Anda di halaman 1dari 214

KELAS ON LINE

ASESOR INTERNAL RUMAH SAKIT


KERJASAMA KARS DENGAN ARSAMA
12 – 13 Oktober 2021

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua

1
Fakultas Kedokteran Konsultan Nefrologi
Univ Kristen Indonesia, Perhimpunan Nefrologi
1970 Indonesia, 1982

Sekolah Tinggi
Magister Manajemen Manajemen PPM
Jakarta, 1994

Univ Katolik
Lahir : Magister Hukum
Kesehatan
Soegijapranata
Magelang Semarang, 2013

5 Nov 1943
Fellowship of The
International Society
FISQua,
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, for Quality in Health
Care, 2020
MM, MHKes, FISQua
(Mei 22021)
• Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem
Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020 Wakil
Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua
IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS sejak th
2012
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal KARS
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996 KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993,
1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi Manajemen PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
4
ReDOWSKo - Skenario Asuhan untuk Medis &
Keperawatan
Semila ARK
Semila AP
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1.
Jml Jml
No Bab
Std EP
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 37
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) 27 99
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) 20 70
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO) 21 80
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) 13 49
9 Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMKP) 19 80
10 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) 28 103
11 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) 28 127
12 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) 24 105
13 Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS) 26 96
14 Manajemen Informasi & Rekam Medis (MIRM) 21 77
15 Program Nasional 12 58
16 Integrasi Pendidikan Kes dlm Pelayanan RS (IPKP) 6 21
TOTAL JUMLAH STANDAR & ELEMEN PENILAIAN 338 1346
Asuhan
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
Pasien
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE) (7 BAB)

II. KELOMPOK STANDAR (PMKP,PPI,TKRS,


STANDAR MANAJEMEN RS MFK, KKS, MIRM)
NASIONAL AKREDITASI (6 BAB)
RUMAH SAKIT
ED 1 III. SASARAN KESELAMATAN
PASIEN SKP

PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI

V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
Standar – EP Asuhan Pasien
Jml Jml
No Bab
Std EP
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 37
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) 27 99
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) 20 70
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO) 21 80
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) 13 49
TOTAL JUMLAH STANDAR & ELEMEN PENILAIAN 174 679

174 679
Asuhan Pasien : Std EP
Pola SEMILA
Vertikal & Horizontal

9
SNARS 1.1.
15/16 Bab SEMILA Wajib/
Nice to have
338 Std - 1346 EP

ReDOWSKo Pembuktian
15/16 Bab - Internasional
15/16 Bab - Paripurna Skor
12 Bab - Utama 10 - TL
8 Bab - Madya 5 - TS
4 Bab - Dasar 0 - TT
(Nico Lumenta, 2020)
SKENARIO ASUHAN UNTUK MEDIS DAN KEPERAWATAN
1 Skenario IGD
2 Skenario Asesmen Awal
3 Skenario Pendafaran Pasien (Admisi)
4 Skenario Asesmen Awal Rawat Inap
5 Skenario Rawat Inap
6 Skenario Manajemen Nyeri
7 Skenario Pelayanan Bedah
8 Skenario Merujuk Pasien
9 Skenario Pasien Terminal
10 Skenario Pelayaman Farmasi
11 Skenario Pelayanan Rekam Medis
12 Skenario Pelayanan Berfokus pada Pasien (Patent Centred
Care) dan Asuhan Pasien Terintegrasi
(Hal 173 sd 241)
SKENARIO MANAJEMEN
1 Skenario Organisasi Rumah Sakit
2 Skenario Kontrak
3 Skenario Mutu
4 Skenario Manajemen SDM
5 Skenario Rekrutmen
6 Skenario Rawat Inap (Manajemen)
7 Skenario Pelayanan Farmasi (Manajemen)
8 Skenario PPI
(Hal 242 sd 291)
Surveior
Surveior akreditasi terdiri dari :
 Surveior Manajemen yaitu tenaga medis yang ahli perumah sakitan
 Surveior Medis yaitu para dokter spesialis
 Surveior Keperawatan yaitu para perawat.
 Surveior lainnya : ahli rekam medis, apoteker, dan lain sebagainya akan ditugaskan bila ada survei
terfokus yang memerlukan keahliannya.
S.Manajemen S.Medis S.Keperawatan
Std EP Std EP Std EP
PKPO 21 80 ARK 23 100 HPK 27 99
PMKP 19 80 AP 39 163 MKE 13 49
TKRS 28 127 PAP 21 81 PPI 28 103
MFK 24 105 PAB 20 70 SKP 10 37
KKS 26 96 Prog.Nas 12 58 MIRM 21 77
IPKP 6 21
Total 118 488 121 493 99 365
Total : 338 Standar – 1346 EP (v2012:S323,EP1237) 13
Proses Penilaian Survei Skenario
Metode “Kuno” → Dengan alat bantu Skenario R-D-O-W-S-K
ARK : 23 S - 100 EP
ARK : 23 S - 100 EP IGD
R-D-O-W-S-Ko
AP : 39 S - 163 EP AP : 39 S - 163 EP
Poli-Rawat Jalan

PAP : 21 S – 81 EP Unit Rawat Inap PAP : 21 S – 81 EP

PAB : 20 S - 70 EP Kamar Bedah PAB : 20 S - 70 EP

ProgNas : 12 S - 58 EP Unit2 Lain …XX.. ProgNas : 12 S - 58 EP

IPKP : 6 S – 21 EP IPKP : 6 S – 21 EP

(Yg lain idem dito IGD)


(Yg lain idem dito ARK)
Nico Lumenta
03-2021
Nico Lumenta
03-2021
Hari 1 Hari 2 dst

1 Asesmen Awal (M,Pwt) Asesmen Ulang (PPA) dst


(AP 1, 1.1, 1.2, 1.3, MIRM 13 ep2) (AP 2, 2.1, PAP 2.1, MIRM 13 ep2)

Asesmen Awal Asesmen Lanjutan Asesmen Ulang

2 Asesmen Awal

Asesmen Cepat/ Asesmen Lanjutan Asesmen Ulang dst


Rapid Assessment
(AP 1.5. ep1, SKP 6 ep2) (AP 2, 2.1, PAP 2.1.)
(AP 1.5. EP 2 & 3., SKP 6 ep3)
Proses Asuhan Pasien
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
1. Informasi dikumpulkan : Asesmen
I Awal
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
PPA : 2. Analisis informasi :
Dokter
A Asesmen
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Ulang
Perawat Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
SOAP
Apoteker 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : Triple Aim PCC :
Dietisien R 1. Sasaran PPA
Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Lainnya Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien 2. Sasaran /
Harapan Pasien
3. Sasaran MPP
2 Pemberian Pelayanan,
Implementasi Rencana,
Intervensi, Monitoring
Asesmen Ulang (KARS, 2012)
Proses Asuhan Pasien
2 blok proses, oleh masing2 PPA
1. Asesmen Pasien → “IAR”
S 1. INFORMASI DIKUMPULKAN : anamnesa, pemeriksaan Std AP 1, 1.1, 1.2, 1.3,
O fisik, pemeriksaan lain / penunjang, dsb I 1.4, 1.4.1, 1.5, 4

2. ANALISIS INFORMASI : menghasilkan kesimpulan a.l.A Std ARK 1, 1.1, 1.2,


A Masalah, Kondisi, Diagnosis, 2.3, 3.3, 4, 4.1, 4.2,
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien 4.3, 5, 5.2. Std AP
1.1, 1.2, 1.3.
P R Std ARK 2.1. Std PAP
3. RENCANA PELAYANAN / Plan of Care,
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien 2, PAP 2.1, 5, Std AP
2, PAB 5, 7, 7.3.

2. Implementasi Rencana, Std ARK 3.2. Std PAP


Pemberian Pelayanan, 2, EP 2, PAP 5 EP 2 &
3, PAB 3 EP 5, 5.3, 6,
Intervensi,Monitoring 7.3,
25
Asuhan Pasien : 1 ASESMEN
▪ Asesmen-IAR PASIEN
▪ Pemberian Pelayanan
(Periksa Pasien)

MANAJEMEN
▪ Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
→ IAR

2 PEMBERIAN-
Profesional PELAYANAN /
Pemberi
ASUHAN
Asuhan
PASIEN IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING

UNIT
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
26
27
BAB 1. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (ARK)

No Standar Elemen No Standar Elemen


Penilaian Penilaian
1 ARK.1. 6 14 ARK.4.1 2
2 ARK.1.1. 5 6
15 ARK.4.2.
3 ARK.1.2. 4
16 ARK.4.2.1 4
4 ARK.1.3 2
17 ARK.4.3. 4
5 ARK.2 7
18 ARK.4.4 5
6 ARK.2.1 4
3 19 ARK.4.4.1 3
7 ARK.2.2
8 ARK.2.3 4 20 ARK.5. 4
9 ARK.3 2 21 ARK.5.1 5
10 ARK.3.1 6 22 ARK.5.2 4
11 ARK.3.2 4 23 ARK 6. 4
12 ARK.3.3 8 23 Std 100 EP
13 ARK. 4. 4
28
PROSES PENERIMAAN PASIEN KE RS
❖ SKRINING
*Standar ARK.1
RS menetapkan regulasi ttg penerimaan pasien di ranap atau pemeriksaan pasien di
rajal sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yg telah diidentifikasi sesuai misi
serta sumber daya RS yg ada.
Skrining → menentukan
kebutuhan pasien
Elemen Penilaian ARK.1.
1. Ada regulasi utk proses skrining baik di dalam maupun di luar RS termasuk pemeriksaan
penunjang yg diperlukan/spesifik utk menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk.(R)
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam maupun di luar RS. (D,W)
3. Ada proses pemeriksaan penunjang yg diperlukan/spesifik utk menetapkan apakah pasien
diterima atau dirujuk. (D,W)
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dgn kemampuan RS
(lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
5. Pasien diterima bila RS dapat memberi pelayanan rajal dan ranap yg dibutuhkan
pasien.(D,O,W)
6. Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yg
dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
(Asesmen, IAR) 29
ARK.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi untuk proses skrining baik di R Regulasi tentang skrining baik di dalam 10 TL
dalam maupun di luar rumah sakit termasuk maupun di luar RS termasuk pemeriksaan 5 TS
pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik penunjang, antara lain berdasarkan PPK. 0 TT
untuk menetapkan apakah pasien diterima atau
dirujuk. (R)
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam D Bukti tentang pelaksanaan skrining yang digunakan 10 TL
maupun di luar RS. (D,W) di dalam, termasuk bila menggunakan jalur cepat / 5 TS
W fast track, maupun di luar rumah sakit. 0 TT
• Staf medis, Staf keperawatan
3. Ada proses pemeriksaan penunjang yang D Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang 10 TL
diperlukan/spesifik untuk menetapkan digunakan untuk skrining sesuai a.l. PPK. 5 TS
apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W) (Panduan Praktik Klinik) 0 TT
W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf klinis laboratorium dan radiologi
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan D 1) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam 10 TL
apakah kebutuhan pasien sesuai dengan medis. 5 TS
kemampuan RS (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). 2) Daftar jenis pelayanan 0 TT
(D,W) W • Staf medis
• Staf keperawatan
30
ARK.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


5. Pasien diterima bila RS dapat D Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis. 10 TL
memberi pelayanan rawat jalan dan 5 TS
rawat inap yang dibutuhkan O Kesesuaian pemberian pelayanan rawat jalan dan rawat 0 TT
pasien.(D,O,W) inap yg dibutuhkan pasien.

W • Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf admisi

6. Pasien tidak dirawat, tidak D 1) Bukti hasil pemeriksaan penunjang yang digunakan 10 TL
dipindahkan atau dirujuk sebelum untuk skrining . 5 TS
diperoleh hasil tes yang dibutuhkan 2) Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam medis. 0 TT
tersedia.(D,O,W)
O Lihat waktu penerimaan hasil pemeriksaan penunjang
untuk memutuskan untuk dirawat atau dirujuk.

W • Staf medis
• Staf keperawatan 31
Diskusi

ARK 1.
1. Skrining : utk menentukan kebutuhan pasien → IAR (Asesmen Pasien) → oleh PPA : Dr &/
Perawat. Dibantu dgn proses ”Fast Track” dsb.
2. Didalam : di RS : Rajal, IGD, termasuk yg dirujuk ke RS kita. Diluar : dilokasi pasien, a.l.
dirumahnya
3. Skrining (penapisan) : *kebutuhan pasien :pelayanan GD (ARK 1.1), *kebutuhan pasien :
pelayanan prev-kuratif-paliatif-rehab (ARK 1.2), *khusus : daftar negatif.
4. Pasien diterima hanya apabila RS dapat/mampu menyediakan kebutuhan pelayanan
Ranap & Rajal yg tepat.
5. Tes diagnostik dlm proses IAR → perlu ada PPK/CP
6. Ada skrining juga pada Asesmen Awal : utk menentukan Risiko Nutritional & Kebutuhan
Fungsional, Risiko Jatuh di AP 1.4, 1.4.1, utk menentukan Nyeri AP 1.5

32
Maksud dan Tujuan ARK.1.
-Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya RS bergantung pada informasi yang
didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya melalui skrining pada saat kontak pertama.
-Skrining di dalam RS dilaksanakan melalui jalur cepat (fast track) kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, atau pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing.
-Skrining di luar RS dapat dilakukan di tempat pasien, atau di ambulans. Keputusan untuk mengobati,
mengirim atau merujuk dibuat setelah ada evaluasi hasil skrining. Bila RS mempunyai kemampuan
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misi dan kemampuan pelayanannya,
maka dipertimbangkan untuk menerima pasien ranap atau pasien rajal.
-RS dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu untuk populasi pasien tertentu sebelum
ditetapkan pasien dapat dilayani. RS dapat menetapkan untuk skrining terhadap kasus tertentu
misalnya pasien curiga TB Paru harus diperiksa tes MDR (Multi Drug Resistance), contoh lain pasien
diare aktif harus diperiksa clostridium difficile, atau pasien tertentu diperiksa Staphylococcus aureus
yang resisten terhadap methicillin. Tes spesifik tertentu atau evaluasi tertentu dilakukan jika RS
mengharuskannya, sebelum diputuskan dapat dilayani di ranap atau di unit rajal (lihat juga AP 1).

33
*Standar ARK 1.1.
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yg membutuhkan
pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Kebutuhan pasien yan GD

Elemen penilaian ARK 1.1. Buat Daftar Dr & Perawat


1. Ada regulasi ttg proses triase berbasis bukti. (R)
2. Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yg digunakan
untuk memprioritaskan pasien sesuai dgn kegawatannya. (D,W)
3. Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. (D,W,S)
4. Pasien dgn kebutuhan mendesak diberikan prioritas. (D,W,S)
5. Kondisi pasien distabilisasi sebelum ditransfer atau dirujuk dan
didokumentasikan. (D,W,S)
ARK 1. ARK 1.1. ARK 1.2.
Tentukan Kebutuhan : Kebutuhan : Ranap
Skrining :
Kebutuhan Yan GD dgn prioritas ttt
Tindak Sesuai
Yan GD Yan Ranap
Lanjut : Kemampuan RS 34
35
(Dirjen Yan Kes KemKes, Kebijakan Pelayanan Kesehatan dan Akreditasi di Indonesia pada Era New Normal, WSOL PATD , 16 Juni 2020)
ARK.1.1

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang proses R Regulasi tentang triase berbasis bukti 10 TL


triase berbasis bukti. (R) (menggunakan acuan yang berbasis bukti) agar 5 TS
dimasukkan tentang EP 4 dan 5. 0 TT

2. Ada pelaksanaan D Bukti tentang pelaksanaan triase berbasis bukti. 10 TL


penggunaan proses triase 5 TS
berbasis bukti yang digunakan W • Dokter IGD 0 TT
untuk memprioritaskan pasien • Perawat IGD
sesuai dengan
kegawatannya.(D,W)
3. Staf sudah terlatih D Bukti pelaksanaan pelatihan internal dan/atau 10 TL
menggunakan kriteria. (D,W,S) eksternal tentang triase berbasis bukti yang 5 TS
digunakan. 0 TT
W • Dokter IGD
• Perawat IGD
S Pelaksanaan triase berbasis bukti yang
digunakan.
KARS, Nico A. Lumenta 36
ARK.1.1

4. Pasien dengan kebutuhan D Bukti tentang pemberian pelayanan sesuai 10 TL


mendesak diberikan prioritas hasil triase pasien. 5 TS
prioritas. (D,W,S) 0 TT
W • Dokter IGD
• Perawat IGD

S Pelaksanaan penetapan prioritas berdasarkan


hasil triase.
5. Kondisi pasien distabilisasi D Bukti tentang stabilisasi kondisi pasien 10 TL
sebelum ditransfer atau sebelum ditransfer atau dirujuk. 5 TS
dirujuk dan 0 TT
didokumentasikan. (D,W,S) W • Dokter IGD
• Perawat IGD

S Pelaksanaan stabilisasi kondisi pasien sebelum


ditransfer atau dirujuk.

KARS, Nico A. Lumenta 37


Maksud dan Tujuan ARK.1.1
-Pasien dengan kebutuhan gawat dan/atau darurat, atau pasien yang
membutuhkan pertolongan segera diidentifikasi menggunakan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritaskan kebutuhan pasien, dengan
mendahulukan dari pasien yang lain. Pada kondisi bencana, dapat
menggunakan triase bencana. Sesudah dinyatakan pasien darurat, mendesak
dan membutuhkan pertolongan segera, dilakukan asesmen dan menerima
pelayanan secepat mungkin. Kriteria psikologis berbasis bukti dibutuhkan
dalam proses triase untuk kasus kegawatdaruratan psikiatris. Pelatihan bagi
staf diadakan agar staf mampu menerapkan kriteria triase berbasis bukti dan
memutuskan pasien - pasien yang membutuhkan pertolongan segera serta
pelayanan yang dibutuhkan.

Jika RS tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi darurat,


pasien dirujuk ke RS lain yang fasilitas pelayanannya dapat memenuhi
kebutuhan pasien. Sebelum ditransfer atau dirujuk pasien harus dalam
keadaan stabil dan dilengkapi dengan dokumen pencatatan.
38
*Standar ARK 1.2.
Pada proses admisi pasien rawat inap,dilakukan skrining kebutuhan pasien
untuk menetapkan prioritas pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
yang didasarkan atas kondisi pasien.

Kebutuhan pasien yan preventif,


Elemen penilaian ARK 1.2. paliatif, kuratif, rehab
1. Ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan
kebutuhan untuk prioritas pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif. (R)
2. Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap utk menetapkan
kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
3. Temuan di proses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada
pasien. (D,O,W)
4. Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif. (D)
39
ARK.1.2

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang skrining penerimaan pasien 10 TL


skrining pasien masuk rawat masuk rawat inap dan menetapkan kebutuhan 5 TS
inap untuk menetapkan untuk prioritas pelayanan preventif/ paliatif/ 0 TT
kebutuhan pelayanan kuratif/ rehabilitatif.
preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif. (R)
2. Ada pelaksanaan skrining D Bukti tentang pelaksanaan skrining pasien 10 TL
pasien masuk rawat inap rawat inap pada rekam medis dengan elemen 5 TS
untuk menetapkan kebutuhan IAR yang lengkap dan uraian pada R tentang 0 TT
pelayanan preventif, paliatif, prioritas kebutuhan pelayanannya.
kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
W • Staf medis
• Staf keperawatan

KARS, Nico A. Lumenta 40


ARK.1.2
3. Temuan diproses skrining D Bukti tentang pelaksanaan pelayanan atau 10 TL
menentukan pelayanan atau tindakan yang diberikan sesuai prioritas 5 TS
tindakan kepada pasien. kebutuhan pasien. 0 TT
(D,O,W)
W • Staf medis
• Staf keperawatan

4. Prioritas diberikan pada D Bukti tentang pemberian pelayanan sesuai 10 TL


pelayanan terkait preventif, prioritas, preventif/ paliatif/ kuratif/ rehabilitatif. 5 TS
paliatif, kuratif, dan 0 TT
rehabilitatif. (D) W • Staf medis
• Staf keperawatan

KARS, Nico A. Lumenta 41


Maksud dan Tujuan ARK.1.2
Pada waktu skrining dan pasien diputuskan diterima untuk rawat inap, maka proses asesmen
akan membantu staf mengetahui prioritas kebutuhan pasien untuk pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitatif, paliatif dan dapat menentukan pelayanan yang sesuai dengan prioritas kebutuhan
pasien,terutama pada keadaan keterbatasan fasilitas.

Yang dimaksudkan dengan pelayanan preventif (dalam proses admisi) adalah untuk mencegah
perburukan/komplikasi pasien tersebut, misalnya antara lain , kasus luka tusuk dalam dan kotor
diberikan ATS, kasus luka bakar derajat berat dimasukkan ke unit luka bakar, pada kasus lain
harus ditetapkan pelayanan preventif untuk mencegah penularan. Contoh pada prioritas
pelayanan kuratif antara lain pasien datang dengan kehamilan misalnya 36 minggu dan dengan
nyeri dada kiri, agar ditetapkan penanganannya apakah prioritasnya untuk obstetri atau untuk
kardiologi.

42
*Standar ARK 1.3.
RS mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika
terjadi penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau
pemeriksaan penunjang diagnostik.

Penundaan-kelambatan yan
Elemen penilaian ARK 1.3.
1. Ada regulasi ttg penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan
maupun rawat inap yg harus disampaikan kpd pasien. (R)
2. Pasien diberi tahu alasan kelambatan dan penundaan pelayanan dan diberi
informasi ttg alternatif yg tersedia sesuai kebutuhan klinik pasien dan
dicatat di rekam medis. (D, W)

43
ARK.1.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang apabila terjadi penundaan dan 10 TL
penundaan dan kelambatan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun 5 TS
pelayanan di rawat jalan rawat inap yang harus disampaikan kepada 0 TT
maupun rawat inap yang harus pasien, termasuk pencatatannya.
disampaikan kepada pasien.
(R)

2. Pasien diberi tahu alasan D Bukti tentang penjelasan alasan penundaan dan 10 TL
penundaan dan kelambatan kelambatan pelayanan dan diberi informasi 5 TS
pelayanan dan diberi informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan 0 TT
tentang alternatif yang tersedia klinis pasien dan dicatat di rekam medis.
sesuai kebutuhan klinis pasien
dan dicatat di rekam medis. W • Staf medis
(D,W) • Staf keperawatan
• Pasien

KARS, Nico A. Lumenta 44


Maksud dan Tujuan ARK.1.3
Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan pelayanan antara lain
akibat kondisi pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu.
Kelambatan adalah kondisi dimana suatu pelayanan/tindakan melebihi durasi
yang normatif, misalnya operasi yang normatif satu jam tetapi berlangsung
lebih dari satu jam.
Pasien diberi informasi alasan dan sebab mengapa terjadi penundaan/
kelambatan atau harus menunggu serta diberi tahu tentang alternatif yang
tersedia, ketentuan ini berlaku bagi pasien rawat inap dan rawat jalan.
Untuk beberapa pelayanan, seperti onkologi atau transplan tidak berlaku
ketentuan tentang penundaan/ kelambatan pelayanan atau tes.

45
❖PENDAFTARAN Pendaftaran Rajal, Ranap
*Standar ARK 2.
RS menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk RS untuk rawat inap
dan proses pendaftaran rawat jalan, dan RS berusaha mengurangi kendala antara lain
pada pasien disabilitas, bahasa dan budaya serta hambatan lainnya dalam
memberikan pelayanan.
ARK 2.1. Proses Ranap
Elemen Penilaian ARK 2.
1. Ada regulasi ttg proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien GD ke unit rawat inap, menahan pasien utk observasi dan mengelola pasien bila tidak
tersedia tempat tidur pada unit yg dituju maupun diseluruh RS. (R)
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan, pelaksanaan identifikasi
hambatan pasien, dan mengurangi hambatan pada pasien. (D,W)
ARK 3.3 Proses
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien GD ke unit ranap. (D,W) → Transfer, Info, Form
4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien utk observasi. (D,W)
5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pd unit yg dituju maupun diseluruh
RS. (D,W)
6. Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai regulasi. (D,W)
7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rajal dan ranap secara online. (D,W) (lihat Std MIRM 1)
ARK 1.3 Penundaan, ARK 5, 5.1, 5.2.
Kelambatan Proses Rujuk 46
ARK.2

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses pendaftaran R 1) Regulasi tentang pendaftaran pasien rajal, pasien ranap, 10 TL
pasien rajal, pasien ranap, pasien GD, proses pasien GD, proses penerimaan pasien GD ke unit ranap, 5 TS
penerimaan pasien GD ke unit ranap, menahan menahan pasien untuk observasi dan mengelola pasien 0 TT
pasien untuk observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia TT pada unit yang dituju maupun di
bila tidak tersedia TT pada unit yang dituju seluruh RS, termasuk sistem pendaftaran rajal dan ranap
maupun di seluruh RS. (R) secara online
2). Rumah Sakit mengidentifikasi hambatan yang paling
sering terjadi pada populasi pasiennya, dan dituangkan
dalam regulasi.
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan D 1) Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien rawat 10 TL
pasien rawat inap dan pendaftaran rawat inap dan rawat jalan 5 TS
jalan, pelaksanaan identifikasi hambatan 2) Ada bukti dokumentasi pelaksanaan identifikasi hambatan 0 TT
pasien, dan mengurangi hambatan pada pasien
pasien. (D,W) 3) Ada bukti dokumentasi di rekam medik pelaksanaan
mengurangi hambatan pada pasien
W • Staf medis, Staf keperawatan, Petugas pendaftaran rajal dan
ranap, Pasien
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien gawat 10 TL
pasien gawat darurat ke unit rawat inap. darurat ke unit ranap. 5 TS
(D,W) W • Staf medis, Staf keperawatan, Pasien 0 TT
47
ARK.2
4. Ada pelaksanaan proses menahan D Bukti tentang pelaksanaan proses menahan pasien untuk 10 TL
pasien untuk observasi. (D,W) observasi termasuk edukasinya, dan dicatat di rekam medis. 5 TS
W • Staf medis, Staf keperawatan, Pasien 0 TT

5. Ada pelaksanaan proses mengelola D Bukti tentang pemberian informasi dan solusi kepada pasien 10 TL
pasien bila tidak tersedia TT pada apabila TT tidak tersedia. Perhatikan tentang kebutuhan 5 TS
unit yang dituju maupun di seluruh pasien untuk rawat inap biasa atau rawat intensif. Bukti 0 TT
RS. (D,W) proses rujuk bila ada kegiatan sesuai EP ini.
W • Staf medis, Staf keperawatan, Pasien/keluarga
6. Staf memahami dan melaksanakan D Bukti sosialisasi dan pelaksanaan EP 1 sampai dengan EP 5 10 TL
semua proses sesuai dengan dan EP 7. 5 TS
regulasi. (D,W) W Bukti pemahaman melalui wawancara tentang hal tsb : 0 TT
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Staf admisi
• Pasien/keluarga
7. Ada pelaksanaan sistem D Bukti tentang pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan 10 TL
pendaftaran rawat jalan dan rawat dan rawat inap secara online. 5 TS
inap secara online. (D,W) (lihat juga W • Staf admisi 0 TT
MIRM 1) • Pasien/keluarga 48
Maksud dan Tujuan ARK.2.
Ditetapkan regulasi untuk proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran
pasien rawat jalan sesuai peraturan perUUan. Staf memahami dan mampu
melaksanakan proses penerimaan pasien.
Proses tersebut antara lain meliputi:
• Pendaftaran pasien rajal
• Pendaftaran pasien ranap
• Pendaftaran pasien gawat darurat
• Penerimaan langsung dari unit darurat ke unit ranap
• Menahan pasien untuk observasi
• Mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur
• Sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online
RS sering melayani berbagai populasi pasien antara lain pasien lansia, disabilitas (fisik,
mental, intelektual), menggunakan berbagai bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau
hambatan yang lainnya, sehingga membuat proses pelayanan lebih sulit. RS
mengidentifikasi kesulitan tersebut dan melaksanakan proses mengurangi hambatan
tersebut pada saat penerimaan pasien.
Dalam rangka keterbukaan kepada publik tersedia sistem pendaftaran ranap dan rajal
50
secara online.
*Standar ARK 2.1.
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan,
hasil yg diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.

- Penjelasan saat proses admisi


- Dapat terkait dgn Discharge Planning
Elemen Penilaian ARK.2.1
1. Penjelasan termasuk rencana asuhan didokumentasikan. (D,W)
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan yg diharapkan dan didokumentasikan. (D,W)
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya yg ditanggung pasien atau keluarga.
(D,W)
4. Penjelasan yg diberikan dipahami oleh pasien & keluarga utk membuat
keputusan (W)
ARK 3 P3/Discharge
Planning

51
ARK.2.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Penjelasan termasuk D 1) Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
rencana asuhan pelaksanaan penjelasan termasuk rencana 5 TS
didokumentasikan. (D,W) asuhan saat admisi disampaikan oleh dokter 0 TT
yang memutuskan untuk dirawat
2) Form general consent
W • Staf Admisi, Staf medis, Staf keperawatan
• Pasien/keluarga

2. Penjelasan termasuk D Bukti dalam rekam medis tentang hasil asuhan yang 10 TL
hasil asuhan yang diharapkan dijelaskan oleh dokter yang 5 TS
diharapkan dan memutuskan untuk rawat inap. Perhatikan 0 TT
didokumentasikan. (D,W) keterkaitan horizontal (Perencanaan Pemulangan
Pasien/Discharge planning)

W • Staf Admisi
• Staf medis
• Staf keperawatan
• Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 52
ARK.2.1
3. Penjelasan termasuk D Bukti materi petugas admisi menjelaskan perkiraan 10 TL
perkiraan biaya yang biaya yang ditanggung pasien atau keluarga antara 5 TS
ditanggung pasien atau lain tarif RS 0 TT
keluarga. (D,W) W
• Staf admisi
• Pasien/keluarga

4. Penjelasan yang W Pasien/keluarga 10 TL


diberikan dipahami oleh 5 TS
pasien atau keluarga 0 TT
untuk membuat
keputusan (lihat juga HPK
2, 2.1, 2.2). (W)

KARS, Nico A. Lumenta 53


Maksud dan Tujuan ARK.2.1.

Saat diputuskan rawat inap, dokter yang memutuskan rawat inap memberi
informasi tentang rencana asuhan yang diberikan, hasil asuhan yang
diharapkan, termasuk penjelasan oleh petugas pendaftaran tentang perkiraan
biaya yang harus dibayarkan oleh pasien / keluarga. Pemberian informasi
didokumentasikan. Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau
keluarga untuk membuat keputusan, hal ini merupakan implementasi pelayanan
berfokus pada pasien (PCC), dan suatu bentuk integrasi PPA dengan
pasien/keluarga.

54
*Standar ARK 2.2.
RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di seluruh bagian RS.

Pengelolaan alur pasien


→ perihal stagnasi
Elemen penilaian ARK 2.2.
1. Ada regulasi yg mengatur tentang proses utk mengatur alur pasien di RS
termasuk elemen a. s/d g. di dlm Maksud dan Tujuan.(R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien utk menghindari penumpukan.
(D,W)
3. Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan
melaksanakan upaya perbaikannya. (D,O,W)

• IGD penuh sesak


• Pengaturan alur pasien :di IGD & Ranap
• Dgn butir a. sd g. 55
Rawat Inap
Pulang
IGD Pengelolaan ranap
a) sd g)
Sesuai
Jadwal
P3

MPP

56
ARK.2.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi yg mengatur ttg proses R Regulasi Regulasi tentang proses untuk mengatur alur 10 TL
untuk mengatur alur pasien di RS pasien di RS termasuk elemen a) s/d g) di maksud dan 5 TS
termasuk elemen a) s/d g) di maksud tujuan, termasuk pengaturan koordinasi Manajer 0 TT
dan tujuan. (R) Pelayanan Pasien.
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur D Bukti tentang pelaksanaan pengaturan alur pasien di 10 TL
pasien untuk menghindari rawat inap sesuai dengan elemen a) s/d g) untuk 5 TS
penumpukan. (D,W) menghindari penumpukan. Pelaksanaan juga pada 0 TT
keadaan bencana / Kejadian Luar Biasa (KLB).
W • Dokter IGD, Perawat IGD, Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
3. Dilakukan evaluasi terhadap D Bukti tentang monitoring dan evaluasi pelaksanaan 10 TL
pengaturan alur pasien secara berkala pengaturan alur pasien sesuai a) s/d g) dan upaya 5 TS
dan melaksanakan upaya perbaikannya. perbaikan secara berkala. Serta bukti upaya 0 TT
(D,O,W) perbaikannya.
O Lihat pelaksanaan pelayanan pasien ranap, termasuk
IGD.
W • Dokter IGD, Perawat IGD, Kepala IGD
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga 57
Maksud dan Tujuan ARK.2.2.
-Banyaknya pasien yang datang ke unit GD dan meningkatnya hunian RS dapat
menyebabkan pasien menumpuk di unit GD sehingga unit GD digunakan sebagai
tempat menunggu sementara pasien rawat inap. Untuk mengatasi penumpukan
pasien, maka RS harus berupaya mencegah terjadinya penumpukan tersebut karena
akan berpengaruh pada pelayanan dan keselamatan pasien. Penumpukan di UGD
dapat berkurang bila situasi tempat tidur di rawat inap lebih mudah tersedia.

-Pengelolaan yang efektif terhadap alur pasien dirawat inap (seperti penerimaan,
asesmen dan tindakan, transfer pasien, dan pemulangan) dapat mengurangi
penundaan asuhan kepada pasien.

58
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
-Komponen dari pengelolaan alur pasien terutama di rawat inap termasuk:
a. Ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b. Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis,
dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c. Perencanaan tenaga SDM untuk menghadapi penumpukan pasien di
beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di unit gawat
darurat;
d. Alur pasien didaerah dimana pasien menerima asuhan, tindakan, pelayanan
(seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi dan unit
pasca anestesi)
e. Efisiensi pelayanan non-klinik penunjang asuhan dan tindakan kepada
pasien (spt kerumahtanggaan dan transportasi)
f. Pemberian pelayanan ke ranap sesuai kebutuhan pasien
g. Akses pelayanan yg bersifat mendukung (spt pekerja sosial, keagamaan
atau bantuan spiritual, dsb).
...→ 59
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
-Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yg tepat dan bermanfaat utk
mengatasi masalah. Semua staf RS, mulai dari unit ranap, unit GD, staf medik,
keperawatan, administrasi, lingkungan, manajemen risiko, dapat ikut berperan serta
menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh
seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case manager.

-Alur pasien menuju dan penempatannya di unit GD berpotensi membuat pasien


bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit GD yg merupakan jalan keluar sementara
mengatasi penumpukan pasien ranap RS. Maka RS harus menetapkan standar waktu
berapa lama pasien di unit GD, di unit intermediate, kmd selanjutnya harus ditransfer
ke unit ranap RS. Yg diharapkan disini adalah agar RS mengatur dan menyediakan
tempat aman bagi pasien.

60
*Standar ARK 2.3.
RS menetapkan regulasi ttg kriteria pasien yg ditetapkan untuk masuk/keluar
rawat di pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.

Yan spesialistik, paliatif, intensif


Elemen penilaian ARK 2.3.
1. Ada regulasi ttg kriteria masuk dan keluar ICU, unit spesialistik lain, ruang
perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk riset atau program2 lain utk
memenuhi kebutuhan pasien berdasarkan kriteria prioritas, diagnostik, parameter
obyektif, serta kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life).(R)
2. Staf yg kompeten & berwenang dari unit intensif atau unit spesialistik terlibat
dalam menentukan kriteria.(D,W)
3. Staf terlatih utk melaksanakan kriteria. (D,W)
4. Catatan medik pasien yg diterima masuk atau keluar dari unit intensif atau unit
spesialistik memuat bukti bhw pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar. (D,W)

Form…(nice to have)
61
ARK.2.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang kriteria R Regulasi tentang kriteria masuk dan keluar 10 TL
masuk dan keluar intensive unit 1) Di rawat intensif, antara lain 5 TS
care (ICU), unit spesialistik lain, ICU,ICCU,PICU,NICU. 0 TT
ruang perawatan paliatif termasuk 2) Di unit spesialistik antara lain
bila digunakan untuk riset atau pelayanan luka bakar, pelayanan
program-program lain untuk stroke, perawatan paliatif.
memenuhi kebutuhan pasien 3) Lain lain, misalnya untuk riset atau
berdasar atas kriteria prioritas, program-program lain .
diagnostik, parameter objektif, serta untuk memenuhi kebutuhan pasien
kriteria berbasis fisiologi dan berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik,
kualitas hidup (quality of life). (R) parameter objektif, serta kriteria berbasis
fisiologi dan kualitas hidup (quality of life),
termasuk dokumentasinya.

KARS, Nico A. Lumenta 62


ARK.2.3
2. Staf yang kompeten dan D Bukti rapat staf yang kompeten dan 10 TL
berwenang dari unit intensif atau berwenang menentukan kriteria (UMAN). 5 TS
unit spesialistik terlibat dalam W • Dokter unit terkait 0 TT
menentukan kriteria. (D,W) • Perawat unit terkait
• Kepala unit terkait
3. Staf terlatih untuk D Bukti pelaksanaan pelatihan implementasi 10 TL
melaksanakan kriteria. (D,W) kriteria (TOR, UMAN). 5 TS
0 TT
W • Dokter unit terkait
• Perawat unit terkait
• Kepala unit terkait

4. Catatan medis pasien yang D Bukti dalam rekam medis tentang masuk dan 10 TL
diterima masuk di atau keluar keluar sesuai kriteria,dapat berupa form 5 TS
dari unit intensif atau unit tersendiri untuk kriteria tersebut dalam bentuk 0 TT
spesialistik memuat bukti bahwa checklist.
pasien memenuhi kriteria masuk W • Dokter unit terkait
atau keluar. (D,W) • Perawat unit terkait
• Kepala unit terkait
63
Unit … Nama Pasien
No MR
Form kriteria masuk-keluar
Tgl..
Kriteria masuk (check list)…..
• aaaa…
• bbb…
• ccc…
• ddd…
• …..narasi bila perlu…
DPJP
Ttd

Tgl..
Kriteria keluar (check list)…..
• aaaa…
• bbb…
• ccc…
• ddd…
• …..narasi bila perlu…
DPJP
Ttd
64
Maksud dan Tujuan ARK.2.3.
Unit yg memberikan pelayanan intensif (misalnya a.l. ICU, ICCU, pasca operasi) atau
unit pelayanan spesialistik (misalnya unit luka bakar atau transplantasi organ)
merupakan unit yg mahal dan biasanya menempati ruangan dgn staf terbatas. Setiap
RS harus menetapkan kriteria utk menentukan pasien yg membutuhkan tingkat
pelayanan yg tersedia di unit2 tsb.
Dgn mempertimbangkan bhw pelayanan di unit spesialistik menghabiskan banyak
sumber daya, RS mungkin membatasi hanya pasien dgn kondisi medik yg reversibel
saja yg dapat diterima masuk dan pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir
kehidupan, sesuai dgn peraturan perUUan. Agar konsisten, kriteria menggunakan
prioritas atau parameter diagnostik dan atau parameter obyektif termasuk kriteria
berbasis fisiologis.

65
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Mereka yg berasal dari unit2 GD, intensif atau layanan spesialistik berpartisipasi
menentukan kriteria. Kriteria digunakan utk menentukan penerimaan langsung di
unit, misalnya masuk dari unit GD.
Kriteria juga digunakan utk masuk dari unit2 didalam atau dari luar RS, spt halnya
pasien dipindah dari RS lain. Pasien yg diterima masuk di unit khusus memerlukan
asesmen dan evaluasi ulang utk menentukan apakah kondisi pasien berubah shg
tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik. Misalnya, jika status fisiologis sudah
stabil dan monitoring intensif baik, tindakan lain tidak diperlukan lagi. Ataupun jika
kondisi pasien menjadi buruk sampai pd titik pelayanan intensif atau tindakan khusus
tidak diperlukan lagi, pasien kemudian dapat dipindah ke unit layanan lebih rendah
(seperti unit pelayanan medik atau bedah, rumah penampungan, atau unit pelayanan
paliatif).

66
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Kriteria utk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit pelayanan lebih rendah
harus sama dgn kriteria yg dipakai utk memindahkan pasien ke unit pelayanan
berikutnya. Misalnya, jika keadaan pasien menjadi buruk shg pelayanan intensif
dianggap tidak dapat menolong lagi, maka pasien masuk ke rumah penampungan
(hospices) atau ke masuk ke unit pelayanan paliatif dengan menggunakan kriteria.

Apabila RS melakukan riset atau menyediakan pelayanan spesialistik atau


melaksanakan program, penerimaan pasien di program tsb harus melalui kriteria
tertentu atau ketentuan protokol. Mereka yg terlibat dalam riset atau program lain
harus terlibat dlm menentukan kriteria atau protokol. Penerimaan ke dalam program,
tercatat di rekam medik pasien termasuk kriteria atau protokol yg diberlakukan
terhadap pasien yg diterima masuk.

67
❖KESINAMBUNGAN PELAYANAN
*Standar ARK. 3.
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan
pasien.
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3)
/ Discharge Planning
Lihat ARK 4, 4.1

Elemen Penilaian ARK.3


1. RS menetapkan kriteria dan proses penyusunan perencanaan pemulangan
pasien (P3), dimulai pada asesmen awal rawat inap. (Lihat AP 1, AP 1.1) (R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat direkam medis sesuai regulasi RS
(Lihat AP 1, AP 1.1) (D,W)

68
ARK.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang kriteria pasien yang 10 TL
proses penyusunan perencanaan membutuhkan P3 dan proses penyusunan 5 TS
pemulangan pasien (P3), dimulai perencanaan pemulangan pasien (P3) atau 0 TT
pada asesmen awal rawat inap discharge planning
dan menetapkan kriteria pasien
yang membutuhkan P3. (Lihat AP 1,
AP 1.1 (R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya D Bukti tentang pelaksanaan P3 atau 10 TL
dicatat direkam medis sesuai discharge planning dicatat di rekam medis. 5 TS
regulasi RS.(D,W) 0 TT
W • DPJP
• Staf keperawatan
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga

KARS, Nico A. Lumenta 69


Discharge Planning
Transisi & Kontinuitas Yan
Keluarga :
Asuhan
Dirumah

Pra Admisi : Yan


o eLOS Rawat inap Dirumah Sosial
o Rujukan

Yan
Follow-up
P3/Discharge Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel • Ke RS Yan Kes
Penunjang,
Planning • Telpon Primer
Rehab

•Awal & durante dilingkungan


ranap Proses Pulang :
•Kriteria o 24-48 jam pra-pulang
•Tim Multidisiplin o Penyiapan Yan dilingkungan
•Keterlibatan Pasien- o Kriteria pulang +
Kel o Resume pasien pulang
o Transport
•Antisipasi masalah
o dsb
•Program Edukasi
/Pelatihan
•EDD=Expected
Discharge Date
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
(Nico Lumenta, 2015)
Maksud dan Tujuan ARK 3.
Kesinambungan asuhan pasien setelah di ranap memerlukan persiapan dan pertimbangan khusus
bagi sebagian pasien termasuk kebutuhan biopsikososial, seperti perencanaan pemulangan pasien
(P3)/ discharge planning. Penyusunan P3 diawali saat proses asesmen awal ranap, membutuhkan
waktu agak panjang, termasuk pemutakhiran /updating. Untuk identifikasi pasien yang membutuhkan
P3, RS menetapkan kriteria misalnya antara lain: umur, tidak adanya mobilitas, perlu bantuan medik
dan keperawatan terus menerus, bantuan melakukan kegiatan sehari hari, bantuan pelayanan
psikososial.
Pasien yang memerlukan P3 (Discharge Planning), maka RS mulai merencanakan hal tersebut sedini
mungkin yang sebaiknya untuk menjaga kesinambungan asuhan dilakukan secara terintegrasi
melibatkan semua PPA terkait/relevan serta difasilitasi oleh MPP. Keluarga dilibatkan dalam proses
ini sesuai kebutuhan.
Rencana pulang termasuk edukasi dan latihan keterampilan khusus yang mungkin dibutuhkan pasien
dan keluarga untuk kontinuitas (kesinambungan) asuhan diluar RS. Sebagai contoh, pasien yang
baru didiagnosis Tipe 1 diabetes akan membutuhkan edukasi terkait diet dan nutrisi, termasuk
keterampilan cara memberikan suntikan insulin. Pasien yang dirawat inap karena infark miokardial
membutuhkan rehabilitasi dan pengaturan makanannya.
Kesinambungan asuhan pasca ranap akan berhasil bila penyusunan P3 dilakukan secara
terintegrasi antar PPA terkait/relevan dan difasilitasi MPP (Manajer Pelayanan Pasien) (lihat juga,
ARK 4.1). 71
KARS Nico A. Lumenta
Standards for integrated discharge planning

Standard 1: Communication and consultation


Appropriate and effective mechanisms shall be in place for communication and consultation on matters
relating to integrated discharge planning, with key stakeholders within and outside the organisation.

Standard 2: Organisational structure and accountability


Responsibility for integrated discharge planning shall be clearly defined and there shall be clear lines of
accountability throughout the organization.

Standard 3: Management and key personnel


Appropriately qualified key personnel shall be in place to ensure that the integrated discharge planning
service is provided safely, efficiently and cost-effectively.

Standard 4: Education and training


Education and Training in relevant aspects of integrated discharge planning shall be provided to all new
and existing staff members (both permanent and temporary).

(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
Standard 5: Operational policies and procedures
Written policies, procedures and guidelines for the integrated discharge planning process shall be based
on the Health Service Executive Recommended Practices for Integrated Discharge Planning (Part 3),
shall be available, implemented and shall reflect relevant legislation and published professional
guidance.

Standard 6: Integrated discharge planning process


Integrated discharge planning shall include the patient and as appropriate, the family/carer in the
development and implementation of the patient’s discharge plan and shall ensure that steps are taken to
address necessary linkages with other healthcare providers in order to ensure a seamless transition
from one stage of care to the next.

Standard 7: Audit and monitoring


Audits shall be carried out to ensure that the procedures for integrated discharge planning con- form to
the required Standards and that the processes undertaken conform to the procedures. The audit results
shall be used to identify opportunities for improvement

(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
*Standar ARK. 3.1
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan
pelayanan di RS dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA)
dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.

Manajer Pelayanan Pasien (MPP)


/ Case Manager

Elemen penilaian ARK.3.1


1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit mencakup a)
s/d e) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit. (R)

75
Elemen penilaian ARK.3.1
1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit mencakup a)
s/d e) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi rumah sakit. (R)
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta mencakup
butir f. s/d m. (D,W)
3. Pasien diskrining utk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien
(D,W)
4. Pasien yg mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form
MPP dan selalu diperbaharui utk menjamin komunikasi dengan PPA.(D,W)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dgn
menggunakan perangkat pendukung, spt rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase
asuhan pasien. (D,O,W)
76
ARK.3.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang proses dan R Regulasi tentang MPP, proses dan pelaksanaan untuk 10 TL
pelaksanaan untuk mendukung mendukung kesinambungan dan koordinasi asuhan, 5 TS
kesinambungan dan koordinasi asuhan, sebagai salah satu penjabaran dalam asuhan pasien 0 TT
termasuk paling sedikit mencakup a) s/d e) terintegrasi, dalam konsep pelayanan berfokus pada
di dalam maksud dan tujuan, sesuai pasien (PCC) termasuk:
regulasi RS. (R) 1) proses kegiatan manajemen pelayanan pasien,
mencakup proses EP 3, 4, 5
2) penetapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh
waktu di jam kerja, minimal pada shift pagi
3) ketentuan tentang MPP sesuai f) s/d m), dan
sesuai PAP 2
2. Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas D Bukti tentang penetapan MPP dilengkapi dengan 10 TL
antara lain dalam konteks menjaga uraian tugas. 5 TS
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi 0 TT
individu pasien melalui komunikasi dan W • Manajer Pelayanan Pasien
kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit serta • Kepala/staf SDM
mencakup butir f) s/d m) di maksud dan tujuan.
(D,W)
77
ARK.3.1
3. Pasien diskrining untuk D Bukti tentang skrining dalam form A untuk 10 TL
kebutuhan pelayanan menentukan kebutuhan manajemen pelayanan 5 TS
manajemen pelayanan pasien pasien, dapat menggunakan ceklis. 0 TT
(D,W)
W • Staf Klinis
• Manajer Pelayanan Pasien
4. Pasien yang mendapat D Bukti form MPP (form A dan form B) 10 TL
pelayanan MPP, pencatatannya 5 TS
dilakukan dalam Form MPP W • Staf Klinis 0 TT
selalu diperbaharui untuk • Manajer Pelayanan Pasien.
menjamin komunikasi dengan
PPA. (D,W)
5. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan 10 TL
koordinasi proses pelayanan yang difasilitasi oleh MPP. 5 TS
didukung dengan O Lihat bukti pencatatan form MPP yang 0 TT
menggunakan perangkat menujukkan kesinambungan dan koordinasi
pendukung, seperti rencana proses pelayanan.
asuhan PPA, catatan MPP, W • DPJP/PPA lainnya
panduan, atau perangkat • Manajer Pelayanan Pasien
lainnya. (D,O,W) • Kepala instalasi
KARS, Nico A. Lumenta rawat inap/kepala ruang 78
ARK.3.1
6. Kesinambungan dan D Bukti pelaksanaan koordinasi proses pelayanan 10 TL
koordinasi dapat dibuktikan yang difasilitasi oleh MPP di semua tingkat/fase 5 TS
di semua tingkat/fase asuhan asuhan pasien. 0 TT
pasien. (D,O,W)
O Lihat bukti pencatatan form MPP yang
menujukkan kesinambungan dan koordinasi
proses pelayanan.

W • DPJP/PPA lainnya
• Manajer Pelayanan Pasien
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
• Pasien

KARS, Nico A. Lumenta 79


Maksud dan Tujuan ARK.3.1
-Alur pasien di RS mulai dari admisi, keluar pulang atau pindah, melibatkan berbagai
PPA, unit kerja dan MPP (Manajer Pelayanan Pasien). Selama dlm berbagai tahap
pelayanan, kebutuhan pasien dipenuhi dari sumber daya yg tersedia di RS dan kalau
perlu sumber daya dari luar. Kesinambungan pelayanan berjalan baik jika semua
pemberi pelayanan mempunyai informasi yg dibutuhkan ttg kondisi kesehatan pasien
terkini dan sebelumnya, agar dapat dibuat keputusan yg tepat.

-Asuhan pasien di RS diberikan dan dilaksanakan dengan pola Pelayanan berfokus


pada pasien (Patient/Person Centered Care - PCC). Pola ini dipayungi oleh konsep
WHO : Conceptual framework integrated people-centred health services. (WHO
global strategy on integrated people-centred health services 2016-2026, July 2015).

80
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi masing –
masing PPA adalah sama pentingnya, karena mempunyai peran masing – masing. Pada
integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ketingkat
pelayanan yang berbeda, disini peran MPP penting untuk integrasi tersebut, dengan
komunikasi yang memadai terhadap PPA.

-Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pd pasien, dan mencakup elemen sbb:
• Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga .(lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
• DPJP sbg Ketua tim asuhan pasien oleh PPA (Clinical Leader). (lihat juga PAP 2.1. EP 4)
• PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, dibantu a.l. dgn PPK
(Panduan Praktik Klinis), Panduan Asuhan PPA lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway
terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi).
• Perencanaan Pemulangan Pasien(P3) / Discharge Planning terintegrasi
• Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
• Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager
81
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)

-Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan
proses untuk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan diantara PPA,
MPP, Pimpinan unit dan staf lain sesuai regulasi Rumah sakit mencakup :
a) Pelayanan darurat dan rawat inap
b) Pelayanan diagnostik dan tindakan Area
c) Pelayanan bedah dan non-bedah kerja
MPP
d) Pelayanan rawat jalan
e) Ke Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya di luar RS

-Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu dengan penunjang lain


seperti panduan praktik klinik, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format
rujukan, daftar tilik /check list lain dan sebagainya.

82
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)

-Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut (lihat juga PAP 2).
-Manajer pelayanan pasien (MPP), bukan merupakan PPA aktif, dalam menjalankan
manajemen pelayanan pasien mempunyai :
Peran minimal adalah sbb:
f. memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
g. mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pd pasien
h. mengoptimalkan proses reimbursemen
dan dengan Fungsi sbb:
i. Asesmen utk manajemen pelayanan pasien,
j. Perencanaan utk manajemen pelayanan pasien,
k. Komunikasi dan koordinasi
l. Edukasi dan advokasi
m. Kendali mutu dan biaya pelayanan pasien

83
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Keluaran yg diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien a.l. adalah :
• Pasien mendapat asuhan sesuai kebutuhannya
• Terpeliharanya kesinambungan pelayanan
• Meningkatnya pemahaman pasien dan kepatuhannya terhadap asuhan, serta
meningkatnya kemandirian pasien
• Meningkatnya kemampuan pasien mengambil keputusan
• Meningkatnya keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
• Optimalisasi sistem pendukung pasien
• Pemulangan yang aman
• Meningkatnya kualitas hidup dan kepuasan pasien

-MPP membantu proses kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan.


-Rekam medik pasien merupakan sumber informasi utama ttg proses pelayanan dan
kemajuannya shg merupakan alat komunikasi penting. Rekam medik selama ranap,
rajal, dgn catatan terkini tersedia agar dapat mendukung dan bermanfaat utk
kesinambungan pelayanan pasien. PPA melakukan asesmen pasien berbasis IAR,
sehingga informasi MPP juga dibutuhkan. 84
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
-Oleh karenanya dlm pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP mencatat pd
lembar form A yang merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan
form B yg merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua
form tsb merupakan bagian rekam medis.

-Pada form A dicatat a.l. : identifikasi/skrining pasien utk kebutuhan pengelolaan


MPP, asesmen utk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi
masalah–risiko–kesempatan, perencanaan manajemen pelayanan pasien, termasuk
memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (discharge planning).

-Pada form B dicatat a.l. : pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien,


monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil
pelayanan, terminasi manajemen pelayanan pasien.
-Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut (lihat juga PAP 2).
85
Konsep
Patient Centred Care
(Std HPK)

Konsep Inti *Asuhan Pasien


Core Concept Terintegrasi
*The Indonesian
model of PCC

❑ Perspektif Pasien ❑ Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal


(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Perspektif PPA ❑ Integrasi Inter Unit : Vertikal
•Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a Patient-
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
and Family-Centered Health Care System, A Roadmap for the Future. Institute ❑ Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
for Patient- and Family-Centered Care, 2006
•Standar Akreditasi RS v.2012, SNARS 1 & 1.1, KARS (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
•Nico Lumenta, Sintesis berbagai literatur, 2015
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of PCC
❑ Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
❑ Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

1.Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP) Asuhan Gizi
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,PAP, MKE) Terintegrasi,
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP) PAP 5
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC. (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9. Integrated Discharge Planning. (ARK)
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP)
(Nico, 2020, SNARS Edisi 1.1.)
*Asuhan Pasien Terintegrasi *Indonesian model of PCC

1.Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,
PAP, MKE)

4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP)

5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)


6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9. Integrated Discharge Planning. (ARK)
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP)

(KARS, 2019, SNARS Edisi 1.1.)


MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
• MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output MPP/CM : MPP :
▪ Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
▪ Pelayanan yg memenuhi

MPP
• ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd • ARK 3.3. – Transfer
ranap s/d dirumah • MIRM 13.1. – Transfer
▪ Good Patient Care Case • PAP 1 – Keseragaman Asuhan
Manager

(*Pemandu, *Liaison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PPA `

*Sasaran
PPA* Kebutuhan

MPP
Pasien
Pasien
PAP 2.1.

*Harapan/ Sasaran
/ Case Mgr
Sistem Pasien*
Pendukung
Keluarga,Teman,
RT-Tetangga dsb
AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan • Penerapan PCC >
*Sasaran terkait asuhan
4. Keterlibatan & pemberdayaan
• Kolaborasi PPA >
MPP* 5. Kepatuhan thd PPA • Kendali mutu asuhan
6. Kemandirian pasien • Kendali biaya asuhan
ARK 3.1. 7. Dukungan keluarga/yg lain pasien • Kendali safety asuhan ✓ MPP bukanlah PPA aktif
8. Pemulangan aman ✓ Shift pagi
9. Kesesuaian asuhan dgn ✓ Ratio 1 : 25 Pasien
kebutuhannya - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 10. Kesinambungan pelayanan - Kebutuhan RS
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan AP 1, ARK 1,


PAP 2.1.
PPA* / Sasaran HPK 2.2.
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
*Sasaran
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.

9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya


10.Kesinambungan pelayanan (Nico Lumenta, 2019)
Tataklaksana Sasaran MPP
MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
1. Identifikasi, seleksi / ❑ Pada Asesmen MnPP gunakan
skrining pasien utk konsep IAR 1. Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan
❑ I : Kumpulkan informasi, asuhan (penyakit,tindakan)
pasien
termasuk sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
sasaran/harapan pasien,
2. Kepuasan pasien
manajemen pelayanan
pasien masalah psiko-sosio-kultural 3. Kemampuan mengambil
3. Identifikasi masalah dan
❑ A : Jabarkan keputusan terkait asuhan
kesempatan
4. Perencanaan manajemen • Masalah yang mendukung 4. Keterlibatan & pemberdayaan
pelayanan pasien pencapaian sasaran. 5. Kepatuhan thd PPA
5. Monitoring
6. Fasilitasi, Koordinasi, • Masalah yang dapat 6. Kemandirian pasien
Komunikasi dan menghambat pencapaian 7. Dukungan keluarga/yg lain
Kolaborasi sasaran
7. Advokasi pasien
❑ R : Susun rencana, jabarkan
8. Hasil Pelayanan
sasaran MnPP dan langkah2nya 8. Pemulangan aman
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence MPP ❑ Implementasi, Monitor, Evaluasi 9. Kesesuaian asuhan dgn
10.Manajemen Sumber Daya
❑ “Loop” balik untuk merevisi a.l. kebutuhannya
11.Terminasi manajemen
pelayanan pasien Asesmen & Rencana 10.Kesinambungan pelayanan
Peran & Fungsi MPP
Peran :
1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi
asuhannya, baik akut, dalam proses rehabilitasi di RS maupun pasca rawat,
mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien (patient centered
care) dan asuhan pasien terintegrasi, serta membantu meningkatkan kolaborasi
interprofesional
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen

Fungsi :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dgn pasien, keluarga, PPA, shg menghasilkan
outcome/hasil asuhan yg diharapkan.
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil

Perenca Implemen Tindak Proses Evalua


Skrining Asesmen
naan tasi lanjut Transisi si hasil
(Koordinasi
Asuhan)

Stratifik Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada Komunikasi


pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi
asi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Pasca
Risiko Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko Transisi
stratifikasi dapat dikombinasikan dengan fase
Asesmen

(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)


Dapat dikembangkan dalam
bentuk Daftar Tilik / Check
List
*Standar ARK.3.2
RS menetapkan regulasi bhw setiap pasien harus dikelola oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utk memberikan asuhan kepada
pasien.
DPJP & DPJP Utama
Elemen penilaian ARK.3.2
1. Ada regulasi ttg DPJP yg bertangg-jawab melakukan koordinasi asuhan dan
bertugas di dlm seluruh fase asuhan rawat inap pasien, teridentifikasi dlm
rekam medis pasien.(R)
2. Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tangg-jawab
koordinasi asuhan pasien dari satu DPJP ke DPJP lain, termasuk bila terjadi
perubahan DPJP Utama.(R)
3. DPJP yg ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan
perUUan. (D,W)
4. Bila dilaksanakan rawat bersama agar dipilih DPJP Utama sesuai kriteria,
sebagai koordinator asuhan pasien. (D,W)

97
ARK.3.2

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang dokter R Regulasi tentang DPJP yang meliputi: 10 TL
penanggung jawab pelayanan 1) Penunjukan DPJP yang berfungsi sebagai 5 TS
(DPJP) yang bertanggung clinical team leader dan yang melakukan 0 TT
jawab melakukan koordinasi koordinasi asuhan inter PPA dan bertugas
asuhan dan bertugas dalam dalam seluruh fase asuhan rawat inap pasien
seluruh fase asuhan rawat inap serta teridentifikasi dalam rekam medis pasien
pasien serta teridentifikasi 2) Bila kondisi/penyakit pasien membutuhkan
dalam rekam medis pasien. (R) lebih dari 1 (satu) DPJP, ditetapkan DPJP
Utama (EP 4) yang berperan sebagai
koordinator mutu dan keselamatan pasien
antar DPJP ,dan memuat kriteria DPJP Utama

2. Regulasi juga menetapkan proses R Regulasi tentang DPJP bila terjadi 10 TL


pengaturan perpindahan tanggung perpindahan DPJP atau pergantian DPJP - -
jawab koordinasi asuhan pasien dari Utama 0 TT
satu dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) ke DPJP lain,
termasuk bila terjadi perubahan
DPJP Utama. (R) 98
ARK.3.2
3. DPJP yang ditetapkan telah D Bukti berupa: 10 TL
memenuhi proses kredensial, sesuai 1) SPK dan RKK yang masih berlaku. 5 TS
peraturan per UUan. (D,W) 2) Form pencatatan DPJP. 0 TT
W • Pimpinan RS
• Komite medis/sub komite kredensial
• DPJP
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap

4. Bila dilaksanakan rawat bersama D Bukti penetapan DPJP Utama sesuai kriteria. 10 TL
agar dipilih DPJP Utama sesuai 5 TS
kriteria, sebagai koordinator asuhan W • DPJP 0 TT
pasien. (D,W) • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
• Pasien/keluarga

KARS, Nico A. Lumenta 99


Maksud dan Tujuan ARK.3.2.
-Asuhan Pasien diberikan oleh PPA yg bekerja sebagai tim interdisiplin dgn
kolaborasi interprofesional dan DPJP berperan sbg Ketua tim asuhan pasien
oleh PPA (Clinical Leader).
-Untuk mengatur kesinambungan asuhan selama pasien berada di RS, harus ada
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) sbg individu yg bertangg-jwb
mengelola pasien sesuai dgn kewenangan kliniknya, juga melakukan koordinasi dan
kesinambungan asuhan. DPJP yg ditunjuk ini tercatat namanya di rekam medis
pasien. DPJP/para DPJP memberikan keseluruhan asuhan selama pasien berada di
RS dapat meningkatkan a.l. kesinambungan, koordinasi, kepuasan pasien, mutu,
keselamatan, termasuk hasil asuhan. Individu ini membutuhkan kolaborasi dan
komunikasi dgn PPA lainnya.
-Bila seorang pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka harus ditetapkan DPJP
Utama yang berasal dari para DPJP ybs. Sebagai tambahan, Rumah sakit
menetapkan kebijakan dan proses perpindahan tanggung-jawab dari satu DPJP ke
DPJP lain, juga pergantian DPJP Utama.
100
ARK 3.2. : DPJP dan DPJP Utama
1. Regulasi ttg DPJP dan DPJP Utama
2. Referensi : Panduan Pelaksanaan DPJP dan Case Manager, KARS Edisi 1
April 2015
3. Form utk EP 3
PASIEN DPJP DPJP
Dr Sp / Dr Sp K UTAMA
(Kriteria)
Diab Mellitus Dr Sp PD 1. Dari DPJP ybs
Katarak Dr Sp M 2. Pertama kali
mengelola
Sinusitis Dr Sp THT-KL 3. Kondisi penyakit
Stroke Dr Sp S menonjol
4. Keinginan Pasien
5. Lain-lain
NB. Bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka harus ada DPJP Utama. 101
DPJP- Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
1. DPJP : seorang Dr, sesuai dengan kewenangan klinisnya, memberikan asuhan medis lengkap kpd
seorang pasien dgn 1 patologi / penyakit, dari awal s/d akhir rawat di RS, baik pada pelayanan
rawat jalan dan rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis s/d
implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
2. Pasien dgn > dari 1 penyakit dikelola oleh > dari 1 DPJP, pola asuhan secara tim / terintegrasi.
Contoh : pasien dgn DM, Katarak dan Stroke, dikelola oleh lebih > 1 DPJP : DrSp PD, DrSpM,
DrSpS.
3. DPJP Utama : bila pasien dikelola oleh > dari 1 DPJP, maka asuhan medis tsb yg dilakukan secara
terintegrasi / tim diketuai oleh seorang DPJP Utama. Peran DPJP Utama : koordinator, menjaga
terlaksananya asuhan medis komprehensif - terpadu – efektif komunikasi, keselamatan
pasien, membangun sinergisme, mendorong penyesuaian pendapat (adjustment) antar
anggota, mengarahkan agar tindakan masing-masing DPJP bersifat kontributif (bukan
intervensi), mencegah duplikasi.
4. Dr yg memberikan pelayanan interpretatif, misalnya memberikan uraian / data tentang hasil
laboratorium atau radiologi, tidak memakai istilah DPJP, karena tidak memberikan asuhan medis
yang lengkap.
5. Asuhan pasien (patient care) diberikan dengan pola Pasien Berfokus pada Pasien (Patient
Centered Care), dan DPJP merupakan Ketua (Team Leader) dari tim yang terdiri dari para
professional pemberi asuhan pasien / staf klinis dengan kompetensi dan kewenangan yang
memadai, yang a.l. terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis dsb.
6. Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat digunakan butir-butir sbb :
a. DPJP Utama berasal dari para DPJP terkait
b. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien pada awal
perawatan
c. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan penyakit dalam kondisi
terparah
d. DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
Form Pencatatan DPJP
Utk setiap Pasien

Diagnosa DPJP DPJP Utama Ket


Nama Tgl Mulai Tgl Akhir Nama Tgl Mulai Tgl Akhir
DMT2 Dr A 1/2/14
SpPD
Sinusitis Dr B 3/2/14 Dr A SpPD 3/2/14 10/2/14
SpTHT
Ateroma Dr C SpB 6/2/14 8/2/14
Stroke H Dr D SpS 9/2/14
Dr D SpS 10/2/14 12/2/14
(Masuk Dr E SpAn, 12-2-14
ICU 12-2- KIC
14)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA
REVIEW &
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri
Profesional Termasuk Pasca Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
Paraf pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
Asuhan)

2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi pemberian
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 anti inlamasi &
Paraf.. analgesic

*Lapor 2 jam lagi skala


2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut hari ini
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi cukup
Paraf …

Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP Akhir 24 jam
*Standar ARK.3.3.
RS menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer.

Transfer (intra) RS
Elemen penilaian ARK.3.3.
1. Ada regulasi ttg transfer pasien antar unit pelayanan di dlm RS
dilengkapi dgn form transfer pasien . (R)
2. Form tsb memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D)
3. Form tsb memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan diagnostik. (D)
4. Form tsb memuat setiap diagnosis yg dibuat. (D)
5. Form tsb memuat setiap prosedur yg dilakukan.(D)
6. Form tsb memuat obat yg diberikan dan tindakan lain yg dilakukan. (D)
7. Form tsb memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D)
8. Ketentuan tsb dilaksanakan. (D,O,W)

106
ARK.3.3

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang transfer R Regulasi tentang transfer pasien antar unit 10 TL
pasien antar unit pelayanan di dalam pelayanan di dalam rumah sakit, termasuk 5 TS
rumah sakit dilengkapi dengan form penetapan form transfer yang meliputi EP 2 0 TT
transfer pasien. (R) sampai dengan EP 7.
2. Form tersebut memuat indikasi D Bukti form transfer memuat indikasi 10 TL
pasien masuk dirawat. (D) pasien masuk dirawat. 5 TS
0 TT

3. Form tersebut memuat riwayat D Bukti form transfer memuat riwayat 10 TL


kesehatan, pemeriksaan fisik, dan kesehatan, pemeriksaan fisik, dan 5 TS
pemeriksaan diagnostik. (D) pemeriksaan diagnostik. 0 TT

4. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap 10 TL


diagnosis yang dibuat. (D) diagnosis yang dibuat. 5 TS
0 TT
KARS, Nico A. Lumenta 107
ARK.3.3

5. Form tersebut memuat setiap D Bukti form transfer memuat setiap 10 TL


prosedur yang dilakukan. (D) prosedur yang dilakukan. 5 TS
0 TT

6. Form tersebut memuat obat yang D Bukti form transfer memuat obat yang 10 TL
diberikan dan tindakan lain yang diberikan dan tindakan lain yang 5 TS
dilakukan. (D) dilakukan. 0 TT

7. Form tersebut memuat keadaan D Bukti form transfer memuat keadaan 10 TL


pasien pada waktu dipindah pasien pada waktu dipindah (transfer). 5 TS
(transfer). (D) 0 TT

8. Ketentuan tersebut D Bukti tentang kelengkapan pengisian form. 10 TL


dilaksanakan. (D,O,W) 5 TS
O Lihat form transfer. 0 TT

W • Manajer Pelayanan Pasien


• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap
• Staf klinis
108
• Pasien/keluarga
Maksud dan Tujuan ARK.3.3.
Selama di ranap di RS, pasien mungkin dipindah dari satu pelayanan atau dari satu
unit ranap ke berbagai unit pelayanan lain atau unit ranap lain. Jika PPA berubah
akibat perpindahan ini, informasi penting terkait asuhan harus mengikuti pasien.
Pemberian obat dan tindakan lain dapat berlangsung tanpa halangan, kondisi pasien
dapat dimonitor. Untuk memastikan setiap tim asuhan menerima informasi yg
diperlukan, rekam medik pasien ikut pindah atau ringkasan informasi yg ada di rekam
medik disertakan waktu pasien pindah dan menyerahkan kepada tim asuhan yg
menerima pasien. Ringkasan memuat sebab pasien masuk dirawat, temuan penting,
diagnosis, prosedur atau tindakan, obat yg diberikan, keadaan pasien waktu pindah.
Bila pasien dalam pengelolaan MPP, maka kesinambungan proses tsb diatas
dipantau, diikuti dan transfernya disupervisi oleh MPP.

109
❖PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE),
TINDAK LANJUT
Aspek pemulangan pasien
Standar ARK.4.
RS menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien dari RS
berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan
asuhan atau tindakan.
Elemen penilaian ARK.4.
1. Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan
pasien untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien (lihat juga ARK 4.2 dan ARK 4.2.1). (R)
2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
(D,W) .
3. Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk
keluar meninggalkan RS selama periode waktu tertentu.(R)
4. Ada bukti pelaksanaan ttg pasien yang diizinkan utk keluar meninggalkan
RS selama periode waktu tertentu (D,W)
111
ARK.4

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang pemulangan pasien yang 10 TL
pemulangan pasien disertai meliputi: 5 TS
kriteria pemulangan pasien untuk 1) kriteria pemulangan pasien 0 TT
kesinambungan asuhan sesuai 2) kriteria pasien yang memerlukan
dengan kondisi kesehatan dan kesinambungan asuhan dirumah
kebutuhan pelayanan pasien (lihat 3) penetapan form ringkasan pulang yang
juga ARK 4.2 dan ARK 4.2.1). (R) harus dibuat DPJP sebelum pasien
pulang.
2. Ada bukti pemulangan pasien D Bukti pemulangan pasien sesuai dengan 10 TL
sesuai dengan kriteria kriteria pada rekam medis. 5 TS
pemulangan pasien. (D,W) 0 TT
W • DPJP
• Staf keperawatan
• Manajer Pelayanan Pasien

KARS, Nico A. Lumenta 112


ARK.4
3. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi yang menetapkan kriteria tentang 10 TL
kriteria tentang pasien yang pasien yang diizinkan untuk keluar 5 TS
diizinkan untuk keluar meninggalkan RS selama periode waktu 0 TT
meninggalkan rumah sakit selama tertentu.
periode waktu tertentu. (R)

4. Ada bukti pelaksanaan tentang D Bukti tentang pelaksanaan pasien yang 10 TL


pasien yang diizinkan untuk keluar diizinkan meninggalkan RS selama periode 5 TS
meninggalkan RS selama periode waktu tertentu. 0 TT
waktu tertentu. (D,W)
W • DPJP/PPA lainnya
• Staf klinis
• Manajer Pelayanan Pasien
• Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
rawat inap

KARS, Nico A. Lumenta 113


Maksud dan Tujuan ARK.4.
-Memulangkan pasien ke rumah atau keluarga, didasarkan atas kondisi kesehatan
pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan asuhan. Dapat juga
pasien dirujuk atau dikirim ke praktisi kesehatan di luar RS. DPJP dan PPA lainnya
yang bertangg-jawab atas asuhan pasien menentukan kesiapan pasien keluar RS
berdasar kebijakan, kriteria dan indikasi rujukan yang ditetapkan RS. Kebutuhan
kesinambungan asuhan berarti rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik, atau
bahkan kebutuhan upaya preventif di rumah yg dikoordinasikan oleh keluarga
pasien. Diperlukan proses yang terorganisir dengan baik untuk memastikan bahwa
kesinambungan asuhan dikelola oleh praktisi kesehatan atau oleh sebuah organisasi
di luar RS.
-RS dapat menetapkan regulasi ttg kemungkinan pasien diijinkan keluar RS dlm
jangka waktu tertentu utk keperluan penting.

114
*Standar ARK.4.1.
RS bekerja sama / berkoordinasi dengan praktisi kesehatan di luar RS tentang
tindak lanjut pemulangan. - Aspek pemulangan pasien
- P3 / discharge planning
- TL di rumah
Elemen penilaian ARK.4.1
1. Ada bukti pemulangan pasien yg rencana pemulangannya kompleks
(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk ranap melibatkan
semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, utk kesinambungan
asuhan sesuai dgn kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien.
(D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan
kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun institusi yg berada
di komunitas dimana pasien berada yg bertujuan utk memberikan
bantuan pelayanan.(D)

115
ARK.4.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada bukti pemulangan pasien yang D Bukti tentang pemulangan pasien yang 10 TL
rencana pemulangannya kompleks rencana pemulangannya kompleks 5 TS
(discharge planning) dimulai sejak (discharge planning). 0 TT
awal pasien masuk rawat inap
melibatkan semua PPA terkait serta W • DPJP
difasilitasi oleh MPP, untuk • Kepala instalasi rawat inap/kepala
kesinambungan asuhan sesuai dengan ruang rawat inap
kondisi kesehatan dan kebutuhan • Manajer Pelayanan Pasien
pelayanan pasien. (D,W) • Pasien/keluarga
2. Pada tindak lanjut pemulangan D Bukti pelaksanaan rujukan untuk 10 TL
pasien bila diperlukan dapat kesinambungan asuhan. 5 TS
ditujukan kepada fasilitas 0 TT
kesehatan baik perorangan W • DPJP
ataupun institusi yang berada di • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
komunitas dimana pasien berada rawat inap
yang bertujuan untuk memberikan • Manajer Pelayanan Pasien
bantuan pelayanan.(D,W) • Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 116
Maksud dan Tujuan ARK.4.1.
Dibutuhkan perencanaan untuk mengatur tindak lanjut pemulangan pasien ke praktisi
kesehatan atau organisasi lain yang dapat memenuhi kebutuhan kesinambungan
asuhan pasien. Bila diperlukan RS yang berada di komunitas dimana praktisi
kesehatan juga berada didalamnya dapat membuat kerjasama formal dan informal.
Jika pasien berasal dari komunitas/daerah lain, RS akan merujuk pasien ke praktisi
kesehatan yang berasal dari komunitas dimana pasien tinggal.

Mungkin juga, pasien membutuhkan pelayanan dukungan dan pelayanan kesehatan


pada waktu pasien keluar dari RS. Misalnya, pasien mungkin membutuhkan bantuan
psikososial, nutrisi, ekonomi atau bantuan lain pada waktu pasien keluar RS.
Proses pemulangan pasien dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua PPA
terkait serta difasilitasi oleh MPP, memuat bentuk bantuan pelayanan yang
dibutuhkan dan ketersediaannya bantuan yang dimaksud.

117
*Standar ARK.4.2.
Ringkasan pasien pulang dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Link: EP 5 ke utk IGD MIRM
Ringkasan pulang
13.1.1 EP 3
*Elemen penilaian ARK.4.2.
1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik. (D)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien di ranap, diagnosis dan
komorbiditas lain. (D)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yg telah
dikerjakan. (D)
4. Ringkasan pulang memuat obat yg diberikan, termasuk obat setelah
pasien keluar RS. (D)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present)
saat akan pulang RS. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kpd
pasien & keluarga. (D) 118
ARK.4.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ringkasan pulang memuat riwayat D Bukti form ringkasan pulang memuat riwayat 10 TL
kesehatan, pemeriksaan fisik, dan kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan 5 TS
pemeriksaan diagnostik. (D) diagnostik. 0 TT
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien D Bukti form ringkasan pulang memuat indikasi pasien 10 TL
dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain. 5 TS
lain. (D) 0 TT
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi D Bukti form ringkasan pulang memuat prosedur terapi 10 TL
dan tindakan yang telah dikerjakan. (D) dan tindakan yang telah dikerjakan. 5 TS
0 TT
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang memuat obat yang 10 TL
diberikan termasuk obat setelah pasien diberikan termasuk obat setelah pasien keluar RS 5 TS
keluar RS. (D) sesuai PKPO 4.3 EP 2. 0 TT
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang memuat kondisi 10 TL
kesehatan pasien (status present) saat kesehatan pasien (status present) saat akan pulang 5 TS
akan pulang dari RS. (D) (EP 5 untuk IGD dari RS. 0 TT
dan transfer)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi D Bukti form ringkasan pulang memuat instruksi tindak 10 TL
tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan/atau keluarga 5 TS
dan keluarga. (D) serta ditandatangani oleh pasien dan/atau keluarga 0 119
TT
Maksud dan Tujuan ARK.4.2.
Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran ttg pasien yg tinggal di RS.
Ringkasan dapat digunakan oleh praktisi yg bertangg-jawab memberikan tindak lanjut
asuhan. Ringkasan memuat hal2 sbb (lihat MIRM 15):
• Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis dan komorbiditas lain
• Temuan fisik penting dan temuan2 lain
• Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yg telah dikerjakan
• Obat yg diberikan selama diranap dgn potensi akibat efek residual setelah obat
tidak diteruskan dan semua obat yg harus digunakan di rumah
• Kondisi pasien (status present)
• Ringkasan memuat instruksi tindak lanjut, agar dihindari istilah anjuran.
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangani oleh pasien/keluarga
karena memuat instruksi.

120
Standar MIRM 15
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua
pasien rawat inap.

Elemen Penilaian MIRM 15


1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisis,
dan pemeriksaan diagnostik. (D,W)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis,
dan komorbiditas lain. (D,W)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah
dikerjakan. (D,W)
4. Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan, termasuk obat
setelah pasien keluar rumah sakit. (D,W)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status
present) saat akan pulang rumah sakit. (D,W)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut, serta dijelaskan
dan ditandatangani oleh pasien dan keluarga. (D,W)
*Standar ARK.4.2.1.
RS menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang
berkepentingan.
Ringkasan pulang : Proses
Elemen penilaian ARK.4.2.1.
1. Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. (D,W)
2. Satu salinan dari ringkasan diberikan kpd pasien, bila diperlukan dapat
diserahkan kpd tenaga kesehatan yang bertangg-jawab memberikan
kelanjutan asuhan. (D,W)
3. Satu salinan dari ringkasan yg lengkap ditempatkan di rekam medik pasien.
(D)
4. Satu salinan dari ringkasan diberikan kpd pihak penjamin pasien sesuai
regulasi RS. (D)

122
ARK.4.2.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ringkasan pulang dibuat oleh D Bukti pengisian ringkasan pulang dibuat 10 TL
DPJP sebelum pasien pulang. oleh DPJP sebelum pasien pulang. 5 TS
(D,W) W • DPJP 0 TT
• Staf keperawatan
• Staf Rekam Medis
2. Satu salinan ringkasan diberikan D Bukti pelaksanaan pemberian salinan 10 TL
kepada pasien dan bila diperlukan ringkasan pulang kepada: 5 TS
dapat diserahkan kepada tenaga 1) pasien 0 TT
kesehatan yang bertanggung jawab 2) tenaga kesehatan yang bertanggung
memberikan kelanjutan asuhan. jawab memberikan kelanjutan asuhan
(D,W) atau sebagai jawaban rujukan, bila ada
3) rekam medis
4) pihak penjamin pasien
W • DPJP
• Kepala instalasi rawat inap/kepala unit
rawat inap
• Staf Rekam Medis
• Pasien/keluarga 123
ARK.4.2.1
3. Satu salinan ringkasan yang D Sesuai EP 2. 10 TL
lengkap ditempatkan di rekam 5 TS
medis pasien. (D) 0 TT

4. Satu salinan ringkasan diberikan D Sesuai EP 2. 10 TL


kepada pihak penjamin pasien 5 TS
sesuai dengan regulasi rumah sakit. 0 TT
(D)

KARS, Nico A. Lumenta 124


Maksud dan Tujuan ARK 4.2.1.
Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari RS oleh
DPJP.
1) Satu salinan / copy dari ringkasan diberikan kepada tenaga
kesehatan yang bertanggung-jawab memberikan tindak lanjut
asuhan kepada pasien
2) Satu salinan diberikan kepada pasien sesuai regulasi RS yang
mengacu pada peraturan perUUan yang berlaku
3) Satu salinan diberikan kepada penjamin
4) Salinan ringkasan berada di rekam medik pasien
125
*Standar ARK.4.3
Untuk pasien rawat jalan yg membutuhkan asuhan yg kompleks atau
diagnosis yg kompleks, dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA.

PRMRJ, Diagnosis kompleks


Elemen penilaian ARK.4.3
1. Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dgn asuhan yg kompleks atau yg
diagnosisnya kompleks, diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ) sesuai regulasi RS. (R)
2. Ada regulasi yg menetapkan bhw proses PRMRJ mudah ditelusur (easy to
retrieve) dan mudah direview. (R)
3. Informasi penting yg dimasukkan ke dlm PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP.
(R)
4. Proses tsb dievaluasi utk memenuhi kebutuhan para DPJP dan
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien. (D,W)

126
ARK.4.3

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ditetapkan kriteria pasien R Regulasi tentang pasien rawat jalan yang 10 TL


rawat jalan dengan asuhan yang asuhannya kompleks sehingga memerlukan 5 TS
kompleks atau yang PRMRJ meliputi: 0 TT
diagnosisnya kompleks 1) kriteria diagnosis yang kompleks
diperlukan Profil Ringkas Medis 2) kriteria asuhan yang kompleks
Rawat Jalan (PRMRJ) yang 3) kriteria yang memerlukan Profil Ringkas
sesuai dengan regulasi RS. (R) Medis Rawat Jalan (PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar mudah
ditelusur (easy to retrieve) dan direview (EP
2)
5) Informasi penting dalam PRMRJ disepakati
oleh Kelompok Staf Medis / DPJP (EP 3).
2. Ada regulasi yang menetapkan R Sesuai EP 1. 10 TL
bahwa proses PRMRJ mudah 5 TS
ditelusur (easy to retrieve) dan 0 TT
KARS, Nico A. Lumenta 127
mudah di-review. (R)
ARK.4.3

3. Informasi penting yang dimasukkan R Sesuai EP 1. 10 TL


ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh 5 TS
DPJP. (R,D) D Bukti pelaksanaan pencatatan informasi 0 TT
penting yang dimasukkan ke dalam
PRMRJ yang diidentifikasi oleh para
DPJP.
4. Proses tersebut dievaluasi untuk D Bukti pelaksanaan tentang evaluasi 10 TL
memenuhi kebutuhan para DPJP dan pemakaian pengisian PRMJ oleh para 5 TS
meningkatkan mutu serta keselamatan DPJP untuk peningkatan mutu dan 0 TT
pasien. (D,W) keselamatan pasien

W • DPJP
• Staf klinis
• Staf Rekam Medis
• Komite/tim PMKP

KARS, Nico A. Lumenta 128


Maksud dan Tujuan ARK.4.3
-Jika RS memberikan asuhan dan tindakan berlanjut kpd pasien dgn
diagnosis kompleks dan atau yg membutuhkan asuhan kompleks
(misalnya, pasien yg datang beberapa kali dgn masalah kompleks,
menjalani tindakan beberapa kali, datang dibeberapa unit klinik, dsb),
maka kemungkinan dapat bertambahnya diagnosis dan obat,
perkembangan riwayat penyakit, temuan pd pemeriksaan fisiknya.
Karena itu utk kasus spt ini, harus dibuat ringkasannya. Sangat
penting bagi setiap PPA yg berada di berbagai unit yg memberikan
asuhan kpd pasien ini mendapat akses ke informasi Profil Ringkas
Medis Rawat Jalan (PRMRJ) tsb.

129
(Maksud dan Tujuan ARK.4.3.)
-Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) memuat informasi, termasuk:
• Identifikasi pasien yg menerima asuhan kompleks atau dengan diagnosis
kompleks (seperti pasien di klinik jantung dengan berbagai komorbiditas
antara lain DM tipe 2, Total Knee Replacement, Gagal ginjal tahap akhir
dsb. Atau pasien di klinik neurologik dengan berbagai komorbiditas).
• Identifikasi informasi yg dibutuhkan oleh para DPJP yg menangani pasien
tsb
• Menentukan proses yg digunakan utk memastikan bhw informasi medis yg
dibutuhkan DPJP tersedia dlm format mudah ditelusur (“easy-to-retrieve”)
dan mudah direview .
• Evaluasi dari hasil implementasi proses utk mengkaji bhw informasi dan
proses memenuhi kebutuhan DPJP dan meningkatkan mutu serta
keselamatan pasien
130
Form PRMRJ Nama Pasien :….

EP 3 (Kolom ttg Obat ? Mungkin diperlukan)


1 2 3 4 5 6 7
Tgl- Dr Sp Diagnosis Uraian Klinis Penting Rencana Remarks Paraf
jam Penting Penting
2/4 SpJP CAD nyeri dada 3 hari lalu Diagnostik Bila toleransi cukup ->
Bila indikasi :PCI
–Stent
4/4 SpPD- CKD gr 5 On regular HD Tx ginjal Calon donor sedang ->
KGH diperiksa
12/4 SpP PPOK Pengobatan memadai Rutin control per Perbaikan klinis 2 mgg ->
2 bulan terakir
18/4 SpPD- SLE 3 bulan ini flare up ringan 2 Pengobatan akan Hindari matahari langs ->
KAI X dinilai akhir bulan
ini
25/4 Sp BU BPH Rest urine minimal Obat teruskan Priksa ulang PSA & ->
PSA 9,2 USG Prostat
❖ Standar ARK.4.4
RS menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut dari
pasien yang memberitahu staf RS bahwa mereka berniat keluar RS dan
menolak rencana asuhan medis.
APS, keluar memberitahu
Elemen penilaian ARK.4.4 :
1. Ada regulasi utk mengelola pasien rajal dan ranap yg menolak rencana
asuhan medis termasuk keluar RS atas permintaan sendiri dan pasien yg
menghendaki penghentian pengobatan.(R)
2. Ada bukti pemberian edukasi kpd pasien ttg risiko medis akibat asuhan
medis yg belum lengkap. (D,O,W)
3. Pasien keluar RS atas permintaan sendiri, tetap mengikuti proses
pemulangan pasien. (D)
4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yg memberi asuhan berikutnya dari
pasien diberitahu ttg kondisi tsb. (D)
5. Ada dokumentasi RS melakukan pengkajian utk mengetahui alasan pasien
keluar RS atas permintaan sendiri, menolak asuhan medis atau tidak
melanjutkan program pengobatan. (D) 132
❖ Standar ARK.4.4.1
RS menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana
asuhan medis yg melarikan diri.
APS, keluar “kabur”
Elemen penilaian ARK.4.4.1
1. Ada regulasi yg mengatur pasien ranap dan rajal yg meninggalkan RS
tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)
2. RS melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yg
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)
3. RS melaporkan kpd pihak yg berwenang bila ada indikasi kondisi
pasien yg membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)

133
ARK.4.4

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ada regulasi untuk mengelola pasien R Regulasi tentang pengelolaan pasien 10 TL


rawat jalan dan rawat inap yang rawat jalan dan rawat inap meliputi: 5 TS
menolak rencana asuhan medis 1) menolak rencana asuhan medis 0 TT
termasuk keluar rumah sakit atas (against medical advice/AMA)
permintaan sendiri dan pasien yang 2) keluar rumah sakit atas permintaan
menghendaki penghentian pengobatan. sendiri (APS) sesuai HPK 2.3
(R) 3) penghentian pengobatan.

2. Ada bukti pemberian edukasi kepada D Bukti tentang pemberian edukasi. 10 TL


pasien tentang risiko medis akibat 5 TS
asuhan medis yang belum lengkap. O Lihat bukti pemberian edukasi. 0 TT
(D,O,W)
W • DPJP

KARS, Nico A. Lumenta 134


ARK.4.4
3. Pasien keluar rumah sakit atas permintaan D Bukti pelaksanaan pasien keluar 10 TL
sendiri, tetapi tetap mengikuti proses rumah sakit atas permintaan 5 TS
pemulangan pasien. (D) sendiri sesuai regulasi. 0 TT

4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter D Bukti pelaksanaan rujukan sesuai 10 TL
yang memberi asuhan berikutnya dari pasien ARK 5. 5 TS
diberitahu tentang kondisi tersebut. (D) 0 TT

5. Ada dokumentasi rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan evaluasi 10 TL


pengkajian untuk mengetahui alasan pasien alasan pasien keluar rumah sakit 5 TS
keluar rumah sakit atas apakah permintaan atas permintaan sendiri. 0 TT
sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program pengobatan. (D)

KARS, Nico A. Lumenta 135


ARK.4.4.1
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pasien rawat inap dan rawat 10 TL
pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit tanpa 5 TS
jalan yang meninggalkan rumah pemberitahuan (melarikan diri) dan keharusan 0 TT
sakit tanpa pemberitahuan staf rumah sakit melapor secara tertulis dalam
(melarikan diri). (R) rekam medis
2. Rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan asesmen keperawatan untuk 10 TL
identifikasi pasien menderita identifikasi pasien menderita penyakit yang 5 TS
penyakit yang membahayakan membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan 0 TT
dirinya sendiri atau lingkungan. misalnya penyakit menular, penyakit jiwa
(D,W) dengan kecendrungan bunuh diri atau perilaku
agresif.
W Perawat penanggung jawab asuhan (PPJA).

3. Rumah sakit melaporkan ke pada pihak D Bukti pemberian informasi/laporan 10 TL


yang berwenang bila ada indikasi kondisi kepada pihak yang berwenang 5 TS
pasien yang membahayakan dirinya sendiri termasuk keluarga. 0 TT
atau lingkungan. (D,W)
W • DPJP
• Staf keperawatan
• Staf Rekam Medis
136
• Pasien/keluarga
Maksud dan Tujuan ARK.4.4 dan ARK 4.4.1.
-Jika seorang pasien, ranap atau rajal telah selesai menjalani pemeriksaan lengkap dan sudah ada rekomendasi tindakan
yang perlu dilakukan, kemudian pasien ini menolak tindakan tsb dan memutuskan meninggalkan RS, maka pasien ini
dianggap sebagai pasien keluar menolak rencana asuhan medis. Pasien ranap dan rajal (termasuk pasien dari unit GD)
berhak menolak tindakan medik dan kemudian keluar RS . Pasien ini menghadapi risiko karena menerima pelayanan
atau tindakan yang tidak lengkap yang dapat berakibat terjadi kerusakan permanen atau kematian. Dengan demikian
pasien harus diberi tahu tentang risiko medis oleh dokter yang membuat rencana asuhan atau tindakan dan proses
keluarnya pasien sesuai dengan regulasi RS . Jika pasien mempunyai dokter keluarga, dokter keluarga tersebut harus
diberitahu tentang keputusan pasien. Bila tidak ada dokter keluarga, maka pasien dimotivasi untuk mendapat/mencari
pelayanan kesehatan lebih lanjut.
-Harus diupayakan agar mengetahui alasan mengapa pasien keluar menolak rencana asuhan medis. RS perlu mengetahui
alasan ini agar dapat melakukan komunikasi lebih baik dengan pasien dan atau keluarga pasien dalam rangka
memperbaiki proses.
-Jika pasien menolak rencana asuhan medis tanpa memberi tahu siapapun di dalam RS , atau ada pasien rajal yang
menerima pelayanan kompleks atau pelayanan utk menyelamatkan jiwa, spt kemoterapi atau terapi radiasi, tidak kembali
ke RS ,maka RS harus berusaha menghubungi pasien untuk memberi tahu tentang potensi risiko bahaya yang ada.
- RS menetapkan regulasi untuk proses ini sesuai dengan peraturan perUUan yang berlaku, termasuk RS membuat
laporan ke dinas kesehatan/ kementerian kesehatan tentang kasus infeksi dan memberi informasi tentang pasien yang
mungkin mencelakakan dirinya atau orang lain.
137
Rujuk
-RS hrs “memimpin” rujukan
❖ RUJUKAN PASIEN -Indikasi rujukan
*Standar ARK.5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar kondisi pasien,
untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai
kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Elemen penilaian ARK.5


1. Ada regulasi ttg rujukan sesuai peraturan perUUan (R)
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai kebutuhan kesinambungan asuhan pasien.
(D)
3. RS yg merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yg menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien yg dirujuk. (D,W)
4. Ada kerjasama RS yg merujuk dgn RS yg menerima rujukan dan yg sering
dirujuk. (R)

138)
❖ RUJUKAN PASIEN Rujuk
RS hrs “memimpin” rujukan
*Standar ARK.5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar kondisi pasien, untuk
memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai kemampuan fasilitas
kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Elemen penilaian ARK.5
1. Ada regulasi ttg rujukan sesuai peraturan perUUan (R)
2. Rujukan pasien dilakukan sesuai kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D)
3. RS yg merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yg menerima dapat
memenuhi kebutuhan pasien yg dirujuk. (D,W)
4. Ada kerjasama RS yg merujuk dgn RS yg menerima rujukan dan yg sering
dirujuk. (R)
Elemen2 5, 5.1, 5.2. : (perhatikan a sd f di 5.2.)
1) Indikasi rujuk dan kebutuhan yan selanjutnya 6) Perbekalan : obat, alkes dsb
2) Cari RS yg dpt memenuhi kebutuhan. 7) Form rujukan : a.l. nama staf yg menyetujui
3) MOU RS yang “sering” dirujuk Penerimaan, ada abjad a) sd f)
4) “PIC” proses rujuk : a,l, MPP 8) Transportasi.
5) Pendamping di ambulans 9) Persetujuan pasien
139)
ARK.5
1. Ada regulasi tentang rujukan R Regulasi tentang rujukan termasuk meliputi: 10 TL
sesuai dengan peraturan 1) kewajiban RS mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang 5 TS
perUUan. (R) sesuai kebutuhan pasien 0 TT
2) staf yang bertanggung jawab dalam proses
pengelolaan/penyiapan rujukan sesuai ARK 5.1 EP 1
3) proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman
(ARK 5.1 EP 2, 3, 4 dan ARK 5.2 EP 1).
2. Rujukan pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan kebutuhan 10 TL
sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. 5 TS
kesinambungan asuhan 0 TT
pasien. (D)

3. RS yang merujuk memastikan bahwa D Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat 10 TL
fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. 5 TS
memenuhi kebutuhan pasien yang W • DPJP 0 TT
dirujuk. (D,W) • Staf keperawatan
• Petugas Ambulans
4. Ada kerjasama RS yang merujuk R Regulasi tentang kerjasama RS yang merujuk dengan 10 TL
dengan RS yang menerima rujukan yang RS yang sering dirujuk. 5 TS
sering dirujuk. (R) 0 TT
140
Maksud dan Tujuan ARK.5.
-Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan atas kondisi pasien dan
kebutuhan utk memperoleh asuhan berkesinambungan. Rujukan pasien a.l. utk
memenuhi kebutuhan pasien atau konsultasi spesialistik dan tindakan, serta
penunjang diagnostik. Jika pasien dirujuk ke RS lain, yg merujuk harus memastikan
fasilitas kesehatan penerima menyediakan pelayanan yg dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas menerima pasien.
-Diperoleh kepastian terlebih dahulu dan kesediaan menerima pasien serta
persyaratan rujukan diuraikan dalam kerjasama formal atau dalam bentuk
perjanjian. Ketentuan spt ini dapat memastikan adanya kesinambungan asuhan
tercapai dan kebutuhan pasien terpenuhi. Rujukan terjadi juga ke fasilitas kesehatan
lain dgn atau tanpa ada perjanjian formal.

141)
*Standar ARK.5.1
RS menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan
aman.
Proses Rujuk
Elemen Penilaian ARK 5.1
1. Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan, termasuk utk
memastikan pasien diterima di RS rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan
pasien. (D,W)
2. Selama proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai kondisi pasien yg
selalu memonitor dan mencatatnya dlm rekam medis. (D,W)
3. Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan dan peralatan medis sesuai kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)
4. Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yg menerima.
(D,O,W)
5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yg dibutuhkan tidak dapat
dilaksanakan. (D)

142)
ARK.5.1

Elemen Penilaian Telusur Skor

1. Ada staf yang bertanggung D Bukti tentang penunjukan staf yang 10 TL


jawab dalam pengelolaan bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan 5 TS
rujukan termasuk untuk termasuk untuk memastikan pasien diterima di 0 TT
memastikan pasien diterima rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi
di rumah sakit rujukan yang kebutuhan pasien.
dapat memenuhi kebutuhan W • DPJP
pasien. (D,W) • Staf keperawatan
• MPP
• Staf klinis terkait
2. Selama proses rujukan ada D Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai 10 TL
staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu memonitor 5 TS
dengan kondisi pasien yang dan mencatatnya dalam rekam medis. 0 TT
selalu memonitor dan
mencatatnya dalam rekam W • Staf keperawatan
medis. (D,W) • Petugas pendamping
KARS, Nico A. Lumenta 143
ARK.5.1
3. Selama proses rujukan D Bukti tentang daftar obat, bahan medis habis 10 TL
tersedia obat, bahan medis pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis 5 TS
habis pakai, alat kesehatan, sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien 0 TT
dan peralatan medis sesuai selama proses rujukan.
dengan kebutuhan kondisi O Lihat ketersediaan obat, bahan medis habis
pasien. (D,O,W) pakai, alat kesehatan, dan peralatan medis
sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
W • Staf keperawatan
• Staf Farmasi
• Petugas Ambulance
4. Ada proses serah terima D Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien 10 TL
pasien antara staf pengantar antara staf pengantar dan yang menerima. 5 TS
dan yang menerima. (D,O,W) O Lihat form serah terima pasien. 0 TT
W • Staf terkait
• Petugas Ambulans
5. Pasien dan keluarga D Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila 10 TL
dijelaskan apabila rujukan rujukan yang dibutuhkan tidak dapat 5 TS
yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. 0 TT
dilaksanakan. (D)
KARS, Nico A. Lumenta 144
Maksud dan Tujuan ARK 5.1.
-Rujukan pasien sesuai kondisi pasien menentukan kualifikasi dari staf pendamping
yg memonitor dan menentukan jenis peralatan medis khusus.
-Selain itu harus dipastikan fasilitas pelayanan kesehatan penerima menyediakan
pelayanan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas pasien
dan jenis teknologi medik .
-Diperlukan proses konsisten melakukan rujukan pasien utk memastikan
keselamatan pasien.

145)
(Maksud dan Tujuan ARK 5.1.)
-Proses ini menangani :
• Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan, termasuk utk memastikan
pasien diterima di RS rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien.
• Selama dlm proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai kondisi pasien yg selalu
memonitor dan mencatatnya dlm rekam medis.
• Dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan
dan peralatan medis yg dibutuhkan selama proses rujukan.
• Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yg menerima
-RS melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan dari proses rujukan utk
memastikan pasien telah ditransfer dengan staf yg kompeten dan dengan peralatan
medis yg tepat.

146)
*Standar ARK.5.2
RS menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan di catat di rekam
medik pasien.
Proses Rujuk
(Lihat M+T : a) s/d f)
Elemen Penilaian ARK 5.2.
1. Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yg
menerima dan nama orang yg menyetujui menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi
pasien dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut.(D)
3. Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yg sudah
dilakukan. (D)
4. Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan
pasien. (lihat PMKP 7) (D,O.W)

147)
ARK.5.2
1. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat nama dari fasilitas 10 TL
nama dari fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan yang menerima dan nama 5 TS
kesehatan yang menerima dan orang yang menyetujui menerima pasien. 0 TT
nama orang yang menyetujui
menerima pasien. (D)
2. Dokumen rujukan berisi D Bukti form rujukan memuat alasan pasien 10 TL
alasan pasien dirujuk, memuat dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan 5 TS
kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. 0 TT
pelayanan lebih lanjut. (D)
3. Dokumen rujukan juga D Bukti form rujukan memuat prosedur dan 10 TL
memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan. 5 TS
intervensi yang sudah 0 TT
dilakukan. (D)
4. Proses rujukan dievaluasi D Bukti pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam 10 TL
dalam aspek mutu dan aspek mutu dan keselamatan pasien. 5 TS
keselamatan pasien. (lihat O Evaluasi proses rujukan dalam aspek mutu dan 0 TT
PMKP.7) (D,O.W) keselamatan pasien.
W • DPJP, Komite/tim PMKP, Kepala instalasi
rawat inap/kepala ruang rawat inap
• Staf keperawatan, Petugas Ambulans 148
Maksud dan Tujuan ARK.5.2.
Informasi ttg pasien dirujuk disertakan bersama dgn pasien utk menjamin
kesinambungan asuhan. Dokumen rujukan berisi :
a) Identitas pasien
b) Hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang) yg telah dilakukan
c) Diagnosis kerja
d) Terapi dan / atau tindakan yg telah diberikan
e) Tujuan rujukan
f) Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yg memberikan pelayanan
rujukan

149)
(Maksud dan Tujuan ARK.5.2.)
-Dokumentasi juga memuat nama fasyankes dan nama orang di fasyankes yg
menyetujui menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (spt kalau ruangan
tersedia di penerima rujukan, atau tentang status pasien). Juga dicatat jika kondisi
pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal
atau membutuhkan resusitasi).
-Dokumen lain yg diminta sesuai kebijakan RS (misalnya, tanda tangan perawat
atau dokter yg menerima, nama orang yg memonitor pasien dalam perjalanan
rujukan) masuk dalam catatan

-Dokumen rujukan diberikan kepada fasyankes penerima bersama dgn pasien.


Catatan setiap pasien yg dirujuk ke fasyankes lainnya memuat juga dokumentasi
selama proses rujukan.

150)
❖ TRANSPORTASI
*Standar ARK.6 Transportasi pasien
RS menetapkan regulasi ttg transportasi dalam proses merujuk,
memindahkan atau pemulangan, pasien rawat inap dan rawat jalan utk
memenuhi kebutuhan pasien.
Elemen Penilaian ARK.6.
1. Ada regulasi utk proses transportasi pasien sesuai kebutuhannya yg meliputi
asesmen kebutuhan transportasi bagi pasien yg akan dirujuk atau
dipulangkan, obat, bahan medis habis pakai, alat kes dan peralatan medis
sesuai kondisi dan kebutuhan pasien. (R)
2. Berdasarkan hasil asesmen, alat transportasi yg digunakan utk rujukan harus
sesuai dgn kondisi dan kebutuhan pasien dan memenuhi ketentuan
keselamatan transportasi termasuk memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)
3. Bila alat transportasi yg digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau
pasien dgn penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi (Lihat
PPI.7.1) (D,O,W)
4. Ada mekanisme utk menangani keluhan proses transportasi dalam rujukan.
(D,W) 151)
ARK.6

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi untuk proses R Regulasi Regulasi tentang transportasi pasien IGD, ranap 10 TL
transportasi pasien sesuai dengan dan rajal, meliputi: 5 TS
kebutuhannya yang meliputi 1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan 0 TT
asesmen kebutuhan transportasi, kesehatan sesuai dengan kondisi pasien, diketahui
obat, bahan medis habis pakai, serta dan ditandatangani pasein / keluarga
alat kesehatan dan peralatan medis 2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat
sesuai dengan kebutuhan pasien. kesehatan dan peralatan medis sesuai dengan kondisi
(R) pasien dalam kendaraan transportasi
3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses
rujukan.
2. Berdasar atas hasil asesmen, D Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen. 10 TL
alat transportasi yang digunakan 5 TS
untuk rujukan harus sesuai O Penyediaan alat transportasi pasien 0 TT
dengan kondisi dan kebutuhan
pasien dan memenuhi ketentuan W • Kepala unit kerja
keselamatan transportasi • Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
termasuk memenuhi persyaratan • Staf terkait
152
PPI. (D,O,W) • Sopir ambulans
ARK.6
3. Bila alat transportasi yang D Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat 10 TL
digunakan terkontaminasi transportasi sesuai PPI 7.2. 5 TS
cairan tubuh pasien atau pasien 0 TT
dengan penyakit menular harus O Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi
dilakukan proses alat transportasi.
dekontaminasi. (lihat juga PPI
7.2) (D,O,W) W • IPCN
• Staf terkait
• Sopir ambulans

4. Ada mekanisme untuk D Bukti pelaksanaan penanganan 10 TL


menangani keluhan proses pengaduan/keluhan dalam proses rujukan. 5 TS
transportasi dalam rujukan. 0 TT
(D,W) W • Staf terkait
• Sopir ambulans

KARS, Nico A. Lumenta 153


Maksud dan Tujuan ARK.6.
-Proses merujuk, memindahkan, memulangkan pasien membutuhkan pemahaman
ttg kebutuhan transpor pasien. Misalnya, pasien dari unit pelayanan kronik atau
pusat rehabilitasi yg membutuhkan pelayanan rajal atau evaluasi asuhan di unit
GD mungkin tiba dgn ambulans atau transportasi lainnya. Setelah selesai, pasien
mungkin minta bantuan transpor utk kembali ke rumahnya atau fasilitas lain. Pd
situasi lain, misalnya pasien mengemudi sendiri kendaraan menuju RS utk
mendapatkan tindakan yg kemudian krn tindakan tadi mengganggu
kemampuannya mengemudi sendiri utk pulang (seperti, operasi mata, prosedur yg
memerlukan sedasi dan sebagainya). Adalah tangg-jawab RS melakukan
asesmen kebutuhan transpor pasien dan memastikan pasien mendapat
transportasi aman. Tergantung dari kebijakan RS dan peraturan perUUan, ongkos
transpor dapat atau tidak menjadi tangg-jawab RS.

154)
(Maksud dan Tujuan ARK.6.)
-Jenis kendaraan utk transportasi berbagai macam, mungkin ambulans atau lain
kendaraan milik RS atau berasal dari sumber yg diatur oleh keluarga atau teman.
Jenis kendaraan yg diperlukan tergantung kondisi dan status pasien.

-Kendaraan transportasi milik RS, harus tunduk pada peraturan perUUan yg


mengatur ttg kegiatan operasionalnya, kondisi, dan perawatan kendaraan. RS
mengidentifikasi kegiatan transportasi yg berisiko terkena infeksi dan menentukan
strategi mengurangi risiko infeksi (lihat juga PPI.7; PPI.7.1; PPI.7.1.1; PPI.7.2;
PPI.7.3; PPI.8; PPI.9). Persediaan obat, perbekalan medik yg harus tersedia dlm
kendaraan tergantung pasien yg dibawa. Misalnya, membawa pasien geriatri dari
unit rajal pulang ke rumahnya sangat berbeda dengan jika harus transfer pasien
dgn penyakit menular atau transpor pasien luka bakar ke RS lain.

155)
(Maksud dan Tujuan ARK.6.)
-Jika RS membuat kontrak layanan transportasi, RS harus dapat menjamin bahwa
kontraktor harus memenuhi standar utk mutu dan keselamatan pasien dan
kendaraan. Jika layanan transpor diberikan oleh Kementerian Kesehatan/ Dinas
Kesehatan, perusahaan asuransi, atau organisasi lain yg tidak berada dalam
pengawasan RS, masukan dari RS ttg keselamatan dan mutu transpor dapat
memperbaiki kinerja penyedia pelayanan transpor.

-Dalam semua hal, RS melakukan evaluasi thd mutu dan keselamatan pelayanan
transportasi. Ini termasuk penerimaan, evaluasi, tindak lanjut keluhan terkait
pelayanan transportasi.

156)
Semila AP
Asesmen Pasien
158
1 Stand AP 1 4 13 Stand AP 5 5 30 Stand AP 6 5
2 Stand AP 1.1 5 14 Stand AP 5.1 6 31 Stand AP 6.1 6
3 Stand AP 1.2 7 15 Stand AP 5.2 4 32 Stand AP 6.2 4
4 Stand AP 1.3 5 16 Stand AP 5.3 4 33 Stand AP 6.3 4
5 Stand AP 1.4 3 17 Stand AP 5.3.1 4 34 StandAP6.3.1 4
6 Stand AP 1.4.1 3 18 Stand AP 5.3.2 4 35 Stand AP 6.4 3
7 Stand AP 1.5 3 19 Stand AP 5.4 3 36 Stand AP 6.5 9
8 Stand AP 1.6 2 20 Stand AP 5.5 9 37 Stand AP 6.6 4
9 Stand AP 2. 4 21 Stand AP 5.6 3 38 Stand AP 6.7 6
10 Stand AP 2.1 2 22 Stand AP 5.7 7 39 Stand AP 6.8 4
11 Stand AP 3 3 23 Stand AP 5.8 3
12 Stand AP 4 3 24 Stand AP 5.9 5
25 Stand AP 5.9.1 2
26 Stand AP 5.10 4
27 Stand AP 5.11 3
28 Stand AP5.11.1 2
29 Stand AP5.11.2 2
AP sj 12 S-44 EP/ Lab 17 S-70 EP/ RIR 10 S-49 EP 39 Std 163 EP
Beberapa Prinsip Proses Asesmen
1. Dasar : Pelayanan Berfokus pd Pasien/PCC, APT (Asuhan Pasien Terintegrasi) dan
IAR
2. Asesmen :
• Assmen cepat : AP 1.5, SKP 6
• Asesmen Awal : AP 1, 1.1, 1.2, 1.3.
• Asesmen lanjutan : SKP 6
• Asesmen Ulang : AP 2, 2.1.
3. Asesmen Tambahan sesuai populasi pasien : AP.1.6
4. Asesmen awal oleh 2 profesi medis & keperawatan : IGD, Rajal, Ranap
5. Asesmen Awal menggali (isi) minimal : AP 1 sd 1.3 & PKPO 4 :
1. status fisik, 7. risiko jatuh, NB. : M-T : Dalam melakukan asesmen, penggalian
2. psiko-sosio-spiritual, 8. asesmen fungsional, elemen a) s/d l) dapat dilakukan sesuai dgn kebutuhan
3. ekonomi, 9. risiko gizi, profesi antara medis dan keperawatan yg diatur oleh RS.
4. riwayat kesehatan pasien, 10.kebutuhan edukasi, Proporsi penggalian elemen antara profesi medis dan
5. riwayat alergi, 11.Perencanaan Pemulangan keperawatan disesuaikan dgn keunikan RS, misalnya pd
6. asesmen nyeri, → PQRST Pasien (Discharge Planning). RS Umum porsi keperawatan akan lebih luas, pd RS
12. Riwayat Penggunaan Obat Jiwa porsi medis lebih luas.
Lanjutan Beberapa Prinsip Proses Asesmen…..
5. Jumlah dan Jenis (spesialis) Asesmen Awal ditetapkan RS. Medis :
misalnya PD, Bedah, Anak, Obgin dsb. Keperawatan : misalnya Dewasa, Anak,
Maternitas dsb.

6. Pilihan Pola Sentral Asesmen (Keperawatan) di Rajal : misalnya Dewasa,


Anak, Maternitas
7. Keterlibatan Keluarga.
8. Asesmen Ulang : oleh semua PPA yg terkait, dicatat di CPPT (5 kolom) :
Medis, Perawat/Bidan, Farmasi, Gizi. Lain sesuai RS nya
9. Ada Asesmen Tambahan – AP 1.6. Misalnya : Tindakan Keperawatan, Asesmen
Lanjutan Gizi, Rekonsiliasi Obat, Daftar Instruksi Medis Farmakologis
Standar AP.1.
RS menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan yg meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian
pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual
pasien.

Asesmen awal
Elemen Penilaian AP.1.
1. RS menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan
keperawatan sesuai a) sampai dengan l) di maksud dan tujuan (R)
2. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin medis.
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal disiplin
keperawatan (D,W)
4. Ada bukti keterlibatan keluarga dlm melengkapi asesmen awal.(D,W) (lihat
HPK 2 EP1)
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan
pasien terintegrasi, masing2 melakukan asesmen berbasis pengumpulan
Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana asuhan (IAR), dengan
DPJP sebagai ketua tim asuhan yg mengintegrasikan asuhan, termasuk
menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.

Integrasi Inter PPA

Elemen Penilaian AP.4


1. Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-masing PPA
diintegrasikan. (D,W)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis utk membuat rencana asuhan. (D,W)
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, DPJP
mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, PAP
5) (D,W)
ARK 3.2., di M-T. : DPJP sbg Ketua Tim Asuhan Pasien
Maksud dan Tujuan AP.1, AP 1.1, AP 1.2, AP 1.3.
-Asesmen yg efektif menghasilkan keputusan ttg tindakan segera dan
berkelanjutan yg dibutuhkan pasien utk tindakan darurat, asuhan terencana,
bahkan jika kondisi pasien berubah. Asesmen pasien merupakan proses
berkelanjutan, dinamis dan dikerjakan di instalasi / UGD, rajal, ranap, dan unit
pelayanan lainnya. Asesmen pasien terdiri dari 3 proses utama dengan metode
IAR :
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal2 sesuai a sd l, tersebut
dibawah. Pada SOAP adalah S–Subyektif dan O-Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A) , yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yg menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, utk mengidentifikasi
kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi utk mengatasi /
memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir b . Pelaksanaan R adalah utk
memenuhi kebutuhan pasien yg telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–
Plan.
Isi minimal asesmen awal a.l. :
a) status fisik,
b) psiko-sosio-spiritual,
c) ekonomi
d) riwayat kesehatan pasien.
e) riwayat alergi,
f) asesmen nyeri,
g) risiko jatuh,
h) asesmen fungsional,
i) risiko nutrisional,
j) kebutuhan edukasi ,
k) Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
l) Riwayat Penggunaan Obat (PKPO 4)
-Asesmen awal dilakukan dengan konsep IAR dan “menggali informasi” 12 elemen tsb secara
lengkap. Pada kelompok pasien tertentu misalnya dengan risiko Jatuh atau nyeri maka dilakukan
Rapid Assessment (Asesmen Cepat) sebagai bagian dari asesmen awal, dan kemudian asesmen
awal ini diselesaikan dengan asesmen lanjutan.
-Dalam melakukan asesmen, penggalian elemen a) sampai dengan l) dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan profesi antara medis dan keperawatan yang diatur oleh RS. Proporsi penggalian
elemen antara profesi medis dan keperawatan disesuaikan dengan keunikan RS, misalnya pada RS
Umum porsi keperawatan akan lebih luas, pada RS Jiwa porsi medis lebih luas.
-Jika pasien sudah terdaftar atau diterima di RS untuk asuhan rawat inap dan atau rawat jalan,
sebuah asesmen lengkap perlu dilakukan terkait alasan pasien datang di RS mengacu kepada butir-
butir isi minimal asesmen awal. Asesmen awal bersifat ceklis agar penggalian informasi lengkap.
Informasi spesifik yang dibutuhkan RS pada tahap ini, prosedur yang dilakukan padanya, tergantung
kebutuhan pasien dan dimana asuhan diberikan (misalnya, asuhan rawat inap atau rawat jalan). RS
menetapkan regulasi proses asesmen dan pendokumentasiannya di rekam medis (lihat juga,
ARK.1).
-Untuk melakukan asesmen pasien secara efektif, rumah sakit menentukan regulasi, isi minimal
asesmen yang harus dilakukan oleh dokter, perawat dan professional pemberi asuhan lainnya.
Asesmen dilakukan oleh disiplin klinis sesuai kebutuhan. Asesmen hanya dilakukan oleh orang yang
kompeten dan diberi kewenangan sesuai peraturan perUUan. Seluruh hasil asesmen itu harus ada
sebelum dilakukan pengobatan.
-Asesmen awal seorang pasien, rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat merupakan proses yang
penting untuk identifikasi kebutuhan pasien untuk memulai proses asuhan pasien. Proses asesmen
awal memberikan informasi perihal:
• Pemahaman asuhan yang diinginkan oleh pasien
• Pemilihan asuhan paling baik untuk pasien
• Diagnosis awal, dan
• Pemahaman respons pasien terhadap asuhan sebelumnya
-Untuk mendapatkan informasi ini, asesmen awal melakukan evaluasi kondisi pasien melalui
pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya. Asesmen psikologis menentukan status emosional
pasien (misalnya, jika pasien depresi, takut jiwanya terancam, suka berkelahi, membahayakan diri
sendiri atau orang lain).
-Mengumpulkan informasi tentang pasien tidak bermaksud “menggolongkan” pasien kedalam “satu
golongan tertentu”. Tetapi status sosial, kultur, spiritual, ekonomi, dari pasien merupakan faktor
penting yang dapat berpengaruh terhadap respons pasien terhadap penyakit dan tindakan
pengobatan.
-Keluarga akan membantu dalam proses asesmen dan untuk memahami keinginan pasien dan
pilihannya dari proses asesmen. Faktor ekonomi dikaji sebagai bagian asesmen sosial, atau
asesmen ekonomi terpisah jika pasien dan keluarganya bertanggung jawab terhadap semua atau
sebagian biaya asuhan selama dirawat atau sesudah keluar RS. Asesmen sosial juga terkait
kehidupan sosial dalam keluarga dan masyarakat yang dapat mempengaruhi proses asuhan.
Asesmen budaya serta keyakinan dan spiritual pasien dan keluarga juga perlu digali agar dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan agama, keyakinan dan budaya sehingga Hak Pasien dan
Keluarga dapat terpenuhi.
-Banyak profesional pemberi asuhan (PPA) yangg kompeten dan diberi kewenangan yang berbeda-
beda terlibat dalam asesmen pasien. Faktor terpenting adalah asesmen dilakukan lengkap dan
tersedia bagi mereka yang bekerja untuk memberikan asuhan (lihat juga, ARK 3).
-Asesmen sangat bermanfaat jika mempertimbangkan kondisi, umur, kebutuhan kesehatan,
termasuk permintaan keinginan pasien. Proses akan dilaksanakan sangat efektif jika berbagai
profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab terhadap asuhan pasien berkerja sama
(lihat juga, ARK 3).

-Untuk asesmen keperawatan rawat jalan, rumah sakit dapat mempolakan pelaksanaan asesmen
tersebut secara sentral, yang terbagi sesuai kebutuhan (keperawatan dewasa, keperawatan anak,
keperawatan bedah, keperawatan maternitas dsb).

-Pada rawat jalan, asesmen awal dilakukan pada pasien baru, pasien dengan diagnosis baru,
pasien dengan diagnosis yang sama pada kunjungan kedua yang jarak waktunya lama, sesuai
regulasi rumah sakit lebih dari satu bulan pada diagnosis akut, atau misalnya tiga bulan pada
penyakit yang kronis.
AP.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Rumah Sakit R Regulasi tentang isi, jumlah dan jenis 10 TL
menentukan isi, jumlah asesmen awal medis dan keperawatan 5 TS
dan jenis asesmen awal sesuai a) sampai dengan l) di maksud dan 0 TT
pada disiplin medis dan tujuan, sesuai MIRM 13.1, termasuk:
keperawatan sesuai a) 1) Integrasi asesmen awal adalah review
s/d l) di maksud dan dan verifikasi oleh DPJP, dengan paraf /
tujuan (R) tandatangan DPJP pada asesmen awal
keperawatan
2) harus selesai dalam waktu 24 jam
3) pelaksanaan pasien rawat jalan dengan
penyakit akut /non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 (satu) bulan
4) pelaksanaan pasien rawat jalan dengan
penyakit kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan
KARS, Nico A. Lumenta 170
AP.1

Elemen Penilaian Telusur Skor


2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, 10 TL
isi, jumlah dan jenis jumlah dan jenis asesmen awal disiplin 5 TS
asesmen awal disiplin medis dengan metode IAR 0 TT
medis. (D,W) W • DPJP
• Kepala /staf unit rekam medis
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, 10 TL
isi, jumlah dan jenis jumlah dan jenis asesmen awal disiplin 5 TS
asesmen awal disiplin keperawatan, dengan metode IAR 0 TT
keperawatan (D,W) W • DPJP
• Kepala /staf unit rekam medis
4. Ada bukti keterlibatan D Bukti dalam RM keterlibatan keluarga 10 TL
keluarga dalam dalam melengkapi asesmen awal 5 TS
melengkapi asesmen (alloanamnesa), termasuk memberikan 0 TT
awal. (D,W) (lihat HPK 2 keputusan dalam rencana asuhan, sesuai
EP1) ARK 2.1 EP 4 dan MKE 9 EP 5
W • Pasien
KARS, Nico /keluarga
A. Lumenta 171
Standar AP.1.1
Asesmen awal masing2 pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik,
riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial,
ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Asesmen awal - Ranap
Elemen Penilaian AP.1.1
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat inap (ranap) meliputi riwayat
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik (D,W)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap meliputi faktor bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap harus selesai dlm waktu 24 jam
atau lebih cepat sesuai dgn kondisi pasien. (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien ranap menghasilkan rencana asuhan
(D,W)
AP.1.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL
asesmen awal pasien asesmen awal pasien rawat inap meliputi 5 TS
rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan 0 TT
riwayat kesehatan pasien fisik, dengan menggunakan pola IAR
dan pemeriksaan fisik W • DPJP
(D,W) • PPJA
2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL
asesmen awal pasien asesmen awal medis dan keperawatan 5 TS
rawat inap meliputi faktor pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko- 0 TT
bio-psiko-sosio-kultural- sosio-kultural-spiritual, dengan
spiritual. (D,W) menggunakan pola IAR
W • PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM asesmen awal medis dan 10 TL
asesmen awal pasien rawat keperawatan pasien rawat inap menghasilkan 5 TS
inap menghasilkan diagnosis diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien, 0 TT
awal dan masalah kesehatan dengan menggunakan pola IAR
pasien. (D,W) (lihat juga ARK • DPJP
• PPJA
173
3) W
AP.1.1
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL
asesmen awal pasien rawat asesmen awal medis dan keperawatan rawat 5 TS
inap harus selesai dalam inap selesai dalam waktu 24 jam atau lebih 0 TT
waktu 24 jam atau lebih cepat cepat dengan bukti pencatatan tanggal dan
sesuai dengan kondisi pasien. jam
(D,W)
W • DPJP
• PPJA
• Kepala/staf unit rekam medis
5. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM asesmen awal medis dan 10 TL
asesmen awal pasien rawat keperawatan pasien rawat inap menghasilkan 5 TS
inap menghasilkan rencana rencana asuhan, dengan menggunakan pola 0 TT
asuhan (D,W) IAR, terintegrasi sesuai dengan AP 4 EP 1 dan
2 dan PAP 2.1
MPP menyusun rencana manajemen
pelayanan pasien

W • DPJP
• PPJA
• MPP 174
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat
kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural
dan spiritual pasien.

Elemen Penilaian AP.1.2 Asesmen awal - Rajal


1. RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat jalan (rajal). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rajal meliputi riwayat kesehatan pasien dan
pemeriksaan fisik (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rajal meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rajal menghasilkan diagnosis awal dan
masalah kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3)
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rajal menghasilkan rencana asuhan (D,W)
6. Ada bukti pelaksanaan pasien rajal dgn penyakit akut /non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 (satu) bulan. (D,W)
7. Ada bukti pelaksanaan pasien rajal dgn penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah
3 (tiga) bulan. (D,W)
AP.1.2

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Rumah Sakit R Regulasi tentang kerangka waktu 10 TL
menetapkan kerangka penyelesaian asesmen awal pasien - -
waktu penyelesaian rawat jalan 0 TT
asesmen awal pasien
rawat jalan. (R)

2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL


asesmen awal pasien asesmen awal pasien rawat jalan 5 TS
rawat jalan meliputi meliputi riwayat kesehatan pasien dan 0 TT
riwayat kesehatan pasien pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan fisik W
(D,W) • DPJP
• PPJA
KARS, Nico A. Lumenta 176
AP.1.2
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL
asesmen awal pasien asesmen awal pasien rawat jalan 5 TS
rawat jalan meliputi faktor meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural- 0 TT
bio-psiko-sosio-kultural- spiritual
spiritual. (D,W) W • PPJA

4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL


asesmen awal pasien asesmen awal pasien rawat jalan 5 TS
rawat jalan menghasilkan menghasilkan diagnosis awal dan 0 TT
diagnosis awal dan s masalah kesehatan pasien.
masalah kesehatan
pasien. (D,W) (lihat juga W • DPJP
ARK 3) • PPJA

KARS, Nico A. Lumenta 177


AP.1.2
5. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10 TL
asesmen awal pasien rawat awal pasien rawat jalan menghasilkan rencana 5 TS
jalan menghasilkan rencana asuhan 0 TT
asuhan (D,W)
W • DPJP
• PPJA
6. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien 10 TL
pasien rawat jalan dengan rawat jalan dengan penyakit akut /non kronis, 5 TS
penyakit akut/non kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) 0 TT
asesmen awal diperbaharui bulan.
setelah 1 (satu) bulan. (D,W)
W • DPJP
• PPJA

7. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien 10 TL


pasien rawat jalan dengan rawat jalan dengan penyakit kronis, asesmen 5 TS
penyakit kronis, asesmen awal awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan 0 TT
diperbaharui setelah 3 (tiga)
bulan. (D,W) W • DPJP
• PPJA
178
Standar AP 1.3
Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi pemeriksaan
fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis,
sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Asesmen awal - IGD
Elemen Penilaian AP.1.3
1. RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien GD. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien GD meliputi riwayat kesehatan pasien dan
pemeriksaan fisik. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien GD meliputi faktor bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual berfokus pada kondisi pasien. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien GD menghasilkan diagnosis awal dan masalah
kesehatan pasien. (D,W) (lihat juga ARK 3 )
5. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien GD menghasilkan rencana asuhan (D,W)
AP.1.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Rumah Sakit R Regulasi tentang kerangka waktu 10 TL
menetapkan kerangka penyelesaian asesmen awal pasien - -
waktu penyelesaian gawat darurat 0 TT
asesmen awal pasien
gawat darurat. (R)

2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL


asesmen awal pasien asesmen awal pasien gawat darurat 5 TS
gawat darurat meliputi yang mencakup riwayat kesehatan, 0 TT
riwayat kesehatan pasien pemeriksaan fisik, setelah melewati
dan pemeriksaan fisik. proses Triase.
(D,W)
W • DPJP
• PPJA
KARS, Nico A. Lumenta 180
AP.1.3
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10 TL
asesmen awal pasien gawat awal pasien gawat darurat meliputi faktor bio- 5 TS
darurat meliputi faktor bio- psiko-sosio-kultural-spiritual berfokus pada 0 TT
psiko-sosio-kultural-spiritual kondisi pasien.
berfokus pada kondisi pasien.
(D,W) W • DPJP
• PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10 TL
asesmen awal pasien gawat awal pasien gawat darurat menghasilkan 5 TS
darurat menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien 0 TT
diagnosis awal dan masalah
kesehatan pasien. (D,W) (lihat W • DPJP
juga ARK 3 ) • PPJA

5. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen 10 TL


asesmen awal pasien gawat awal pasien gawat darurat menghasilkan 5 TS
darurat menghasilkan rencana rencana asuhan dengan metode IAR 0 TT
asuhan (D,W)
W • DPJP
• PPJA
181
Standar AP.1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan
fungsional, dan kebutuhan khusus lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen
dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

Asesmen awal – Risiko nutrisional


Elemen Penilaian 1.4.
1.RS menetapkan kriteria risiko gizi yg dikembangkan bersama staf yg
kompeten dan berwenang. (R)
2.Pasien diskrining untuk risiko gizi sbg bagian dari asesmen awal . (D,W) (lihat
SKP 1 EP4)
3.Pasien dengan risiko gizi dilanjutkan dgn asesmen gizi. (D,W)
AP.1.4

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Rumah Sakit menetapkan kriteria R • Regulasi tentang kriteria risiko gizi 10 TL
risiko gizi yang dikembangkan bersama • Bukti rapat penetapan kriteria risiko - -
staf yang kompeten dan berwenang. (R) D gizi, dengan keterlibatan staf yang 0 TT
kompeten (D)

2. Pasien diskrining untuk risiko gizi D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan 10 TL


sebagai bagian dari asesmen awal . skrining risiko gizi 5 TS
(D,W) (lihat SKP 1 EP 4) 0 TT
W • PPJA
• Pasien/keluarga

3. Pasien dengan risiko gizi D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien 10 TL


dilanjutkan dengan asesmen dengan risiko gizi dilanjutkan dengan asesmen 5 TS
gizi. (D,W) gizi, sesuai PAP 5. 0 TT

W • PPJA
• Dietisien
183
• Pasien/keluarga
Standar AP. 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko
jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.

Asesmen awal –
Kebutuhan fungsional, Risiko jatuh
Elemen Penilaian AP.1.4.1
1. RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional dan risiko jatuh,
yg dikembangkan bersama staf yg kompeten dan berwenang. (R)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat
SKP 6) (D,W)
3. Pasien dengan kebutuhan fungsional lanjutan termasuk risiko jatuh,
memperoleh asuhan yg sesuai ketentuan RS. (D,W)
AP.1.4.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen R • Regulasi tentang kriteria asesmen 10 TL
kebutuhan fungsional dan risiko jatuh, kebutuhan fungsional dan risiko - -
yang dikembangkan bersama staf yang jatuh 0 TT
kompeten dan berwenang. (R) D
• Bukti rapat penetapan kriteria
kebutuhan fungsional dan risiko
jatuh, dengan keterlibatan staf yang
kompeten (D)
2. Pasien diskrining untuk kebutuhan D Bukti dalam RM tentang skrining 10 TL
fungsional termasuk risiko jatuh. (lihat kebutuhan fungsional dan risiko jatuh 5 TS
SKP 6) (D,W) 0 TT
W • PPJA
• Pasien/Keluarga
3. Pasien dengan kebutuhan fungsional D Bukti dalam RM hasil skrining 10 TL
lanjutan termasuk risiko jatuh, kebutuhan fungsional dan risiko jatuh 5 TS
memperoleh asuhan yang sesuai memperoleh asuhan yang sesuai 0 TT
ketentuan RS. (D,W) ketentuan RS
W • PPJA
• Pasien/Keluarga 185
Maksud dan Tujuan AP.1.4 dan AP 1.4.1
Informasi yg diperoleh pd asesmen awal medis dan atau asesmen awal
keperawatan, dapat menunjukkan kebutuhan asesmen lebih lanjut atau lebih
mendalam ttg status nutrisional (al : metode MST- Malnutrition Screening Tools),
fungsional (al: dgn metode Barthel Index) termasuk risiko pasien jatuh (Lihat juga,
SKP.6).
Asesmen lebih mendalam dibutuhkan utk identifikasi pasien yg memerlukan
intervensi nutrisi, layanan rehabilitasi atau layanan lain terkait kemampuan untuk
berfungsi mandiri. Secara umum seleksi dilakukan melalui evaluasi sangat
sederhana, mendalam thd pasien utk menentukan apakah pasien menunjukkan
gejala sebagai sebuah risiko yg kemudian dibutuhkan asesmen lebih lanjut secara
mendalam. Misalnya, asesmen awal keperawatan memuat kriteria dasar utk
menyaring status nutirisional, seperti ada lima atau enam pertanyaan sederhana yg
menghasilkan skor angka terkait dengan intake makanan yang menurun, berat
badan menurun selama 3 bulan yg lalu, mobilitas dsb.
Jumlah angka (skor) akan menunjukkan risiko nutrisional pasien yg membutuhkan
asesmen nutrisional lebih lanjut secara mendalam
(Maksud dan Tujuan AP.1.4 dan AP 1.4.1)
Pada setiap kasus, kriteria pemeriksaan digunakan oleh staf yang kompeten dan
diberi kewenangan yg mampu melakukan asesmen lebih lanjut, jika perlu,
memberikan pelayanan yg diperlukan. Misalnya, kriteria pemeriksaan risiko
nutrisional dibuat oleh perawat yg menggunakan kriteria, dietisen yg memberi saran
intervensi diet, dan nutrisionis yg akan mengintegrasikan kebutuhan nutrisi dgn
kebutuhan lain pasien.
Informasi yang dikumpulkan dlm asesmen awal medis dan keperawatan termasuk
asesmen lain yg dibutuhkan a.l. utk: gigi, pendengaran, penglihatan, dsb. Setelah
pemulangan di RS dilanjutkan asuhan di komunitas.
Standar AP.1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika
ada nyeri dilakukan asesmen
Elemen Penilaian AP 1.5. Skrining Nyeri
1. RS menetapkan regulasi pasien diskrining utk rasa nyeri (lihat juga PAP.6,
EP 1). (R)
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen
lebih mendalam, sesuai dgn umur pasien, dan pengukuran intensitas dan
kualitas nyeri seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya.
(D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)
3. Asesmen dicatat sedemikian shg memfasilitasi asesmen ulangan yg
teratur dan tindak lanjut sesuai kriteria yg dikembangkan oleh RS dan
kebutuhan pasien. (D,W)
@ Standar PAP.6. @Standar HPK 2.5 : RS
RS menetapkan mendukung hak pasien
pelayanan pasien terhadap asesmen dan
untuk mengatasi nyeri. manajemen nyeri yang tepat.
AP.1.5
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi pasien R Regulasi tentang skrining 10 TL
diskrining untuk rasa nyeri (lihat juga nyeri/asesmen cepat (rapid - -
PAP.6, EP 1). (R) assessment), termasuk asesmen 0 TT
lanjutan yang mendalam (PQRST)
terhadap nyeri sesuai dengan AP 1.5 EP
2, termasuk lokasi pencatatannya.
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri D 1) Bukti dalam RM tentang skrining 10 TL
pada asesmen awal, lakukan asesmen 2) Bukti dalam RM tentang asesmen 5 TS
lebih mendalam, sesuai dengan umur nyeri 0 TT
pasien, dan pengukuran intensitas dan
kualitas nyeri seperti karakter, W • DPJP/PPJA
kekerapan/frekuensi, lokasi dan • Pasien/Keluarga
lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6 EP 1)
3. Asesmen dicatat sedemikian D Bukti dalam RM tentang asesmen ulang 10 TL
sehingga memfasilitasi asesmen rasa nyeri dan tindak lanjutnya 5 TS
ulangan yang teratur dan tindak lanjut 0 TT
sesuai kriteria yang dikembangkan W • DPJP/PPJA
oleh RS dan kebutuhan pasien. (D,W) • Pasien/Keluarga.
189
Maksud dan Tujuan AP.1.5
Pada situasi keluhan nyeri dilakukan skrining/ asesmen cepat (rapid assessment)
digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang merasakan nyeri, dilanjutkan dengan
asesmen lanjutan yang mendalam.
Contoh pertanyaan yang dapat dipakai pada skrining sebagai berikut:
• Apakah anda merasa sakit sekarang?
• Apakah rasa sakit anda menghalangi tidur malam anda?
• Apakah rasa sakit anda menghalangi anda beraktivitas?
• Apakah anda merasakan sakit setiap hari?
Jawaban positif dari pertanyaan pertanyaan ini menandakan ada kebutuhan dilakukan
asesmen lanjutan yang mendalam terhadap nyeri pasien (misalnya PQRST,
provokasi,kualitas,penjalaran,skor/keparahan,waktu). Cakupan tindakan berdasar
asuhan dan pelayanan yang tersedia
Untuk pasien ranap, jika diketahui ada nyeri segera dilakukan asesmen lebih dalam.
Asesmen ini disesuaikan dgn umur pasien dan mengukur intensitas dan kualitas rasa
nyeri, seperti karakteristik rasa nyeri, frekuensi, lokasi dan lamanya. Informasi
tambahan dapat diberikan seperti riwayat rasa nyeri, apa yg menyebabkan rasa
nyeri berkurang atau bertambah, apa keinginan pasien utk menghilangkan rasa
nyeri, dsb (misalnya PQRST) . Asesmen dicatat demikian rupa utk memudahkan
asesmen ulang rutin dan tindak lanjut sesuai kriteria yg ditetapkan RS dan kebutuhan
pasien.
Asesmen tambahan

Standar AP.1.6.
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien
tertentu.

Elemen Penilaian AP.1.6


1. RS menetapkan regulasi ttg asesmen tambahan utk populasi pasien tertentu
(R)
2. Terhadap populasi pasien tsb dilaksanakan asesmen tambahan sesuai
regulasi RS. (D,W)
AP.1.6
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi R Regulasi tentang asesmen 10 TL
tentang asesmen tambahan tambahan sesuai populasi, - -
untuk populasi pasien tertentu. termasuk juga jenis-jenis 0 TT
(lihat AP 1 EP 1) (R) asesmen awal.

2. Terhadap populasi pasien tsb D Bukti dalam RM tentang asesmen 10 TL


dilaksanakan asesmen tambahan untuk populasi 5 TS
tambahan sesuai regulasi RS. tertentu 0 TT
(D,W)
W • DPJP
• PPJA
• Kepala/staf unit rekam medis
KARS, Nico A. Lumenta 193
Maksud dan Tujuan AP.1.6
Asesmen tambahan untuk pasien tertentu atau untuk populasi pasien khusus mengharuskan proses
asesmen perlu diubah. Tambahan ini disesuaikan dgn keunikan dan kebutuhan setiap populasi pasien
tertentu. Setiap RS menentukan kelompok pasien khusus dan populasi pasien dan menyesuaikan
proses asesmen utk memenuhi kebutuhan khusus mereka.
Asesmen tambahan sesuai populasi pasiennya antara lain untuk:
• Neonatus • Pasien dgn gangguan emosional atau pasien
• Anak psikiatris
• Remaja • Pasien kecanduan obat terlarang atau
• Obstetri/maternitas alkohol
• Geriatri • Korban kekerasan atau kesewenangan
• Pasien dgn kebutuhan utk P3(Perencanaan • Pasien dengan penyakit menular atau
Pemulangan Pasien) infeksius
• Sakit terminal/menghadapi kematian • Pasien yg menerima kemoterapi atau terapi
• Pasien dgn rasa sakit kronik atau nyeri radiasi
(intense) • Pasien dengan sistem imunologi terganggu
Tambahan asesmen thd pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dlm kerangka
kultural pasien. Proses asesmen disesuaikan dgn peraturan perUUan dan standar profesional
Di Maksud-Tujuan : bila ada daftar Form Konsul, bila ada:
• dgn butir-butir → dapat memilih - prinsip isinya IAR
• dgn abjad → wajib diikuti
Standar AP.2
RS menetapkan regulasi utk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dgn interval waktu
berdasarkan kondisi, tindakan, utk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana
kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang. Asesmen ulang
Elemen Penilaian AP.2 SOAP, semua PPA
1. Ada regulasi ttg asesmen ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya utk evaluasi respons pasien
thd asuhan yg diberikan sbg tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; MPO.7) (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk
akhir minggu / libur utk pasien akut (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal 1 kali per shift atau sesuai dgn
perubahan kondisi pasien. (D,W)
4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dgn interval sesuai regulasi RS. (D,W)

Standar AP.2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan - Urutan lembar dlm RM
- Penataan “on going”
didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan - CPPT
kembali dalam rekam medis.
Elemen Penilaian AP.2.1
1. RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar2 RM agar mudah dicari kembali diakses dan
terstandar, PPA dpt menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam medis. (R)
2. Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)
AP.2
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang asesmen 10 TL
asesmen ulang oleh DPJP, ulang, intervalnya oleh DPJP, - -
perawat dan PPA lainnya untuk PPJA dan profesional pemberi 0 TT
evaluasi respons pasien asuhan (PPA) lainnya untuk
terhadap asuhan yang diberikan evaluasi respons pasien
sebagai tindak lanjut. (lihat juga, terhadap asuhan yang diberikan
ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; PKPO.7) sebagai tindak lanjut.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang 10 TL
asesmen ulang medis pelaksanaan asesmen ulang - -
dilaksanakan minimal satu kali medis dilaksanakan minimal 0 TT
sehari, termasuk akhir minggu / satu kali sehari, termasuk akhir
libur untuk pasien akut (D,W) minggu/libur untuk pasien akut

W • DPJP
KARS, • Pasien/keluarga
Nico A. Lumenta 196
AP.2

3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam RM tentang 10 TL


asesmen ulang oleh perawat pelaksanaan asesmen ulang oleh 5 TS
minimal satu kali per shift atau perawat minimal satu kali per sif 0 TT
sesuai dengan perubahan atau sesuai dengan perubahan
kondisi pasien. (D,W) kondisi pasien

W • PPJA
• Pasien/keluarga
4. Ada bukti asesmen ulang oleh D Bukti dalam RM tentang 10 TL
PPA lainnya dilaksanakan asesmen ulang yang dilakukan 5 TS
dengan interval sesuai regulasi oleh PPA lainnya 0 TT
RS. (D,W) W
• PPA lainnya
• Pasien/keluarga

KARS, Nico A. Lumenta 197


AP.2.1
Elemen Penilaian Telusur Skor
1. RS menetapkan pengaturan R Regulasi tentang pengaturan 10 TL
urutan penyimpanan lembar- urutan penyimpanan lembar RM - -
lembar RM agar mudah dicari sesuai MIRM 13 EP 5 0 TT
kembali diakses dan terstandar,
PPA dapat menemukan dan
mencari kembali hasil asesmen
di rekam medis. (R)

2. Asesmen ulang dicatat di D Bukti dalam RM tentang asesmen 10 TL


dokumen Catatan ulang di dokumentasikan di 5 TS
Perkembangan Pasien CPPT 0 TT
Terintegrasi (CPPT). (D)

KARS, Nico A. Lumenta 198


Maksud dan Tujuan AP.2 dan AP.2.1
-Asesmen ulang oleh semua profesional pemberi asuhan (PPA) merupakan faktor penting
untuk evaluasi terhadap keputusan tentang asuhannya sudah benar dan efektif. Dilakukan
asesmen ulang dengan interval waktu yang didasarkan atas kebutuhan dan rencana asuhan,
dan digunakan sebagai dasar rencana pulang pasien sesuai dengan regulasi rumah sakit.
Hasil asesmen ulang dicatat di rekam medik pasien/CPPT sebagai informasi untuk di
gunakan oleh semua profesional pemberi asuhan (PPA) (lihat juga, ARK.3).
-Asesmen ulang oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) memperhitungkan asuhan
pasien selanjutnya. Seorang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) melakukan
asesmen terhadap pasien akut sekurang-kurangnya setiap hari, termasuk di akhir minggu
/libur,dan jika ada perubahan penting kondisi pasien. Perawat melakukan asesmen ulang
minimal satu kali pershift atau sesuai perkembangan pasien, dan setiap hari PPJA akan
mengkoordinasikan dan memverifikasi evaluasi ulang perawat untuk asuhan keperawatan
selanjutnya.
-Asesmen ulang dilakukan dan dicatat di CPPT berbasis IAR dengan metode SOAP, gizi
dapat dengan metode ADIME, dengan memperhatikan:
• Interval sepanjang asuhan pasien (contoh, perawat mencatat secara tetap, tanda-tanda
vital (TTV), asesmen nyeri, detak jantung dan suara paru, sesuai kondisi pasien)
• Setiap hari oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) terhadap pasien, dan Perawat
melakukan asesmen ulang minimal satu kali pershift atau sesuai perkembangan pasien.
Sebagai respons terhadap perubahan penting kondisi pasien.
• Jika diagnosis pasien berubah dan dibutuhkan perubahan rencana asuhan
• Menentukan apakah pengobatan dan tindakan lain berhasil dan pasien dapat dipindah atau
pulang
• Hasil asesmen ulang dicatat di rekam medik pasien/CPPT sebagai informasi untuk di gunakan
oleh semua PPA (Lihat juga, ARK.3).
• CPPT yang disusun mencakup 5 kolom yaitu: 1). kolom tanggal dan jam, 2). kolom
Profesional Pemberi Asuhan, 3). kolom Hasil asesmen pasien dan pemberian pelayanan
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir
catatan), 4). kolom Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dengan rinci
dan jelas) (lihat PAP 2.2), 5). kolom Review & Verifikasi DPJP (Tulis Nama, beri Paraf,
Tanggal, Jam) (lih PAP 2.1 EP 5),.
• DPJP harus membaca/mereview seluruh Rencana Asuhan, rutin per 24 jam.
-Temuan pada asesmen digunakan sepanjang proses pelayanan untuk mengevaluasi kemajuan
pasien dan untuk memahami kebutuhan untuk asesmen ulang. Oleh karena itu sangat perlu
bahwa asesmen medis, keperawatan dan asesmen profesional pemberi asuhan (PPA) lain yang
berarti, dicatat dan didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan
kembali dalam rekam medis atau dari lokasi lain yang ditentukan standar dan digunakan oleh staf
yang melayani pasien.
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP
per akhir 24
jam
Urutan lembar2
dlm RM

202
Standar AP.3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan
melakukan asesmen awal dan asesmen ulang.

Kompetensi & Kewenangan PPA


Elemen Penilaian AP.3
1. Ada regulasi yg menetapkan PPA yg kompeten dan berwenang melakukan
asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen gawat darurat. (R)
2. PPA yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen (D,W)
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yg kompeten dan
berwenang (D,W)
AP.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi yang menetapkan PPA R Regulasi tentang PPA yang kompeten 10 TL
yang kompeten dan berwenang dan berwenang melakukan asesmen - -
melakukan asesmen awal, asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen 0 TT
ulang dan asesmen gawat darurat. (R) gawat darurat sesuai EP 3 dalam bentuk
SPK dan RKK
2. PPA yang kompeten dan berwenang D Bukti dalam RM tentang asesmen 10 TL
melakukan asesmen (D,W) dilakukan oleh PPA yang kompeten dan 5 TS
berwenang 0 TT

W • PPA
• Pasien/keluarga
3. Asesmen gawat darurat dilaksanakan D Bukti dalam RM tentang asesmen gawat 10 TL
oleh PPA yang kompeten dan darurat dilaksanakan oleh PPA yang 5 TS
berwenang. (D,W) kompeten dan berwenang 0 TT

W • PPA
• Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 204
Maksud dan Tujuan AP.3
Asesmen awal dan asesmen ulang pasien adalah proses penting/kritikal, memerlukan
pendidikan khusus, pelatihan, pengetahuan dan keahlian bagi PPA dan telah
mendapatkan SPK dan RKK termasuk asesmen GD. Identifikasi bagi mereka yang
memenuhi syarat melakukan asesmen dan tangg-jawabnya ditentukan secara tertulis.
Asesmen dilakukan oleh setiap disiplin/ PPA dalam lingkup prakteknya, izin, peraturan
perUUan, dan sertifikasi.
AP.3

Elemen Penilaian Telusur Skor


1. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi tentang PPA yang 10 TL
PPA yang kompeten dan kompeten dan berwenang - -
berwenang melakukan asesmen melakukan asesmen awal, asesmen 0 TT
awal, asesmen ulang dan asesmen ulang dan asesmen gawat darurat
gawat darurat. (R) sesuai EP 3 dalam bentuk SPK dan
RKK
2. PPA yang kompeten dan D Bukti dalam RM tentang asesmen 10 TL
berwenang melakukan asesmen dilakukan oleh PPA yang kompeten 5 TS
(D,W) dan berwenang 0 TT
W • PPA
• Pasien/keluarga
3. Asesmen gawat darurat D Bukti dalam RM tentang asesmen 10 TL
dilaksanakan oleh PPA yang GD dilaksanakan oleh PPA yang 5 TS
kompeten dan berwenang. (D,W) kompeten dan berwenang 0 TT
W • PPA
• Pasien/keluarga 206
Maksud dan Tujuan AP.3
Asesmen awal dan asesmen ulang pasien adalah proses penting/kritikal,
memerlukan pendidikan khusus, pelatihan, pengetahuan dan keahlian bagi PPA
dan telah mendapatkan SPK dan RKK termasuk asesmen GD. Identifikasi bagi
mereka yang memenuhi syarat melakukan asesmen dan tangg-jawabnya
ditentukan secara tertulis. Asesmen dilakukan oleh setiap disiplin/ PPA dalam
lingkup prakteknya, izin, peraturan perUUan, dan sertifikasi.
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan
asuhan pasien terintegrasi, masing2 melakukan asesmen berbasis
pengumpulan Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana
asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yg
mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas
kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
Asuhan Pasien Terintegrasi
Elemen Penilaian AP.4
1. Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-masing PPA
diintegrasikan. (D,W)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis utk membuat rencana asuhan. (D,W)
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya, DPJP
mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat PAP 2.1, PAP
5) (D,W)
ARK 3.2., di M-T. : DPJP sbg Ketua Tim Asuhan Pasien
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
Paraf
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … DPJP
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP
per akhir 24
jam
AP.4
Elemen Penilaian Telusur Skor
1, Ada bukti hasil asesmen awal D • Bukti dalam RM tentang hasil 10 TL
dan asesmen ulang oleh asesmen awal dan asesmen ulang 5 TS
masing-masing PPA oleh PPA secara terintegrasi, 0 TT
diintegrasikan. (D,W) pengintegrasian tersebut dilakukan
oleh DPJP.
• Pada asesmen awal, bukti integrasi
oleh DPJP berupa paraf DPJP pada
asesmen awal keperawatan.
• Pada asesmen ulang, bukti integrasi
oleh DPJP berupa paraf DPJP pada
CPPT per 24 jam pada kolom 5 /
verifikasi.
W • DPJP, dalam fungsi ketua tim
asuhan/“clinical leader”
• PPA lainnya
• MPP
210
AP.4
Elemen Penilaian Telusur Skor
2. Ada bukti hasil asesmen D Bukti dalam RM tentang hasil 10 TL
dianalisis untuk membuat asesmen dianalisis utk menyusun 5 TS
rencana asuhan. (D,W) rencana asuhan 0 TT
W • PPA
• MPP
3. Berdasarkan hasil asesmen D Bukti dalam RM tentanghasil 10 TL
dan rencana asuhan PPA asesmen dan rencana asuhan PPA 5 TS
lainnya, DPJP lainnya diintegrasikan oleh DPJP 0 TT
mengintegrasikan rencana W • DPJP, dalam fungsi ketua tim
asuhan dan tindak lanjutnya. asuhan/ “clinical leader”
(lihat PAP 2.1, PAP 5) (D,W) • PPA lainnya
• MPP

211
Maksud dan Tujuan AP.4
-PPA bekerja secara tim, menerapkan praktik kolaborasi interprofessional, memberikan
asuhan pasien terintegrasi yang merupakan integrasi inter PPA, dengan kontribusi profesi
tiap-tiap PPA sama pentingnya/sederajat dan bersifat horizontal. Kolaborasi
interprofessional adalah bagian penting dari asuhan pasien terintegrasi, dan memerlukan
kompetensi untuk berkolaborasi dalam ranah: nilai dan etik values/ethics), peran dan
tanggung jawab-tanggung gugat (roles/responsibilities), komunikasi interprofessional
(interprofessional communication), kerjasama tim (teams and teamwork).
-Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pd pasien (PCC).
Hasil asesmen yg terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik yg bersifat
integrasi horisontal maupun vertikal, dgn elemen:
a) DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
b) PPA bekerja dlm tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar
Pelayanan Profesi masing2.
c) Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien & keluarga. (lihat AP 4, PAP 2,
PAP 5)
e) Perencanaan Pemulangan Pasien / Discharge Planning terintegrasi
f) Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5)
(Maksud dan Tujuan AP.4)
Banyak pasien mungkin menjalani berbagai bentuk asesmen diluar atau didalam RS
oleh berbagai unit kerja. Hasilnya adalah, tersedia banyak bentuk informasi, hasil
tes, data yang ada di rekam medis pasien. Akan bermanfaat bagi pasien jika PPA yg
bertangg-jawab thd pasien bekerja sama melakukan analisis (metode IAR) temuan
asesmen dan menggabungkan informasi menjadi sebuah gambaran komprehensif
kondisi pasien. Dari kolaborasi ini, kebutuhan pasien teridentifikasi, ditentukan
urutan prioritas, dan keputusan ttg asuhan dibuat. Integrasi temuan akan
memudahkan kooordinasi asuhan pasien (lihat juga, AP 2, PAP.2)
Proses bekerjasama adalah sederhana dan informal jika kebutuhan pasien tidak
kompleks. Pertemuan resmi tim, rapat ttg pasien, visite Bersama, ronde klinik,
mungkin dibutuhkan sesuai dgn kebutuhan pasien yg kompleks atau dengan pasien
yg kebutuhannya tidak jelas. Pasien, keluarga pasien dan lainnya, yg membuat
keputusan atas nama pasien dilibatkan dlm proses membuat keputusan, jika perlu.
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,
MHKes, FISQua 214

Anda mungkin juga menyukai