Anda di halaman 1dari 4

“Tujuan, Prinsip, Strategi dan Metode Pendidikan Kesehatan”

RANGKUMAN
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas mata kuliah

PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

Fadhilah Maulidia
191211572

DOSEN PENGAMPU :

Meria Kontesa,S.Kp,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2019/2020
1. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif
secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

2. Prinsip Pendidikan Kesehatan

Prinsip pendidikan kesehatan harus mampu dipahami oleh setiap petugas kesehatan dan
sasaran (masyarakat). Adapu prinsip pendidikan kesehatan yaitu:

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap
dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang
lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan
dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

3. Strategi Pendidikan Kesehatan

Banyak strategi yang dapat dipilih penyuluh atau pendidik. Dalam melaksanakan proses
pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, berdasarkan bentuk dan pendekatannya, strategi
pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi:
1. Expository
      Makna ekspository berarti memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil
yang disertai bukti-bukti yang mendukung. Pada konteks ini klien hanya menerima saha
informas ang diberikan pleh pendidik. Bahan pendidikan kesehatan telah diolah sedemikian
rupa sehingga siap untuk disampaikan kepada klien.
      Contoh metode ekspository adalah ceramah. Pendidik hanya akan menyampaikan pesan
berturut-turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasiik yang
sebaiknya mulai ditinggalkan. Apabila pendidik ingin banyak melibatkan klien secara aktif,
maka harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga walaupun yang dipilih metode
ekspository, pelaksanaan pendidikan kesehatan tetap optimal dan menyenangkan bagi klien.
2. Discovery
   Discovery (penemuan) sering pada saat penggunaannya tertukar dengan inquiry
(penyelidikan). Penemuan adalah proses mental dimana klien mengasimilasikan suatu konsep
atau suatu prinsip. Proses mental misalnya: mengamati, menganalisa, memvalidasi data,
mengelompokkan data, menetapkan diagnose dan sebagainya. Misalnya tentang konsep
sehat. Setiap masyarakat diharapkan memaknai konsep sehat dan berdaya dalam memenuhi
hak akan kesehatannya. Melalui pengamatan diharapkan klien mengidentifikasi konsep sehat
dan menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
3. Inquiry
       Inquiry memiliki makna yang lebih luas dari discovery. Artinya, penyelidikan
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Pada saat seorang penyuluh akan
melaksanakan pendidikan kesehatan, sebaiknya tujuan pendidikan kesehatan sudah
dirumuskan seara jelas. Sehingga klien dapat melaksanakan pendidikan kesehatan secara
optimal. Setelah itu baru menentukan strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk
membantu setiap klien dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
     Strategi pendidikan kesehatan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kondisi semua klien
karena setiap klien memiliki kemampuan yang berbeda. Sementara pendidikan kesehatan
bertujuan untuk membantu klien mencapai tujuan secara efektif dan produktif. Beberapa
kriteria yang dapat menjadi pedoman dalam memilih strategi pendidikan kesehatan yaitu
efektif, efisien dan dapat meningkatkan ketertiban klien.
    Seorang penyuluh biasanya tidak murni menggunakan strategi ekspository,
inquiry, maupun discovery, tetapi dapat menggabungkan antara ketiganya. Penyuluh yang
kreatif dapat melihat tujuan yang akan dicapai dan mengkaji kemampuan yang dimiliki klien.
Kemudian baru memilih strategi yang efektif dan efisien untuk mencapainya.
       

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi :

1) Metode pendidikan individu. Metode ini bersifat individual digunakan untuk membina perilaku
atau membina seseorang yang mulai tertarik untuk melakukan sesuatu perubahan perilaku. Bentuk
pendekatan ini antara lain:

a) Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan councellin) Dengan cara ini kontak antara keluarga
dengan petugas lebih intensif. Klien dengan kesadaran dan penuh pengertian menerima perilaku
tersebut.

b) Wawancara (interview) Wawancara petugas dengan klien untuk menggali informasi, berminat
atau tidak terhadap perubahan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi
itu mempunyai dasar pengertian atau dasar yang kuat.

2) Metode pendidikan kelompok Metode tergantung dari besar sasaran kelompok serta pendidikan
formal dari sasaran.
a) Kelompok besar Kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar adalah

(1) Ceramah, yaitu metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi atau rendah, (2)
Seminar yaitu metode yang baik untuk sasaran dengan pendidikan menengah keatas berupa
presentasi dari satu atau beberapa ahli tentang topik yang menarik dan aktual.

b) Kelompok kecil Jumlah sasaran kurang dari 15 orang, metode yang cocok untuk kelompok ini
adalah:

(1) Diskusi kelompok, kelompok bisa bebas berpartisipasi dalam diskusi sehingga formasi duduk
peserta diatur saling berhadapan.

(2) Curah pendapat (brain storming) merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Usulan atau
komentar yang diberikan peserta terhadap tanggapan-tanggapannya, tidak dapat diberikan sebelum
pendapat semuanya terkumpul.

(3) Bola salju, kelompok dibagi dalam pasangan kemudian dilontarkan masalah atau pertanyaan
untuk diskusi mencari kesimpulan.

(4) Memainkan peran yaitu metode dengan anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan.

(5) Simulasi merupakan gabungan antara role play dan diskusi kelompok.

3) Metode pendidikan massa

Metode ini menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat umum (tidak
membedakan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi dan sebagainya). Pada
umumnya pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa, beberapa contoh
metode ini antara lain:

a) Ceramah umum, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Pidato atau diskusi melalui media elektronik.

c) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter/petugas kesehatan tentang suatu penyakit.

d) Artikel/tulisan yang terdapat dalam majalah atau Koran tentang

kesehatan.

e) Bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai