OLEH
NAMA : TIRSA BENU
NIM : PO530320119145
KELAS : TK. 2 REGULER A
1
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasihnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem Informasi Kesehatan” tepat dengan
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Keperawatan. Saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini kebutuhan akan data dan informasi yang tepat,
informasi kesehatan, hal ini juga sangat berguna dalam pengambilan keputusan bisa
lebih mudah jika semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Untuk tujuan itu
yang telah dikumpulkan secara sistematik, memproses data menjadi informasi yang
berguna.
4
kendala dan hambatan yang dihadapi, pengembangan sistem informasi
kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya
karena keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan sumber
daya manusia. keterbatasan sistem yang dikembangkan, kemampuan daerah, dan
sumber daya manusia.
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui kebijakan dan dasar hukum apa saja yang ada
dalam Sistem Informasi Kesehatan
2. Agar pembaca dapat mengetahui tentang kedudukan SIK dalam Sistem Informasi
Kesehatan Nasional
3. Agar pembaca dapat mengetahui masalah apa saja dalam pelaksanaan SIK di
Indonesia pada Rumah Sakit, Puskesmas, dan Dalam skala nasional
5
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan hukum pijakan dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah sebagai
berikut :
6
11. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Laporan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027)
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelanggaraan Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4090)
13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Daerah (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4124)
14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan ertanggungjawaban
Kepada Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembar Negara Tahun
2007 Republik Indonesia Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4693)
15. Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 06 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis,
Perlindungan, Pengamanan dan Penyelamatan Dokumen/Arsip Vital Negara.
16. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
41/PER/Men.Kominfo/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi
Informasi dan Komunikasi Nasional.
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Layanan
Kesehatan.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam
Medis.
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang
Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 148/Menkes/PER/IX/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/PER/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik.
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/Menkes/PER/I/2011 tentang Klinik
27. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
28. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pengawasan
Represif Kebijakan Daerah.
7
29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 511/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan
Strategi Pengembangan SIK Nasional (SIKNAS).
30. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pengambangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA).
31. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/Kep/M.PAN/2002
tentang Jabatan Fungsional Arsipasi dan Angka Kreditnya.
32. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
132/Kep/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya.
33. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan.
34. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Perawatan kesehatan manyarakat di Indonesia.
35. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 837/Menkes/SK/VII/2007 tentang
Pengembangan SIKNAS Online.
36. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.00.SJ.SK.VI.1111 Tahun 2007 tentang
Penunjukan Petugas Pengolahan SIKNAS Online.
37. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/III/2008 tentang Petunjuk
Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehtan Daerah.
38. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.
40. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Keluarga.
41. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
42. Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 003/KS/2003 Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsioanal Statistisi dan Angka Kreditnya.
43. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 291 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusun Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
8
kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai
alat yang efektif bagi manajemen. WHO juga menyebutkan bahwa SIK merupakan salah
satu dari 6 “building blocks” atau komponen utama dalam suatu sistem kesehatan. Enam
komponen Sistem kesehatan tersebut adalah
SIK disebut sebagai salah satu dari 7 komponen yang mendukung suatu sistem
kesehatan, dimana sistem kesehatan tidak bisa berfungsi tanpa satu dari komponen
tersebut. SIK bukan saja berperan dalam memastikan data mengenai kasus kesehatan
dilaporkan tetapi juga mempunyai potensi untuk membantu dalam meningkatkan
efisiensi dan transparansi proses kerja. Sistem Kesehatan Nasional terdiri dari dari tujuh
subsistem, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat
9
mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya
guna. Dengan subsistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan yang berhasil
guna dan berdaya guna dapat mendukung penyelenggaraan keenam subsistem lain dalam
sistem kesehatan nasional sebagai satu kesatuan yang terpadu dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Terdapat beberapa prinsip
Informasi Kesehatan dalam SKN di antaranya:
a. Informasi kesehatan mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan yang
berasal dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain.
b. Informasi kesehatan mendukung proses pengambilan keputusan di berbagai jenjang
administrasi kesehatan.
c. Informasi kesehatan disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk
pengambilankeputusan.
d. Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan
tepat waktu, dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
e. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan data
melalui caracara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara nonrutin
(yaitu survei, dan lain-lain).
f. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang
berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.
10
dilakukan secara multimedia guna diketahui masyarakat secara luas untuk pengambilan
keputusan di bidang kesehatan.
a. Di Rumah Sakit
1. Rumah Sakit tidak mempunyai blue print yang akurat (keseimbangan
antara Brainware, Software, Hardware dan infra struktur)
2. Sistem Analist kurang jeli melihat/menterjemahkan kebutuhan RS
3. Developer dan Konsultan kurang menghayati Visi, misi, strategi dan
kebijakan RS (manajemen/Pemilik) dan kurang mengantisipasi
perubahan2 subsistem (pelayanan klinik dan non klinik)
4. Penerimaan pengeluaran Biaya
5. Penerimaan pengeluaran BAKHP, Op RS, dll
6. Kinerja Karyawan termasuk pendidikan/penjenjangan
7. Medical Records
8. Pelayanan Medis termasuk obat
9. Pelayanan Non medis termasuk registrasi
10. Keluhan eksternal dan internal
11. Monitoring indikator kesehatan, KPI, Indikator Operasional
12. Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
13. Pemasaran/Informasi
14. Aplikasi Pihak ketiga
b. Di Puskesmas
11
Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah kedisiplinan Input
data. Data menjadi tidak valid ketika ada bagian yang kurang disiplin terkait
penginputan data pada bagianya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Banyak kebijakan dan dasar hukum Sistem Informasi Kesehatan yang kita bisa
lihat dalam undang-undang dan peraturan-peraturan mentri kesehatan.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari subsistem
manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Subsistem manajemen dan informasi
kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan fungsi-fungsi kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan
mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya
guna.
3.2 SARAN
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai ilmu
pengetahuan atau wawasan umum. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan sarana yang saya
miliki, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun saya harapkan sehingga
dimasa mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. https://sikkotasemarang.wordpress.com/2011/12/02/dasar-hukum-mengenai-sistem-
informasi-kesehatan-sik/
2. https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk3742009.pdf
3. https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk3742009.
4. https://www./SISTEM%20INFORMASI%20KESEHATAN%20DI
%20INDONESIA.pdf
14