Webinar DR Nico Al - Materi Ark Ap - Kol Asesor Internal Arsama - 131021
Webinar DR Nico Al - Materi Ark Ap - Kol Asesor Internal Arsama - 131021
1
Fakultas Kedokteran Konsultan Nefrologi
Univ Kristen Indonesia, Perhimpunan Nefrologi
1970 Indonesia, 1982
Sekolah Tinggi
Magister Manajemen Manajemen PPM
Jakarta, 1994
Univ Katolik
Lahir : Magister Hukum
Kesehatan
Soegijapranata
Magelang Semarang, 2013
5 Nov 1943
Fellowship of The
International Society
FISQua,
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, for Quality in Health
Care, 2020
MM, MHKes, FISQua
(Mei 22021)
• Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem
Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020 Wakil
Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua
IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS sejak th
2012
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal KARS
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996 KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993,
1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi Manajemen PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
4
ReDOWSKo - Skenario Asuhan untuk Medis &
Keperawatan
Semila ARK
Semila AP
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1.
Jml Jml
No Bab
Std EP
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 37
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) 27 99
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) 20 70
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO) 21 80
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) 13 49
9 Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMKP) 19 80
10 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) 28 103
11 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) 28 127
12 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) 24 105
13 Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS) 26 96
14 Manajemen Informasi & Rekam Medis (MIRM) 21 77
15 Program Nasional 12 58
16 Integrasi Pendidikan Kes dlm Pelayanan RS (IPKP) 6 21
TOTAL JUMLAH STANDAR & ELEMEN PENILAIAN 338 1346
Asuhan
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
Pasien
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE) (7 BAB)
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
Standar – EP Asuhan Pasien
Jml Jml
No Bab
Std EP
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 37
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) 27 99
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) 20 70
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO) 21 80
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) 13 49
TOTAL JUMLAH STANDAR & ELEMEN PENILAIAN 174 679
174 679
Asuhan Pasien : Std EP
Pola SEMILA
Vertikal & Horizontal
9
SNARS 1.1.
15/16 Bab SEMILA Wajib/
Nice to have
338 Std - 1346 EP
ReDOWSKo Pembuktian
15/16 Bab - Internasional
15/16 Bab - Paripurna Skor
12 Bab - Utama 10 - TL
8 Bab - Madya 5 - TS
4 Bab - Dasar 0 - TT
(Nico Lumenta, 2020)
SKENARIO ASUHAN UNTUK MEDIS DAN KEPERAWATAN
1 Skenario IGD
2 Skenario Asesmen Awal
3 Skenario Pendafaran Pasien (Admisi)
4 Skenario Asesmen Awal Rawat Inap
5 Skenario Rawat Inap
6 Skenario Manajemen Nyeri
7 Skenario Pelayanan Bedah
8 Skenario Merujuk Pasien
9 Skenario Pasien Terminal
10 Skenario Pelayaman Farmasi
11 Skenario Pelayanan Rekam Medis
12 Skenario Pelayanan Berfokus pada Pasien (Patent Centred
Care) dan Asuhan Pasien Terintegrasi
(Hal 173 sd 241)
SKENARIO MANAJEMEN
1 Skenario Organisasi Rumah Sakit
2 Skenario Kontrak
3 Skenario Mutu
4 Skenario Manajemen SDM
5 Skenario Rekrutmen
6 Skenario Rawat Inap (Manajemen)
7 Skenario Pelayanan Farmasi (Manajemen)
8 Skenario PPI
(Hal 242 sd 291)
Surveior
Surveior akreditasi terdiri dari :
Surveior Manajemen yaitu tenaga medis yang ahli perumah sakitan
Surveior Medis yaitu para dokter spesialis
Surveior Keperawatan yaitu para perawat.
Surveior lainnya : ahli rekam medis, apoteker, dan lain sebagainya akan ditugaskan bila ada survei
terfokus yang memerlukan keahliannya.
S.Manajemen S.Medis S.Keperawatan
Std EP Std EP Std EP
PKPO 21 80 ARK 23 100 HPK 27 99
PMKP 19 80 AP 39 163 MKE 13 49
TKRS 28 127 PAP 21 81 PPI 28 103
MFK 24 105 PAB 20 70 SKP 10 37
KKS 26 96 Prog.Nas 12 58 MIRM 21 77
IPKP 6 21
Total 118 488 121 493 99 365
Total : 338 Standar – 1346 EP (v2012:S323,EP1237) 13
Proses Penilaian Survei Skenario
Metode “Kuno” → Dengan alat bantu Skenario R-D-O-W-S-K
ARK : 23 S - 100 EP
ARK : 23 S - 100 EP IGD
R-D-O-W-S-Ko
AP : 39 S - 163 EP AP : 39 S - 163 EP
Poli-Rawat Jalan
IPKP : 6 S – 21 EP IPKP : 6 S – 21 EP
2 Asesmen Awal
MANAJEMEN
▪ Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
→ IAR
2 PEMBERIAN-
Profesional PELAYANAN /
Pemberi
ASUHAN
Asuhan
PASIEN IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
UNIT
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
26
27
BAB 1. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (ARK)
W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf admisi
6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan 10 TL
dipindahkan atau dirujuk sebelum untuk skrining . 5 TS
diperoleh hasil tes yang dibutuhkan 2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis. 0 TT
tersedia.(D,O,W)
O Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan penunjang
untuk memutuskan untuk dirawat atau dirujuk.
W • Staf medis
• Staf keperawatan 31
Diskusi
ARK 1.
1. Skrining : utk menentukan kebutuhan pasien → IAR (Asesmen Pasien) → oleh PPA : Dr &/
Perawat. Dibantu dgn proses ”Fast Track” dsb.
2. Didalam : di RS : Rajal, IGD, termasuk yg dirujuk ke RS kita. Diluar : dilokasi pasien, a.l.
dirumahnya
3. Skrining (penapisan) : *kebutuhan pasien :pelayanan GD (ARK 1.1), *kebutuhan pasien :
pelayanan prev-kuratif-paliatif-rehab (ARK 1.2), *khusus : daftar negatif.
4. Pasien diterima hanya apabila RS dapat/mampu menyediakan kebutuhan pelayanan
Ranap & Rajal yg tepat.
5. Tes diagnostik dlm proses IAR → perlu ada PPK/CP
6. Ada skrining juga pada Asesmen Awal : utk menentukan Risiko Nutritional & Kebutuhan
Fungsional, Risiko Jatuh di AP 1.4, 1.4.1, utk menentukan Nyeri AP 1.5
32
Maksud dan Tujuan ARK.1.
-Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya RS bergantung pada informasi yang
didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya melalui skrining pada saat kontak pertama.
-Skrining di dalam RS dilaksanakan melalui jalur cepat (fast track) kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, atau pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing.
-Skrining di luar RS dapat dilakukan di tempat pasien, atau di ambulans. Keputusan untuk mengobati,
mengirim atau merujuk dibuat setelah ada evaluasi hasil skrining. Bila RS mempunyai kemampuan
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misi dan kemampuan pelayanannya,
maka dipertimbangkan untuk menerima pasien ranap atau pasien rajal.
