Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

  Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya
yang begitu besar sehingga saya dapat menyelesaikan MAKALAH PROMOSI KESEHATAN PUS
sebagai salah satu tugas materi kuliah.Semoga dengan makalah ini bisa membantu Proses
pembelajaran dan menambahinformasi tentang Pengetahuan serta membantu untuk refresi materi
kedepannya , Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Harapan yang paling besar dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, serta orang yang membaca makalah sebagai tambahan dalam menambah refeensi yang
telah ad.
2

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHALUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Belakang............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
A. Pengertian PUS/WUS........................................................................................4
B. Perkembangan Program Keluarga.....................................................................4
C. Kebutuhan Ber-KB............................................................................................4
D. Ruang Lingkup..................................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.............................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTKA.......................................................................................................7
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan
yang dapat menimbulkan risiko bagi ibu hamil.
Di negara berkembang, sekitar seperempat dari kehamilan adalah tidak diinginkan. Salah satu
konsekuensi yang sangat berbahaya dari kehamilan yang tidak diinginkan adalah aborsi yang tidak
aman. Diperkirakan 18 juta aborsi tidak aman berlangsung setiap tahun di daerah yang kurang
berkembang dan berkontribusi pada kematian ibu. Selain itu, kelahiran tidak diinginkan
menimbulkan risiko bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak dan berkontribusi terhadap
pertumbuhan penduduk yang cepat di negara-negara yang kekurangan sumber daya.
Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk menekan jumlah
populasi penduduk. Anjuran pemakaian metode kontrasepsi ini sudah diterapkan dibeberapa negara.
Jumlah pengguna kontrasepsi modern bertambah 2 juta orang dalam rentang waktu tiga tahun
terakhir (BKKBN, 2015).
Promosi kesehatan merupakan kegiatan yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku
seseorang ataupun kelompok. Dalam melaksanakan promosi kesehatan ada beberapa alat bantu/alat
peraga yang digunakan untuk menyampaikan materi. Alat peraga disusun dengan prinsip bahwa
pengetahuan diterima melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima
sesuatu maka semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Edgar Dale
menggambarkan alat peraga dalam sebuah kerucut. Lapisan paling dasar adalah benda asli dan yang
paling atas adalah kata-kata. Hal ini menunjukkan bahwa benda asli memiliki intensitas yang paling
tinggi untuk mempersepsikan pesan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurrasyidah,dkk tahun 2016 tentang Pengaruh
Penerapan Booklet Kunjungan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan terhadap Pengetahuan Sikap dan
Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang, hasil analisis diperoleh persentase peningkatan pengetahuan
pada kelompok perlakuan sebesar 33,3% sedangkan kelompok kontrol sebesar 25%.

1
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Pengaruh Penggunaan Booklet terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Penggunaan Kontrasepsi pada Unmet
Need di Kelurahan Panembahan Tahun 2019.

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan booklet terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
penggunaan kontrasepsi pada wanita unmet need di
Kelurahan Panembahan tahun 2019.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik wanita unmet need (umur, jumlah anak, riwayat penggunaan
kontrasepsi, pendidikan) di Kelurahan Panembahan.
2. Mengetahui rerata peningkatan pengetahuan dan sikap wanita unmet need dalam penggunaan
kontrasepsi antara yang diberi pendidikan kesehatan melalui media booklet dan ceramah di
Kelurahan Panembahan.
3. Mengetahui media intervensi yang paling berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan
sikap unmet need tentang penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Panembahan

2
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia Subur


Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai
dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid
atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (Kurniawati, 2015). PUS yang
menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang suami/istrinya sedang memakai atau
menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi modern pada tahun pelaksanaan pendataan
keluarga.
(BKKBN, 2017)
Wanita Usia Subur adalah wanita yang memiliki usia antara 15-49 tahun tanpa mementingkan
status perkawinannya. Wanita Usia Subur ini mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi
dengan bsik, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20-45 tahun
(Depkes RI, 2017).

2.2 Perkembangan Program Keluarga Berencana dan Penggunaan Alat Kontrasepsi


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang
diselenggarakan untuk membatasi kelahiran guna mengurangi pertumbuhan penduduk dan
menurunkan laju penduduk. Program KB diatur berdasarkan UU No 10 Tahun 1992 dan
disempurnakan lagi dengan terbitnya UU No 52 Tahun 2009. Program KB merupakan upaya
mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.Tujuan dari program KB pada dasarnya yaitu pengaturan kelahiran guna membangun
keluarga sejahtera (Sulistyaningsih, 2015).
Awalnya pada tahun 1957, terbentuklah Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) yang merupakan organisasi sosial yang bergerak dalam bidang
KB. Namun setelah adanya perkembangan, program KB diambil oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai tindak lanjut dari UU No. 52 Tahun 2009
(Rismawati, 2015).
6

2.3 Kebutuhan Ber-KB


A. Kebutuhan Ber-KB yang Terpenuhi
Pemenuhan kebutuhan ber-KB merupakan salah satu faktor penting dalam pengendalian tingkat
kelahiran. Indikator ini merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan
program dalama memenuhi kebutuhan akan informasi dan pelayanan KB di kalangan PUS. PUS
yang mengikuti program KB dengan tujuan ingin mengatur jarak dan jumlah kelahiran termasuk ke
dalam kebutuhan.

