Anda di halaman 1dari 121

 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga perkembangan dunia
industri juga secara otomatis mengalami kemajuan, hal ini berpengaruh terhadap
 permintaan kebutuhan. Untuk itu perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang
industri berlomba-lomba meningkatkan jumlah produksinya dalam rangka memehuhi
kebutuhan masyarakat tersebut. Kebutuhan akan peningkatan produksi pada suatu
industri tentunya diimbangi pula dengan kebutuhan akan daya dan energi yang tinggi.
Salah satu alat yang biasanya digunakan sebagai sumber daya pada industri-industri
sekarang ini adalah boiler atau ketel uap.
Peralatan industri yang berupa sistem boiler merupakan asset yang sangat
 penting bagi perusahaan. Boiler disini mempunyai peranan penting dalam proses
 produksi uap, dimana uap ini nantinya akan digunakan untuk menjalankan berbagai
macam proses dalam industri maupun untuk penggerak turbin. Di PT KIMIA FARMA
Manufaktur Semarang, boiler utamanya digunakan sebagai pemanas pada
 pengolahan/ekstraksi biji jarak menjadi minyak jarak.
Apabila terjadi
terjadi gangguan pada sistem
sistem Boiler tersebut maka
maka kelancaran dan

kontinuitas produksi uap akan terganggu sehingga produksi minyak jarak yang
dihasilkan juga akan mengalami gangguan. Untuk mengetahui kinerja boiler yang ada
di PT.KIMIA FARMA Manufaktur Semarang maka penulis akan menganalisa dan
menghitung efisiensi boiler di perusahaan tersebut.
Disamping itu, sering kali effisiensi kualitas kerja boiler tersebut diabaikan
 padahal peningkatan efisiensi kualitas kerja boiler itu sendiri akan memberikan nilai
ekonomis tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu peningkatan efisiensi boiler ini
sangat penting guna mendapatkan output yang baik.

Universitas Diponegoro
Semarang
12
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
1.2 Alasan Pemilihan Judul
Alasan pengambilan judul laporan ini adalah untuk mengetahui efisiensi/kinerja
dari boiler di PT.KIMIA FARMA Manufaktur Semarang agar kita dapat
memperkirakan kemungkinan untuk meningkatkan kinerja atau efisiensi boiler tersebut.
Dalam penulisan laporan ini penulis tidak lupa menjelaskan tentang pengetahuan boiler 
secara umum.

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek 


Ruang lingkup atau batasan masalah yang akan di bahas dalam laporan ini
adalah mengenai efisiensi boiler di PT KIMIA
KIMIA FARMA Manufakturing Semarang,

1.4 Tujuan Kerja Praktek  


Tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah :

1.  Menganalisis  performance /efisiensi boiler di PT.KIMIA FARMA Manufaktur 


Semarang
2.  Mengetahui perandingan efisiensi teoritis dengan efisiensi boiler sesungguhnyadi
lapangan di PT.KIMIA FARMA Manufaktur Semarang
3.  Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi boiler di PT. KIMIA
FARMA Manufaktur Semarang

1.5 Metoda Penulisan
Metode yang dipakai pada penulisan
penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai
 berikut:
1.  Studi literatur 
Metode ini dilaksanakan dengan studi dari buku-buku maupun instruction manual  
book  dan pustaka lainnya yang berkaitan. Metode ini dilakukan untuk keperluan
dasar teori dan analisa pembahasan.

Universitas Diponegoro
Semarang
13
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

2.  Tinjauan Lapangan

Yakni dengan melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti secara
langsung di lapangan.
3.  Metode wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi dan tanya
 jawab dengan pembimbing lapangan serta operator.

1.6 Sistematika Penyusunan
Laporan kerja praktek ini dibagi menjadi enam bab yang saling berhubungan satu
sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
 berikut:

  BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan mengenai latar belakang kerja pratek, alasan pemilihan judul, ruang
lingkup/ batasan masalah, tujuan kerja praktek, metodologi penyusunan laporan dan
sistematika laporan.

  BAB IIPROFIL PT KIMIA FARMA MANUFAKTUR SEMARANG

Berisikan tentang sejarah singkat perusahaan .

  BAB III PENGETAHUAN UMUM BOILER 

Pembahasan mengenai pengertian boiler, klasifikasi boiler, bagian-bagian boiler,


 pengoperasian ketel uap, pengolahan air umpan boiler, serta daftar periksa opsi,

  BAB IV DASAR TEORI PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER 

Pembahasan mengenai nilai pembakaran bahan bakar, kebutuhan udara


 pembakaran, gas asap, karbon yang tidak terbakar, karbon aktual yang habis

Universitas Diponegoro
Semarang
14
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
terbakar (Ct), rumus perhitungan efisiensi ketel uap, rumus perhitungan kapasitas
 produksi ketel uap (Mu), serta perhitungan efisiensi berdasarkan neraca kalor.

  BAB V PERHITUNGAN EFISIENSI DAN KAPASITAS PRODUKSI UAP

SERTA PELUANG MENINGKATKAN EFISIENSI BOILER 


Pembahasan mengenai spesifikasi ketel uap di PT.KIMIA FARMA Semarang,
data ketel uap di PT.KIMIA FARMA Semarang, perhitungan pembakaran,
 perhitungan efisiensi ketel uap, perhitungan kapasitas produksi uap, efisiensi
 berdasarkan neraca kalor, peluang meningkatkan efisiensi boiler  

  BAB VI PENUTUP

 berisi kesimpulan dan saran

Universitas Diponegoro
Semarang
15
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1  Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan


PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang pada mulanya merupakan
Perusahaan milik Swasta.Setelah dikeluarkannya UU No. 58 Tahun 1958, maka
 perusahaan milik Belanda ini mengalami Nasionalisasi menjadi
me njadi milik pemerintah
Republik Indonesia.
Setelah musyawarah Kabinet Kerja dengan terlebih dahulu membentuk 

Badan Pimpinan Umum (BPU), maka di tetapkan bentuk Perusahaan Negara


Farmasi (PNF). Berdasarkan Inpres No. 17 Tahun 1967 dan Perpu No. 3 Tahun
1967, maka pada tanggal 23 Januari 1968 semua PNF, kecuali PNF Bio Farma,
di satukan dengan PNF Bhineka Kimia Farma.
Dengan PP No. 16 Tahun 1971 yang berlaku pada tanggal 19 Maret 1971,
maka PNF Bhineka Kimia Farma berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT)
Kimia Farma. Status PT. Kimia Farma baru berlaku 16 Agustus 1971 setelah di
sahkan oleh akte notaries Soloeman Adjasasmita, SH., No. 18 (Lembar Negara
 No. 508 Tahun 1971, tambahan berita RI tanggal 19 November 1971 No. 91),
yang kemudian mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat
Penetapan No. 1 A5/184/21, tanggal 14 Oktober 1971.
Secara umum PT. Kimia Farma terbagi menjadi dua unit besar, yaitu unit
 poduksi dan unit perdagangan. PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang
merupakan salah satu unit produksi yang ada di Indonesia.PT. Kimia Farma Unit
Produksi Semarang semula bernama Pabrik Castrol Oil. Pabrik resmi di buka
tanggal 1 Juni 1971. Sejak tanggal 1 April 1974, Pabrik Castrol Oil berubah

Universitas Diponegoro
Semarang
16
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
nama menjadi Pabrik Minyak dan Lemak. Perubahan nama ini di harapkan lebih
sesuai dengan keadaan produk yang di hasilkan, karena pabrik ini tidak hanya
memproduksi minyak jarak saja, tetapi juga mengolah minyak nabati lainnya
seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak kacang.
Pada tanggal 1 Maret 1991, PT. Kimia Farma Pabrik Minyak dan Lemak di
ubah menjadi PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang. Pada tahun yang sama,
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang juga memproduksi Kosmetika Bedak 
Marcks, di samping memproduksi minyak dan lemak. Pada tahun 1994, PT.
Kimia Farma Unit Produksi Semarang di percaya oleh direksi untuk 
memproduksi Lysol untuk sarana kesehatan.
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang, yang memperingati hari ulang

tahunnya setiap tanggal 16 Agustus, mendapatkan ISO 9001 versi 1994


mengenai system manajemen mutu dan disain produk pada November 1997.
Sertifikat ISO 9001 ini di perbarui pada tahun 2000 menjadi versi 2000, dan
setiap tiga tahun di perbarui, dan akan di perbarui lagi pada November 2006.

2.2  Tujuan Berdirinya Perusahaan


Tujuan di dirikannya PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang antara lain
:
1.  Untuk memanfaatkan potensi sumber alam Indonesia yang belum di
manfaatkan secara optimal.
2.  Menciptakkan kemampuan pengadaan minyak dan lemak negeri.
3.  Menciptakkan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar pabrik, yang
 berarti pula meningkatkan taraf hidup.
4.  Memupuk keuntungan bagi perusahaan.
5.  Menambah sumber devisa Negara.
6.  Menambah pendapatan di bidang pertanian, transportasi, dan lain-lain.

Universitas Diponegoro
Semarang
17
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.3  Visi dan Misi.
Visi PT. Kimia Farma : Menjadi perusahaan farmasi utama di Indonesia
dan bardaya saing di pasar global.

Misi PT. Kimia Farma :


  Menyediakan, mengadakan, dan menyalurkan persediaan farmasi,
alat kesehatan, dan jasa kesehatan lainnya yang berkualitas dan
 bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  Mengembangkan bisnis farmasi dengan cara meningkatkan nilai
 perusahaan untuk kepentingan pemegang saham dan pihak
p ihak lain yang
 berkepentingan tanpa
tanp a meninggalkan
me ninggalkan prinsip-prinsip
p rinsip-prinsip “good corporate

 governance”. 
 governance”. 
  Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk 
meningkatkan kompetensi dan komitmen guna pengembangan
industry farmasi.

2.4  Lokasi dan Letak Perusahaan.


PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang terletak di jalan Simongan
 Nomor 169, Desa Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Madya
Semarang. PT. Kimia Farma juga dapat di akses melalui
http://www.kimiafarma.co.id// . 
Di tinjau dari lokasinya, PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang cukup
 baik. Pemilihan lokasi tersebut di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
  Jawa Tengah di kenal sebagai daerah penghasil bahan baku biji jarak yang
di butuhkan.

Universitas Diponegoro
Semarang
18
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

  Semarang memiliki pelabuhan yang memungkinkan sebagai sarana


transportasi laut, misalnya dalam pengadaan bahan baku maupun
 pemasaran produk.
  Persedian air tawar yang dapat memenuhi syarat untuk proses.
  Dekat dengan sungai Kaligarang, yang dapat di gunakan sebagai tempat
 pembuangan air limbah yang telah diolah.

Luas lokasi PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang sekitar 2,67 Ha,
yang meliputi :
o   Bangunan Pabrik : 10.000 m²
o   Gudang apenyimpanan Minyak : 1.200 m²

  Laboratorium dan Perpustakaan : 500 m²


o

o  Sarana Olahraga dan lain-lain : 15.000 m²


Untuk lebih jelas lokasi dan tata letak PT. Kimia Farma Unit Produksi
Semarang dapat di lihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.

Universitas Diponegoro
Semarang
19
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan.

Universitas Diponegoro
Semarang
20
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 2.2 Tata Letak / Lay Out Perusahaan.

Universitas Diponegoro
Semarang
21
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.5  Struktur Organisasi Perusahaan.
Organisasi perusahaan sangat penting dalam rangka pengelolaan
 perusahaan dan mengaktifkan kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
Administrasi perusahaan mencakup struktur organisasi perusahaan, hak dan
kewajiban pengusaha dan pegawai, tata cara dan pegangan praktis yang
 berhubungan dengan tugas.
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang di pimpin oleh seorang Kepala
Unit Produksi Semarang dan di bantu oleh Tenaga Ahli, Kepala Bagian, serta
Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. Bagan Organisasi PT. Kimia Farma Unit
Produksi Semarang dapat di lihat pada gambar 2.3.

Universitas Diponegoro
Semarang
22
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
PT.Kimia Farma Semarang

KSEP KSBPS

KSPR

KSBR

KBPD
KSPPK

KSBPK

KSPFT

KSPP

KSBPR

KSGK KSPPPP KUPS

KSGM
KBSMP
KSBP

KSAK

KSKU KSBKU

KSPU

KSESP
KSBPE
KSCL

KSPK

KBPM
KSPML KSBPPP

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.

Universitas Diponegoro
Semarang
23
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Berikut ini penjelasan struktur organisasi PT. Kimia Farma Unit Produksi
Semarang :
1.  Kepala Unit Produksi Semarang
Kepala Unit Produksi Semarang (KUPS) memegang kekuasaan dalam
struktur organisasi di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Kepala Unit Produksi
P roduksi Semarang antara lain :
  Mengelola pelaksanaan operasional produksi dan pemeliharaan system
mutu yang di tetapkan di PT.
P T. Kimia Farma Unit Produksi Semarang.
  Mengelola pelaksanaan operasional dalam perencanaan dan
 pengendalian investasi.
  Mengelola pelaksanaan kebijakan operasional dalam keuangan dan

anggaran serta personalia dan rumah tangga.

2.  Bagian Sistem Mutu dan Produktivitas (BSMP)


Bagian Sistem Mutu dan Produktivitas terdiri dari staf (tenaga ahli)
yang di kepalai oleh seorang Kepala Bagian Sistem Mutu dan Produktivitas
(KBSMP), yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit Produksi
Semarang.
Tugas dan kewajiban Bagian Sistem Mutu dan Produktivitas yaitu :
  Merencanakan, melaksanakan, memantau dan menyempurnakan
 penerapan system mutu dan peningkatan produktivitas.
  Melaporkan kinerja system mutu dan peningkatan produktivitas dalam
rapat tinjauan manajemen.
  Menjamin pelaksanaan rapat tinjauan manajemen dan tindak lanjut
hasilnya sesuai dengan prosedur rapat tinjauan manajemen.

Universitas Diponegoro
Semarang
24
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
3.  Sub Bagian Pengadaan (SBP)
Sub Bagian Pengadaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pengadaan
yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Pengadaan adalah :
  Menerima rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong, dan bahan
kemasan serta barang lain sesuai permintaan unit kerja.
  Menerima permintaan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai
 permintaan unit kerja.
  Mengusulkan pemasok dengan mempertimbangkan legalitas pemasok,
ketetapan , jumlah, harga, dan waktu pengiriman barang sesuai
 prosedur yang telah ditetapkan.

4.  Bagian Produksi (BPD)


Bagian Produksi dipimpin oleh Kepala Bagian Produksi KBPD) yang
 bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Bagian Produksi antara lain :
  Merencanakan dan mengevaluasi jadwal kebutuhan dan penggunaan
 bahhan baku, bahan penolong, dan bahan kemasan.
k emasan.
  Mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan proses produksi
minyak, kosmetik, bedak, dan kemasan produk.
  Mengevaluasi, mengendalikan permintaan dan penggunaan bahan
 baku, bahan penolong
penolon g serta bahan kemasan untuk produksi dan produk 
 jadi.

Universitas Diponegoro
Semarang
25
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bagian Produksi membawahi tiga seksi, yaitu :
o  Seksi Pressing (SPR)
Seksi Pressing berada dibawah wewenang Bagian Produksi,
dipimpin oleh Kepala Seksi Pressing (KSPR) yang bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Produksi.
Tugas dan kewajiban Seksi Pressing adalah :
  Melakukan permintaan (bon) bahan baku, bahan penolong,
 bahan kemasan ke gudang sesuai kebutuhan dan mencatat pada
catatan pengolahan dan pengemasan.
  Memantau penyerahan sample crude oil  hasil jadi untuk 
 pemeriksaan mutu.

  Menyerahkan produk jadi ke Kepala Seksi Bagian Refining atau


Gudang Minyak (KGSM).

o  Seksi Pengemasan Produk Bedak dan Kosmetik (SPPBK)


Seksi Pengemasan Produk Bedak dan Kosmetik berada di bawah
wewenang Bagian Produksi, dan dipimpin oleh Kepala Seksi
Pengemasan Produk Bedak dan Kosmetik yang bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Produksi.
Tugas dan kewajiban Seksi Pengemasan Produk Bedak dan
Kosmetik adalah sebagai berikut :
  Merencanakan jadwal kebutuhan dan memantau penggunaan
 bahan kemasan untuk kegiatan pengemasan.
  Melakukan permintaan (bon) bahan kemasan ke gudang sesuai
kebutuhan dan mencatat pada catatan pengolahan atau
 pengemasan batch.
batch. 
  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan kegiatan pengemasan.

Universitas Diponegoro
Semarang
26
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

o  Seksi Produk Farmasi Terbatas (SPFT)


Seksi Produksi Farmasi Terbatas dipimpin oleh Kepala Seksi
Produk Farmasi Terbatas (KSPFT) yang bertanggung jawab kepada
Kepala Seksi Produksi. Seksi Produk Farmasi Terbatas berada di
 bawah departemen Bagian Produksi.
Tugas dan kewajiban Seksi Produk Farmasi Terbatas yaitu :
  Merencanakan jadwal, kebutuhan dan memantau penggunaan
 bahan baku, bahan kemasan untuk kegiatan produksi farmasi
terbatas.
  Melakukan permintaan (bon) bahan baku, bahan kemasan ke

gudang sesuai kebutuhan dan mencatat pada catatan pengolahan.


  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan kegiatan produksi dan
 pengawasan produk farmasi terbatas.

Bagian Produksi juga di bantu oleh :


  Sub Bagian Refining (SBR)
Sub Bagian Refining dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Refining
(KSBR) yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian
Produksi.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Refining yaitu :
  Merencanakan jadwal kebutuhan dan memantau bahan baku dan

 bahan penolong untuk kegiatan refining  dan untuk produksi


lainnya.
  Melakukan permintaan (bon) bahan baku dan bahan kemasan ke

gudang sesuai dengan kebutuhan dan mencatat pada catatan


 pengolahan atau pengemasan.

Universitas Diponegoro
Semarang
27
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan proses refining .

  Sub Bagian Produksi Kosmetik (SBPK)


Sub Bagian Produksi Kosmetik dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
Produksi Kosmetik dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Bagian Produksi.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Produksi Kosmetik adalah :
  Merencanakan jadwal kebutuhan dan memantau kebutuhan bahan

 baku dan bahan kemasan untuk kegiatan produksi kosmetik dan


 bedak.

  Menerima penyerahan bahan baku, bahan kemasan , dan gudang


(SGF) sesuai kebutuhan dan mencatat pada catatan pengolahan
 batch.
  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan kegiatan proses produksi

kosmetik dan bedak.

5.  Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan (BPPPP)  


Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan dipimpin
oleh Kepala Bagian Perncanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan, yang
 bertanggung jawab langsung kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan
Persediaan yaitu :

  Merencanakan mengendalikan, dan mengevaluasi jadwal produksi


kebutuhan bahan baku, bahan penolong, dan bahan kemasan proses
 produksi dan persediaan secara berkala. 

Universitas Diponegoro
Semarang
28
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

  Membantu dan mengendalikan permintaan dan penggunaan bahan baku,


 bahan penolong, dan bahan kemasan, serta waktu proses produksi.  

  Memantau pelaksanaan permintaan, penyimpanan, persediaan dan


 penyerahan bahan baku, bahan penolong, bahan kemasan , dan produk 
 jadi sarana dan prasarana produksi lainnya. 

Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan


membawahi departemen – 
departemen – departemen
departemen :
o  Seksi Pengendalian dan Pelaporan (SPP) 
Seksi Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Seksi
Pengendalian dan Pelaporan, yang bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan.
Tugas dan kewajiban Seksi Pengendalian dan Pelaporan yaitu :

  Mengevaluasi rencana produksi tahunan, triwulan, bulanan dan


mingguan. 

  Mengawasi rencana kebutuhan pemakaian bahan baku kemasan


sesuai dengan rencana produksi. 

  Mengevaluasi jadwal kedatangan bahan baku, bahan kemasan,


 produk setengah jadi, dan produk jadi.  

o   Seksi Gudang Kosmetik dan Bedak (SGK) 


Seksi Gudang Kosmetik dan Bedak dipimpin oleh Kepala Seksi
Gudang Kosmetik dan Bedak, yang bertanggung jawab kepada bagian
Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan.
Tugas dan kewajiban Seksi Gudang Kosmetik dan Bedak yaitu :

Universitas Diponegoro
Semarang
29
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan kegiatan penerimaan,


 penyimpanan, pengeluaran bahan baku, bahan kemasan, produk 
 jadi, sarana dan prasarana lainnya. 

  Mengawasi pelaksanaan penimbangan dan pengeluaran bahan


 baku, bahan kemasan, dan produk jadi.  
  Memantau kualitas bahan baku, bahan kemasan, dan produk jadi
oleh gudang sesuai dengan hasil pemeriksaan dan pengawasan
mutu. 

o   Seksi Gudang Minyak (SGM)  


Seksi Gudang Minyak dipimpin oleh Kepala Seksi Gudang
Minyak, yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan,
Pengendalian Produk dan Persediaan.
Tugas dan kewajiban Seksi Gudang Minyak yaitu :

  Mengawasi dan mengatur pelaksanaan kegiatan penerimaan,


p enolong. 
 penyimpanan bahan baku dan bahan penolong.

  Mengawasi pengeluaran bahan baku, bahan penolong, dan bahan


kemasan produk jadi. 

  Mengawasi pelaksanaan penimbangan dan pengeluaran bahan

 baku, bahan penolong, bahan kemasan dan produk jadi sesuai


dengan hasil pemeriksaan pengawasan mutu. 

  Memantau kualitas bahan baku, bahan penolong, bahan kemasan


dan produk jadi sesuai dengan hasil pengawasan pemeriksaan
mutu. 
Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan,
dibantu oleh staf dari Sub Bagian Perencanaan (SBPR), yang dipimpin

Universitas Diponegoro
Semarang
30
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, yang bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Perencanaan, Pengendalian Produk dan Persediaan.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Perencanaan yaitu ;
  Menyusun rencana produksi tahunan, triwulan, bulanan, dan

minguan.
  Menyusun rencana kebutuhan bahan baku, bahan penolong,

 bahan kemasan sesuai dengan rencana produksi.


  Menyusun rencana jadwal kedatangan bahan baku, bahan
 penolong, bahan kemasan untuk keperluan produksi.

6.  Bagian Pengawasan Mutu (BPM)

Bagian Pengawasan Mutu dipimpin oleh Kepala Bagian Pengawasan


Mutu, yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Bagian Pengawasan Mutu yaitu :
  Mengkoordinasi dan melaksanakan pemeriksaan bahan baku , bahan

 penolong , bahan kemasan, produk setengah jadi, dan produk jadi


sesuai dengan prosedur Inspeksi dan Tes.
  Mengevaluasi dan menindaklanjuti bahan baku, bahan penolong,

 bahan kemasan, produk jadi, dan produk setengah jadi yang tidak 
memenuhi syarat sesuai dengan prosedural pengendalian produk 
yang sesuai.
  Membuat standar mutu bahan dan produk jadi.

Bagian Pengawasan Mutu membawahi departemen – 


departemen – departemen
departemen :
o   Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan Bedak (SPK)

Universitas Diponegoro
Semarang
31
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan Bedak dipimpin oleh
Kepala Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan Bedak yang
 bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pengawasan Mutu (KBPM).
Tugas dan kewajiban Seksi Pemeriksaan Produk Kosmetik dan
Bedak yaitu :
  Memantau pengambilan dan pendalaman sample bahan baku,

 bahan kemasan, produk setengah jadi, dan produk jadi yang akan
diperiksa.
  Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan mutu bahan

 baku, bahan penolong, produk setengah jadi, dan poduk


p oduk jadi.
  Menjamin kebenaran hasil analisa pemeriksaan mutu yang

dilaporkan.

o  Seksi Pemeriksaan Produk Minyak dan Limbah (SPML)


Seksi Pemeriksaan Produk Minyak dan Limbah dipimpin oleh
Kepala Seksi Pemeriksaan Produk Minyak dan Limbah, yang
 bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pengawasan Mutu
(KBPM).
Tugas dan kewajiban Seksi Pemeriksaan Produk Minyak dan
Limbah yaitu :
  Memantau pengambilan dan pendapatan sample bahan baku,

 bahan penolong, bahan kemasan, produk setengah jadi, produk 


 jadi, dan limbah cair.
  Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan mutu bahan

 baku, bahan penolong, produk setengah jadi, dan produk jadi.


  Menjamin kebenaran hasil analisa pemeriksaan mutu yang akan

dilaporkan.

Universitas Diponegoro
Semarang
32
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Kepala Bagian Pengawasan Mutu (KBPM) dibantu oleh staf 


Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan Pabrik (SBPPP), yang
dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan
Pabrik, yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pengawasan
Mutu.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Penelitian dan
Pengembangan Pabrik yaitu :
  Mengkoordinasi dan melaksanakan peelitian dan pengembangan

 produk serta membantu Kepala Bagian Pengawasan


P engawasan Mutu dalam
 pemeriksaan bahan
b ahan baku, bahan kemasan, produk setengah jadi,
dan produk jadi yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan
 prosedur inspeksi dan tes.
  Membantu Kepala Bagian Pengawasan Mutu dengan
mengevaluasi dan menindaklanjuti bahan baku, bahan kemasan,
 produk setengah jadi, dan produk jadi yang tidak sesuai.
  Membuat standar mutu dan produk hasil penelitian
 pengembangan.

7.  Sub Bagian Pemasaran (SBPS)


Sub Bagian Pemasaran dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Pemasaran,
yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Pemasaran yaitu :
  Melaksanakan pembianaan pelanggan dan menjaga kepuasan
 pelanggan.
  Memasarkan produk jadi didalam dan luar negeri.

Universitas Diponegoro
Semarang
33
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Menerima dan menginventarisasi pesanan produk jadi berdasarkan
 permintaan pelanggan.
Kepala Sub Bagian Pemasaran membawahi Seksi Ekspedisi dan

Pelayanan, yang dipimpin oleh Kepala Seksi Ekspedisi dan Pelayanan, yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan jadwal
 pengiriman produk kepada pelanggan.

8.  Sub Bagian Keuangan dan Umum (SKBU)


Sub Bagian Keuangan dan Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
Keuangan dan Umum, yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit
Produksi Semarang.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Keuangan dan Umum yaitu :
  Menyusun perencanaan anggaran belanja dan cash flow tahunan.

  Merencanakan dan mengendalikan keuangan sesuai dengan


cashflow..
cashflow
  Bertanggung jawab atas kebenaran pemeriksaan dan pengeluaran

uang.
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Umum membawahi departemen  –  
departemen :
o  Seksi Akutansi (SAK)
Seksi Akutansi dipimpin oleh Kepala Seksi Akutansi, yang
 bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Umum.
Tugas dan kewajiban Seksi Akutansi yaitu :
  Melaksanakan pemberian rekening, pembukuan, dan
 pengolahan data yang masuk dari seluruh perusahaan sesuai
dengan kaidah akutansi.
  Melaksanakan kegiatan pencatatan kredit nota dan debit nota.

Universitas Diponegoro
Semarang
34
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Melaksanakan perhitungan penyusutan.

o  Seksi Keuangan (SPU)


Seksi Keuangan dipimpin oleh Kepala Seksi Keuangan, yang
 bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Umum.
Tugas dan kewajiban Seksi Keuangan yaitu ;
  Menyusun inventarisasi dan pengolahan data pegawai untuk 

 penyusunan pengadaan mutasi, promosi, dan pemberhentian


 personil.
  Memantau, mengevaluasi, dan mengolah data presensi

 personil, hasil kerja lembur, cuti personil, hasil penelitian


 prestasi personil dan biaya kesehatan.
  Menyusun daftar perhitungan pendapatan dan asuransi, iuran

 pajak dan pinjaman.


9.  Sub Bagian Pemeliharaan Energi (SBPE)
Sub Bagian Pemeliharaan Energi dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
Pemeliharaan Energi, yang bertanggung jawab kepada Kepala Unit Produksi
Semarang.
Tugas dan kewajiban Sub Bagian Pemeliharaan Energi yaitu :
  Merencanakan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan

 bangunan, sarana dan prasarana produksi serta instalasi energi dan


kendaraan.
  Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan

 perbaikan bangunan, sarana dan prasarana produksi serta instalasi


energi dan kendaraan.

Universitas Diponegoro
Semarang
35
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Merencanakan kebutuhan dan memantau penggunaan peralatan dan

suku cadang untuk pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana.

Kepala Sub Bagian Pemeliharaan dan Energi membawahi departemen


 – departemen
 – departemen ;
o  Seksi Civil dan Lingkungan (SCL)
Seksi Civil dan Lingkungan dipimpin oleh Kepala Seksi Civil
dan Lingkungan, yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian
Pemeliharaan Energi.
Tugas dan kewajiban Seksi Civil dan Lingkungan yaitu :
  Memantau kegiatan pemeliharaan, perbaikan bangunan dan

lingkungan beserta kelengkapannya.


  Pemantauan pemanfaatan untuk pemeliharaan, perbaikan

 bangunan dan lingkungan beserta kelengkapannya.


kelengkapann ya.
  Mengevaluasi dan melaporkan secara berkala mengenai hasil

kegiatan pemeliharaan, perrbaikan gedung dan lingkungan


 beserta kelengkapannya.

o  Seksi Energi dan Sarana Produksi (SESP)


Seksi Energi dan Sarana Produksi dipimpin oleh Kepala Seksi
Energi dan Sarana Produksi, yang bertanggung jawab kepada Kepala
Sub Bagian Pemeliharaan Energi.
Tugas dan kewajiban Seksi Energi dan Sarana Produksi yaitu :
  Membuat rencana kegiatan pemeliharaan, perbaikan instalasi

energi, sarana dan prasarana produksi.

Universitas Diponegoro
Semarang
36
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Mengawasi, mengatur, dan mengkoordinasi pelaksanaan
 pemeliharaan, perbaikan instalasi energi, sarana dan prasarana
 produksi.
  Mengevaluasi dan melaporkan secara berkala mengenai hasil

kegiatan pemeliharaan, perbaikan instalasi energi, sarana dan


 prasarana produksi.

2.6  Kepegawaian.
Menurut data pada Agustus 2006, diketahui bahwa jumlah Sumber Daya
Manusia PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang adalah 153 orang. Status
karyawan di PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang meliputi :

1.  Pegawai Tetap.


2.  Pegawai Tidak Tetap.
3.  Pegawai Honorer, Tenaga Borongan, dan Harian Lepas.

2.7  Pelaksanaan Jam Kerja.


Peraturan kerja dibedakan antara karyawan masuk pagi (bukan shift)
dengan hari kerja dari Senin sampai Jumat. Karyawan shift dibagi dalam empat
group dengan jam kerja bergantian selama enam hari, dan hari libur satu hari
setelah bekerja tiga hari berturut – 
berturut – turut.
turut.
Pembayaran gaji pegawai diatur dalam tiga tahap setiap bulan pada tanggal
5, 15, 25.

2.8  Faasilitas Perusahaan.


Karyawan adalah kekayaan yang paling berharga dan berperan penting
dalam perusahaan. PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang memandang perlu
memberikan dan menyediakan fasilitas penunjang untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawannya, diantaranya dengan :

Universitas Diponegoro
Semarang
37
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
1)  Memberikan jaminan hari tua (pesiun) dan memberikan jaminan
sosial tenaga kerja.
Jaminan sosial meliputi :
a.  Asuransi pegawai.
 b.  Bantuan sosial hari tua (pensiun).
c.  Kebutuhan lain yang ditetapkan pemerintah.
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah kerja sama
dengan ASTEK (Asuransi Sosial dan Tenaga Kerja) yang meliputi
Asuransi Kecelakaan Kerja (AKK), Asuransi Kematian (AK),
Tunjangan Hari Tua (THT).
Jaminan kesejahteraan sosial diberikan dengan kriteria :

1.  Pegawai tetap, calon pegawai tetap dan calon pegawai


 penuh.
Fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut :
  Uang pakaian dinas, satu tahun sekali.
  Penggantian biaya perawatan dan pengobatan.
  Rekreasi untuk seluruh pegawai.
2.  Pegawai honorer paruh waktu, tenaga borongan, harian
lepas.

Fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut :


  Gaji.
  Asuransi kecelakaan kerja.
  Asuransi kematian.
3.  Pegawai tetap bulananyang telah berumur 55 tahun dan
masa kerja mencapai 15 tahun berhak mendapat pensiun.
Ada juga yang tidak berhak atas pensiun tetapi berhak atas
 jaminan sosial pensiun (jaminan hari tua), yaitu pegawai

Universitas Diponegoro
Semarang
38
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 bulanan yang berumur 55 tahun tetapi masa kerja belum
mencapai 15 tahun.
2)  Sumbangan kematian akan diberikan kepada pegawai maupun
keluarganya yang pada daftar perusahaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3)  Perumahan bagi pejabat.
4)  Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari – 
sehari – hari.
hari.
5)  Tunjangan Hari Raya (THR)
6)  Tunjangan Bonus.
7)  Perlengkapan kerja yang meliputi pakaian kerja, sepatu, seragam,
serta perlengkapan keselamatan (masker, helm, dan sebagainya).

8)  Hadiah dan penghargaan bagi karyawan.


9)  Masjid lengkap dengan perpustakaannya.
Ditinjau dari peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja, PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang telah memberikan
fasilitas yang cukup bagi karyawan.

2.9  Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan.


2.9.1  Bahan Baku
PT. Kimia Farma Unit Produksi Semarang menggunakan biji jarak 
sebagai bahan baku pembuatan minyak jarak, crude oil  untuk pembuatan
minyak kelapa sawit, dan minyak kacang. Pembuatan minyak jarak juga
menggunakan bahan  –  bahan pembantu antara lain soda kaustik, bleaching 
earth,, karbon aktif, asam sitrat, garam, asam sulfat. Sedangkan bahan baku
earth
 pembuatan bedak didatangkan dari supplier.
2.9.2  Produk yang Dihasilkan
  Minyak Telon Bayi

Universitas Diponegoro
Semarang
39
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Produk jadi minyak telon bayi memiliki dua macam kemasan
yaitu 37 ml dan 67 ml. Produk jadi minyak telon bayi yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning, bau aromatis
seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer diikuti rasa hangat.
  Minyak Kayu Putih
Produk jadi minyak kayu putih memiliki tiga macam kemasan
yaitu 37 ml, 67 ml, dan 127 ml. Produk jadi minyak kayu putih yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning
kehijauan, bau aromatis seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer 
diikuti rasa hangat.
  Minyak Telon Anak 

Produk jadi minyak telon anak memiliki dua macam kemasan


yaitu 37 ml dan 67 ml. Produk jadi minyak telon anak yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kuning, bau aromatis
seperti kamfer, rasa menusuk seperti kamfer diikuti rasa hangat.
  RBD M V O III
RBD M V O III yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  RBD SPC III
RBD SPC III yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak bercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  RBD Fat Blend 933
RBD Fat Blend 933 yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tindak 
tengik, tidak tercampur minyak babi atau minyak
min yak lainnya.

Universitas Diponegoro
Semarang
40
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  RBD FB 21
RBD FB 21 yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut
: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik, tidak 
tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  RBD FB 23
RBD FB 23 yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut
: cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik, tidak 
tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  RBD Soyabean Oil
RBD Soyabean Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,

tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.


  RBD Palm Oleia Oil
RBD Palm Oleia Oil yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : cairan berwarna kuning muda, jernih pada temperatur 
ruangan, tidak tengik, tidak tercampur minyak babi atau minyak 
lainnya.
  RBD Peanut Oil
RBD Peanut Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak tercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  RBD Coconut Oil
RBD Coconut Oil yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : cairan berwarna kuning muda, tidak berbau, tidak tengik,
tidak bercampur minyak babi atau minyak lainnya.
  Bedak Salicyl „2% 
„2% 

Universitas Diponegoro
Semarang
41
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bedak Salicyl „2% yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : bubuk halus berwarna agak putih.
  Marck Body Talk Scarlet
Marck Body Talk Scarlet yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas
scarlet.
  Marck Body Talk Fressia
Marck Body Talk Fressia yang dihasilkan memiliki pemerian
sebagai berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas
fressia.
  Marck Bedak Creme

Marck Bedak Creme yang dihasilkan memiliki pemerian


sebagai berikut : bubuk halus berwarna creme, berbau harum yang
khas.
  Marck Bedak Rose
Marck Bedak Rose yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : bubuk halus berwarna rose, berbau harum yang khas.
  Marck Bedak Putih
Marck Bedak Putih yang dihasilkan memiliki pemerian sebagai
 berikut : bubuk halus berwarna putih, berbau harum yang khas.
  Marck Venus Loose Powder Active 03 Ivory
Marck Venus Loose Powder Active 03 Ivory yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna salem /
kuning langsat, dengan bau harum yang khas.
  Marck Venus Loose Powder Active 02 Beige

Universitas Diponegoro
Semarang
42
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Marck Venus Loose Powder Active 02 Beige yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna kuning
kecokelatan, dengan bau harum yang khas.
  Marck Venus Loose Powder Active 01 Invisible
Marck Venus Loose Powder Active 01 Invisible yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
 peach / kuning natural, dengan bau harum yang khas.
  Marck Venus Loose Powder Dynamic 03 Ivory
Marck Venus Loose Powder Dynamic 03 Ivory yang dihasilkan
memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna salem /
kuning langsat, dengan bau harum yang khas.

  Marck Venus Loose Powder Dynamic 02 Beige


Marck Venus Loose Powder Dynamic 02 Beige yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
kuning kecokelatan, dengan bau harum yang khas.
  Marck Venus Loose Powder Dynamic 01 Invisible
Marck Venus Loose Powder Dynamic 01 Invisible yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : powder halus berwarna
 peach / kuning natural, dengan bau yang khas.
  Refined Bleached
Refined Bleached Deodorized (RBD)
Deodorized (RBD) Castrol Oil
Refined  Bleached Deodorized  (RBD) Castrol Oil yang
dihasilkan memiliki pemerian sebagai berikut : cairan kental, kuning
muda, tidak berbau, tidak tengik.
  Produk Samping
Produk samping yang dihasilkan berupa ampas biji jarak.
Ampas biji jarak memiliki sepsifikasi sebagai berikut :
Warna : cokelat muda

Universitas Diponegoro
Semarang
43
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kadar air : maksimal 11%
Kadar minyak : 5,5 – 
5,5 – 11%
11%
Kadar Nitrogen : minimal 5,5%
Kadar P2O5 : 1 – 1,5%
 – 1,5%
Kadar Kalium : 1 – 4%
 – 4%
Kadar Asam Lemak : 1 – 4%
 – 4%

Universitas Diponegoro
Semarang
44
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
BAB III

Pengetahuan Umum Boiler

3.1 Pengertian Boiler

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air 


sampai terbentuk air panas atau  steam
 steam.. Air panas atau  steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
 berguna dan murah untuk mengalirkan panas
p anas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai
menjadi  steam
 steam,, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan
 peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem  steam


 steam,, dan sistem bahan
 bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam
kebutuhan  steam.. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Sistem  steam mengumpulkan dan mengontrol produksi  steam dalam boiler. Steam
Steam  
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
 steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
 bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan
di gunakan untuk menyediakan bahan bakar 
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan dalam sistem
 bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
digunak an pada system [8].

Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi  steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah:

1.   Kondensat 
 Kondensat atau
atau steam
 steam yang mengembun yang kembali ke proses

Universitas Diponegoro
Semarang
45
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.  Air  make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari
luar ruang boiler ke plant 
ke plant proses.
proses.

Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer  


untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Uap dibagi menjadi 3 jenis yakni:

1.  uap jenuh basah (wet saturated steam)

Adalah uap yang masih bercampur atau berhubungan dengan bagian air yang
mempunyai temperatur sama

2.  Uap Jenuh kering (dry saturated steam)

Adalah uap yang tidak bercampur atau tidak mengandung bagian air.

3.  Uap lewat panas (superheated steam)

Adalah uap yang didapat dari pemanasan lanjut uap jenuh

3.2 Klasifikasi Boiler


Setelah mengetahui proses singkat sistem boiler dan komponen pembentuk 
sitem boiler, selanjutnya kita perlu mengetahui jenis-jenis boiler. Berbagai jenis boiler 

yang telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan evaluasi dari produk-
 produk boiler sebelumnya. Berikut adalah klasifikasi boiler:

Universitas Diponegoro
Semarang
46
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Menurut kontruksi dan cara kerjanya

1.   Fire Tube Boiler 

Gambar 3.1 fire
3.1 fire tube boiler 
( Sumber: 
Sumber: www.eneryefficienyasia.org 
www.eneryefficienyasia.org )

Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler 

mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.


Karakteristik:
-  Biasanya digunakan untuk kapasitas  steam yang relatif kecil (12.000
2
kg/jam) dengan tekanan rendah sampai sedang (18 kg/cm ).
-  Dalam operasinya dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan
 bakar padat.
-  Untuk alasan ekonomis, sebagian besar  fire
 fire tube boiler dikonstruksi
boiler  dikonstruksi sebagai
 paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar 

Universitas Diponegoro
Semarang
47
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.  Water Tube Boiler 

Gambar 3.2 Diagram sederhana Water Tube Boiler 


( Sumber: 
Sumber: www.eneryefficienyasia.org
www.eneryefficienyasia.org  )

Cara kerja:
Proses pengapian terjadi di luar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan untuk 
memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer.
economizer.   Steam yang dihasilkan kemudian
dikumpulkan terlebih dahulu di dalam sebuah  steam
 steam   drum sampai sesuai.
Setelah melalui tahap  secondary superheater  dan  primary
 primary   superheater , baru
 steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Karakteristik:
-  Tingkat efisiensi panas yang dihasilkan cukup tinggi.
-  Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari  plant  pengolahan
air. Sehingga air harus dikondisikan terhadap mineral dan kandungan-
kandungan lain yang larut dalam air.

Universitas Diponegoro
Semarang
48
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-  Boiler ini digunakan untuk kebutuhan tekanan  steam yang sangat tinggi
seperti pada pembangkit tenaga.
-  Kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam dengan tekanan sangat tinggi.
-  Menggunakan bahan bakar minyak dan gas untuk  water tube boiler  yang
dirakit dari pabrik 
-  Menggunakan bahan bakar padat untuk  water tube boiler yang
boiler  yang tidak dirakit
di pabrik.

Tabel 3.1 Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Tipe Pipa

 NO Tipe boiler Keuntungan Kerugian


Proses pemasangan mudah Tekanan operasi  steam  
 steam

dan cepat. terbatas untuk tekanan


Tidak membutuhkan  setting   rendah
khusus
Investasi awal boiler ini Kapasitas  steam relatif kecil
murah  jika dibandingkan dengan
water tube 
tube 
1  Fire tube boiler 
Bentuknya lebih compact   Tempat pembakarannya sulit
dan portabel 
dan portabel   dijangkau untuk dibersihkan,

diperbaiki dan diperiksa


kondisinya.
Tidak membutuhkan area  Nilai efisiensinya rendah,
yang besar untuk 1 HP karena banyak energi kalor 
 boiler  yang terbuang
Kapasitas steam
Kapasitas steam besar Proses konstruksi lebih detail
Water Tube
2 Tekanan operasi mencapai Investasi awal relatif lebih
 Boiler 
100 bar  mahal

Universitas Diponegoro
Semarang
49
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 Nilai efisiensinya relatif  Penanganan air yang masuk 
lebih tinggi dari  fire tube ke dalam boiler perlu dijaga,
boiler   karena lebih sensitif untuk 
sistem ini. Perlu komponen
 pendukung untuk hal ini.
Tungku mudah dijangkau Karena mampu
untuk melakukan menghasilkan kapasitas dan
 pemeriksaan, pembersihan,  steam yang lebih besar, maka
dan perbaikan konstruksinya membutuhan
area yang lebih luas.

  Klasifikasi boiler berdasarkan bahan bakar yang digunakan.

1.  Solid fuel 


Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar 
 padat (batu bara, baggase
baggase,, rejected product , sampah kota, kayu) dengan oksigen
dan sumber panas.
Karakteristik:
-  Harga bahan baku relatif lebih murah dari boiler yang menggunakan bahan
 bakar cair dan listrik 
-   Nilai efisiensinya lebih baikdari boiler tipe listrik.
listrik.
2.  Oil fuel 
Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar 
cari (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
-  Harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua
tipe boiler.
-   Nilai efisiensinya lebih baik dari boiler berbahan bakar padat dan listrik 

Universitas Diponegoro
Semarang
50
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

3.  Gaseous Fuel 

Pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas (LNG) dengan
oksigen dan sumber panas.
Karakteristik:
-  Harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan semua tipe boiler 
-   Nilai efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler 

4.  Elektrik 
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
men yuplai sumber panas.
Karakteristik:
-  Harga bahan baku relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair 
-   Nilai efisiensinya paling rendah dari semua tipe boiler 

Tabel 3.2 Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Bahan Bakar 

 No Tipe boiler Keuntungan Kerugian


Bahan baku mudah Sisa pembakaran sulit
didapatkan dibersihkan
1 Solid fuel 
Murah konstruksinya Sulit mendapatkan bahan
 baku yang baik 
Sisa pembakaran tidak  Harga bahan baku paling
 banyak dan lebih mudah mahal
2 Oil fuel  dibersihkan
Bahan bakunya mudah Mahan konstruksinya
didapatkan

Universitas Diponegoro
Semarang
51
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Harga bahan bakar paling Mahal konstruksinya
murah
3 Gaseous fuel  Paling banyak nilai Sulit didapatkan bahan
efisiensinya  bakunya, harus ada jalur 
distribusi
Paling mudah perawatannya Paling buruk nilai
efisiensinya
4  Electric Mudah konstruksinya dan Temperatur pembakaran
mudah didapatkan  paling rendah
sumbernya

  Klasifikasi Boiler Berdasarkan Kegunaan Boiler 

1.   Power Boiler 


Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler , hasil
 steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga
mampu memutar  steam
 steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
Karakteristik:
-  Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam
penghasil steam untuk pembangkit listrik 
-  Sisa steam digunakan sebagai proses industri.
 
2.  Industrial Boiler 
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube 
tube  boiler 
boiler atau
atau
 fire tube boiler .
Karakteristik:
-  Kegunaan steam utamanya untuk menjalankan proses industri dan sebagai
tambahan panas.
-  Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.
3.   Komersial Boiler 

Universitas Diponegoro
Semarang
52
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube boiler atau
boiler  atau
 fire tube boiler .
Karakteristik:
-  Kegunaan
Kegunaan steam
 steam utamanya untuk menjalankan proses operasi komersial.
-  Steam memiliki kapasitas yang besar dan tekanan rendah.
4.   Residential Boiler 
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe  fire tube boiler .
Karakteristik:
-  Memiliki tekanan dan kapasitas steam
kapasitas steam yang rendah
-  Kegunaan utamanya yaitu sebagai penghasil  steam tekanan rendah yang
digunakan untuk perumahan.
5.   Heat Recovery Boiler 
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler  atau  fire
tube boiler .
Karakteristik:
-  Steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar 
b esar 
-  Kagunaan utamanya sebagai penghasil  steam dari uap panas yang tidak 
terpakai
-  Hasil
Hasil steam
 steam ini digunakan untuk menjalankan proses industri.

Tabel 3.3 Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Kegunaan.

 No Tipe Boiler Keuntungan Kerugian

Dapat menghasilkan listrik  Konstruksi awal relatif 


dan sisa  steam dapat untuk  mahal
1  Power Boiler 
menjalankan proses
industri

Universitas Diponegoro
Semarang
53
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Steam yang dihasilkan Perlu diperhatikan  factor  
memiliki tekanan tinggi  safety  
 safety

Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan


mudah memiliki tekanan rendah.
2  Industrial Boiler 
Konstruksi awal relatif 
murah

Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan


mudah memiliki tekanan rendah
3 Commercial Boiler 
Konstruksi awal relatif 
murah

Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan


mudah memiliki tekanan rendah
4  Residential Boiler 
Konstruksi awal relatif 
murah

Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan

 Heat Recovery mudah memiliki tekanan rendah


5
 Boiler  Konstruksi awal relatif 
murah

Universitas Diponegoro
Semarang
54
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

  Klasifikasi Boiler Berdasarkan Konstruksi Boiler 

1.   Package Boiler 

Disebut package
Disebut  package boiler karena
boiler  karena sudah tersedia sebagai paket yang lengkap
 pada saat dikirim ke pabrik. Hanya memerlukan pipa  steam
 steam,, pipa air, suplai
 bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler 
 biasanya merupakan tipe fire
tipe  fire tube boiler dengan
boiler  dengan transfer panas yang tinggi baik 
radiasi maupun konveksi.

Ciri-ciri package
Ciri-ciri package boiler :

-  Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan


 penguapan yang lebih cepat.
-  Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
 perpindahan panas konvektif 
konvektif yang
yang baik.
-  Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
 baik.
-  Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler 
lainnya.

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass


jumlah  pass nya yaitu berapa
kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler 
yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass
tiga  pass dengan dua set
dua set fire tube 
tube 
dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

Universitas Diponegoro
Semarang
55
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.3 Jenis Boiler 3 pass


3  pass,, bahan bakar minyak 
( Sumber: 
Sumber: www.eneryefficienyasia.org 
www.eneryefficienyasia.org )

2.  Site Erected Boiler 

Tipe  site erected boiler  perakitannya biasanya dilakukan ditempat akan

 berdirinya boiler tersebut. Pengiriman dilakukan per komponen.

Tabel 3.4 Keuntungan Dan Kerugian Boiler Berdasarkan Konstruksi.

 No Tipe Boiler Keuntungan Kerugian

Mudah pengirimannya Terbatas tekanan


tek anan dan
1  Package Boiler  kapasitas kerjanya

Dibutuhkan waktu yang Komponen-komponen

Universitas Diponegoro
Semarang
56
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
singkat untuk   boiler tergantung pada
 pengoperasian setelah  produsen boiler 
 pengiriman
Tekanan dan kapasitas Sulit pengirimannya,
Site Erected 
2 kerjanya dapat disesuaikan memakan biaya yang mahal.
 Boiler 
keinginan.
Komponen-komponen Perlu waktu yang cukup
 boiler dapat dipadukan lama setelah boiler berdiri,
dengan produsen lain. setelah proses pengiriman.

 
Klasifikasi Boiler Berdasarkan Tekanan Kerja Boiler 
a.  Low pressure boiler : 5 atm abs
 b.  Medium pressure boiler : 5-40 atm
c.  High pressure boiler : 30-225 atm

Tabel 3.5 Keuntungan dan Kerugian Boiler berdasarkan tekanan kerja

 No Tipe Boiler Keuntungan Kerugian

Tekanan rendah sehingga Tekanan yang dihasilkan

1  Low Pressure  penanganannya tidak  rendah, tidak dapat


terlalu rumit membangkitkan listrik.

Area yang dibutuhkan


tidak terlalu besar, dan
 biaya konstruksi tidak 
lebih mahal dari high
 pressure boiler  

Universitas Diponegoro
Semarang
57
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Tekanan yang dihasilkan Tekanan tinggi sehingga
tinggi sehingga dapat  penanganannya perlu

membangkitkan listrik  diperhatikan aspek 


2  High Pressure dan sisanya dapat didaur  keselamatannya
ulang untuk 
mengoperasikan proses
industri

Area yang dibutuhkan


 besar dan biaya konstruksi
ko nstruksi
lebih mahal dari low

 pressure boiler  

3.3 Bagian-Bagian Boiler

3.3.1 Bagian Utama Boiler

Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu
kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya:

1.   Burner 

 Burner adalah
 Burner  adalah tempat bahan bakar dan udara bercampur supaya terjadi pengabutan
dan pembakaran dapat berlangsung sempurna.
Caranya adalah dengan menyemprotkan kedalam ruang dapur melalui mulut-mulut
 pembakar atau brander, sedangkan udara dimasukkan lewat sekeliling mulut
 pembakar tersebut.
Ada beberapa macam sistem brender tergantung pada sistem pengabutannya ,yaitu
sistem pengabut uap/udara dan sistem pengabut tekan.

Universitas Diponegoro
Semarang
58
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Pada sistem pengabut uap/udara caranya adalah uap/udara dipancarkan melalui
mulut pembakar (brender) dan akibat dari pancaran ini minyak akan terisap.

Gambar 3.4 Sistem Pengabut uap


( Sumber: STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi 40.)
Sistem ini sudah jarang digunakan sebab kurang ekonomis, akibat kerugian uap
maupun tenaga untuk menekan udara.

Pada sistem pengabut tekan, minyak langsung ditekan melalui diafragma dan plat
 pengabut. Contoh brander dengan sistem pengabut tekan adalah brander buatan
Wallsand dan Babcock & Wilcock.

Universitas Diponegoro
Semarang
59
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.5 Pengabut Buatan Wallsend


( Sumber: STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi 40.)

Gambar diatas adalah pengabut buatan wallsend. Jenis pengabut ini mempunyai
diafragma dan plat pengabut yang disambungkan pada badan pembakar oleh mur 
tarik. Pada diafragma terdapat 4 buah luban kecil yang miring, sedang plat pengabut
hanya mempunyai sebuah lubang pusat yang kecil garis tengahnya. Minyak tekanan
yang bermuara dikamar minyak akan menyemprot keluar melalui lubang kecil
dengan gerakan berputar dan lintasannya berbentuk mantel kerucut yang menganga.

Gambar 3.6 Pengabut buatan B & W

( Sumber: STEAM its Generation and Use,


Use , Babcock & Wilcox, edisi 40.)

Gambar diatas adalah pengabut buatan Babcock & Willcock. Diafragma pengabut
ini mempunyai lubang-lubang yang lurus. Disebelah muka diafragma dibuat saluran
silinder gelang, tempat muara minyak yang keluar dari lubang-lubang diafragma.
Dari saluran selinder ini dibuat 2 buah alur yang mengarah tangensial kepada muara
minyak. Karena kedua alur ini mengalirkan minyak dalam arah tangensial (miring)

Universitas Diponegoro
Semarang
60
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
dimuara A, maka gerak minyak keluar brander mempunyai bentuk mantel kerucut
[6].

2.   Furnace

Dapur pembakaran adalah suatu ruangan tempat terjadinya proses pembakaran dari
 bahan bakar. Kedudukan dapur pada ketel uap harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar didalam ruang dapur 
dapat diserap dengan baik oleh air ketel. Selain itu kerugian panas diruang dapur 
harus diusahakan sekecil mungkin .

Pada dasarnya dapur pembakaran dibagi menjadi 2 jenis:

1.  Dapur dengan pengapian diatas kisi panggangan (grate fired furnace)
Dapur ini digunakan untuk ketel-ketel yang menggunakan bahan bakar padat,
dimana bahan bakar tersebut dibakar diatas sejumlah kisi-kisi yang mempunyai
celah-celah udara untuk pembakar. Kisi panggangan ini sering disebut rangka
 bakar.

2. Dapur dengan pengapian disemburkan (pulverized fuel furnace)


Digunakan untuk ketel-ketel yang menggunakan bahan bakar cair, gas atau
 powder , dimana bahan bakar tersebut disuspenskan dan berbentuk nyala

( flame).
 flame).

Universitas Diponegoro
Semarang
61
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.7 Furnace
3.7 Furnace

( Sumber: 
Sumber: www.globalvation.com 
www.globalvation.com )

3.  Steam Drum


Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh ( saturated
 saturated steam).
steam).
Tangki atau drum sering disebut juga badan ketel uap yaitu tempat
 beroperasinya ketel uap di dalamnya terdapat instrumen-instrumen yang
menjalankan proses pemindah panas seperti lorong api dan pipa api, dalam badan
ketel inilah sejumlah air ditampung untuk dipanaskan.

4.   fan
 Force Draft Fan adalah alat untuk mendorong udara yang diperlukan untuk 
 pembakaran pada boiler yang melalui lorong udara (duct 
( duct ) sebelum bercampur 
dengan bahan bakar.
5.  Superheater 
Superheater adalah
Superheater  adalah alat yang berbentuk heat
berbentuk  heat exchanger dimana
exchanger dimana panas dari gas
asap (combustion
(combustion product ) digunakan untuk mengeringkan uap jenuh, kemudian
menaikkan temperaturnya. Jalannya penyerapan panas adalah sebagai berikut:

Universitas Diponegoro
Semarang
62
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Gas asap menyerahkan panas pada bidang  superheater  secara konveksi,
konduksi selanjutnya dari pipa bagian dalam superheater 
dalam  superheater  panas
 panas dipindahkan
dipindahk an secara

konveksi ke uap yang ada dalam pipa tersebut.


Bahan yang digunakan untuk pipa coil adalah dari baja carbon (carbon steel)
o o
untuk suhu 450 C, sedangkan untuk suhu diatas 450 C digunakan baja campuran
(alloy steel ))..
Susunan coil terhadap gas asap ada bermacam-macam:
a.  Counter flow (aliran berlawanan)
 b.   Parallel flow (aliran searah)
c.  Combine flow (gabungan searah dan lawan arah)

Gambar 3.8 Susunan Coil Superheater 


( Sumber: STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi 40.)

6.   Air Heater 

Universitas Diponegoro
Semarang
63
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Udara yang dipergunakan untuk pembakaran sebelum masuk kedalam ruang bakar 
terlebih dahulu dilewatkan pada alat yang namanya air heater  atau luvo, dimana

tujuannya adalah untuk menaikkan suhu udara pembakaran sehingga dapat


menaikkan effisiensi pembakaran.
Luvo ini biasanya diletakkan dibelakang economizer , sehingga sebagai media
 pemanas di luvo adalah gas asap yang keluar dari economizer 

Gambar 3.9 Air Heater 


( Sumber: STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi 40.)

7.   Economizer 

Universitas Diponegoro
Semarang
64
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 Economizer  adalah alat yang berbentuk  heat exchanger  yang digunakan untuk 
menaikkan temperatur  feed
 feed water (air
water  (air umpan boiler). Sebagai pemanas biasanya digunakan

gas panas yang keluar dari superheater 


dari superheater .
Dengan memakai economizer 
economizer didapat
didapat keuntungan :
- Memanfaatkan gas asap (exhaust
(exhaust gas)
gas) yang masih mempunyai kalor.
- Menurunkan atau memperkecil perbedaan temperatur antara  feed water  dan  saturated 
 steam, dengan demikian tegangan (external
( external stress)
stress) yang terdapat didalam ketel dapat
diperkecil sehingga bisa menaikan efisiensi.
Dengan menggunakan economizer , selain untuk menaikkan suhu air umpan ketel
 juga dimaksudkan untuk menurunkan suhu gas asap sebab gas asap menyalurkan panasnya
panasn ya
o
 pada air dalam economizer , dimana setiap kenaikan suhu 1 C feed water selalu diikuti
 penurunan suhu gas asap sebesar 2-3oC.

Economizer biasanya terbuat dari susunan pipa-pipa yang membentuk  heat 


exchanger dan
exchanger  dan terbuat dari besi tuang (cast
(cast iron pipe)
pipe) ataupun terbuat dari pipa baja ( steel 
tube).
tube). Untuk pipa-pipa dari besi, tekanan yang diizinkan adalah sampai 22 atm. Untuk 
tekanan yang lebih besar lagi maka digunakan steel
digunakan  steel tube economizer .

Umumnya economizer  dari besi banyak digunakan pada ketel pipa api karena
tekanan yang dihasilkan rendah.

Steel tube yang digunakan sebagai economizer  kadang-kadang juga menghasilkan


uap. Apabila economizer  yang digunakan juga berfungsi untuk menghasilkan uap maka
disebut steaming
disebut  steaming economizer .

Pada prakteknya pemanasan feed


pemanasan feed water dapat
water dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

1.  Pemanasan dengan memanfaatkan gas asap


Alatnya disebut : economizer  

Universitas Diponegoro
Semarang
65
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
2.  Pemanasan dengan exhaust steam 
steam 
Uap yang masih mempunyai panas atau kalor disalurkan untuk pemanasan

lagi. Alat yang dipergunakan untuk memanasi  feed water  dengan exhaust 
 steam disebut
disebut feed
 feed water heater .
 Feed water heater
heater ada 2 macam:
1.  Open type feed waterheater (
waterheater (direct contact )
Disini antara feed
antara feed water dan
water dan exhaust steam terjadi pencampuran. Uap
yang tak mengembun dikeluarkan melalui pipa pernapasan (vent
( vent pipe)
pipe) yang
letaknya diatas.

2.
2.Close
Close type ( surface
 surface feed water heater )
Disini antara exhaust steam dan
dan feed
 feed water tak
water  tak ada kontak langsung.
Perpindahan panas melalui bidang permanen. Close type water heater 
 berbentuk selinder dimana dalam selinder terdapat pipa-pipa berisi  feed 
water .

-  Memperbesar efisiensi ketel karena memperkecil kerugian panas yang


dialami ketel uap.

Universitas Diponegoro
Semarang
66
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.10 economizer 

8.  Cerobong Asap


Yaitu perangkat dari ketel uap yang berfungsi meneruskan atau membuang
asap sisa reaksi pembakaran yang terjadi di dalam boiler dengan tujuan
menyalurkan gas asap bekas supaya tidak mengotori atau mengganggu lingkungan
sekitar. Di dalam cerobong asap ini terdapat water spray yang fungsinya untuk 
menyemprotkan air di dalam cerobong supaya abu dari sisa pembakaran jatuh ke

 bawah dan mengalir ke bak sedimen.

Gambar 3.11 Cerobong Asap

3.3.2 Alat Bantu Ketel Uap

Universitas Diponegoro
Semarang
67
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 Appendages adalah alat-alat perlengkapan ketel uap/boiler yang dapat bekerja
sendiri dan dipasang dengan maksud untuk menjamin agat ketel uap/boiler dapat

 bekerja dengan aman. Adapun yang termasuk alat bantu ketel uap sebagai berikut:
1.  Gelas Penduga

Gelas penduga adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian
 permukaan air dalam pesawat ketel uap. Pemasangan gelas penduga pada pesawat
ketel uap sekurang-kurangnya 2 buah

Gambar 3.12 Gelas Penduga

2.  Pengukur level air (water


(water level gauge)
gauge)

Level air pada drum ketel biasanya dipertahankan pada kondisi sedikit
dibawah garis tengah drum. Level yang tinggi dapat menyebabkan air memasuki
turbin sehingga menimbulkan kerusakan yang serius serta valve-valve pada sistem

Universitas Diponegoro
Semarang
68
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 pipa uap akan menderita kerusakan pula.Sebaliknya bila air terlalu rendah (kosong)
kerusakan pada ketel (pipa) dapat terjadi.

3.  Katup Pengaman (Safety


(Safety Valve)
Valve)

Katup pengaman mempunyai fungsi untuk menjaga tekanan kerja ketel uap
agar tidak melebihi tekanan maksimum.

Katup pengaman ini akan bekerja dengan sendirinya apabila terjadi kelebihan
tekanan kerja yaitu uap akan dikeluarkan sehingga ketel bekerja sesuai dengan
tekanan yang diinginkan. Namun apabila melebihi tekanan maksimal dan katup ini
tidak berfungsi maka akan menyebabkan peledakan.

Gambar 3.13 Safety valve

4.   Relief Valve

 Relief valve dapat digolongkan sebagai pengaman seperti halnya  safety valve 
valve 
tapi relief valve ini berfungsi sebagai pembatas atau pengaman tekanan maksimal
 pada daerah kerja zat cair/liquid. Penggunaan pengaman relief valve ini ditempatkan
 pada daerah sebagai berikut:

Universitas Diponegoro
Semarang
69
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-   Header reheat/HP bypass spray water 
-   Header auxiliary steam spray
 
-  Ignitor oil level header 
-   Heavy fuel oil level header 
5.   Pneumatic Valve
 Pneumatic valve sebagaimana juga  safety valve berfungsi sebagai pengaman
tekanan uap lebih pada boiler hanya dilengkapi dengan alat sensor tekanan yang
disampaikan melalui signal elektronik ke elektro mekanik untuk membuka  pilot 
valve.

6.  Pengaman
Pengaman Boiler
 Boiler Drum Level 
Berfungsi untuk mengontrol tinggi rendahnya permukaan air pada boiler drum
sebagai pengaman terjadinya “boiler
“ boiler drum level high trip”
trip” dan “boiler
“boiler drum level 
low trip”.
trip”.   Adapun alasan pengamanan terjadinya “boiler
“boiler drum level high trip”
trip”
adalah mengamankan boiler drum dari terjadinya carry over  di drum yang akan
mengakibatkan deposit pada area  superheater  dan sudu turbin. Deposit akan
menghambat heat transfer pada
transfer  pada superheater 
 superheater yang
yang mengakibatkan overheating  pada
 pada
tube superheater  dan pada sudu turbin akan mengakibatkan terjadinya unbalance
unbalance  

dan vibrasi pada turbin. Sedangkan kondisi “boiler


“boiler drum level low trip”
trip ” dapat
mengakibatkan terganggunya sirkulasi alami yang akan berakibat overheating  di
 steam drum dan produksi uap terhambat.
7.  Pengaman
Pengaman Boiler
 Boiler Furnace
Berfungsi untuk mengontrol tekanan ruang bakar/boiler sebagai pengaman
terjadinya:
-  Furnace pressure 
pressure 
-  Furnace draft  

Universitas Diponegoro
Semarang
70
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Sehubungan dengan tipe boiler dengan desain balance draft  dimana desain
 pressure yang diizinkan -10mmWg, hal ini untuk menjamin kestabilan proses

 pembakaran. Transportasi bahan bakar ke ruang bakar dan proses pengeluaran abu
dari dalam ruang bakar menuju alat penangkap debu dan lain-lain. Bila batasan
 pengamanan terlampaui dan menyimpang maka proses diatas akan terganggu.
Hal-hal yang harus dijaga untuk menghindari kondisi diatas adalah dengan
cara:
1)  Periksa level water seal through pada bottom hopper boiler harus
boiler  harus berada pada
 posisi diatas normal level. Periksa LCV an bypass valve water supplynya.
supplynya.
2)  Periksa kondisi manhole boiler  sebelum  startup boiler harus pada kondisi
tertutup termasuk desorvation
termasuk desorvation door .
3)  Level air pada SDCC boiler bottom kondisi normal.

8.  Pengaman
Pengaman Boiler
 Boiler Main Steam Temperature 
Temperature 
Fungsinya adalah mengontrol tinggi temperatur uap utama keluar  superheater 
keluar  superheater  
tingkat ke 2 sebagai pengaman terjadinya temperatur uap utama melebihi batas
desain yang diijinkan.
Pengamanan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya thermal stress 
stress 

 pada suatu turbin tingkat pertama akibat


akib at perbedaan temperatur terlalu tinggi anta
antara
ra
temperatur uap utama yang masuk dengan temperatur metal pada sudu turbin.
Selain itu untuk menghindari terjadinya kelelahan bahan pada tube superheater  
akibat temperatur uap yang melebihi kemampuan maksimum tube-tube superheater.

9.  Pengaman Total Air Flow 


Flow 
Berfungsi untuk mengamankan jumlah total udara yang masuk ke
windbox/ruang
windbox /ruang bakar pada saat proses pembilasan ( purge
 purge)) boiler. Pada saat startup
saat  startup

Universitas Diponegoro
Semarang
71
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 boiler dan normal operasi harus memenuhi jumlah total   flow lebih besar daripada
minimal (30% saat purge
saat purge boiler).

Pada saat pembilasan boiler kita mengharapkan seluruh gas-gas sisa


 pembakaran yang terakumulasi dalam ruang bakar dan saluran-saluran gas buang
dapat didorong/dikeluarkan oleh udara sejumlah 30% atau kira-kira 600 ton/jam
dibuang ke udara luar minimal gas-gas sisa pembakaran bersih dalam waktu 3 menit
(desain) kemudian pengamanan pada saat startup dan normal operasi toral udara ini
memegang peranan sebagai udara pembakaran (combustion
( combustion air ) jadi pabila total
udara pembakaran minimal 30% maka jumlah perbandingan antara udara dan bahan
 bakar tidak akan sempurna dengan pasti kita mengkhawatirkan akan terjadinya
kegagalan penyalaan yang berulang-ulang dan salah satu penyebab combusable in
 flue gas.
gas.

10. Pengaman
Pengaman Instrument
 Instrument Air Pressure Header 
Udara instrumen adalah sebagai kebutuhan utama dalam sistem kontrol
 pneumatic PLTU. Pasokan udara instrumen harus betul-betul terjaga dan sangat
spesial mengingat sumber tenaga seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya
terletak pada keandalan supply udara instrumen yang kontinyu dan tetap pada
tekanan kerjanya.

Mengingat keutamaan dan fungsi udara instrumen sebagai sumber tenaga bagi
seluruh kontrol boiler turbin dan alat bantunya maka apabila terjadi tekanan udara
turun dibawah titik kerjanya hal ini akan mengakibatkan seluruh fungsi kontrol
 pneumatic terhenti dan akan melumpuhkan kegiatan operasi boiler dan turbin.
Antisipasi pada saat terjadinya gangguan udara instrumen  pressure low alarm
diantaranya:
-  Segera buka backup valve SAC menuju header udara instrumen.
-  Segera periksa kondisi kompresor udara instrumen dan proses supplynya.

Universitas Diponegoro
Semarang
72
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-  Lokalisir kemungkinan terjadinya kebocoran udara instrumen pada seluruh
line.
 
- Lokalisir kemungkinan ada valve drain/vent udata
drain/vent udata yang terbuka.

11. Pengaman Scanner Cool Pressure 


Pressure 
Fungsinya adalah untuk mengamankan sistem pendingin pada scanner
pada  scanner sensor 
 flame.. Pentingnya deteksi nyala api pada suatu boiler untuk meyakinkan adanya
 flame
 pembakaran, sehingga tidak akan terjadi penumpukan bahan bakar akibat kegagalan
 penyalaan api. Pendeteksi nyala api diamankan dari panasnya area ruang bakar 
dengan jalan memberikan pendinginan berupa perapat udara bertekanan pada
seluruh permukaan alat pendeteksi api tersebut.
Terganggunya sistem pendinginan ini akan mengakibatkan melting point pada
point  pada
alat pendeteksi nyala api karena terjadi kontak langsung antara alat dengan
 panasnya api yang dideteksi kerusakan. Pendeteksi api/ scanner 
 scanner  akan memberi
isyarat pada burner-burner yang sedang beroperasi untuk trip sehingga boiler akan
trip.
Apabila terjadi  flame scanner blower discharge pressure low alarm lakukan
hal seperti dibawah ini:
-  Periksa
Periksa select
 select auto start scanner blower yang
blower yang standby
 standby pada posisi auto.
 
- Periksa saringan/filter udara blower inlet kemungkinan
inlet kemungkinan kotor.
-  Periksa kemungkinan kebocoran pada line joint

12. Katup Uap Induk 


Katup ini berfungsi untuk mengalirkan uap hasil dari pesawat ketel uap. Katup
ini diletakkan tepat di atas tangki ketel. Pengaturan kapasitas uap yang disalurkan
dapat dilakukan dengan mengatur kran katup uap induk.

Universitas Diponegoro
Semarang
73
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.14 Katup Uap Induk 

13. Manometer 
Manometer ini digunakan sebagai alat untuk menunjukkan tekanan uap pada
ketel uap. Pemasangan manometer ini ditujukan agar besar kecilnya tekanan di
dalam ketel uap dapat diketahui sehingga memudahkan untuk mengontrolnya.
Penempatan manometer adalah pada bagian dimana uap hampir tidak mengalir,
kebanyakan manometer yang dipasang adalah manometer bourdon.
manometer  bourdon.  

Gambar 3.15 Manometer 

14. Soot Blower 

Universitas Diponegoro
Semarang
74
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Pipa-pipa ketel dan permukaan bidang perpindahan panas dapat menjadi kotor 
oleh akumulasi jelaga dan abu terbang ( fly-ash
 fly-ash).
). Karena ia menjadi sebuah isolator,

maka perpindahan panas dapat terganggu. Oleh karena itu perlu dibersihkan dengan
Soot blower .
Soot blower  adalah alat yang dipergunakan untuk membersihkan permukaan
 bidang-bidang pemanas dengan mempergunakan uap atau udara sebagai media
 penghembus jelaga.

15. Katup Buang ( Blow


 Blow Down Valve)
Valve)

Katup buang adalah katup untuk membuang segala kotoran-kotoran yang


mengendap pada dasar tangki, endapan ini apabila tidak dibersihkan atau dibuang
maka akan menyebabkan aliran buntu dan akhirmya membahayakan boiler tersebut.
Katup ini juga berfungsi untuk membuang sebagian air dari dalam ketel karena
 permukaan terlalu tinggi. Permukaan air yang terlalu tinggi menyebabkan uap yang
dihasilkan terlalu banyak mengandung air.

Universitas Diponegoro
Semarang
75
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Gambar 3.16 Blow
3.16 Blow Down Valve 
Valve 

16. Lubang Laluan Orang ( Man Hole)


Hole) dan Lubang Tangan ( Hand Hole)
Hole)

 Man hole adalah suatu lubang laluan orang dengan ukuran tubuh manusia
 berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan cara masuk ke dalam ketel
dan melihat bagian dalam ketel. Man
ketel. Man hole ini dibuka hanya pada saat boiler ini tidak 
 beroperasi atau overhaule
overhaule..

Sedangkan handhole berfungsi untuk memeriksa bagian dalam ketel dengan


cara meraba melalui luar ketel. Letak dari manhol e biasanya di atas dari badan ketel
dan hand hole terletak pada bagian samping badan ketel.

17. Tanda Bahaya/Peluit Bahaya

Peluit ini terisi oleh udara yang ditekan air. Jika level air rendah sehingga
 pipa tidak terendam air, uap akan memasuki pipa sampai ketabung peluit. Sumbat
akan menjadi panas dan melebur sehingga peluit akan berbunyi. Setiap kali sumbat
melebur, harus diganti dengan sumbat yang baru.

3.3.3 Perlengkapan Elektronik Boiler

Pada sebuah boiler kegunaan dari sistem elektronik sangatlah penting sekali
karena sebuah boiler tidak akan beroperasi bila tidak ada sistem elektroniknya.
Instrumen elektronik yang ada pada boiler digunakan untuk sistem kontrol operasional
 boiler. Sistem kontrol pada boiler dengan pola elektrik diantaranya:

1.  Sensor 
Sensor adalah instrument untuk memberi informasi bahwa kondisi yang kita
inginkan telah tercapai dan sekaligus menginstruksikan agar sistem itu bekerja.
Macam-macam sensor yang ada pada boiler diantaranya:  Floater switch,
switch, elektrik 

Universitas Diponegoro
Semarang
76
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 floater switch,
switch, foto elektrik   floater switch,
switch, sensor temperatur dan thermostat ,
 pressure controller , dan flame
dan flame detector .
 
2. Monitor 
Monitor adalah alat pemantau kondisi suatu proses karena dengan indera
manusia tidak dapat mengetahui kondisi tersebut. Pada ketel uap, lingkup kerja
monitor diantaranya: memonitor tinggi permukaan air, monitor aliran, monitor 
tekanan, monitor suhu, monitor fungsi instrumen, monitor peringatan fungsi
kerusakan sistem dan monitor langkah kerja.
3.   Actuator /Servo Motor  
Adalah alat gerak yang berfungsi untuk mengerjakan instruksi dan sumber 
gerak untuk alat lain. Jenis actuator  ini diantaranya: actuator elektro magnetic,
actuator motor listrik , dan actuator 
actuator tenaga
tenaga angin.
4.  Kontaktor 
Adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari satu jaringan
ke jaringan yang lain.
5.   Recorder 
Adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui debit yang mengalir 
 pada suatu saluran, hal ini sangat dibutuhkan guna mengetahui efisiensi dan biaya
 produksi. Macam dari recorder ini diantaranya:  flow rate recorder ,  flow recorder  

 jarak jauh, temperatur jarak jauh, dan recorder 


recorder terpadu.
terpadu.
6.  Vacum flame
Adalah alat yang berfungsi untuk mensensor rangkaian api yang ada di ruang
 bakar.
7.  Timer/Program Relay
Yaitu komponen yang mengatur  sequence
mengatur  sequence operasi instrument  lainnya sesuai
dengan rangsangan yang diterima.
8.  Safety Relay

Universitas Diponegoro
Semarang
77
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Safety relay ini berupa 2 buah kontak  relay yang bekerja memutuskan atau
menghubungkan 2 buah terminal bila waktu kerja relay terlampaui yang dapat

disebut dengan pembatas waktu kerja.


9.   Power Supply
 Power supply ini berfungsi untuk menyesuaikan tegangan listrik untuk 
mengerjakan peralatan lainnya.

3.3.4 Perlengkapan Boiler Lainnya

 
1.  Blower 
Adalah instrument yang berbentuk kipas yang digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan dari motor listrik juga berfungsi sebagai penghisap udara
luar sebagai udara pembakaran yang diteruskan ke dalam ruang bakar boiler sebagai
 penekan bahan bakar yang telah membara sehingga pembakaran berlangsung
dengan cepat.
2.   Header 
Adalah sebuah tabung atau pipa yang digunakan untuk terminal uap hasil dari
ketel uap yang kemudian dari header ini uap akan dibagi ke bagian-bagian yang
memerlukan dengan melakukan pengaturan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan.
3.  Thermometer 
Thermometer  ini digunakan untuk mengetahui temperatur pada air pengisi
ketel uap yang dihasilkan, temperatur asap keluar cerobong, temperatur ruang bakar 
dan lain sebagainya.
4.  Pompa Air 

Universitas Diponegoro
Semarang
78
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Pompa air ini digunakan untuk menaikkan air pengisi dari tangki cadangan
yang berada di sisi yang airnya berasal dari tangki induk bila terjadi keterlambatan

 pengisian air umpan dari tangki induk.


5.  Safety Test 
Adalah suatu bejana/tabung yang akan dipanaskan pada boiler yang sesuai
dengan tekanan pada ketel uap yang baru di overhaule
overhaule.. Masih normalkah dan
masih amankah safety
amankah safety valve itu digunakan untuk operasi lagi.
Prinsip Kerja Boiler

Bagan Boiler seperti yang ditunjukkan pada gambar .

Gambar 3.17 Bagan Boiler 

Universitas Diponegoro
Semarang
79
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
(sumber:  http://oneimagic.blogspot.com 
(sumber: http://oneimagic.blogspot.com )

Air yang ada didalam boiler dipanasi oleh kalor hasil reaksi pembakaran di  furnace
 furnace..
Uap jenuh yang dihasilkan boiler dipanaskan lebih lanjut pada  superheater  untuk 
menghasilan uap
uap superheated 
 superheated . Sebagai pemanas disuperheater adalah gas panas dari boiler 
yang masih tinggi suhunya. Gas panas yang keluar dari superheater karena masih tinggi
suhunya maka dimanfaatkan lagi sebagai pemanas air umpan boiler (BFW) di alat yang
namanya economizer . BFW yang sudah dipanaskan dalam economizer 
economizer ini
ini kemudian baru
dimasukkan ke boiler.

Gas panas yang keluar economizer kemudian dipakai untuk pemanasan udara di air 
heater (luvo)
heater  (luvo) untuk selanjutnya dibuang melalui cerobong sebagai gas buang ( flue gas/
gas / gas
 buang).

Udara panas hasil pemanasan di air heater selanjutnya dipakai sebagai udara
 pembakaran dan bersama bahan bakar masuk dapur ( furnace)
 furnace) untuk menghasilkan gas
 pembakaran yang panas.

3.4 Pengoperasian Ketel Uap

Pada umumnya setiap mesin yang diproduksi oleh pabrik selalu dilengkapi
dengan handbook / buku petunjuk cara pemasangan, perawatan dan pengoperasiannya.
Begitu juga dengan ketel uap yang ada di PT. KIMIA FARMA Unit Manfaktur 
Semarang terdapat buku petunjuk tentang spesifikasi pengoperasian, perawatan,
 pemasangan dan lain-lain.

Secara garis besar penulis akan menjelaskan pengoperasian boiler berdasarkan


 petunjuk yang ada dari buku petunjuk dan penjelasan dari operator, diantaranya:

Universitas Diponegoro
Semarang
80
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
  Ketentuan Umum

Sebelum mengoperasikan boiler ada beberapa hal yang harus diperhatikan


demi kelancaran dan keselamatan kerja, diantaranya:

-  Tekanan ketel uap maksimum yang dijinkan


-  Tekanan uap yang diperlukan
-  Kapasitas produksi uap maksimum
-  Luas pemanasan boiler 
-  Pemeriksaan visual pada bagian luar dan dalam
-   Hydrostatis test atau
test atau pamadatan dengan air dingin
-  Percobaan alat perlengkapan dan pengaman
-  Mengecek ulang gambar konstruksi dengan pesawat uapnya
-  Percobaan jalan atau pemanasan
-  Steam test atau
test atau uji dengan uap

  Prosedur Operasional Boiler 

Sebelum mengoperasikan boiler hal yang harus diperhatikan oleh seorang


operator adalah:
1.  Ketel uap tersebut sudah diperiksa oleh tim K-3 atau ahli K-3 bidang uap dengan
nilai baik.
2.  Alat-alat perlengkapan dan pengamannya sudah terpasang dengan baik dan telah
dicoba serta dapat bekerja sebagaimana mestinya dan khusus manometer harus
dikalibrasi lebih dahulu untuk menentukan nilainya.
3.  Instalasi pipa-pipa air, pipa buang harus dalam kondisi baik. Jangan sampai bocor 
atau kerusakan lainnya.

Universitas Diponegoro
Semarang
81
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
4.  Diadakan pengecekan instalasi listrik pada tahanan isolasinya dan panel sampai
instrument-instrumennya, juga dengan sambungan kabel diperhatikan bilamana

kendor.
5.  Persediaan air pengisi ketel uap harus memadai sesuai dengan kapasitas produksi
uapnya dan kondisi uap harus memenuhi syarat.
6.  Bahan bakar harus tersedia cukup
7.  Kondisi ketel uap agar di cek ulang kembali tentang lubang-lubang laluan orang dan
sebagainya.
8.  Selanjutnya ketel diisi dengan air sebatas normal water leave dan dalam pengisian
air ini keran udara harus dalam keadaan terbuka dengan tujuan agar udara di dalam
ketel uap keluar dengan desakan air itu.
9.  Cek kembali semua kran yang menghubungkan indicator 
indicator tekanan
tekanan atau manometer,
gelas penduga, dan kondisi stop pada kran blow down dan keran induk uap keluar.

Prosedur stop boiler 

Pada waktu mematikan boiler operator tidak boleh langsung mematikan begitu saja
tanpa produksi yang benar. Tujuannya untuk menghindari kerusakan atau kecelakaan ketel
dan peralatannya. Berikut ini urutan prosedur mematikan boiler yang benar, diantaranya :

1.  Matikan pembakaran bahan bakar secara bertahap


2.  Turunkan beban secara bertahap sampai dengan tekanan yang diinginkan
3.  Aturlah udara tarik atau tekan di dalam cerobong agar penginginan tidak mendadak 
4.  Jaga water level dalam keadaan normal
5.  Tutup stop valve atau main valve secara perlahan
6.  Jika tekanan ketel mencapai 1 kg/cm
2
maka bukalah venting valve untuk 
menghindari kevakuman didalam
didalam ketel

Universitas Diponegoro
Semarang
82
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
7.  Tutup atau matikan aliran bahan bakar yang menuju ruang bakar 
8.  Yakinkan semua peralatan ketel telah aman atau sudah dalam keadaan tidak 

 bekerja.

Tabel 3.6 Beberapa kerusakan boiler dan cara mengatasinya

A. Air Ketel

Permasalahan Analisa Sebab Solusi Upaya / Perawatan


Pompa air pengisi 1. Pompa rusak  1. Perbaiki oleh 1. Perawatan instalasi
tidak mau jalan 2. Arus listrik   petugas yang di listrik secara berkala

terhambat tunjuk  2. Jaga kondisi kesadahan


3. Elektroda 2. Bersihkan dari air ketel tetap rendah
otomatis pompa kerak  3. Diadakan perawatan
tertutup kerak  ringan secara berkala
Pompa bekerja 1. Sudut pompa 1. Perbaiki pompa 1. Pengoperasian pompa
tetapi air masuk  mulai aus. 2. Pipa pengisi secara bergantian
sedikit dan lamban 2. Pipa pengisi dibersihkan dari 2. Jaga kondisi kekerasan
menyempit oleh kerak  air ketel
kerak  3. Isi segera air  3. Diadakan perawatan
3. Air dalam dalam tandon ringan secara berkala
tandon sedikit 4. Buat tanda yang mudah
dilihat bila air tandon
habis
5. Buat instalasi otomatis
isi dan stop pompa pada
tandon

Universitas Diponegoro
Semarang
83
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Pompa bekerja Pipa penghubung Dicoba drain Rencanakan
tapi kedudukan air   bawah gelas dibuka atau  pembersihan/bongkar pada

dalam gelas  pedoman dengan ditutup agar  saat overhoule berkala


 penduga masih  badan ketel kotoran dalam  pada saat operasi sering
diatas batas tersumbat kerak   pipa penghubung dicoba drain dibuka /
normal  bawah hilang ditutup

B. Pembakaran

Permasalah Analisa Sebab Solusi Upaya / Perawatan


Lorong api peti Pembakaran bahan 1. Perbaiki burner  1. Perawatan burner 
nyala dan pipa api  bakar kurang / noxxle secara berkala sesuai
 banyak jelaga atau sempurna 2. Temperatur   petunjuk 
debu minyak bakar  2. Temperatur minyak 
rendah  bakar yang akan
3. stel pengapian masuk sumber dijaga
dan lihat sesuai petunjuk 
cerobong asap 3. Lakukan pembersihan
 pada lorong dan pipa

api setelah bekerja


selama 300-400 jam

Tabel 3.7 Beberapa permasalahan pada boiler yang dapat diatasi dengan pengolahan air 
umpan boiler 

Masalah Tekanan Fenomena penyebab


Pembentukan kerak oleh Mutu air buruk dan resin
Kerak Tekanan rendah
komponen kesadahan  penukar ion kotor 

Universitas Diponegoro
Semarang
84
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Pecahnya pipa penguapan Kondisi jelek dan
ketidaksempurnaan control
 pelunakan air 
Control operasi boiler tidak 
sempurna
Deposit oksida metal Mutu air buruk 
seperti oksida besi pada Kontaminasi oleh hidrat
Tekanan sedang- daerah yang mendapat metal seperti Al(OH)3
tinggi  beban panas tinggi Korosi terbawa air umpan
dan aliran kondensat ke
dalam boiler 
Korosi pada permukaan Pengaruh pH dan
 pemanas, pipa air umpan,  penyerapan O2 tidak sesuai
serta kondensat karena
adanya pengaruh gas (O2,
dan CO2)
Tekanan rendah Deposit hasil korosi akibat
Pengembalian kondensat
dari penumpukan oksida yang mengandung hasil
metal pada permukaan korosi
 pemanas Korosi selama masa
 perbaikan
Korosi
Korosi pada permukaan Hasil korosi dalam air 
 pemanasa karena umpan dan pipa kondensat
 penumpukan oksida hidrat terbawa dalam boiler 
metal
Korosi karena kaustik Pengaturan pH dan
Tekanan sedang
 penyerapan O2 tidak 
sempurna

Korosi pada
kondensat danpipa Korosi selama masa
pipa umpan  perbaikan
karena gas terlarut
Kamurnian uap air turun Perubahan beban boiler 
yang mendadak 
Mempengaruhi mutu Ketidaksempurnaan cara
Tekanan rendah
 produksi pabrik  kerja pemisah uap dan
Carry over  system pengendali air 
umpan
Terjadinya peledakan pipa Tidak normalnya mutu air 
Tekanan sedang superheater  terutama karena silica
Pembentukan kerak pada Zat padat tersuspensi dan

Universitas Diponegoro
Semarang
85
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
turbin dan berkurangnya hidrat metal terbawa ke
efisiensi turbin  boiler yang disebabkan
karena ketidak sempurnaan
air umpan boiler 
Beban boiler yang berubah
mendadak 
Kontaminasi air boiler oleh
 produksi hasil proses

Scale (pengapuran)

Adalah timbulnya endapan zat-zat yang terlarut dalam air. Penyebabnya adalah Kandungan
kalsium pospat, dan kalsium karbonat (terutama pada boiler bertekanan rendah) serta
kandungan magnesium hidroksida, silica dan alumina.

Gambar 3.18 scale (pengapuran)


(sumber:  www.lenntech.com 
(sumber: www.lenntech.com )

Tabel 3.8 besarnya ketebalan scale dan kenaikan konsumsi bahan bakar yang terjadi
akibat scale

Universitas Diponegoro
Semarang
86
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Thickness of scale  Increases in fuel consumption due to this


scale 

1/2 mm 2%
1 mm 4%
2 mm 6%
4 mm (1/8 ") 10 %
8 mm (1/4") 20 %
16 mm (1/2 ") 40 %
30 mm (1") 80 %
Sumber : www.hacschem.com

Akibat dari scale adalah


-  Efisiensi boiler menurun
-  Konsumsi bahan bakar meningkat
-  Terjadinya kegagalan tabung ( failure tube)
tube)

Gambar 3. 19 failure
19 failure tube
( sumber: 
sumber: www.met-tech.com
www.met-tech.com  )

Korosi

Universitas Diponegoro
Semarang
87
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Korosi adalah kerak yang terjadi akibat gas-gas yang terlarut dalam air terutama
oksigen (O2)

Reaksi yang terjadi adalah:


Anode :
2+ e – 
Fe Fe +2  
Katode :
 –   – 
H2O + 1/2O2 + 2e 2OH  
Dalam air :
2+ -
Fe + 2OH Fe(OH)2 
4Fe(OH)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3 

Akibat yang terjadi karena adanya korosi adalah:


-  Oksigen terlarut menyebabkan timbulnya hematite (red
( red rust )
-  Chloride stress corrosion dan Transgraular cracking akan
cracking akan terjadi pada bahan
stainless steel
-  Jika dalam air terdapat deposit yang dapat menghasilkan ion hidroksil, dapat
menyebabkan caustic stress corrosion 
corrosion 
-  Apabila air mengandung ion hidrogen berlebih, dapat menghasilkan gas
methane yang dapat merusak tube

Carry over 
Carry over adalah
over adalah terikutnya butiran air dalam steam
dalam  steam yang keluar dari drum boiler.
boiler.
Ada 2 jenis carry over 
1.  Carry over mekanis
over mekanis (mechanical carry over)
Terikutnya butiran air dalam steam yang keluar dari
d ari drum boiler 
Penyebabnya:

Universitas Diponegoro
Semarang
88
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
rancangan yang buruk, kerusakan, atau pemasangan drum moisture
 separator yang
 separator yang salah

•  Pengendalian level air dalam drum yang jelek, perubahan tekanan (atau
 beban) yang sangat cepat

2.  Vaporous carry over 


Penguapan impurities yang bersifat volatile pada air boiler 
Tabel 3.9 Limit impurities pada air boiler untuk meminimalisasi Vaporous Carry
Over menurut ASME
Drum Boiler Water 
Pressure  Total Silica (ppm Specific Alkalinity Conductances
(psig)  SiO2)  (ppm CaCO3)  (micromhos/cm) 
0 - 300 150 700 7000
301 - 450 90 600 6000
451 - 600 40 500 5000
601 - 750 30 400 4000
750 - 900 20 300 3000
901 - 1000 8 200 2000
1001 - 1500 2 0 150

1501 - 2000 1 0 100


Sumber : www.hacschem.com

3.5  Pengolahan Air Umpan Boiler


Pengolahan air umpan boiler mutlak diperlukan untuk menjamin agar uap yang
dihasilkan nantinya berkualitas. Persyaratan ait umpan boiler yang baik antara
lain:

Universitas Diponegoro
Semarang
89
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

  Bebas dari zat-zat penyebab kerak, terutama kesadahannya dan silica


serta suhu tinggi.


  Bebas dari zat-zat penyebab korosi, terutama air umpan yang
mengandung asam dan gas-gas terlarut
  Bebas dari zat penyebab busa dan zat padat ikutan, selain itu juga bebas
dari minyak dan lemak.

Ada beberapa tujuan pengolahan air umpan boiler yaitu:


  Mencegah kehilangan energi
  Menjaga kestabilan konsumsi bahan bakar boiler 
  Mencegah kerusakan boiler 
  Menjaga kemurnian steam
kemurnian steam
  Mendapatkan heat transfer optimum]
transfer optimum]
  Menghemat biaya pemeliharaan boiler 
Pengolahan air umpan boiler dibagi menjadi dua yaitu pengolahan air internal
dan pengolahan air eksternal.

3.5.1  Pengolahan Air Internal

Pengolahan air internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk 


mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi
lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan blowdown
blowdown.. Metode ini
terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung garam sadah yang rendah,
dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi,
dan jika jumlah airnya sedikit. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka laju
blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut
menjadi tidak ekonomis sehubungan dengan kehilangan air dan panas.

Universitas Diponegoro
Semarang
90
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Jenis sumber air yang berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda
 pula. Senyawa seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat,

sodium sulfit, dan senyawa organic dan anorganik seluruhnya dapat digunakan
untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu.
Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia
yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya
dengan pengolahan internal tidak direkomendasikan.

3.5.2  Pengolahan Air Eksternal

Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi,


 padatan terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan
 penyebab utama pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan
karbondioksida)

Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:


a.  Pertukaran ion
 b.   De-aerasi (mekanis dan kimia)
c.  Osmosis balik 
d.  Koagulasi

e.  filtrasi
Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan
warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang
digunakan pada bagian pengolahan selanjutnya.
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi dalam tangki pengendapan
atau pengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan.
Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbondioksida

Universitas Diponegoro
Semarang
91
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air 
sumur.

Tahap pertama pengolaha adalah menghilangkan garam sadah dan


garam non sadah. Penghilangan hanya garam sadah disebut pelunakan,
sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan mineral
atau demineralisasi.

Proses pengolahan air eksternal antara lain:


a.  Proses Pertukaran Ion ( Plant 
 Plant Pelunakan)
Pelunakan)
Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan
melewatkan air pada bed zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa
 pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah “pertukaran basa”
dimana ion kalsium dan magnesium ditukar dengan ion sodium. Setelah
 jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah
larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya
menggantikan kalsium dan magnesium dengan sodium, maka tidak 
mengurangi kandungan TDS, dan besarnya blowdown. Penukar basa ini
 juga tidak menurunkan alkalinya.
Reaksi pelunakan:

 Na2R + Ca(HCO3) → CaR + 2 Na(HCO 3)


Reaksi regenerasi
CaR + 2 NaCl → Na 2R + CaCl2

Universitas Diponegoro
Semarang
92
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.18 proses pertukaran ion


(sumber:  www.homecents.com 
(sumber: www.homecents.com )

 b.  Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut seperti oksigen dan karbondioksida
dibuang dengan pemanasan awal air umpan masuk ke boiler. Seluruh air 
alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti
karbondioksida dan oksigen sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan
dalam sistem boiler, karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan
sebagai gas dan bergabung dengan air (H 2O) membentuk asam karbonat

(H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbondioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler 
dan juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan
umur peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika
kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan menyebabkan
terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya

Universitas Diponegoro
Semarang
93
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
 berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah
energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas [8].

De-aerasi dapat dilakukan dengan de-aerasi mekanis dan de-aerasi


kimiawi, atau juga dua-duanya.

  De-aerasi mekanis

De-aerasi mekanis untuk menghilangkan gas terlarut digunakan


sebelum penambahan bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis
didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara ringkas, hukum
tersebut menyatakan menyatan bahwa penghilangan oksigen dan
karbondioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler 
yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbondioksida di sekitar 
atmosfer air umpan. De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling
ekonomis, beroperasi pada titik didih air pada tekanan dalam de-aerator.
Deaerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan.
De-aerator jenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfer,
atmosfer, pada
0
suhu sekitar 82 C, dan dapat menurunkan kandungan oksigen dalam air 
hingga kurang dari 0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejectors
diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan

 beropasi dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep


 pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan
0
dengan suhu minimum 105 C. Steam menaikkan suhu air menyebabkan
 pelepasan gas oksigen dan karbondioksida yang dikeluarkan dari sistem.
Jenis ini dapat mengurangi kadar oksigen hingga
hing ga 0,005 mg/liter.

Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat


dipilih untuk menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi
 bahan bakar. Dalam sistem boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi

Universitas Diponegoro
Semarang
94
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
sebab steam pada dasarnya bebas dari O 2 dan CO2, steam tersedia dengan
mudah, steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi reaksi

Gambar 3.19 De-aerasi mekanis

( sumber: 
sumber: www.energyefficienciasia.org 
www.energyefficienciasia.org )

  De-aerasi kimiawi

Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan


oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun
 jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya
korosi terhadap sistem. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik 
memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan
 bahan kimia pereaksi oksigen seperti sodium sulfit atau hidrasin. Sodium
sulfit akan bereaksi dengan oksigen membentuk sodium sulfat yang akan
meningkatkan TDS dalam air boiler dan meningkatkan blowdown dan

Universitas Diponegoro
Semarang
95
 

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
kualitas air make-up. Hydrasin bereaksi dengan oksigen membentuk 
nitrogen dan air. Senyawa tersebut selalu digunakan dalam boiler tekanan

tinggi bila diperlukan air boiler dengan padatan yang rendah, karena
senyawa tersebut tidak meningkatkan TDS air boiler.

c.  Osmosis Balik 


Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda dipisahkan dengan sebuah membran semi-
 permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati
membran untuk mengencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika cairan
yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan, prosesnya akan dibalik 

dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir ke larutan yang
lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik.
Membran semi-permeable lebih mudah melewatkan air daripada
 bahan mineral yang terlarut. Air pada larutan yang kurang pekat mengalir 
melalui membran kea rah larutan yang lebih pekat menghasilkan perbedaan
head yang nyata diantara dua larutan. Perbedaan head ini merupakan ukuran
 perbedaan konsentrasi dua larutan dan menunjukkan perbedaan tekanan
osmosis.

Universitas Diponegoro
Semarang
96
96

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 3.20 Osmosis Balik 

(sumber:  www.yourdictionary.com 
(sumber: www.yourdictionary.com )

d.  Koagulasi
Adalah proses penggumpalan partikel yang digunakan sebelum
 proses filtrasi . Prinsipnya menambahkan koagulan untuk mengendapkan
 partikel

Universitas Diponegoro
Semarang
97

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Gambar 3.21 proses koagulasi

(sumber:  www.bennysyah.edublogs.org 
(sumber: www.bennysyah.edublogs.org )

e.  Filtrasi
Adalah proses penyaringan yang fungsinya untuk menghilangkan
 suspended solid seperti
solid seperti pasir halus, tanah liat, dan beberapa bahan organic.

Gambar 3.22 proses filtrasi

sumber: www.chem-is-try.org 
( sumber: www.chem-is-try.org )

Rekomendasi untuk boiler dan kualitas air umpan

Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang diolah,
 proses pengolahan yang digunakan dan prosedur pengoperasian boiler. Sebagai aturan
umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitivitas terhadap
kotoran.

Tabel 3.8 Rekomendasi Batas Air Umpan

Universitas Diponegoro
Semarang
98

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)

Faktor  Hingga 20 kg/cm2  21 - 39 kg/cm2  40- 59 kg/cm2 

Total besi (maks.) ppm  0,05  0,02  0,01 

Total tembaga (maks.) ppm  0,01  0,01  0,01 

Total silika (maks.) ppm  1,0  0,3  0,1 

Oksigen (maks.) ppm  0,02  0,02  0,01 

Residu hidrasin ppm  - - -0,02-0,04 

0
pH pada 25 C  8,8-9,2  8,8-9,2  8,2-9,2 

Kesadahan, ppm  1,0  0,5  -

REKOMENDASI BATAS AIR BOILER (IS 10392, 1982)

Faktor  Hingga 20 kg/cm2  21 - 39 kg/cm2  40- 59 kg/cm2 

TDS, ppm  3000-3500  1500-2500  500-1500 

Total padatan besi terlarut

ppm  500  200  150 

Konduktivitas listrik spesifik 


pada 250C (mho)  1000  400  300 

Residu fosfat ppm  20-40  20-40  15-25 

0
pH pada 25 C  10-10,5  10-10,5  9,8-10,2 

Silika (maks.) ppm  25  15  10 

Universitas Diponegoro
Semarang
99

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

5.6.7  Hal yang Harus Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boiler

Tabel 3.9 Hal-hal yang dilakaukan dan tidak dilakukan pada boiler 
Dilakukan dan Tidak Dilakukan pada Boile r
Lakukan Tidak Lakukan
1.  Tiup jelaga secara teratur   1.  Jangan nyalakan pemantik api secara
mendadak setelah api habis
(pembersihan)
2.  Bersihkan pengukur gelas blowdown 2.  Jangan lakukan blowdown
blowdown jika
 jika tidak 
sekali tiap satu sift  perlu 
3.  Periksa klep keamanan seminggu 3.  Jangan biarkan pintu tungku terbuka
sekali   jika tidak perlu
4.  Blowdown  pada setiap sift  ,, sesuai 4.  Jangan sering menghembus klep
keperluan   pengaman (kendali operasi)
5.  Jaga seluruh pintu tungku tertutup   5.  Jangan memberikan aliran berlebih
 pada hopper 
hopper abu
abu
6.  Kendalikan sirkulasi tungku  6.  Jangan menaikan laju pembakaran
melebihi yang diperbolehkan
7.  Bersihkan, hopper pembuangan abu 7.  Jangan mengumpankan air baku 
setiap sift
8.  Jaga asap cerobong dan pengendali api   8.  Jangan mengoperasikan boiler pada
aliran tertutup
9.  Periksa pengendali otomatis pada 9.  Jangan memberi beban berlebih pada
 bahan bakar dengan menghentikan  boiler  
sekali waktu air umpan untuk jangka
waktu pendek 
10.  Perhatikan kebocoran secara berkala  10.  Jangan membiarkan ketinggian air 
terlalu tinggi atau terlalu rendah
11.  Periksa seluruh klep, damper , dll 11.  Jangan mengoperasikan penghembus
untuk operasi yang benar seminggu  jelaga pada beban tinggi
sekali
12.  Beri pelumas seluruh alat mekanik  12.  Jangan jalankan kipas ID manakala
untuk berfungsi mulus sedang dalam operasi
13.  Jaga switchboards rapi dan bersih 13.  Jangan melihat langsung api dalam
dan sistim penunjuk sesuai dengan tungku, gunakan kacamata keamanan
 perintah pekerjaan yang berwarna
14.  Jaga kebersihan area, bebas debu 14.  Hindarkan bed  bahan
 bahan bakar yang
tebal 

Universitas Diponegoro
Semarang
100

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
15.  Jaga alat pemadam kebakaran selalu 15.  Jangan biarkan boiler diserahkan ke
dalam keadaan siap. Lakukan latihan operator/ teknisi yang tidak terlatih 
yang diselenggarakan sebulan sekali
16.  Seluruh lembar data harian harus 16.  Jangan mengabaikan pengamatan
diisi secara sungguh-sungguh yang tidak biasa (perubahan suara,
 perubahan kinerja, kesulitan
 pengendalian), periksa
17.  Jalanan fan FD jika fan ID mati 17.  Jangan melewatkan pemeliharaan
tahunan 
18.  Perekam CO2 atau O2 harus 18.   jangan mencat boiler  
diperiksa
/dikalibrasi tiga bulan sekali 
19.  Traps harus diperiksa dan diurus 19.  Jangan biarkan terjadinya
secara berkala  pembentukan steam pada economizer 
(jaga suhu.)
20.  Kualitas steam, air harus diperiksa 20.  Jangan biarkan grate
biarkan grate terbuka
sehari sekali, atau sekali tiap sift (sebarkan secara merata)
21.  Kualitas bahan bakar harus 21.  Jangan mengoperasikan boiler 
diperiksa seminggu sekali  dengan pipa air yang bocor 
22.  Jaga saluran pembuangan sub
 pemanas terbuka selama start
selama start up 
up 
23.  Jaga kran air terbuka selama  start 
dan tutup 

BAB IV

Dasar Teori Perhitungan Efisiensi Boiler

4.1 Neraca Panas

Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram


alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk 

Universitas Diponegoro
Semarang
101

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi
aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang

dikandung dalam aliran masing-masing.

Gambar 4.1 diagram neraca energi boiler 


( Sumber: 
Sumber: www.energyeffieciencyasia.org 
www.energyeffieciencyasia.org )
 Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler 
terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut
memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam
pembangkitan  steam..

Kehilangan panas karana gas  buang kering 

Kehilangan panas karena steam dalam gas  buang

BOILER  Kehilangan panas karena kandungan air dalam


bahan bakar
Universitas Diponegoro
Bahan bakar
Semarang
Kehilangan panas karena bahan yang tidak terbakar 102
dalam residu

Kehilangan panas karena kandungan air dalam udara

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Gambar 4.2 rugi-rugi pada boiler 

Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak dapat


dihindarkan dan kehilangan yang dapat dihindarkan. Tujuan dari pengkajian energi
adalah agar rugi-rugi/kehilangan dapat dihindari, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
energi. Rugi-rugi yang dapat diminimalisasi antara lain:

  Kehilangan gas cerobong:

-  Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang tergantung dari


teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan).
-  Suhu gas cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan
(pembersihan), beban; burner 
burner yang
yang lebih baik dan teknologi boiler).
  Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu

(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner 


burner yang
yang lebih baik).
  Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)

  Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)

  Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan


den gan isolasi boiler yang lebih baik)
4.2 Nilai Pembakaran Bahan Bakar

Universitas Diponegoro
Semarang
103

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bahan bakar adalah zat kimia yang apabila direaksikan dengan oksigen (0 2)
akan menghasilkan sejumlah kalor. Bahan bakar dapat berwujud gas, cair, maupun

 padat. Selain itu, bahan bakar merupakan suatu senyawa yang tersusun atas beberapa
unsur seperti karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), dan nitrogen (N).

Kualitas bahan bakar ditentukan oleh kemampuan bahan bakar untuk 


menghasilkan energi. Kemampuan bahan bakar untuk menghasilkan energi ini sangat
ditentukan oleh nilai bahan bakar yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang
dihasilkan pada proses pembakaran per satuan massa atau persatuan volume bahan
 bakar.

 Nilai pembakaran ditentukan oleh komposisi kandungan unsur di d


dalam
alam bahan
 bakar. Dikenal dua jenis pembakaran[7], yaitu:

1.   Nilai Kalor Pembakaran Tinggi


 Nilai kalor pembakaran tinggi
t inggi atau juga dikenal dengan istilah High
istilah  High Heating Value 
Value 
(HHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan air dari proses
 pembakaran ikut diperhitungkan sebagai panas dari proses pembakaran.
Dirumuskan dengan:
HHV = 7986C + 33575(H - O/8) + 2190S…………………………(
2190 S…………………………(4.1a)
4.1a)  
2.   Nilai Kalor Pembakaran Rendah
 Nilai kalor pembakaran rendah atau juga
ju ga dikenal dengan istilah Low
istilah  Low Heating Value 
Value 
(LHV) adalah nilai pembakaran dimana panas pengembunan uap air dari hasil
 pembakaran tidak ikut dihitung sebagai panas dari proses pembakaran.
Dirumuskan dengan:
LHV = HHV – 
HHV – 600(9H
600(9H + Mm)……………………………………...(4.1b)
)……………………………………...(4.1b)  
Dimana Mm merupakan kelembaban bahan bakar.

Universitas Diponegoro
Semarang
104

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Entalpi pembakaran dan Nilai kalor 

Entalpi pembakaran ( ̅ ) di definisikan sebagai beda antara entalpi produk 


proses pembakaran sempurna pada suhu dan tekanan
dan entalpi reaktan ketika terjadi
tertentu[5].

̅  ∑ ̅  ∑ ̅   


 
̅  ∑  (̅  ̅ )  ∑  (̅  ̅ )  
 
Di mana

n = koefisien

̅ = entalpi
̅= entalpi pembentukan
 Nilai pembakaran di tentukan dengan mengurangi jumlah entalpi
 pembentukan produk dengan jumlah entalpi pembentukan reaktan.

    
̅  ∑  (̅ )  ∑  (̅ )

Dua nilai pembakaran yang dikenal yaitu  Higher Heating Value (HHV) atau
nilai pembakaran tinggi adalah nilai yang didapat ketika semua air dari proses
 pembakaran berbentuk cair sedangkan  Lower Heating Value (LHV) atau nilai
 pembakaran rendah di dapatkan ketika semua air dari proses pembakaran berbentuk 
uap.

Universitas Diponegoro
Semarang
105

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Misal

0
 pada pembakaran gas metana (dalam kJ per Kg bahan bakar) pada suhu 25 celcius dan
tekanan 1 Atm maka untuk menentukan HHV dan LHV nya dengan cara.

CH4 + 2O2 + 7,52N2 → CO2 +2H2O + 7,52N2 

Asumsi

1.  Tiap mole oksigen di reaksikan dengan 3,75 mol nitrogen


2.  Pembakaran sempurna pada suhu dan tekanan yang tetap baik itu reaktan maupun
 produk 
3.  Model gas ideal di aplikasikan untuk metana, air dan gas-gas produk pembakaran.

 Nilai pembakarannya

̅  (̅ ) (̅ )  (̅)  


entalpi pembentukan untuk nitrogen dan oksigen bernilai nol.

HHV

̅  (̅) (̅ )  (̅ ) 

LHV

̅  (̅) (̅  )  (̅) 


 Nilai entalpinya dapat di lihat di table A-25

Universitas Diponegoro
Semarang
106

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kesesuaian penggunaan HHV dan LHV ketika membandingkan bahan bakar,
menghitung efisiensi termal dan lain-lain, tergantung pada aplikasinya. Untuk 

 pembakaran stasioner, dimana gas buang didinginkan sebelum pemakaian (misalnya


 pembangkit tenaga listrik), penggunaan HHV lebih tepat. Namun apabila tidak ada
usaha untuk memanfaatkan gas buang sebelum dibuang, maka menggunakan LHV
lebih tepat.

Perbedaan LHV dan HHV


1.  Perbedaan numerik antara LHV dan HHV bahan bakar adalah kira-kira
setara dengan jumlah panas laten penguapan yang dapat dibilang kembali
dalam kondensor sekunder per unit bahan bakar dibakar.

2.  Ketika pembakaran boiler tanpa kondensor sekunder dirancang, nilai bahan
 bakar yang sesuai untuk digunakan dalam proses desain adalah LHV, yang
mengasumsikan bahwa uap air yang dihasilkan ketika bahan bakar dibakar 
 padam dalam aliran gas buang.
3.  Ketika unit pembakaran maju memiliki kondensor sekunder atau tersier 
dirancang, nilai bahan bakar yang sesuai untuk digunakan dalam proses
desain adalah HHV.

4.3 Kebutuhan Udara Pembakaran

Pembakaran adalah proses persenyawaan bagian dari bahan bakar dengan O 2 


dengan disertai kalor. Pembakaran akan terjadi jika titik nyala telah dicapai oleh
campuran bahan bakar dengan udara.

Di dalam teknik pembakaran diperlukan jumlah udara yang memadai (udara


 berlebih) sehingga pembakaran yang terjadi akan sempurna. Untuk mengetahui jumlah
keperluan udara pada proses pembakaran harus diketahui kandungan O 2 dalam udara.
Komposisi unsur-unsur yang terkandung dalam udara menurut satuan berat [6] adalah:

Universitas Diponegoro
Semarang
107

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-  02 sebanyak 23%
-   N2 sebanyak 77%

Reaksi pembakaran yang terjadi dapat dinyatakan dalam satu satuan berat
molekul. Maka reaksi pembakaran dari unsur-unsur bahan bakar adalah sebagai berikut:

1.  Zat Belerang terbakar menurut:


     
Untuk pembakaran belerang diperlukan

   
 
Dalam pembakaran belerang dihasilkan SO2 sebanyak:

   
 

2.  Zat Karbon terbakar menurut:


     
 
  
Dalam pembakaran karbon diperlukan:

   
 
Dalam pembakaran karbon dihasilkan CO2 sebesar:

   
 

Universitas Diponegoro
Semarang
108

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

3.  Hidrogen terbakar menurut:

  ⁄    
   

Maka:

   
 
Pembakaran H2 menghasilkan H2O sebanyak:

   
 
Kebutuhan udara pembakaran didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara sempurna [7] yang meliputi:

a.  Kebutuhan udara teoritis (Ut):


Ut = 11,5C + 34,5(H – 
34,5(H –  O/8) + 4,32 S (kg/kgBB)……………………(4.2a) 
(kg/kgBB)……………………(4.2a) 
 
 b. Kebutuhan udara pembakaran sebenarnya/aktual (Us):
Us = Ut (1+α) (kg/kgBB)…………………………………………….(4.2b)
(kg/kgBB)…………………………………………….(4.2b)  

4.4 Gas Asap

Reaksi pembakaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah
energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut gas
asap. [7]

Universitas Diponegoro
Semarang
109

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
a.  Berat gas asap teoriti (Gt)
Gt = Ut + (1 – 
(1 –  A)(kg/kgBB)………………………………………..(4.3a)
A)(kg/kgBB)………………………………………..(4.3a)  

Dimana A = kandungan abu dalam bahan bakar (ash)

Gas asap yang terjadi terdiri dari:

-  Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan bakar dengan O 2 dari udara
seperti CO2, H2O, SO2 
-  Unsur N2 dari udara yang tidak ikut bereaksi
-  Sisa kelebihan udara

Dari reaksi pembakaran sebelumnya diketahui:

1 kg C menghasilkan 3,66 kg CO2 

1 kg S menghasilkan 1,996 kg SO 2 

1 kg H menghasilkan 8,9836 kg H 2O

Maka untuk menghitung berat gas asap pembakaran perlu dihitung dulu masing-
masing komponen gas asap tersebut [4]:

Berat CO2 = 3,66 C kg/kg

Berat SO2 = 2 S kg/kg

Berat H2O = 9 H2 kg/kg

Berat N2 = 77% Us kg/kg

Berat O2 = 23% Ut

Dari perhitungan di atas maka akan didapatkan jumlah gas asap:

Universitas Diponegoro
Semarang
110

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Berat gas asap (Gs) = W CO2 + W SO2 + W H2O + W N2 + W O2 

Atau:

 b.  Berat gas asap sebenarnya (Gs)


Gs = Us + (1 – 
(1 –  A) (kg/kg BB)………………………………………(4.3b)
BB)………………………………………(4.3b)  
Untuk menentukan komposisi dari gas asap didapatkan:
Kadar gas = (W gas tersebut / W total gas) x 100%

4.5 Karbon Yang Tidak Terbakar

Dari proses pembakaran selama terbentuk gas-gas asap, juga akan terbentuk 
solid refuse (Msr ) dimana solid
dimana  solid refuse ini terdiri dari abu refuse (Ar ), dan karbon refuse
(Cr ). [7]

Persamaannya adalah:

m bb + Us = Gs + Msr ………………………………………...…(4.4a)

sedangkan dari perhitungan refuse didapatkan persamaan:

Msr . Ar  = m bb . A

Atau

    ....................................................................(4.4b)


Maka karbon yang tidak terbakar dalam terak (Cr ) adalah:

Cr  = 100% - Ar …………………………………………………(4.4c) 


…………………………………………………(4.4c) 

Sehingga massa refuse (Mr ) yang terjadi tiap jamnya adalah:

Mr = Cr .m bb (kg/jam)…………………………………………..(4.4d)
(kg/jam)…………………………………………..(4.4d)  

Universitas Diponegoro
Semarang
111

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Dimana:

m bb = massa bahan bakar 

Us = massa udara pembakaran sebenarnya (kg/kgBB)

Gs = berat gas asap sebenarnya (kg/kgBB)

Msr  = massa solid refuse (kg/kgBB)


massa solid

Ar  = prosentase solid refuse dalam abu


prosentase solid

A = prosentase abu dalam bahan bakar 

4.6 Karbon Aktual Yang Habis Terbakar (Ct)

Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
tidaklah seluruhnya digunakan untuk membentuk uap, karena sebagian panas tersebut
ada yang hilang. [7]. Panas yang hilang dari pembakaran bahan bakar dalam dapur ketel
merupakan kerugian-kerugian kalor yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a.  Kerugian kalor karena bahan bakar (Q1)
Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air dalam bahan bakar, dimana
 besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
      ………………………………………………….(4.6a)
………………………………………………….(4.6a)  

Dimana:

Q1 = kerugian kalor karena kelembaban bahan bakar (btu/lb BB)

Mm = prosentase kelembaban bahan bakar 

hg = entalpi uap super panas pada temperatur gas buang (btu/lb)

Universitas Diponegoro
Semarang
112

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
hf  = entalpi pada temperatur udara ruang (btu/lb)

 b.  Kerugian kalor karena hidrogen (H) yang terdapat dalam bahan bakar (Q 2)
Kerugian ini disebabkan karena kandungan unsur hidrogen (H) dalam bahan bakar,
yang bila terbakar akan bereaksi dengan oksigen dari udara dan berbentuk uap air 
(H2O).
Besarnya kerugian ini dirumuskan dengan:
      ………………………………………………….(4.6b)
………………………………………………….(4.6b)  

Dimana Hy = prosentase hidrogen dalam bahan bakar.


c.  Kerugian kalor untuk menguapkan air yang terdapat dalam udara pembakaran (Q 3)
Karena udara yang masuk ke dalam ruangan pembakaran tidak kering dan masih
mengandung air, maka terdapat panas yang hilang untuk menguapkan air yang
terkandung dalam udara tersebut.
Besarnya kerugian kalor ini dapat dirumuskan dengan:
       ……………………………………………(4.6c)
……………………………………………(4.6c)  

Dimana:
Us = berat udara pembakaran sebenarnya
sebenarn ya (lb/lb BB)
Mv = prosentase penguapan udara masuk dapur dikalikan dengan nilai
kelembaban udara pada temperatur ruang.
0
tg = temperatur gas buang ( F)
0
ta = temperatur ruang ( F)

d.  Kerugian kalor karena pembakaran yang tidak sempurna (Q4)


Gas CO yang terdapat dalam gas asap menunjukkan bahwa sebagian bahan bakar 
ada yang terbakar tidak sempurna. Hal ini terjadi karena kekurangan udara atau
distribusi udara yang kurang baik.

Universitas Diponegoro
Semarang
113

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Kerugian kalor akibat pembakaran yang tidak sempurna ini dirumuskan dengan:

   ……………………………………………(4.6d)
……………………………………………(4.6d)  

Dimana:
CO = prosentase gas CO dalam asap
CO2 = prosentase gas CO2 dalam asap
C1 = karbon actual yang habis
hab is terbakar (lb/lb BB)

e.  Kerugian kalor karena terdapat unsur karbon yang tidak ikut terbakar dalam sisa
 pembakaran (Q5)
Kerugian ini dapat dirumuskan dengan:

  
 ……………………………………………….............(4.6e)
……………………………………………….............(4.6e)  

Dimana:
Mr  = massa refuse (lb/jam)
Cr  = prosentase karbon yang tidak terbakar dalam refuse
M bb = laju aliran massa bahan bakar (lb/jam)

f.  Kerugian cerobong (Q6)

Kerugian cerobong ini disebabkan oleh gas asap yang meninggalkan cerobong
masih mengandung energi tinggi.
Kerugian cerobong dirumuskan dengan:

   (   )………………………………………………....(4.6f)


………………………………………………....(4.6f)  

Dimana:
Gs = berat gas asap sebenarnya (kg/kg)
0
tg = temperatur gas buang ( K)
0
ta = temperatur udara ruang ( K)

Universitas Diponegoro
Semarang
114

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
0
C p = panas jenis rata-rata dari gas asap (kJ/kg K)

g.  Kerugian kalor karena radiasi dan lain-lain


lain -lain (Q7)
Terjadi akibat penghantaran dan pemancaran panas dari peralatan ketel, misalnya
 pada badan ketel dan lain-lain.
Besarnya kerugian ini dirumuskan dengan:
 …………………………………………………….…(4.6g)
…………………………………………………….…(4.6g)  
Apabila rugi-rugi kalor tersebut di atas dinyatakan dalam prosentase, maka
 persamaannya adalah sebagai berikut:
 ................................................................................(4.6h)
  
Dimana Qn merupakan rugi-rugi kalor dari Q1 sampai Q7 

4.7 Rumus Perhitungan Efisiensi Ketel Uap

Dengan diketahuinya kerugian-kerugian kalor dari hasil pembakaran pada


suatu ketel, maka dapat dihitung efisiensi dari ketel tersebut, yang besarnya
dirumuskan:

η=
 
   
 
=              ……………………..(4.7)
……………………..(4.7)  

(w. Culp, Archie. Jr.1989:211)


Jr.1989:211)

4.8 Rumus Perhitungan Kapasitas Produksi Ketel Uap (M u)

Dirumuskan dengan:

Universitas Diponegoro
Semarang
115

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
      …………………………………………………….(4.8)
…………………………………………………….(4.8)  

Dimana:

3
Qair  = debit air (m /jam)

3
ρair  = massa jenis air (kg/m )

F = faktor koreksi terhadap kotoran dan endapan

4.9 Perhitungan Efisiensi Berdasarkan Neraca Kalor

Dikenal juga sebagai „metode input-


input-output’ 
output’ karena
karena kenyataan bahwa metode
ini hanya memerlukan keluaran/output 
keluaran/output  (steam) dan panas masuk/input 
masuk/input  (bahan bakar)
untuk evaluasi efisiensi.

Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus:

Efisiensi Boiler (η
(η) =
 x 100%.......................................(4.9a)
 
Efisiensi Boiler (η)
(η) =
x 100%............................................(4.9b)

Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:

-  Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam


-  Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
-  Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas ( C), jika ada
0

-  Suhu air umpan ( C)


0

Dimana:

Universitas Diponegoro
Semarang
116

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-  hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
kkal/kg  steam
-  hf  = Entalpi air umpan dalam kkal/kg air 

BAB V

Perhitungan Efisiensi Dan Kapasitas Produksi Uap Serta Peluang Meningkatkan


Efisiensi Boiler

5.1 Spesifikasi Ketel Uap di PT.KIMIA FARMA Semarang

Merek : Loos Gunzenhausen

 Negara pembuat : Jerman Barat

Model / Type : UL 3200 

 No. Seri : 32706 dan 32707

Tahun : 1967

Kapasitas uap maksimal : 3200 kg/jam

Universitas Diponegoro
Semarang
Semarang
117

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Bahan bakar : Heavy Oil

2
Tekanan maksimal : 18 kg/cm  

Luas Pemanas : 80 m²

0
Temperatur uap keluar pada ketel : 350 C

0 0
Temperatur air masuk ketel : 103 C / 215 F

0
Temperatur gas buang pada cerobong : 200 C

0
Temperatur udara luar : 30 C

Tekanan udara luar : 1 atm

5.2 Data Ketel Uap di PT.KIMIA FARMA Semarang

Bahan bakar yang digunakan adalah heavy oil (residu)


oil (residu) dengan komposisi
sebagai berikut:

-  Karbon (C) : 85,6%


-  Hidrogen (H) : 9,7%
-  Oksigen (O) : 1%

-   Nitrogen (N) : 1%
-  Belerang (S) : 2,3%
-  Abu/
Abu/ash
ash (A) : 0,12%
-  Kelembaban/
Kelembaban/moisture
moisture (Mm) : 0,28%

Dari data operasional kebutuhan bahan bakar IDO untuk ketel uap, tiap
 jamnya rata-rata memerlukan
meme rlukan 210 kg/jam (M bb = 210 kg/jam). Sedangkan debit airnya
3 3
rata-rata 50 m /24 jam = 2,083 m /jam.

Universitas Diponegoro
Semarang
118

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
5.3 Perhitungan Pembakaran

5.3.1 Nilai Pembakaran Bahan Bakar

a. Nilai Pembakaran Tinggi

Dengan menggunakan persamaan (4.1a) dan data-data di atas kita dapatkan nilai
kalor pembakaran tinggi (HHV) sebesar:

HHV = 7986C + 33575(H - O/8) + 2190S

HHV =    


=
  
= 10101,192 x 4,187 = 42293,690 kJ/kg

 b. Nilai Pembakaran Rendah

Dari persamaan (4.1b) maka nilai kalor pembakaran rendah adalah sebagai berikut:

LHV =   
=   

= 9575,712 x 4,187 = 40082,87 kJ/kgBB

5.3.2 Kebutuhan Udara Bahan Bakar

a.  Dari persamaan (4.2a) maka didapatkan kebutuhan udara teoritis (Ut):

Ut =    


= 13,247 kg/kgBB
 b.  Dan dari persamaan (4.2b) didapatkan kebutuhan udara pembakaran sebenarnya
(Us):

Universitas Diponegoro
Semarang
119

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Us = 13,247(1 + 0,18)
= 15,631 kg/kg

Dimana α = faktor kelebihan udara 18% 


18% 

5.3.3 Perhitungan Gas Asap

a.  Dari persamaan (4.3a) maka didapatkan berat


b erat gas asap teoritis (Gt)
Gt = 13,247 + (1 – 
(1 – 0,00012)
0,00012)
= 14,246 kg/kgBB
 b.  Berat gas asap hasil pembakaran
W SO2 = 2S
= 2 x 0,0023
= 0,0046 kg/kg
W CO2 = 3,666 C
= 3,666 x 0,856
= 3,133 kg/kg
W H2O = 9 x H2 
= 9 x 0,097
= 0,873 kg/kg

W O2 = (23% x 18% )U t 
= 0,23 x 0,18 x 13,246
= 0,545 kg + 0,01
= 0,548 kg/kg
W N2 = 77% x 15,631
= 12,036 kg/kg
Dari persamaan (4.3b) didapatkan berat gas asap (basah) sebenarnya (G s) adalah
sebagai berikut:

Universitas Diponegoro
Semarang
120

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
Gs = 0,0046 + 3,133 + 0,873 + 0,548 + 12,036
= 16,636 kg/kg BB

Atau dengan persamaan 4.3c:


Gs = 15,631 + (1 – 
(1 – 0,0012)
0,0012)
= 16,629 kg/kg BB
c.  Analisa gas asap basah:

  
  
  
  
   


    
  
  
Berat gas asap kering:
Gs kering = Gs basah – w
 – w H2O
= 16,636 – 
16,636 – 0,873
0,873
= 15,763 kg/kg BB
 
d. Analisa gas asap kering
  
  
  
  
  
  
  
  

Universitas Diponegoro
Semarang
121

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

5.3.4 Perhitungan Karbon yang Tidak Terbakar

Dari persamaan (4.4a) dan (4.4b) didapatkan massa solid refuse dan prosentase solid
refuse abu sebagai berikut:
Msr  = (1 + 15,631) – 
15,631) – 16,629
16,629
= 0,002 kg/kgBB

Ar  =
  

= 60%
Maka dengan persamaan (4.4c) jumlah karbon yang tidak terbakar dalam

terak/jelaga adalah:
Cr  = 100% - 60%
= 40% dari solid refuse
= 40% x 0,002
= 0,0008 kg/kgBB
Jumlah massa refuse yang terjadi tiap jamnya (persamaan 4.4d) adalah:
Mr  = 0,0008 x 210
= 0,168 kg/jam

5.3.5 Karbon Aktual yang Habis Terbakar (C 1)

Guna mendapatkan banyaknya karbon sesungguhnya yang habis terbakar didapatkan


dengan menggunakan persamaan (4.5):

  
  

 
= 0,856 kg/kg BB

Universitas Diponegoro
Semarang
122

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
5.4 Perhitungan Kerugian Kalor

5.4.1 Kalor Jenis Berdasarkan Senyawa-Senyawa Penyusunnya

0
Harga kalor jenis gas asap pada temperatur 190 C (463K), yaitu penjumlahan kalor 
 jenis senyawa penyusun-penyusunnya. Dengan rincian sebagai berikut:
c(CO2) = 0,1898 x C p(CO2)
= 0,1898 x 0,845
= 0,160 kJ/kg K 
c(H2O) = 0,05283 x C p(H2O)
= 0,05283 x 1,867
= 0,0986 kJ/kg K 
c(SO2) = 0,000278 x C p(SO2)
= 0,000278 x 0,644
= 0,000179 kJ/kg K 
c(O2) = 0,0358 x C p(O2)
= 0,0358 x 0,917
= 0,0328 kJ/kg K 
c(N2) = 0,7234 x C p(N2)
= 0,7234 x 1,038

= 0,75 kJ/kg K 
Sehingga C p gas asap adalah 1,0504 kJ/kg K 

5.4.2 Kerugian Kalor Karena Kelambaban Bahan Bakar

Kerugian ini disebabkan karena adanya kandungan air di dalam bahan bakar. Dari
tabel B-2 dan B-1a buku [3], didapatkan:
0
hg = entalpi uap super panas pada temperatur gas buang T = 190 C

Universitas Diponegoro
Semarang
123

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
0
= 374 F pada tekanan atmosfer (1 atm), yaitu 1229,714 btu/lb
0 0
hf  = entalpi pada temperatur udara ruang T = 30 C = 86 F, yaitu 54

 btu/lb
sehingga dari persamaan 4.6a besar kerugian kalor karena kelembaban bahan bakar 
didapat:
Q1 = 0,0028(1229,714 – 
0,0028(1229,714 – 54)
54)
= 3,292 btu/lb BB x 0,556 x 4,187
= 7,6637 kJ/kg BB
Dan apabila kerugian ini dinyatakan dalam prosentase (persamaan 4.7), maka:

Q1* =
  

= 0,0191%

5.4.3 Kerugian Kalor Untuk Menguapkan Lembab Yang Terjadi Akibat Hidrogen
(H) Yang Terdapat Dalam Bahan Bakar

Q2 = 9Hy(hg – h
 – hf )
= 9 x 0,097 (1229,714 – 
(1229,714  – 54)
54)
= 1026,3983 x 0,556 x 4,187 = 2389,4265 kJ/kg

Q6* =
  

= 5,956%

5.4.4 Kerugian Kalor Untuk Menguapkan Air Dalam Udara Pembakaran

Dengan mengasumsikan bahwa udara yang diserap oleh blower masuk ke dalam
ruang bakar mengalami penguapan sebesar 70% dan dari Tabel XVIII Buku Steam
 Air And Gas Power, Williams Servens untuk T = 300C = 860F diperoleh berat air 
dalam udara kering = 0,027586 maka:
Q3 = 15,631 x 0,7 x 0,027586 x 0,46(374 – 
0,46(374  – 86)
86)

Universitas Diponegoro
Semarang
124

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
= 39,71629 btu/lb BB
= 93,0897kJ/kg BB

Bila dinyatakan dalam prosentase:


Q3* =
  

= 0,2322%

5.4.5 Kerugian Karena Pembakaran Tidak Sempurna

Dari persamaan (4.6d) didapatkan:

Q4 =
  

=0

5.4.6 Kerugian Karena Terdapatnya Unsur Karbon Yang Tidak Ikut Terbakar
Dalam Sisa Pembakaran.

Dari persamaan 4.6e didapatkan

Q5 =
 

= 4,65 btu/lb x 0,556 x 4,187
= 10,833 kJ/kgBB
Bila dinyatakan dalam prosentase:

Q5* =   



= 0,027%

5.4.7 Kerugian Cerobong

Untuk menghitung kerugian cerobong ini didapatkan dari persamaan 4.6f:


Q6 = 16,629 x 1,0504(463 – 
1,0504(463  – 303)K 
303)K 
= 2794,74 kJ/kg BB
Bila dinyatakan dalam prosentase:

Universitas Diponegoro
Semarang
125

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Q6* =
  

= 6,97%

5.4.8 Kerugian Karena Radiasi Dan Lain-Lain

Besarnya didapatkan dengan menggunakan persamaan 4.6g:


Q7 = 4% x 40093,515
= 1603,355 kJ/kg BB
Bila dinyatakan dengan prosentase:
Q7* = 4%

5.5 Perhitungan Efisiensi Ketel Uap

Efisiensi ketel uap dapat dicari dengan menggunakan persamaan 4.8:

ηku = 100% - (0,0191 + 5,9596 + 0,2322 + 0 + 0,027 + 6,97 + 4)%

= 82,794%

5.6 Perhitungan Kapasitas Produksi Uap

Untuk mengetahui kapasitas produksi uap ini didapatkan dari persamaan 4.9.

3 0 3
Diketahui debit air (Qair ) = 2,083 m /jam dan ρair  pada suhu 30 C = 995,26 kg/m (J.P.
Holman, perpindahan kalor, tabel A-9), sehingga dapat diperoleh kapasitas uap yang
dihasilkan:

Laju air  = ρ x Q 

Universitas Diponegoro
Semarang
126

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
3 3
= 995,26 kg/m x 2,0834 m /jam

= 2073,53 kg/jam

Faktor koreksi terhadap kotoran/endapan F = 0,93 [4] gbr.10-11)

Mu = 2073,52 x 0,93

= 1928,38 kg/jam

Jadi perbandingan jumlah uap yang dihasilkan dengan bahan bakar yang dihabiskan
adalah 1928 : 210 = 9,18 : 1 kg uap/kg BB

5.7 Efisiensi Berdasarkan Neraca Kalor

Efisiensii Boiler (η)


Efisiens (η) =
 x 100%
 
Efisiensi Boiler (η)
(η) =
x 100%



   
   


 

  

Keuntungan metode neraca kalor 

-  Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler 


-  Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
-  Memerlukan sedikit instrument untuk pemantauan
-  Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark 

Kerugian metode neraca kalor 

Universitas Diponegoro
Semarang
127

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
-  Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi
sistem yang lebih rendah.

-  Tidak menghitung berbagai rugi-rugi yang berpengaruh pada berbagai tingkat


efisiensi.

Keuntungan metode dengan menghitung kerugian-kerugian (metode tidak 


langsung)
  Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran
yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk 
meningkatkan efisiensi boiler.

Kerugian menggunakan dengan menghitung kerugian-kerugian


  Perlu waktu lama

  Memerlukan fasilitas laboratorium untuk analisis

5.8 Peluang Meningkatkan Efisiensi Boiler

Kinerja boiler dipengaruhi beberapa hal, antara lain mutu udara pembakaran, mutu bahan
 bakar, perpindahan panas yang baik antara panas hasil pembakaran dengan air dalam tube-
tube -
tube dan temperatur  flue
temperatur  flue gas/
gas/ gas buang.Untuk mengoptimalkan secara kontinu effisiensi
 boiler diperlukan variasi dalam load, fuel dan kondisi boiler itu sendiri.

1.  Temperatur  flue
 flue gas/
gas/ gas buang
Besarnya temperatur  flue
 flue gas/
gas / gas buang menyebabkan kehilangan panas menjadi
 besar pula. Temperatur  flue
 flue gas/
gas/ gas buang ini berhubungan dengan jumlah udara yang
masuk, reaksi pembakaran yang terjadi dan proses perpindahan panas yang
 berlangsung didalam boiler. Temperatur  flue
 flue gas/
gas/ gas buang yang tinggi menunjukan
 bahwa panas
pan as hasil pembakaran yang tidak terserap oleh air dan terbawa oleh  flue gas/
gas /
gas buang cukup besar. Kondisi ini dikarenakan perpindahan panas dari gas ke ketel
uap tidak berlangsung dengan sempurna. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai

Universitas Diponegoro
Semarang
128

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
faktor seperti terbentuknya endapan kerak akibat endapan-endapan pengotor air boiler 
 pada steam  generating tube dan water wall tube yang merupakan tempat terjadinya

 perpindahan panas .

Temperatur yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk memanaskan udara


 pembakaran (air preheater) atau untuk memanaskan air umpan ketel uap. Pemanasan
udara pembakaran dengan memanfaatkan temperatur flue gas/ gas buang dapat
menurunkan resiko kerugian kalor, karena dengan tingginya udara pembakaran berarti
fuel gas yang diperlukan untuk pemanasan udara supaya tercapai titik nyala tidak 
 begitu banyak. Sehingga kebutuhan akan fuel gas untuk memanaskan udara relatif 
lebih rendah. Dengan demikian penggunaan bahan bakar dapat ditekan.

2.  O2 Berlebih
Jumlah udara pembakaran yang disuplai untuk bercampur dengan bahan bakar 
haruslah menghasilkan flameable
menghasilkan  flameable mixture.
mixture. Untuk menjamin bahwa semua bahan bakar 
terbakar sempurna, oksigen harus disuplai cukup atau berlebih dari kebutuhannya.
Akan tetapi bila oksigen disuplai terlalu banyak, hal ini juga kurang effektif karena
dapat menyebabkan kehilangan panas sebab sebagian panas digunakan untuk 
 pemanasan udara. Sedangkan bila disuplai kurang akan terjadi pembakaran yang tidak 
sempurna. Dalam pembakaran ini flue
ini flue gas/
gas/ gas buang yang terbentuk adalah CO 2.

3.  Mutu bahan bakar 


Didalam pembakaran, bereaksinya fuel dengan oksigen akan menghasilkan panas.
Komposisi fuel ini akan mempengaruhi besarnya panas yang dihasilkan. Spesifikasi
fuel dapat mempengaruhi nilai panas dari pembakaran tersebut. Nilai panas per satuan
 berat untuk natural gas, propana dan butana mempunyai nilai panas yang lebih tinggi
daripada fuel cair atau padat. Tetapi pada fuel tersebut banyak mengandung hidrogen
yang pada waktu terjadinya pembakaran akan banyak terbentuk uap air dalam
 pembakaran. Uap air ini akan berubah fasanya dengan mengambil energi waktu

Universitas Diponegoro
Semarang
129

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
terjadinya proses pembakaran. Sehingga kadar uap air tersebut menjadi rendah,
akibatnya fuel ini mempunyai effisiensi pembakaran yang kecil. Hal ini yang

menyebabkan dalam volume yang sama pada saat pembakaran,  fuel liquid/solid  
mempunyai panas lebih tinggi disebabkan kandungan hidrokarbon yang tinggi ( higher 
 specific gravity)
gravity) dari pada fuel gas.

Bab VI

Penutup

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penulisan laporan kerja praktek ini dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:

1.  Dari hasil perhitungan effisiensi boiler PT. KIMIA FARMA MANUFAKTUR 

Semarang menunjukkan bahwa boiler tersebut memiliki effisiensi sebesar 


82,794%. Padahal berdasarkan performance test awal, boiler tersebut memiliki
effisiensi sekitar 87%. Hal ini menunjukkan bahwa boiler tersebut telah
mengalami penurunan performance, tetapi masih dalam keadaan yang baik 
untuk tetap digunakan.
2.  Faktor yang menyebabkan turunnya effisiensi boiler tersebut adalah karena
adanya Heat
adanya  Heat Losses (Kerugian kalor).

Universitas Diponegoro
Semarang
130

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang
3.  Faktor terbesar yang menurunkan efisiensi boiler tersebut adalah Kerugian kalor 
untuk menguapkan moisture hasil pembakaran H 2O dalam bahan bakar 

(5,956%) dan rugi cerobong (6,97). Disamping itu, Penyebab lain turunnya
effisiensi boiler tersebut bila dibandingkan dengan performance test awal
disebabkan oleh: kerugian karena isolasi yang sudah tua (Rugi Isolasi), Seal
Plate Air Heater sudah over size, Perpindahan panas pada pipa tidak sempurna
karena kerak bagian luar / dalam.
6.2 Saran

Untuk mengurangi penurunan efisiensi operasional maka hal-hal yang harus


diperhatikan adalah sebagai berikut:

1.  Melakukan pengontrolan yang ketat terhadap kandungan air pada feed water 
sebelum masuk ke ketel uap.
2.  Pengecekan secara berkala terhadap isolasi pipa penyalur uap dan langsung
mengganti isolasi pipa yang rusak.
3.  Pengecekan berbagai macam katup yang ada pada ketel uap, harus diperhatikan
 bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik.
4.  Menggunakan air sisa kondensasi untuk menghemat kebutuhan air untuk  feed
 feed water  
yang terbuang percuma.

Universitas Diponegoro
Semarang
131

Laporan Kerja Praktek 


PT. Kimia Manufaktur Semarang

Daftar Pustaka

1  Djokosetyardjo, IR. M. J, 2003, Ketel


2003,  Ketel Uap, Cetakan Kelima , Pradnya Paramita. Jakarta.
Jakarta. 
2  El-Wakil,M.M.,Jasjfi, MSc, Ir. E., 1992, Instalasi
1992,  Instalasi Pembangkit Daya,
Daya, Erlangga, Jilid I,
Jakarta.
3  Holman, JP, 1981, Heat
1981, Heat Transfer , Mc Graw Hill Book Inc., Edisi ke 5, Jakarta.
4  Muin, Syamsir A, 1988, Pesawat-Pesawat
1988,  Pesawat-Pesawat Konversi Energi, Rajawali Pers, edisi ke 1,
Jakarta.
5  Reynold, William C., Perkins, Henry C., 1994, Termodinamika Teknik , Erlangga, Edisi

Kedua, Jakarta.
6  Stultz, S,C and Kitto.,1992, STEAM its Generation and Use,
Use , Babcock & Wilcox, edisi
40.
7  Tambunan., 1984, Ketel
1984, Ketel Uap,
Uap, Karya Agung, Jakarta.
8  www.energyefficiencyasia.org
www.energyefficiencyasia.org.., Pedoman Efisiensi Energi Untuk Industri di Asia,
Asia, (18
 November 2009)

Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai