1 SM
1 SM
1/Jan-Feb/2017
39
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
mendalam hasilnya dituangkan dalam bentuk simpanan nasabah bank. Oleh sebab itu baik
Skripsi dengan judul: “Prinsip-Prinsip Tentang pemilik dan pengelola bank maupun otoritas
Perbankan Syariah Hubungannya Dengan yang terlibat dalam pengaturan pengawasan
Hukum Islam.” bank harus dapat mewujudkan kepercayaan
masyarakat dengan penjaminan seluruh
B. Perumusan Masalah kewajiban bank.
1. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Secara normatif “fiduciary relation” dapat
tentang Perbankan Syariah? dipahami melalui penjelasan Pasal 29 Undang-
2. Bagaimana hubungan kegiatan usaha Undang Nomor 7 Tahun 1992 Undang-undang
perbankan syariah dengan Otoritas Jasa Nomor 10 Tahun 1998 (Undang-Undang
Keuangan? Perbankan) yang menyatakan bahwa: “Bank
terutama bekerja dengan dana masyarakat
C. Metode Penelitian yang disimpan pada bank atas dasar
Metode penelitian yang dipergunakan kepercayaan, setiap bank perlu terus menjaga
dalam penulisan skripsi ini adalah kesehatannya dan memelihara kepercayaan
menggunakan pendekatan penelitian yuridis masyarakat padanya”.4
normatif yang bersifat kualitatif. Fiduciary principle /fiduciary relation juga
dapat dipahami melalui Pasal 8 ayat (1) Udang-
PEMBAHASAN Undang Perbankan yang juga merupakan
A. Implementasi Prinsip-prinsip Tentang contoh ketentuan normatif tentang prudential
Perbankan Syariah principle yang menyatakan bahwa: “Dalam
Di dalam mengoperasionalkan perbankan memberikan kredit atau pembiayaan
syariah dikenal beberapa prinsip-prinsip berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib
pengelolaan kegiatan usaha perbankan syariah. mempunyai keyakinan berdasarkan analisis
Adapun prinsip-prinsip tersebut pada garis yang mendalam atas itikad dan kemampuan
besarnya sebagai berikut: serta kesanggupan nasabah debitur untuk
1. Prinsip kepercayaan dan prinsip kehati- melunasi utangnya atau mengembalikan
hatian pengelolaan kegiatan usaha pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
perbankan syariah diperjanjikan.”5
Salah satu misi perbankan adalah menerima Menurut Nindyo Pramono, bank wajib
simpanan baik berupa giro, tabungan, dan mempunyai keyakinan berarti bank wajib
deposito. Dana ini dibutuhkan bank dalam secara hati-hati memutuskan untuk
menjalankan usahanya, yang tindak mungkin memberikan kredit kepada nasabah debitur
hanya diandalkan dan modal bank sendiri. karena dana yang disalurkan melalui kredit
Untuk itu, dalam rangka menarik dana segar tersebut adalah dana masyarakat yang
dari masyarakat, bank pun terus melakukan dipercayakan kepadanya. Menerapkan prinsip-
pembaharuan dalam menawarkan jasa prinsip kehati-hatian secara tidak langsung
perbankan. Selain itu bank sebagai salah satu berarti memelihara kepercayaan yang diberikan
komponen dalam menjaga keseimbangan oleh nasabah kepada bank.6
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Bahwa hubungan bank dan nasabah
dalam menjalankan usahanya memerlukan penyimpanan adalah hubungan kontrak antara
kepercayaan masyarakat.3 debitur dengan kreditur yang dilandasi asas
Kepercayaan masyarakat terhadap industri kehati-hatian. Hubungan hukum tersebut,
perbankan nasional merupakan salah satu kunci bukanlah sekedar hubungan kontraktual biasa,
untuk memelihara stabilitas industri perbankan. tetapi juga hubungan kepercayaan atau
Kepercayaan ini dapat diperoleh dengan fiduciary relation yang didasarkan pada prinsip
adanya kepastian hukum dalam pengaturan kerahasiaan bank.
dan pengawasan bank serta penjaminan Prinsip pengelolaan sebuah lembaga
3 4
Abdul Ghofur Anshori, Penerapan Syariah Dalam Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992, UU No. 10 Tahun 1998
5
Lembaga Keuangan, Lembaga Pembiayaan dan Pasal 8 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1992
6
Perusahaan Pembiayaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Nindyo Pramono, Sistem dan Prosedur Operasional Bank
2008, hal. 190-214 Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2005, hal. 162
40
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
keuangan khususnya perbankan yang utama menyebut secara tegas mengenai pengertian
adalah prinsip kepercayaan (fiduciary relation). prinsip kehati-hatian ini. Secara normatif Pasal
Dikatakan sebagai prinsip yang utama karena 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 hanya
kegiatan usaha perbankan mendasarkan pada menyebutkan bahwa “Perbankan Indonesia
adanya kepercayaan dari masyarakat. Prinsip dalam melakukan usahanya berasaskan
ini telah diadopsi dalam Undang-Undang demokrasi ekonomi dengan menggunakan
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas prinsip kehati-hatian.”9
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.
