Anda di halaman 1dari 16

DIRGAHAYU

INDONESIA
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT

Disampaikan pada Acara Sosialisasi:


“Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan”
Jakarta, 28 Agustus 2020
Bab 6. Pemantauan dan Evaluasi

2
3
4
Kepatuhan dalam menjalani terapi diet…(lanjutan)

5
Kondisi-Kondisi Penting yang Perlu Diperhatikan
Saat Pemantauan (1)
Tanda Lakukan Kunjungan Rumah Lakukan Rujukan

Berat BB turun tetapi nafsu makan BB turun dan nafsu makan


badan baik buruk/ tidak ada nafsu makan

BB tetap atau naik tapi tidak BB tetap atau naik tapi tidak
sesuai yang diharapkan sesuai yang diharapkan
(< 50g/kgBB/ minggu selama (< 50g/kgBB/minggu) setelah 3
2 minggu berturut-turut) dan minggu mendapatkan terapi gizi
nafsu makan baik dan telah dilakukan kunjungan
rumah

6
Kondisi-Kondisi Penting yang Perlu Diperhatikan
Saat Pemantauan (2)
Tanda Lakukan Kunjungan Rumah Lakukan Rujukan

Pitting Edema Pitting edema bilateral tidak  Timbul pitting edema bilateral baru
bilateral berkurang pada kunjungan  Peningkatan derajat edema bilateral
minggu ke-2 menjadi derajat +3
 Tidak ada perbaikan pada edema
bilateral pada kunjungan minggu ke-2

7
Kondisi-Kondisi Penting yang Perlu Diperhatikan
Saat Pemantauan (3)
Tanda Lakukan Kunjungan Rumah Lakukan Rujukan

Nafsu Makan Makan < 75% RUTF dalam Tidak ada nafsu makan atau tidak bisa
seminggu makan
Minum < 80% F100 dalam
seminggu
Tidak ada Jika setelah 3 bulan mendapat terapi
respons gizi di layanan rawat jalan namun tidak
(tidak sembuh) mencapai kriteria sembuh, maka rujuk
untuk pemeriksaan lengkap

8
Kemungkinan Penyebab Kemajuan yang Lambat
pada Layanan Rawat Jalan (1)
Penyebab terkait dengan balita Tindak Lanjut
dan lingkungan rumah
Balita melewatkan satu Lakukan kunjungan rumah untuk
kunjungan atau drop out (absen mengindentifikasi penyebab
pada dua kunjungan berturut- ibu/pengasuh tidak membawa balita
turut) untuk kunjungan ulang dan bersama-
sama mencari solusi.
Ada kesulitan makan (misalnya Identifikasi penyebab dan lakukan
karena kelainan bawaan) konseling sesuai dengan penyebab
kesulitan makan.
Bila perlu lakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi. 9
Kemungkinan Penyebab Kemajuan yang Lambat
pada Layanan Rawat Jalan (2)
Penyebab terkait dengan balita Tindak Lanjut
dan lingkungan rumah
Nafsu makan buruk/ tidak ada, Lakukan rujukan untuk pemeriksaan
karena ada masalah kesehatan lengkap sesuai indikasi. Berikan
(misalnya diare, HIV, TB, dll) pengobatan sesuai dengan standar untuk
masalah kesehatan yang teridentifikasi.

Lakukan konseling, termasuk konseling


cara pemberian obat dan kebersihan diri
serta sanitasi lingkungan.

10
Kemungkinan Penyebab Kemajuan yang Lambat
pada Layanan Rawat Jalan (3)
Penyebab terkait dengan balita dan Tindak Lanjut
lingkungan rumah
Balita tidak diberi F100 dan RUTF sesuai Lakukan konseling untuk
dengan frekuensi dan dosis, pengasuh ibu/pengasuh dan anggota keluarga
tidak mempraktikkan pemberian makan lain tentang pentingnya pemberian
sesuai anjuran. F100 atau RUTF untuk pemulihan
balita gizi buruk.
Pengasuh memberi makanan lain pada
anak sebelum anak menghabiskan semua F100 atau RUTF hanya boleh
F100 atau RUTF. diberikan pada balita gizi buruk
sesuai dengan dosis dan petunjuk
F100 atau RUTF dimakan bersama petugas kesehatan.
anggota keluarga lain. 11
Kemungkinan Penyebab Kemajuan yang Lambat
pada Layanan Rawat Jalan (4)
Penyebab terkait layanan rawat jalan Tindak Lanjut

Penyebab lain, seperti: Lakukan supervisi fasilitatif dan


- Konseling gizi yang masih kurang pembinaan untuk tenaga kesehatan
- Jumlah F100 atau RUTF yang sehingga pelayanan diberikan sesuai
diberikan tidak tepat dengan pedoman.
- Tes nafsu makan tidak
dilaksanakan dengan benar Peningkatan kapasitas petugas
Penyakit penyerta dan komplikasi kesehatan dalam mengidentifikasi
medis tidak teridentifikasi. penyakit penyerta dan komplikasi medis
dengan menggunakan pendekatan
MTBS. 12
• Diskusikan perkembangan balita gizi buruk bersama
Tim Asuhan Gizi dan tenaga kesehatan lainnya setiap bulan
saat lokakarya mini di Puskesmas.
• Bila perlu melibatkan kepada desa dan/ atau tokoh
masyarakat untuk kasus-kasus tertentu, e.g. balita gizi buruk
yang tidak hadir saat kunjungan ulang atau drop out dan
diskusikan saat lokakarya mini triwulan di Tk. Kecamatan.

13
Pencatatan dan pelaporan layanan rawat jalan setiap bulan:
1. Kasus balita gizi buruk baru
2. Kasus balita gizi buruk lama
3. Kasus yang keluar dari layanan rawat jalan
- sembuh
- meninggal
- drop out
- dirujuk ke layanan rawat inap
- pindah ke layanan rawat jalan lain

14
Pencatatan dan pelaporan dapat direkam pada aplikasi
e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat) dan kohort balita.

Selain itu, layanan rawat jalan perlu melakukan


pencatatan kegiatan kunjungan rumah dan tindak lanjut
yang dilakukan.

15
STAY AT HOME , STAY SAFE , STAY HEALTHY

Anda mungkin juga menyukai