Anda di halaman 1dari 14

CORE ECONOMIC OUTLOOK 2022

“MEMPERCEPAT PEMULIHAN EKONOMI PASCA PANDEMI” 1

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Dengan asumsi tidak terjadi gelombang baru pandemi yang mengakibatkan pembatasan sosial yang lebih
ketat, proses pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 diproyeksikan akan terus berlanjut. CORE
memperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 4 - 5 persen, dan nilai tukar Rupiah rata-rata
secara tahunan akan berada pada kisaran Rp 14.400 - 14.500 per dollar AS. Sementara inflasi diperkirakan
akan meningkat pada rentang 3 - 4 persen.

Pertumbuhan ekonomi nasional akan didukung oleh ekonomi global yang secara bertahap semakin pulih.
Namun demikian, beberapa potensi risiko seperti adanya varian baru covid-19, harga komoditas energi
yang tetap tinggi, percepatan pengetatan moneter the Fed, dan perlambatan ekonomi Cina, perlu
diwaspadai. Di dalam negeri, faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah
tangga dan investasi yang semakin membaik. Terkait investasi, untuk menjaga momentum pulihnya
ekonomi, pemerintah perlu segera menindaklanjuti keputusan MK terkait UU Cipta Kerja.

Pemulihan Ekonomi Global Lebih Lambat


Penasehat Meskipun terus menunjukkan trend pemulihan, pertumbuhan ekonomi global pada
Hendri Saparini, Ph.D
tahun 2022 diperkirakan akan melandai. Ada beberapa faktor risiko yang berpotensi
Penanggung Jawab memperlambat pertumbuhan global. Pertama, adalah pandemi yang kemungkinan
Mohammad Faisal, Ph.D masih bisa berlanjut, seiring dengan kemungkinan terus munculnya varian baru
COVID-19, seperti Omicron. Kedua, kemungkinan bank sentral negara-negara utama,
Tim Penulis seperti The Fed, yang mempercepat pengetatan moneter guna mengantisipasi kenaikan
Mohammad Faisal, Ph.D inflasi yang terlalu tinggi dan cepat. Ketiga, pertumbuhan ekonomi Cina yang tumbuh
Dr. Piter Abdullah
lebih lambat akibat krisis utang sektor properti dan dampak inflasi yang menekan
Ebi Junaedi, Ph.D
Candidate konsumsi domestik.
Prof. Dr. Ina Primiana
Akhmad Akbar S, Ph.D CORE memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 akan berada di kisaran
Muhammad Ishak Razak 5,5 persen, lebih rendah dibandingkan lembaga internasional yang memproyeksikan
Yusuf Rendy Manilet pertumbuhan ekonomi global di kisaran 5,6-5,9 persen. Pemulihan ekonomi global tahun
Fathya Nirmala Hanoum ini merupakan fase pemulihan dari tahun sebelumnya yang tumbuh minus 3,1 persen. Faktor
Azhar Syahida utama yang mendorong tumbuhnya ekonomi tahun ini adalah, antara lain, intervensi kebijakan
Rasi Tamadhika FR
pemerintah yang cukup kuat, vaksinasi yang cukup masif di berbagai negara, khususnya di
Noer Aida Triandini
Faizah Nurfitriani negara-negara maju dan berkembang, dan kenaikan oleh konsumsi secara tajam setelah tertahan
selama pembatasan sosial. Dukungan insentif fiskal dan pelonggaran moneter di berbagai negara
juga turut mempercepat proses kegiatan ekonomi di sejumlah negara. Namun, momentum
Jakarta, November 2021 pemulihan ekonomi tahun ini tertahan oleh beberapa faktor, yaitu kenaikan harga energi yang
mengakibatkan inflasi yang sangat tinggi, outbreak gelombang baru akibat munculnya varian baru
------------------------------
di beberapa negara, serta sumbatan supply chain, seperti kelangkaan transportasi angkutan barang,
dan turunnya pasokan tenaga kerja di sektor logistik.
Jl Tebet barat Dalam
Raya No. 76A, Jakarta
Selatan, Indonesia 12810
T:+6221-22983998
F:+6221-22837424
Email:
info@coreindonesia.org
Gambar 1 Tingkat vaksinasi COVID-19, Gambar 2 Jumlah Kasus COVID-19 harian berdasarkan 2
21 Nov 2021 Benua, 29 November 2021

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Fully Vaccinated Partly Vaccinated

SOUTH
AMERICA
56.0% 15.0%

NORTH
AMERICA 54.0% 9.4%

EUROPE 57.0% 4.6%

ASIA 47.0% 15.0%

AFRICA

------------------------------ Sumber: Our World in Data Sumber: Johns Hopkins University CSSE
COVID-19 Data

Pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan masih akan
Pada tahun 2022 cukup tinggi di kisaran 5 persen, sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik,
pertumbuhan ekonomi termasuk dari dorongan fiskal yang berasal dari paket infrastruktur senilai USD 1,2
Amerika Serikat triliun dan program Build Back Better senilai hampir USD 2 triliun yang telah disahkan
diperkirakan masih oleh kongres tahun ini. Beberapa faktor yang mendorong pemulihan ekonomi AS, yang tahun
akan cukup tinggi di
kisaran 5 persen sejalan ini diperkirakan tumbuh 6 persen, masih akan berlanjut tahun depan, seperti pelonggaran
dengan masih kuatnya pembatasan sosial yang mendorong peningkatan belanja swasta yang tertahan selama pandemi
permintaan domestik, dan dampak beberapa stimulus fiskal, termasuk Undang-undang Penyelamatan Amerika pada
termasuk dari bulan Maret yang menawarkan dukungan fiskal senilai USD 1,9 triliun.
dorongan fiskal yang
berasal dari paket
infrastruktur senilai Gambar 4 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Gambar 4 World Trade Index
USD 1,2 triliun dan Global dan Negara-negara Utama
program Build Back
2020 2021 2022 China USA European Union Japan
Better senilai hampir 150
10
USD 2 triliun yang
8 140
telah disahkan oleh
kongres tahun ini. 130
6
120
4
110
2
Persen

100
------------------------------ 0 90
-2 80
-4 70

-6 60
50
-8

Sumber: IMF Sumber: OECD

Sementara itu, pengetatan moneter yang dilakukan oleh The Fed juga sudah dimulai pada bulan
November 2021 dengan melakukan pengurangan pembelian surat berharga di pasar modal
sebesar USD 150 miliar dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan tahun depan.
Kenaikan inflasi yang mengalami lonjakan pada kuartal keempat tahun ini — akibat kenaikan
harga energi dan lonjakan permintaan yang bertabrakan dengan kekurangan jumlah pekerja, 3
pasokan dan kapasitas transportasi — diperkirakan dapat berlangsung hingga awal tahun depan.

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Keadaan ini dapat menjadi faktor yang mempercepat The Fed melakukan peningkatan suku
bunga Federal Fund Rate.
------------------------------
Adapun pertumbuhan Cina, yang tahun ini diperkirakan berada di kisaran 8 persen,
Pertumbuhan Cina, akan turun di kisaran 5,5 persen pada tahun depan. Penurunan tersebut — di samping
yang tahun ini akibat hilangnya low base factor — disebabkan oleh berkurangnya dukungan fiskal dan
diperkirakan berada di moneter pemerintah yang cukup tinggi selama pandemi, dan kebijakan
kisaran 8 persen, akan makroprudensial yang lebih ketat, termasuk pengetatan di sektor properti. Inflasi akibat
turun di kisaran 5,5 kelangkaan pasokan energi juga akan menahan laju pemulihan ekonomi negara tersebut
persen pada tahun setidaknya hingga memasuki semester kedua ketika pasokan energi kembali normal. Ancaman
depan. Penurunan gagal bayar pada sejumlah korporasi sektor properti juga berpotensi menekan pertumbuhan
tersebut — di samping ekonomi Cina. Kemudian, potensi ledakan kasus baru pandemi COVID-19, sebagaimana yang
akibat hilangnya low terjadi di Shenzhen, salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, masih berpotensi terjadi sehingga
base factor — bukan saja akan mengurangi kegiatan konsumsi tetapi juga terhambatnya kegiatan produksi dan
disebabkan oleh pengiriman barang.
berkurangnya
dukungan fiskal dan Sementara itu, krisis energi yang menekan proses pemulihan ekonomi tahun ini
moneter pemerintah diperkirakan masih akan berlanjut tahun depan meskipun dengan skala yang lebih
yang cukup tinggi ringan, sejalan dengan peningkatan produksi batubara domestik dan pasokan impor.
selama pandemi, dan Selain itu, kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi risiko stabilitas keuangan sejak
kebijakan tahun lalu, telah menekan pertumbuhan beberapa sector. Salah satunya adalah mengurangi
makroprudensial yang pertumbuhan yang tidak sehat di sektor properti. Pada Agustus 2020, PBC dan Kementerian
lebih ketat, termasuk Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan merilis kebijakan 'Tiga Garis Merah' (three
pengetatan di sektor red lines), yang berisi aturan keuangan yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan sektor
properti. properti. Akibat kebijakan itu, beberapa perusahaan properti, termasuk Evergrande, Fantasia
Holdings, dan Sinic Holdings, mengalami kesulitan likuiditas untuk membayar hutang mereka
yang jatuh tempo.
------------------------------

Dorongan Harga Komoditas Mulai Mereda


Krisis energi yang Lonjakan permintaan berbagai komoditas pada masa pemulihan ekonomi tahun ini, baik untuk
menekan proses pembangkit listrik, penggunaan bahan baku dan bahan bakar industri, serta transportasi, telah
pemulihan ekonomi mendorong kenaikan harga rata-rata komoditas primer di pasar global. Kenaikan harga yang
tahun ini diperkirakan cukup tinggi tersebut disebabkan oleh lambatnya respons dari sisi pasokan, bukan hanya karena
masih akan berlanjut produksi yang belum pulih, namun juga kendala gangguan supply chain, dan konflik politik yang
tahun depan meskipun
mempengaruhi produksi negara-negara produsen.
dengan skala yang
lebih ringan, sejalan
dengan peningkatan Harga minyak mentah tahun ini relatif tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Selain penguatan
produksi batubara fundamental ekonomi negara-negara importir, kelangkaan pasokan gas, yang mendorong
domestik dan pasokan kenaikan harga secara signifikan, telah meningkatnya substitusi pengguna gas ke minyak mentah.
impor. Dari sisi pasokan, kesepakatan negara-negara OPEC+ yang telah mengurangi produksi, dan
masih belum pulihnya investasi peningkatan produksi minyak, menjadi pendorong kenaikan
harga tahun ini. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada awal tahun depan. Namun,
harga minyak tersebut akan mengalami penurunan ketika harga energi (khususnya gas dan
------------------------------
batubara) menurun, pelepasan cadangan minyak strategis Amerika Serikat dan beberapa negara
lain, serta supply dari para produsen kembali meningkat, termasuk produksi shale oil di AS, yang
mencakup 65 persen total produksi minyak mentah di negara itu. Peningkatan permintaan
pasokan gas selama masa musim dingin di Eropa, yang tidak didukung oleh peningkatan
inventori serta terjadinya hambatan pasokan dari Amerika Serikat dan Rusia, disamping 4
menyebabkan kenaikan harga gas, juga mendorong kenaikan harga minyak mentah dan batubara

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
sebagai subtitusi komoditas tersebut.

Gambar 6 Indeks Harga Kelompok Komoditas Gambar 6 Harga Minyak Mentah, Batubara, dan
Natural Gas
Energy Agriculuture Crude Oil, Average
------------------------------ Metal & Minerals Precious Metal
180 200 Coal Australia 25

160 180
Natural Gas, Europe (Skala
Harga batubara 160 20
140 Kanan)
Index, Jan 2020=100

diperkirakan akan 140


120

USD
USD
120 15
mengalami tren 100
100
penurunan pada tahun 80
80 10
depan sejalan dengan 60 60
meningkatkan 40 40 5
produksi domestik 20 20
Cina dan negara- 0 0 0
negara eksportir seperti
Indonesia dan
Australia. Tekanan ke Sumber: World Bank Sumber: World Bank

bawah harga batubara


tersebut akan semakin
kuat sejalan dengan Harga batubara diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada tahun depan sejalan
pelemahan dengan meningkatkan produksi domestik Cina dan negara-negara eksportir seperti
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Australia. Tekanan ke bawah harga batubara tersebut akan semakin kuat
Cina tahun depan. sejalan dengan pelemahan pertumbuhan ekonomi Cina tahun depan.

Harga batu bara tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan--yang pada bulan
------------------------------ Oktober naik 90,8 persen (ytd). Sebagaimana lazimnya, perubahan harga tersebut dipengaruhi
oleh perubahan permintaan Cina. Kenaikan harga tersebut didorong oleh permintaan listrik--
yang 70 persen pembangkitnya menggunakan batubara--yang meningkat tajam akibat pemulihan
Pertumbuhan ekonomi ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, ditambah dengan ketidakmampuan negara itu
global yang melemah meningkatkan produksi pada saat yang bersamaan. Kebijakan pemerintah yang mendorong
pada 2022, setelah naik pengurangan produksi batubara dalam beberapa tahun ini dalam rangka menekan emisi karbon
tinggi tahun ini, juga juga menjadi faktor yang menyebabkan turunnya produksi batubara negara itu.
akan menekan harga
komoditas metal tahun
Harga komoditas metal, termasuk besi baja, nikel, dan tembaga juga mengalami lonjakan tahun
depan.
ini sejalan dengan proses pemulihan ekonomi global. Faktor supply shock pada sektor logistik
beberapa negara tujuan ekspor, terutama di AS, Uni Eropa, dan Cina, secara minor ikut
mempengaruhi kenaikan harga komoditas primer tersebut. Peningkatan biaya energi telah
------------------------------ menyebabkan kenaikan biaya transportasi barang, terutama di negara-negara importir. Namun,
pertumbuhan ekonomi global yang melemah pada 2022, setelah naik tinggi tahun ini,
juga akan menekan harga komoditas metal tahun depan.
Pemulihan Ekonomi Domestik Berlanjut, meskipun Masih 5
Diwarnai Ketidakpastian

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
------------------------------ Pemulihan ekonomi domestik tahun depan akan lebih solid dibandingkan dengan tahun
ini sejalan dengan semakin terkendalinya pandemi. Namun demikian, kekhawatiran
terhadap potensi munculnya gelombang baru karena adanya varian baru covid-19, telah
CORE memperkirakan
mengakibatkan ketidakpastian, sehingga masih akan mengurangi tingkat kepercayaan
pertumbuhan ekonomi
konsumen dan investor. Di samping itu, upaya pemerintah untuk menyesuaikan besaran
di tahun 2022 dapat
fiskal agar sesuai undang-undang pada 2023 mengurangi dorongan pertumbuhan
mencapai 4 – 5 persen.
ekonomi tahun depan. Peningkatan impor barang sejalan dengan pulihnya permintaan
domestik dan ekspor akan mempersempit surplus neraca perdagangan yang pada
------------------------------ akhirnya mengurangi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian,
kebijakan moneter Bank Indonesia masih akan cukup akomodatif dalam mendukung
momentum pemulihan ekonomi nasional

Konsumsi Swasta Lebih Solid


CORE memperkirakan konsumsi rumah tangga pada 2022 akan lebih solid dibandingkan dengan
tahun ini, meskipun belum akan sepenuhnya pulih kembali ke masa sebelum masa pandemi.
Kekhawatiran pemerintah dan masyarakat mengenai potensi penyebaran pandemi pada tahun
mendatang masih menjadi penyebab lambatnya momentum pemulihan ekonomi tersebut.

Gambar 7 Google Mobility Index Ritel dan Rekreasi, % Pelonggaran kebijakan pembatasan
perubahan dari baseline
sosial sejalan dengan menurunnya kasus
20 pandemi, khususnya pada semester
10
------------------------------ kedua 2021 menjadi pendorong utama
0
-10 meningkatnya konsumsi masyarakat.
-20 Pemulihan tersebut juga terlihat dari
Kendati konsumsi -30 meningkatnya mobilitas masyarakat ke
rumah tangga tahun -40
-50 pusat-pusat kegiatan ekonomi, seperti
2022 diproyeksikan
-60 pusat perbelanjaan, pariwisata (Gambar
lebih baik
7).
dibandingkan tahun
2021, namun maraknya Pemulihan konsumsi rumah tangga
ledakan kasus baru di tersebut didorong oleh subsektor yang
berbagai negara dan Gambar 8 Penjualan Kendaraan Roda Dua
selama masa pandemi mengalami
munculnya berbagai kontraksi yang cukup dalam, khususnya
varian baru COVID-19, restoran dan penginapan, serta
1,693
1,681

1,570
1,568
1,545

mengakibatkan tingkat transportasi. Sepanjang tiga kuartal


1,311
1,294

kepercayaan konsumen
1,156

pertama tahun ini, beberapa komponen


belum akan
990

pembentuk konsumsi rumah tangga


787

sepenuhnya pulih tumbuh lebih baik dibandingkan


dengan tahun lalu. Beberapa indikator
314

------------------------------ menunjukkan mulai tumbuhnya


kegiatan belanja masyarakat, seperti
Indeks Penjualan Riil, Penjualan Motor
dan Mobil (Gambar 8).
Kendati konsumsi rumah tangga tahun 2022 diproyeksikan lebih baik dibandingkan 6
tahun 2021, namun maraknya ledakan kasus baru di berbagai negara dan munculnya