Dengan demikian maka dapat dikatakan 2. Prinsip-Prinsip Akad Pengelolaan Kegiatan
bahwa salah satu mekanisme melalui peraturan Usaha Perbankan Syariah
perundang-undangan dalam rangka untuk Implementasi prinsip akad pada kegiatan
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada usaha atau operasional perbankan syariah
bank adalah dengan diintrodusirnya Undang- sebagai berikut:
Undang Nomor 24 Tahun 2004. a. Kegiatan penghimpunan dana.
Untuk menjamin pelaksanaan prinsip Kegiatan penghimpunan dana dapat
kepercayaan, antara lain bank harus memberi ditempuh oleh perbankan melalui
advis kepada nasabah tentang resiko yang mekanisme tabungan, giro, serta deposito.
mungkin terjadi dalam penyimpanan dananya Khusus untuk perbankan syariah, tabungan
di bank dan bank dalam melaksanakan dan giro dibedakan menjadi dua macam,
transaksi untuk kepentingan nasabah harus yaitu: tabungan dan giro didasarkan pada
melakukannya dengan hati-hati. Oleh karena akad wadiah, serta tabungan dan giro yang
itu, pasal 29 ayat (4) Undang-Undang didasarkan pada akad mudharabah.
Perbankan menetapkan: “untuk kepentingan Sedangkan khusus deposito hanya
nasabah, bank wajib menyediakan informasi memakai akad mudharabah, karena
mengenai kemungkinan timbulnya resiko deposito memang ditujukan untuk
kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah kepentingan investasi.
yang dilakukan melalui bank.”7 b. Kegiatan penyaluran dana
Meskipun pengaturan dalam peraturan Kegiatan penyaluran dana kepada
perundang-undangan mengenai prinsip masyarakat (lending) dapat: ditempuh oleh
kepercayaan ini ditunjukkan secara khusus bank dalam bentuk murabahah,
kepada perbankan, akan tetapi secara mutatis mudharabah,’ musyarakah, ataupun qard.
mutandis juga dapat diterapkan dalam Bank sebagai penyedia dana akan
operasional lembaga keuangan bukan bank mendapatkan imbalan dalam bentuk
atau lembaga pembiayaan. Tidak adanya margin keuntungan untuk murabahah, bagi
jaminan dalam produk yang diberikan oleh hasil untuk mudharabah dan musyarakah,
perusahaan pembiayaan misalnya, serta biaya administrasi untuk qard.
menunjukkan bahwa pada hakikatnya lembaga c. Jasa bank
tersebut juga telah menerapkan prinsip Kegiatan usaha bank di bidang jasa dapat
kepercayaan ini di sisi penyaluran dana.8 berupa penyediaan bank garansi (kafalah),
Adapun prinsip kehati-hatian merupakan Letter of Credit (L/C), Hiwalah, Wakalah,
konsekuensi yuridis sebagai lembaga yang dan jual beli valuta asing.
menarik dana dari masyarakat, maka sebuah Berdasarkan pada ketentuan Pasal 3
lembaga keuangan ataupun lembaga Peraturan Bank Indonesia Nomor
pembiayaan hendaknya mampu mengelola 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip kehati- Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana
hatian. Untuk itu lembaga keuangan khususnya serta Pelayanan Jasa Bank Syariah,
perbankan melakukan studi kelayakan sebelum operasionalisasi maupun produk bank syariah
memberikan pelayanan kepada nasabahnya. dalam kegiatan penghimpunan dana,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tidak penyaluran, dan pelayanan jasa terdiri dari:
a. Dalam kegiatan penghimpunan dana
7
Pasal 29 ayat (4) UU No. 7 Tahun 1992
dengan mempergunakan akad Wadi’ah
8
Agustin Erlina, Manajemen Resiko Perbankan Syariah,
9
Mizan Publika, Jakarta, 2010, hal. 210 Pasal 2 UU No. 10 Tahun 1998
41
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
42
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
43
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
44
Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017
Sumber-sumber Lain:
Al Quran
KUH Perdata
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998
Peraturan BI No. 9/19/PBI/2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah
45