CORE Economic Outlook 2022 - Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
CORE Economic Outlook 2022 - Mempercepat Momentum Pemulihan Pasca Pandemi
Pertumbuhan ekonomi nasional akan didukung oleh ekonomi global yang secara bertahap semakin pulih.
Namun demikian, beberapa potensi risiko seperti adanya varian baru covid-19, harga komoditas energi
yang tetap tinggi, percepatan pengetatan moneter the Fed, dan perlambatan ekonomi Cina, perlu
diwaspadai. Di dalam negeri, faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah
tangga dan investasi yang semakin membaik. Terkait investasi, untuk menjaga momentum pulihnya
ekonomi, pemerintah perlu segera menindaklanjuti keputusan MK terkait UU Cipta Kerja.
SOUTH
AMERICA
56.0% 15.0%
NORTH
AMERICA 54.0% 9.4%
AFRICA
------------------------------ Sumber: Our World in Data Sumber: Johns Hopkins University CSSE
COVID-19 Data
Pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan masih akan
Pada tahun 2022 cukup tinggi di kisaran 5 persen, sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik,
pertumbuhan ekonomi termasuk dari dorongan fiskal yang berasal dari paket infrastruktur senilai USD 1,2
Amerika Serikat triliun dan program Build Back Better senilai hampir USD 2 triliun yang telah disahkan
diperkirakan masih oleh kongres tahun ini. Beberapa faktor yang mendorong pemulihan ekonomi AS, yang tahun
akan cukup tinggi di
kisaran 5 persen sejalan ini diperkirakan tumbuh 6 persen, masih akan berlanjut tahun depan, seperti pelonggaran
dengan masih kuatnya pembatasan sosial yang mendorong peningkatan belanja swasta yang tertahan selama pandemi
permintaan domestik, dan dampak beberapa stimulus fiskal, termasuk Undang-undang Penyelamatan Amerika pada
termasuk dari bulan Maret yang menawarkan dukungan fiskal senilai USD 1,9 triliun.
dorongan fiskal yang
berasal dari paket
infrastruktur senilai Gambar 4 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Gambar 4 World Trade Index
USD 1,2 triliun dan Global dan Negara-negara Utama
program Build Back
2020 2021 2022 China USA European Union Japan
Better senilai hampir 150
10
USD 2 triliun yang
8 140
telah disahkan oleh
kongres tahun ini. 130
6
120
4
110
2
Persen
100
------------------------------ 0 90
-2 80
-4 70
-6 60
50
-8
Sementara itu, pengetatan moneter yang dilakukan oleh The Fed juga sudah dimulai pada bulan
November 2021 dengan melakukan pengurangan pembelian surat berharga di pasar modal
sebesar USD 150 miliar dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan tahun depan.
Kenaikan inflasi yang mengalami lonjakan pada kuartal keempat tahun ini — akibat kenaikan
harga energi dan lonjakan permintaan yang bertabrakan dengan kekurangan jumlah pekerja, 3
pasokan dan kapasitas transportasi — diperkirakan dapat berlangsung hingga awal tahun depan.
Gambar 6 Indeks Harga Kelompok Komoditas Gambar 6 Harga Minyak Mentah, Batubara, dan
Natural Gas
Energy Agriculuture Crude Oil, Average
------------------------------ Metal & Minerals Precious Metal
180 200 Coal Australia 25
160 180
Natural Gas, Europe (Skala
Harga batubara 160 20
140 Kanan)
Index, Jan 2020=100
USD
USD
120 15
mengalami tren 100
100
penurunan pada tahun 80
80 10
depan sejalan dengan 60 60
meningkatkan 40 40 5
produksi domestik 20 20
Cina dan negara- 0 0 0
negara eksportir seperti
Indonesia dan
Australia. Tekanan ke Sumber: World Bank Sumber: World Bank
Harga batu bara tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan--yang pada bulan
------------------------------ Oktober naik 90,8 persen (ytd). Sebagaimana lazimnya, perubahan harga tersebut dipengaruhi
oleh perubahan permintaan Cina. Kenaikan harga tersebut didorong oleh permintaan listrik--
yang 70 persen pembangkitnya menggunakan batubara--yang meningkat tajam akibat pemulihan
Pertumbuhan ekonomi ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, ditambah dengan ketidakmampuan negara itu
global yang melemah meningkatkan produksi pada saat yang bersamaan. Kebijakan pemerintah yang mendorong
pada 2022, setelah naik pengurangan produksi batubara dalam beberapa tahun ini dalam rangka menekan emisi karbon
tinggi tahun ini, juga juga menjadi faktor yang menyebabkan turunnya produksi batubara negara itu.
akan menekan harga
komoditas metal tahun
Harga komoditas metal, termasuk besi baja, nikel, dan tembaga juga mengalami lonjakan tahun
depan.
ini sejalan dengan proses pemulihan ekonomi global. Faktor supply shock pada sektor logistik
beberapa negara tujuan ekspor, terutama di AS, Uni Eropa, dan Cina, secara minor ikut
mempengaruhi kenaikan harga komoditas primer tersebut. Peningkatan biaya energi telah
------------------------------ menyebabkan kenaikan biaya transportasi barang, terutama di negara-negara importir. Namun,
pertumbuhan ekonomi global yang melemah pada 2022, setelah naik tinggi tahun ini,
juga akan menekan harga komoditas metal tahun depan.
Pemulihan Ekonomi Domestik Berlanjut, meskipun Masih 5
Diwarnai Ketidakpastian
Gambar 7 Google Mobility Index Ritel dan Rekreasi, % Pelonggaran kebijakan pembatasan
perubahan dari baseline
sosial sejalan dengan menurunnya kasus
20 pandemi, khususnya pada semester
10
------------------------------ kedua 2021 menjadi pendorong utama
0
-10 meningkatnya konsumsi masyarakat.
-20 Pemulihan tersebut juga terlihat dari
Kendati konsumsi -30 meningkatnya mobilitas masyarakat ke
rumah tangga tahun -40
-50 pusat-pusat kegiatan ekonomi, seperti
2022 diproyeksikan
-60 pusat perbelanjaan, pariwisata (Gambar
lebih baik
7).
dibandingkan tahun
2021, namun maraknya Pemulihan konsumsi rumah tangga
ledakan kasus baru di tersebut didorong oleh subsektor yang
berbagai negara dan Gambar 8 Penjualan Kendaraan Roda Dua
selama masa pandemi mengalami
munculnya berbagai kontraksi yang cukup dalam, khususnya
varian baru COVID-19, restoran dan penginapan, serta
1,693
1,681
1,570
1,568
1,545
kepercayaan konsumen
1,156
Karena itu, konsumsi pemerintah tahun depan diperkirakan masih akan tumbuh meskipun tidak
setinggi tahun ini. Kondisi ini tidak terlepas dari target pemerintah untuk melakukan kebijakan
konsolidasi fiskal melalui pengurangan secara bertahap defisit anggaran dan keseimbangan
primer agar kembali pada level sebelum pandemi sehingga sesuai dengan amanat undang-
undang. Pada APBN 2022, anggaran seluruh pos belanja pemerintah tahun depan lebih rendah
------------------------------ dibandingkan tahun ini, kecuali pada Belanja Pegawai dan Belanja Pembayaran Bunga Utang,
------------------------------ yang masing-masing tumbuh 7 persen dan 10 persen. Tingginya pertumbuhan anggaran biaya
Pertumbuhan Belanja bunga utang tersebut disebabkan oleh pesatnya penambahan stok utang Pemerintah Pusat dalam
Pemerintah Daerah
Pertumbuhan Belanja lima tahun terakhir. Dengan porsi 15 persen terhadap total Belanja Negara, pembayaran bunga
tahun depan juga
Pemerintah Daerah utang merupakan pos belanja terbesar setelah Belanja Pegawai dan Transfer ke Daerah (Gambar
diproyeksikan masih
tahun depan juga 9). Karena itu, jika komponen bunga utang dikeluarkan dari perhitungan, maka pertumbuhan
tetap kurang optimal
diproyeksikan masih Belanja Negara pada tahun 2022 justru terkontraksi. Kenaikan pembayaran bunga utang
dalam
tetap mendorong
kurang optimal berpotensi meningkat jika bank sentral AS, The Fed, mulai menaikkan suku bunga acuan, yang
pertumbuhan ekonomi.
dalam mendorong diperkirakan berlangsung pada semester kedua tahun depan. Kenaikan tersebut akan mendorong
pertumbuhan ekonomi. kenaikan suku bunga acuan BI, sehingga akan meningkatkan basis penetapan kupon Surat
Berharga Negara (SBN). Alhasil, biaya bunga yang harus ditanggung pemerintah menjadi lebih
------------------------------
mahal.
------------------------------
Adapun pos-pos yang berkaitan langsung dengan publik, yaitu Bantuan Sosial (Bansos) dan
subsidi tahun depan mengalami terkontraksi dibandingkan dengan tahun ini, masing-masing
sebesar 9 persen dan 16 persen. Penurunan anggaran Bansos tersebut terjadi akibat penghentian
beberapa bantuan sosial, seperti Bansos tunai dan penyesuaian penerima Kartu Sembako.
Sementara penurunan anggaran subsidi terjadi pada pos energi. Sebagai catatan, penyaluran
Bansos dan subsidi pada tahun depan berpotensi mengulangi masalah yang terjadi pada tahun
ini jika beberapa kelemahan program tersebut, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang masih mengandung beberapa masalah, antara lain data ganda, data yang belum
diperbaharui sehingga mampu mencakup rumah tangga miskin dan mengeluarkan rumah tangga
tidak miskin.
Pertumbuhan Belanja Pemerintah Daerah tahun depan juga diproyeksikan masih tetap
kurang optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, Anggaran Transfer ke
Daerah tahun depan hanya turun tipis dari Rp 770 triliun tahun ini menjadi Rp 769 triliun.
Optimalisasi anggaran tersebut sebenarnya dapat mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi jika
kapasitas Pemda dalam mengelola anggaran ditingkatkan sehingga kecepatan dan kualitas
penyerapan meningkat. Pada bulan Juli 2020, baru tiga provinsi yang realisasi belanjanya
mendekati 50 persen pagu, sementara sisanya kebanyakan masih di bawah 20 persen.
Gambar 9 Distribusi Belanja Negara, Di sisi lain, potensi penerimaan negara 8
2019-2022 (Triliun Rupiah diperkirakan akan lebih tinggi, terutama
Pemerintah pada tahun pasar internasional juga akan Rata-Rata Triwulanan 2017-2019
------------------------------ Faktor lain yang berpotensi Industri Logam Dasar, Barang 27.6
Logam, Bukan Mesin dan
menghambat momentum Peralatannya
Gambar 12 Neraca Jasa Transportasi dan Perjalanan Faktor lain yang berpotensi menekan
Jasa Transportasi Jasa Perjalanan pertumbuhan ekspor adalah tren penurunan
2.0
harga komoditas yang menjadi andalan
1.0
ekspor Indonesia, seperti batubara dan gas.
0.0
Meskipun harga komoditas tersebut masih
Miliar US$
-1.0
akan tetap tinggi pada semester pertama
-2.0
tahun depan, namun selanjutnya akan
-3.0
tumbuh lebih rendah sejalan dengan
Q4/19
Q1/18
Q2/18
Q3/18
Q4/18
Q1/19
Q2/19
Q3/19
Q1/20
Q2/20
Q3/20
Q4/20
Q1/21
Q2/21
Q3/21
Jul-20
Oct-20
Jul-21
Oct-21
Jan-19
Jan-20
Jan-21
Apr-21
Apr-19
Apr-20
Alhasil, pertumbuhan impor tahun depan diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan ekspor, sehingga surplus neraca perdagangan tahun 2022 akan lebih rendah
dibandingkan tahun ini. Hingga bulan Oktober, akumulasi neraca perdagangan barang mencapai
USD 30,8 miliar, dan secara kumulatif tahun ini diperkirakan berada di kisaran USD 30 miliar,
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai USD 22 miliar. Dengan demikian,
sumbangan perdagangan luar negeri terhadap PDB akan turun.
Kebijakan Moneter Tetap Akomodatif 12
Pada tahun 2022, nilai tukar diperkirakan akan mengalami tekanan pelemahan yang
Nov
Des
Jan
Mar
Feb
Okt
Sep
Mei
0
2
Oct-19
Jul-19
Jul-20
Oct-20
Jul-21
Oct-21
Jan-19
Apr-19
Jan-20
Apr-20
Jan-21
Apr-21
Spread Indonesia US
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Berdasarkan perkiraan kondisi eksternal dan domestik tersebut di atas, CORE memperkirakan
pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berada pada rentang 4-5 persen. Meskipun demikian,
jika pemerintah melakukan berbagai terobosan yang mampu menjaga optimism konsumen,
seperti melakukan langkah-langkah sistematis dalam penangangan pandemic dan mempercepat
proses revisi Undang-undang Cipta Kerja, maka pertumbuhan ekonomi domestic tahun depan
dapat lebih tinggi dari angka tersebut.
P ertemuan G20 pada tahun 2022, di Bali, di samping akan meningkatkan promosi Indonesia di mata
internasional, juga dapat menjadi sarana yang strategis untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia.
Meskipun forum G20 bersifat informal dan kesepakatan-kesepakatannya tidak mengikat – bergantung pada
komitmen negara-negara anggotanya – namun G20 dapat dikatakan menjadi representasi ekonomi global,
sebab negara-negara anggotanya menyumbang 80 persen PDB global, mencakup 60 persen penduduk dunia,
meliputi 75 persen perdagangan global, serta merupakan asal dari dua pertiga investasi global. Negara-negara
G20 juga berkontribusi 80 persen emisi karbon dioksida (CO2) global, menghasilkan 70 persen plastik
global, dan menyumbang lebih dari separuh penduduk miskin dunia.
Forum tersebut juga menjadi ajang negara-negara anggota menegosiasikan beberapa kepentingan mereka
yang berdampak luas bagi ekonomi global. Sebagai contoh, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada G20 di Buenos Aires, telah menghasilkan
kesepakatan kedua negara untuk menunda penerapan tambahan tarif perdagangan selama 90 hari.
Kesepakatan itu sedikit menenangkan perekonomian global, setidaknya memberikan tambahan waktu
selama tiga bulan bagi seluruh negara, termasuk Indonesia untuk menyusun rencana mitigasi kemungkinan
guncangan yang akan terjadi kala itu.
Indonesia sendiri telah memanfaatkan forum G20 untuk menegosiasikan beberapa kepentingannya,
terutama dalam bidang ekonomi. Dalam pertemuan G20 tahun 2017 di Hamburg, Jerman, misalnya,
Indonesia telah memperjuangkan produk kelapa sawit ke negara-negara Uni Eropa. Kemudian, pada G20
tahun 2019 di Osaka, pemerintah mampu bekerja sama dengan Turki—yang memiliki beberapa teknologi 14
yang dikembangkan oleh NATO—untuk melakukan transfer teknologi ke PT PAL Indonesia dan PT
Oleh karena itu, selain persiapan masalah teknis, agenda strategis yang akan dibawa Indonesia dalam
pertemuan tersebut perlu dipersiapkan secara matang sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi
perekonomian Indonesia. Pertama, menunjukkan kepemimpinan Indonesia sebagai representasi negara-
negara berkembang representatif yang menampung dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan negara-
negara berkembang, yang dalam sejarahnya kurang didengar, mengingat pertemuan G20 pada awalnya
berangkat dari kepentingan negara maju.
Kedua, menggunakan momentum presidensi tersebut sebagai sarana untuk me ndukung pembangunan
nasional. Forum ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menarik investor dari negara-negara anggota
G20 untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor yang mendukung kemajuan nasional, seperti
pengembangan industri manufaktur di bidang otomotif, farmasi, elektronika, informasi dan
telekomunikasi, dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), termasuk carbon trading. Apalagi negara-negara
ASEAN yang menjadi pesaing tujuan investasi asing seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia tidak ada yang
berpartisipasi di G-20. Forum tersebut juga dapat menjadi peluang bagi pemerintah untuk mempromosikan
produk-produk Indonesia, khususnya produk-produk UMKM Indonesia.
“CORE Indonesia secara berkala baik triwulanan, tengah tahun maupun tahunan
melakukan kajian tentang review dan prediksi kondisi perekonomian Indonesia
ke depan serta rekomendasi kebijakan. Kajian CORE Indonesia rutin
dipublikasikan dalam CORE Quarterly Review, CORE Mid Year Review dan
CORE Economic Outlook”.