BUDAYA ORGANISASI
NEGOSIASI ANTAR BUDAYA
Dosen Pembimbing :
Adi Lukman Hakim, SE., MM
Disusun Oleh :
Dini Santika (1901010015)
Puput Adeliya Novita Sari (1901010018)
Reza Andhika Imanda (1901010025)
Sofi Machmudatul Rochmah (1901010008)
Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Negosiasi ............................................................................................ 3
2.2 Mengelola Negosiasi Antar Budaya ..................................................................... 6
2.3 Gaya Negosiasi ..................................................................................................... 7
2.4 Strategi dan Taktik Negosiasi............................................................................... 11
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia diciptakan dengan berbagai bangsa, adat, dan jenis serta berbagai macam
karakter dengan kecerdasan dan ketajaman pikiran yang berbeda. Sebagian manusia sangat
cerdas, berdisiplin, jujur, sabar, dan bertanggung jawab, namun sebagian lagi ada yang
kurang cerdas, emosional atau cepat marah, suka berbohong, dan tidak bertanggung jawab.
Kondisi kodrat yang seperti itu merupakan salah satu sumber penyebab mengapa tidak
semua persoalan mendapat tanggapan yang sama dan penyelesaiannya pun juga berbeda.
Dalam lingkungan kehidupan organisasi kemasyarakatan, baik sosial, ekonomi maupun
politik, upaya untuk mencapai sasaran dengan menggunakan kekerasan atau berdasarkan
kekuatan otot belaka sudah bukan zamannya lagi.
Lobi dan negosiasi tentunya akan dapat berjalan dengan sukses apabila dilakukan
dengan baik. Dalam komunikasi bisnis, Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak
atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu dan
berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan. Perbedaan kepentingan memberikan alasan
terjadinya suatu titik temu dan dasar motivasi untuk mencapai kesepakatan baru.
Negosiator yang baik hendaknya membangun kerangka dasar yang penting tentang
negosiasi yang akan dilakukan, agar berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Melakukan lobi dan negosiasi harus sesuai dengan prinsip- prinsip, strategi, teknik, dan
taktik, esensi dan fungsinya, oleh karena itu disebut sebagai suatu konsep. Untuk
memahami konsep perlu mensiasati terlebih dahulu pengertian atau definisi dari lobi dan
negosiasi.
1
2
Tentunya dalam menjalankan sebuah bisnis tidak terlepas yang namanya lobi dan
negosiasi di dalam prakteknya. Tentunya tidak selamanya lobi dan negosiasi ini berkaitan
dengan hal-hal yang berbau negatif seperti ketika terjadi masalah atau pertengkaran tetapi
di dalam menjalin suatu hubungan kerjasama atau ketika membangun suatu hubungan
yang saling menguntungkan dari kedua belah pihak yang bekerja sama. Dari latar
belakang yang dikemukakan di atas maka penulis ingin mencoba untuk membahas dengan
mengambil topik yang berkaitan dengan negosiasi
Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data fakta
yang akurat dan faktual, sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari
fakta yang ada. Di samping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal dan
professional, yang memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya
kemampuan optimal dalam menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi dan
terhindar dari kemungkinan dead lock.
3
4
Dengan pemahaman yang baik terhadap 3 konsep dasar tersebut diatas, maka para
perunding diharapkan dapat menentukan hal-hal yang ingin dicapainya dalam negosiasi,
menentukan besarnya konsesi yang ingin didapat dan dapat diberikan, menentukan perlu
tidaknya melanjutkan negosiasi, dan melakukan langkah lain yang lebih menguntungkan.
Secara ringkas dapat dirumuskan, bahwa negosiasi adalah suatu proses perundingan antara
para pihak yang berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu permasalahan. Negosiasi
5
merupakan sebuah transaksi di mana kedua belah pihak akan mempunyai hak atas hasil
akhir. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Negosiasi memiliki dua arti, yaitu :
1. Proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna
mencapai kesepakatan antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain.
2. Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak-pihak yang
bersangkutan. Secara ringkas dapat dirumuskan, bahwa Negosiasi adalah suatu
proses perundingan antara para pihak yang berselisih atau berbeda pendapat
tentang sesuatu permasalahan.
Dalam komunikasi bisnis, Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau
lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu dan berbicara
untuk mencapai suatu kesepakatan. Perbedaan kepentingan memberikan alasan terjadinya
suatu titik temu dan dasar motivasi untuk mencapai kesepakatan
Dengan demikian, secara sederhana disimpulkan negosiasi adalah suatu cara bagi
dua atau lebih pihak yang berbeda kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian,
maksud, atau tujuan dalam mencari kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran
dan permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai suatu kesepakatan yang dapat
diterima masing-masing pihak.
Negosiasi dilakukan karena ada suatu perbedaan pendapat antara orang yang
berbeda. Itu merupakan interaksi antara dua atau lebih individu, kelompok,organisasi, dan
bahkan bangsa. Tujuannya mencapai kesepakatan bersama. Dengan kata lain negosiasi
mengandung ciri-ciri kegiatan: berunding atau diskusi berbasis pada kepentingan bersama
dengan pihak lain dalam mencapai persetujuan, dan dengan mengetengahkan alasan-alasan
8
kuatnya. Bagaimana dengan negosiasi, konflik menjadi simpel, intensitas rendah, dan
kedua pihak yang bertikai memiliki kesetaraan. Untuk itu dibutuhkan strategi dan taktik
melalui gaya negosiasi tertentu. Menurut Baden Eunson, terdapat dua model atau gaya
negosiasi yaitu model John Warner dan Joel Aronof dan John Wilson.
Berbeda dengan Warner yang ahli komunikasi, Aronof dan Wilson (1995),
keduanya ahli psikologi, telah mengembangkan gaya negosiasi berbasis pada 11 variabel
kepribadian sebagai berikut :
Dari uraian di atas maka perunding tidaklah mudah untuk menilai gaya mana yang
termasuk paling unggul. Perunding memang diasumsikan mengetahui mana gaya yang
memiliki kekuatan dan kekurangan. Sementara itu dalam prosesnya, perunding tidak
mudah untuk segera memahami perilaku (kepribadian) lawannya. Untuk mengetahuinya
membutuhkan waktu relatif cukup lama. Baik itu yang menyangkut kepribadian kaku
maupun kepribadian fleksibel. Apalagi mengenali kepribadian yang terbuka dan tertutup,
kooperatif dan kompetitif yang lebih kompleks sifatnya. Kecuali hanya memahami
beberapa indikasi saja. Di sisi lain perunding seharusnya luwes dalam menerapkan gaya.
Artinya menghadapi lawan yang berbeda akan digunakan dengan gaya yang berbeda pula.
Karena itu bisa saja perunding menggunakan lebih dari satu gaya atau kombinasi dari gaya
yang ada.
Dalam melakukan negosiasi, kita perlu memilih strategi yang tepat, sehingga
mendapatkan hasil yang kita inginkan. Strategi negosiasi ini harus ditentukan sebelum
proses negosiasi dilakukan. 4 macam strategi negosiasi, sebagai berikut :
1. Win-win
Strategi ini dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian
masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. Strategi
ini juga dikenal sebagai Integrative negotiation.
2. Win-lose
Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil
yang sebesar-besarnya dari penyelesaian masalah yang diambil. Dengan strategi ini
pihak-pihak yang berselisih saling berkompetisi untuk mendapatkan hasil yang
mereka inginkan.
3. Lose-lose
Strategi ini dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang
tepat dalam bernegosiasi. Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada akhirnya
tidak mendapatkan sama sekali hasil yang diharapkan.
12
4. Lose-win
Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan
manfaat dengan kekalahan mereka.
B. Taktik Negosiasi
Dalam proses negosiasi, pihak-pihak yang berselisih seringkali menggunakan
berbagai taktik agar dapat memperoleh hasil negosiasi yang diinginkan. 6 Taktik yang
dilakukan oleh para negosiator, sebagai berikut :
1. Membuat agenda
Taktik ini harus digunakan karena dapat memberikan waktu kepada pihak-pihak
yang berselisih setiap masalah yang ada secara berurutan dan mendorong mereka
untuk mencapi kesepakatan atas keseluruhan paket perundingan.
2. Bluffing
Taktik klasik yang sering digunakan oleh para negosiator yang bertujuan untuk
mengelabui lawan berundingnya dengan cara membuat distorsi kenyataan yang ada
dan membangun suatu gambaran yang tidak benar.
3. Membuat tenggat waktu (deadline)
Taktik ini digunakan bila salah pihak yang berunding ingin mempercepat
penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan tenggat waktu kepada
lawannya untuk segera mengambil keputusan .
4. Good Guy Bad Guy
Taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh “jahat’ dan “baik” pada salah
satu pihak yang berunding. Tokoh “jahat” ini berfungsi untuk menekan pihak
lawan sehingga pandangan- pandangannya selalu ditentang oleh pihak lawannya ,
sedangkan tokoh “baik” ini yang akan menjadi pihak yang dihormati oleh pihak
lawannya karena kebaikannya. Sehingga pendapat-pendapat yang dikemukakannya
untuk menetralisir pendapat Tokoh “jahat”, sehingga dapat diterima oleh lawan
berundingnya.
5. The art of Concesion
Taktik ini diterapkan dengan cara selalu meminta konsesi dari lawan berunding
atas setiap permintaan pihak lawan berunding yang akan dipenuhi.
13
6. Intimidasi
Taktik ini digunakan bila salah satu pihak membuat ancaman kepada lawan
berundingnya agar menerima penawaran yang ada, dan menekankan konsekuensi
yang akan diterima bila tawaran ditolak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Aaron.M Corman, Mnookin,Robert H. 1995. A Message to Our Readers. Negotiation
Journal.Vol 11;4.322-417
Bamz. 2015. Strategi dan Taktik Negosiasi. https://arwave.blogspot.com/2017/01/strategi
taktik-negosiasi.html. Diakses Tanggal 12 Desember 2021
Hargie, Owen. 2011. Skilled Interpersonal Communication: Research, Theory and
Practice (5th Edition). New York: Routledge.
Hartman. 2002. Negotiation Behaviour. New York: Academic Press
Hayes, John. 2002. Interpersonal Skills at Work (2nd Edition). New York: Routledge.
15