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
------------------------------ berbagai varian baru COVID-19, mengakibatkan tingkat kepercayaan konsumen belum
akan sepenuhnya pulih. Dengan kata lain, konsumsi rumah tangga diperkirakan belum akan
mengalami lompatan secara signifikan kecuali pandemi benar-benar mereda dan terjadi lonjakan
Peningkatan konsumsi permintaan (pent up demand) khususnya dari kelompok menengah atas.
masyarakat pada tahun
depan juga akan Peningkatan konsumsi masyarakat pada tahun depan juga akan didorong oleh tingkat
didorong oleh tingkat pendapatan masyarakat yang membaik. Sepanjang tahun ini jumlah pengangguran terutama
pendapatan masyarakat akibat pandemi telah menurun dari 9,76 juta (7,07 persen) pada Agustus 2020 menjadi 9,1 juta
yang membaik. (6,49 persen) pada Agustus 2021. Dengan pelonggaran berbagai restriksi kegiatan ekonomi, maka
permintaan tenaga akan kembali meningkat. Bahkan pada tahun 2021 penyerapan tenaga kerja
------------------------------ pada beberapa sektor sudah melampaui masa sebelum pandemi, seperti sektor perdagangan dan
penyediaan akomodasi. Peningkatan penyerapan tenaga kerja tersebut juga sejalan dengan
pertumbuhan sektor-sektor yang telah kembali sebelum masa pandemi. Namun, pada beberapa
Peningkatan sektor seperti industri manufaktur masih berada di bawah pra pandemi. Kembali pulihnya
pendapatan masyarakat kegiatan ekonomi juga terlihat dari meningkatnya tenaga kerja di sektor formal dibandingkan
tahun depan juga dengan masa sebelum masa pandemi.
diperkirakan akan
berdampak pada Peningkatan pendapatan masyarakat tahun depan juga diperkirakan akan berdampak
penurunan penduduk pada penurunan penduduk miskin meskipun masih sangat marginal. Selama masa
miskin meskipun pandemi, penduduk miskin naik 2,75 juta orang dari 24,79 juta per September 2019 menjadi
masih sangat marginal. 27,54 juta orang pada Maret 2021. Pandemi juga membuat penduduk miskin menjadi semakin
miskin, yang tercermin pada naiknya Indeks Kedalaman Kemiskinan (poverty gap index). Sementara
------------------------------ itu, dukungan pemerintah dalam bentuk Bantuan Sosial kepada kepada rumah tangga miskin dan
rentan miskin selama masa pandemi sedikit membantu menjaga daya beli mereka. Bantuan
tersebut, antara lain, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST), bantuan
Perkiraan harga beras, Bantuan Dana Tunai Langsung Dana Desa (BLT DD), dan diskon tarif listrik. Namun,
beberapa harga dukungan tersebut mulai berkurang pada tahun 2022, dimana anggaran Bantuan Sosial menyusut
komoditas di sektor dari Rp187 triliun menjadi Rp146 triliun. Jika ekonomi rumah tangga penduduk miskin dan
pertambangan dan rentan miskin tahun depan pulih lebih lambat, maka penurunan nilai bantuan sosial tersebut akan
sektor perkebunan memperparah kondisi sosial ekonomi mereka.
yang masih akan cukup
tinggi pada tahun Perkiraan harga beberapa harga komoditas di sektor pertambangan dan sektor
depan juga akan perkebunan yang masih akan cukup tinggi pada tahun depan juga akan mendorong
mendorong pulihnya pulihnya konsumsi masyarakat, terutama di sentra-sentra perkebunan dan
konsumsi masyarakat, pertambangan di luar pulau Jawa. Peningkatan pendapatan petani per-kebunan tersebut
terutama di sentra- tercermin pada Nilai Tukar Petani Sub-sektor Tanaman Perkebunan yang naik menjadi 127,7
sentra perkebunan dan pada bulan Oktober 2021.
pertambangan di luar
pulau Jawa Selanjutnya, inflasi pada tahun 2022 juga diperkirakan akan mengalami peningkatan marginal
akibat peningkatan permintaan masyarakat. Namun, yang patut diwaspadai adalah potensi
kenaikan harga energi yang berlanjut pada tahun depan, sehingga akan mempengaruhi harga
------------------------------
bahan bakar domestik yang sebagian besar tidak lagi masuk kategori administered prices, sebab
subsidinya telah dicabut.
Pengetatan Fiskal akan Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi 7

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Intervensi pemerintah dalam penanganan pandemi dan dampaknya di bidang sosial dan ekonomi
menjadi pendorong utama tingginya pertumbuhan Belanja Pemerintah tahun ini. Namun, pada
saat yang sama risiko fiskal pemerintah juga naik akibat peningkatan defisit fiskal pada tahun
2020 dan 2021, yang masing-masing mencapai 6,1 persen dan 5,8 persen. Upaya pemerintah
untuk kembali mengacu pada undang-undang dalam penyusunan APBN menyebabkan
pemerintah melakukan penurunan secara bertahap pengeluaran anggaran tahun depan. Oleh
karena itu, CORE mendorong agar pemerintah mengoptimalkan penggunaan anggaran,
khususnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sehingga dampak positifnya terhadap
perekonomian akan lebih besar dibandingkan beban bunga yang ditanggung pemerintah.

Karena itu, konsumsi pemerintah tahun depan diperkirakan masih akan tumbuh meskipun tidak
setinggi tahun ini. Kondisi ini tidak terlepas dari target pemerintah untuk melakukan kebijakan
konsolidasi fiskal melalui pengurangan secara bertahap defisit anggaran dan keseimbangan
primer agar kembali pada level sebelum pandemi sehingga sesuai dengan amanat undang-
undang. Pada APBN 2022, anggaran seluruh pos belanja pemerintah tahun depan lebih rendah
------------------------------ dibandingkan tahun ini, kecuali pada Belanja Pegawai dan Belanja Pembayaran Bunga Utang,
------------------------------ yang masing-masing tumbuh 7 persen dan 10 persen. Tingginya pertumbuhan anggaran biaya
Pertumbuhan Belanja bunga utang tersebut disebabkan oleh pesatnya penambahan stok utang Pemerintah Pusat dalam
Pemerintah Daerah
Pertumbuhan Belanja lima tahun terakhir. Dengan porsi 15 persen terhadap total Belanja Negara, pembayaran bunga
tahun depan juga
Pemerintah Daerah utang merupakan pos belanja terbesar setelah Belanja Pegawai dan Transfer ke Daerah (Gambar
diproyeksikan masih
tahun depan juga 9). Karena itu, jika komponen bunga utang dikeluarkan dari perhitungan, maka pertumbuhan
tetap kurang optimal
diproyeksikan masih Belanja Negara pada tahun 2022 justru terkontraksi. Kenaikan pembayaran bunga utang
dalam
tetap mendorong
kurang optimal berpotensi meningkat jika bank sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunga acuan, yang
pertumbuhan ekonomi.
dalam mendorong diperkirakan berlangsung pada semester kedua tahun depan. Kenaikan tersebut akan mendorong
pertumbuhan ekonomi. kenaikan suku bunga acuan BI, sehingga akan meningkatkan basis penetapan kupon Surat
Berharga Negara (SBN). Alhasil, biaya bunga yang harus ditanggung pemerintah menjadi lebih
------------------------------
mahal.
------------------------------
Adapun pos-pos yang berkaitan langsung dengan publik, yaitu Bantuan Sosial (Bansos) dan
subsidi tahun depan mengalami terkontraksi dibandingkan dengan tahun ini, masing-masing
sebesar 9 persen dan 16 persen. Penurunan anggaran Bansos tersebut terjadi akibat penghentian
beberapa bantuan sosial, seperti Bansos tunai dan penyesuaian penerima Kartu Sembako.
Sementara penurunan anggaran subsidi terjadi pada pos energi. Sebagai catatan, penyaluran
Bansos dan subsidi pada tahun depan berpotensi mengulangi masalah yang terjadi pada tahun
ini jika beberapa kelemahan program tersebut, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang masih mengandung beberapa masalah, antara lain data ganda, data yang belum
diperbaharui sehingga mampu mencakup rumah tangga miskin dan mengeluarkan rumah tangga
tidak miskin.

Pertumbuhan Belanja Pemerintah Daerah tahun depan juga diproyeksikan masih tetap
kurang optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, Anggaran Transfer ke
Daerah tahun depan hanya turun tipis dari Rp 770 triliun tahun ini menjadi Rp 769 triliun.
Optimalisasi anggaran tersebut sebenarnya dapat mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi jika
kapasitas Pemda dalam mengelola anggaran ditingkatkan sehingga kecepatan dan kualitas
penyerapan meningkat. Pada bulan Juli 2020, baru tiga provinsi yang realisasi belanjanya
mendekati 50 persen pagu, sementara sisanya kebanyakan masih di bawah 20 persen.
Gambar 9 Distribusi Belanja Negara, Di sisi lain, potensi penerimaan negara 8
2019-2022 (Triliun Rupiah diperkirakan akan lebih tinggi, terutama

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
dari sektor perpajakan, yang akan
29%
mengikuti tren pertumbuhan ekonomi
35% 29% 28% tahun depan. Setelah mengalami kontraksi
5% 8% 7% 5% tahun lalu, pertumbuhan penerimaan pajak
tahun ini membaik sejalan dengan pemulihan
12% 12% 14% 15%
ekonomi sejak kuartal kedua tahun ini yang
14% 16% 15% 12% diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun
depan. Apalagi, beberapa pasal dalam Undang-
------------------------------ 16% 15% 15% 16%
undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
2019 2020 Outlook APBN 2022 (UU HPP) yang telah disahkan tahun ini, telah
APBN 2021
Potensi penerimaan memberikan ruang peningkatan penerimaan
Transfer ke Daerah & Dana Desa
negara diperkirakan Bantuan Sosial
perpajakan, yaitu: peningkatan Pajak
akan lebih tinggi, Subsidi Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen
terutama dari sektor Pembayaran Bunga Utang menjadi 11 persen, kenaikan batas atas tarif
Belanja Modal
perpajakan, yang akan pajak, dari maksimal Rp500 juta dengan tarif
Belanja Barang
mengikuti tren Belanja Pegawai 30 persen, menjadi Rp5 miliar dengan tarif 35
pertumbuhan ekonomi persen. Potensi peningkatan pajak lainnya
Sumber: Kementerian Keuangan
tahun depan. adalah pendapatan dari program
pengungkapan sukarela bagi Wajib Pajak (WP) yang belum melaporkan pajak secara baik dan
------------------------------ benar pada periode 1985-2015.

Meskipun demikian, CORE berpandangan bahwa UU tersebut selain akan mendorong


CORE berpandangan kenaikan inflasi juga berpotensi menghambat proses pemulihan ekonomi di tengah
bahwa UU tersebut kondisi daya beli masyarakat menengah bawah yang belum sepenuhnya pulih. Sementara
selain akan mendorong itu, program pengungkapan sukarela tersebut, yang tidak berbeda dengan program tax amnesty
kenaikan inflasi juga tahun 2016 lalu, akan menurunkan kredibilitas pemerintah dalam penegakan aturan di mata
berpotensi sebagian wajib pajak, sehingga mendorong mereka untuk terus mengemplang pajak, dengan
menghambat proses asumsi bahwa program-program serupa akan kembali digelar pemerintah di masa yang akan
pemulihan ekonomi di datang. Dengan demikian, potensi tax ratio Indonesia tidak akan mengalami perbaikan secara
tengah kondisi daya signifikan.
beli masyarakat
menengah bawah yang
belum sepenuhnya Laju Investasi di Tengah Ketidakpastian
pulih.
Pertumbuhan ekonomi tahun depan juga akan ditopang oleh pemulihan investasi, dalam hal ini
Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) akan naik kembali ke level pra-pandemi pada tahun
------------------------------ 2022. Sepanjang tahun 2021, pertumbuhan PMTB mencapai 3,56 persen (c-to-c). Salah satu yang
menghambat momentum pemulihan investasi tahun ini adalah gelombang kedua COVID-19
pada kuartal III-2021 yang mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga mobilitas publik menjadi lebih
terbatas. Namun mendekati akhir tahun 2021, pandemi sudah relatif terkendali. Kondisi tersebut
menyebabkan kepercayaan pelaku industri juga semakin optimis. Purchasing Manager Index (PMI),
misalnya, telah mengalami ekspansi atau di atas 50 sepanjang tahun 2021, kecuali pada Juli dan
Agustus 2021, ketika pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Darurat, menyusul gelombang
kedua COVID-19 di awal kuartal III-2021. Peningkatan investasi tersebut juga tercermin dari
peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong yang tumbuh signifikan sejak
kuartal II-2020.
Prospek ekonomi yang mulai membaik tersebut telah mendorong pertumbuhan investasi pada 9
hampir semua sektor ekonomi, terutama sektor tersier, seperti real estate, infrastruktur, dan

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
penyediaan energi. Salah satu pendorong investasi di sektor real estate adalah gencarnya
pemerintah dalam membangun kawasan industri di berbagai wilayah. Meskipun demikian,
permintaan sektor real estate, seperti apartemen, rumah tapak (landed house), dan penyewaan gedung
perkantoran masih cukup tertekan. Sebagai contoh, masih rendahnya penyewaan ruang kantor
terjadi akibat sejumlah perusahaan masih menerapkan work from home.

Semakin pulihnya konsumsi swasta


Gambar 10 Pertumbuhan PMTB Indonesia
------------------------------ diperkirakan juga akan mendorong
12% peningkatan investasi di beberapa
8%
sektor industri manufaktur, seperti
Semakin pulihnya yoy industri makanan, industri kendaraan
konsumsi swasta 4% bermotor dan alat transportasi, dan
diperkirakan juga akan
0% industri tekstil. Mulai pulihnya
mendorong
permintaan otomotif misalnya, termasuk
peningkatan investasi -4%
akibat pemberian Insentif Pajak Penjualan
di beberapa sektor
-8% qtq Barang Mewah Ditanggung Pemerintah
industri manufaktur, -9.0%
(PPnBM DTP) untuk Kendaraan
seperti industri -12% -9.7%
Bermotor dari Maret-Desember 2021, ikut
Q1-17
Q2-17
Q3-17
Q4-17
Q1-18
Q2-18
Q3-18
Q4-18
Q1-19
Q2-19
Q3-19
Q4-19
Q1-20
Q2-20
Q3-20
Q4-20
Q1-21
Q2-21
Q3-21
makanan, industri
mendorong peningkatan investasi pada
kendaraan bermotor
Sumber: BPS industri otomotif dan sektor-sektor
dan alat transportasi,
pendukungnya, seperti industri logam
dan industri tekstil.
dasar, barang logam, mesin dan peralatannya, serta industri karet dan plastik. Investasi industri
kimia dan farmasi masih melanjutkan pertumbuhannya sejalan dengan masih tingginya
------------------------------ permintaan produk-produk kesehatan, seperti antiseptik, obat-obatan, dan suplemen kesehatan.
Tahun depan, pertumbuhan investasi pada industri ini masih akan cukup tinggi meskipun tidak
Faktor lain yang lagi setinggi tahun ini. Industri logam dasar juga masih akan melanjutkan pertumbuhannya sejalan
berpotensi dengan berlakunya kebijakan hilirisasi produk tambang, yang berlangsung sejak Januari 2020.
menghambat Permintaan bahan baku baterai
momentum pemulihan untuk barang-barang elektronik Gambar 11 Top 5 Investasi (PMA +PMDN) Berdasarkan Sektor

investasi tahun depan dan mobil listrik diproyeksikan


akan tumbuh semakin pesat. Rata-Rata Triwulanan Q1-Q3 2021
adalah penurunan
Belanja Modal Masih tingginya harga batubara di Rata-Rata Triwulanan 2020

Pemerintah pada tahun pasar internasional juga akan Rata-Rata Triwulanan 2017-2019

2022. mendorong peningkatan investasi


29.6
pada komoditas tersebut. Perumahan, Kawasan Industri dan
Perkantoran

------------------------------ Faktor lain yang berpotensi Industri Logam Dasar, Barang 27.6
Logam, Bukan Mesin dan
menghambat momentum Peralatannya

pemulihan investasi tahun Transportasi, Gudang dan 26.7


Telekomunikasi
depan adalah penurunan
Belanja Modal Pemerintah Listrik, Gas dan Air
19.8

pada tahun 2022. Pada tahun


tersebut, anggaran Belanja Modal Pertambangan
17.8

turun menjadi Rp 196.6 triliun


dibandingkan tahun ini yang 0 10 20 30 40
mencapai Rp215 triliun. Di Rp Triliun
samping itu, Penyertaan Modal Sumber: BKPM
Keputusan Mahkamah
Konstitusi (MK) yang
memutuskan UU Cipta Negara (PMN) tahun depan juga turun dari Rp52 triliun menjadi Rp35,5 triliun. Meskipun 10
Kerja inkonstitusional demikian, pengaruh penurunan investasi tersebut relatif kecil, sebab kontribusi pemerintah dan
bersyarat—

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
BUMN terhadap total PMTB masing-masing sebesar 10 persen dan enam persen. Sisanya
yang meminta sebanyak 84 persen berasal dari swasta.
pemerintah
merevisinya dalam dua Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan UU Cipta Kerja
tahun dan tidak inkonstitusional bersyarat—yang meminta pemerintah merevisinya dalam dua tahun
menerbitkan peraturan dan tidak menerbitkan peraturan baru yang bersifat strategis sampai UU itu selesai
baru yang bersifat diperbaiki—akan ikut mengurangi minat sebagian investor swasta untuk berinvestasi.
strategis sampai UU itu
selesai diperbaiki— Pelaksanaan KTT G-20 di Bali tahun depan, di samping akan meningkatkan promosi Indonesia
akan ikut mengurangi di tataran global, juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk mendorong peningkatan
minat sebagian investasi domestik. Karena itu, kesiapan Indonesia sebagai presidensi, tidak hanya dalam aspek
investor swasta untuk teknis, tetapi juga menyiapkan agenda yang mampu mendorong peningkatan ekonomi Indonesia
berinvestasi. dalam jangka panjang (lihat box 1).

------------------------------ Potensi Akselerasi Impor, Ekspor Mulai Melambat


Pertumbuhan ekspor tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu terutama didorong oleh
pemulihan ekonomi negara-negara tujuan ekspor, khususnya Amerika Serikat, Cina, Uni Eropa,
dan negara-negara Asia. Harga komoditas primer yang menjadi andalan ekspor Indonesia, seperti
batubara dan CPO tumbuh cukup tinggi. Namun, gangguan logistik di negara-negara tujuan
ekspor, seperti kelangkaan kapal pengangkut, kurangnya kontainer, dan penurunan jumlah
------------------------------ pekerja akibat pandemi, sedikit mengurangi pertumbuhan ekspor tahun ini.

CORE berpandangan bahwa faktor-faktor Gambar 13 Pertumbuhan Harga


CORE berpandangan yang mempengaruhi tingginya ekspor tahun Komoditas Oktober 2021 (ytd)
bahwa faktor-faktor ini diperkirakan akan sedikit menurun pada 185%
yang mempengaruhi tahun depan. Pertumbuhan global tahun depan
tingginya ekspor tahun berpotensi terkoreksi jika perkembangan
ini diperkirakan akan pandemi di sejumlah negara pada akhir tahun ini
sedikit menurun pada masih berlanjut hingga tahun depan. Prospek 26% 29% 68%
15%
tahun depan. pertumbuhan ekonomi Cina—tujuan utama
ekspor Indonesia – tahun depan lebih rendah Nikel Tembaga Minyak Minyak Batubara
Sawit Mentah
------------------------------ dibandingkan tahun ini, dari perkiraan delapan
Sumber: World Bank
persen pada tahun ini ke kisaran 5,5 persen,
sehingga akan ikut menekan ekspor Indonesia. Krisis utang pada sektor properti di Cina juga
berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi negara itu.

Gambar 12 Neraca Jasa Transportasi dan Perjalanan Faktor lain yang berpotensi menekan
Jasa Transportasi Jasa Perjalanan pertumbuhan ekspor adalah tren penurunan
2.0
harga komoditas yang menjadi andalan
1.0
ekspor Indonesia, seperti batubara dan gas.
0.0
Meskipun harga komoditas tersebut masih
Miliar US$

-1.0
akan tetap tinggi pada semester pertama
-2.0
tahun depan, namun selanjutnya akan
-3.0
tumbuh lebih rendah sejalan dengan
Q4/19
Q1/18
Q2/18
Q3/18
Q4/18
Q1/19
Q2/19
Q3/19

Q1/20
Q2/20
Q3/20
Q4/20
Q1/21
Q2/21
Q3/21

membaiknya pasokan komoditas


Sumber: Bank Indonesia
tersebut. Sementara itu, rantai pasok
perdagangan global yang mengalami beberapa Gambar 14 Pertumbuhan Impor Barang dan Jasa 11
gangguan tahun ini diperkirakan akan Kembali yoy qtq

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
pulih. Beberapa kendala tersebut seperti 40% 20

turunnya jumlah tenaga kerja, naiknya biaya 30% 15

transportasi akibat mahalnya bahan bakar, serta 20%


10

kelangkaan kontainer dan kapal angkut 5


10%
diperkirakan mulai akan pulih pada tahun 0
0%
depan, sehingga arus ekspor akan lebih lancar. -5
-10%
-10
Kinerja ekspor tahun depan juga akan ditopang -20% -15
oleh perbaikan kinerja jasa perjalanan, sejalan
-30% -20
dengan pelonggaran restriksi perjalanan Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
wisatawan asing ke Indonesia. Ini dengan 2019 2020 2021

catatan perkembangan varian baru COVID-29 Sumber: BPS


seperti Omicron relative terkendali pada tahun
depan. Pelonggaran restriksi wisatawan asing tahun depan akan meningkatkan ekspor jasa
------------------------------ perjalanan tersebut namun belum akan kembali level pra pandemi, akibat masih terjadinya
sejumlah outbreak pandemi COVID-19 dan sejumlah varian baru di beberapa negara asal utama
wisatawan asing. Di sisi lain, meningkatnya kegiatan ekspor dan impor Indonesia akan
Impor tahun depan
meningkatkan penggunaan kapal asing. Pada tahun 2020 sebanyak 79 persen perdagangan ekspor
juga akan
impor Indonesia menggunakan kapal asing.
meningkatkan sejalan
dengan terus Sementara itu, impor tahun depan juga
berlanjutnya Gambar 15 Purchasing Manager Index
akan meningkatkan sejalan dengan terus
pemulihan ekonomi berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia
Indonesia sehingga sehingga sumbangan net ekspor terhadap
50
sumbangan net ekspor pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah.
terhadap pertumbuhan Penurunan stok cadangan, lonjakan permintaan
ekonomi akan lebih domestik, dan kenaikan permintaan
rendah. ekspor, akan mendorong peningkatan impor,
terutama bahan baku dan barang modal yang
20
------------------------------ lebih besar. Indikasi tersebut telah terlihat pada
Jul-19
Oct-19

Jul-20
Oct-20

Jul-21
Oct-21
Jan-19

Jan-20

Jan-21
Apr-21
Apr-19

Apr-20

nilai Purchasing Manager Index (PMI) yang telah


berada di atas level 50 alias telah mengalami
Sumber: Markit, diambil dari investing
ekspansi. Namun, turunnya belanja
infrastruktur pemerintah, termasuk transfer Penyertaan Modal Negara (PMN) ke sejumlah
BUMN akan mengurangi permintaan barang-barang modal. Di samping itu. kombinasi harga
minyak mentah yang masih cukup tinggi pada awal tahun depan, ditambah dengan peningkatan
permintaan bahan bakar akibat meningkatnya mobilitas masyarakat, akan mendorong kenaikan
impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pelemahan tukar rupiah akibat
pengetatan kebijakan moneter di beberapa bank sentral akan memberikan dampak
peningkatan biaya ekspor dan impor.

Alhasil, pertumbuhan impor tahun depan diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan ekspor, sehingga surplus neraca perdagangan tahun 2022 akan lebih rendah
dibandingkan tahun ini. Hingga bulan Oktober, akumulasi neraca perdagangan barang mencapai
USD 30,8 miliar, dan secara kumulatif tahun ini diperkirakan berada di kisaran USD 30 miliar,
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai USD 22 miliar. Dengan demikian,
sumbangan perdagangan luar negeri terhadap PDB akan turun.
Kebijakan Moneter Tetap Akomodatif 12
Pada tahun 2022, nilai tukar diperkirakan akan mengalami tekanan pelemahan yang

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
------------------------------
lebih besar dibandingkan dengan tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan
tapering off The Fed yang telah berlangsung mulai bulan November tahun ini dan The Fed
Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan meningkatkan Federal Fund Rate pada semester kedua tahun 2022. The Fed
pada 2022 diperkirakan ada kemungkinan mempercepat kenaikan suku bunga lebih cepat jika ‘transisi’ kenaikan inflasi
akan mengalami berlangsung lebih lama. Meskipun demikian, dampak tapering off tersebut terhadap rupiah
pelemahan diperkirakan tidak akan sebesar pada tahun 2013, dimana kebijakan tersebut mendorong capital
dibandingkan dengan outflow ke Amerika Serikat dalam jumlah yang signifikan. Di samping itu, pemulihan ekonomi
tahun ini, yakni di domestik akan mendorong kenaikan
kisaran Rp 14.400- Gambar 16 Neraca Pembayaran Indonesia
impor barang dan jasa sehingga
14.500 per dollar AS. 12 Transaksi Berjalan diperkirakan akan
9
Salah satu
Miliar USD

6 menjadi defisit, setelah sempat surplus


penyebabnya adalah 3
0 pada tahun 2020. Pada paruh pertama
kebijakan tapering off. -3
2021, neraca Transaksi Berjalan
-6
-9 mengalami defisit sebesar USD 3,29
Q1-20 Q2-20 Q3-20 Q4-20 Q1-21 Q2-21 Q3-21
------------------------------ miliar, terutama akibat pelebaran defisit
Transaksi Berjalan Neraca Perdagangan jasa sebesar USD
Transaksi Modal dan Finansial 7 miliar, naik dua kali lipat dari periode
Inflasi pada tahun 2022
Total yang sama tahun lalu.
diperkirakan akan lebih
tinggi, yakni 3-4 persen Sementara itu, inflasi pada tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi , yakni 3-4 persen
(yoy), sejalan dengan (yoy), sejalan dengan meningkatnya ekspektasi inflasi dan meningkatnya pertumbuhan
meningkatnya ekonomi domestik pada tahun 2022. Krisis energi global yang terjadi pada semester kedua
ekspektasi inflasi dan tahun ini, diperkirakan masih akan berlanjut pada semester pertama tahun depan. Dengan
meningkatnya demikian, inflasi global akan ditransmisikan dalam bentuk imported inflation, terutama yang berasal
pertumbuhan ekonomi dari BBM yang mengandalkan pasokan Gambar 17 Pertumbuhan Indeks Harga Konsumen
domestik pada tahun impor. Kenaikan tarif Pajak Pertambahan 3.5 (IHK) (yoy)
2022. Nilai (PPn) dari 10 persen menjadi 11 3

persen juga akan menjadi penyumbang 2.5


inflasi tahun depan, baik pada barang yang 2
------------------------------
masuk keranjang inflasi inti maupun volatile 1.5
food. 1
Bank Indonesia (BI)
0.5
diyakini masih akan
Berdasarkan hal tersebut, Bank 0
melanjutkan kebijakan
Jul
Agu
Jun
Apr

Nov
Des
Jan

Mar
Feb

Okt
Sep
Mei

Indonesia (BI) diyakini masih akan


moneter ekspansif
melanjutkan kebijakan moneter
dalam rangka 2020 2021
ekspansif dalam rangka mendorong
mendorong pemulihan Sumber: Bank Indonesia
pemulihan ekonomi pasca COVID-19,
ekonomi pasca
meskipun tidak lagi selonggar tahun ini. Setelah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25
COVID-19, meskipun
bps menjadi 3,5 persen pada Februari 2021—terendah sepanjang sejarah—tidak berubah hingga
tidak lagi selonggar
Oktober 2021. Di samping itu, BI juga melakukan pembelian SBN (Surat Berharga Negara) di
tahun ini.
pasar primer sebagai bagian dari program burden sharing bersama pemerintah. Meskipun demikian,
sejalan dengan peningkatan pengetatan moneter di Amerika Serikat tahun depan, BI diperkirakan
------------------------------ akan melakukan penyesuaian marginal agar interest rate differential Indonesia dan AS tidak semakin
lebar sehingga mendorong capital outflow. Berlanjutnya kebijakan akomodatif tersebut juga
didukung oleh hasil stress test BI bahwa dampak kebijakan tapering off the Fed jauh lebih kecil dan
lebih rendah dari taper tantrum 2013.
Gambar 19 Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Gambar 19 Perkembangan Suku Bunga Bank 13
9 Tenor 10 Tahun, % Indonesia, %
8

CORE Economic Outlook 2022:


8

Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi


BI 7 Day RR Rate
7 7 Deposit Facility
Lending Facility
6
6
5
4 5
3
4
2 3.5
1 3

0
2

Oct-19
Jul-19

Jul-20
Oct-20

Jul-21
Oct-21
Jan-19
Apr-19

Jan-20
Apr-20

Jan-21
Apr-21
Spread Indonesia US
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan perkiraan kondisi eksternal dan domestik tersebut di atas, CORE memperkirakan
pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada pada rentang 4-5 persen. Meskipun demikian,
jika pemerintah melakukan berbagai terobosan yang mampu menjaga optimism konsumen,
seperti melakukan langkah-langkah sistematis dalam penangangan pandemic dan mempercepat
proses revisi Undang-undang Cipta Kerja, maka pertumbuhan ekonomi domestic tahun depan
dapat lebih tinggi dari angka tersebut.

BOX 1: KEPEMIMPINAN DAN AGENDA PRIORITAS INDONESIA DALAM


PRESIDENSI G20 TAHUN 2022

P ertemuan G20 pada tahun 2022, di Bali, di samping akan meningkatkan promosi Indonesia di mata
internasional, juga dapat menjadi sarana yang strategis untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.
Meskipun forum G20 bersifat informal dan kesepakatan-kesepakatannya tidak mengikat – bergantung pada
komitmen negara-negara anggotanya – namun G20 dapat dikatakan menjadi representasi ekonomi global,
sebab negara-negara anggotanya menyumbang 80 persen PDB global, mencakup 60 persen penduduk dunia,
meliputi 75 persen perdagangan global, serta merupakan asal dari dua pertiga investasi global. Negara-negara
G20 juga berkontribusi 80 persen emisi karbon dioksida (CO2) global, menghasilkan 70 persen plastik
global, dan menyumbang lebih dari separuh penduduk miskin dunia.

Forum tersebut juga menjadi ajang negara-negara anggota menegosiasikan beberapa kepentingan mereka
yang berdampak luas bagi ekonomi global. Sebagai contoh, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada G20 di Buenos Aires, telah menghasilkan
kesepakatan kedua negara untuk menunda penerapan tambahan tarif perdagangan selama 90 hari.
Kesepakatan itu sedikit menenangkan perekonomian global, setidaknya memberikan tambahan waktu
selama tiga bulan bagi seluruh negara, termasuk Indonesia untuk menyusun rencana mitigasi kemungkinan
guncangan yang akan terjadi kala itu.

Indonesia sendiri telah memanfaatkan forum G20 untuk menegosiasikan beberapa kepentingannya,
terutama dalam bidang ekonomi. Dalam pertemuan G20 tahun 2017 di Hamburg, Jerman, misalnya,
Indonesia telah memperjuangkan produk kelapa sawit ke negara-negara Uni Eropa. Kemudian, pada G20
tahun 2019 di Osaka, pemerintah mampu bekerja sama dengan Turki—yang memiliki beberapa teknologi 14
yang dikembangkan oleh NATO—untuk melakukan transfer teknologi ke PT PAL Indonesia dan PT

CORE Economic Outlook 2022:


Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Dirgantara Indonesia (DI)

Oleh karena itu, selain persiapan masalah teknis, agenda strategis yang akan dibawa Indonesia dalam
pertemuan tersebut perlu dipersiapkan secara matang sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi
perekonomian Indonesia. Pertama, menunjukkan kepemimpinan Indonesia sebagai representasi negara-
negara berkembang representatif yang menampung dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan negara-
negara berkembang, yang dalam sejarahnya kurang didengar, mengingat pertemuan G20 pada awalnya
berangkat dari kepentingan negara maju.

Kedua, menggunakan momentum presidensi tersebut sebagai sarana untuk me ndukung pembangunan
nasional. Forum ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menarik investor dari negara-negara anggota
G20 untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor yang mendukung kemajuan nasional, seperti
pengembangan industri manufaktur di bidang otomotif, farmasi, elektronika, informasi dan
telekomunikasi, dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), termasuk carbon trading. Apalagi negara-negara
ASEAN yang menjadi pesaing tujuan investasi asing seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia tidak ada yang
berpartisipasi di G-20. Forum tersebut juga dapat menjadi peluang bagi pemerintah untuk mempromosikan
produk-produk Indonesia, khususnya produk-produk UMKM Indonesia.

“CORE Indonesia secara berkala baik triwulanan, tengah tahun maupun tahunan
melakukan kajian tentang review dan prediksi kondisi perekonomian Indonesia
ke depan serta rekomendasi kebijakan. Kajian CORE Indonesia rutin
dipublikasikan dalam CORE Quarterly Review, CORE Mid Year Review dan
CORE Economic Outlook”.

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia


Jl Tebet barat Dalam Raya No. 76A, Jakarta Selatan, Indonesia 12810
T:+6221-22983998 F:+6221-22837424 Email: info@coreindonesia.org

Anda mungkin juga menyukai