-RS dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu untuk populasi pasien tertentu sebelum
ditetapkan pasien dapat dilayani. RS dapat menetapkan untuk skrining terhadap kasus tertentu
misalnya pasien curiga TB Paru harus diperiksa tes MDR (Multi Drug Resistance), contoh lain pasien
diare aktif harus diperiksa clostridium difficile, atau pasien tertentu diperiksa Staphylococcus aureus
yang resisten terhadap methicillin. Tes spesifik tertentu atau evaluasi tertentu dilakukan jika RS
mengharuskannya, sebelum diputuskan dapat dilayani di ranap atau di unit rajal (lihat juga AP 1).
33
*Standar ARK 1.1.
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yg membutuhkan
pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Kebutuhan pasien yan GD
Yang dimaksudkan dengan pelayanan preventif (dalam proses admisi) adalah untuk mencegah
perburukan/komplikasi pasien tersebut, misalnya antara lain , kasus luka tusuk dalam dan kotor
diberikan ATS, kasus luka bakar derajat berat dimasukkan ke unit luka bakar, pada kasus lain
harus ditetapkan pelayanan preventif untuk mencegah penularan. Contoh pada prioritas
pelayanan kuratif antara lain pasien datang dengan kehamilan misalnya 36 minggu dan dengan
nyeri dada kiri, agar ditetapkan penanganannya apakah prioritasnya untuk obstetri atau untuk
kardiologi.
42
*Standar ARK 1.3.
RS mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika
terjadi penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau
pemeriksaan penunjang diagnostik.
Penundaan-kelambatan yan
Elemen penilaian ARK 1.3.
1. Ada regulasi ttg penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan
maupun rawat inap yg harus disampaikan kpd pasien. (R)
2. Pasien diberi tahu alasan kelambatan dan penundaan pelayanan dan diberi
informasi ttg alternatif yg tersedia sesuai kebutuhan klinik pasien dan
dicatat di rekam medis. (D, W)
43
ARK.1.3
2. Pasien diberi tahu alasan D Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan 10 TL
penundaan dan kelambatan kelambatan pelayanan dan diberi informasi 5 TS
pelayanan dan diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan 0 TT
tentang alternatif yang tersedia klinis pasien dan dicatat di rekam medis.
sesuai kebutuhan klinis pasien
dan dicatat di rekam medis. W • Staf medis
(D,W) • Staf keperawatan
• Pasien
45
❖PENDAFTARAN Pendaftaran Rajal, Ranap
*Standar ARK 2.
RS menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk RS untuk rawat inap
dan proses pendaftaran rawat jalan, dan RS berusaha mengurangi kendala antara lain
pada pasien disabilitas, bahasa dan budaya serta hambatan lainnya dalam
memberikan pelayanan.
ARK 2.1. Proses Ranap
Elemen Penilaian ARK 2.
1. Ada regulasi ttg proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien GD ke unit rawat inap, menahan pasien utk observasi dan mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit yg dituju maupun diseluruh RS. (R)
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan, pelaksanaan identifikasi
hambatan pasien, dan mengurangi hambatan pada pasien. (D,W)
ARK 3.3 Proses
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien GD ke unit ranap. (D,W) → Transfer, Info, Form
4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien utk observasi. (D,W)
5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pd unit yg dituju maupun diseluruh
RS. (D,W)
6. Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai regulasi. (D,W)
7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rajal dan ranap secara online. (D,W) (lihat Std MIRM 1)
ARK 1.3 Penundaan, ARK 5, 5.1, 5.2.
Kelambatan Proses Rujuk 46
ARK.2
5. Ada pelaksanaan proses mengelola D Bukti tentang pemberian informasi dan solusi kepada pasien 10 TL
pasien bila tidak tersedia TT pada apabila TT tidak tersedia. Perhatikan tentang kebutuhan 5 TS
unit yang dituju maupun di seluruh pasien untuk rawat inap biasa atau rawat intensif. Bukti 0 TT
RS. (D,W) proses rujuk bila ada kegiatan sesuai EP ini.
W • Staf medis, Staf keperawatan, Pasien/keluarga
6. Staf memahami dan melaksanakan D Bukti sosialisasi dan pelaksanaan EP 1 sampai dengan EP 5 10 TL
semua proses sesuai dengan dan EP 7. 5 TS
regulasi. (D,W) W Bukti pemahaman melalui wawancara tentang hal tsb : 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf admisi
• Pasien/keluarga
7. Ada pelaksanaan sistem D Bukti tentang pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan 10 TL
pendaftaran rawat jalan dan rawat dan rawat inap secara online. 5 TS
inap secara online. (D,W) (lihat juga W • Staf admisi 0 TT
MIRM 1) • Pasien/keluarga 48
Maksud dan Tujuan ARK.2.
Ditetapkan regulasi untuk proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran
pasien rawat jalan sesuai peraturan perUUan. Staf memahami dan mampu
melaksanakan proses penerimaan pasien.
Proses tersebut antara lain meliputi:
• Pendaftaran pasien rajal
• Pendaftaran pasien ranap
• Pendaftaran pasien gawat darurat
• Penerimaan langsung dari unit darurat ke unit ranap
• Menahan pasien untuk observasi
• Mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur
• Sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online
RS sering melayani berbagai populasi pasien antara lain pasien lansia, disabilitas (fisik,
mental, intelektual), menggunakan berbagai bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau
hambatan yang lainnya, sehingga membuat proses pelayanan lebih sulit. RS
mengidentifikasi kesulitan tersebut dan melaksanakan proses mengurangi hambatan
tersebut pada saat penerimaan pasien.
Dalam rangka keterbukaan kepada publik tersedia sistem pendaftaran ranap dan rajal
50
secara online.
*Standar ARK 2.1.
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan,
hasil yg diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.
51
ARK.2.1
2. Penjelasan termasuk D Bukti dalam rekam medis tentang hasil asuhan yang 10 TL
hasil asuhan yang diharapkan dijelaskan oleh dokter yang 5 TS
diharapkan dan memutuskan untuk rawat inap. Perhatikan 0 TT
didokumentasikan. (D,W) keterkaitan horizontal (Perencanaan Pemulangan
Pasien/Discharge planning)
W • Staf Admisi
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 52
ARK.2.1
3. Penjelasan termasuk D Bukti materi petugas admisi menjelaskan perkiraan 10 TL
perkiraan biaya yang biaya yang ditanggung pasien atau keluarga antara 5 TS
ditanggung pasien atau lain tarif RS 0 TT
keluarga. (D,W) W
• Staf admisi
• Pasien/keluarga
Saat diputuskan rawat inap, dokter yang memutuskan rawat inap memberi
informasi tentang rencana asuhan yang diberikan, hasil asuhan yang
diharapkan, termasuk penjelasan oleh petugas pendaftaran tentang perkiraan
biaya yang harus dibayarkan oleh pasien / keluarga. Pemberian informasi
didokumentasikan. Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat keputusan, hal ini merupakan implementasi pelayanan
berfokus pada pasien (PCC), dan suatu bentuk integrasi PPA dengan
pasien/keluarga.
54
*Standar ARK 2.2.
RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di seluruh bagian RS.
MPP
56
ARK.2.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi yg mengatur ttg proses R Regulasi Regulasi tentang proses untuk mengatur alur 10 TL
untuk mengatur alur pasien di RS pasien di RS termasuk elemen a) s/d g) di maksud dan 5 TS
termasuk elemen a) s/d g) di maksud tujuan, termasuk pengaturan koordinasi Manajer 0 TT
dan tujuan. (R) Pelayanan Pasien.
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur D Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien di 10 TL
pasien untuk menghindari rawat inap sesuai dengan elemen a) s/d g) untuk 5 TS
penumpukan. (D,W) menghindari penumpukan. Pelaksanaan juga pada 0 TT
keadaan bencana / Kejadian Luar Biasa (KLB).
W • Dokter IGD, Perawat IGD, Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang monitoring dan evaluasi pelaksanaan 10 TL
pengaturan alur pasien secara berkala pengaturan alur pasien sesuai a) s/d g) dan upaya 5 TS
dan melaksanakan upaya perbaikannya. perbaikan secara berkala. Serta bukti upaya 0 TT
(D,O,W) perbaikannya.
O Lihat pelaksanaan pelayanan pasien ranap, termasuk
IGD.
W • Dokter IGD, Perawat IGD, Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga 57
Maksud dan Tujuan ARK.2.2.
-Banyaknya pasien yang datang ke unit GD dan meningkatnya hunian RS dapat
menyebabkan pasien menumpuk di unit GD sehingga unit GD digunakan sebagai
tempat menunggu sementara pasien rawat inap. Untuk mengatasi penumpukan
pasien, maka RS harus berupaya mencegah terjadinya penumpukan tersebut karena
akan berpengaruh pada pelayanan dan keselamatan pasien. Penumpukan di UGD
dapat berkurang bila situasi tempat tidur di rawat inap lebih mudah tersedia.
-Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien dirawat inap (seperti penerimaan,
asesmen dan tindakan, transfer pasien, dan pemulangan) dapat mengurangi
penundaan asuhan kepada pasien.
58
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
-Komponen dari pengelolaan alur pasien terutama di rawat inap termasuk:
a. Ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b. Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis,
dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c. Perencanaan tenaga SDM untuk menghadapi penumpukan pasien di
beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di unit gawat
darurat;
d. Alur pasien didaerah dimana pasien menerima asuhan, tindakan, pelayanan
(seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi dan unit
pasca anestesi)
e. Efisiensi pelayanan non-klinik penunjang asuhan dan tindakan kepada
pasien (spt kerumahtanggaan dan transportasi)
f. Pemberian pelayanan ke ranap sesuai kebutuhan pasien
g. Akses pelayanan yg bersifat mendukung (spt pekerja sosial, keagamaan
atau bantuan spiritual, dsb).
...→ 59
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
-Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yg tepat dan bermanfaat utk
mengatasi masalah. Semua staf RS, mulai dari unit ranap, unit GD, staf medik,
keperawatan, administrasi, lingkungan, manajemen risiko, dapat ikut berperan serta
menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh
seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case manager.
60
*Standar ARK 2.3.
RS menetapkan regulasi ttg kriteria pasien yg ditetapkan untuk masuk/keluar
rawat di pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.
Form…(nice to have)
61
ARK.2.3
4. Catatan medis pasien yang D Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan 10 TL
diterima masuk di atau keluar keluar sesuai kriteria,dapat berupa form 5 TS
dari unit intensif atau unit tersendiri untuk kriteria tersebut dalam bentuk 0 TT
spesialistik memuat bukti bahwa checklist.
pasien memenuhi kriteria masuk W • Dokter unit terkait
atau keluar. (D,W) • Perawat unit terkait
• Kepala unit terkait
63
Unit … Nama Pasien
No MR
Form kriteria masuk-keluar
Tgl..
Kriteria masuk (check list)…..
• aaaa…
• bbb…
• ccc…
• ddd…
• …..narasi bila perlu…
DPJP
Ttd
Tgl..
Kriteria keluar (check list)…..
• aaaa…
• bbb…
• ccc…
• ddd…
• …..narasi bila perlu…
DPJP
Ttd
64
Maksud dan Tujuan ARK.2.3.
Unit yg memberikan pelayanan intensif (misalnya a.l. ICU, ICCU, pasca operasi) atau
unit pelayanan spesialistik (misalnya unit luka bakar atau transplantasi organ)
merupakan unit yg mahal dan biasanya menempati ruangan dgn staf terbatas. Setiap
RS harus menetapkan kriteria utk menentukan pasien yg membutuhkan tingkat
pelayanan yg tersedia di unit2 tsb.
Dgn mempertimbangkan bhw pelayanan di unit spesialistik menghabiskan banyak
sumber daya, RS mungkin membatasi hanya pasien dgn kondisi medik yg reversibel
saja yg dapat diterima masuk dan pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir
kehidupan, sesuai dgn peraturan perUUan. Agar konsisten, kriteria menggunakan
prioritas atau parameter diagnostik dan atau parameter obyektif termasuk kriteria
berbasis fisiologis.
65
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Mereka yg berasal dari unit2 GD, intensif atau layanan spesialistik berpartisipasi
menentukan kriteria. Kriteria digunakan utk menentukan penerimaan langsung di
unit, misalnya masuk dari unit GD.
Kriteria juga digunakan utk masuk dari unit2 didalam atau dari luar RS, spt halnya
pasien dipindah dari RS lain. Pasien yg diterima masuk di unit khusus memerlukan
asesmen dan evaluasi ulang utk menentukan apakah kondisi pasien berubah shg
tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik. Misalnya, jika status fisiologis sudah
stabil dan monitoring intensif baik, tindakan lain tidak diperlukan lagi. Ataupun jika
kondisi pasien menjadi buruk sampai pd titik pelayanan intensif atau tindakan khusus
tidak diperlukan lagi, pasien kemudian dapat dipindah ke unit layanan lebih rendah
(seperti unit pelayanan medik atau bedah, rumah penampungan, atau unit pelayanan
paliatif).
66
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Kriteria utk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit pelayanan lebih rendah
harus sama dgn kriteria yg dipakai utk memindahkan pasien ke unit pelayanan
berikutnya. Misalnya, jika keadaan pasien menjadi buruk shg pelayanan intensif
dianggap tidak dapat menolong lagi, maka pasien masuk ke rumah penampungan
(hospices) atau ke masuk ke unit pelayanan paliatif dengan menggunakan kriteria.
67
❖KESINAMBUNGAN PELAYANAN
*Standar ARK. 3.
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan
pasien.
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3)
/ Discharge Planning
Lihat ARK 4, 4.1
68
ARK.3
Yan
Follow-up
P3/Discharge Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel • Ke RS Yan Kes
Penunjang,
Planning • Telpon Primer
Rehab
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
Standard 5: Operational policies and procedures
Written policies, procedures and guidelines for the integrated discharge planning process shall be based
on the Health Service Executive Recommended Practices for Integrated Discharge Planning (Part 3),
shall be available, implemented and shall reflect relevant legislation and published professional
guidance.
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
*Standar ARK. 3.1
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan
pelayanan di RS dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA)
dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.
75
Elemen penilaian ARK.3.1
1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit mencakup a)
s/d e) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit. (R)
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta mencakup
butir f. s/d m. (D,W)
3. Pasien diskrining utk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien
(D,W)
4. Pasien yg mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form
MPP dan selalu diperbaharui utk menjamin komunikasi dengan PPA.(D,W)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dgn
menggunakan perangkat pendukung, spt rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase
asuhan pasien. (D,O,W)
76
ARK.3.1
W • DPJP/PPA lainnya
• Manajer Pelayanan Pasien
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
• Pasien
80
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi masing –
masing PPA adalah sama pentingnya, karena mempunyai peran masing – masing. Pada
integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ketingkat
pelayanan yang berbeda, disini peran MPP penting untuk integrasi tersebut, dengan
komunikasi yang memadai terhadap PPA.
-Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pd pasien, dan mencakup elemen sbb:
• Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga .(lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
• DPJP sbg Ketua tim asuhan pasien oleh PPA (Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1. EP 4)
• PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, dibantu a.l. dgn PPK
(Panduan Praktik Klinis), Panduan Asuhan PPA lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway
terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi).
• Perencanaan Pemulangan Pasien(P3) / Discharge Planning terintegrasi
• Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
• Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager
81
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan
proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan diantara PPA,
MPP, Pimpinan unit dan staf lain sesuai regulasi Rumah sakit mencakup :
a) Pelayanan darurat dan rawat inap
b) Pelayanan diagnostik dan tindakan Area
c) Pelayanan bedah dan non-bedah kerja
MPP
d) Pelayanan rawat jalan
e) Ke Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya di luar RS
82
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut (lihat juga PAP 2).
-Manajer pelayanan pasien (MPP), bukan merupakan PPA aktif, dalam menjalankan
manajemen pelayanan pasien mempunyai :
Peran minimal adalah sbb:
f. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
g. mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pd pasien
h. mengoptimalkan proses reimbursemen
dan dengan Fungsi sbb:
i. Asesmen utk manajemen pelayanan pasien,
j. Perencanaan utk manajemen pelayanan pasien,
k. Komunikasi dan koordinasi
l. Edukasi dan advokasi
m. Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien
83
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Keluaran yg diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien a.l. adalah :
• Pasien mendapat asuhan sesuai kebutuhannya
• Terpeliharanya kesinambungan pelayanan
• Meningkatnya pemahaman pasien dan kepatuhannya terhadap asuhan, serta
meningkatnya kemandirian pasien
• Meningkatnya kemampuan pasien mengambil keputusan
• Meningkatnya keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
• Optimalisasi sistem pendukung pasien
• Pemulangan yang aman
• Meningkatnya kualitas hidup dan kepuasan pasien
DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output MPP/CM : MPP :
▪ Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
▪ Pelayanan yg memenuhi
MPP
• ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd • ARK 3.3. – Transfer
ranap s/d dirumah • MIRM 13.1. – Transfer
▪ Good Patient Care Case • PAP 1 – Keseragaman Asuhan
Manager
(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `
*Sasaran
PPA* Kebutuhan
MPP
Pasien
Pasien
PAP 2.1.
*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan • Penerapan PCC >
*Sasaran terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
• Kolaborasi PPA >
MPP* 5. Kepatuhan thd PPA • Kendali mutu asuhan
6. Kemandirian pasien • Kendali biaya asuhan
ARK 3.1. 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien • Kendali safety asuhan ✓ MPP bukanlah PPA aktif
8. Pemulangan aman ✓ Shift pagi
9. Kesesuaian asuhan dgn ✓ Ratio 1 : 25 Pasien
kebutuhannya - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 10. Kesinambungan pelayanan - Kebutuhan RS
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
Fungsi :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dgn pasien, keluarga, PPA, shg menghasilkan
outcome/hasil asuhan yg diharapkan.
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
97
ARK.3.2
4. Bila dilaksanakan rawat bersama D Bukti penetapan DPJP Utama sesuai kriteria. 10 TL
agar dipilih DPJP Utama sesuai 5 TS
kriteria, sebagai koordinator asuhan W • DPJP 0 TT
pasien. (D,W) • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
• Pasien/keluarga
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi pemberian
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 anti inlamasi &
Paraf.. analgesic
Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP Akhir 24 jam
*Standar ARK.3.3.
RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.
Transfer (intra) RS
Elemen penilaian ARK.3.3.
1. Ada regulasi ttg transfer pasien antar unit pelayanan di dlm RS
dilengkapi dgn form transfer pasien . (R)
2. Form tsb memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)
3. Form tsb memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan diagnostik. (D)
4. Form tsb memuat setiap diagnosis yg dibuat. (D)
5. Form tsb memuat setiap prosedur yg dilakukan.(D)
6. Form tsb memuat obat yg diberikan dan tindakan lain yg dilakukan. (D)
7. Form tsb memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D)
8. Ketentuan tsb dilaksanakan. (D,O,W)
106
ARK.3.3
1. Ada regulasi tentang transfer R Regulasi tentang transfer pasien antar unit 10 TL
pasien antar unit pelayanan di dalam pelayanan di dalam rumah sakit, termasuk 5 TS
rumah sakit dilengkapi dengan form penetapan form transfer yang meliputi EP 2 0 TT
transfer pasien. (R) sampai dengan EP 7.
2. Form tersebut memuat indikasi D Bukti form transfer memuat indikasi 10 TL
pasien masuk dirawat. (D) pasien masuk dirawat. 5 TS
0 TT
6. Form tersebut memuat obat yang D Bukti form transfer memuat obat yang 10 TL
diberikan dan tindakan lain yang diberikan dan tindakan lain yang 5 TS
dilakukan. (D) dilakukan. 0 TT
109
❖PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE),
TINDAK LANJUT
Aspek pemulangan pasien
Standar ARK.4.
RS menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien dari RS
berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
asuhan atau tindakan.
Elemen penilaian ARK.4.
1. Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan
pasien untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien (lihat juga ARK 4.2 dan ARK 4.2.1). (R)
2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
(D,W) .
3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk
keluar meninggalkan RS selama periode waktu tertentu.(R)
4. Ada bukti pelaksanaan ttg pasien yang diizinkan utk keluar meninggalkan
RS selama periode waktu tertentu (D,W)
111
ARK.4
114
*Standar ARK.4.1.
RS bekerja sama / berkoordinasi dengan praktisi kesehatan di luar RS tentang
tindak lanjut pemulangan. - Aspek pemulangan pasien
- P3 / discharge planning
- TL di rumah
Elemen penilaian ARK.4.1
1. Ada bukti pemulangan pasien yg rencana pemulangannya kompleks
(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk ranap melibatkan
semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, utk kesinambungan
asuhan sesuai dgn kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.
(D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan
kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yg berada
di komunitas dimana pasien berada yg bertujuan utk memberikan
bantuan pelayanan.(D)
115
ARK.4.1
117
*Standar ARK.4.2.
Ringkasan pasien pulang dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Link: EP 5 ke utk IGD MIRM
Ringkasan pulang
13.1.1 EP 3
*Elemen penilaian ARK.4.2.
1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik. (D)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien di ranap, diagnosis dan
komorbiditas lain. (D)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yg telah
dikerjakan. (D)
4. Ringkasan pulang memuat obat yg diberikan, termasuk obat setelah
pasien keluar RS. (D)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present)
saat akan pulang RS. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kpd
pasien & keluarga. (D) 118
ARK.4.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ringkasan pulang memuat riwayat D Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat 10 TL
kesehatan, pemeriksaan fisik, dan kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan 5 TS
pemeriksaan diagnostik. (D) diagnostik. 0 TT
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien D Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien 10 TL
dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain. 5 TS
lain. (D) 0 TT
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi D Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur terapi 10 TL
dan tindakan yang telah dikerjakan. (D) dan tindakan yang telah dikerjakan. 5 TS
0 TT
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang 10 TL
diberikan termasuk obat setelah pasien diberikan termasuk obat setelah pasien keluar RS 5 TS
keluar RS. (D) sesuai PKPO 4.3 EP 2. 0 TT
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi 10 TL
kesehatan pasien (status present) saat kesehatan pasien (status present) saat akan pulang 5 TS
akan pulang dari RS. (D) (EP 5 untuk IGD dari RS. 0 TT
dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak 10 TL
tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan/atau keluarga 5 TS
dan keluarga. (D) serta ditandatangani oleh pasien dan/atau keluarga 0 119
TT
Maksud dan Tujuan ARK.4.2.
Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran ttg pasien yg tinggal di RS.
Ringkasan dapat digunakan oleh praktisi yg bertangg-jawab memberikan tindak lanjut
asuhan. Ringkasan memuat hal2 sbb (lihat MIRM 15):
• Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis dan komorbiditas lain
• Temuan fisik penting dan temuan2 lain
• Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yg telah dikerjakan
• Obat yg diberikan selama diranap dgn potensi akibat efek residual setelah obat
tidak diteruskan dan semua obat yg harus digunakan di rumah
• Kondisi pasien (status present)
• Ringkasan memuat instruksi tindak lanjut, agar dihindari istilah anjuran.
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangani oleh pasien/keluarga
karena memuat instruksi.
120
Standar MIRM 15
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua
pasien rawat inap.
122
ARK.4.2.1
126
ARK.4.3
W • DPJP
• Staf klinis
• Staf Rekam Medis
• Komite/tim PMKP
129
(Maksud dan Tujuan ARK.4.3.)
-Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) memuat informasi, termasuk:
• Identifikasi pasien yg menerima asuhan kompleks atau dengan diagnosis
kompleks (seperti pasien di klinik jantung dengan berbagai komorbiditas
antara lain DM tipe 2, Total Knee Replacement, Gagal ginjal tahap akhir
dsb. Atau pasien di klinik neurologik dengan berbagai komorbiditas).
• Identifikasi informasi yg dibutuhkan oleh para DPJP yg menangani pasien
tsb
• Menentukan proses yg digunakan utk memastikan bhw informasi medis yg
dibutuhkan DPJP tersedia dlm format mudah ditelusur (“easy-to-retrieve”)
dan mudah direview .
• Evaluasi dari hasil implementasi proses utk mengkaji bhw informasi dan
proses memenuhi kebutuhan DPJP dan meningkatkan mutu serta
keselamatan pasien
130
Form PRMRJ Nama Pasien :….
133
ARK.4.4
4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai 10 TL
yang memberi asuhan berikutnya dari pasien ARK 5. 5 TS
diberitahu tentang kondisi tersebut. (D) 0 TT
138)
❖ RUJUKAN PASIEN Rujuk
RS hrs “memimpin” rujukan
*Standar ARK.5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar kondisi pasien, untuk
memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai kemampuan fasilitas
kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Elemen penilaian ARK.5
1. Ada regulasi ttg rujukan sesuai peraturan perUUan (R)
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D)
3. RS yg merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yg menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien yg dirujuk. (D,W)
4. Ada kerjasama RS yg merujuk dgn RS yg menerima rujukan dan yg sering
dirujuk. (R)
Elemen2 5, 5.1, 5.2. : (perhatikan a sd f di 5.2.)
1) Indikasi rujuk dan kebutuhan yan selanjutnya 6) Perbekalan : obat, alkes dsb
2) Cari RS yg dpt memenuhi kebutuhan. 7) Form rujukan : a.l. nama staf yg menyetujui
3) MOU RS yang “sering” dirujuk Penerimaan, ada abjad a) sd f)
4) “PIC” proses rujuk : a,l, MPP 8) Transportasi.
5) Pendamping di ambulans 9) Persetujuan pasien
139)
ARK.5
1. Ada regulasi tentang rujukan R Regulasi tentang rujukan termasuk meliputi: 10 TL
sesuai dengan peraturan 1) kewajiban RS mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang 5 TS
perUUan. (R) sesuai kebutuhan pasien 0 TT
2) staf yang bertanggung jawab dalam proses
pengelolaan/penyiapan rujukan sesuai ARK 5.1 EP 1
3) proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman
(ARK 5.1 EP 2, 3, 4 dan ARK 5.2 EP 1).
2. Rujukan pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan kebutuhan 10 TL
sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. 5 TS
kesinambungan asuhan 0 TT
pasien. (D)
3. RS yang merujuk memastikan bahwa D Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat 10 TL
fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. 5 TS
memenuhi kebutuhan pasien yang W • DPJP 0 TT
dirujuk. (D,W) • Staf keperawatan
• Petugas Ambulans
4. Ada kerjasama RS yang merujuk R Regulasi tentang kerjasama RS yang merujuk dengan 10 TL
dengan RS yang menerima rujukan yang RS yang sering dirujuk. 5 TS
sering dirujuk. (R) 0 TT
140
Maksud dan Tujuan ARK.5.
-Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan atas kondisi pasien dan
kebutuhan utk memperoleh asuhan berkesinambungan. Rujukan pasien a.l. utk
memenuhi kebutuhan pasien atau konsultasi spesialistik dan tindakan, serta
penunjang diagnostik. Jika pasien dirujuk ke RS lain, yg merujuk harus memastikan
fasilitas kesehatan penerima menyediakan pelayanan yg dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas menerima pasien.
-Diperoleh kepastian terlebih dahulu dan kesediaan menerima pasien serta
persyaratan rujukan diuraikan dalam kerjasama formal atau dalam bentuk
perjanjian. Ketentuan spt ini dapat memastikan adanya kesinambungan asuhan
tercapai dan kebutuhan pasien terpenuhi. Rujukan terjadi juga ke fasilitas kesehatan
lain dgn atau tanpa ada perjanjian formal.
141)
*Standar ARK.5.1
RS menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan
aman.
Proses Rujuk
Elemen Penilaian ARK 5.1
1. Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan, termasuk utk
memastikan pasien diterima di RS rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan
pasien. (D,W)
2. Selama proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai kondisi pasien yg
selalu memonitor dan mencatatnya dlm rekam medis. (D,W)
3. Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan dan peralatan medis sesuai kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)
4. Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yg menerima.
(D,O,W)
5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yg dibutuhkan tidak dapat
dilaksanakan. (D)
142)
ARK.5.1
145)
(Maksud dan Tujuan ARK 5.1.)
-Proses ini menangani :
• Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan, termasuk utk memastikan
pasien diterima di RS rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien.
• Selama dlm proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai kondisi pasien yg selalu
memonitor dan mencatatnya dlm rekam medis.
• Dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan
dan peralatan medis yg dibutuhkan selama proses rujukan.
• Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yg menerima
-RS melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan dari proses rujukan utk
memastikan pasien telah ditransfer dengan staf yg kompeten dan dengan peralatan
medis yg tepat.
146)
*Standar ARK.5.2
RS menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan di catat di rekam
medik pasien.
Proses Rujuk
(Lihat M+T : a) s/d f)
Elemen Penilaian ARK 5.2.
1. Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yg
menerima dan nama orang yg menyetujui menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi
pasien dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut.(D)
3. Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yg sudah
dilakukan. (D)
4. Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan
pasien. (lihat PMKP 7) (D,O.W)
147)
ARK.5.2
1. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat nama dari fasilitas 10 TL
nama dari fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan yang menerima dan nama 5 TS
kesehatan yang menerima dan orang yang menyetujui menerima pasien. 0 TT
nama orang yang menyetujui
menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat alasan pasien 10 TL
alasan pasien dirujuk, memuat dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan 5 TS
kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. 0 TT
pelayanan lebih lanjut. (D)
3. Dokumen rujukan juga D Bukti form rujukan memuat prosedur dan 10 TL
memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan. 5 TS
intervensi yang sudah 0 TT
dilakukan. (D)
4. Proses rujukan dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam 10 TL
dalam aspek mutu dan aspek mutu dan keselamatan pasien. 5 TS
keselamatan pasien. (lihat O Evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan 0 TT
PMKP.7) (D,O.W) keselamatan pasien.
W • DPJP, Komite/tim PMKP, Kepala instalasi
rawat inap/kepala ruang rawat inap
• Staf keperawatan, Petugas Ambulans 148
Maksud dan Tujuan ARK.5.2.
Informasi ttg pasien dirujuk disertakan bersama dgn pasien utk menjamin
kesinambungan asuhan. Dokumen rujukan berisi :
a) Identitas pasien
b) Hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang) yg telah dilakukan
c) Diagnosis kerja
d) Terapi dan / atau tindakan yg telah diberikan
e) Tujuan rujukan
f) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yg memberikan pelayanan
rujukan
149)
(Maksud dan Tujuan ARK.5.2.)
-Dokumentasi juga memuat nama fasyankes dan nama orang di fasyankes yg
menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (spt kalau ruangan
tersedia di penerima rujukan, atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi
pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal
atau membutuhkan resusitasi).
-Dokumen lain yg diminta sesuai kebijakan RS (misalnya, tanda tangan perawat
atau dokter yg menerima, nama orang yg memonitor pasien dalam perjalanan
rujukan) masuk dalam catatan
150)
❖ TRANSPORTASI
*Standar ARK.6 Transportasi pasien
RS menetapkan regulasi ttg transportasi dalam proses merujuk,
memindahkan atau pemulangan, pasien rawat inap dan rawat jalan utk
memenuhi kebutuhan pasien.
Elemen Penilaian ARK.6.
1. Ada regulasi utk proses transportasi pasien sesuai kebutuhannya yg meliputi
asesmen kebutuhan transportasi bagi pasien yg akan dirujuk atau
dipulangkan, obat, bahan medis habis pakai, alat kes dan peralatan medis
sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. (R)
2. Berdasarkan hasil asesmen, alat transportasi yg digunakan utk rujukan harus
sesuai dgn kondisi dan kebutuhan pasien dan memenuhi ketentuan
keselamatan transportasi termasuk memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)
3. Bila alat transportasi yg digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau
pasien dgn penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi (Lihat
PPI.7.1) (D,O,W)
4. Ada mekanisme utk menangani keluhan proses transportasi dalam rujukan.
(D,W) 151)
ARK.6
154)
(Maksud dan Tujuan ARK.6.)
-Jenis kendaraan utk transportasi berbagai macam, mungkin ambulans atau lain
kendaraan milik RS atau berasal dari sumber yg diatur oleh keluarga atau teman.
Jenis kendaraan yg diperlukan tergantung kondisi dan status pasien.
155)
(Maksud dan Tujuan ARK.6.)
-Jika RS membuat kontrak layanan transportasi, RS harus dapat menjamin bahwa
kontraktor harus memenuhi standar utk mutu dan keselamatan pasien dan
kendaraan. Jika layanan transpor diberikan oleh Kementerian Kesehatan/ Dinas
Kesehatan, perusahaan asuransi, atau organisasi lain yg tidak berada dalam
pengawasan RS, masukan dari RS ttg keselamatan dan mutu transpor dapat
memperbaiki kinerja penyedia pelayanan transpor.
-Dalam semua hal, RS melakukan evaluasi thd mutu dan keselamatan pelayanan
transportasi. Ini termasuk penerimaan, evaluasi, tindak lanjut keluhan terkait
pelayanan transportasi.
156)
Semila AP
Asesmen Pasien
158
1 Stand AP 1 4 13 Stand AP 5 5 30 Stand AP 6 5
2 Stand AP 1.1 5 14 Stand AP 5.1 6 31 Stand AP 6.1 6
3 Stand AP 1.2 7 15 Stand AP 5.2 4 32 Stand AP 6.2 4
4 Stand AP 1.3 5 16 Stand AP 5.3 4 33 Stand AP 6.3 4
5 Stand AP 1.4 3 17 Stand AP 5.3.1 4 34 StandAP6.3.1 4
6 Stand AP 1.4.1 3 18 Stand AP 5.3.2 4 35 Stand AP 6.4 3
7 Stand AP 1.5 3 19 Stand AP 5.4 3 36 Stand AP 6.5 9
8 Stand AP 1.6 2 20 Stand AP 5.5 9 37 Stand AP 6.6 4
9 Stand AP 2. 4 21 Stand AP 5.6 3 38 Stand AP 6.7 6
10 Stand AP 2.1 2 22 Stand AP 5.7 7 39 Stand AP 6.8 4
11 Stand AP 3 3 23 Stand AP 5.8 3
12 Stand AP 4 3 24 Stand AP 5.9 5
25 Stand AP 5.9.1 2
26 Stand AP 5.10 4
27 Stand AP 5.11 3
28 Stand AP5.11.1 2
29 Stand AP5.11.2 2
AP sj 12 S-44 EP/ Lab 17 S-70 EP/ RIR 10 S-49 EP 39 Std 163 EP
Beberapa Prinsip Proses Asesmen
1. Dasar : Pelayanan Berfokus pd Pasien/PCC, APT (Asuhan Pasien Terintegrasi) dan
IAR
2. Asesmen :
• Assmen cepat : AP 1.5, SKP 6
• Asesmen Awal : AP 1, 1.1, 1.2, 1.3.
• Asesmen lanjutan : SKP 6
• Asesmen Ulang : AP 2, 2.1.
3. Asesmen Tambahan sesuai populasi pasien : AP.1.6
4. Asesmen awal oleh 2 profesi medis & keperawatan : IGD, Rajal, Ranap
5. Asesmen Awal menggali (isi) minimal : AP 1 sd 1.3 & PKPO 4 :
1. status fisik, 7. risiko jatuh, NB. : M-T : Dalam melakukan asesmen, penggalian
2. psiko-sosio-spiritual, 8. asesmen fungsional, elemen a) s/d l) dapat dilakukan sesuai dgn kebutuhan
3. ekonomi, 9. risiko gizi, profesi antara medis dan keperawatan yg diatur oleh RS.
4. riwayat kesehatan pasien, 10.kebutuhan edukasi, Proporsi penggalian elemen antara profesi medis dan
5. riwayat alergi, 11.Perencanaan Pemulangan keperawatan disesuaikan dgn keunikan RS, misalnya pd
6. asesmen nyeri, → PQRST Pasien (Discharge Planning). RS Umum porsi keperawatan akan lebih luas, pd RS
12. Riwayat Penggunaan Obat Jiwa porsi medis lebih luas.
Lanjutan Beberapa Prinsip Proses Asesmen…..
5. Jumlah dan Jenis (spesialis) Asesmen Awal ditetapkan RS. Medis :
misalnya PD, Bedah, Anak, Obgin dsb. Keperawatan : misalnya Dewasa, Anak,
Maternitas dsb.
Asesmen awal
Elemen Penilaian AP.1.
1. RS menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan sesuai a) sampai dengan l) di maksud dan tujuan (R)
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis.
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
keperawatan (D,W)
4. Ada bukti keterlibatan keluarga dlm melengkapi asesmen awal.(D,W) (lihat
HPK 2 EP1)
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan
pasien terintegrasi, masing2 melakukan asesmen berbasis pengumpulan
Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana asuhan (IAR), dengan
DPJP sebagai ketua tim asuhan yg mengintegrasikan asuhan, termasuk
menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
-Untuk asesmen keperawatan rawat jalan, rumah sakit dapat mempolakan pelaksanaan asesmen
tersebut secara sentral, yang terbagi sesuai kebutuhan (keperawatan dewasa, keperawatan anak,
keperawatan bedah, keperawatan maternitas dsb).
-Pada rawat jalan, asesmen awal dilakukan pada pasien baru, pasien dengan diagnosis baru,
pasien dengan diagnosis yang sama pada kunjungan kedua yang jarak waktunya lama, sesuai
regulasi rumah sakit lebih dari satu bulan pada diagnosis akut, atau misalnya tiga bulan pada
penyakit yang kronis.
AP.1
W • DPJP
• PPJA
• MPP 174
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat
kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural
dan spiritual pasien.
W • PPJA
• Dietisien
183
• Pasien/keluarga
Standar AP. 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko
jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
Asesmen awal –
Kebutuhan fungsional, Risiko jatuh
Elemen Penilaian AP.1.4.1
1. RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan risiko jatuh,
yg dikembangkan bersama staf yg kompeten dan berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat
SKP 6) (D,W)
3. Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk risiko jatuh,
memperoleh asuhan yg sesuai ketentuan RS. (D,W)
AP.1.4.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen R • Regulasi tentang kriteria asesmen 10 TL
kebutuhan fungsional dan risiko jatuh, kebutuhan fungsional dan risiko - -
yang dikembangkan bersama staf yang jatuh 0 TT
kompeten dan berwenang. (R) D
• Bukti rapat penetapan kriteria
kebutuhan fungsional dan risiko
jatuh, dengan keterlibatan staf yang
kompeten (D)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan D Bukti dalam RM tentang skrining 10 TL
fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat kebutuhan fungsional dan risiko jatuh 5 TS
SKP 6) (D,W) 0 TT
W • PPJA
• Pasien/Keluarga
3. Pasien dengan kebutuhan fungsional D Bukti dalam RM hasil skrining 10 TL
lanjutan termasuk risiko jatuh, kebutuhan fungsional dan risiko jatuh 5 TS
memperoleh asuhan yang sesuai memperoleh asuhan yang sesuai 0 TT
ketentuan RS. (D,W) ketentuan RS
W • PPJA
• Pasien/Keluarga 185
Maksud dan Tujuan AP.1.4 dan AP 1.4.1
Informasi yg diperoleh pd asesmen awal medis dan atau asesmen awal
keperawatan, dapat menunjukkan kebutuhan asesmen lebih lanjut atau lebih
mendalam ttg status nutrisional (al : metode MST- Malnutrition Screening Tools),
fungsional (al: dgn metode Barthel Index) termasuk risiko pasien jatuh (Lihat juga,
SKP.6).
Asesmen lebih mendalam dibutuhkan utk identifikasi pasien yg memerlukan
intervensi nutrisi, layanan rehabilitasi atau layanan lain terkait kemampuan untuk
berfungsi mandiri. Secara umum seleksi dilakukan melalui evaluasi sangat
sederhana, mendalam thd pasien utk menentukan apakah pasien menunjukkan
gejala sebagai sebuah risiko yg kemudian dibutuhkan asesmen lebih lanjut secara
mendalam. Misalnya, asesmen awal keperawatan memuat kriteria dasar utk
menyaring status nutirisional, seperti ada lima atau enam pertanyaan sederhana yg
menghasilkan skor angka terkait dengan intake makanan yang menurun, berat
badan menurun selama 3 bulan yg lalu, mobilitas dsb.
Jumlah angka (skor) akan menunjukkan risiko nutrisional pasien yg membutuhkan
asesmen nutrisional lebih lanjut secara mendalam
(Maksud dan Tujuan AP.1.4 dan AP 1.4.1)
Pada setiap kasus, kriteria pemeriksaan digunakan oleh staf yang kompeten dan
diberi kewenangan yg mampu melakukan asesmen lebih lanjut, jika perlu,
memberikan pelayanan yg diperlukan. Misalnya, kriteria pemeriksaan risiko
nutrisional dibuat oleh perawat yg menggunakan kriteria, dietisen yg memberi saran
intervensi diet, dan nutrisionis yg akan mengintegrasikan kebutuhan nutrisi dgn
kebutuhan lain pasien.
Informasi yang dikumpulkan dlm asesmen awal medis dan keperawatan termasuk
asesmen lain yg dibutuhkan a.l. utk: gigi, pendengaran, penglihatan, dsb. Setelah
pemulangan di RS dilanjutkan asuhan di komunitas.
Standar AP.1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika
ada nyeri dilakukan asesmen
Elemen Penilaian AP 1.5. Skrining Nyeri
1. RS menetapkan regulasi pasien diskrining utk rasa nyeri (lihat juga PAP.6,
EP 1). (R)
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen
lebih mendalam, sesuai dgn umur pasien, dan pengukuran intensitas dan
kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya.
(D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)
3. Asesmen dicatat sedemikian shg memfasilitasi asesmen ulangan yg
teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yg dikembangkan oleh RS dan
kebutuhan pasien. (D,W)
@ Standar PAP.6. @Standar HPK 2.5 : RS
RS menetapkan mendukung hak pasien
pelayanan pasien terhadap asesmen dan
untuk mengatasi nyeri. manajemen nyeri yang tepat.
AP.1.5
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi pasien R Regulasi tentang skrining 10 TL
diskrining untuk rasa nyeri (lihat juga nyeri/asesmen cepat (rapid - -
PAP.6, EP 1). (R) assessment), termasuk asesmen 0 TT
lanjutan yang mendalam (PQRST)
terhadap nyeri sesuai dengan AP 1.5 EP
2, termasuk lokasi pencatatannya.
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri D 1) Bukti dalam RM tentang skrining 10 TL
pada asesmen awal, lakukan asesmen 2) Bukti dalam RM tentang asesmen 5 TS
lebih mendalam, sesuai dengan umur nyeri 0 TT
pasien, dan pengukuran intensitas dan
kualitas nyeri seperti karakter, W • DPJP/PPJA
kekerapan/frekuensi, lokasi dan • Pasien/Keluarga
lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)
3. Asesmen dicatat sedemikian D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang 10 TL
sehingga memfasilitasi asesmen rasa nyeri dan tindak lanjutnya 5 TS
ulangan yang teratur dan tindak lanjut 0 TT
sesuai kriteria yang dikembangkan W • DPJP/PPJA
oleh RS dan kebutuhan pasien. (D,W) • Pasien/Keluarga.
189
Maksud dan Tujuan AP.1.5
Pada situasi keluhan nyeri dilakukan skrining/ asesmen cepat (rapid assessment)
digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang merasakan nyeri, dilanjutkan dengan
asesmen lanjutan yang mendalam.
Contoh pertanyaan yang dapat dipakai pada skrining sebagai berikut:
• Apakah anda merasa sakit sekarang?
• Apakah rasa sakit anda menghalangi tidur malam anda?
• Apakah rasa sakit anda menghalangi anda beraktivitas?
• Apakah anda merasakan sakit setiap hari?
Jawaban positif dari pertanyaan pertanyaan ini menandakan ada kebutuhan dilakukan
asesmen lanjutan yang mendalam terhadap nyeri pasien (misalnya PQRST,
provokasi,kualitas,penjalaran,skor/keparahan,waktu). Cakupan tindakan berdasar
asuhan dan pelayanan yang tersedia
Untuk pasien ranap, jika diketahui ada nyeri segera dilakukan asesmen lebih dalam.
Asesmen ini disesuaikan dgn umur pasien dan mengukur intensitas dan kualitas rasa
nyeri, seperti karakteristik rasa nyeri, frekuensi, lokasi dan lamanya. Informasi
tambahan dapat diberikan seperti riwayat rasa nyeri, apa yg menyebabkan rasa
nyeri berkurang atau bertambah, apa keinginan pasien utk menghilangkan rasa
nyeri, dsb (misalnya PQRST) . Asesmen dicatat demikian rupa utk memudahkan
asesmen ulang rutin dan tindak lanjut sesuai kriteria yg ditetapkan RS dan kebutuhan
pasien.
Asesmen tambahan
Standar AP.1.6.
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien
tertentu.
Standar AP.2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan - Urutan lembar dlm RM
- Penataan “on going”
didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan - CPPT
kembali dalam rekam medis.
Elemen Penilaian AP.2.1
1. RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar2 RM agar mudah dicari kembali diakses dan
terstandar, PPA dpt menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam medis. (R)
2. Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)
AP.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang asesmen 10 TL
asesmen ulang oleh DPJP, ulang, intervalnya oleh DPJP, - -
perawat dan PPA lainnya untuk PPJA dan profesional pemberi 0 TT
evaluasi respons pasien asuhan (PPA) lainnya untuk
terhadap asuhan yang diberikan evaluasi respons pasien
sebagai tindak lanjut. (lihat juga, terhadap asuhan yang diberikan
ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; PKPO.7) sebagai tindak lanjut.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang 10 TL
asesmen ulang medis pelaksanaan asesmen ulang - -
dilaksanakan minimal satu kali medis dilaksanakan minimal 0 TT
sehari, termasuk akhir minggu / satu kali sehari, termasuk akhir
libur untuk pasien akut (D,W) minggu/libur untuk pasien akut
W • DPJP
KARS, • Pasien/keluarga
Nico A. Lumenta 196
AP.2
W • PPJA
• Pasien/keluarga
4. Ada bukti asesmen ulang oleh D Bukti dalam RM tentang 10 TL
PPA lainnya dilaksanakan asesmen ulang yang dilakukan 5 TS
dengan interval sesuai regulasi oleh PPA lainnya 0 TT
RS. (D,W) W
• PPA lainnya
• Pasien/keluarga
202
Standar AP.3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan
melakukan asesmen awal dan asesmen ulang.
W • PPA
• Pasien/keluarga
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan D Bukti dalam RM tentang asesmen gawat 10 TL
oleh PPA yang kompeten dan darurat dilaksanakan oleh PPA yang 5 TS
berwenang. (D,W) kompeten dan berwenang 0 TT
W • PPA
• Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 204
Maksud dan Tujuan AP.3
Asesmen awal dan asesmen ulang pasien adalah proses penting/kritikal, memerlukan
pendidikan khusus, pelatihan, pengetahuan dan keahlian bagi PPA dan telah
mendapatkan SPK dan RKK termasuk asesmen GD. Identifikasi bagi mereka yang
memenuhi syarat melakukan asesmen dan tangg-jawabnya ditentukan secara tertulis.
Asesmen dilakukan oleh setiap disiplin/ PPA dalam lingkup prakteknya, izin, peraturan
perUUan, dan sertifikasi.
AP.3
211
Maksud dan Tujuan AP.4
-PPA bekerja secara tim, menerapkan praktik kolaborasi interprofessional, memberikan
asuhan pasien terintegrasi yang merupakan integrasi inter PPA, dengan kontribusi profesi
tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat dan bersifat horizontal. Kolaborasi
interprofessional adalah bagian penting dari asuhan pasien terintegrasi, dan memerlukan
kompetensi untuk berkolaborasi dalam ranah: nilai dan etik values/ethics), peran dan
tanggung jawab-tanggung gugat (roles/responsibilities), komunikasi interprofessional
(interprofessional communication), kerjasama tim (teams and teamwork).
-Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC).
Hasil asesmen yg terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yg bersifat
integrasi horisontal maupun vertikal, dgn elemen:
a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
b) PPA bekerja dlm tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar
Pelayanan Profesi masing2.
c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien & keluarga. (lihat AP 4, PAP 2,
PAP 5)
e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi
f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
(Maksud dan Tujuan AP.4)
Banyak pasien mungkin menjalani berbagai bentuk asesmen diluar atau didalam RS
oleh berbagai unit kerja. Hasilnya adalah, tersedia banyak bentuk informasi, hasil
tes, data yang ada di rekam medis pasien. Akan bermanfaat bagi pasien jika PPA yg
bertangg-jawab thd pasien bekerja sama melakukan analisis (metode IAR) temuan
asesmen dan menggabungkan informasi menjadi sebuah gambaran komprehensif
kondisi pasien. Dari kolaborasi ini, kebutuhan pasien teridentifikasi, ditentukan
urutan prioritas, dan keputusan ttg asuhan dibuat. Integrasi temuan akan
memudahkan kooordinasi asuhan pasien (lihat juga, AP 2, PAP.2)
Proses bekerjasama adalah sederhana dan informal jika kebutuhan pasien tidak
kompleks. Pertemuan resmi tim, rapat ttg pasien, visite Bersama, ronde klinik,
mungkin dibutuhkan sesuai dgn kebutuhan pasien yg kompleks atau dengan pasien
yg kebutuhannya tidak jelas. Pasien, keluarga pasien dan lainnya, yg membuat
keputusan atas nama pasien dilibatkan dlm proses membuat keputusan, jika perlu.
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,
MHKes, FISQua 214