Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tania Mutiara Widyarini

NIM : 012011068
Prodi : Keperawatan A2020

Resume

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan


berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan
kemanusiaan dan darurat atau krisis.

Pengertian Diabtes Militus

1. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang memberikan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperkalemia yang disebabkan oleh defisiensi
insulin atau kerja yang tidak adekuat (Smeltzer, 2007).
2. Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang kompleks yang mengakibatkan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi
komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis (Long, 2007).
3. Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat hormon yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Diabetes Millitus adalah gangguan sistem endokrin yang bersifat kronis yang mengalami
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, sebagai akibat dari kekurangan hormon
insulin yang dihasilkan oleh beta pankreas.

Konsep Keperawatan

Proses keperawatan merupakan tindakan yang berurutan yang dilakukan secara sistematis
dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien,
mengidentifikasi masalah dan diagnosa, merencanakan intervensi, mengimplementasikan
rencana dan mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem endokrin dan Metabolik.
Jenis instrument yang sering digunakan pada ilmu keperawatan diklasifikasikan menjadi 5
bagian (Nursalam, 2003), yaitu:

1) Biofisiologis

2) Observasi (terstruktur dan tidak terstruktur)

3) Observasi dengan cara:

 Catatan Anecdotal
 Catatan Berkala
 Daftar Cek List
 Wawancara (terstruktur dan tidak terstruktur)
 Kuesioner (pengumpulan data secara formal untuk menjawab pertanyaan tertulis)

Hasil penelitian ini dapat dikemukakan kesenjangan yang ada antara teori dengan kasus nyata
pada pasien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus.

1. Pengkajian

Dari data penulis menyimpulkan bahwa antara teori dan kasus terdapat kesenjangan, dimana
ada data pada teori tidak ditemukan pada kasus.

2. Diagnosa

Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak terdapat pada kasus yaitu : Kekurangan volume
cairan tubuh berhubungan dengan diureis osmotik. Diagnosa ini tidak diangkat pada kasus
kerena pada saat pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cairan seperti
bibir kering, turgor kulit jelek, dan peningkatan nadi dan suhu.

3. Intervensi

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun Intervensi yang direncanakan : Timbang
BB tiap hari, Tentukan program diet pada pola makan pasien, Identifikasi makanan yang
disukai, Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan maknan, Observasi tanda-tanda
hipoglikemia, Lakukan konsultasi dengan ahli diet. Kelemahan berhubungan dengan
penurunan energi metabolik Intervensi yang direncanakan : Diskusikan dengan pasien
kebutuhan akan aktifitas, Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup,
antau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum/sesudah aktifitas, Tingkatkan
partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Implementasi

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien -tidak ditemukan kendala/hambatan


yang ditetapkan dalam intervensi secara teoritis dapat dilaksanakan di lahan praktek. Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada semua bisa diaplikasikan dalam pelaksanaan di
ruangan.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan antara teori dan kasus mengacu pada kriteria tujuan, evaluasi masalah
keperawatan dilakukan melalui evaluasi proses keperawatan. Oleh karena itu penulis
mendelegasikan pelaksanaan rencana asuhan keperawatan yang belum berhasil kepada
petugas di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar agar masalah pasien dapat teratasi sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Strategi Komunikasi Keperawatan di Ruang IGD

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien Tn.B
Data subjektif :-
Data objektif :-
2. Diagnosa Keperawatan :
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun
2. Kelemahan b/d penurunan energi metabolik
3. Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
3. Tujuan : Untuk menambahkan energi yang dimiliki klien dan
klien dapat beraktivitas dengan baik
4. Tindakan :
 Menimbang BB tiap hari
 Menentukan program diet pada pola makan pasien
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
 Melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan maknan, Mengbservasi tanda-
tanda hipoglikemia
 Melakukan konsultasi dengan ahli diet.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Fase Pra-interaksi

Dilakukan sebelum berinteraksi dengan klien

Mempersiapkan diri Perawat

Setiap akan berinteraksi dengan klien pola SP sudah ada baik dalam tulisan ataupun dalam
pikiran

Fase Orientasi

Perawat : “Selamat pagi bu, perkenalkan saya Tania Mutiara, saya biasa dipanggil suster
Tania. Saya adalah mahasiswi dari Universitas Binawan yang sedang dinas dirumah sakit ini
mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 siang nanti ya pak.
Perawat : “Baik, apakah benar ini dengan Tn.B?

Perawat : “Boleh saya pinjam gelang identitasnya pak?, baik tolong sebutkan nama dan
tanggal lahirnya ya pak”

Perawat : “Bagaimana keadaan bapak saat ini?”

Perawat : “Apakah bapak sudah makan?, makanan nya habis berapa porsi pak?”

Perawat : “Apa bapak ada keluhan lelah?, Sejak kapan bapak merasakan lelah?”

Perawat : “Saya sudah membaca status dari buku pasien, bahwa bapak merasa cemas ya pak”

Perawat : “Kalau boleh tau kenapa bapak bisa merasakan cemas ya pak?, ceritakan saja pak,
saya akan merahasiakan ini dari siapapun.”

Perawat : “Baik pak, itu hal yang wajar ya pak jika bapak merasa cemas dikarenakan bapak
menderita penyakit DM”

Perawat : “Baiklah pak, kalau begitu saya periksa dan melakukan tindakan kepada bapak dulu
ya”

Perawat : “Saya akan menimbang BB bapak dan mentukan program diet pada pola makan
bapak dan berkolaborasi dengan tim gizi yang bertujuan untuk mengatur kadar gula dalam
darah bapak agar gula bapak tidak tinggi ya pak, dan juga saya akan berdikusi dengan bapak
yang bertujuan untuk agar bapak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, lalu saya akan
membantu bapak untuk meningkatkan mekanisme copings serta nanti saya akan memberikan
pendidikan kesehatan ya pak mengenai penyakit DM ini. Waktunya kurang lebih 20 menit
tempat nya disini, apakah bapak bersedia?”

Perawat : “Baiklah pak, kalau ibu bersedia, saya izin kebelakang untuk mencuci tangan dan
mengambil alatnya ya pak”

Fase Kerja

Perawat : “Baik pak sesuai kontrak kita tadi, apakah bapak sudah siap?”

Perawat : “Baik, saya mulai menimbang BB bapak ya”

Perawat : “Hasilnya BB badan bapak 70kg ya pak”


Perawat : “Selanjutnya kita mulai ya pak diskusi nya, pertama makanan apa saja yang bapak
sukai?”

Perawat : “Wah pak, bapak suka makan makanan manis yang mengandung gula ya pak dan
jarang untuk makan makanan yang lain”

Perawat : “Itulah yang menyebabkan bapak menderita penyakit DM ini dikarenakan bapak
sering mengkonsumsi makanan manis, jadi kandungan gula dalam darah bapak meningkat”

Perawat : “Untuk itu sekarang makan makanan yang manis nya dihindari dulu ya pak, nanti
saya akan berkolaborasi dengan tim gizi menganai pola diet yang tepat untuk bapak”

Perawat : “Lalu yang kedua bapak senangnya melakukan aktivitas apa saja pak ketika
dirumah?”

Perawat : “Bapak jarang melakukan aktivitas ya pak dirumah”

Perawat : “Karena bapak cepat lelah, jadi sulit untuk melakukan aktivitas nya ya pak”

Perawat : “Iya betul pak, bapak terasa lelah dikarenakan bapak kekurangan tenaga untuk
dapat melakukan aktivitas pak. Untuk itu bapak harus makan karbohidrat sesuai anjuran
dokter dan tim gizi ya pak supaya bapak memiliki tenaga yang cukup”

Perawat : “Baik dan untuk cemas nya, kapan bapak merasakan sangat cemas pak?”

Perawat : “Ketika bapak sulit untuk melakukan aktivitas ya pak, makanya bapak jadi
khawatir dan merasa cemas”

Perawat : “Baik nanti saya akan memberikan health education kepada keluarga bapak agar
bapak tidak terlalu memikirkan penyakit yang bapak derita saat ini”

Perawat : “Baik kita sudahi dulu diskusi kita saat ini ya pak, saat ini bapak juga butuh
istirahat”

Fase Terminasi

Evaluasi subjektif: “Baik pak saya sudah selesai menimbang BB bapak dan berdiskusi
dengan bapak. Bagaimana pak setelah saya bantu ajak berdiskusi santai, apakah sekarang
bapak merasa lebih nyaman dan lega sekarang?

Evaluasi objektif: “Bapak sudah saya timbang ya pak berat badannya, dan hasil berat badan
bapak 70kg.”
Rencana tindak lanjut:

Perawat : “Saya harap bapak dapat mengerti dari apa yang saya jelaskan tadi ya pak”

Perawat : “Saya anjurkan bapak untuk tetap diatas tempat tidur dan beristirahat serta
menghindari makanan yang manis-manis dulu ya pak dan jangan terlalu dipikirkan ya pak
penyakit bapak saat ini”

Kontrak yang akan datang:

Perawat : “Baik pak saya akan kembali lagi pukul 10.00 sesuai dengan kesepakan kita pagi
tadi ya bu, nanti saya akan memantau perkembangan kondisi terbaru bapak”

Perawat : ”Apakah ada yang ingin ditanyakan tidak pak?”

Perawat : “Baik pak kalau sudah tidak ada hal yang ingin ditanyakan lagi, saya kembali ke
nurse station ya bu, jika bapak membutuhkan bantuan, bapak bisa menekan bel yang ada
disamping tempat tidur ya pak. Saya permisi ya.”

Anda mungkin juga menyukai