Anda di halaman 1dari 94

MANAJEMEN PROGRAM PENGEMBANGAN BAKAT SISWA

DI SMA NEGERI 1 BALONG

SKRIPSI

Oleh:

KOKO SAYFUDIN
NIM: 211216031

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONOROGO
2020
ABSTRAK

Sayfudin, Koko. 2020. Manajemen Program Pengembangan Bakat Siswa


(Penelitian Kualitatif di SMA Negeri 1 Balong Ponorogo). Skripsi.
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Aris Nurbawani, MM.
Kata Kunci : Manajemen, Pengembangan Bakat Siswa
Sekolah merupakan lembaga pendidikan wadah bagi siswa menimba ilmu.
Diperlukan suatu upaya dalam mengembangkan kemampuan siswa agar bakat dan
kemampuan tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal.
Manajemen program yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam meningkatkan
kualitas siswa sehingga dapat mencapai prestasi di bidang akademik, non-
akademik, dan seni melalui progam pengembangan bakatnya. Sekolah merancang
program pengembangan bakat siswa untuk memudahkan dalam membimbing dan
memberikan pelayanan dalam meningkatkan bakat siswanya sehingga dengan
program tersebut siswa dapat berprestasi dan memajukan mutu sekolah.
Peneliti mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1)
Perencanaan program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong. (2)
Pengorganisasian program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong (3)
Pelaksanaan program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong. (4)
Evaluasi program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Dan teknik ini yang dipilih dalam analisis data adalah
kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Perencanaan
program pengembangan bakat memiliki beberapa tahapan meliputi, a) menetapkan
tujuan, b) mengidentifikasi keadaan saat ini dengan inventarisasi data tentang bakat
minat siswa, sarana prasarana, dana, dan SDM, c) mengidentifikasi segala potensi
dan kelemahan, d) mengembangkan serangkaian kegiatan. (2) Pengorganisasian
program pengembangan bakat dilakukan dengan pembagian tugas dalam
perencanaan, pelasanaan, dan evaluasi program. (3) Pelaksanaan program
pengembangan bakat dimulai dengan perekrutan siswa, menentukan waktu
pelaksanaan program, menetapkan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program,
melaksanakan program sesuai tugas yang ditentukan, mengantisipasi segala
peluang dan hambatan pelaksanaan program, selanjutnya menetapkan tindak lanjut
dalam mengatasi hambatan, demikian itu telah diatur dengan baik. (4) Evaluasi
program pengembangan bakat dilakukan melalui evaluasi program yang dilakukan
satu semester sekali dan evaluasi murid setiap seminggu sekali atau selesai latihan
berdasarkan jurnal. Hasil program pengembangan yang dilakukan terbukti dengan
pencapaian prestasi siswa siswinya dimana sering kali menjuarai berbagai ajang
lomba akademik maupun non-akademik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir di
tingkat Kota, Provinsi, maupun Nasional.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era global pada abad 21 sekarang, peran pendidikan merupakan

faktor penting dalam rangka menghadapi persaingan pada semua aspek

kehidupan termasuk juga dalam pendidikan. Manusia menjadikan

pendidikan sebagai usaha yang berjalan terus menerus untuk menjadikan

acuan dalam mencapai taraf kemakmuran. Di era modern saat ini hampir

tidak ada celah bagi bangsa yang kualitas sumber daya manusianya rendah

untuk dapat maju dan berkembang karena semakin ketatnya persaingan.1

Manusia harus memiliki potensi dan keahlian yang baik sehingga

mereka dapat bersaing. Usia remaja adalah masa pencarian jati diri, dimana

anak dituntut untuk menumbuhkan potensi mereka dan menentukan masa

depan yang akan diraihnya nanti. Salah satu yang dimiliki anak pada usia

remaja adalah potensi yang belum tergali. Potensi-potensi yang remaja

miliki masih tertutup dengan ketidaktahuan mereka tentang apa yang

mereka miliki. Potensi anak adalah segala yang dimiliki anak yang

memungkinkannya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam

aspek kognisi, emosi, dan sosial.

Potensi setiap orang sangat beragam, ada yang dalam bentuk

kemampuan di bidang akademik dan non-akademik, misalnya olahraga,

1
Yeti Heryati dan Mumuh Muhsin, Managemen Sumber Daya Pendidikan (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2014), 1.
seni ataupun potensi lainnya. semua itu akan berkembang dengan baik,

apabila menyadari dan bersemangat untuk mengembangkan diri dan

menjadikan diri sendiri menjadi pribadi unggul. Potensi akan muncul bila

diusahakan dengan gigih dan serius dalam sebuah proses panjang yang

selalu diasah secara terus menerus.2

Dalam diri setiap anak terkandung banyak kemampuan diantaranya

adalah bakat. Setiap anak memiliki potensinya masing-masing dimana

potensi tersebut dapat muncul tergantung bagaimana mereka menggali

potensinya. Bakat yang menonjol pada diri anak perlu dikembangkan untuk

dijadikan pedoman dalam menentukan masa depan.

Para ahli memiliki bermacam-macam pandangan tentang

perkembangan. Akan tetapi betapapun juga berbeda-bedanya pendapat para

ahli tersebut, namun semuanya mengakui bahwa perkembangan itu adalah

suatu perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis,

perubahan tersebut biasanya disebut proses. Perkembangan dapat diartikan

sebagai proses perubahan dalam diri seseorang. 3 Jadi dapat diartikan bahwa

perkembangan merupakan proses perubahan pada diri seseorang untuk

meningkatkan kemampuan sesuai kebutuhannya melalui pendidikan dan

pelatihan. Dari pendidikan dan pelatihan tersebut digunakan sebagai

kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan siswa.

2
Arif Prasetiyo Wibowo, et all, “Pelatihan Pengenalan Minat dan Bakat Siswa SMP Negeri
1 Labang Bangkalan-Madura” 01 (2018): 111.
3
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), 170.
Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan individu melakukan

tugas individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya

pendidikan dan latihan. Bakat itu ditinjau dari segi kemampuan individu

untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung pada latihan

mengenai hal tersebut.4 Namun, bakat alami seseorang yang didapat dari

lahir berkontribusi sebesar 10 persen (atau kurang) dari total diagram bakat

yang dimiliki bakat tersebut. Berdasarkan kutipan tersebut, menunjukkan

bahwa bakat seseorang dapat ditingkatkan dengan proses pembelajaran dan

latihan terus-menerus. Bakat diri yang dapat dikembangkan menjadi

kompetensi, akan berkembangan dengan baik jika diketahui sejak awal.5

Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika

dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan

secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan

penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna. Hal tersebut akan menjadi

kerugian bagi diri seseorang tersebut.

Bakat sangat kecil sekali kemungkinannya untuk berubah. Bakat itu

adalah relatif tetap sepanjang waktu tertentu. Karena bakat itu relatif stabil,

maka bakat-bakat itu dapat digunakan untuk membantu keberhasilan dalam

bidang kependidikan dan karir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

4
Yusfandaria, “Upaya Pengembangan Kemampuan Bakat Melalui Layanan Bimbingan
Karir Dengan Strategi Problem Solving Peserta Didik”, Wahana Konseling 02 (Maret 2019): 60.
5
Andik Asmara, “Pengembangan Tes Minat dan Bakat dengan Metode Jaringan Syaraf
Tiruan (JST) untuk Memprediksi Potensi Siswa Bidang Robotika,” Pendidikan Vokasi 5 (2015):
275.
bakat mengungkap potensi untuk mempelajari suatu aktifitas tertentu, bakat

relatif berbeda, bakat relatif konstan.6

Memang benar, pada esensinya setiap manusia terlahir dengan

membawa sejuta potensi dan kreatifitas. Masalahnya, diantara sekian

banyak manusia, ada yang gemar mengasah kemampuannya dan ada pula

yang malas menggalinya. Sayangnya lagi, hanya sedikit yang tergerakkan

hatinya untuk berpacu dengan potensinya. 7 Pengembangan bakat yang ada

dalam diri siswa atau individu memerlukan bantuan dari lingkungan.

Pengembangan bakat siswa-siswi selain memerlukan adanya latihan,

pengetahuan, dan pengalaman juga memerlukan motivasi dari pihak lain

atau lingkungan dimana mereka berada. Lingkungan tersebut diantaranya

adalah lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan

sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang dapat

memberikan kesempatan secara lebih leluasa kepada siswa, serta

lingkungan yang dapat memfasilitasi perkembangan siswa secara lebih

efektif.

Permasalahan yang kerap terjadi terhadap siswa saat ini yaitu mengenai

bakat. Banyak yang kebingungan dengan bakat yang ada pada dirinya, hal

ini terjadi karena siswa tersebut belum mengenali dengan baik dirinya

sendiri. Dalam kondisi seperti ini, siswa cenderung melakukan pencarian

6
Yusfandaria, “Upaya Pengembangan Kemampuan Bakat Melalui Layanan Bimbingan
Karir Dengan Strategi Problem Solving Peserta Didik,” 61.
7
Karina Koestiarti, “Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak,” Kompasiana,
https://www.kompasiana.com/amp/karinakoestiarti/memupuk-bakat-dan-kreativitas-
anak_551036f5a33311c639ba80b3, diakses pada tanggal 23 Oktober 2020.
jati dirinya dengan mencoba segala hal sampai menemukan bakat dalam

dirinya. Jika bakat sudah ditemukan, terkadang terjadi permasalahan

lainnya seperti siswa memiliki minat terhadap hal-hal diluar bakat yang

mereka miliki. Hal tersebut akan memerlukan waktu, tenaga, dan usaha

yang lebih ekstra untuk mempelajarinya. 8

Era modern saat ini dengan majunya tehnologi dan komunikasi banyak

siswa yang enggan mengikuti kegiatan non-akademik di luar jam sekolah,

mereka cenderung memilih langsung pulang ketika kegiatan belajar

berakhir. Terkadang siswa tidak langsung pulang , tetapi lebih memilihi

nongkrong untuk mengisi waktu luang. 9

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan

dengan Waka Kesiswaan di SMA Negeri 1 Balong pada tanggal 10 Januari

2020, Sekolah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada siswa

melalui optimalisasi bakat siswa dengan mengajak semua warganya untuk

saling bekerja sama dalam mencapai tujuan. SMA Negeri 1 Balong

berupaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan bakat siswanya karena

setiap manusia memiliki potensi namun masih bersifat tersembunyi atapun

masih belum menyadari bakatnya. Karena itu, satu-satunya jalan

menggalinya dengan gerak dan latihan. Gerak dan latihan dalam artian

kreatif untuk mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya melalui

8
Isti Fadhylatul, “Ketika Bakat Tidak Sesuai Dengan Minat”, Kompasiana,
https://www.kompasiana.com/amp/fadhyla/5ab61d7dab12ae549d30b723/kerika-bakat-tidak-
sesuai-dengan-minat-pilihan-apa-yang-tepat, diakses pada tanggal 23 Oktober 2020.
9
Tholib Kasan, Teori dan Apliaksi Administrasi Pendidikan (Jakarta: Studia Press, 2005),
82.
progam pengembangan yang telah direncanakan. Program yang

dilaksanakan SMA Negeri 1 Balong berjalan dengan baik terbukti dengan

pencapaian prestasi siswa siswinya dimana sering kali menjuarai berbagai

ajang lomba akademik maupun non-akademik dalam kurun waktu 4 tahun

terakhir.10

Prestasi yang diraih SMA Negeri 1 Balong berkat program

pengembangan terhadap siswanya. Sekolah seringkali mengikuti berbagai

ajang lomba di tingkat Kabupaten Ponorogo dan menjadi wakil ke tingkat

provinsi, diantaranya juara 3 lomba menulis puisi tingkat Kabupaten

Ponorogo tahun 2019, juara 2 lomba tolak peluru tingkat Kabupaten tahun

2019, penyaji terbaik ke 5 lomba karawitan tingkat Kabupaten tahun 2019.

Sedangkan dalam tingkat Nasional menjadi finalis Karya Tulis Ilmiah di

Yogyakarta tahun 2018.11 Hal tersebut sejalan dengan visi misi lembaga

menjadikan anak berprestasi dan meraih masa depan sesuai yang dicita-

citakan. SMA Negeri 1 Balong memfasilitasi dan mendorong siswanya

untuk aktif dalam mengikuti kejuaraan baik dalam bidang akademik

maupun non-akademik.

Kaunikan dari program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri 1

Balong yang berbeda dengan sekolah lain adalah terdapat 3 progam wajib

daintaranya Pramuka, Tuntas Baca Tulis Al-Quran (TBTQ), dan Komputer

serta sekitar 30 ekskul peminatan yang terbagi dalam ekstra akademik, non-

10
Wawancara dengan Mohamad Taufan, tanggal 10 Oktober 2020 di TU SMA Negeri 1
Balong Ponorogo.
11
Dokumentasi Nomor: 03/D/28-III/2020.
akademik, dan ekstra dibidang seni yang ketiganya merupakan progam yang

banyak sekali manfaatnya. Usaha tersebut membuktikan walaupun lembaga

menerapkan full day school namun lembaga juga berkomitmen

mengembangan bakat dalam meningkatkan kemampuan siswanya. 12

Hal tersebut menarik untuk dikaji lebih lanjut mengingat SMA Negeri

1 Balong merupakan lembaga pendidikan yang memiliki komitmen

meningkatkan kualitas siswa siswinya. Berdasarkan latar belakang

tersebut, menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mengkaji

“Menajemen Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1

Balong Ponorogo”.

B. Fokus Penelitian

Mengingat luasnya pembahasan, maka yang menjadi fokus penelitian

ini adalah perencanaan program, pengorganisasian progam, pelaksanaan

progam, evaluasi program pengembangan bakat siswa di SMA N 1 Balong.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti akan merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan program pengembangkan bakat siswa di SMA

Negeri 1 Balong?

2. Bagaimana pengorganisasian program pengembangkan bakat siswa di

SMA Negeri 1 Balong?

12
Dokumentasi Nomor: 08/D/08-IV/2020.
3. Bagaimana pelaksanaan pengembangan bakat siswa pengembangkan

bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong?

4. Bagaimana evaluasi program pengembangan bakat siswa di SMA Negeri

1 Balong?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan program pengembangan bakat siswa di

SMA Negeri 1 Balong.

2. Untuk mengetahui pengorganisasian program pengembangan bakat

siswa di SMA Negeri 1 Balong

3. Untuk mengetahui pelaksanaan program pengembangan bakat siswa di

SMA Negeri 1 Balong.

4. Untuk mengetahui evaluasi program pengembangan bakat siswa di SMA

Negeri 1 Balong.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara

praktis.

1. Manfaat secara Teoretis

Penelitian ini berguna sebagi masukan dan sumbangan khasanah

keilmuan dan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan

bakat siswa.

2. Manfaat secara Praktis


a. Bagi lembaga sekolah, diharapkan dapat dijadikan pijakan ataupun

pertimbangan dalam managemen pengembangan bakat sehingga

dapat meningkatkan kualitas sekolah.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

untuk menambah wawasan tentang manajemen progam

pengembangan bakat siswa studi S1 di jurusan Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut

Agama Islam Negeri Ponorogo.

F. Sistematika pembahasan

Skripsi ini disusun dalam tiga bagian awal, yaitu bagian awal, bagian

tengah, bagian akhir. Pembahasan dalam skripsi ini dikelompokan menjadi

5 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang terkaitan.

Pembahasan ini adalah:

Bab pertama: Bab ini merupakan pertama diuraikan tentang latar

belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua: Bab ini mengemukakan tinjauan umum terkait dengan

manajemen progam dalam mengembangkat bakat siswa, meliputi

pengertian manajemen, manfaat manajemen, dan fungsi manajemen yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak, pengawasa, dan

evaluasi serta pengertian pengembangan dan bakat.

Bab ketiga: Dalam bab ini dikemukakan pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data,


prosedur pengumpulan data, tehnik analisis data, pengecekan keabsahan

temuan.

Bab keempat: Deskripsi data. Dalam bab ini membahas tentang

penyajian data yang meliputi paparan data umum yang terkait dengan

gambaran umum mengenai manajemen progam pengembangan bakat siswa.

Bab kelima: Analisis Data. Dalam bab ini disajikan data tentang

analisis mengenai manajemen progam pengembangan bakat siswa.

Bab keenam: Penutup, merupakan titik terakhir dari pembahasan

yang berisi kesimpulan, saran, dan penutup.


BAB II

TELAAH PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Penelitian Terdahulu

Untuk memperkuat penelitian ini,, peneliti mendapatkan hasil penelitian terdahulu

yang memiliki relevansi dengan penulis yaitu:

1. Alifah Luthfi Aliwardani. Managemen Pembinaan Kesiswaan dalam Pengembangan

Bakat Siswa di SMA Muhammadiyah 1 Klaten, 2017. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

Dari hasil penelitian tersebut, Alifah menyimpulkan bahwa pembinaan untuk

pengembangan bakat siswa dimulai dengan evaluasi kegiatan oleh wakil kepala

sekolah bagian kesiswaan dilanjutkan perencanaan saat rapat awal tahun ajaran baru

bersama guru dan staf. Kepala sekolah memberikan tanggung jawab pada

perkembangan pada setiap kelas. Wali kelas akan bekerja sama dengan guru dan BK

untuk mengetahui perkembangan siswa.

Pembinaan dalam pengembangan bakat siswa dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakulikuler. Perencanaan kegiatan dilakukan saat rapat awal tahun ajaran baru dan

kepala sekolah memberikan jadwal kegiatan beserta pembagian pembina

ekstrakulikuler. Untuk pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah

dibuat diawal.13

Dari uraian di atas terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian Alifah

Luthfi Aliwardani dengan penelitian yang akan diteliti. Persamaannya dilihat dari

subjek penelitiannya dan menggunakan 4 fungsi manajemen yaitu perencanaan,

13
Afifah Luthfi Aliwardani, Manajemen Pembinaan Kesiswaan Dalam Pengembangan Bakat Siswa SMA
Muhammadiyah 1 Klaten (IAIN Ponorogo: Skripsi, 2017), 2.
pengorganisasia, pelaksanaan, dan evaluasi. Perbedaannya pada lokasi penelitian dan

mekanisme progam pengembangan bakatnya dimana progam dimulai dari

perencanaan serta pelayanan pengembangan bakat yang diberikan kepada siswa dalam

pelaksanaan tidak ada pembagian kelompok bagi siswa dan progam yang dilaksanakan

melalui kegiatan akademik dan non-akademik. Sedangkan dalam penelitian Alifah

Luthfi Aliwardani terdapat pembagian kelompok dan progam yang dilaksankan

melalui kegiatan non-akademik.

2. M. Alchakim Amanu. Managemen Pengembangan Bakat Minat Siswa di MTS Al-

Wathoniyyah Pendurungan Semarang. 2015. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Dari hasil penelitian tersebut, Alchakim menyimpulkan bahwa proses

pemetaan bakat minat siswa berdasarkan kemampuan potensi diri dan kemampuan

dalam bidang studi. Siswa didorong untuk bebas memilih pilihannya sendiri,

melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang

ditunjukkan. Peran guru disini sebagai fasilisator dan juga memberikan motivasi kepada

siswa.

Siswa MTs AL-Wathoniyyah dapat mengembangkan bakat minatnya secara

mandiri karena mereka didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh

sekolah. Dalam pembinaan pengembangan diri siswa di MTs AL-Wathoniyyah

menyelenggarakan ekstrakulikuler antara lain: Pendidikan dakwah, taekwondo, seni

baca Al-Quran, kajian kitab kuning, tahfidzul Quran, Marchingband, rebana modern,

marawis, gambus, dan pramuka.14

14
M. Alchakim Amanu, Managemen Pengembangan Bakat Minat Siswa di MTS Al-Wathoniyyah Pendurungan
Semarang (UIN Walisongo Semarang: Skripsi, 2015), 2.
Dari uraian di atas terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian M.

Alchakim Amanu dengan penelitian yang akan diteliti. Persamaannya dapat dilihat dari

subjek penelitiannya dan menggunakan 4 fungsi manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasia, pelaksanaan, dan evaluasi. Perbedaannya pada lokasi penelitian dan

pelayanan yang diberikan kepada siswa dimana siswa tidak hanya diberikan kebebasan

dalam berproses, tetapi sekolah juga berusaha dalam mengontrol dalam menumbuhkan

bakat dari siswa serta didalam pelaksanaan guru atau pembina hanya sebagai

fasilitator.

B. Kajian Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management

(Bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare

yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian

manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan berpikir (mind) dan kegiatan

tingkah laku (action).

Jadi, Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat

berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan

pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada baik

personal maupun material secara efektif dan efisien.

b. Fungsi Manajemen

Para ahli mempunyai pendapat yang beraneka ragam tentang fungsi-fungsi

manajemen. Menurut Henry Fayol planning, organizing, commanding, coordinating,

dan controlling. Luther Gulich membagi fungsi manajemen menjadi 7 yang dikenal
dengan POSDCORB (Planning, organizing, staffing, directing, controlling, reporting

dan budgeting), sedangkan George R. Terry mengatakan 4 fungsi manajemen POAC

(Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).15

Pendapat di atas merupakan sebagian dari sekian banyak pendapat yang

dikemukakan oleh para ahli. Para ahli tersebut memberikan pendapat yang beragam,

namun pada intinya mempunyai kesamaan. Kesamaan tersebut pada umumnya

digunakan pada lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia yaitu Planning,

Organizing, Actuating dan Controlling.

Dari uraian di atas, fungsi manajemen menurut George R. Terry meliputi:

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

1) Perencanaan (Planning)

perencanaan meliput kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,

bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa

banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Perencanaan itu dapat diartikan sebagai proses penyususnan berbagai keputusan

pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.16

Perencanaan bisa diumpamakan jembatan penghubung antara keadaan sekarang

dengan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Perencanaan

merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajemen.17 Ada dua

alasan dasar perlunya perencanaan yaitu untuk mencapai manfaat perlindungan

yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam

15
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008), 7.
16
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 46.
17
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), 25.
pembuatan keputusan, dan manfaat positif dalam bentuk meningkatkan kesuksesan

mencapai tujuan organisasi.18

a) Fungsi Perencanaan

(1) Menentukan titik tolak dan tujuan usaha, tujuan adalah sesuatu yang ingin

dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat

untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik

tolak, landasan, dan tujuan.

(2) Memberikan pedoman, pegangan dan arahan. Tanpa perencanaan, suatu

lembaga atau organisasi tidak akan memiliki pedoman, pegangan, dan

arahan dalam melaksanakan tujuannya.

(3) Mencegah pemborosan waktu, tenaga, dan material.

(4) Memudahkan pengawasan. Dengan adanya perencanaan kita dapat

mengetahui penyelewengan yang terjadi.

(5) Kemampuan evaluasi yang teratur. Dengan adanya perencanaan kita dapat

mengetahui apakah usaha kita lakukan sudah sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

(6) Sebagai alat koordinasi. Tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan

benturan-benturan yang akibatnya tidak baik bagi lembaga. 19

b) Tahap Perencanaan

(1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan

keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi. Tanpa

tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber dayanya secara

tidak efektif.

18
Siti Asiah, Dasar Ilmu Manajemen (Yogyakarta: Mahameru Press, 2017), 37.
19
Sarinah, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017.), 29.
(2) Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi sekarang dari tujuan

yang hendak dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan.

Setelah keadaan telah dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk

menggambarkan tencana lebih lanjut.

(3) Mengidentifikasi segala kenudahan dan hambatan. Untuk mengetahui

kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.

(4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian

tujuan. Meliputi berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.20

c) Manfaat Perencanaan

Manfaat dengan adanya perencanaan sebagai pedoman mencapai sasaran

sebagai berikut:

(1) Mengurangi ketidakpastian pada waktu yang akan datang.

(2) Memperjelas sasaran dan kebijaksanaannya.

(3) Memberikan kesiapan lebih baik

(4) Memberi arah dan perhatian pada tujuan.

(5) Membantu memperkirakan pada masa mendatang.

(6) Penggunaan dana lebih efektif dan efisien.

(7) Penuntun koordinasi kegiatan dan penuntun mengadakan pengembangan.

(8) Merupakan sarana pengawasan.21

2) Pengorganisasian (Organizing)

Setelah menyusun rencana, selanjutnya diperlukan suatu penyusunan atau

pengelompokan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka usaha kerja sama.

Perlunya pengorganisasian untuk pengelompokan tanggung jawab setiap individu

20
Asiah, Dasar Ilmu Manajemen, 39.
21
Ibid, 41.
dan penyususnan tugas-tugas pada setiap individu yang mempunyai tanggung

jawab.22

Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yakni

penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada

dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-

masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan

aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas,

fungsi, wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan tercapainya

aktifitas-aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang

telah di tentukan terlebih dahulu.23 Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisaisan

antara lain bahwa pembagian tugas wewenang dan tanggungjawab hendaknya

disesuaikan dengan pengalaman, bakat minat, pengetahuan dan kepribadian masing-

masing orang yang di perlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.24

Proses dalam pengorganisasian dapat dilihat melalui beberapa tahapan

secara berkesinambungan, yaitu:

(a) Tahap pertama, yang dilakukan manajer adalah merinci pekerjaan, yakni

menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

(b) Tahap kedua, membagi seluruh tugas /pekerjaan menjadi kegiatan yang

dapat dilaksanakan berdasarkan kualifikasi keahliannya.

(c) Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasional

dan efisien. Artinya pengelompokan tugas didasarkan atas saling

keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.

22
Ishak Wanto Talibo, “Fungsi Manajemen Dalam Perencanaan Pembelajaran,” 19.
23
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 10.
24
Purwanto, Administrasi Pendidikan, 27.
(d) Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan

pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis supaya tidak timbul konflik

antar anggota pekerja.

(e) Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah

penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas

lembaga/organisasi.25

Dalam proses pengorganisasian ada 4 hal yang harus diperhatikan:

Pembagian kerja, Pengelompokan pekerjaan, Penentuan relasi antar bagian dalam

orgamisasi, dan Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktivitas antar

bagian dalam organisasi atau koordinasi. Keempat hal tersebut merupakan aktivitas

pengorganisasian yang menentukan keberhasilan organisasi dalam menjalankan

fungsi pengorganisasian. 26

3) Pelaksanaan (Actuating)

Dari keseluruhan proses manajemen, pelaksanaan merupakan fungsi

manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian

lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen,

sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan yang

berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.

Dalam hal ini, George R. Terry mengemukakan bahwa pelaksanaan

merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa

hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran lembaga dan

sasaran anggota-anggota lembaga tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin

mencapai sasaran tersebut.

25
Talibo, “Fungsi Manajemen Dalam Perencanaan Pembelajaran,” 21.
26
Ibid.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan tidak lain merupakan upaya untuk

menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan

dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal

sesuai dengan peran, tugas, dan tanggung jawabnya. 27

(a) Fungsi Penggerak

Fungsi penggerak dalam suatu organisasi adalah usaha atau tindakan

adalah usaha atau tindakan dari pimpinan dalam rangka menimbulkan kemauan

dan membuat bawahan tahu pekerjaannya sehingga dengan sadar menjalankan

tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun

fungsi pokok penggerakan didalam manajemen adalah sebagai berikut:28

(1) Mempengaruhi seseorang

(2) Menaklukan daya tolak seseorang

(3) Membuat seseorang suka mengerjakan tugasnya dengan lebih baik

(4) Mendapatkan, memelihara, dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas

dam organisasi tempat mereka bekerja.

(5) Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang.

(b) Cara pelaksanaan

Pada umunya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahannya

dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan

diharapkan tidak menyimpang dari tujuan. Adapun cara pelaksanaan yang

dilakukan dapat berupa:29

27
Daryono, Menuju Manajemen Berbasis Sekolah (Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020),
21.
28
Ibid, 4.
29
Ibid, 6.
(1) Orientasi, merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang

perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

(2) Perintah, merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada

dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada

keadaan tertentu.

(3) Delegasi wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan

pemberian perintah. Pada pendelegasian wewenang ini pimpinan

melimpahkan sebagian wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.

(c) Kendala dalam pelaksanaan

Setiap melaksanakan suatu kegiatan tentunya ada beberapa kendala

yang akan dihadapi ketika melaksanakan kegiatan tersebut, baik kendala dari

internal maupun kendala dari eksternal. Ada beberapa faktor yang menjadi

kendala ketika melaksanakan progam pengembangan, yaitu:30

(1) Biaya atau finansial

(2) Waktu pelaksanaan

(3) Faktor sarana dan prasarana

(4) Faktor SDM yang membantu dalam pelaksanaan

4) Evaluasi Progam

a) Evaluasi

Menurut Djaali dan Muljono evaluasi adalah suatu proses menilai

sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang

selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang di

evaluasi. Selanjutnya menurut Mutrofin evaluasi adalah suatu kegiatan

30
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), 74.
sistematis yang dilaksanakan untuk membantu audiensi agar dapat

mempertimbangkan dan meningkatkan nilai suatu progam atau kegiatan.31

Sudjana memaknai evaluasi sebagai kegiatan mengumpulkan,

mengolah, dan menyajikan data untuk masukan dalam pengambilan

keputusan mengenai progam yang sedang atau yang telah dilaksanakan.

Produk evaluasi adalah tersusunnya nilai-nilai seperti bermanfaat atau tidak

bermanfaat, baik atau buruk, berhasil atau tidak berhasil, diperluas atau

dibatasi, dilanjutkan atau dihentikan, dan sebagainya, mengenai progam

yang sedang atau telah dilaksanakan.32

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

terkait dengan proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak

untuk membantu keputusan, membantu pertanggung jawaban dan

meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Dengan kata lain evaluasi

pada hakikatnya adalah penyedia informasi yang dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.33

b) Progam

Menurut Arikunto progam didefinisikan sebagai suatu unit atau

kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi

dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Menurut

Suherman dan Sukjaya progam adalah suatu rencana kegiatan yang

31
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Progam Pendidikan (Medan: Perdana Publising, 2017),
3.
32
Ibid.
33
Ibid, 5.
dirumuskan secara operasional dengan memperhitungkan segala faktor yang

berkaitan dengan pelaksanaan dan pencapaian progam tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dimaknai bahwa progam

adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan

dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Progam dalam hal ini berupa aktivitas yang akan direncanakan.34

c) Evaluasi Progam

Briekerhoff et-al mendefinisikan evaluasi progam adalah suatu

proses menemukan sejauh mana tujuan dan sasaran progam atau proyek

telah terealisasi, memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,

membandingkan kinerja dengan standar atau patokan untuk mengetahui

seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. 35

Evaluasi progam menurut Tyler adalah proses untuk mengetahui

apakah tujuan sudah dapat terealisasikan. Menurut Arikunto evaluasi

progam adalah kegiatan yang dimaksud untuk mengetahui seberapa tinggi

tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dimakna bahwa evaluasi

progam adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan

mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi

dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna

pengambilan keputusan.36

34
Ibid.
35
Ananda dan Rafida, Pengantar Evaluasi Progam Pendidikan, 6.
36
Ibid.
d) Tujuan Evaluasi Progam

Sukmadinata menjelaskan tujuan evaluasi progam adalah membantu

perencanaan untuk pelaksanaan progam, membantu dalam penentuan

keputusan penyempurnaan atau perubahan progam, membantu dalam

penentuan keputusan berkelanjutan atau penghentian progam, menemukan

fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap progam, dan memberikan

sumbangan dalam pemahaman proses psikologi dan sosial dalam

pelaksanaan progam serta faktor-faktor yang mempengaruhi progam.37

Secara khusus tujuan evaluasi progam dalam pendidikan ditegaskan

oleh Worthern dkk yaitu: menilai hasil peserta didik, menilai kurikulum,

memberi kepercayaan kepala sekolah, monitoring dana yang telah

diberikan, dan memperbaiki materi dari progam pendidikan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dimaknai bahwa evaluasi

progam bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan progam yang telah

dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi progam dimanfaatkan sebagai

dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan

pengambilan keputusan berikutnya. 38

2. Pengembangan Bakat Siswa

a. Pengembangan

37
Ibid, 8.
38
Ibid, 10.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perkembangan adalah perihal

berkembang. Selanjutnya kata, berkembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banya, serta

menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan

sebagainya. Dengan demikian kata berkembang tidak saja meliputi aspek yang bersifat

abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat

kongkret.39

Menurut Kartini Kartono, perkembangan sebagai perubahan-perubahan

psikofisi sebagai hasil proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada diri anak,

yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar pada waktu tertentu menuju

kedewasaan.40

b. Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,

sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai

prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing, jadi secara

global bakat itu mirip dengan inteligasi. Itulah sebabnya seorang anak berinteligasi

sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga anak yang berbakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan

individu untuk melakukan tugas individu atau melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang anak yang berbakat dalam

bidang elektro, misalnya akan lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan

keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan anak

39
Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda, 1997), 41.
40
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2012), 49.
lainnya. inilah yang kemudian yang disebut bakat khusus, yang konon tak dapat

dipelajari, karena merupakan karunia yang dibawa sejak lahir.41

Tak dapat disangkal bahwa bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar anak pada bidang-bidang studi tertentu. Oleh karena itu, tidak bijaksana

jika orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan

keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki oleh anaknya

itu. Pemaksaan kehendak terhadap anak, dan karena ketidaksadaran anak terhadap

bakatnya sendiri, sehingga ia memilih jurusan keahlian yang sebenarnya bukan

keahliannya, akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. 42

41
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 104.
42
Ibid, 167.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk memecahkan

masalah yang ada sekarang, berdasarkan data-data, menganalisis dan menginterpretasi

data. Penelitian kualitatif lebih banyak bergantung pada pengamatan manusia dalam

kawasan tertentu.

Jenis penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian ilmiah yang memiliki

standar, sistematis dan logis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk

mendeskripsikan masalah dan fokus penelitian dan jenis penelitian studi kasus. Metode

penelitian kualitatif adalah langkah-langkah penelitian sosial untuk mendapatkan data

deskriptif berupa kata-kata dan gambar tentang progam pengembangan bakat siswa di

SMA Negeri 1 Balong. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lexy J.