B. Kebutuhan Ber-KB yang Tidak Terpenuhi (unmet need KB)


Salah satu sasaran strategis BKKBssssssN dalam memenuhi program KB yaitu menurunnya
kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB. Unmet need KB adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang tidak menginginkan anak, menginginkan anak dengan jarak 2 tahun atau
lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kelompok unmet need merupakan sasaran yang
perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Ber-KB Pada PUS


Terjadinya unmet need pada pasangan usia subur merupakan salah satu sikap dan perilaku dari
pasangan tersebut dalam menggunakan alat kontrasepsi. Salah satu teori perilaku yaitu Teori
Precede-Proced yang dikembangkan oleh Lawrence Green pada tahun 1991.
Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
unmet need pada PUS. Namun terdapat pula faktor lain yang dapat mempengaruhi PUS untuk tidak
menggunakan alat kontrasepsi dan menjadi kelompok unmet need KB berdasarkan teori perilaku.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan kedalam teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green
(1991).
1. Faktor Predisposisi
A. Umur
Umur berperan sebagai faktor presdiposisi dalam hubungannya dengan pemakaian KB. Umur
berhubungan dengan struktur organ, fungsi fisiologis komposisi biokimiawi serta sistem hormonal
seorang wanita(Indira, 2016). Perbedaan fungsi fisiologis, komposisi biokimiawi dan sistem
hormonal akan mempengaruhi pemakaian kontrasepsi yang bermaksud untuk menyelamatkan ibu
7

dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada
usia tua.

4
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ulsafitri dan Nabila, 2015 tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara umur responden dengan kejadian unmet need KB (p = 0,500
(p>0,05 ; OR = 0,67)(Ulsafitri & Nabila, 2015).
B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa adanya pengetahuan, seseorang tidak akan memiliki dasar dalam
pengambilan sebuah keputusan serta menentukan tindakan maupun solusi terhadap masalah yang
dihadapi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan responden terhdapa kejadian unmet need KB (p=0,0 (p<0,05) ; OR= 0,079)(Ulsafitri &
Nabila, 2015).
C. Riwayat Penyakit Tertentu
Terdapat beberapa penyakit yang tidak memperbolehkan seseorang untuk menggunakan alat
kontrasepsi salah satunya adalah kontrasepsi yang bersifat hormonal. Salah satu penyakit
mempengaruhi seseorang untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi yaitu kanker payudara.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavianisya, 2011, responden dengan lama penggunaan
metode kontrasepsi 4>tahun memiliki risiko 4,67 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara
daripada responden dengan lama penggunaan kontrasepsi ≤4 tahun (OR = 4,67). Selain itu jenis alat
kontrasepsi pil berpengaruh secara signifikan terhadap kanker payudara (OR = 2,61). Pil, implant dan
suntik merupakan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal.
D. Jumlah Anak Hidup
Jumlah anak yang dimaksud adalah jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki oleh seorang
wanita sampai saat wawancara dilakukan. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggungjawab,
harmonis,dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Faktor Pemungkin
A. Akses Terhadap Pelayanan Alat Kontrasepsi
Agar suatu metode kontrasepsi dapat tercapai maka terlebih dahulu kontrasepsi tersebut harus
tersedia dan tempat pelayanannya pun mudah dijangkau oleh masyarakat. Jarak pelayanan alat
kontrasepsi berdasarkan kriteria yang dibuat oleh BPS dalam mengelompokkan rata-rata jarak
8

terdekat (km) dari rumah tangga ke fasilitas umum yaitu dikategorikan dengan jika jarak dari rumah
ke puskesmas ≤ 2,5 km dan jauh jika jarak dari rumah puskesmas > 2,5 km (BPS 2007 dalam Purba,
2008). Untuk mendapatkan alat kontrasepsi, maka masyarakat dapat memperolehnya di puskesmas
atau layanan kesehatan milik pemerintah, klinik swasta, dokter, praktik swasta, maupun bidan praktik
mandiri (BPM). Alat kontrasepsi berupa kondom dapat didapatkan dengan mudah dengan cara
membeli di supermarket atau apotek. Jarak pelayanan kesehatan yang dekat akan memberikan
dampak positif kepada PUS yang ingin menggunakan KB.
B. Pendapatan Keluarga
Pendapatan menurut BPS (2006) merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi dalam jangka waktu tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2011)
pendapatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian unmet need (p=0,033 (p<0,05) ;
95% CI = 1,162-14,463). (Suseno,). Pendapatan keluarga perbulan yang rendah akan memungkinkan
PUS tersebut untuk tidak menggunakan KB karena
penggunaan KB bukan merupakan kebutuhan primer di keluarga.
C. Biaya
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar haya tarikmenarik antara konsumen-
konsumen dan produsen-produsen yang bertemu di pasar (Boediono, 2011). Pasar yang dimaksud
dapat kita artikan sebagai pelayanan kesehatan, PUS sebagai konsumen dan tenaga kesehatan sebagai
4
produsen. Biaya alat kontrasepsi yang dimaksud adalah semua pengeluaran yang digunakan
untuk memasang atau memperoleh alat kontrasepsi. Dalam penggunaan metode kontrasepsi, harga
atau biaya yang mudah dijangkau oleh masyarakat merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi, sehingga kontrasepsi dapat digunakan oleh semua PUS.
9

3. Faktor Pendorong
A. Dukungan dari Pasangan
Dalam persyaratan penggunaan metode kontrasepsi telah dijelaskan bahwa dalam penggunaan
metode kontrasepsi harus dapat diterima bukan hanya oleh klien tetapi juga pasangan dan lingkungan
budaya di masyarakat. Permasalahan yang ada dalam kontrasepsi yaitu apabila mendengar kata
kontrasepsi identik dengan perempuan sebagai penggunaanya. Berdasarkan penelitian yang dipernah
dilakukan oleh Ulsafitri dan Nabila, 2015 terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami
dengan kejadian unmet need KB (p=0,001 (p<0,05) ; OR = 0,115)(Ulsafitri & Nabila, 2015).
Keputusan dalam menggunakan KB dibutuhkan kesepakatan antara dua belah pihak agar nantinya
dalam pelaksanaan tidak menimbulkan dampak negatif bagi keharmonisan keluarga.
B. Informasi Dari Tenaga Kesehatan
Peran tenaga kesehatan sangat penting dalam membantu, melindungi dan mendukung
pelaksanaan program KB. Untuk pasangan baru yang ingin menggunakan alat kontrasepsi, biasanya
akan berkonsultasi dengan bidan di klinik KB yang dekat dengan temapt tinggalnya. Terlihat proses
interaksi sosial dan penyampaian pesan terjadi, di mana bidan akan akan menjelaskan dan
memberikan informasi secara detail apa itu program KB, apa saja jenis-jenis kntrasepsi hingga apa
saja reaksi atau dampak dari setiap jenis alat kontrasepsi tersebut. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ulsafitri dan Nabila, 2015 disebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
infromasi dari tenaga kesehatan dengan kejadian unmet need 2015).

.
10

2.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan kebidanan yang berfokus pada
Keluarga Berencana.

2.6 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi asupan bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sama.
Penelitian ini juga bisa digunakan untuk memperkaya bukti empiris tentang pengaruh pendidikan
kesehatan dengan media booklet dan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang
penggunaan kontrasepsi.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pihak Puskesmas Kraton
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan program keluarga berencana di wilayah kerja Puskesmas Kraton.
b) Pihak Kelurahan Panembahan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran untuk memilih cara penyuluhan yang terbaik
sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap unmet need mengenai penggunaan
kontrasepsi dengan harapan dapat menurunkan kejadian unmet need di Kelurahan
c) Panembahan. Bagi WUS unmet need di Kelurahan Panembahan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang benar mengenai penggunaan kontrasepsi,
dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap unmet need tentang penggunaan kontrasepsi sehingga
bisa menurunkan kejadian unmet need di Kelurahan Panembahan
11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pasangan usia subur berkisar antara lain usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang bestatus janda atau cerai. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reproduksinya yaitu
menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumpa dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kulaitas reproduksi dan kualitas repsoduksi
dan kualitas generasi yang akan datang.
3.2 Saran
Hendaknya sebagai seorang bidan bisa memberikan pelayanan kesehatan repsoduksi pada
PUS secara optimal. Dengan demikian perlu diberikan pelayanan kesehatan repsoduksi yang
sesuai dengan sekilas perkembangan repsoduksi wanita
12

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN 2015, “kebutuhan kontrasepsi pada pasangan usia subur”. Jakata. Edgar Dale
BKKBN, 2017,”Pengetian Usia Subur dan wanita usia subur” Bandung, Kurniawati
Sulistyaningsih, dkk” Program Keluarga Berencana(KB)’ Yogyakarta, Rismawati
Ulsafitri dan Nabila, 2015”Faktor Presdiposisi tentang Umur” Semarang, Indira,
Ulsafitri dan Nabila, 2015”Informasi tentang melindungi dan mendukung program KB” Jakata. unmet
need
13

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN PUS/WUS

Dosen Pengampuh : Herlina,SST.,M.Tr.Keb

Disusun Oleh :

No Nama Nim
1 Mildayanti 191180009
2 Novi Anna Dewi Siregar 191180013
3 Rizki Febriantin Nasution 191180018

YAYASAN PERGURUAN BARUNA HUSADA SIBUHUAN


AKADEMI KEBIDANAN BARUNA HUSADA
T. A 2020/2021
14

Anda mungkin juga menyukai