BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga perkembangan dunia
industri juga secara otomatis mengalami kemajuan, hal ini berpengaruh terhadap
permintaan kebutuhan. Untuk itu perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang
industri berlomba-lomba meningkatkan jumlah produksinya dalam rangka memehuhi
kebutuhan masyarakat tersebut. Kebutuhan akan peningkatan produksi pada suatu
industri tentunya diimbangi pula dengan kebutuhan akan daya dan energi yang tinggi.
Salah satu alat yang biasanya digunakan sebagai sumber daya pada industri-industri
sekarang ini adalah boiler atau ketel uap.
Peralatan industri yang berupa sistem boiler merupakan asset yang sangat
penting bagi perusahaan. Boiler disini mempunyai peranan penting dalam proses
produksi uap, dimana uap ini nantinya akan digunakan untuk menjalankan berbagai
macam proses dalam industri maupun untuk penggerak turbin. Di PT KIMIA FARMA
Manufaktur Semarang, boiler utamanya digunakan sebagai pemanas pada
pengolahan/ekstraksi biji jarak menjadi minyak jarak.
Apabila terjadi
terjadi gangguan pada sistem
sistem Boiler tersebut maka
maka kelancaran dan
kontinuitas produksi uap akan terganggu sehingga produksi minyak jarak yang
dihasilkan juga akan mengalami gangguan. Untuk mengetahui kinerja boiler yang ada
di PT.KIMIA FARMA Manufaktur Semarang maka penulis akan menganalisa dan
menghitung efisiensi boiler di perusahaan tersebut.
Disamping itu, sering kali effisiensi kualitas kerja boiler tersebut diabaikan
padahal peningkatan efisiensi kualitas kerja boiler itu sendiri akan memberikan nilai
ekonomis tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu peningkatan efisiensi boiler ini
sangat penting guna mendapatkan output yang baik.
Universitas Diponegoro
Semarang
12
1.5 Metoda Penulisan
Metode yang dipakai pada penulisan
penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi literatur
Metode ini dilaksanakan dengan studi dari buku-buku maupun instruction manual
book dan pustaka lainnya yang berkaitan. Metode ini dilakukan untuk keperluan
dasar teori dan analisa pembahasan.
Universitas Diponegoro
Semarang
13
Yakni dengan melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti secara
langsung di lapangan.
3. Metode wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi dan tanya
jawab dengan pembimbing lapangan serta operator.
1.6 Sistematika Penyusunan
Laporan kerja praktek ini dibagi menjadi enam bab yang saling berhubungan satu
sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang kerja pratek, alasan pemilihan judul, ruang
lingkup/ batasan masalah, tujuan kerja praktek, metodologi penyusunan laporan dan
sistematika laporan.
Universitas Diponegoro
Semarang
14
BAB VI PENUTUP
Universitas Diponegoro
Semarang
15
BAB II
Universitas Diponegoro
Semarang
16
Universitas Diponegoro
Semarang
17
governance”.
governance”.
Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk
meningkatkan kompetensi dan komitmen guna pengembangan
industry farmasi.
Universitas Diponegoro
Semarang
18
Luas lokasi PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang sekitar 2,67 Ha,
yang meliputi :
o Bangunan Pabrik : 10.000 m²
o Gudang apenyimpanan Minyak : 1.200 m²
Universitas Diponegoro
Semarang
19
Universitas Diponegoro
Semarang
20
Universitas Diponegoro
Semarang
21
Universitas Diponegoro
Semarang
22
KSEP KSBPS
KSPR
KSBR
KBPD
KSPPK
KSBPK
KSPFT
KSPP
KSBPR
KSGM
KBSMP
KSBP
KSAK
KSKU KSBKU
KSPU
KSESP
KSBPE
KSCL
KSPK
KBPM
KSPML KSBPPP
Universitas Diponegoro
Semarang
23
Universitas Diponegoro
Semarang
24
Universitas Diponegoro
Semarang
25
Universitas Diponegoro
Semarang
26
Universitas Diponegoro
Semarang
27
Universitas Diponegoro
Semarang
28
Universitas Diponegoro
Semarang
29
Universitas Diponegoro
Semarang
30
minguan.
Menyusun rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong,
bahan kemasan, produk jadi, dan produk setengah jadi yang tidak
memenuhi syarat sesuai dengan prosedural pengendalian produk
yang sesuai.
Membuat standar mutu bahan dan produk jadi.
Universitas Diponegoro
Semarang
31
bahan kemasan, produk setengah jadi, dan produk jadi yang akan
diperiksa.
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan mutu bahan
dilaporkan.
dilaporkan.
Universitas Diponegoro
Semarang
32
Universitas Diponegoro
Semarang
33
Pelayanan, yang dipimpin oleh Kepala Seksi Ekspedisi dan Pelayanan, yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan jadwal
pengiriman produk kepada pelanggan.
uang.
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Umum membawahi departemen –
departemen :
o Seksi Akutansi (SAK)
Seksi Akutansi dipimpin oleh Kepala Seksi Akutansi, yang
bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Umum.
Tugas dan kewajiban Seksi Akutansi yaitu :
Melaksanakan pemberian rekening, pembukuan, dan
pengolahan data yang masuk dari seluruh perusahaan sesuai
dengan kaidah akutansi.
Melaksanakan kegiatan pencatatan kredit nota dan debit nota.
Universitas Diponegoro
Semarang
34
Universitas Diponegoro
Semarang
35
Universitas Diponegoro
Semarang
36
2.6 Kepegawaian.
Menurut data pada Agustus 2006, diketahui bahwa jumlah Sumber Daya
Manusia PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang adalah 153 orang. Status
karyawan di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang meliputi :
Universitas Diponegoro
Semarang
37
Universitas Diponegoro
Semarang
38
Universitas Diponegoro
Semarang
39
Universitas Diponegoro
Semarang
40
Universitas Diponegoro
Semarang
41
Universitas Diponegoro
Semarang
42
Universitas Diponegoro
Semarang
43
Universitas Diponegoro
Semarang
44
Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:
1. Kondensat
Kondensat atau
atau steam
steam yang mengembun yang kembali ke proses
Universitas Diponegoro
Semarang
45
Adalah uap yang masih bercampur atau berhubungan dengan bagian air yang
mempunyai temperatur sama
Adalah uap yang tidak bercampur atau tidak mengandung bagian air.
yang telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-
produk boiler sebelumnya. Berikut adalah klasifikasi boiler:
Universitas Diponegoro
Semarang
46
Gambar 3.1 fire
3.1 fire tube boiler
( Sumber:
Sumber: www.eneryefficienyasia.org
www.eneryefficienyasia.org )
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
47
Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer.
economizer. Steam yang dihasilkan kemudian
dikumpulkan terlebih dahulu di dalam sebuah steam
steam drum sampai sesuai.
Setelah melalui tahap secondary superheater dan primary
primary superheater , baru
steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik:
- Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-
kandungan lain yang larut dalam air.
Universitas Diponegoro
Semarang
48
Universitas Diponegoro
Semarang
49
Universitas Diponegoro
Semarang
50
Pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan
oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe boiler
- Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
4. Elektrik
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
men yuplai sumber panas.
Karakteristik:
- Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair
- Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
51
Universitas Diponegoro
Semarang
52
Universitas Diponegoro
Semarang
53
Universitas Diponegoro
Semarang
54
Disebut package
Disebut package boiler karena
boiler karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap
pada saat dikirim ke pabrik. Hanya memerlukan pipa steam
steam,, pipa air, suplai
bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler
biasanya merupakan tipe fire
tipe fire tube boiler dengan
boiler dengan transfer panas yang tinggi baik
radiasi maupun konveksi.
Ciri-ciri package
Ciri-ciri package boiler :
Universitas Diponegoro
Semarang
55
Universitas Diponegoro
Semarang
56
Klasifikasi Boiler Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler
a. Low pressure boiler : 5 atm abs
b. Medium pressure boiler : 5-40 atm
c. High pressure boiler : 30-225 atm
Universitas Diponegoro
Semarang
57
pressure boiler
Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu
kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:
1. Burner
Burner adalah
Burner adalah tempat bahan bakar dan udara bercampur supaya terjadi pengabutan
dan pembakaran dapat berlangsung sempurna.
Caranya adalah dengan menyemprotkan kedalam ruang dapur melalui mulut-mulut
pembakar atau brander, sedangkan udara dimasukkan lewat sekeliling mulut
pembakar tersebut.
Ada beberapa macam sistem brender tergantung pada sistem pengabutannya ,yaitu
sistem pengabut uap/udara dan sistem pengabut tekan.
Universitas Diponegoro
Semarang
58
Pada sistem pengabut tekan, minyak langsung ditekan melalui diafragma dan plat
pengabut. Contoh brander dengan sistem pengabut tekan adalah brander buatan
Wallsand dan Babcock & Wilcock.
Universitas Diponegoro
Semarang
59
Gambar diatas adalah pengabut buatan wallsend. Jenis pengabut ini mempunyai
diafragma dan plat pengabut yang disambungkan pada badan pembakar oleh mur
tarik. Pada diafragma terdapat 4 buah luban kecil yang miring, sedang plat pengabut
hanya mempunyai sebuah lubang pusat yang kecil garis tengahnya. Minyak tekanan
yang bermuara dikamar minyak akan menyemprot keluar melalui lubang kecil
dengan gerakan berputar dan lintasannya berbentuk mantel kerucut yang menganga.
Gambar diatas adalah pengabut buatan Babcock & Willcock. Diafragma pengabut
ini mempunyai lubang-lubang yang lurus. Disebelah muka diafragma dibuat saluran
silinder gelang, tempat muara minyak yang keluar dari lubang-lubang diafragma.
Dari saluran selinder ini dibuat 2 buah alur yang mengarah tangensial kepada muara
minyak. Karena kedua alur ini mengalirkan minyak dalam arah tangensial (miring)
Universitas Diponegoro
Semarang
60
2. Furnace
Dapur pembakaran adalah suatu ruangan tempat terjadinya proses pembakaran dari
bahan bakar. Kedudukan dapur pada ketel uap harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar didalam ruang dapur
dapat diserap dengan baik oleh air ketel. Selain itu kerugian panas diruang dapur
harus diusahakan sekecil mungkin .
1. Dapur dengan pengapian diatas kisi panggangan (grate fired furnace)
Dapur ini digunakan untuk ketel-ketel yang menggunakan bahan bakar padat,
dimana bahan bakar tersebut dibakar diatas sejumlah kisi-kisi yang mempunyai
celah-celah udara untuk pembakar. Kisi panggangan ini sering disebut rangka
bakar.
( flame).
flame).
Universitas Diponegoro
Semarang
61
Gambar 3.7 Furnace
3.7 Furnace
( Sumber:
Sumber: www.globalvation.com
www.globalvation.com )
4. fan
Force Draft Fan adalah alat untuk mendorong udara yang diperlukan untuk
pembakaran pada boiler yang melalui lorong udara (duct
( duct ) sebelum bercampur
dengan bahan bakar.
5. Superheater
Superheater adalah
Superheater adalah alat yang berbentuk heat
berbentuk heat exchanger dimana
exchanger dimana panas dari gas
asap (combustion
(combustion product ) digunakan untuk mengeringkan uap jenuh, kemudian
menaikkan temperaturnya. Jalannya penyerapan panas adalah sebagai berikut:
Universitas Diponegoro
Semarang
62
Universitas Diponegoro
Semarang
63
7. Economizer
Universitas Diponegoro
Semarang
64
Umumnya economizer dari besi banyak digunakan pada ketel pipa api karena
tekanan yang dihasilkan rendah.
Universitas Diponegoro
Semarang
65
lagi. Alat yang dipergunakan untuk memanasi feed water dengan exhaust
steam disebut
disebut feed
feed water heater .
Feed water heater
heater ada 2 macam:
1. Open type feed waterheater (
waterheater (direct contact )
Disini antara feed
antara feed water dan
water dan exhaust steam terjadi pencampuran. Uap
yang tak mengembun dikeluarkan melalui pipa pernapasan (vent
( vent pipe)
pipe) yang
letaknya diatas.
2.
2.Close
Close type ( surface
surface feed water heater )
Disini antara exhaust steam dan
dan feed
feed water tak
water tak ada kontak langsung.
Perpindahan panas melalui bidang permanen. Close type water heater
berbentuk selinder dimana dalam selinder terdapat pipa-pipa berisi feed
water .
Universitas Diponegoro
Semarang
66
Universitas Diponegoro
Semarang
67
bekerja dengan aman. Adapun yang termasuk alat bantu ketel uap sebagai berikut:
1. Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
permukaan air dalam pesawat ketel uap. Pemasangan gelas penduga pada pesawat
ketel uap sekurang-kurangnya 2 buah
Level air pada drum ketel biasanya dipertahankan pada kondisi sedikit
dibawah garis tengah drum. Level yang tinggi dapat menyebabkan air memasuki
turbin sehingga menimbulkan kerusakan yang serius serta valve-valve pada sistem
Universitas Diponegoro
Semarang
68
Katup pengaman mempunyai fungsi untuk menjaga tekanan kerja ketel uap
agar tidak melebihi tekanan maksimum.
Katup pengaman ini akan bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kelebihan
tekanan kerja yaitu uap akan dikeluarkan sehingga ketel bekerja sesuai dengan
tekanan yang diinginkan. Namun apabila melebihi tekanan maksimal dan katup ini
tidak berfungsi maka akan menyebabkan peledakan.
Relief valve dapat digolongkan sebagai pengaman seperti halnya safety valve
valve
tapi relief valve ini berfungsi sebagai pembatas atau pengaman tekanan maksimal
pada daerah kerja zat cair/liquid. Penggunaan pengaman relief valve ini ditempatkan
pada daerah sebagai berikut:
Universitas Diponegoro
Semarang
69
6. Pengaman
Pengaman Boiler
Boiler Drum Level
Berfungsi untuk mengontrol tinggi rendahnya permukaan air pada boiler drum
sebagai pengaman terjadinya “boiler
“ boiler drum level high trip”
trip” dan “boiler
“boiler drum level
low trip”.
trip”. Adapun alasan pengamanan terjadinya “boiler
“boiler drum level high trip”
trip”
adalah mengamankan boiler drum dari terjadinya carry over di drum yang akan
mengakibatkan deposit pada area superheater dan sudu turbin. Deposit akan
menghambat heat transfer pada
transfer pada superheater
superheater yang
yang mengakibatkan overheating pada
pada
tube superheater dan pada sudu turbin akan mengakibatkan terjadinya unbalance
unbalance
Universitas Diponegoro
Semarang
70
pembakaran. Transportasi bahan bakar ke ruang bakar dan proses pengeluaran abu
dari dalam ruang bakar menuju alat penangkap debu dan lain-lain. Bila batasan
pengamanan terlampaui dan menyimpang maka proses diatas akan terganggu.
Hal-hal yang harus dijaga untuk menghindari kondisi diatas adalah dengan
cara:
1) Periksa level water seal through pada bottom hopper boiler harus
boiler harus berada pada
posisi diatas normal level. Periksa LCV an bypass valve water supplynya.
supplynya.
2) Periksa kondisi manhole boiler sebelum startup boiler harus pada kondisi
tertutup termasuk desorvation
termasuk desorvation door .
3) Level air pada SDCC boiler bottom kondisi normal.
8. Pengaman
Pengaman Boiler
Boiler Main Steam Temperature
Temperature
Fungsinya adalah mengontrol tinggi temperatur uap utama keluar superheater
keluar superheater
tingkat ke 2 sebagai pengaman terjadinya temperatur uap utama melebihi batas
desain yang diijinkan.
Pengamanan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya thermal stress
stress
Universitas Diponegoro
Semarang
71
10. Pengaman
Pengaman Instrument
Instrument Air Pressure Header
Udara instrumen adalah sebagai kebutuhan utama dalam sistem kontrol
pneumatic PLTU. Pasokan udara instrumen harus betul-betul terjaga dan sangat
spesial mengingat sumber tenaga seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya
terletak pada keandalan supply udara instrumen yang kontinyu dan tetap pada
tekanan kerjanya.
Mengingat keutamaan dan fungsi udara instrumen sebagai sumber tenaga bagi
seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya maka apabila terjadi tekanan udara
turun dibawah titik kerjanya hal ini akan mengakibatkan seluruh fungsi kontrol
pneumatic terhenti dan akan melumpuhkan kegiatan operasi boiler dan turbin.
Antisipasi pada saat terjadinya gangguan udara instrumen pressure low alarm
diantaranya:
- Segera buka backup valve SAC menuju header udara instrumen.
- Segera periksa kondisi kompresor udara instrumen dan proses supplynya.
Universitas Diponegoro
Semarang
72
Universitas Diponegoro
Semarang
73
13. Manometer
Manometer ini digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tekanan uap pada
ketel uap. Pemasangan manometer ini ditujukan agar besar kecilnya tekanan di
dalam ketel uap dapat diketahui sehingga memudahkan untuk mengontrolnya.
Penempatan manometer adalah pada bagian dimana uap hampir tidak mengalir,
kebanyakan manometer yang dipasang adalah manometer bourdon.
manometer bourdon.
14. Soot Blower
Universitas Diponegoro
Semarang
74
maka perpindahan panas dapat terganggu. Oleh karena itu perlu dibersihkan dengan
Soot blower .
Soot blower adalah alat yang dipergunakan untuk membersihkan permukaan
bidang-bidang pemanas dengan mempergunakan uap atau udara sebagai media
penghembus jelaga.
Universitas Diponegoro
Semarang
75
Man hole adalah suatu lubang laluan orang dengan ukuran tubuh manusia
berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan cara masuk ke dalam ketel
dan melihat bagian dalam ketel. Man
ketel. Man hole ini dibuka hanya pada saat boiler ini tidak
beroperasi atau overhaule
overhaule..
Peluit ini terisi oleh udara yang ditekan air. Jika level air rendah sehingga
pipa tidak terendam air, uap akan memasuki pipa sampai ketabung peluit. Sumbat
akan menjadi panas dan melebur sehingga peluit akan berbunyi. Setiap kali sumbat
melebur, harus diganti dengan sumbat yang baru.
Pada sebuah boiler kegunaan dari sistem elektronik sangatlah penting sekali
karena sebuah boiler tidak akan beroperasi bila tidak ada sistem elektroniknya.
Instrumen elektronik yang ada pada boiler digunakan untuk sistem kontrol operasional
boiler. Sistem kontrol pada boiler dengan pola elektrik diantaranya:
1. Sensor
Sensor adalah instrument untuk memberi informasi bahwa kondisi yang kita
inginkan telah tercapai dan sekaligus menginstruksikan agar sistem itu bekerja.
Macam-macam sensor yang ada pada boiler diantaranya: Floater switch,
switch, elektrik
Universitas Diponegoro
Semarang
76
Universitas Diponegoro
Semarang
77
1. Blower
Adalah instrument yang berbentuk kipas yang digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan dari motor listrik juga berfungsi sebagai penghisap udara
luar sebagai udara pembakaran yang diteruskan ke dalam ruang bakar boiler sebagai
penekan bahan bakar yang telah membara sehingga pembakaran berlangsung
dengan cepat.
2. Header
Adalah sebuah tabung atau pipa yang digunakan untuk terminal uap hasil dari
ketel uap yang kemudian dari header ini uap akan dibagi ke bagian-bagian yang
memerlukan dengan melakukan pengaturan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Thermometer
Thermometer ini digunakan untuk mengetahui temperatur pada air pengisi
ketel uap yang dihasilkan, temperatur asap keluar cerobong, temperatur ruang bakar
dan lain sebagainya.
4. Pompa Air
Universitas Diponegoro
Semarang
78
Universitas Diponegoro
Semarang
79
Air yang ada didalam boiler dipanasi oleh kalor hasil reaksi pembakaran di furnace
furnace..
Uap jenuh yang dihasilkan boiler dipanaskan lebih lanjut pada superheater untuk
menghasilan uap
uap superheated
superheated . Sebagai pemanas disuperheater adalah gas panas dari boiler
yang masih tinggi suhunya. Gas panas yang keluar dari superheater karena masih tinggi
suhunya maka dimanfaatkan lagi sebagai pemanas air umpan boiler (BFW) di alat yang
namanya economizer . BFW yang sudah dipanaskan dalam economizer
economizer ini
ini kemudian baru
dimasukkan ke boiler.
Gas panas yang keluar economizer kemudian dipakai untuk pemanasan udara di air
heater (luvo)
heater (luvo) untuk selanjutnya dibuang melalui cerobong sebagai gas buang ( flue gas/
gas / gas
buang).
Udara panas hasil pemanasan di air heater selanjutnya dipakai sebagai udara
pembakaran dan bersama bahan bakar masuk dapur ( furnace)
furnace) untuk menghasilkan gas
pembakaran yang panas.
Pada umumnya setiap mesin yang diproduksi oleh pabrik selalu dilengkapi
dengan handbook / buku petunjuk cara pemasangan, perawatan dan pengoperasiannya.
Begitu juga dengan ketel uap yang ada di PT. KIMIA FARMA Unit Manfaktur
Semarang terdapat buku petunjuk tentang spesifikasi pengoperasian, perawatan,
pemasangan dan lain-lain.
Universitas Diponegoro
Semarang
80
Universitas Diponegoro
Semarang
81
kendor.
5. Persediaan air pengisi ketel uap harus memadai sesuai dengan kapasitas produksi
uapnya dan kondisi uap harus memenuhi syarat.
6. Bahan bakar harus tersedia cukup
7. Kondisi ketel uap agar di cek ulang kembali tentang lubang-lubang laluan orang dan
sebagainya.
8. Selanjutnya ketel diisi dengan air sebatas normal water leave dan dalam pengisian
air ini keran udara harus dalam keadaan terbuka dengan tujuan agar udara di dalam
ketel uap keluar dengan desakan air itu.
9. Cek kembali semua kran yang menghubungkan indicator
indicator tekanan
tekanan atau manometer,
gelas penduga, dan kondisi stop pada kran blow down dan keran induk uap keluar.
Pada waktu mematikan boiler operator tidak boleh langsung mematikan begitu saja
tanpa produksi yang benar. Tujuannya untuk menghindari kerusakan atau kecelakaan ketel
dan peralatannya. Berikut ini urutan prosedur mematikan boiler yang benar, diantaranya :
Universitas Diponegoro
Semarang
82
bekerja.
A. Air Ketel
Universitas Diponegoro
Semarang
83
B. Pembakaran
Tabel 3.7 Beberapa permasalahan pada boiler yang dapat diatasi dengan pengolahan air
umpan boiler
Universitas Diponegoro
Semarang
84
Korosi pada
kondensat danpipa Korosi selama masa
pipa umpan perbaikan
karena gas terlarut
Kamurnian uap air turun Perubahan beban boiler
yang mendadak
Mempengaruhi mutu Ketidaksempurnaan cara
Tekanan rendah
produksi pabrik kerja pemisah uap dan
Carry over system pengendali air
umpan
Terjadinya peledakan pipa Tidak normalnya mutu air
Tekanan sedang superheater terutama karena silica
Pembentukan kerak pada Zat padat tersuspensi dan
Universitas Diponegoro
Semarang
85
Scale (pengapuran)
Adalah timbulnya endapan zat-zat yang terlarut dalam air. Penyebabnya adalah Kandungan
kalsium pospat, dan kalsium karbonat (terutama pada boiler bertekanan rendah) serta
kandungan magnesium hidroksida, silica dan alumina.
Tabel 3.8 besarnya ketebalan scale dan kenaikan konsumsi bahan bakar yang terjadi
akibat scale
Universitas Diponegoro
Semarang
86
1/2 mm 2%
1 mm 4%
2 mm 6%
4 mm (1/8 ") 10 %
8 mm (1/4") 20 %
16 mm (1/2 ") 40 %
30 mm (1") 80 %
Sumber : www.hacschem.com
Gambar 3. 19 failure
19 failure tube
( sumber:
sumber: www.met-tech.com
www.met-tech.com )
Korosi
Universitas Diponegoro
Semarang
87
Carry over
Carry over adalah
over adalah terikutnya butiran air dalam steam
dalam steam yang keluar dari drum boiler.
boiler.
Ada 2 jenis carry over
1. Carry over mekanis
over mekanis (mechanical carry over)
Terikutnya butiran air dalam steam yang keluar dari
d ari drum boiler
Penyebabnya:
Universitas Diponegoro
Semarang
88
• Pengendalian level air dalam drum yang jelek, perubahan tekanan (atau
beban) yang sangat cepat
Universitas Diponegoro
Semarang
89
Bebas dari zat-zat penyebab korosi, terutama air umpan yang
mengandung asam dan gas-gas terlarut
Bebas dari zat penyebab busa dan zat padat ikutan, selain itu juga bebas
dari minyak dan lemak.
Universitas Diponegoro
Semarang
90
sodium sulfit, dan senyawa organic dan anorganik seluruhnya dapat digunakan
untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu.
Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia
yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya
dengan pengolahan internal tidak direkomendasikan.
e. filtrasi
Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan
warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang
digunakan pada bagian pengolahan selanjutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi dalam tangki pengendapan
atau pengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan.
Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbondioksida
Universitas Diponegoro
Semarang
91
Universitas Diponegoro
Semarang
92
b. Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbondioksida
dibuang dengan pemanasan awal air umpan masuk ke boiler. Seluruh air
alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti
karbondioksida dan oksigen sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan
dalam sistem boiler, karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan
sebagai gas dan bergabung dengan air (H 2O) membentuk asam karbonat
(H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbondioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler
dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan
umur peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika
kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan
terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya
Universitas Diponegoro
Semarang
93
De-aerasi mekanis
Universitas Diponegoro
Semarang
94
( sumber:
sumber: www.energyefficienciasia.org
www.energyefficienciasia.org )
De-aerasi kimiawi
Universitas Diponegoro
Semarang
95
tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena
senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.
dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir ke larutan yang
lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Membran semi-permeable lebih mudah melewatkan air daripada
bahan mineral yang terlarut. Air pada larutan yang kurang pekat mengalir
melalui membran kea rah larutan yang lebih pekat menghasilkan perbedaan
head yang nyata diantara dua larutan. Perbedaan head ini merupakan ukuran
perbedaan konsentrasi dua larutan dan menunjukkan perbedaan tekanan
osmosis.
Universitas Diponegoro
Semarang
96
96
(sumber: www.yourdictionary.com
(sumber: www.yourdictionary.com )
d. Koagulasi
Adalah proses penggumpalan partikel yang digunakan sebelum
proses filtrasi . Prinsipnya menambahkan koagulan untuk mengendapkan
partikel
Universitas Diponegoro
Semarang
97
(sumber: www.bennysyah.edublogs.org
(sumber: www.bennysyah.edublogs.org )
e. Filtrasi
Adalah proses penyaringan yang fungsinya untuk menghilangkan
suspended solid seperti
solid seperti pasir halus, tanah liat, dan beberapa bahan organic.
sumber: www.chem-is-try.org
( sumber: www.chem-is-try.org )
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang diolah,
proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan
umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitivitas terhadap
kotoran.
Universitas Diponegoro
Semarang
98
0
pH pada 25 C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2
0
pH pada 25 C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2
Universitas Diponegoro
Semarang
99
5.6.7 Hal yang Harus Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boiler
Tabel 3.9 Hal-hal yang dilakaukan dan tidak dilakukan pada boiler
Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boile r
Lakukan Tidak Lakukan
1. Tiup jelaga secara teratur 1. Jangan nyalakan pemantik api secara
mendadak setelah api habis
(pembersihan)
2. Bersihkan pengukur gelas blowdown 2. Jangan lakukan blowdown
blowdown jika
jika tidak
sekali tiap satu sift perlu
3. Periksa klep keamanan seminggu 3. Jangan biarkan pintu tungku terbuka
sekali jika tidak perlu
4. Blowdown pada setiap sift ,, sesuai 4. Jangan sering menghembus klep
keperluan pengaman (kendali operasi)
5. Jaga seluruh pintu tungku tertutup 5. Jangan memberikan aliran berlebih
pada hopper
hopper abu
abu
6. Kendalikan sirkulasi tungku 6. Jangan menaikan laju pembakaran
melebihi yang diperbolehkan
7. Bersihkan, hopper pembuangan abu 7. Jangan mengumpankan air baku
setiap sift
8. Jaga asap cerobong dan pengendali api 8. Jangan mengoperasikan boiler pada
aliran tertutup
9. Periksa pengendali otomatis pada 9. Jangan memberi beban berlebih pada
bahan bakar dengan menghentikan boiler
sekali waktu air umpan untuk jangka
waktu pendek
10. Perhatikan kebocoran secara berkala 10. Jangan membiarkan ketinggian air
terlalu tinggi atau terlalu rendah
11. Periksa seluruh klep, damper , dll 11. Jangan mengoperasikan penghembus
untuk operasi yang benar seminggu jelaga pada beban tinggi
sekali
12. Beri pelumas seluruh alat mekanik 12. Jangan jalankan kipas ID manakala
untuk berfungsi mulus sedang dalam operasi
13. Jaga switchboards rapi dan bersih 13. Jangan melihat langsung api dalam
dan sistim penunjuk sesuai dengan tungku, gunakan kacamata keamanan
perintah pekerjaan yang berwarna
14. Jaga kebersihan area, bebas debu 14. Hindarkan bed bahan
bahan bakar yang
tebal
Universitas Diponegoro
Semarang
100
BAB IV
Universitas Diponegoro
Semarang
101
Universitas Diponegoro
Semarang
103
padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas beberapa
unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N).
Universitas Diponegoro
Semarang
104
n = koefisien
̅ = entalpi
̅= entalpi pembentukan
Nilai pembakaran di tentukan dengan mengurangi jumlah entalpi
pembentukan produk dengan jumlah entalpi pembentukan reaktan.
̅ ∑ (̅ ) ∑ (̅ )
Dua nilai pembakaran yang dikenal yaitu Higher Heating Value (HHV) atau
nilai pembakaran tinggi adalah nilai yang didapat ketika semua air dari proses
pembakaran berbentuk cair sedangkan Lower Heating Value (LHV) atau nilai
pembakaran rendah di dapatkan ketika semua air dari proses pembakaran berbentuk
uap.
Universitas Diponegoro
Semarang
105
0
pada pembakaran gas metana (dalam kJ per Kg bahan bakar) pada suhu 25 celcius dan
tekanan 1 Atm maka untuk menentukan HHV dan LHV nya dengan cara.
Asumsi
Nilai pembakarannya
HHV
LHV
Universitas Diponegoro
Semarang
106
2. Ketika pembakaran boiler tanpa kondensor sekunder dirancang, nilai bahan
bakar yang sesuai untuk digunakan dalam proses desain adalah LHV, yang
mengasumsikan bahwa uap air yang dihasilkan ketika bahan bakar dibakar
padam dalam aliran gas buang.
3. Ketika unit pembakaran maju memiliki kondensor sekunder atau tersier
dirancang, nilai bahan bakar yang sesuai untuk digunakan dalam proses
desain adalah HHV.
Universitas Diponegoro
Semarang
107
Reaksi pembakaran yang terjadi dapat dinyatakan dalam satu satuan berat
molekul. Maka reaksi pembakaran dari unsur-unsur bahan bakar adalah sebagai berikut:
Dalam pembakaran belerang dihasilkan SO2 sebanyak:
Dalam pembakaran karbon dihasilkan CO2 sebesar:
Universitas Diponegoro
Semarang
108
⁄
Maka:
Pembakaran H2 menghasilkan H2O sebanyak:
Kebutuhan udara pembakaran didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara sempurna [7] yang meliputi:
Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah
energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut gas
asap. [7]
Universitas Diponegoro
Semarang
109
- Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan bakar dengan O 2 dari udara
seperti CO2, H2O, SO2
- Unsur N2 dari udara yang tidak ikut bereaksi
- Sisa kelebihan udara
1 kg S menghasilkan 1,996 kg SO 2
1 kg H menghasilkan 8,9836 kg H 2O
Maka untuk menghitung berat gas asap pembakaran perlu dihitung dulu masing-
masing komponen gas asap tersebut [4]:
Berat O2 = 23% Ut
Universitas Diponegoro
Semarang
110
Atau:
Dari proses pembakaran selama terbentuk gas-gas asap, juga akan terbentuk
solid refuse (Msr ) dimana solid
dimana solid refuse ini terdiri dari abu refuse (Ar ), dan karbon refuse
(Cr ). [7]
Persamaannya adalah:
m bb + Us = Gs + Msr ………………………………………...…(4.4a)
Atau
Mr = Cr .m bb (kg/jam)…………………………………………..(4.4d)
(kg/jam)…………………………………………..(4.4d)
Universitas Diponegoro
Semarang
111
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
tidaklah seluruhnya digunakan untuk membentuk uap, karena sebagian panas tersebut
ada yang hilang. [7]. Panas yang hilang dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
merupakan kerugian-kerugian kalor yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kerugian kalor karena bahan bakar (Q1)
Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air dalam bahan bakar, dimana
besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
………………………………………………….(4.6a)
………………………………………………….(4.6a)
Dimana:
Universitas Diponegoro
Semarang
112
b. Kerugian kalor karena hidrogen (H) yang terdapat dalam bahan bakar (Q 2)
Kerugian ini disebabkan karena kandungan unsur hidrogen (H) dalam bahan bakar,
yang bila terbakar akan bereaksi dengan oksigen dari udara dan berbentuk uap air
(H2O).
Besarnya kerugian ini dirumuskan dengan:
………………………………………………….(4.6b)
………………………………………………….(4.6b)
Dimana:
Us = berat udara pembakaran sebenarnya
sebenarn ya (lb/lb BB)
Mv = prosentase penguapan udara masuk dapur dikalikan dengan nilai
kelembaban udara pada temperatur ruang.
0
tg = temperatur gas buang ( F)
0
ta = temperatur ruang ( F)
Universitas Diponegoro
Semarang
113
……………………………………………(4.6d)
……………………………………………(4.6d)
Dimana:
CO = prosentase gas CO dalam asap
CO2 = prosentase gas CO2 dalam asap
C1 = karbon actual yang habis
hab is terbakar (lb/lb BB)
e. Kerugian kalor karena terdapat unsur karbon yang tidak ikut terbakar dalam sisa
pembakaran (Q5)
Kerugian ini dapat dirumuskan dengan:
……………………………………………….............(4.6e)
……………………………………………….............(4.6e)
Dimana:
Mr = massa refuse (lb/jam)
Cr = prosentase karbon yang tidak terbakar dalam refuse
M bb = laju aliran massa bahan bakar (lb/jam)
Kerugian cerobong ini disebabkan oleh gas asap yang meninggalkan cerobong
masih mengandung energi tinggi.
Kerugian cerobong dirumuskan dengan:
Dimana:
Gs = berat gas asap sebenarnya (kg/kg)
0
tg = temperatur gas buang ( K)
0
ta = temperatur udara ruang ( K)
Universitas Diponegoro
Semarang
114
η=
= ……………………..(4.7)
……………………..(4.7)
Dirumuskan dengan:
Universitas Diponegoro
Semarang
115
Dimana:
3
Qair = debit air (m /jam)
3
ρair = massa jenis air (kg/m )
Efisiensi Boiler (η
(η) =
x 100%.......................................(4.9a)
Efisiensi Boiler (η)
(η) =
x 100%............................................(4.9b)
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
Dimana:
Universitas Diponegoro
Semarang
116
BAB V
Tahun : 1967
Universitas Diponegoro
Semarang
Semarang
117
2
Tekanan maksimal : 18 kg/cm
Luas Pemanas : 80 m²
0
Temperatur uap keluar pada ketel : 350 C
0 0
Temperatur air masuk ketel : 103 C / 215 F
0
Temperatur gas buang pada cerobong : 200 C
0
Temperatur udara luar : 30 C
- Nitrogen (N) : 1%
- Belerang (S) : 2,3%
- Abu/
Abu/ash
ash (A) : 0,12%
- Kelembaban/
Kelembaban/moisture
moisture (Mm) : 0,28%
Dari data operasional kebutuhan bahan bakar IDO untuk ketel uap, tiap
jamnya rata-rata memerlukan
meme rlukan 210 kg/jam (M bb = 210 kg/jam). Sedangkan debit airnya
3 3
rata-rata 50 m /24 jam = 2,083 m /jam.
Universitas Diponegoro
Semarang
118
Dengan menggunakan persamaan (4.1a) dan data-data di atas kita dapatkan nilai
kalor pembakaran tinggi (HHV) sebesar:
Dari persamaan (4.1b) maka nilai kalor pembakaran rendah adalah sebagai berikut:
LHV =
=
a. Dari persamaan (4.2a) maka didapatkan kebutuhan udara teoritis (Ut):
Universitas Diponegoro
Semarang
119
W O2 = (23% x 18% )U t
= 0,23 x 0,18 x 13,246
= 0,545 kg + 0,01
= 0,548 kg/kg
W N2 = 77% x 15,631
= 12,036 kg/kg
Dari persamaan (4.3b) didapatkan berat gas asap (basah) sebenarnya (G s) adalah
sebagai berikut:
Universitas Diponegoro
Semarang
120
Berat gas asap kering:
Gs kering = Gs basah – w
– w H2O
= 16,636 –
16,636 – 0,873
0,873
= 15,763 kg/kg BB
d. Analisa gas asap kering
Universitas Diponegoro
Semarang
121
Dari persamaan (4.4a) dan (4.4b) didapatkan massa solid refuse dan prosentase solid
refuse abu sebagai berikut:
Msr = (1 + 15,631) –
15,631) – 16,629
16,629
= 0,002 kg/kgBB
Ar =
= 60%
Maka dengan persamaan (4.4c) jumlah karbon yang tidak terbakar dalam
terak/jelaga adalah:
Cr = 100% - 60%
= 40% dari solid refuse
= 40% x 0,002
= 0,0008 kg/kgBB
Jumlah massa refuse yang terjadi tiap jamnya (persamaan 4.4d) adalah:
Mr = 0,0008 x 210
= 0,168 kg/jam
= 0,856 kg/kg BB
Universitas Diponegoro
Semarang
122
0
Harga kalor jenis gas asap pada temperatur 190 C (463K), yaitu penjumlahan kalor
jenis senyawa penyusun-penyusunnya. Dengan rincian sebagai berikut:
c(CO2) = 0,1898 x C p(CO2)
= 0,1898 x 0,845
= 0,160 kJ/kg K
c(H2O) = 0,05283 x C p(H2O)
= 0,05283 x 1,867
= 0,0986 kJ/kg K
c(SO2) = 0,000278 x C p(SO2)
= 0,000278 x 0,644
= 0,000179 kJ/kg K
c(O2) = 0,0358 x C p(O2)
= 0,0358 x 0,917
= 0,0328 kJ/kg K
c(N2) = 0,7234 x C p(N2)
= 0,7234 x 1,038
= 0,75 kJ/kg K
Sehingga C p gas asap adalah 1,0504 kJ/kg K
Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air di dalam bahan bakar. Dari
tabel B-2 dan B-1a buku [3], didapatkan:
0
hg = entalpi uap super panas pada temperatur gas buang T = 190 C
Universitas Diponegoro
Semarang
123
btu/lb
sehingga dari persamaan 4.6a besar kerugian kalor karena kelembaban bahan bakar
didapat:
Q1 = 0,0028(1229,714 –
0,0028(1229,714 – 54)
54)
= 3,292 btu/lb BB x 0,556 x 4,187
= 7,6637 kJ/kg BB
Dan apabila kerugian ini dinyatakan dalam prosentase (persamaan 4.7), maka:
Q1* =
= 0,0191%
5.4.3 Kerugian Kalor Untuk Menguapkan Lembab Yang Terjadi Akibat Hidrogen
(H) Yang Terdapat Dalam Bahan Bakar
Q2 = 9Hy(hg – h
– hf )
= 9 x 0,097 (1229,714 –
(1229,714 – 54)
54)
= 1026,3983 x 0,556 x 4,187 = 2389,4265 kJ/kg
Q6* =
= 5,956%
Dengan mengasumsikan bahwa udara yang diserap oleh blower masuk ke dalam
ruang bakar mengalami penguapan sebesar 70% dan dari Tabel XVIII Buku Steam
Air And Gas Power, Williams Servens untuk T = 300C = 860F diperoleh berat air
dalam udara kering = 0,027586 maka:
Q3 = 15,631 x 0,7 x 0,027586 x 0,46(374 –
0,46(374 – 86)
86)
Universitas Diponegoro
Semarang
124
Q4 =
=0
5.4.6 Kerugian Karena Terdapatnya Unsur Karbon Yang Tidak Ikut Terbakar
Dalam Sisa Pembakaran.
Q5 =
= 4,65 btu/lb x 0,556 x 4,187
= 10,833 kJ/kgBB
Bila dinyatakan dalam prosentase:
Universitas Diponegoro
Semarang
125
Q6* =
= 6,97%
= 82,794%
Untuk mengetahui kapasitas produksi uap ini didapatkan dari persamaan 4.9.
3 0 3
Diketahui debit air (Qair ) = 2,083 m /jam dan ρair pada suhu 30 C = 995,26 kg/m (J.P.
Holman, perpindahan kalor, tabel A-9), sehingga dapat diperoleh kapasitas uap yang
dihasilkan:
Laju air = ρ x Q
Q
Universitas Diponegoro
Semarang
126
= 2073,53 kg/jam
Mu = 2073,52 x 0,93
= 1928,38 kg/jam
Jadi perbandingan jumlah uap yang dihasilkan dengan bahan bakar yang dihabiskan
adalah 1928 : 210 = 9,18 : 1 kg uap/kg BB
Universitas Diponegoro
Semarang
127
Kinerja boiler dipengaruhi beberapa hal, antara lain mutu udara pembakaran, mutu bahan
bakar, perpindahan panas yang baik antara panas hasil pembakaran dengan air dalam tube-
tube -
tube dan temperatur flue
temperatur flue gas/
gas/ gas buang.Untuk mengoptimalkan secara kontinu effisiensi
boiler diperlukan variasi dalam load, fuel dan kondisi boiler itu sendiri.
1. Temperatur flue
flue gas/
gas/ gas buang
Besarnya temperatur flue
flue gas/
gas / gas buang menyebabkan kehilangan panas menjadi
besar pula. Temperatur flue
flue gas/
gas/ gas buang ini berhubungan dengan jumlah udara yang
masuk, reaksi pembakaran yang terjadi dan proses perpindahan panas yang
berlangsung didalam boiler. Temperatur flue
flue gas/
gas/ gas buang yang tinggi menunjukan
bahwa panas
pan as hasil pembakaran yang tidak terserap oleh air dan terbawa oleh flue gas/
gas /
gas buang cukup besar. Kondisi ini dikarenakan perpindahan panas dari gas ke ketel
uap tidak berlangsung dengan sempurna. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai
Universitas Diponegoro
Semarang
128
perpindahan panas .
2. O2 Berlebih
Jumlah udara pembakaran yang disuplai untuk bercampur dengan bahan bakar
haruslah menghasilkan flameable
menghasilkan flameable mixture.
mixture. Untuk menjamin bahwa semua bahan bakar
terbakar sempurna, oksigen harus disuplai cukup atau berlebih dari kebutuhannya.
Akan tetapi bila oksigen disuplai terlalu banyak, hal ini juga kurang effektif karena
dapat menyebabkan kehilangan panas sebab sebagian panas digunakan untuk
pemanasan udara. Sedangkan bila disuplai kurang akan terjadi pembakaran yang tidak
sempurna. Dalam pembakaran ini flue
ini flue gas/
gas/ gas buang yang terbentuk adalah CO 2.
Universitas Diponegoro
Semarang
129
menyebabkan dalam volume yang sama pada saat pembakaran, fuel liquid/solid
mempunyai panas lebih tinggi disebabkan kandungan hidrokarbon yang tinggi ( higher
specific gravity)
gravity) dari pada fuel gas.
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan laporan kerja praktek ini dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan effisiensi boiler PT. KIMIA FARMA MANUFAKTUR
Universitas Diponegoro
Semarang
130
(5,956%) dan rugi cerobong (6,97). Disamping itu, Penyebab lain turunnya
effisiensi boiler tersebut bila dibandingkan dengan performance test awal
disebabkan oleh: kerugian karena isolasi yang sudah tua (Rugi Isolasi), Seal
Plate Air Heater sudah over size, Perpindahan panas pada pipa tidak sempurna
karena kerak bagian luar / dalam.
6.2 Saran
1. Melakukan pengontrolan yang ketat terhadap kandungan air pada feed water
sebelum masuk ke ketel uap.
2. Pengecekan secara berkala terhadap isolasi pipa penyalur uap dan langsung
mengganti isolasi pipa yang rusak.
3. Pengecekan berbagai macam katup yang ada pada ketel uap, harus diperhatikan
bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik.
4. Menggunakan air sisa kondensasi untuk menghemat kebutuhan air untuk feed
feed water
yang terbuang percuma.
Universitas Diponegoro
Semarang
131
Daftar Pustaka
Kedua, Jakarta.
6 Stultz, S,C and Kitto.,1992, STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi
40.
7 Tambunan., 1984, Ketel
1984, Ketel Uap,
Uap, Karya Agung, Jakarta.
8 www.energyefficiencyasia.org
www.energyefficiencyasia.org.., Pedoman Efisiensi Energi Untuk Industri di Asia,
Asia, (18
November 2009)
Universitas Diponegoro