Moleong bahwa data yang dikumpukan dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-

kata, gambar dan bukan angka-angka.43

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat penting, peneliti di lokasi sebagai

human berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data

melakukan pengumpulan data menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

mebuat kesimpulan atas temuannya. Peran peneliti sebagai partisipasi pengamat, dan

sebagai pedukung adalah berupa catatan catatan kecil, buku-buku, camera, alat

perekam, dan lain lain.44

43
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 3.
44
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2008), 60.
Penelitian ini berlangsung dengan kehadiran peneliti dilapangan, observasi, dan

wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, dan Guru/Pembian SMA Negeri

1 Balong.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Balong, yang beralamat di Dusun

Glagah, Desa Karangan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, 63461. Peneliti

mengambil lokasi ini dengan pertimbangan mudah terjangkau sehingga dalam mencari

informasi lebih mudah dan SMA Negeri 1 Balong memiliki pengelolaan untuk

mengembangkan bakat dari siswanya.

4. Sumber Data

Adapun sumber data yang didapatkan oleh peneliti adalah data dan dokumen yang

terkait dengan penelitian. Untuk itu sumber data yang diperoleh peneliti dari:

a) Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan tehnik

wawancara informan atau sumber langsung (tidak melalui perantara). Adapun

dalam penelitian ini sumber data primer adalah Bapak Turidjan selaku Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Balong, Bapak Taufan sebagai Waka Kesiswaan, Ibu

Suliana Dewi sebagai Guru dan Pembina Olahraga, Ibu Ratna Wijaya sebagai Guru

Astronomi, dan Ibu Veronika Puspa sebagai Pembina Pramuka dan Guru BK.

Sumber lainnya melalui foto kegiatan ekstrakulikuler bola volly dan bulutangkis.

b) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer yang

didapatkan melalui dokumentasi, buku, majalah, koran, arsip tertulis yang

berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini.45 Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen diantaranya sejarah berdirinya SMA

45
Sugiono, 187.
Negeri 1 Balong, letak geografi sekolah, visi dan misi sekolah, daftar guru, tenaga

kependidikan dan daftar siswa saat ini yang ada di SMA Negeri 1 Balong, daftar

sarana dan prasarana, daftar prestasi yang diperoleh dalam kurun waktu 4 tahun

terakhir dari 2016-2019, kalender pendidikan, progam kerja tahunan, dan jadwal

kegiatan akademik maupun non-akademik.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

a. Teknik wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respoden yang lebih

mendalam dan jumlah respodennya sedikit/kecil.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telepon adapun sebagai berikut:46

1) Wawancara terstuktur

Wawancara terstuktur digunakan sebagai tehnik pengumpulan data, bila atau

pegumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

dilakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan tertulis yang alternatif menjawabnya pun telah disiapkan.

Peneliti menggunakan tehnik ini untuk mempermudah proses mencari infomasi

sehingga nantinya dalam proses wawancara, narasumber dapat mempelajari

terlebih dahulu transkip wawancara yang telah disiapkan peneliti sehingga

narasumber dapat menyiapkan jawabannya.

46
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), 194.
2) Wawancara tidak terstruktur

Merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawacara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang diguakan hanya garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.47

Pada wawancara ini peneliti akan menanyakan hal-hal yang penting kepada

beberapa informan yaitu Bapak Turidjan selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Balong, Bapak Taufan sebagai Waka Kesiswaan, Ibu Suliana Dewi sebagai Guru

dan Pembina Olahraga, Ibu Ratna Wijaya sebagai Guru Astronomi, dan Ibu

Veronika Puspa sebagai Pembina Pramuka dan Guru BK. Wawancara tersebut

berisi tentang apa yang telah tertulis dalam rumusan masalah yaitu: Perencanaan

yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam progam pengembangan bakat,

Pelaksanaan progam melalui kegiatan akademik maupun non-akademik, dan

Evaluasi Progam Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1 Balong.

b. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. 48

Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pegetahuan. Para

ilmuwan dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta dunia kenyataan yang diperoleh

dari observasi.49 Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk

memperoleh data lapangan yang ada di SMA Negeri 1 Balong. Peneliti datang ke

lokasi penelitian, melihat, mengamati, mewawancarai, tetapi tidak melibatkan diri

dalam progam kegiatan pengembangan bakat.

c. Teknik Dokumentasi

47
Ibid, 197.
48
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 220.
49
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 310.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam

catatan dokumen. Dalam penelitian, fungsi data yang berasal dari dokumentasi

lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer

yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau

karya-karya monumental dari seseorang.50

Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data yang ada di SMA Negeri

1 Balong mengenai gambaran umum sekolah, meliputi sejarah sekolah, letak

geografis, visi dan misi sekolah, data guru dan tenaga kependidikan, data siswa,

sarana dan prasarana, prestasi siswa, kalender pendidikan dan progam kerja, dan

jadwal kegiatan akademik maupun non-akademik serta data lainnya yang

menunjang.

6. Analisis Data

Tehnik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan lain lain, sehingga dapat

mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan

dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain.

Proses analisis data penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun analisis data dalam

penelitian kualitatif difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan

pengumpulan data. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model Miles, Huberman, dan Saldana, yaitu analisis data dalam penelitian kualitatif

50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 329.
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Berikut langkah-langkah dalam analisis data Miles, Huberman, dan Saldana:51

a. Kondensasi Data

Kondensasi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan,

mengabstrakkan, dan mentransformasikan data yang mendekati keseluruhan

bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara,

dokumen-dokumen, dan materi-materi emperis lainnya.

b. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah reduksi data ialah penyajian data yang dapat

dilakukan dengan membuat uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dll. Dalam model tehnik analisis data ini yang paling digunakan untuk

menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat narativ. Penyajian data

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,

tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan dapat berkembang setelah

peneliti berada di lapangan.

7. Keabsahan data

51
Matthew B Miles, et all, Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3 (India: Sage
Publication, 2014), 31.
Keabsahan data merupakan konsep yang penting yang diperbaharui dari konsep

kesahihan (validitas) dan keandalan (reliability).52 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.

1) Ketekunan pengamat bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.53 Ketekunan pengamatan ini

dilakukan peneliti dengan cara mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci

secara berkesinambungan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan

bakat siswa di SMA Negeri 1 Balong.

2) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu.54 Dalam penelitian ini menggunakan tehnik triangulasi artinya

menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.55

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data wawancara.

b) Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

8. Tahapan-Tahapan Penelitian

Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini ada tiga tahapan yaitu:

1) tahap pra lapangan meliputi: menyusun rencana penelitian, memilih lapangan

penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih

informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut etika penelitian.

2) Tahap pekerjaan lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian dan

mengumpulkan data.

52
Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 171.
53
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansyur, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 321.
54
Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.
55
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 274.
3) Tahap analisis data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan

data.56

Tahapan penulisan pelaksanaan penelitian


Waktu Penelitian
Tahapan
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
pelaksanaan
Des Jan Feb Mar April Mei Juni
penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tahap Pra
Lapangan
1. Menyusun
rancangan
penelitian
2. Memilih
lokasi
penelitian
3. Memilih
informan
4. Mengurus
izin
penelitian
5. Menyiapka
n
perlengkap
an
penelitian
B. Tahap
Pekerjaan
Lapangan
6. Memahami
latar
penelitian
dan

56
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 274.
persiapan
diri
7. Mengumpu
lkan Data
C. Tahap
Analisis
Data
8. Mengelom
pokkan,
Mengklasif
ikasi, dan
Reduksi
data
9. Display
Data
10. Verifikasi
11. Triangulasi
D. Tahap
Pengerjaa
n Laporan
Skripsi
E. Pelaksana
an Sidang
Skripsi
F. Revisi
Laporan
BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Balong

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Balong berdiri karena mengacu surat

keputusan pemerintah daerah yang menganjurkan setiap Kecamatan harus memiliki

SMAN, untuk itu berdirilah SMAN 1 Balong pada tahun 1992 dengan nomor izin

operasional 301051109003. SMAN 1 Balong merupakan salah satu dari sekian SMAN

yang ada di Kabupaten Ponorogo.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No. 0216/0/1992 tentang Pembukaan, Penunggalan, dan Penegerian Sekolah

Menengah Umum Tingkat Atas memutuskan terhitung tanggal 6 Mei 1992 berdiri

SMA Negeri 1 Balong Ponorogo. Keputusan ini ditetapkan dan disyahkan di Jakarta

pada tanggal 22 November 1992.

Pada awalnya rilisan Sekolah ini hanya mempunyai tenaga pendidikan yang

sangat minim sekali khususnya Tenaga Pendidik, dan Siswa pun juga begitu, sehingga

guru pun mendapat tugas baru selain mengajar dan mendidik yaitu harus berusaha

untuk mempromosikan sekolah, supaya sekolah tersebut tetap eksis dan berkembang

terus.

Dari awal berdirinya sampai tahun 2019/2020 ini, lembaga pendidikan SMA

Negeri 1 Balong mengalami pergantian kepemimpinan sekolah sampai lima kali.

Berikut urutan kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 1 Balong.

a) Drs. Kasran dari Guru SMAN 1 Slaung 1992

b) Kep. Hadi Soeprapto, BA memimpin dari tahun 1993 s/d tahun 1997

c) Kep. Budi Susanto memimpin dari tahun 1997 s/d tahun 2009

d) Kep. Drs. Hariyadi, M. Pd memimpin dati tahun 2009 s/d tahun 2012
e) Kep. Drs. Suroto memimpin dari tahun 2013 s/d tahun 2014

f) Kep. Drs. Hastomo memimpin dari tahun 2014 s/d tahun 2015

g) Kep. Drs. Turidjan S.Pd, M.Pd.I kepala sekolah SMA Negeri 1 Balong yang

sekarang

Pada awalnya SMA Negeri 1 Balong berada di bawah naungan SMA Negeri 1

Slahung akan tetapi pada tanggal 5 Mei 1992 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

1 Balong berdiri sendiri dan di sahkan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu

Prof. Dr. Fuad Hasan.57

2. Letak Geografis

SMA Negeri 1 Balong terletak di JL. Kemajuan No. 8 Balong, dengan nomor

telepon (0352) 371 318 dan email smanbalong@gamil.com, Nomor Statistik Sekolah

: 30 105 11 11 001 dan NPSN :20510133, Terakreditasi A. Luas area 11.520 m2.

Adapun batas-batasnya adalah: Utara berbatasan dengan jalan desa, Selatan

berbatasan dengan sawah milik masyarakat Ds. Balong Merdiko, Timur berbatasan

dengan rumah penduduk dan Barat berbatasan dengan rumah penduduk.

Selain itu letak sekolah juga dekat dengan makam yang tepatnya terletak di

belakang sekolah. SMA Negeri 1 Balong juga terletak cukup jauh dari jalan raya yang

membuat suasana belajar lebih nyaman, sehingga kegiatan pembelajaran tidak

terganggu oleh bisingnya suara kendaraan bermotor.58

3. Visi dan Misi

Perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, informasi dan komunikasi di

Indonesia yang sangat cepat, serta mulai berubahnya kesadaran masyarakat dan orang

tua terhadap pendidikan, maka SMA Negeri 1 Balong menggambarkan profil sekolah

yang diinginkan dimasa mendatang dengan mewujudkan visi dan misi sebagai berikut:

57
Dokumentasi nomor : 01/D/28-III/2020.
58
Dokumentasi nomor : 02/D/28-III/2020.
a. Visi

Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi, Memiliki Keterampilan, dan

Berwawasan Lingkungan.

b. Misi

1) Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur.

2) Meningkatkan prestasi akademik lulusan.

3) Meningkatkan prestasi peserta didik di bidang ekstrakurikuler.

4) Membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan lewat mulok.

5) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan hijau.59

4. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Guru atau pengajar di SMA Negeri 1 Balong tidak hanya berasal dari daerah

Ponorogo saja, tetapi terdapat beberapa guru yang berasal dari daerah lain.

kemampuan mereka tidak diragukan lagi karena sebelumnya telah menempuh

pendidikan serta ilmu pengetahuannya telah memenuhi standart bagi seorang

pendidik. Total atau jumlah keseluruhan guru yang ada di SMA Negeri 1 Balong ada

42 pendidik.

Tabel. 4.1. Daftar Guru SMA Negeri 1 Balong

Sertifikasi
Tugas
No Nama /NIP/NG Ijazah Mapel Tahun Mengajar Kelas
Tambahan
Sertifikasi
1 Turidjan,S.Pd,M.Pd.I S-2
Kepala Matematika
196501021989031006 M.Pendidik
Sekolah Tahun 2008
. an Islam
Jamari,S.Pd S1 XII
2 Wks. Fisika Tahun
196402281987021003 Matematika Fisika IPA
Kurikulum 2008
.

59
Dokumentasi nomor : 03/D/28-III/2020.
3 Drs.Moh Taufan Hadi S1 Ekonomi Wks. Ekonomi XI
196311041987031013 Kesiswaan Tahun 2007 Ekonomi
IPS
4 Hadi Suyoto,S.Pd S1 Ekonomi X
Wks. Ekonomi
196402021988031022 Ekonomi XI
Humas Tahun 2009
XII
Drs.Wahyudiyanto S1 Seni
5 196406241994021001 Rupa Seni
Wali Kelas Tahun 2009 Budaya
Dra.Wahyuni S1 Biologi Biologi
6 Indarjati Bendahara Biologi
196701271994032007 Komite Tahun 2009
Dra.Siti Fatimah S1 Bahasa Bhs. Bhs XI ,
7 196404061990032011 Indonesia Indonesia Indonesia XII
Wali Kelas Tahun 2009
8 Tutiek Ernawati,S.Pd S1 Sejarah Sejarah Sejarah X,
197104121997032007 Wali Kelas Tahun 2010 XII
Drs.Suprapto S1 TIK TIK XI
9 196703031998021005 matematika/ Wali Kelas Tahun 2010 XII
. TI
10 Wiwik Sri Sukapti, S1 Kimia Koor Kimia Kimia X,
S.Pd Laboratori Tahun 2010 XI
197102201993012002 um
12 Tutus Sri H,S.Pd S1 Kimia Kimia Kimia XI
197204151995022001 Wali Kelas Tahun 2010 ,XII
IPA
Jarot Eko S1 Asisten Matematika Matematik X,
13 Prasojo,S.Pd Matematika Kesiswaan Tahun 2010 a XI
196906071999031003
14 Budi S2 Wks.Saran Bhs. Bhs XI ,
Susilo,S.Pd,M.Pd Bahasa a Indonesia Indonesia XII
197010172000031003 Indonesia Tahun 2010
15 Santi Herlina ,S.Pd S1 Kimia Kimia Kimia X,
197605252000122002 Wali Kelas Tahun 2012 XII
IPA
16 Anisatul S1 Biologi Biologi Biologi X,
Muhayaroh,S.Pd Wali Kelas XI
197104032000122003
Suliana Dewi,S.Pd S1 Penjaskes
17 197008062002122005 Pendidikan Wali Kelas Penjaskes XI ,
. Olah Raga Tahun 2010 XII
18 Iswahyuningsih,S.Sos S1 Sosiologi Sosiologi X, XI
197012172002122003 Antropologi Wali Kelas
19 Rustiyah,S.Pd S1 PMP PKn PKn X,
196506082003122002 Wali Kelas Tahun 2010 XII
20 Indah Yuni Dwi S1 Matematika Matematik XI ,
A,S.Pd Matematika Wali Kelas a XII
197806132003122011
21 Bashori,S.Pd S1 Bahasa BK
196201231988111002 Inggris
22 Dra.Sringatin S1 Geografi Geografi Geografi XI ,
196611272006042007 Wali Kelas Tahun 2010 XII
23 Noermini S1 Fisika Fisika Fisika X,
Leksonowati ,S.Pd Wali Kelas XI
197410292006042011
24 Dwi Damayanti,S.Pd S1 Bahasa Bhs Inggris Bhs X,
197301152006042012 Inggris Wali Kelas Inggris XII
25 Ratna Wijaya,S.T S1 Teknik Asisten Matematika Matematik X,
197712032006042017 Fisika Kurikulum Tahun 2013 a XI
26 Nevi Triana A,S.Pd S1 PLS Sosiologi X,
198105172006042029 Wali Kelas XII
27 Windarti,S.Pd S1 Bahasa Koor. Bhs Inggris Bhs XI
197205302007012011 Inggris Perpustaka Tahun 2010 Inggris
an
Tina S1 Bahasa Bhs Inggris Bhs
28 Rakhmawati,S.Pd Inggris Wali Kelas Inggris X,
197706092008012022 XII
Amrul Mukharromah S1 PAI X,
29 , S.PdI Pendidikan Wali Kelas PAI XII
197808202008012020 Agama Tahun 2012
Islam
30 Lina Susanti,S.Kom, S2 TIK TIK TIK XI
M.Kom Wali Kelas Tahun 2015
198003062010012015
31 Veronika Puspa DA, S1 Psikologi Koor BP BK
S.Ps
198204162010012015
Debby Mayasari,S.Pd S1 Seni Seni X
32 Rupa Budaya

Joko Subagyo,S.Pd S1 Penjaskes XI


33 Penjaskes
Ali Mahfud,S.PdI Bahasa XI
S1 Arab
34 Pendidikan
Bahasa Arab

35 Dewi Puspitasari,SH S1 Hukum PKn X


36 Oktiva Dwi H C ,S.Pd S1 Bahasa Bhs. X
Indonesia Indonesia
37 Wahyu Islamiati,S.Pd S1 Bhs Jawa Bhs Jawa X,
XII
38 Surtianingsih,S.Pd.I S1 PAI PAI X,
XII
M. Fahrizal A,S.Pd S1 Penjaskes X, XI
39 pendidikan.
Olahraga
40 Hendrawan Setyo S1 BP BK
Utomo,S.Pd
41 Rizi Ismaniar,S.Pd S1 Bahasa Bahasa X
Jawa Jawa
42 Wahyu Dwi S1 Sejarah Sejarah XI
Herlambang,S.Pd

43 Yeni Tri Julianti,S.Pd S1 BP BK

Sedangkan jumlah tenaga kependidikan di SMA Negeri 1 Balong 9 tenaga

kependidikan. Mereka berkompeten dengan tugas masing-masih sesuai keahliannya.

Kemudian untuk total semua siswa di SMA Negeri 1 Balong sekitar 418 dari kelas X

berjumlah 135 siswa, kelas XI 144 siswa, dan kelas XII 139 siswa yang terbagi

menjadi 2 jurusan yaitu IPA dan IPS.60

Tabel. 4.2. Daftar Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Balong

Nama/NIP/NG Ijasah Tugas


No
Turidjan, S.Pd, M.Pd.I S2 Managemen Kepala Sekolah
1
19650102 198903 1 006 Pendidikan
Rina Martiana, S.Sos. S1 Tata Negara Kepala TU/
2
19670313 199303 2 006 Bendahara BOS/
Bendahara Gaji

Dwi Seno Pritoyo SMA Adm.Barang/


3
19830514 200801 1 008 Inventaris

Endang Supartiningsih SMA Adm.Kesiswaan/


4
19711008 201001 2 001 Persuratan

Dasmuri SMA Adm.Kearsipan


5
19660528 200701 1

Wahyu Widi Manunggil, S1 Managemen Adm.Pendataan/


6
S.Pd Pendidikan Komputerisasi
Santosa, S.I.Pust. S1 Ilmu Adm.Perpustakaan
7
Perpustakaan

Jupri SMA Penjaga Malam


8

60
Dokumentasi nomor : 04/D/28-III/2020.
Joko Setiono SMA Kebersiham/Pesuruh
9
Arif Teguh W SMK Kebersihan/Pesuruh
10

Tabel. 4.3. Daftar Siswa SMA Negeri 1 Balong Tahun Pelajaran 2019/2020

Jumlah Siswa Total Program Total Paralel


No Kelas Kelas
L P Jml L P Jml L P Jml
X MIPA-1 4 24 28 418
1
2 X MIPA-2 4 23 27 15 68 83
3 X MIPA-3 7 21 28 40 95 135
4 X IPS- 1 9 18 27
25 27 52
5 X IPS- 2 16 9 25
6 XI MIPA- 1 6 19 25
7 XI MIPA- 2 6 17 23 19 54 73
8 XI MIPA- 3 7 18 25 48 96 144
9 XI IPS- 1 16 20 36
29 42 71
10 XI IPS- 2 13 22 35
11 XII MIPA- 1 8 28 36
17 55 72
12 XII MIPA- 2 9 27 36
53 86 139
13 XII IPS- 1 18 15 33
36 31 67
14 XII IPS- 2 18 16 34

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan terhadap upaya yang

dilakukan dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka

semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan

sesuai dengan rencana.

SMA Negeri 1 Balong yang telah berdiri dari 1992 telah banyak sekali

mengalami perubahan. Perubahan tersebut terutama dapat dilihat dari sarana dan

prasarananya dimana setiap tahunnya selalu ada perubahan. Perubahan tersebut


berguna untuk penunjang proses belajar mengajar serta dapat memberikan

kenyamanan bagi semua SDM yang ada di SMA Negeri 1 Balong. 61

Karena sarana dan prasarana sangat penting dalam meningkatkan kualitas

lembaga pendidikan, maka dari itu SMA Negeri 1 Balong selalu berupaya dalam

memberikan pelayanan yang baik bagi semua SDM yang ada di lembaga tersebut.

Untuk mengetahui upaya peningkatan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1

Balong.62

Tabel. 4.4. Daftar Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Balong

Luas/ Total Jumlah yang


No Nama Ruang ∑ Unit
unit Luas Baik RR RS RB

1 Ruang Kelas 1080 18 16


16.200
2 Ruang Perpustakaan 150 1 150 1
Ruang Laboratorium
3 120 1 120 1
Biologi
Ruang Laboratorium
4 120 1 120 1
Fisika
Ruang Laboratorium
5 120 1 120 1
Kimia
Ruang Laboratorium
6 72 2 72 2
Komputer
Ruang Laboratorium
7
Bahasa
8 Ruang Pimpinan 25 1 25
9 Ruang Guru 136 1 136
10 Ruang Tata Usaha 48 1 48
11 Tempat Beribadah 136 1 136 1
12 Ruang Konseling/Bp 48 1 48 1
13 RUANG UKS 0 0
Ruang Organisasi
14 48 1 48 1
Kesiswaan

61
Observasi nomor : 03/O/31-III/2020.
62
Dokumentasi nomor : 05/D/28-III/2020.
15 Jamban 4,3 12 52 6 6
16 Gudang 14 1 14 1
Ruang Sirkulasi
17
/Selasar
Ruang Laboratorium
19 0 0
Multimedia
20 Ruang TRRC 0 0
Ruang
21 0 0
Server/Kontrol IT
22 Ruang Kesenian 0 0
23 Aula 0 0
Ruang
24 27 1 27 1
Koperasi/Toko
Ruang Cetak/Unit
25 0 0
Produksi
26 Ruang Arsip 0 0
27 Kantin 0 0
28 Tempat Parkir 232 2 464 2
29 Ruang Ketrampilan 66 2 132 2
Rumah Penjaga
30 0 0
Sekolah
31 Rumah Dinas Guru 0 0
Rumah Dinas Kepala
32 0 0
Sekolah
33 Asrama Siswa 0 0
34 Ruang PSB 0 0
Tempat Bermain/
35 3 3
Berolahraga

6. Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler

Penjadwalan kegiatan merupakan aktivitas menetukan waktu dan tempat

pelaksanaan kegiatan serta menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan

pelaksanaan progam. Dengan adanya penjadwalan mempermudah dalam mengatur

kegiatan sehingga nantinya tidak terjadi benturan waktu maupun tempat.


SMA Negeri 1 Balong telah menyusun siapa saja yang bertugas dalam

pelaksanaan progam sesuai kemampuan guru atau pembina serta telah menyusun

menyesuaikan waktu dan tempat pelaksanaan progam. 63

Tabel. 4.5. Daftar Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler Wajib SMA Negeri 1

Balong

Jenis
No Hari Kelas Pembina Tempat
Ekstrakurikuler
Yeni Tri
X MIPA-1 TBTQ Juliantika,S.Pd Masjid
1 Senin
Amrul
X IPS-1 TBTQ Mukarromah,S.Pd.I Masjid

Lina Susanti,M.Kom Lab


XI MIPA-1 Komputer
Komputer 2
Drs.Suprapto,S.Pd Lab
XI IPS-1 Komputer
Komputer 1
Yeni Tri
X MIPA-2 TBTQ Juliantika,S.Pd Masjid
2 Selasa
Lina Susanti,M.Kom Lab
XI MIPA-2 Komputer
Komputer 2
Yeni Tri
X MIPA-3 TBTQ Juliantika,S.Pd Masjid
3 Kamis
Amrul
X IPS-2 TBTQ Mukarromah,S.Pd.I Masjid

Lina Susanti,M.Kom Lab


XI MIPA-3 Komputer
Komputer 2
Drs.Suprapto,S.Pd Lab
XI IPS-2 Komputer
Komputer 1
Jarot Eko
Lapangan
X Pramuka Prasojo,S.Pd
dan kelas
4 Jum'at
Ali Mahfud,S.Pd.I Lapangan
XI
dan kelas

63
Dokumentasi Nomor: 08/D/08-IV/2020.
Tabel. 4.6. Daftar Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler Peminatan SMA Negeri 1

Balong

Jenis
No Hari Kelas Pembina / Instruktur Tempat
Ekstrakurikuler
Ust.Basiroh,S.Ag
1 Senin X- XI MTQ Masjid
Drs.Wahyudiyanto Ruang Seni
2 Selasa X- XI Seni Musik
Musik
Dra.Siti Fatimah / Ruang
X- XI Seni Karawitan
3 Rabu Sumanto Karawitan
Tina
X- XI Seni Tari Rakhmawati,S.Pd / Masjid
Yellia
Suliana Dewi,S.Pd Lapangan
X- XI Volly Bal
volly
Halaman
X- XI Pencak Silat Joko Subagyo,S.Pd Depan
Sekolah
Windarti,S.Pd Klas XI
X- XI Conversation
IPS-1
Ruang
X- XI Batik Debby Mayasari,S.Pd
Batik
PMI / Anisatul Klas XI
X- XI PMR
M,S.Pd IPS-2
Santi
Herlina,S.Pd,Tutiek
X- XI KIR Ernawati,S.Pd,
Budi Susilo,M.Pd
Drs.Suprapto,S.Kom Lab
X Komputer
Komputer-1
Nevi Triana / Ruang Tata
X Tata Boga
Iswahyuningsih Boga
Lab
X Otomotif Drs.Wahyudiyanto
Otomotif
X- XI Olimpiade Sain
Noermini
Fisika
Leksonowati,M.Pd
Tutus Sri H / Wiwik
Kimia
Sri S
Anisatul
Biologi
Muhayaroh,S.Pd

Astronomi Ratna Wijaya,S.T

Geosains Dra.Sringatin

Komputer Lina Susanti,M.Kom


Matematika Jarot Eko Prasojo,S.Pd
Ekonomi Drs.Moh.Taufan Hadi
Mohamad Farizal
X- XI Bulu Tangkis Gedung
4 Sabtu A,S.Pd
X- XI Rohis Surtianingsih,S.Ag Masjid

7. Prestasi

Prestasi merupakan usaha yang dilakukan individu atau kelompok dalam

melakukan kegiatan untuk mencapai kesuksesan. Untuk meraih prestasi dibutuhkan

keyakinan dan kerja keras dalam menghadapi berbagai hambatan dan rintangan.

Prestasi juga dapat dikatakan suatu penghargaan yang didapat berkat sesuatu yang

dilakukan dengan baik.

SMA Negeri 1 Balong bekerja keras dalam mengembangkan bakat siswanya

sehingga memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun non-akademik

dimana dari tahun 2015 sampai 2019 SMA Negeri 1 Balong tidak pernah absen dalam

berprestasi.64

Tabel. 4.7. Daftar Prestasi Akademik SMA Negeri 1 Balong.

NO NAMA THN TEMPAT TINGKAT PRESTASI


KEGIATAN
1 Olimpiade Sain 2016 Ponorogo Kabupaten Peringkat 7
Kabupaten (Fisika
)
2 Olimpiade Sain 2016 Ponorogo Kabupaten Peringkat 6
Kabupaten (
Biologi)
3 Lomba Penulisan 2017 Surabaya Nasional Juara 2
Essay “ Cultural
Trip To Grissee
V”
4 Olimpiade 2017 Surabaya Propinsi Finalis
Pahlawan
5 Lomba Esai 2017 Jakarta Nasional Juara 2
Nasional dari
Dompet Duafa
6 Scientific Great 2017 Malang Propinsi Finalis
Moment 8 FT
Univ. Beawijya
64
Dokumentasi Nomor: 03/D/28-III/2020.
7 Lomba Esai 2017 Gresik Nasional Juara 2
NAsional CTTG 5
8 Pidato Trio Hari 2017 Surabaya Propinsi Juara
Kesaktian Favorit 1
Pancasila
9 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 2
Kabupaten (
Biologi)
10 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 4
Kabupaten (
Kimia)
11 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 6
Kabupaten (
Matematika)
12 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 8
Kabupaten ( fisika)
13 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 8
Kabupaten (
Biologi)
14 Olimpiade Sain 2017 Ponorogo Kabupaten Peringkat 9
Kabupaten (
Ekonomi)
15 KIR Univ. Gajah 2018 Jogjakarta Nasional Finalis
Mada
16 Essay Dana Desa 2018 Jakarta Propinsi 20 besar
17 Peraih NUN 2018 Ponorogo Nasional Juara 1
tertinggi program
IPS se Kabupaten
Ponorogo
18 Karya Inovatif 2018 Jogjakarta Nasional Finalis
KTI FT Univ.
Gajah Mada
19 Creative Student 2018 Malang Nasional Finalis
Project SGM 8
FTP Univ.
Brawijaya
20 Lomba menulis 2019 Ponorogo Kabupaten Juara 3
Puisi Tingkat
SMA Kabupaten
Ponorogo

Tabel. 4.8. Daftar Prestasi Non-Akademik SMA Negeri 1 Balong

NO NAMA KEGIATAN THN TEMPAT TINGKAT PRESTASI


1 Catur Putra 2016 Balong Kecamatan Juara 1
2 Bulu tangkis Putri 2016 Ponorogo Kabupaten Juara 2
3 Lempar Cakram 2016 Ponorogo Kabupaten Juara 3
4 Gerak Jalan Putra 2017 Balong Kecamatan Juara 1
5 Gerak Jalan Putra 2018 Balong Kecamatan Juara 1
6 Gerak Jalan Putri 2019 Balong Kecamatan Juara 2
7 Tolak Peluru 2019 Ponorogo Kabupaten Juara 2

Tabel. 4.9. Daftar Prestasi Bidang Seni SMA Negeri 1 Balong

NO NAMA THN TEMPAT TINGKAT PRESTASI


KEGIATAN
1 Lomba 2017 Ponorogo Kabupaten Juara 3
Karawitan
2 Duta anak 2017 Ponorogo Kabupaten Finalis
Ponorogo
3 Gebyar anak 2018 Ponorogo Kabupaten Juara 1
Berprestasi
4 Lomba 2019 Ponorogo Kabupaten Penyaji terbaik 5
Krawitan

B. Deskripsi Data Khusus

1. Manajemen Perencanaan Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1

Balong.

SMA Negeri 1 Balong merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai

visi dan misi dalam meningkatkan potensi atau bakat siswanya agar dapat berprestasi

dan kompeten dalam bidang akademik maupun non-akademik. Visi dan misi tersebut

dapat dicapai tentunya sangat membutuhkan perencanaan, karena hal tersebut

merupakan langkah awal dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sekolah

membuat perencanaan untuk mewujudkan apa yang menjadi target maupun tujuan

sekolah. Pernyataan ini sebagaimana dari hasil wawancara dengan Bapak Turidjan

selaku Kepala Sekola SMA Negeri 1 Balong, yaitu: “Untuk yang pertama data bakat

minat siswa berdasarkan dari angket secara pribadi untuk semua siswa, selanjutnya

diperhitungkan dari hasil psiko tes, dipertimbangkan BK kemudian diarahkan kepada

siswa.”65

65
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
Kemudian menurut Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan di SMA Negeri 1

Balong, yang dibutuhkan dalam perencanaan sebagai berikut:

Untuk yang pertama data tentang bakat dan minat siswa. Kedua sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah. Ketiga sumberdaya keuangan dan sumberdaya
manusia yang ada di sekolah. Kemudian yang keempat bakat yang dilombakan
di tingkat yang berjenjang, walaupun mungkin minatnya sedikit tetapi tetap
diprogramkan harapannya anak mau mencoba untuk menyenangi atau meminati
karena sekolah berkepentingan untuk mengikuti lomba. Jadi program kompetisi
yang berjenjang tinggi itu menjadi pertimbangan dalam perencanaan. Dalam
perencanaan tidak hanya mengandalkan bakat dan minatnya anak saja, karena
suatu keahlian bisa diasah dan senang itu kan bisa dibentuk. Faktor itu yang
menjadi pertimbangan dalam perencanaan.66
Sekolah berupaya dalam memperoleh hasil yang dinginkan, tentunya sekolah

harus menggunakan prosedur yang tepat dalam perencanaannya. Dengan prosedur

yang tepat diharapkan perencanaan dapat terlaksana sesuai tujuan. Sebagaimana hasil

wawancara dengan Bapak Turidjan selaku Kepala sekolah SMA Negeri 1 Balong

sebagai berikut: “Menggunakan analisis dari yang dimiliki di SMA Negeri 1 Balong

ini tentang SDM dan fasilitas serta finansial yang ada. Pertimbangan kedepan yang

akan mensupport anak-anak dalam menghadapi masa depan dan apa-apa yang dimiliki

orang tua.”67

Sedangkan menurut pendapat Bapak Taufan prosedur dalam perencanaan adalah

sebagai berikut: “Yang pertama inventarisasi data bakat dan prestasi siswa, dimana

sebelumnya anak ditanyai apa bakat dan minatnya. Kedua inventarisasi sarana dan

prasarana. Ketiga inventarisasi anggaran dalam rencana anggaran kegiatan sekolah

(RAKS).”68

Sekolah memiliki prosedur dalam merancang program yang dapat membantu

dalam proses perencanaan. Perencanaan dapat memberikan hasil yang baik tentunya

diawali dengan proses yang baik. Suatu proses dapat menentukan berhasil tidaknya

66
Taufan, Wawancara nomor : 02/W/20-II/2020.
67
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
68
Taufan, Wawancara nomor : 02/W/20-II/2020.
apa yang menjadi tujuan dari lembaga. Berikut wawancara dengan Pak Turidjan selaku

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong:

Ya seperti yang didepan tadi, jadi kita sudah merencanakan kita kembangkan
dan dianalisis apa yang kita miliki. Seperti SDM nya, fasilitas, lalu ke anak-anak
berdasarkan angket serta dengan psiko tes, arahan dari BK baru anak-anak
memilih kemudian kita bina. Jadi prosesnya seperti itu. Jadi kita mengupayakan
anak-anak sesuai dengan minat bakat mereka. Akademik maupun non-akademik
kita support, yang dari akademiknya itu dalam bentuk OSN (Olimpiade Sains
Nasional) kita persiapkan OSN itu pembinaanya mulai bulan Agustus kita
menjaring anak-anak yang berbakat dan berminat dengan pertimbangan bapak
ibu guru dengan data base diliat dari penilaian, pemantauan dalam kelas,
perkiraan bahwa anak nanti support tidaknya untuk mengikuti olimpiade itu
makannya diadakan penjaringan anak.69
Menurut Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan dalam proses perencanaan

menyatakan sebagai berikut: “Ya itu tadi dari inventarisasi data bakat dan prestasi,

inventarisasi sarana prasarana, inventarisasi anggaran RAKS, kemudian

disosialisasikan kekuatan dan tantangan kepada OSIS, muncul dalam program OSIS,

lalu OSIS menyusun progam kerja.”70

Perencanaan di atas yang telah tersusun diharapkan dapat mempermudah

jalannya program yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan

yang baik dan hasil yang optimal. Bentuk program tersebut sebagaimana yang

diungkapkan oleh Bapak Turidjan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong sebagai

berikut: “Bentuk programnya ya pengembangan dan pengelolaan di bidang akademik

dan non-akademik dalam ekstrakulikuler. Karena itu sudah masuk dalam progam

jangka pendek dan menengah dalam rencana sekolah.”71

Sedangkan dalam wawancara kepada Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan

memberikan keterangannya yaitu sebagai berikut: “Sekolah itu pasti ada program

jangka pendek, menengah, panjang. Semua itu masuk dalam rencana sekolah. Bentuk

69
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
70
Taufan, Wawancara nomor : 02/W/20-II/2020.
71
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
programnya pengembangan dan pengelolaan akademik dan non-akademik dalam

bentuk ekstrakulikuler.”72

Program kegiatan pada dasarnya diberikan kepada semua siswa yang sesuai

dengan kemampuan dan bakat mereka. Maka dari itu, penempatan juga menentukan

dalam perkembangan siswa agar dalam pelaksanaannya optimal. Berikut wawancara

terhadap Bapak Turidjan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong yaitu: “Kami selalu

memberikan kesempatan kepada anak sesuai potensinya. Kita melayani sesuai bakat

minatnya. Kita kasih tempat semuanya jadi tidak dibeda-bedakan satu sama lainnya.” 73

Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan menambahkan penempatan siswa bagi

siswa yang berbakat sebagai berikut:

Penempatan klasik dibagi rata tidak ada yang dikhususkan, namun diberikan
fasilitas baik akademik maupun non-akademik bagi siswa yang berprestasi.
Bentuk fasilitasnya seperti keringanan dalam pembayaran dan diberi kesempatan
untuk tampil di masyarakat, misalnya anak suka menari diundang masyarakat
pada jam pelajaran sekolah diberikan izin tidak mengikuti jam pelajaran.74
SMA Negeri 1 Balong telah melakukan perencanaan yang diharapkan program

pengembangan yang telah dirumuskan tersebut dapat dilaksanakan dengan optimal.

Tentunya dengan adanya perencanaan itu akan menjerumus kearah tujuan karena

setiap ada perencanaan pasti memiliki sebuah tujuan. Berikut merupakan tujuan dari

SMA Negeri 1 Balong seperti yang telah disampaikan Bapak Turidjan yaitu:

”Mendapatkan hasil yang optimal dari minat dan bakat siswa.”75

Kemudian Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan menambahkan tujuan dari

program pengembangan bakat di SMA Negeri 1 Balong sebagai berikut: “Menampung

dan mengembangkan bakat dan minat siswa.”76

72
Taufan, Wawancara nomor : 04/W/20-II/2020.
73
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
74
Taufan, Wawancara nomor : 04/W/20-II/2020.
75
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
76
Taufan, Wawancara nomor : 01/W/20-II/2020.
Dari uraian di atas proses perencanaan program pengembangan bakat di SMA

Negeri 1 Balong memiliki prosedur serta alur yang baik sebagai acuan dalam

perencanaan yang dimulai dari inventarisasi data bakat dan prestasi siswa, dimana

sebelumnya anak ditanyai apa bakat dan minatnya melalui angket atau bisa dari arahan

BK. Inventarisasi sarana dan prasarana, sebagai penunjang dalam pelaksanaan

progam,. Kemudian inventarisasi anggaran dalam rencana anggaran kegiatan sekolah.

Dengan adanya pendataan tersebut berguna untuk mengetahui apa saja yang

dibutuhkan nantinya dalam mengembangkan bakat siswa.

Penempatan yang baik juga dapat memberikan pengaruh dalam pelaksanaan

nantinya, namun di SMA Negeri 1 Balong menggunakan penempatan klasik dibagi

rata tidak ada yang dibeda-bedakan atau dikhususkan, namun diberikan fasilitas baik

akademik maupun non-akademik bagi siswa yang berprestasi. Sedangkan untuk

bentuk dari program yang direncanakan tersebut melalui ekstrakulikuler di bidang

akademik dan non-akademik.

2. Pengorganisasian Manajemen Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA

Negeri 1 Balong.

Pengelompokan diperlukan dalam program pengembangan bakat siswa untuk

membantu dalam pembagian tugas dan tanggungjawab dalam perencanaan maupun

pelaksanaan program. Pembagian tugas diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM

dalam mengelola tugas mereka. Pembentukan tim dalam menyusun dan merumuskan

suatu progam dibutuhkan untuk mempermudah dalam merencanakan program.

Sebagaimana wawancara terhadap Pak Taufan selaku Waka Kesiswaan yang terlibat

dalam kegiatan pengorganisasian sebagai berikut: “Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Komite Sekolah, Guru atau Pembina, Osis.” 77

77
Ibid.
Sedangkan Pak Turidjan Selaku Kepala Sekolah memberikan pendapatnya pihak

yang terlibat dalam kegiatan pengorganisasian sebagai berikut: “Tim khusus itu ada,

karena apa yang diidekan Kepala Sekolah itu akan dibahas secara lebih banyak orang

berdasarkan kompetensi masing-masing kemudian kita share kepada bapak ibu

guru.”78 Bapak Turidjan menambahkan terkait dengan pendapat diatas sebagai berikut:

“Semua SDM yang ada di SMA Negeri 1 Balong, karena SMA Negeri 1 Balong ini

milik kita bersama. Untuk itu semua yang ada di SMA Negeri 1 Balong ini bisa

memberikan ide, saran, ataupun masukan agar sekolah lebih berkembang.”79

Proses pengorganisasian tidak hanya Kepala Sekolah dan Waka Kesiswaan saja,

akan tetapi guru maupun pembina juga terlibat dalam pengorganisasian. Guru atau

pembina berperan penting dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan progam

karena mereka lebih mengerti apa yang menjadi kebutuhan siswa. Berikut wawancara

terhadap Bu Suliana Dewi selaku Guru dan Pembina Olahraga yaitu: “Peran guru

disini bisa memberikan saran dan masukan program-program latihannya serta

membuat target apa yang akan menjadi tujuannya.”80

Sedangkan Bu Ratna selaku Guru Astronomi memberikan pendapatnya sebagai

berikut: ”Iya jelas guru terlibat, masing-masing guru atau pembina kan memegang

pengembangan diri ada bermacam-macam ya jadi semuanya harus bikin programnya.

Itu tiap tahun emang harus bikin, jadi masing-masing pembimbing atau pembina bikin

semua.”81

Hal tersebut ditegaskan juga oleh beliau peran guru didalam proses

pengorganisasian sebagai berikut: “Ya dikasih kebebasan dalam membuat program

tetapi harus sesuai dengan tujuan sekolah. Dan juga diberikan kebebasan untuk

78
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
79
Ibid.
80
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 07/W/11-III/2020.
81
Ratna Wawancara nomor : 10/W/11-III/2020.
memberikan saran dan masukan yang sifatnya dapat membangun proses berjalannya

program.”82

Bu Vero selaku Guru BK dan Pembina Pramuka memberikan tanggapannya

terkait peran guru dalam proses pengorganisasian sebagai berikut: “Kita bisa

memberikan ide, masukan, kritik, ataupun saran yang dapat memberikan kontribusi

yang baik dalam proses pengembangan bakat disini karena program tersebut

merupakan tujuan dari sekolah juga.”83

Proses perencanaan maupun pengorganisasian dapat berjalan dengan baik sesuai

tujuan dari sekolah tentunya peran kepala sekolah memiliki pengaruh yang cukup

besar. Dengan kepemimpinan tersebut tentu perannya sangatlah penting seperti halnya

yang disampaikan oleh Bapak Taufan selaku Waka Kesiswan sebagai berikut: “Peran

Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab sedangkan untuk Waka Kesiswaan sebagai

pembina.”84

Sedangkan Bapak Turidjan selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong

menambahkan peran kepala sekolah adalah sebagai berikut: “Peran Kepala Sekolah

sebagai penanggung jawab serta memberikan konsep atau ide-ide yang akan

dilaksanakan dan dicapai kemudian diinformasikan kepada bapak ibu guru bisa jadi

bapak ibu guru memberikan ide, masukan, ataupun saran.”85

Dari uraian di atas proses pengorganisasian semua elemen yang ada di sekolah

ikut terlibat, dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Guru atau

Pembina, Osis. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab serta yang terdepan dalam

memberikan konsep atau ide-ide yang akan dilaksanakan dan dicapai kemudian

82
Ibid.
83
Veronika, Wawancara nomor : 13/W/12-III/2020.
84
Taufan, Wawancara nomor : 04/W/20-II/2020.
85
Turidjan, Wawancara nomor : 01/W/04-III/2020.
diinformasikan kepada bapak ibu guru bisa jadi bapak ibu guru memberikan ide,

masukan, ataupun saran yang sesuai dengan tujuan sekolah yaitu mengembangkan

bakat dan minat siswa sehingga mendapatkan hasil yang optimal dari minat dan bakat

siswa tersebut.

3. Pelaksanaan Manajemen Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1

Balong.

Dengan adanya perencanaan didalam program pengembangan bakat dapat

membantu dalam pelaksanaannya program. Rencana yang tersusun secara matang

diharapkan dapat membantu dalam penerapan program. Dengan mekanisme

pelaksanaan program yang baik dapat memudahkan SMA Negeri 1 Balong dalam

menilai dan mengontrol pelaksanaan program. Hal tersebut dapat dilihat dari

wawancara kepada Bapak Turidjan selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:

Kami memberikan keleluasaan bagi pembina untuk melaksanakan kegiatan.


Tetapi yang jelas untuk ekstra wajib tetap dilaksanakan pada hari jumat. Selain
itu kami memberikan waktu pada hari rabu untuk semua ekstra, namun jika
pembina dan anak-anak tidak bisa kita memberikan keleluasaan tidak harus hari
rabu. Tapi settingan awal untuk ekstra hari rabu dan ekstra wajibnya hari jumat. 86
Keterangan di atas menunjukkan bahwa guru lebih terlibat dalam perlaksanaan

program. Sedangkan wawancara terhadap Ibu Suliana Dewi selaku guru dan pembina

olahraga sebagai berikut:

Ya pada bulan pertama siswa masuk sudah dicari, jadi sebelum waktu
pendaftaran itu disini juga mentarget mungkin ada siswa juara atau berprestasi
di SMP nya dibawa kesini. Untuk pelaksanaannya tidak ada seleksi dan paksaan
dari sekolah, jadi berdasarkan keinginan siswa sendiri. Dan ekstrakulikuler
olahraga dilaksanakan setiap minggu pada hari rabu setelah selesai
pembelajaran.87
Berikut wawancara dengan Ibu Ratna selaku Guru Astronomi yang memberikan

keterangannya tentang mekanisme pelaksanaan program sebagai berikut:

86
Turidjan, Wawancara nomor : 02/W/04-III/2020.
87
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 08/W/11-III/2020.
Sudah ada program, sudah ada plot-plot jadwal jadi melaksanakan program
sesuai dengan program dan jadwal itu. Jadi siswanya untuk diawal itu dijaring
dulu, ada pendataan atau disurvei siapa saja yang ikut beberapa ekstra. Untuk
siswa itu silahkan memilih sendiri sesuai minat bakat mereka nanti kita
dijuruskan. Untuk yang akademik kita menjaring dari minatnya terlebih dulu,
kemudian kita bimbing, nanti untuk yang maju ke event seperti OSN (Olimpiade
Sains Nasional) itu nanti kita pilih karena dibatasi. Jadi untuk pembinaannya
terbuka siapa saja boleh mendaftar. Konsekuensinya itu harus datang, kalau
tidak konsisten ya susah.88
Sedangkan wawancara kepada Ibu Veronika selaku guru BK dan pembina

pramuka sebagai berikut:

Kita ada angket pada awal PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) ekstra apa
yang mau diikuti. Namun ada beberapa ekstrakulikuler yang wajib misalnya
Pramuka untuk yang lainnya bisa nanti tanya ke Waka Kurikulum. Kalau di BK
kita biasanya juga ada tes bakat minat yang kita laksanakan tiap tahun. Untuk
pelaksanaannya itu ada di kelas setelah siswa itu masuk, nanti kita ada pendataan
lagi selain dari angket anak ini maunya masuk di ekstra apa. Mungkin kalau
misalnya masuk ekstra pramuka tentunya hari pertama kita mau melaksanakan
ekstra siswa kita kumpulkan, kita berikan pengarahan dari pembina, perkenalan
awal seperti itu aja untuk progam kerja yang kita sampaikan.89
Program pengembangan bakat di SMA Negeri 1 Balong memiliki perencanaan

jangka pendek dan jangka panjang. Setelah perencanaan itu dirumuskan, sekolah

menentukan waktu pelaksanaan program agar berjalan optimal seperti wawancara

terhadap Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan sebagai berikut: “Mulai dari tahun

ajaran baru sampai akhir tahun ajaran untuk jangka pendek dan untuk jangka

menengah juga sama, karena jangka menengah kumpulan dari program jangka

pendek.”90

Sedangkan Bapak Turidjan memberikan penjelasannya terkait waktu

pelaksanaan program sebagai berikut: “Kami mulai dari pelaksanaan ekstra itu efektif

setelah 17 agustus. Karena jika dimulai sebelum 17 agustus ada banyak kegiatan

88
Ratna, Wawancara nomor : 11/W/11-III/2020.
89
Veronika, Wawancara nomor : 14/W/12-III/2020.
90
Taufan, Wawancara nomor : 05/W/20-II/2020.
jadinya kurang efektif. Dan untuk selanjutnya kegiatan rutin dilaksanakan setiap

minggu”91

Hal ini juga dipertegas berdasarkan hasil dokumentasi dan observasi

sebagaimana yang disimpulkan sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan program dimulai dari awal ajaran baru, lebih tepatnya
setelah 17 agustus. Selanjutnya program dilaksanakan setiap minggu dimana
waktu tersebut sudah ditentukan oleh sekolah pada hari rabu dan untuk yang
wajib pada hari jumat.92
Pelaksanaan ekstrakulikuler bulu tangkis dilakukan setiap minggu tepatnya pada
hari rabu. Pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan
kemampuan mereka sehingga dapat terasah dengan baik. Untuk ekstrakulikuler
lainnya juga sama dilaksanakan pada hari rabu. Namun untuk yang wajib
pelaksanaannya hari jumat setelah jam pembelajaran.93
Setelah progam sudah terjadwal, untuk menjalankan program tersebut

diperlukan SDM dalam menggerakkannya. SDM juga menentukan di dalam proses

pelaksanaan agar pelaksanaan dapat berjalan. Berikut wawancara kepada Bapak

Turidjan selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong: “Semuanya terlibat, jadi dari

kepala sekolah, waka kesiswaan, pembina, dan bapak ibu guru mensupport masing-

masing.”94

Sedangkan wawancara dengan Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan yaitu:

“Pertama guru atau pembina serta pelatih. Disini ada beberapa pelatih dari luar

lingkungan sekolah seperti pelatih tari, karawitan, pramuka juga ada yang dari luar,

dll, yang berkompeten dibidangnya. Kedua pengurus OSIS yang mengurus absen

siswa.”95 Keterangan dari Bapak Taufan diperkuat dengan adanya data bahwa SMA

Negeri 1 Balong dalam pelaksanaan program pengembangan bakat telah menyusun

91
Turidjan, Wawancara nomor : 02/W/04-III/2020.
92
Dokumentasi nomor : 07/D/04-IV/2020.
93
Observasi nomor : 02/O/04-III/2020.
94
Turidjan, Wawancara nomor : 02/W/04-III/2020.
95
Taufan, Wawancara nomor : 05/W/20-II/2020.
tugas guru atau pembina yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta

menentukan waktu dan tempat pelaksanaan program. 96

Hasil wawancara dan dokumentasi di atas, peran guru lebih dominan dalam

pelaksanaan program pengembangan diri siswa, sehingga guru lebih mengetahui

kebutuhan siswa. Ibu Suliana Dewi sebagai Guru dan Pembina Olahraga menyatakan

tentang peran guru dalam proses pelaksanaan program seperti berikut: “Bahwasanya

peran guru banyak sekali diantaranya memberikan contoh-contoh, motivasi,

memberikan masukan, mengarahkan, mencarikan lawan tanding.”97

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibu Ratna selaku Guru Asronomi

sebagai berikut: ”Peran guru ya sangat besar, karena disini guru membimbing dan

mengarahkan secara langsung.” 98 Ibu Veronika selaku Guru BK dan pembina pramuka

memberikan keterangannya tentang peran guru sebagai berikut: “Peran guru

membimbing dan mengarahkan secara langsung serta bisa jadi memberikan motivasi

agar siswa semangat dalam mengikuti progam tersebut.”99

Guru dan siswa memiliki hubungan dan peran masing-masing dalam proses

pelaksanaan program. Dari hasil observasi sebagaimana yang dituliskan berikut:

Pelaksanaan ekstrakulikuler bola volly dilakukan setiap minggu tepatnya pada


hari rabu. Pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan
kemampuan mereka sehingga dapat terasah dengan baik. Peran guru disini
mendidik dan mengarahkan siswanya sedangkan peran siswa disini untuk belajar
untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian. Siswa menjadi kunci sentral
dalam kesuksesan dalam program pelaksaan pengembangan bakat.100
Dalam setiap proses, agar pelaksanaan berjalan dengan optimal memerlukan

sebuah dukungan. Dukungan diperlukan untuk mepermudah serta mensupport dalam

proses pelaksanaan. Namun, dalam proses pelaksanaan ada faktor pendukung tentunya

96
Dokumentasi nomor : 08/D/08-IV/2020.
97
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 08/W/11-III/2020.
98
Ratna, Wawancara nomor : 11/W/11-III/2020.
99
Veronika, Wawancara nomor : 14/W/12-III/2020.
100
Observasi nomor : 01/O/04-III/2020.
terkadang juga ada faktor penghambat. Berikut wawancara terhadap Bapak Turidjan

selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong:

Faktor pendukung fasilitas yang mumpuni dan bapak atau ibu guru mempunyai
motivasi dalam proses pengembangan. Faktor penghambat naik turunnya
motivasi dan konsistensi siswa karena pengaruh dari luar sehingga ekstra yang
ada di sekolah itu menjadi kurang nomer satu tetapi menjadi nomer yang
kesekian.101
Sedangkan menurut Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan faktor pendukung

dan penghambat pelaksanaan sebagai berikut: “Faktor pendukung fasilitas yang

mumpuni dan bapak atau ibu guru mempunyai motivasi dalam proses pengembangan.

Faktor penghambat jam pelajaran yang berakhir sore hari jam 15:15 WIB sehingga

siswa kelihatan lelah.”102

Guru merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan program. Tapi, dalam

pelaksanaan program tidak hanya guru yang menjadi faktor pendukung. Ada banyak

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program dalam mencapai

keberhasilan. Sebagaimana wawancara kepada Ibu Ratna selaku Guru Astronomi

sebagai berikut:

Faktor pendukung banyak bisa dari progam sekolah itu sendiri, dana jika itu
diperlukan, sarana prasarana,dll. Untuk penghambatnya konsistensi dari siswa
itu sendiri, karena disini kan ada ekstra wajib dan ekstra pilihan apalagi sekarang
siswa pulangnya jam 15.15 WIB jadi mungkin sudah kecapeaan belum lagi kalau
ada tugas yang lain. Kalau konsistensinya berkurang ngak maksimalkan
tentunya.103
Sedangkan Ibu Vero selaku Guru BK dan Pembina Pramuka memberikan

pendapatnya sebagai berikut:

Faktor pendukung tentunya seluruh elemen sekolah mendukung progam


pengembangan ini. Dan untuk pelaksanaannya kita laksanakan setelah
pembelajaran, sehingga memudahkan kita karena anak tetap stay di sekolah. Jadi
kemungkinan anak untuk lepas tidak mengikuti itu sangat sedikit, kecuali sudah
ijin sebelumnya karena sakit atau ada keperluan yang lain kita mengijinkan
untuk tidak mengikuti kegiatan. Untuk faktor penghambatnya untuk ekstra

101
Turidjan, Wawancara nomor : 02/W/04-III/2020.
102
Taufan, Wawancara nomor : 05/W/20-II/2020.
103
Ratna, Wawancara nomor : 11/W/11-III/2020.
pramuka yaitu jumlah pelatihnya sedikit sedangkan yang mengikuti progam ini
kelas 10 dan 11 dihari yang sama.104
Adapun cara mengatasi hambatan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil

pelaksanaan program, SMA Negeri 1 Balong memiliki suatu tindakan dalam

mengatasi hambatan tersebut. Sebagaimana wawancara terhadap Bapak Turidjan

selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balong sebagai berikut: “Setiap saat pada waktu

anak-anak masuk melalui bapak ibu guru yang mengajar di kelas otomatis dalam

pantauannya paling tidak akan mengingatkan kemudian mencari informasi mengapa

hambatan itu bisa terjadi dalam rangka untuk menyelesaikan jadi seperti itu.” 105

Ibu Ratna Selaku Guru Astronomi juga memberikan tanggapan tindakan untuk

mengatasi hambatan tersebut sebagai berikut: “Ya biasanya dipanggil, dimotivasi atau

tiap-tiap guru atau kelompok bikin grup sehingga informasi yang disampaikan itu bisa

ditransfer. Tetapi ya kembali lagi mungkin ada beberapa yang memang sudah

kecapekan sehingga tidak terlalu memaksimalkan di grup itu.”106

Sedangkan Ibu Vero selaku Guru BK dan Pembina Pramuka memberikan

tanggapan tentang tindakan dari sekolah dalam mengatasi hambatan dalam ekstra

pramuka sebagai berikut:

Ada, untuk ekstra pramuka itu kita mensiasatinya untuk kelas 11 digilir tidak
setiap minggu masuk. Lalu kita ada rapat kerja tahunan kemudian setiap hari
kamis sebelum pelaksanaan hari jumat itu kita ada rapat, semisal minggu
kemarin ada kejadian apa atapun rencana kedepan kita mau kegiatan apa kita
bisa komunikasi.107
SMA Negeri 1 Balong memiliki upaya dalam pelaksanaan program agar

jalannya program pengembangan bakat nantinya tidak mengganggu jam efektif

pembelajaran. Pelaksanaan ekstra wajib dilaksanakan pada hari jumat, sedangkan

untuk ekstra yang lain pada hari rabu setelah pembelajaran selesai. Karena sudah ada

104
Veronika, Wawancara nomor : 14/W/12-III/2020.
105
Turidjan, Wawancara nomor : 02/W/04-III/2020.
106
Ratna, Wawancara nomor : 11/W/11-III/2020.
107
Veronika, Wawancara nomor : 14/W/12-III/2020.
plot-plot jadwal tersebut, sekolah memberikan keleluasaan bagi guru dalam

pelaksanaannya dari perekrutan siswa, pemberian materi, serta pelatihannya. Dalam

pelaksanaan ini, karena guru diberi kebebasan dalam membuat program, jadi peran

guru sangat menentukan kesuksesan progam yang telah menjadi tujuan dari sekolah.

Kemudian, dalam pelaksanaan tentunya terdapat faktor pendukung kelacaran

program yaitu fasilitas yang mumpuni sehingga program dapat berjalan serta bapak

ibu guru serta memiliki motivasi dalam proses pengembangan. Sedangkan faktor

penghambat merupakan faktor penghambat dalam pelaksanaan program yaitu jam

pelajaran yang berkhir sore sehingga motivasi siswa agak menurun. Oleh karena itu,

dengan adanya faktor penghambat tersebut sekolah sementara menindaklanjuti dengan

terus memberikan motivasi terhadap siswa.

4. Evaluasi Manajemen Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1

Balong.

Dalam suatu kegiatan, diperlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

pelaksaaan telah dilakukan. Evaluasi sebagai kegiatan meneliti dan mengetahui apakah

pelaksanaan berjalan dengan yang telah diprogramkan dalam mencapai hasil yang

sesuai dengan tujuan sekolah. Yang menjadi pusat dari evaluasi program yaitu

pelakasaan dari progam pengembangan bakat siswa. Berikut hasil wawancara dengan

Bapak Turidjan, yaitu: “Berdasarkan absensi dan jurnal dari bapak ibu pembina.”108

Sedangkan Bapak Taufan memberikan keterangan tentang evaluasi pelaksanaan

sebagai berikut: “Yang pertama setiap kegiatan selalu ada catatan saran dan masukan

untuk kegiatan yang akan datang. Kedua setiap event selalu ada evaluasi dari guru

pembina, semisal setelah melakukan classmeeting siswa kumpul untuk melakukan

evaluasi.”109

108
Turidjan, Wawancara nomor : 03/W/04-III/2020.
109
Taufan, Wawancara nomor : 06/W/20-II/2020.
Guru atau pembina memiliki tugas dalam evaluasi program untuk menilai dan

membantu perkembangan siswa. Penilaian diperlukan untuk mengetahui kekurangan

dan kelebihan pada diri siswa. Setiap guru memiliki cara sendiri dalam evaluasi

sebagaiman wawancara dengan Ibu Suliana Dewi Guru dan Pembina Olahraga sebagai

berikut:

Berdasarkan nilainya, untuk ekstrakulikuler juga ada nilainya. Berdasarkan


absensi/ kehadiran, ketertiban siswa dan jurnal. Untuk mengetahui hasilnya itu
gimana, biasanya latih tanding atau latihan gabungan dengan sekolah lain. Disitu
nanti kita bisa melihat hasilnya pada waktu kita memberikan suatu progam
pengembangan bakat siswa itu.110
Sedangkan wawancara dengan Ibu Ratna selaku Guru Astronomi memberikan

tanggapannya sebagai berikut: “Secara khusus emang belum ada, tetapi biasanya

setelah mengikuti event seperti OSN tadi kalau ada soalnya kita evaluasi lagi hasilnya

bagaimana, hasilnya bagaimana gitu.”111 Selanjutnya wawancara dengan Ibu Vero

selaku BK dan Pembina Pramuka sebagai berikut: “Nanti kalau kita ada kompetisi

seperti itukan juga pengembangan bakat nanti kita ikutkan seperti OSN ataupun

lomba-lomba yang diadakan baik lingkup Kabupaten ataupun Provinsi. Setelah itu

biasanya kita dapat mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita.” 112

Dari keterangan di atas diperkuat dengan hasil yang telah dicapai SMA Negeri

1 Balong sejak tahun 2015 sampai 2019 dan tidak pernah absen dalam meraih prestasi.

Hasil tersebut dapat menjadi penilaian dan tolak ukur untuk bahan evaluasi tahun

berikutnya untuk lebih baik lagi dalam meningkatkan kualitas 113 Dalam proses

evaluasi, Setiap sekolah memiliki waktu tersendiri dalam mengevaluasi program

mereka masing-masing. Seperti yang disampaikan Bapak Turidjan selaku Kepala

110
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 09/W/11-III/2020.
111
Ratna, Wawancara nomor : 12/W/11-III/2020.
112
Veronika, Wawancara nomor : 15/W/12-III/2020.
113
Dokumentasi nomor : 03/D/28-III/2020.
Sekolah SMA Negeri 1 Balong, waktu dalam melakukan evaluasi program adalah

sebagai berikut: “Paling tidak satu semester sekali.”114

Bapak Turidjan menambahkan SDM yang terlibat dalam proses evaluasi seperti

yang disampaikan beliau sebagai berikut: “Ada tim monev (monitoring dan evaluasi)

untuk mengetahui apakah kegiatan itur berjalan sesuai rencana atau tidak.” 115

Sedangkan Bapak Taufan selaku Waka Kesiswaan memberikan keterangannya

tentang yang terlibat dalam proses evaluasi sebagai berikut: “Kepala Sekolah, Guru

pembina, Osis, Panitia Kegiatan, dan Siswa.”116

Karena guru diberi kebebasan dalam pelaksanaan progam, tentunya dalam

evaluasi guru memiliki waktu tersendiri untuk mengetahui sejauh mana progam telah

berjalan. Berikut wawancara dengan Ibu Suliana Dewi Guru dan Pembina Olahraga

yaitu: “Untuk evaluasinya 3 bulan sekali dan masuknya nilai itu 1 semester sekali.” 117

Sedangkan wawancara dengan Ibu Ratna Guru Astronomi sebagai berikut:

“Setelah pelatihan dan setelah pelaksanaan event atau perlombaan.”118 Ibu Vero selaku

BK dan Pembina Pramuka memberikan keterangannya waktu evaluasi sebagai berikut:

“Untuk evaluasi kita lakukan setiap minggu baik dari tingkat kehadiran, materi yang

akan disampaikan, maupun kendala-kendala yang ada maupun rencana untuk

kedepannya.”119

Setiap proses evaluasi paling tidak selalu memberikan hasil, entah itu hasilnya

positif maupun negatif. Namun terlepas dari hasil tersebut, evaluasi digunakan supaya

program kedepannya menjadi lebih baik lagi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak

114
Turidjan, Wawancara nomor : 03/W/04-III/2020.
115
Ibid.
116
Taufan, Wawancara nomor : 06/W/20-II/2020.
117
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 09/W/11-III/2020.
118
Ratna, Wawancara nomor : 12/W/11-III/2020.
119
Veronika, Wawancara nomor : 15/W/12-III/2020.
Turidjan sebagai berikut: “Hasil itu tidak menentu, tetapi kami selalu berusaha untuk

mencapai hasil yang terbaik.”120

Setiap guru juga memiliki hasil masing-masing, seperti wawancara dengan Ibu

Suliana Dewi Guru dan Pembina Olahraga sebagai berikut: “Masing-masing siswa

sendiri ada evaluasi dari penilaian. Untuk peningkatan ya ada karena setiap minggu

berlatih.”121 Sedangkan wawancara dengan Ibu Ratna selaku Guru Astronomi sebagai

berikut: “Untuk hasil evaluasi itu kita olah lagi apa yang menjadi kesalahan kita

sehingga kedepannya dapat diperbaiki lagi. Seperti itu tadi, ketika ada soalnya kita

kerjakan kembali apa yang menurut siswa sulit.”122

Setiap hasil yang didapat tentunya tidak dibiarkan begitu saja. Setiap sekolah

selalu memberikan tidak lanjut dari hasil evaluasi supaya kedepannya lebih baik lagi.

Menurut semua responden dalam penelitian ini, mereka menjawab hampir sama

tentang tindak lanjut dari hasil evaluasi, yakni dari Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan,

dan para Guru sebagai berikut:

“Kenapa bisa demikian, lalu kita cari jalan keluarnya dan memberikan solusi
atas tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut.”123
“Diusahakan ada tindak lanjut sehingga tidak terulang kesalahan atau
kekurangan yang sama dan selalu ada perbaikan untuk kedepannya.” 124
“Pasti ada, misalkan ekstrakulikuler tahun ajaran baru pertama untuk tahun
ajaran berikutnya pasti ada jadi bersambung.” 125
“Ada, kita bisa memakai hasil evaluasi dari tahun ini untuk tahun yang akan
datang.126
“Pasti ada, karena diharapkan untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.” 127

120
Turidjan, Wawancara nomor : 03/W/04-III/2020.
121
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 09/W/11-III/2020.
122
Ratna, Wawancara nomor : 12/W/11-III/2020.
123
Turidjan, Wawancara nomor : 03/W/04-III/2020.
124
Taufan, Wawancara nomor : 06/W/20-II/2020.
125
Suliana Dewi, Wawancara nomor : 09/W/11-III/2020.
126
Ratna, Wawancara nomor : 12/W/11-III/2020.
127
Veronika, Wawancara nomor : 15/W/12-III/2020.
Dari hasil evaluasi diatas, yang melakukan evaluasi dalam program

pengembangan siswa yaitu tim Monev (Monitoring dan Evaluasi) yang terdiri dari

Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru atau Pembina. Dari evaluasi tersebut, apapun

hasil yang didapat akan selalu ada tindak lanjut untuk kedepannya supaya program

yang menjadi tujuan sekolah lebih baik lagi dari pelaksanaan maupun hasilnya. Untuk

evaluasi tersebut, sekolah melakukannya setiap 1 semester sekali namun untuk guru

karena diberikan kebebasan, mereka memiliki cara dan waktu tersendiri kapan mereka

melakukan evaluasi program.


BAB V

PEMBAHASAN

Pada pembahasan dibahas tentang analisis temuan yang didapat dari lapangan dan

dijelaskan secara rinci serta dikaitkan dengan teori yang ada. Berikut peta konsep Manajemen

Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri 1 Balong.

Manajemen Program
Pengembangan Bakat Siswa di
SMA Negeri 1 Balong

Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Evaluasi

1. Menetapkan tujuan Menentukan tugas 1. Perekrutan siswa


masing-masing SDM
2. Identifikasi keadaan dalam perencanaan
2. Waktu pelaksanaan
progam
3. Identifikasi 3. Pihak yang terlibat
kemudahan dan
hambatan
Inventarisasi 4. Identifikasi faktor
bakat siswa pendukung dan
4. Mengembangkan
penghambat
serangkaian kegiatan
pelaksanaan
Inventarisasi
progam
sarpras
a. Program 1. Menentukan pengukuran
Peminatan pelaksanaan kegiatan
Inventarisasi
dana
2. Pengukuran pelaksanaan
b. Program Wajib
kegiatan
Inventarisasi
SDM
c. Program 3. Pengambilan tindakan
Pengembangan koreksi
n TBTQ, Pramuka, Komputer

Literasi Tata Boga

Gambar 5.1 Peta Konsep Manajemen Program Pengembangan Bakat Siswa


A. Analisis Manajemen Perencanaan Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA

Negeri 1 Balong.

Menurut beberapa ahli mengungkapkan bahwa Manajemen adalah suatu proses

yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan,

pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan

semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien. 128

Manajemen sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama manajemen yang

berlandaskan ajaran Islam untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Dalam Al Quran

manajemen disebut dengan dabbara atau mengatur seperti firman Allah dalam surat As-

Sajdah ayat 5.129

‫ف َسنَ ٍة ِّم َّما عَ ُع ود ن‬ ِّ ٍ ِّ ِّ ِّ ‫ٱلس َما ِّء إِّلَى أٱْل أَر‬


َ ‫ض ثَُّم يَ أع ُر ُج إِّلَأيه فى يَ أوم َكا َن م أق َد ُارهُۥ أَلأ‬ َّ ‫يُ َدبُِّر أٱْل أَمَر ِّم َن‬

Artinnya: Dia yang mengatur urusan langit dan bumi, kemudian (urusan) itu naik

kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dari isi kandungan di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam

semesta. Keteraturan alam ini bukti kebesaran Allah dalam mengelola alam ini. Isi

kandungan ayat di atas dapat dipahami bahwa manajemen merupakan sebuah proses

mengatur segala sesuatu dalam mencapai suatu tujuan. Kepala sekolah sebagai pemimpin

yang ada di SMA Negeri 1 Balong mengatur jalannya program untuk mencapai tujuan

sekolah secara efektif, efisien, dan produktif. Sedangkan George R. Terry mengatakan

bahwa manajemen memiliki 4 fungsi yaitu: POAC (Planning, Organizing, Actuating dan

Controlling).130

SMA Negeri 1 Balong menggunakan fungsi yang sejalan dengan fungsi yang

diungkapkan oleh George R. Terry karena SMA Negeri 1 Balong memiliki visi dan misi

128
Eka Prihatin, Managemen Peserta Didik. 1.
129
Al-Qur’an al-Karim, Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surat As-
Sajdah: 5.
130
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen. 7.
salah satunya meningkatkan potensi atau bakat dari siswanya agar berprestasi dalam

bidang akademik maupun non-akademik. Dalam mencapai tujuan dari visi misi, sekolah

mengelompokan SDM untuk mempermudah dalam mengkoordinasi SDM dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawab terhadap pelaksanaan program. Tindakan

tersebut dilakukan sekolah untuk mengusahakan agar semua berusaha mencapai sasaran

sesuai dengan keahlian atau kemampuan masing-masing SDM. Sekolah melakukan

pengendalian dan penilaian supaya pelaksanaan program dapat sejalan dengan visi misi

dan tujuan sekolah. Keempat fungsi tersebut digunakan supaya program dapat berjalan

dengan baik dan optimal sesuai dengan target sekolah.

Pertama kali yang dilakukan oleh sekolah untuk memulai program adalah dengan

membuat perencanaan. Perencanaan meliput kegiatan menetapkan apa yang ingin

dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa

banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.131

SMA Negeri 1 Balong dalam melakukan perencanaan memerlukan beberapa

tahapan dalam proses penyusunan program dan membuat berbagai keputusan yang akan

terjadi di masa yang akan datang. Adapun perencanaan dilakukan sekolah supaya

nantinya dapat memudahkan dalam pelaksanaan program serta dapat meminimalisir suatu

kesalahan. Berikut merupakan tahapan dalam perencanaan, yaitu:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau

kebutuhan organisasi. Tanpa adanya tujuan yang jelas, organisasi atau lembaga

akan menggunakan sumber dayanya secara tidak efektif.132

Lembaga Sekolah SMA Negeri 1 Balong memiliki visi berakhlak mulia,

unggul dalam prestasi, memiliki keterampilan, dan berwawasan lingkungan serta

131
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 46.
132
Asiah, Dasar Ilmu Manajemen, 39
memiliki misi meningkatkan prestasi peserta didik di bidang ekstrakurikuler dan

membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan melalui muatan lokal.133

Dalam mencapai kualitas sekolah yang baik diperlukan visi misi yang jelas sesuai

dengan tujuan sekolah. Kualitas sekolah tidak hanya dilihat dari infrastrukturnya

saja tetapi juga melalui siswanya. Dengan adanya visi misi di atas dijadikan SMA

Negeri 1 Balong sebagai tujuan sekolah untuk mengembangkan bakat siswanya

yang diharapkan nantinya kualitas siswa siswinya meningkat. Dalam

mengembangkan dan meningkatkan bakat siswa, bentuk program yang dilakukan

SMA Negeri 1 Balong melalui progam ekstrakulikuler akademik, non-akademik

dan seni.

2. Mengidentifikasi keadaan saat ini.

Pemahaman akan posisi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau

sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan. Setelah keadaan telah dianalisa,

rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana lebih lanjut.134

Perumusan dilakukan untuk menentukan data apa saja yang akan

dibutuhkan dalam proses perencanaan. Hal ini sejalan dengan perumusan yang

dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam memperoleh data dengan menggunakan

analisis sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Data-data tersebut antara lain:

1) Inventarisasi data tentang bakat minat siswa

Awal tahun ajaran baru, sekolah memberikan angket kepada seluruh siswa

untuk memilih ekstra akademik, non-akademik, dan seni sesuai minat dan

bakatnya selanjutnya diperhitungkan kembali dari hasil psiko tes. Tes

dilakukan secara tertulis untuk akademik dan tidak tertulis untuk non-

akademik. Ada juga yang melalui jalur prestasi tanpa perlu mengikuti tes, hal

133
Dokumentasi nomor : 03/D/28-III/2020
134
Asiah, Dasar Ilmu Manajemen, 39
tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Turidjan dan Pak Taufan.

Peneliti juga berpendapat bahwa dengan adanya angket dan tes berguna untuk

mempermudah sekolah dalam mengetahui minat dan kemampuan dari siswa.

Harapannya siswa dapat mengambil jurusan dalam mengembangkan

bakatnya sesuai kemampuan dan keinginannya.

2) Inventarisasi data sarana dan prasarana

Berdasarkan wawancara dengan Pak Taufan, SMA Negeri 1 Balong setiap

bulan terdapat pengecekan sarana prasarana. Kegiatan tersebut dilakukan

untuk mengetahui sarana prasarana yang perlu ditambah ataupun diperbaiki.

Inventarisasi sarana dan prasarana dilakukan untuk menentukan program

yang akan dilakukan dalam pengembangan bakat siswa. Peneliti berpendapat

inventarisasi sarana dan prasarana berguna untuk menyusun dan menentukan

kebutuhan barang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program

pengembangan bakat siswa.

3) Inventarisasi dana yang ada

SMA Negeri 1 Balong melakukan pendataan dana untuk mempermudah

dalam mengontrol pengeluaran dalam melengkapi sarana dan prasarana serta

untuk membantu kebutuhan pelaksanaan progam kedepannya. Pendanaan

dimasukkan dalam rencana anggaran kegiatan sekolah (RAKS), hal tersebut

sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Taufan.

4) Inventarisasi sumber daya manusia

Pendataan SDM dilakukan SMA Negeri 1 Balong untuk menetukan guru,

pembina, ataupun pelatih yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

progam. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Turidjan.

Pendataan dilakukan agar guru maupun pembina yang bertanggungjawab


dalam pelaksanaan dapat melaksanakan tugasnya sesuai keahlian dan

kemampuannya.

3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.

Meneliti digunakan untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam

mencapai tujuan.135 SMA Negeri 1 Balong melakukan idetifikasi data yang ada di

sekolah melalui inventarisasi bakat minat siswa, sarana dan prasarana, dana, dan

sumber daya manusia sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Turidjan dan

Bapak Taufan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan yang dapat

mempermudah dalam pelaksanaan program. Selain digunakan untuk mengetahui

kebutuhan, identifikasi diperlukan untuk mengetahui masalah atau hambatan

pelaksanaan program sehingga nantinya terdapat tindakan pencegahan dalam

meminimalisir atau bahkan bisa memperbaiki hambatan tersebut..

SMA Negeri 1 Balong selaku lembaga pendidikan negeri berusaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswanya. Berusaha mencari solusi dalam

menyelesaikan permasalahan atau hambatan pelaksanaan program agar program

yang menjadi tujuan sekolah dapat terlaksana dengan baik dan optimal sesuai

dengan tujuan sekolah.

4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Mengembangkan rencana kegiatan meliputi berbagai alternatif kegiatan

dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan.136 Bentuk program yang dilaksanakan

SMA Negeri 1 Balong melalui program ekstrakulikuler akademik, non-akademik

dan seni yang terdiri dari 3 ekskul wajib dan 30 lebih ekskul peminatan. SMA

Negeri 1 Balong memiliki alternatif kegiatan dalam merencankana program.

Walaupun daya minat serta kemampuan siswa sedikit namun progam tersebut tetap

135
Ibid.
136
Ibid.
dilaksanakan. Kegiatan tersebut diprogamkan karena sekolah memiliki kepentingan

untuk mengikuti perlombaan tingkat berjenjang. Bentuk program tersebut adalah

program literasi dan tata boga.

Sekolah menentukan, menyaring, membimbing, dan mengarahkan

siswanya harapan nantinya siswa berminat terhadap program yang telah

direncanakan. Hal tersebut menjelaskan bahwa program kompetisi yang berjenjang

tinggi menjadi faktor pertimbangan dalam perencanaan. Alternatif tersebut juga

menegaskan program yang dilaksanakan tidak hanya mengandalkan bakat dan

minat dari siswa, karena suatu keahlian dan minat dapat dibentuk serta diasah.

Perencanaan dibuat agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan

terkoordinasi. Perencanaan berguna untuk menentukan titik tolak dan tujuan usaha,

memberikan pedoman, pegangan dan arahan, mencegah pemborosan waktu, tenaga, dan

material, memudahkan pengawasan, kemampuan evaluasi yang teratur, dan sebagai alat

koordinasi.137 Perencanaan diperlukan dikarenakan masa depan penuh dengan

ketidakpastian. Fungsi dari perencanaan dijadikan pedoman sebagai usaha menentukan

kegiatan di masa mendatang dalam mencapai tujuan. Perencanaan yang dilakukan SMA

Negeri 1 Balong untuk meminimalisir hambatan yang merupakan usaha mengantisipasi

dalam pelaksanaan program. Karena usaha harus memiliki landasan yang jelas, SMA

Negeri 1 Balong menjadikan perencanaan sebagai alat dan pedoman dalam mencapai

tujuan yang efektif, efisien, dan produktif.

Sarinah mengatakan bahwa adanya perencanaan dijadikan usaha dalam mencegah

pemborosan waktu, tenaga dan material.138 Hal ini sejalan dengan yang dilakukan SMA

Negeri 1 Balong bahwa setiap bulan selalu ada pengecekan serta pembaruan sarana dan

prasarana yang kurang atau yang perlu diperbaiki melalui dana dari RAKS. Menyusun

137
Sarinah, Pengantar Manajemen, 29.
138
Sarinah, Pengantar Manajemen, 29.
jadwal serta menentukan SDM yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program

yang dilakukan setahun sekali. Inventarisasi data tersebut merupakan usaha yang

dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam merencanakan program agar tidak terjadi

pemborosan. Perencanaan juga memudahkan dalam pengawasan sehingga nantinya dapat

mengetahui jika terjadi penyelewengan dalam pelaksanaan.

Tujuan dari perencanana antara lain dapat memberikan pedoman, pegangan dan

arahan dalam melaksanakan tujuannya. Mencegah pemborosan waktu, tenaga, dan

material. Dan memudahkan pengawasan, dengan adanya perencanaan kita dapat

mengetahui penyelewengan yang terjadi.139 SMA Negeri 1 Balong membuat perencanaan

program agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan sekolah yang

mampu menampung dan mengembangkan bakat dan minat siswa serta mendapatkan hasil

yang positif. Dengan adanya perencanaan berguna juga untuk mengoptimalkan sumber

daya yang ada di SMA Negeri 1 Balong.

B. Analisis Manajemen Pengorganisasian Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA

Negeri 1 Balong.

Progam pengembangan bakat siswa dilaksanakan oleh banyak pihak. Maka dari itu,

diperluan koordinasi yang dapat menjalin kerja sama yang baik dari semua elemen yang

ada di SMA Negeri 1 Balong terutama sumber daya manusianya. Untuk menjalin kerja

sama antar SDM tidak hanya koordinasi namun juga diperlukan pengorganisasian untuk

mempermudah pelaksanaan program.

Menurut Manullang pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan

aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,

wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktifitas-

139
Ibid.
aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah di

tentukan terlebih dahulu.140

SMA Negeri 1 Balong memiliki tim dalam merencanakan program diantaranya

Kepala Sekolah yang bertugas sebagai penanggung jawab atas perencanaan dan

pelaksanaan program. Peran dari Kepala Sekolah sangat menentukan keberhasilan

program di masa depan. Tidak hanya sebagai penanggung jawab saja namun Kepala

Sekolah juga memberikan ide atau konsep awal dalam merumuskan dan merencanakan

program.

Kepala Sekolah dibantu oleh Waka Kesiswaan dalam merancang program. Waka

Kesiswaan memiliki peran dalam proses perencanaan yaitu menyusun program yang telah

disepakati bersama dan membuat jadwal pelaksanaan program. Tidak hanya itu saja

namun peran Waka Kesiswaan juga membimbing, mengarahkan, dan mengendalikan

kegiatan siswa dari program akademik maupun non-akademik. Dalam perumuskan

perencanaan Waka Kesiswaan dapat memberikan atau menambahkan ide, saran, ataupun

pendapatnya terhadap konsep perencanaan yang telah dibuat Kepala Sekolah.

Setiap perencanaan yang telah dibuat diperlukan suatu pertimbangan dari Komite

Sekolah. Peran dari Komite Sekolah sebagai pendukung dalam menentukan program,

baik dalam bentuk pemikiran maupun tenaga. Selanjutnya peran dari guru dalam

perencanaan tidak banyak karena guru lebih terlibat langsung dalam proses pelaksanaan.

Dalam merumuskan perencanaan program guru dapat memberikan ide dan masukan

karena guru lebih mengetahui kebutuhan dari siswa sesuai dengan tujuan sekolah.

C. Analisis Manajemen Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA

Negeri 1 Balong.

George R. Terry mengemukakan bahwa pelaksanaan merupakan usaha

menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan

140
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 10.
dan berusaha untuk mencapai sasaran lembaga dan sasaran anggota-anggota lembaga

tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.141

Menggerakkan program sekolah adalah tugas dari kepala sekolah. Kepala sekolah

sebagai pemimpin lembaga harus mampu menggerakkan dan meningkatkan produktivitas

sekolah. Dengan kepemimpinan yang baik program yang dilaksanakan akan berjalan lebih

optimal sehingga dapat menghasilkan prestasi, baik bagi sekolah, guru, siswa, maupun bagi

kepala sekolah.

Kepala Sekolah merupakan pemimpin yang ada di SMA Negeri 1 Balong yang

berperan sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan program. Tidak hanya itu,

kepala sekolah membuat konsep atau ide dalam merencanakan program dan dapat

mengaktifkan atau menggerakkan anggota-anggotanya agar melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik. Karena kepala sekolah memilikik peranan yang

signifikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program, keputusan yang dibuat harus

dipatuhi oleh semua SDM yang ada di SMA Negeri 1 Balong.

Pelaksanakan program kepala sekolah memberikan kebijakan terhadap guru,

pembina, ataupun pelatih diberikan keleluasaan melaksanakan kegiatan. Hal tersebut

dilakukan agar guru dalam mendidik siswa memiliki cara yang inovatif dalam program

pengembangan bakat siswa. Dalam pelaksanaan program, semua SDM yang ada di SMA

Negeri 1 Balong ikut terlibat. Akan tetapi, peran dari guru lebih dominan karena guru

mengarahkan, memberikan masukan, membimbing, memotivasi siswa sehingga siswa

dapat berkembang. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Bu Vero dan Bu Suliana

Dewi yaitu peran guru membimbing dan mengarahkan siswa secara langsung serta

memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti program tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Ratna, ketika pelaksanaan sudah

terprogam dan jadwal telah tersusun, kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program

141
Daryono, Menuju Manajemen Berbasis Sekolah, 21.
dan jadwal yang telah ditetapkan. Di awal pelaksanaan program terdapat perekrutan siswa

melalui pendataan atau survei. Siswa dipersilahkan untuk memilih ekstrakulikuler sesuai

bakat minat mereka. Selanjutnya sekolah menjuruskan siswa dalam ekstrakulikuler sesuai

dengan hasil tes dan minat bakatnya. Untuk progam akademik dijaring dari minatnya

terlebih dulu kemudian dibimbing. Siswa yang maju dalam suatu event seperti OSN

(Olimpiade Sains Nasional) diseleksi dan dipilih yang terbaik karena peserta dibatasi. Jadi

untuk pembinaannya terbuka semua siswa boleh mendaftar sesuai keinginannya. 142

Pelaksanaan yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Balong dalam penerapannya

dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Dimulai dari perekrutan siswa melalui angket dan

tes atau pun melalui jalur prestasi. Kegiatan tersebut untuk mengetahui bakat dan keahlian

siswa sebelum masuk eksta akademik maupun non-akademik. Kegiatan dilakukan pada

hari rabu sedangkan ekstrakulikuler wajib pada hari jumat. Guru dapat mengganti hari

sesuai kesepakatan bersama jika pada hari yang telah ditetapkan terdapat benturan jam atau

halangan yang lain. Akan tetapi settingan awal untuk pelaksanaan ekstra hari rabu dan

ekstra wajib hari jumat setelah pembelajaran. Pelaksanaan program dilakukan dalam

ruangan dan diluar ruangan tergantung materi yang diberikan serta dibimbing oleh guru

atau pelatih yang telah ditetapkan sesuai keahlian.

