Anda di halaman 1dari 17

Identifiksi dan Kalibrasi Alat Tanam

Posted: 27th December 2011 by kodri in Uncategorized


0

1. I.                   PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Indonesia  merupakan negara agraris yang memilki potensi yang besar untuk perkembangan
dunia pertanian. Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat melimpah, mulai dari luas
wilayah yang seluas 1919440 km2 ( Anonim, 2010 ) hingga kondisi lahan yang sangat subur.
Hal ini terbukti dengan banyaknya gunung berapi di Indonesia.

Seharusnya sebagai negara agraris dengan kondisi lahan yang subur mampu menjadikan
sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi vital yang memilki prospek ke depan yang
baik. Namun, kenyataan yang ada di negara kita, sektor pertanian seperti di anak tirikan dan
dianggap tidak berprospek. Sehingga tidak heran apabila perkembangan sektor pertanian ini
tidak sepesat yang diharapkan. Salah  satunya penyebabnya adalah kurangnya teknologi
pendukung yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Sebenarnya pemerintah telah mencoba mencanangkan berbagai kebijakan untuk teknologi


pertanian, namun masih belum menunjukan hasil yang signifikan. Salah satu yang menjadi
kendala besar bagi perkembangan pertanian di Indonesia adalah kurangnya alat tanam yang
dapat meningkatkan efesiensi proses tanam. Untuk itu parktikum tentang Identifikasi dan
Kalibrasi Alat Tanam ini dilakukan, agar dapat memberi gambaran bagi mahasiswa tentang
alat tanam.

1.2              Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain adalah:

 Mengetahui beberapa jenis alat tanam mekanis dalam menanam biji-bijian dan
memahami prinsip kerjanya
 Mampu menggunakan seed table dengan tujuan dapat mengkalibrasi alat tanam.

1. II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penanaman

Penanaman benih merupakan suatu kegiatan atau proses menanami lahan pertanian dengan
benih atau biji dari tanaman pangan. Proses ini biasa dilakukan setelah lahan selesai diolah
dan siap untuk ditanami. Tanaman yang sering digunakan adalah berupa benih ( bayi tanaman
) atau biji secara langsung ( Anonim, 2010 ).

Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah

pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau
menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980).

2.2              Alat Tanam

Alat tanam merupakan aalat yang digunakan untuk menanam biji-bijian sesuai dengan
kedalaman dan jumlah biji yang dikehendaki. Alat tanam ini akan disesuaikan dengan kondisi
tanah dan juga jenis dari biji-bijian yang ditanam. Setiap alat tanam akan memiliki
spesifikasinya sendiri (Alihamsyah, 1997 ).

Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk

menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah

disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah
menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik,
tanpa harus melakukan penyulaman Alat mesin penanam dibedakan menjadi dua, yaitu
seeder dan rice transplanter (Purwadi, 1990).

2.2.1        Macam-macam Alat Tanam

Menurut Irwanto (1980, hal. 42) Macam dan jenis alat dan mesin penanam dapat digolongkan
berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:

1. alat penanam dengan sumber tenaga manusia,

2. alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan

3. alat penanam dengan sumber tenaga traktor.

Banyak sekali mesin tanam biji-bijian yang telah dibuat untuk mempercepta proses
penanaman untuk membantu petani diantaranya adalah sebagai berikut (Purwadi, 1990 ):

1. Mesin Tanam Sebar (Broadcast Seede)

Centrifugal broadcast seeder Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu
lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut
untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran
benih dapat kontinyu.

2. Mesin Tanam Acak Dalam Lajur (Drill Seeder)

Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah
dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel).
Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat
diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam
yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain.

3. Mesin Tanam Presisi Dalam Alur

Mesin ini memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada interval yang sama
dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan,
umumny dibuat cukup lebar untuk keperluan penyiangan.

2.2.2. Bagian-bagian Alat Tanam

Menurut Sukirno (1999, hal. 50) Alat penanam dari bibit atau tanaman muda disebut
transplanter, terutama untuk bibit tanaman padi dan alatnya disebut rice transplanter. Bagian-
bagian dari alat ini adalah:

a. tempat bibit,

b. penjapit bibit,

c. pembuat lubang,
d. alat penanam bibit, dan

e. alat pengapung.

Bagian dari mesin penanam (Ciptohadijoyo, 2008) :

a. Seed-matering devices

Merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang
dituntut oleh pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat
karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.

b. Tabung penyalur (seed-tube)

Ini akan menyalurkan benih ke alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan
kekasaran mempengaruhi pengaliran benih. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat
dialirkan dengan kecepatan yang sama dan continare. Untuk itu harus diperhatikan
pemantulannya pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.

c. Alat pembuat alur (furrow opener)

Untuk pertumbuhan tanaman yang baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman
ditentukan oleh jenis tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan
keadaan permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal ini
bertalian dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya : runner, hoe,
disk

d. Alat penutup alur (seed-covering-devices)

Alat tersebut mempunyai fungsi menutup benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah
kembali. Hal ini bertalian denga pertumbuhan kecambah, akan baik bila benih tersebut berada
dalam lingkungan tanah yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupan ini
diharapkan tanah yanh menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat ditembus oleh
tanaman.

Menurut Sukirno (1999, hal. 51) Selain itu juga ada alat yag digunakan untuk menyebar dan
membuat lubang sekaligus untuk tempat benih yang akan ditanam, alat tersebut
menggunakan tenaga manusia dan alatnya disebut job seeder. Alat ini merupakan salah satu
jenis alat hand seeder. Pada dasarnya alat dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill
ini terdiri dari:

a. tempat penampung benih (seed box)

b. penyendok benih (untuk mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed box)

c. pengarah benih (seed tube),

d. pembuat alur pada tanah (furrow opener)

e. penutup alur (cover chain)


 

2.3 Prinsip Kerja Alat Tanam

Prinsip kerja mesin tanam bibit adalah perputaran mesin (motor) baik motor baker amupun
motor bensin yang akan memutarkan SMD sehingga terjadi sirkulasi perputaran benih yang
menyebabkan benih masuk kedalam SMD dengan jumlah tertentu sesuai dengan setingan
(pengaturan) yang kemudian disalurkan pada feed tube yang selanjutnya ditanam pada alur
yang telah dibuat oleh furriw opener dan kemudian ditutup oleh converind device sehingga
tertutup dan terhindar dari koservasi legas (Ciptohadijoyo, 2008).

Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang
didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya adalah sebagai
berikut:

1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal)

2. Mekanisme penjatuhan benih

3. Penutupan alur atau lubang ( khusus tugal) ( Purwadi, 1990 ).

2.4              Matering Device

2.4.1        Pengertian Matering Device

Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah
ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh
dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih ( Purwadi, 1990 ).

Seed-matering devices merupakan alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai
dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanam. Alat ini mempunyai fungsi
sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh
pertumbuhan tanaman. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat karakteristik
benih dan jarak yang dikehendaki. Jenis seed matering devices seeder yang diamati adalah
horizontal feed / rotor matering devices (Ciptohadijoyo, 2008).

2.4.2        Macam-macam Matering Device

Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Jenis seed matering devices seeder
yang diamati adalah horizontal feed / rotor matering devices (Ciptohadijoyo, 2008).

Seed Matering Device adalah alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan
persyaratan yang diituntut oleh pertumbuhan tanaman ( Rahmat, 2010).

1. Jenis-Jenis Seed Matering Device


1. Horizontal Feed/Rotor matering devices
2. Vertical Feed/Rotor matering devices
3. Faktor yang mempengaruhi banyaknya yang disalurkan
4. Kekecepatan perputaran
5. Besar-kecilnya bagian dari alat yang mengambil benih dari kotak benih.

1. III.             METODE PRAKTIKUM

3.1  Alat, Bahan dan Fungsi

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut:

 Tachometer: untuk mengukur putaran pulley


 Timbangan digital : mengukur massa bahan
 Stopwatch : mengukur waktu selama proses
 Penggaris : mengukur jarak tanam
 Meteran : mengukur panjang seed table
 Matering device : mengatur keluaran biji
 Control panel : menghubungkan tuas
 Hopper pasir kuarsa : tempat pasir kuarsa
 Kran : membuka dan menutup hopper
 Hopper biji : tempat biji
 Pulley depan : menggerakkan matering device
 Pulley belakang : menguhungkan belt dengan penggerak
 Roda penggerak : memutar pulley belakang
 Motor penggerak : menggerakkan conveyor
 PRM : mengatur putaran
 Conveyor : media simulasi tanam

 
Sementara bahan yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

 Biji kacang hijau : sebagai bahan / biji yang akan ditanam dalam simulasi
 Biji jagung : sebagai bahan / biji yang akan ditanam dalam simulasi
 Pasir kuarsa : media simulasi lahan tanam

3.2  Cara Kerja

 
 

1. V.                PEMBAHASAN

 
5.1              Analisa Prosedur

Pada praktikum tentang identifikasi dan kalibrasi alat tanam ini pertama kali yang harus kita
lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu kita ukur panjang seed table dengan
meteran untuk mengetahui data panjang seed table. Selain itu kita timbang massa bahan
( jagung dan kacang hijau ) sebanyak 100 biji untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dalamperhitungan. Setelah itu pasir kuarsa dimasukkan ke dalam hopper pasir sebagai media
simulasi lahan tanam. Kemudian control panel dinyalakan hingga pasir kuarsa tepat berada
dimulut mekanis agar biji awal yang jatuh dapat berada tepat pada media pasir. Kemudian
bahan ( biji kacang hijau ) dimasukkan pada hopper biji. Control panel dinyalakan lagi
serentak dengan stopwatch juga dinyalakan agar dapat terukur waktu yang dibutuhkan selama
proses. Setelah itu, diukur jarak antar biji dan juga jumlah biji untuk mengetahui jarak tanam
dan banyaknya biji yang keluar dari matering device. Diulangi lagi untuk biji jagung.
Dilakukan 2 kali pengulangan dengan biji yang berbeda untuk mengetahui perbedaan dan
efesiensi untuk jenis biji yang berbeda.

5.2              Analisa Data

5.3              Analisa Hasil

1. VI.             PENUTUP

6.1              Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulakan dari praktikum ini antara lain adalah:

 Macam-macam alat tanam antara lain:

1. alat penanam dengan sumber tenaga manusia,

2. alat penanam dengan sumber tenaga hewan, dan

3. alat penanam dengan sumber tenaga traktor.

 Prinsip kerja alat tanam adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal)

2. Mekanisme penjatuhan benih

3. Penutupan alur atau lubang ( khusus tugal)

 Seed table adalah alat simulasi tanam untuk mengetahui efesiensi waktu penanaman
dan jarak tanam pada suatau lahan

6.2              Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah untuk deadline laporan harap diperhatikan lagi
jangan terkesan terburu-buru.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T., E. E. Ananto dan I. G. Ismail. 1997. Penelitian dan Pengembangan Alat dan
Mesin Pertanian Menunjang Pertanian Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut. Prosiding
Simposium Penelitian ‘I’anaman Pangan 111 JakartalBogor 23—25 Agustus 1997.

Anonim. 2010. Penanaman. http://www.artikata.com/arti-353188-tanam.php. Diakses tanggal


7 Desember 2010

Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991. Alat dan Mesin Pertanian II.
Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta

Irwanto, A. Kohar, Ir. 1980. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
LTAS Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.

Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada University
Prees. Yogyakarta.

Rahmat. 2010. Alat Tanam. http://rahmatap.blogspot.com/2010/07/sekilas-tentang-alat-


mesin-penanam-seeder.html. Diakses tanggal 7 Desember 2010.

Soedianto, dkk. 1982. Bercocok Tanam Jilid I. CV Yasaguna. Jakarta. Sukirno, Ir. 1999.
Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tugas daya dalam Bidang Pertanian


Posted: 13th December 2011 by kodri in Uncategorized
Tags: kodri (0911020053). Dwi Diyan Arimad (0911023028). Danang hariono (0911020032)
0
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Aplikasi teknologi Sistem Konversi Energi angin (SKEA) untuk penyediaan air baik irigasi
pertanian, peternakan maupun kebutuhan lainnya, merupakan bagian dan peningkatan
kontribusi, pemanfaatan sumber-sumbcr energi terbarukan guna membantu masyarakat
terutama di daerah daerah yang pasokan listriknya belum tersedia atau sistem tersebut
diinginkan oleh pengguna. Sebagai salah satu jenis sumber energi terbarukan , energi angin
dapat di konversikan menjadi energi mekanik maupun listrik tergantung pada tujuan
pemakaian dan sistem pemompaan yang akan digunakan. Untuk sumur sumur bor maupun
sumur dalam sampai kedalaman dan putaran tertentu, pompa dengan gerakan tunm naik
(misalnya pompa piston) atau dengan gerakan berputar dapat digunakan, akan tetapi untuk
putaran tinggi , diperlukan pompa-pompa listrik putaran tinggi antara lain tipe sentrifugal
yang dapat dibenamkan ke dalam air . Dengan demikan, untuk aplikasi ini diperlukan turbin
angin listrik sebagai pemasok daya.Dari segi komcrsial, tersedia berbagai produk pompa
listrik di pasaran; demikian juga turbin-turbin angin dari berbagai kapasitas dan rancangan;
sedangkan dari segi pengguna (demand), pilihan akan ditentukan berdasarkan kebutuhan
aktual di lapangan mencakup jenis pemafaatan air yang dipompakan, debit air yang
diperlukan, jarak sumber air ke pengguna, tinggi hidraulik , dan juga pertimbangan ekonomis
untuk biaya keseluruhan sistem terpasang yang akan memberikan hasil pemompaan optimal
berdasarkan turbin angin yang tersedia dan perangkat pompa yang digunakan.
Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu model teknologi irigasi yang
menggunakan pompa air yang lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis sehingga dalam
pengelolaannya tidak tergantung pada tenaga listrik atau bahan bakar lainnya membutuhkan
biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan bahkan tidak membebani petani
dan kelompoknya dalam melakukan kegiatan usahatani.

2. Tujuan
a. Meningkatkan ketersedian air irigasi dalam jumlah, waktu, dan luasan atau sebaran yang
memadai
b. Mengembangkan pengelolaan atau penyediaan air irigasi yang ekonomis, efisien dan
efektif melauli pemanfaatan angin sebagai penggerak pompa irigasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kincir Angin


Kincir angin adalah sebuah mesin yang digerakkan oleh tenaga angin untuk menumbuk biji-
bijian. Kincir angin juga digunakan untuk memompa air untuk mengairi sawah. Kincir angin
modern adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik, disebut juga dengan
turbin angin. Turbin angin kebanyakan ditemukan di Eropa dan Amerika Utara. Naskah
tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari abad ke-9 Masehi yang
menjelaskan bahwa kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran dan Afganistan sudah
ada sejak beberapa abad sebelumnya, kadang disebut Persian windmill. Jenis yang sama juga
digunakan di Cinauntuk menguapkan air laut dalam memproduksi garam. Terahir masih
digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika Serikat.

2.2 Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida melalui pipa
dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa mengubah
energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu menjadi energi tekanan pada fluida.
1 Macam – macam Pompa berdasarkan prinsip kerjanya
1.Centrifugal pumps (pompa sentrifugal)
Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar
pembelokan/pengubah aliran (fluid dynamics). Kapasitas yang di hasilkan oleh pompa
sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang di hasilkan
oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan pangkat dua dari kecepatan putaran.

2.Positive Displacement Pumps (pompa desak)


Sifat dari pompa desak adalah perubahan periodik pada isi dari ruangan yang terpisah dari
bagian Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa tekan adalah sebanding dengan kecepatan
pergerakan atau kecepatan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang dihasilkan oleh
pompa ini tidak tergantung dari kecepatan pergerakan atau putaran. Pompa desak di bedakan
atas : oscilating pumps (pompa desak gerak bolak balik), dengan rotary displecement pumps
(pompa desak berputar). Contoh pompa desak gerak bolak balik : piston/plunger pumps,
diaphragm pumps. Contoh pompa rotary displacement pumps : rotary pump, eccentric spiral
pumps, gear pumps, vane pumps dan lain-lain.

3.Jet pump
Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari tempat yang
sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang
digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan
dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat terbatas.

4.Air lift pumps (mammoth pumps)


Cara kerja pompa ini sangat tergantung pada aksi dari campuran antara cairan dan gas (two
phase flow)

5.Hidraulic pumps
Pompa ini menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom dan
energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi
tekan)

6.Elevator Pump
Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan
roda timbah,archimedean screw dan peralatan sejenis.
7.Electromagnetic Pumps
Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet padi edia
ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu penggunaan dari pompa ini sangat terbatas pada
cairan metal.

2.3 Analisis Pemilihan Pompa


Seleksi Tipe Pompa Pada dasarnya,pemakaian pompa untuk sumur-sumur bor dan sumur
dalam berbeda dengan air permukaan. Pompa untuk sumur bor dan sumur dalam umumnya
menggunakan lipc sentrifugal putaran tinggi 1000 rpm atau Icbih >ang dapat dibenamkan ke
dalam air (submersible pump), atau tipe positive displacement pump untuk putaran-putaran
yang lebih rendah, nusalnya pompa piston yang bergerak turun naik atau dengan rotor yang
berputar secara spiral scperti sekrup (helical pump). Untuk sumber- sumber air pcrmukaan,
pompa dipasang pada permukaan air atau pcrmukaan tanah dan dilengkapi dengan pipa isap.
Ukuran pompa mencakup dimensi, kapasitas pemompaan dan tinggi hidraulik pemompaan
(head). Pompa digerakkan oleh elektromotor yang umumnya memerlukan tegangan listrik 3
fasa 220/380V, 50 Hz. Pompa hams dipilih sehingga torsi awal dapat disepadankan oleh rotor
dalam keccpalan angin rata-rata. Jika pompa tcrlalu besar, rotor hanya akan mulai beroperasi
pada kecepatan angin unggi dan mengeluarkan banyak air dalam interval-interval yang tidak
sering; sebaliknya, jika terlalu kecil, rotor akan mulai bekerja pada kecepatan angin yang
rendah, akan tetapi pompa hanya mengeluarkan air dengan debit yang rendah. Dengan
demikian, guna mempcroleh suatu hasil optimal, diperlukan kescsuaian karakteristik turbin
angin dan pompa. Kesesuaian pompa terhadap turbin angin dimaksudkan untuk mendapatkan
prestasi optimal, di raana pada kecepatan-kecepatan angin yang diketahui (di lokasi), rotor
turbin angin berputar pada kecepatan putaran yang akan menghasilkan daya mekanis yang
sama dengan daya mekanis yang dibutuhkan oleh pompa
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Komputasi


Metoda komputasi dilakukan dengan menggunakan program aplikasi yang tersedia secara
komersial yang dapat disimulasi untuk berbagai produk pompa dengan berbagai variasi
masukan data antara lain: julat kecepatan angin yang dimiliki di lokasi, efisiensi yang di
inginkan, data kedalaman sumur, kapasitas pompa, frekuensi operasional untuk
menghidupkan, operasional dan batas pengontrolan, dll. Sebagai keluaran akan dihasilkan
jenis pompa yang paling sesuai berupa kapasitas pemompaan dan tinggi hidraulik yang
sesuai, dimensi dan bahkan merek dan fabrikan. Untuk bal ini, metoda komputasi dilakukan
berdasarkan konsep berikut.Daya hidraulik dalam Watt (Ph), yakni daya yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu debit air tertentu (q) ke pengguna, Selanjutnya dengan
menggabungkan kurva Ph terhadap kurva-kurva pompa dan turbin angin pada titik-titik
kerjanya dan menarik garis vertikal ke bawah melalui titik-titik kerja tersebut, maka garis
yang dibatasi oleh titik-titik kerja dan titik potong dengan kurva hidraulik merupakan daya
netto sebagai keluaran pompa.

3.2 Simulasi dan Optimasi


Konfigurasi Turbin angin Turbin angin ini dirancang, sehingga dapat beroperasi pada
kecepatan angin rendah untuk situasi di Eropa, namun masih kurang rendah untuk kondisi
angin di Indonesia. Pada umumnya turbin angin skala kecil dirancang untuk pemanfaatan di
lokasi terpencil, sehingga sistem diharapkan dapat berfungsi secara berdiri- sendiri namun ti
dak menutup kemungkinan untuk dihubungkan ke jaringan umum/grid connection system.
Konfigurasi sistem turbin angin Tocardo 4500, terdiri dari rotor, naf, nasel, roda gigi,
generator, rangka ekor, daun samping, menara dan sistem kontrol serta pompa air
Simulasi dan Optimasi Untuk mendapatkan konfigurasi yang optimal antara daya turbin
angin dengan pompa yang dipengaruhi oleh kondisi potensi energi angin dan total tinggi
pemompaan (Head ), maka perlu dilakukan sinkronisasi. Untuk mensimulasi hubungan antara
daya, torsi dan putaran turbin angin serta kesesuaian terhadap beberapa pompa (Grundfos tipe
benam) digunakan metoda komputasi kerangka dengan perangkat lunak (software) yang
tersedia. Untuk turbin angin Tocardo 4500, nilai X, Cp, dan Cq berdasarkan Kragten
Untuk mendapatkan hasil pemompaan yang optimum, sesuai dengan potensi energi angin
setempat dan tinggi total pemompaan (Head total), diperlukan kesesuaian antara kemampuan
torsi rotor turbin angin dengan karakateristik pompa yang digunakan. Untuk mendapatkan
tipe dan kapasitas pompa summersible yang sesuai, telah dilakukan seleksi terhadap beberapa
tipe dan kapasitas pompa Grundfos SP5A-6, SP5A-8 dan SP5A-12. Gambar 4-3a, 4-3b dan
4-3c memperlihatkan karakteristik pompa tersebut, dan salah satu tipe pompa terpilih, yang
memenuhi persyaratan: besarnya daya, kapasitas (debit) dan tinggi pemompaan (Head), yakni
SP 5A-8 dengan kondisi sebagai berikut:
• Kecepatan angin: 3 – 9 m/s
• Tinggi hidraulik (head) : 15- 30 m
• Kapasitas pemompaan : 6,3 m3 /s , H: 20 m

3.3 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan optimasi, dapat diperoleh beberapa hal berkaitan dengan konfigurasi
optimum dari uji coba pemanfaatan turbin angin pemompaan di Samas, antara lain:
• Karakteristik daya pompa dasamya dapat diperoleh dari penjual; akan tetapi persamaan
matematis diperoleh dari fabrikan dan bukan hal yang mudah. Terdapat berbagai pilihan
produk dengan ukuran, kapasitas, head, dan Iain-lain yang berbeda.
• Pompa tipe SP5A-8 akan berfungsi baik digandengkan dengan turbin angin imtuk daerah
operasional kecepatan angin 3-9 m/s dan tinggi pemompaan 15 meter.
• Optimasi dimaksudkan sebagai kondisi ideal untuk kompromi antara biaya dan perangkat
pompa. Dalam prakteknya kondisi ideal tidak selalu tersedia, sehingga memerhikan
pendekatan yang lebih praktis dari produk pompa yang tersedia.
• Pada kecepatan angin di atas 9 m/s, frekuensi pompa telah mencapai di atas 60 Hz, sehingga
hams dilakukan pengaturan agar terjaga dari kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Bustraan P , LWP Bianchi, 1983, Pompa , PT Pradnya Paramita, Jakarta. E.H.Lysen, 1982,
Introduction to Wind Energy; SWD, Netherlands. Joop Van Meel, Paul Smulders, 1982,
Wind Pumping Handbook, The World Bank, Washington DC. J.T.G Pierik, 1982, Tocardo
4500 Wind Turbine, ECN -CX-00-093 , Petten The Netherlands. No name, The Tocardo
4500 a 3,5 kW Wind Turbine Sustainable Wind Energy, Teamwork Technology BV The
Netherlands. Soeripno, 1982, Turbin Angin Tocardo 4500 Desain FUosofi, Pemasangan dan
Pengujian di Santas Bantul DIY, JanNas, Vol. 4, No. 2

tugas kedua Mesin budidaya Pertanian (kodri


/0911020053)
Posted: 13th December 2011 by kodri in Uncategorized
Tags: kodri
0

PROFITABILITY OF ‘EGUSI’ MELON (Citrullus Lanatus Thunb. Mansf) PRODUCTION


UNDER SOLE AND MIXED CROPPING SYSTEMS IN KOGI STATE, NIGERIA

Nama : Kodri
Nim : 0911020053
Komentar Jurnal

Dalam Jurnal ini teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
secara acak sehingga data yang didapat adalah data primer dimana data tersebut digunakan
sebagai acuan untuk menganalaisa data tunggal hal ini lah yang membuat sebuah hasil analisa
tidak terlalu baik kerena sumber data yang digunakan hanya data primer seharusnya sumber
data yang digunakan ada beberapa sumber , misalnya hasil penelitian , buku – buku yang
berkaitan dengan permasalahn yang ada. Dalam savana Nigeria, tanam campuran adalah
praktek umum di kalangan petani tradisional. Bagian utara Nigeria dikenal ditandai dengan
campuran sereal, biji-bijian dan serat polongan. Di bagian selatan Nigeria, sistem tanam
dilaporkan terdiri dari tanaman akar, tanaman pohon dan berdiri sesekali jagung dan sayuran
banyak sekali lahan – lahan yang dialih Fungsikan seperti perumahan atau taman perkebunan
dan juga ada beberapa yang meng ahlifungsikan sebagai taman pertanian.
Penelitian ini menilai profitabilitas melon ‘egusi’) di bawah sistem tunggal dan tumpang sari
di Area Pemerintah Lokal Okehi (LGA) Negara Kogi. Data primer digunakan untuk
penyelidikan. Data primer diperoleh melalui penggunaan kuesioner dalam Okehi LGA. 240
petani sampel purposif dan 120 secara acak dipilih untuk penelitian. Statistik deskriptif dan
analisis laba bersih pertanian dipekerjakan dalam analisis data. Hasilnya menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan usaha tani bersih per hektar untuk satu-satunya buah melon, semangka
dalam 2, 3, dan 4 tanaman campuran adalah N1, 328,69, N915.77, N887.27 dan N414.57
masing-masing. Kembalinya kotor total per hektar untuk melon (dari data dikumpulkan) rata-
rata N12.638.61 sedangkan total biaya produksi N8, rata-rata 838,74. Pendapatan pertanian
total bersih per hektar untuk kedua tunggal dan campuran (data yang diperoleh) adalah N3,
rata-rata 799, menyiratkan bahwa produksi melon ‘egusi’ adalah menguntungkan di daerah
tersebut. Berdasarkan temuan, direkomendasikan bahwa para petani di daerah harus terus
fokus perhatian lebih pada produksi melon tunggal. Juga Proyek Pembangunan Pertanian
(ADP) di negara bagian itu harus meningkatkan kesadaran dan memobilisasi melon produksi
industri lokal untuk pengolahan buah melon ‘egusi’ dan ekstraksi minyak untuk pemanfaatan
yang lebih baik di daerah tersebut.
Penelitian ini menunjukan bahwa dengan penolah tanaman melon yang tepat akan mendapat
kan hasil yang baik dan memuaskan salah satunya dengan menggunakan sistem penanaman
campuran dimana tanam campuran telah terbukti mengarah pada pemanfaatan yang lebih
baik lahan, tenaga kerja dan modal. Hal ini juga menghasilkan variabilitas kurang dalam
pengembalian tahunan dibandingkan dengan tanam tunggal. Sistem tanam campuran juga
memastikan keamanan pangan terhadap kegagalan panen total atau dengan maksud untuk
memaksimalkan hasil dan keuntungan membuat dengan menggunakan operasi kerja yang
sama. Produksi sayuran di Nigeria terutama dalam bentuk beragam spesies tumbuh sebagai
anak perusahaan dalam campuran dengan tanaman makanan pokok, menggunakan metode
pertanian . Para tanaman pangan biasanya ditanam di lahan yang relatif subur dibersihkan
dari semak bera dari berbagai jangka waktu yang memungkinkan untuk nutrisi bahan organik
tanah.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik sosial ekonomi petani sampel dan
menentukan profitabilitas produksi melon egusi di Okehi LGA dari Kogi hal ini dilakukan
untuk menunjang seberapa besar penghasilan petani melon yang dapat pertahankan untuk
pengembangan buah melon yang lebih baik dimana buah melon merupan unggulan dari kota
disalah satu negara dibenua hitam. Banyak yang telah dilakukan untuk menunjang
keberhasilan dari suatu petani melon diman setiap daerah mempunyai masing – masing
penghasilan.

Cinta di akhir musim


Posted: 9th December 2011 by kodri in Uncategorized
0

Read the rest of this entry »


Hello world!
Posted: 7th December 2011 by kodri in Uncategorized
1

Selamat datang di Student Blogs. Ini adalah posting pertamaku!

Anda mungkin juga menyukai