapat para elit
dalam ahli ilmu pengetahuan yang mengorganisasikan kelompok masyarakat.
Bagi Comte, abad pertengahan itu merupakan representasi tahap teologi.
Masa pencerahan sebagai representasi tahap metafisis. Lalu masa dimana
Comte hidup merupakan awal tahap positif. Dari tiga tahap perkembangan
manusia ini dapat diambil dua point. Pertama, berhubungan dengan
kepercayaan. Comte menyatakan kepercayaan kita ini kerdil karena tidak
didasarkan akal sehat dimana tidak ada alasan positif untuk percaya bahwa ada
Tuhan yang transenden. Dengan kata lain, penyebaran ateisme adalah ciri-ciri
perkembangan pikiran pada masa dewasa ini. Kedua, berhubungan dengan
korelasi tiga tipe organisasi sosial dengan tiga tahap perkembangan manusia.
Dalam kajian ini Comte mau mengungkapkan semakin intelektual manusia maju
maka perkembangan sosial dapat berjalan lebih cepat. Ini dikarenakan ada suatu
rencana sosial yang dilakukan oleh para elite pengetahuan juga ada suatu
apriaori bahwa semakin mental maju maka kemajuan sosial akan lebih cepat
tercapai. Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metefisika. Mitologi adalah
pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita
mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos
sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan
pengetahuan, penalaran dan pancaindra manusia serta keinggintahuan manusia
yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM)
yaitu horoskop (ramalan bintang), eliptika (bidang edar matahari) dan bentuk
alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar
sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada
permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan
beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk
mengerti keadaan dunia. Masa manusia purba dikenal juga dengan masa pra-
sejarah. Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai
kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini

15
pengetahuan manusia berkembang lebih maju.
Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan
mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika,
Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika
Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka. Meski agak
berbeda dengan pendapat tersebut, Muhammad Husain Haekal (1888-1956)
berpendapat lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam ribu
tahun yang lalu (berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu
dimasukkan orang ke dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali
akan sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah
Thales (624-546) seorang astronom, pakar dibidang matematika dan teknik. Ia
berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya mementulkan
sinar matahari,dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya
seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang
diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan
pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini
selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara
tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini
juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks.
Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam
semesta yang belum terungkap.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan materi pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga
mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle
curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan
tujuan untuk melestarikan hidupnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi
dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari
keingintahuannya itu merupakan “pengetahuan”-nya. Pengetahuan
manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin
tahu juga tentang “apa,” “bagaimana” dan “mengapa”, Sehingga Auguste
Comte memformulasikan menjadi tiga tahap perkembangan manusia,
yaitu 1) teologi, 2) metafisis, dan 3) positif.
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal
serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan
bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Hal ini pula yang
membedakannya dengan makhluk lain (hewan).
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam
yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan
memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya.

3.2. Saran
Hendaknya sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir
kita dan mengoptimalkan kemampuan otak , mencari ilmu pengetahuan dengan
terus belajar dan terus berlatih sehingga dapat menciptakan ide-ide baru dan
menghasilkan karya-karya baru yang kreatif dan inovatif dengan cara yang di

17
redhai Allah sebagai wujud rasa syukur kita kepada sang Khalik.

DAFTAR PUSTAKA

 http://ramlahazkiyah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-alam-pikiran-manusia.html

 http://adinda69.blogspot.co.id/2014/09/makalah-alam-pikiran-manusia-dan.html

 http://www.academia.edu/16388792/Makalah_Alam_Pemikiran_Manusia

 http://noctisora.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-pengetahuan-manusia.html

 http://www.wivrit.com/2012/10/alam-pikiran-manusia-dan-rasa-
keingintahuannya.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai