Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gabriella Jasmine

NIM : 201905000047
NO : 26

Kedudukan Lembaga Jaminan Resi Gudang sebagai Kreditor terhadap Pengelola Gudang
berdasarkan Subrogasi
Kedudukan Lembaga Jaminan Resi Gudang sebagai kreditor terhadap Pengelola Gudang
berdasarkan subrogasi memiliki permasalahan-permasalahan berupa ketidakjelasan ketentuan
Pasal 37 F ayat (3) UU No.9/2011 serta ketiadaan pengaturan yang lebih komprehensif mengenai
fungsi dan tugas Lembaga Jaminan Resi Gudang dalam UU No.9/2011
Fungsi Lembaga Jaminan Resi Gudang diatur dalam Pasal 37 D UU No.9/2011. Lembaga
Jaminan Resi Gudang memiliki fungsi:
● Melindungi hak Pemegang Resi Gudang dan/atau Penerima Hak Jaminan apabila
terjadi kegagalan, ketidakmampuan, dan/atau kebangkrutan Pengelola Gudang
dalam menjalankan kewajibannya; dan
● Memelihara stabilitas dan integritas Sistem Resi Gudang sesuai dengan
kewenangannya.
Fungsi dan tugas Lembaga Jaminan Resi Gudang sebagaimana disebut pada Pasal 37 D
huruf a dan Pasal 37 E ayat (1) UU No.9/2011 tidak diatur secara lengkap dalam UU No.9/2011
serta peraturan perundang-undangan terkait Sistem Resi Gudang. Salah satu bentuk fungsi dan
tugas Lembaga Jaminan Resi Gudang sebagaimana disebut pada Pasal 37 D huruf a dan Pasal 37
E ayat (1) UU No.9/2011, yang secara khusus terkait dengan pembahasan dalam tulisan ini,
adalah pembayaran klaim yang dilakukan oleh Lembaga Jaminan Resi Gudang.
Penyelesaian Pengelola Gudang gagal yang tidak berdampak luas (sistemik) dan
penanganan Pengelola Gudang gagal yang berdampak luas (sistemik) menimbulkan pengalihan
hak-hak yang dimiliki kreditor atas Pengelola Gudang kepada Lembaga Jaminan Resi Gudang
berdasarkan subrogasi dalam hal pembayaran kewajiban Pengelola Gudang terhadap kreditor
dilakukan oleh Lembaga Jaminan Resi Gudang atau Pengelola Gudang terhadap kreditor dengan
memenuhi syarat-syarat terjadinya subrogas. Penyelesaian Pengelola Gudang gagal yang tidak
berdampak luas (sistemik) dan penanganan Pengelola Gudang gagal yang berdampak luas
(sistemik) yang dilakukan dengan pembayaran kewajiban Pengelola Gudang terhadap kreditor
dengan memenuhi syarat-syarat terjadinya subrogasi oleh Lembaga Jaminan Resi Gudang atau
Pengelola Gudang memiliki dampak negatif dibanding dengan penyertaan modal sementara oleh
Lembaga Jaminan Resi Gudang.

Hak Jaminan Atas Resi Gudang Dalam Perspektif Hukum Jaminan


Ketentuan Pasal 1131 BW ini merupakan jaminan secara umum yang lahir karena
undang-undang. Undang-undang memberikan perlindungan bagi semua kreditor dalam
kedudukan yang sama, atau disini berlaku asas paritas creditorum, yaitu pembayaran atau
pelunasan hutang kepada kreditor dilakukan secara berimbang. Kelemahan dari jaminan umum
disamping kreditor berkedudukan sebagai kreditor konkuren, hak yang dilahirkan adalah jak
pererangan yang bersifat pribadi, kreditor tidak mengetahui secara pasti beraoa banyak dan
berapa ilai dari seluru harta kekayaan dari debitur.

Dalam hal ini terjadi pengalihan resi Gudang, Pusat Registrasi akan menyiapkan rekening
resi Gudang untuk pembeli resi Gudang dan melakukan pemindabukuan kepemilikan resi
Gudang. Dalam hal hasil lelang umum atau penjualan langsung setelah dikurangi biaya
pengelolaan tidak mencukupi untuk pelunasan utang, maka pemberi hak jaminan tetap
bertanggungjawab atas sisa utang yang belum dibayar. Hal ini merupakan konsekuensi dan
eksistensi dari perjanjian jaminan sebagai perjanjian tambahan dan bilamana perjanjian
tambahan hapus maka tidak akan mengakibatkan perjanjian pokoknya terhapus sehingga
pemberi hak jaminan tetap berkewajiban untuk melunasi hutangnya kecuali, jika terlepas dari
beban hutangnya.

Ketiadaan aturan yang tegas mengenai ciri khas hak jaminan kebendaan yang berupa
droit de suite pada jaminan resi Gudang tentu saja mengakibatkan kedudukan kreditornya tidak
cukup terlindugi bilamana resi Gudang jatuh ke tangan pemilik selain kreditor. Dengan metode
seperti ini, maka akan terdapat Batasan akan perpindahan resi Gudang, hal mana yang
memberikan perlindungan yang lebih bagi Kreditor jaminan resi Gudang atau pemilik resi
Gudang bilamana resi Gudang itu jatuh ke tangan yang tidak berhak maka tidak akan bisa
disalahgunakan oleh pihak lain.
Pemberian Jaminan Sistem Resi Gudang Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)merupakan kegiatan usaha yang mampu


memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Upaya agar masyarakat dari semua lapisan dapat
berperan dalam pembangunan. Pemerintah berupaya untuk membuat beberapa program bantuan
melalui fasilitas perkreditan, khususnya bagi pengusaha mikro dan kecil dengan berbagai
keringanan dalam persyaratan-persyaratan.

Resi Gudang merupakan hasil perkembangan lebih lanjut dari sistem jaminan fidusia dan
merupakan lembaga hukum jaminan tersendiri di luar lembaga-lembaga jaminan yang telah ada.
Sistem Resi Gudang merupakan surat berharga yang dapat dijaminkan bagi pelaku usaha petani
ke bank melalui perjanjian jaminan kebendaan atas objek jaminan barang bergerak komoditas
tertentu berupa stok hasil panen sebagai perjanjian tambahan demi mendukung perjanjian pokok
berupa KUR yang berfungsi mendukung hak pribadi yang berwujud hak tagih. Dan untuk
menjamin kepastian hukum terhadap Sistem Resi Gudang, maka perlu penguatan asas kebendaan
dalam kerangka perjanjian kebendaan jaminan terhadap Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006
Pasal 14 ayat (1) yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011.

Pengertian jaminan dalam KUH Perdata sebagaimana dalam pasal 1131, yang
menyebutkan bahwa jaminan adalah segala kebendaan milik si berutang, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Hal ini menentukan suatu kewajiban
bagi debitur untuk memberikan jaminan kepada kreditur atas utang yang telah diterimanya, tanpa
adanya jaminan yang ditentukan secara khusus maka harta kekayaan debitur baik telah ada
maupun yang akan ada secara otomatis menjadi jaminan ketika orang tersebut membuat
perjanjian utang meskipun hal tersebut tidak dinyatakan secara tegas dalam perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai