1. I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang memilki potensi yang besar untuk perkembangan
dunia pertanian. Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat melimpah, mulai dari luas
wilayah yang seluas 1919440 km2 ( Anonim, 2010 ) hingga kondisi lahan yang sangat subur.
Hal ini terbukti dengan banyaknya gunung berapi di Indonesia.
Seharusnya sebagai negara agraris dengan kondisi lahan yang subur mampu menjadikan
sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi vital yang memilki prospek ke depan yang
baik. Namun, kenyataan yang ada di negara kita, sektor pertanian seperti di anak tirikan dan
dianggap tidak berprospek. Sehingga tidak heran apabila perkembangan sektor pertanian ini
tidak sepesat yang diharapkan. Salah satunya penyebabnya adalah kurangnya teknologi
pendukung yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
1.2 Tujuan
Mengetahui beberapa jenis alat tanam mekanis dalam menanam biji-bijian dan
memahami prinsip kerjanya
Mampu menggunakan seed table dengan tujuan dapat mengkalibrasi alat tanam.
Penanaman benih merupakan suatu kegiatan atau proses menanami lahan pertanian dengan
benih atau biji dari tanaman pangan. Proses ini biasa dilakukan setelah lahan selesai diolah
dan siap untuk ditanami. Tanaman yang sering digunakan adalah berupa benih ( bayi tanaman
) atau biji secara langsung ( Anonim, 2010 ).
pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau
menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980).
Alat tanam merupakan aalat yang digunakan untuk menanam biji-bijian sesuai dengan
kedalaman dan jumlah biji yang dikehendaki. Alat tanam ini akan disesuaikan dengan kondisi
tanah dan juga jenis dari biji-bijian yang ditanam. Setiap alat tanam akan memiliki
spesifikasinya sendiri (Alihamsyah, 1997 ).
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah
disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah
menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik,
tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu
seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).
Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam dapat digolongkan
berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:
Banyak sekali mesin tanam biji-bijian yang telah dibuat untuk mempercepta proses
penanaman untuk membantu petani diantaranya adalah sebagai berikut (Purwadi, 1990 ):
Centrifugal broadcast seeder Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu
lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut
untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran
benih dapat kontinyu.
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah
dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel).
Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat
diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam
yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain.
Mesin ini memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada interval yang sama
dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan,
umumny dibuat cukup lebar untuk keperluan penyiangan.
Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman muda disebut
transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut rice transplanter. Bagian-
bagian dari alat ini adalah:
a. tempat bibit,
b. penjapit bibit,
c. pembuat lubang,
d. alat penanam bibit, dan
e. alat pengapung.
a. Seed-matering devices
Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang
dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat
karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.
Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan
kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat
dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare. Untuk itu harus diperhatikan
pemantulannya pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman
ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan
keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini
bertalian dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe,
disk
Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah
kembali. Hal ini bertalian denga pertumbuhan kecambah, akan baik bila benih tersebut berada
dalam lingkungan tanah yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini
diharapkan tanah yanh menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh
tanaman.
Menurut Sukirno (1999, hal. 51) Selain itu juga ada alat yag digunakan untuk menyebar dan
membuat lubang sekaligus untuk tempat benih yang akan ditanam, alat tersebut
menggunakan tenaga manusia dan alatnya disebut job seeder. Alat ini merupakan salah satu
jenis alat hand seeder. Pada dasarnya alat dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill
ini terdiri dari:
b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed box)
Prinsip kerja mesin tanam bibit adalah perputaran mesin (motor) baik motor baker amupun
motor bensin yang akan memutarkan SMD sehingga terjadi sirkulasi perputaran benih yang
menyebabkan benih masuk kedalam SMD dengan jumlah tertentu sesuai dengan setingan
(pengaturan) yang kemudian disalurkan pada feed tube yang selanjutnya ditanam pada alur
yang telah dibuat oleh furriw opener dan kemudian ditutup oleh converind device sehingga
tertutup dan terhindar dari koservasi legas (Ciptohadijoyo, 2008).
Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang
didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya adalah sebagai
berikut:
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah
ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh
dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih ( Purwadi, 1990 ).
Seed-matering devices merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai
dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Alat ini mempunyai fungsi
sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh
pertumbuhan tanaman. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik
benih dan jarak yang dikehendaki. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah
horizontal feed / rotor matering devices (Ciptohadijoyo, 2008).
Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Jenis seed matering devices seeder
yang diamati adalah horizontal feed / rotor matering devices (Ciptohadijoyo, 2008).
Seed Matering Device adalah alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang diituntut oleh pertumbuhan tanaman ( Rahmat, 2010).
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut:
Sementara bahan yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:
Biji kacang hijau : sebagai bahan / biji yang akan ditanam dalam simulasi
Biji jagung : sebagai bahan / biji yang akan ditanam dalam simulasi
Pasir kuarsa : media simulasi lahan tanam
1. V. PEMBAHASAN
5.1 Analisa Prosedur
Pada praktikum tentang identifikasi dan kalibrasi alat tanam ini pertama kali yang harus kita
lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu kita ukur panjang seed table dengan
meteran untuk mengetahui data panjang seed table. Selain itu kita timbang massa bahan
( jagung dan kacang hijau ) sebanyak 100 biji untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalamperhitungan. Setelah itu pasir kuarsa dimasukkan ke dalam hopper pasir sebagai media
simulasi lahan tanam. Kemudian control panel dinyalakan hingga pasir kuarsa tepat berada
dimulut mekanis agar biji awal yang jatuh dapat berada tepat pada media pasir. Kemudian
bahan ( biji kacang hijau ) dimasukkan pada hopper biji. Control panel dinyalakan lagi
serentak dengan stopwatch juga dinyalakan agar dapat terukur waktu yang dibutuhkan selama
proses. Setelah itu, diukur jarak antar biji dan juga jumlah biji untuk mengetahui jarak tanam
dan banyaknya biji yang keluar dari matering device. Diulangi lagi untuk biji jagung.
Dilakukan 2 kali pengulangan dengan biji yang berbeda untuk mengetahui perbedaan dan
efesiensi untuk jenis biji yang berbeda.
1. VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulakan dari praktikum ini antara lain adalah:
Seed table adalah alat simulasi tanam untuk mengetahui efesiensi waktu penanaman
dan jarak tanam pada suatau lahan
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah untuk deadline laporan harap diperhatikan lagi
jangan terkesan terburu-buru.
DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah, T., E. E. Ananto dan I. G. Ismail. 1997. Penelitian dan Pengembangan Alat dan
Mesin Pertanian Menunjang Pertanian Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut. Prosiding
Simposium Penelitian ‘I’anaman Pangan 111 JakartalBogor 23—25 Agustus 1997.
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991. Alat dan Mesin Pertanian II.
Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada University
Prees. Yogyakarta.
Soedianto, dkk. 1982. Bercocok Tanam Jilid I. CV Yasaguna. Jakarta. Sukirno, Ir. 1999.
Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
1. Latar belakang
Aplikasi teknologi Sistem Konversi Energi angin (SKEA) untuk penyediaan air baik irigasi
pertanian, peternakan maupun kebutuhan lainnya, merupakan bagian dan peningkatan
kontribusi, pemanfaatan sumber-sumbcr energi terbarukan guna membantu masyarakat
terutama di daerah daerah yang pasokan listriknya belum tersedia atau sistem tersebut
diinginkan oleh pengguna. Sebagai salah satu jenis sumber energi terbarukan , energi angin
dapat di konversikan menjadi energi mekanik maupun listrik tergantung pada tujuan
pemakaian dan sistem pemompaan yang akan digunakan. Untuk sumur sumur bor maupun
sumur dalam sampai kedalaman dan putaran tertentu, pompa dengan gerakan tunm naik
(misalnya pompa piston) atau dengan gerakan berputar dapat digunakan, akan tetapi untuk
putaran tinggi , diperlukan pompa-pompa listrik putaran tinggi antara lain tipe sentrifugal
yang dapat dibenamkan ke dalam air . Dengan demikan, untuk aplikasi ini diperlukan turbin
angin listrik sebagai pemasok daya.Dari segi komcrsial, tersedia berbagai produk pompa
listrik di pasaran; demikian juga turbin-turbin angin dari berbagai kapasitas dan rancangan;
sedangkan dari segi pengguna (demand), pilihan akan ditentukan berdasarkan kebutuhan
aktual di lapangan mencakup jenis pemafaatan air yang dipompakan, debit air yang
diperlukan, jarak sumber air ke pengguna, tinggi hidraulik , dan juga pertimbangan ekonomis
untuk biaya keseluruhan sistem terpasang yang akan memberikan hasil pemompaan optimal
berdasarkan turbin angin yang tersedia dan perangkat pompa yang digunakan.
Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu model teknologi irigasi yang
menggunakan pompa air yang lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis sehingga dalam
pengelolaannya tidak tergantung pada tenaga listrik atau bahan bakar lainnya membutuhkan
biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan bahkan tidak membebani petani
dan kelompoknya dalam melakukan kegiatan usahatani.
2. Tujuan
a. Meningkatkan ketersedian air irigasi dalam jumlah, waktu, dan luasan atau sebaran yang
memadai
b. Mengembangkan pengelolaan atau penyediaan air irigasi yang ekonomis, efisien dan
efektif melauli pemanfaatan angin sebagai penggerak pompa irigasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa
dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah
energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida.
1 Macam – macam Pompa berdasarkan prinsip kerjanya
1.Centrifugal pumps (pompa sentrifugal)
Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar
pembelokan/pengubah aliran (fluid dynamics). Kapasitas yang di hasilkan oleh pompa
sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang di hasilkan
oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan pangkat dua dari kecepatan putaran.
3.Jet pump
Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari tempat yang
sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang
digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan
dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat terbatas.
5.Hidraulic pumps
Pompa ini menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan
energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi
tekan)
6.Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan
roda timbah,archimedean screw dan peralatan sejenis.
7.Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet padi edia
ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari pompa ini sangat terbatas pada
cairan metal.
3.3 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan optimasi, dapat diperoleh beberapa hal berkaitan dengan konfigurasi
optimum dari uji coba pemanfaatan turbin angin pemompaan di Samas, antara lain:
• Karakteristik daya pompa dasamya dapat diperoleh dari penjual; akan tetapi persamaan
matematis diperoleh dari fabrikan dan bukan hal yang mudah. Terdapat berbagai pilihan
produk dengan ukuran, kapasitas, head, dan Iain-lain yang berbeda.
• Pompa tipe SP5A-8 akan berfungsi baik digandengkan dengan turbin angin imtuk daerah
operasional kecepatan angin 3-9 m/s dan tinggi pemompaan 15 meter.
• Optimasi dimaksudkan sebagai kondisi ideal untuk kompromi antara biaya dan perangkat
pompa. Dalam prakteknya kondisi ideal tidak selalu tersedia, sehingga memerhikan
pendekatan yang lebih praktis dari produk pompa yang tersedia.
• Pada kecepatan angin di atas 9 m/s, frekuensi pompa telah mencapai di atas 60 Hz, sehingga
hams dilakukan pengaturan agar terjaga dari kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bustraan P , LWP Bianchi, 1983, Pompa , PT Pradnya Paramita, Jakarta. E.H.Lysen, 1982,
Introduction to Wind Energy; SWD, Netherlands. Joop Van Meel, Paul Smulders, 1982,
Wind Pumping Handbook, The World Bank, Washington DC. J.T.G Pierik, 1982, Tocardo
4500 Wind Turbine, ECN -CX-00-093 , Petten The Netherlands. No name, The Tocardo
4500 a 3,5 kW Wind Turbine Sustainable Wind Energy, Teamwork Technology BV The
Netherlands. Soeripno, 1982, Turbin Angin Tocardo 4500 Desain FUosofi, Pemasangan dan
Pengujian di Santas Bantul DIY, JanNas, Vol. 4, No. 2
Nama : Kodri
Nim : 0911020053
Komentar Jurnal
Dalam Jurnal ini teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
secara acak sehingga data yang didapat adalah data primer dimana data tersebut digunakan
sebagai acuan untuk menganalaisa data tunggal hal ini lah yang membuat sebuah hasil analisa
tidak terlalu baik kerena sumber data yang digunakan hanya data primer seharusnya sumber
data yang digunakan ada beberapa sumber , misalnya hasil penelitian , buku – buku yang
berkaitan dengan permasalahn yang ada. Dalam savana Nigeria, tanam campuran adalah
praktek umum di kalangan petani tradisional. Bagian utara Nigeria dikenal ditandai dengan
campuran sereal, biji-bijian dan serat polongan. Di bagian selatan Nigeria, sistem tanam
dilaporkan terdiri dari tanaman akar, tanaman pohon dan berdiri sesekali jagung dan sayuran
banyak sekali lahan – lahan yang dialih Fungsikan seperti perumahan atau taman perkebunan
dan juga ada beberapa yang meng ahlifungsikan sebagai taman pertanian.
Penelitian ini menilai profitabilitas melon ‘egusi’) di bawah sistem tunggal dan tumpang sari
di Area Pemerintah Lokal Okehi (LGA) Negara Kogi. Data primer digunakan untuk
penyelidikan. Data primer diperoleh melalui penggunaan kuesioner dalam Okehi LGA. 240
petani sampel purposif dan 120 secara acak dipilih untuk penelitian. Statistik deskriptif dan
analisis laba bersih pertanian dipekerjakan dalam analisis data. Hasilnya menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan usaha tani bersih per hektar untuk satu-satunya buah melon, semangka
dalam 2, 3, dan 4 tanaman campuran adalah N1, 328,69, N915.77, N887.27 dan N414.57
masing-masing. Kembalinya kotor total per hektar untuk melon (dari data dikumpulkan) rata-
rata N12.638.61 sedangkan total biaya produksi N8, rata-rata 838,74. Pendapatan pertanian
total bersih per hektar untuk kedua tunggal dan campuran (data yang diperoleh) adalah N3,
rata-rata 799, menyiratkan bahwa produksi melon ‘egusi’ adalah menguntungkan di daerah
tersebut. Berdasarkan temuan, direkomendasikan bahwa para petani di daerah harus terus
fokus perhatian lebih pada produksi melon tunggal. Juga Proyek Pembangunan Pertanian
(ADP) di negara bagian itu harus meningkatkan kesadaran dan memobilisasi melon produksi
industri lokal untuk pengolahan buah melon ‘egusi’ dan ekstraksi minyak untuk pemanfaatan
yang lebih baik di daerah tersebut.
Penelitian ini menunjukan bahwa dengan penolah tanaman melon yang tepat akan mendapat
kan hasil yang baik dan memuaskan salah satunya dengan menggunakan sistem penanaman
campuran dimana tanam campuran telah terbukti mengarah pada pemanfaatan yang lebih
baik lahan, tenaga kerja dan modal. Hal ini juga menghasilkan variabilitas kurang dalam
pengembalian tahunan dibandingkan dengan tanam tunggal. Sistem tanam campuran juga
memastikan keamanan pangan terhadap kegagalan panen total atau dengan maksud untuk
memaksimalkan hasil dan keuntungan membuat dengan menggunakan operasi kerja yang
sama. Produksi sayuran di Nigeria terutama dalam bentuk beragam spesies tumbuh sebagai
anak perusahaan dalam campuran dengan tanaman makanan pokok, menggunakan metode
pertanian . Para tanaman pangan biasanya ditanam di lahan yang relatif subur dibersihkan
dari semak bera dari berbagai jangka waktu yang memungkinkan untuk nutrisi bahan organik
tanah.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik sosial ekonomi petani sampel dan
menentukan profitabilitas produksi melon egusi di Okehi LGA dari Kogi hal ini dilakukan
untuk menunjang seberapa besar penghasilan petani melon yang dapat pertahankan untuk
pengembangan buah melon yang lebih baik dimana buah melon merupan unggulan dari kota
disalah satu negara dibenua hitam. Banyak yang telah dilakukan untuk menunjang
keberhasilan dari suatu petani melon diman setiap daerah mempunyai masing – masing
penghasilan.