Setiap melaksanakan suatu kegiatan tentunya ada beberapa kendala yang akan

dihadapi ketika melaksanakan kegiatan tersebut, baik kendala dari internal maupun

kendala dari eksternal. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala ketika melaksanakan

program pengembangan, yaitu biaya atau finansial, waktu pelaksanaan, faktor

pelaksanaan, dan faktor sumber daya manusia.143

Faktor pendukung merupakan faktor yang mendukung atau menunjang dalam suatu

kegiatan sehingga progam maupun kegiatan dapat berjalan dengan baik, sedangkan faktor

142
Ratna, Wawancara nomor : 11/W/11-III/2020 dalam lampiran hasil penelitian.
143
Musfah, Manajemen Pendidikan, 74.
penghambat merupakan segala sesuatu yang dapat menghambat jalannya kegiatan atau

dapat dikatakan faktor yang menggagalkan tujuan sehingga tujuan tidak dapat tercapai.

Program dapat berjalan dengan optimal sangat membutuhkan dukungan dari

berbagai pihak. Dukungan diperlukan untuk mempermudah serta mensupport dalam proses

pelaksanaan progam. Guru atau pembina memiliki motivasi yang tinggi dalam

memberikan materi, memberikan pelatihan, dan memberikan arahan dalam

mengembangkan bakat siswa. Sarana dan prasarana yang lengkap serta finansial yang

mencukupi juga mendukung dalam progam pengembangan. Dukungan dapat terjadi karena

dalam proses perencanaan SMA Negeri 1 Balong telah menginventarisasi data sumber

daya yang ada di lembaganya.

Faktor penghambat merupakan hal-hal yang menghambat terwujudnya sesuatu

yang menjadi tujuan yang di inginkan dari suatu lembaga. Walaupun sudah melakukan

perencanaan, hambatan dalam pelaksanaan terkadang masih ada. Yang menjadi hambatan

di SMA Negeri 1 Balong adalah turunnya motivasi siswa dalam proses pengembangan

bakat. Hal tersebut dapat terjadi karena pelaksanaan progam dilakukan jam pembelajaran

selesai tepatnya jam 15.15 WIB. Siswa kurang termotivasi dalam pelaksanaan program

dikarenakan siswa sudah kelelahan mengikuti pembelajaran ditambah lagi jika ada tugas

yang lainnya sehingga konsistensi siswa kurang maksimal. Faktor lain yang dapat

menghambat pelaksanaan adalah faktor cuaca, karena untuk ekstra olahraga kegiatan lebih

banyak di luar ruangan sehingga jika cuaca tidak mendukung kegiatan tidak dapat

dilaksanakan.

Hambatan supaya tidak menjadi penghalang kesuksesan program tentunya

diperlukan suatu tindakan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, sementara tindakan yang

dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam menyelesaikan permasalahan dengan memberikan

motivasi di setiap pertemuan terhadap siswa agar bersemangat dalam mengikuti program

serta memantau perkembangan dan motivasi siswa.


D. Analisis Manajemen Evaluasi Program Pengembangan Bakat Siswa di SMA Negeri

1 Balong.

Menurut beberapa ahli mengungkapkan bahwa evaluasi program adalah suatu unit

atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau

implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan

terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan

keputusan.144

Evaluasi program dilakukan lembaga untuk mengidentifikasi pelaksanaan

program. Proses identifikasi untuk mengukur ataupun menilai kegiatan atau program yang

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Dalam konteks ini,

evaluasi program sering dikaitkan dengan pertanyaan, apa pelaksanaan sudah sesuai

dengan perencanaan; apa pelaksanaan dapat memberikan dampak yang positif; apa dalam

pelaksanaan ada kekurangan; apa pelaksanaan berjalan dengan baik tidak ada hambatan,

dan beberapa pertanyaan lain yang terkait dengan kesuksesan pelaksanaan program.

Evaluasi program merupakan aktivitas untuk mengamati serta mengetahui sejauh

mana pelaksanaan program yang dilakukan di dalam keseluruhan proses dalam mencapai

hasil yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal tersebut dalam rangka agar

dalam mencapai tujuan progam mengembangkan bakat siswa mendapatkan hasil yang

baik.

Proses evaluasi dapat berjalan tentu membutuhkan kerja sama dari semua SDM

yang ada di lembaga, demikian juga SMA Negeri 1 Balong dalam mengevaluasi program

membuat tim khusus yang disebut tim Monev (Monitoring dan evaluasi). Dengan adanya

tim Monev dapat menjamin bahwa program-program yang telah dilaksanakan sesuai

dengan sasaran yang telah ditetapkan. Tim Monev juga memantau efektivitas dari semua

pelaksanaan progam yang menjadi tujuan dari sekolah.

144
Ananda dan Rafida, Pengantar Evaluasi Progam Pendidikan, 6.
SMA Negeri 1 Balong dalam melakukan evaluasi program dilakukan satu semester

sekali. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari

media atau sarana prasarana, metode pengajaran atau pemberian materi, atau sumber daya

lainnya di dalam pelaksanaan. Evaluasi tersebut juga untuk mengetahui kendala yang

terjadi dalam kurun waktu satu semester sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk

meningkatkan efisiensi pelaksanaan program.

Evaluasi progam tidak serta merta hanya dilakukan tim Monev, tetapi Kepala

Sekolah memberikan kebebasan atau keleluasaan kepada guru dalam pelaksanaan program

sehingga dalam proses evaluasi guru, juga melakukan penilaian terhadap hasil

pelaksanaan. Setiap guru memiliki cara tersendiri dalam melakukan evaluasi pelaksanaan

program melalui penilaian yang dilakukan guru setiap kegiatan dilaksanakan. Penilaian

tersebut berdasarkan absensi atau kehadiran siswa, ketertiban siswa, dan jurnal. Sedangkan

untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan mengalami peningkatan atau penurunan, guru

atau pembina di SMA Negeri 1 Balong melakukan latih tanding dengan sekolah lain,

kegiatan tersebut selain dapat meningkatkan potensi dari siswanya juga dapat menjalin

hubungan dengan lembaga sekolah lainnya. Penilaian dilakukan guru juga melalui

kompetisi yang diikuti SMA Negeri 1 Balong. Melalui kompetisi tersebut dapat

mengetahui perkembangan potensi dari siswa serta dapat mengetahui yang menjadi

kelemahan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil wawancara, cara kerja evaluasi progam yang dilakukan guru

SMA Negeri 1 Balong yang pertama setiap kegiatan selalu ada catatan saran dan masukan

untuk kegiatan yang akan datang. Kedua setiap event selalu ada evaluasi dari guru

pembina, semisal setelah melakukan classmeeting siswa kumpul untuk melakukan

evaluasi.145

145
Wawancara nomor : 06/W/20-II/2020.
Keterangan tersebut menjelaskan bahwa dalam evaluasi progam dilakukan oleh

pembina atau guru setiap pelaksanaan program. Berbeda dengan sekolah yang melakukan

evaluasi program setiap satu semester sekali. Evaluasi tersebut dilakukan setiap

pelaksanaan berguna untuk melihat perkembangan siswa setiap pertemuan. Bentuk

evaluasi tersebut melalui catatan dan saran yang telah dibuat guru serta absensi kehadiran,

ketertiban siswa, jurnal sebagai bahan tambahan dalam menilai perkembangan siswa.

SMA Negeri 1 Balong sering mengikuti kompetisi, baik dalam bidang akademik

maupun non-akademik. Dari kompetisi itu dapat mengukur kemampuan siswa dalam

bersaing dengan lembaga sekolah lain. Hasil partisipasi mengikuti kompetisi dijadikan

bahan evaluasi untuk mengetahui kelemahan siswa yang selanjutnya diperbaiki supaya

siswa lebih berkembang dari kemampuan sebelumnya.

Hasil dari progam pengembangan yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong terbukti

dengan pencapaian prestasi siswa siswinya dimana sering kali menjuarai berbagai ajang

lomba akademik maupun non-akademik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir di tingkat

Kota, Provinsi, maupun Nasional. Prestasi yang paling membanggakan sekolah yaitu di

tahun 2017 dimana banyak penghargaan yang didapat SMA Negeri 1 Balong, diantaranya

juara 2 Lomba Esai Nasional dari Dompet Duafa tingkat Nasional di Jakarta, juara 2 Lomba

Esai Nasional CTTG 5 tingkat Nasional di Gresik, juara 1 Pidato Trio Hari Kesaktian

tingkat provinsi di Surabaya, dan masih banyak lagi prestasi siswa SMA Negeri 1 Balong

dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang

telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi progam dimanfaatkan sebagai dasar untuk

melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan

berikutnya.146

146
Ananda dan Rafida, Pengantar Evaluasi Progam Pendidikan, 10.
Sejak tahun 2015 sampai 2019 SMA Negeri 1 Balong memiliki prestasi baik dalam

lingkup Kabupaten maupun Provinsi. Hal tersebut membuktikan bahwa program yang di

laksanakan telah berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan. Seandainya ada yang tidak

mencapai target selalu ada perbaikan untuk kedepannya. Hal tersebut seperti yang

disampaikan Bapak Taufan bahwa selalu ada usaha tindak lanjut jika terdapat kegagalan

supaya tidak terulang kesalahan atau kekurangan yang sama dan selalu ada perbaikan untuk

kedepannya. Proses ini dilakuakan SMA Negeri 1 Balong untuk meningkatkan kualitas

sekolah juga untuk meningkatkan kemampuan bakat dari siswa.


BAB VI

A. Kesimpulan

1. Perencanaan yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam program pengembangan

bakat siswa memiliki beberapa tahapan untuk penyusunan program dan berbagai

keputusan pada masa yang akan datang, dengan menetapkan tujuan sekolah,

merumuskan keadaan saat ini dengan menentukan data yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan melalui inventarisasi data (data bakat minat siswa, sarana dan prasarana,

finansial, dan SDM), mengidentifikasi kemudahan dan hambatan dalam pelaksanaan,

dan mengembangkan rencana kegiatan untuk pencapaian tujuan. Bentuk program yang

dilakukan SMA Negeri 1 Balong melalui kegiatan akademik dan non-akademik yang

terdiri dari 3 ekstra wajib diantaranya TBTQ, pramuka dan komputer, 30 lebih ekstra

peminatan, dan ekstra tambahan yang sedang dikembangan yaitu ekstra litersasi dan

tata boga.

2. Pengorganisasian yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong dalam program

pengembangan bakat siswa dengan membuat tim dalam merancang program yang

terdiri dari Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab dan membuat ide awal, Waka

Kesiswaan menyusun progam yang telah disepakati bersama dan membuat jadwal

pelaksanaan progam, Komite Sekolah sebagai pendukung dalam menentukan program

baik dalam bentuk pemikiran maupun tenaga, dan guru dapat memberikan ide dan

masukan.

3. Pelaksanaan yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Balong dalam penerapannya

dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Dimulai dari perekrutan siswa melalui angket

dan tes atau pun melalui jalur prestasi. Kegiatan ekstrakulikuler dilakukan seminggu

sekali pada hari rabu sedangkan ekstrakulikuler wajib pada hari jumat. Pelaksanaan

program dilakukan dalam ruangan dan diluar ruangan dibimbing oleh guru atau pelatih.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan program antara lain guru memiliki motivasi
tinggi, sarana dan prasarana lengkap, dan finansial mencukupi. Sedangkan faktor

penghambat turunnya motivasi siswa karena pelaksanaan dilakukan setelah

pembelajaran sehingga siswa sudah kelelahan. Sementara tindakan yang dilakukan

SMA Negeri 1 Balong dalam menyelesaikan permasalahan dengan memberikan

motivasi di setiap pertemuan terhadap siswa agar bersemangat dalam mengikuti

kegiatan.

4. Evaluasi program dilakukan SMA Negeri 1 Balong setiap satu semester sekali.

Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dalam

pelaksanaan. Evaluasi tersebut juga untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam

kurun waktu satu semester sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan

efisiensi pelaksanaan program. Evaluasi dilakukan melalui penilaian berdasarkan

absensi atau kehadiran siswa, ketertiban siswa, dan jurnal. Evaluasi dilakukan oleh

guru setiap kegiatan berlangsung berguna untuk melihat perkembangan siswa setiap

pertemuan melalui catatan dan saran yang telah dibuat guru. Hasil dari program

pengembangan yang dilakukan SMA Negeri 1 Balong terbukti dengan pencapaian

prestasi siswa siswinya dimana sering kali menjuarai berbagai ajang lomba akademik

maupun non-akademik dalam kurun waktu 4 tahun terakhir di tingkat Kota, Provinsi,

maupun Nasional.

B. Saran

Berdasarkan penelitian, kesimpulan dan implikasinya, maka mengajukan saran-

saran kepada:

1. lembaga sekolah

a. Kerjasama dan komunikasi hendaknya tetap terjalin dalam perencanaan maupun

pelaksanan antara kepala sekolah, waka kesiswaaan, dan guru ataupun pembina,

agar tidak ada salah paham ketika progam berjalan.


b. Pelaksanaan program hendaknya juga selalu memberikan motivasi terhadap

siswa serta meningkatkan komitmen siswa supaya disiplin dalam mengikuti

kegiatan.

c. Evaluasi progam pengembangan, hendaknya wali murid juga dilibatkan untuk

meningkatkan kedisiplinan bagi siswa agar lebih giat berlatih.

2. Bagi Peneliti yang akan datang

Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

progam pengembangan bakat siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Aliwardani, Afifah Luthfi. Manajemen Pembinaan Kesiswaan Dalam

Pengembangan Bakat Siswa SMA Muhammadiyah 1 Klaten. IAIN

Ponorogo: Skripsi, 2017.

Amanu, 2. M. Alchakim. Managemen Pengembangan Bakat Minat Siswa di

MTS Al-Wathoniyyah Pendurungan Semarang. UIN Walisongo Semarang:

Skripsi, 2015.

Ananda, Rusydi, dan Tien Rafida. Pengantar Evaluasi Progam Pendidikan.

Medan: Perdana Publising, 2017.

Asiah, Siti. Dasar Ilmu Manajemen. Yogyakarta: Mahameru Press, 2017.

Asmara, Andik. “Pengembangan Tes Minat dan Bakat dengan Metode Jaringan

Syaraf Tiruan (JST) untuk Memprediksi Potensi Siswa Bidang Robotika.”

Pendidikan Vokasi 5 (2015).

Basrowi, dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,

2008.

Daryono. Menuju Manajemen Berbasis Sekolah. Pasuruan: Lembaga Academic &

Research Institute, 2020.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.

Fadhylatul, Isti. “Ketika Bakat Tidak Sesuai Dengan Minat.” Kompasiana, 28

Maret 2018.

Ghony, Djunaidi, dan Fauzan Almansyur. Metode Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.


Heryati, Yeti, dan Mumuh Muhsin. Managemen Sumber Daya Pendidikan.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2014.

Kasan, Tholib. Teori dan Apliaksi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia Press,

2005.

Koestiarti, Karina. “Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak.” Kompasiana, 30

April 2012.

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2008.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Miles, Matthew B, A Michael Huberman, dan Jhonny Saldana. Qualitative Data

Analysis, A Methods Sourcebook. Edition 3. Jakarta: UI Press, t.t.

Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja

Rosda, 1997.

Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.

Prihatin, Eka. Managemen Peserta Didik. Bandung: ALFABETA, 2014.

Purwanto, Ngalim. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara, 1984.

Rohmah, Noer. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2012.

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.

Sarinah. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2008.

———. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2017.

1
———. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2016.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2001.

Talibo, Ishak Wanto. “Fungsi Manajemen Dalam Perencanaan Pembelajaran,” t.t.

Wibowo, Arif Prasetiyo, David Bagus Hari S, dan Teguh Santoso. “Pelatihan

Pengenalan Minat dan Bakat Siswa SMP Negeri 1 Labang Bangkalan-

Madura” 01 (2018): 02.

Yusfandaria. “Upaya Pengembangan Kemampuan Bakat Melalui Layanan

Bimbingan Karir Dengan Strategi Problem Solving Peserta Didik.”

Wahana Konseling 02 (Maret 2019): 01.

Anda mungkin juga menyukai