CJR Filsafat Pendidikan Islam (Indah Sari)
CJR Filsafat Pendidikan Islam (Indah Sari)
B. Data/Identitas Jurnal
Nama Penulis : Ma’zumi, Syihabudin, dan Najmudin
Pendidikan : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
Email : zumi.mei1970@gmail.com
Judul unggul : Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah
(Kajian atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib, dan
Tazkiyah.
Penulis : Ma’zumi, Syihabudin, dan Najmudin
Nama jurnal : TARBAWY
Vol./No. : Vol. 6 No.2
ISSN : 2580-6181 (Print), 2599-2481 (Online)
Halaman : 194-209
Penerbit : Indonesia Journal of Islami Education
Tahun terbit : 2019
C. Ringkasan Jurnal
A. Tarbiyyah
Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata tarbiyah mempunyai banyak
definisi yang intinya sama yaitu mengacu pada proses pengembangan potensi yang
1
dianugrahkan pada manusia. Definisi- definisi itu antara lain sebagai berikut:
Tarbiyyah adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa
yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa dewasa
dan mandiri untuk hidup di tengah masyarakat (Thabary, 1988): 67).
Para ahli memberikan definisi tarbiyah, bila diidentikkan dengan al-rabb adalah
sebagai berikut:
Menurut al-Quturbi, bahwa; arti ar- rabb adalah pemilik, tuan, maha
memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha mengubah, dan yang maha
menunaikan (al-Qurthuby, tth: 15).
Menurut Louis al-Ma’luf ar-rabb berarti tuan, pemilik, memperbaiki,
perawatan, tambah, dan mengum- pulkan (Ma’luf, 1960: 6).
B. Taklim
C. Tadris
Tadris dari akar kata daras – darras, artinya pengajaran, adalah upaya
menyiapkan murid (mutadaris) agar dapat membaca, mempelajari dan mengakaji
sendiri, yang dilakukan dengan cara mudarris membacakan, menyebutkan
berulang-ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkapkan dan mendiskusikan
makna yang terkandung didalamnya sehingga mutadrris mengetahui, mengingat,
memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan
2
mencari ridho Allah (definisi secara luas dan formal). Al-Juzairi memakai
tadarrsu dengan membaca dan menjamin agar tidak lupa, berlatih dan menjamin
sesuatu. Menurut Rusiadi dalam tadris tersirat adanya mudarris. Mudarris berasal
dari kata darasa-yadrusu-darsan-durusan-dirasatan yang artinya terhapus, hilang
bekasnya, mengahapus, melatih dan mempelajar. Artinya guru adalah orang yang
berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau
memberantas kebodoha, serta melatih keterampilan peserta didik sesuai dengan
bakat dan minatnya.
D. Ta’dib
Ta’dib berasal dari kata addaba ()أدب, yuaddibu ( )يأدّبdan ta’dib ()تأ ديب, biasa
diartikan dengan ‘allama atau mendidik. Addaba ( )أدبditerjemahkan oleh Ibnu
Manzhur merupakan padanan kata allama dan oleh Azzat dikatakan sebagai cara
Tuhan mengajar Nabi-Nya, sehingga Al- Attas mengatakan bahwa kata addaba
(ta’dib) mendapatkan rekanan konseptualnya di dalam istilah ta’lim.
Konsep ta’dib dalam pendidikan menjadi sangat penting mengingat semakin
terlihatnya gejala keruntuhan akhlak di kalangan umat Islam bukan dikarenakan
mereka tidak mempunyai ilmu pengetahuan, tetapi karena mereka telah
kehilangan adab. Tindak kejahatan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan,
pembunuhan dan hal lain justru banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang
mengenyam proses pendidikan. Proses bertambahnya ilmu pengetahuan seakan-
akan tidak berbanding lurus bahkan tidak berhubungan dengan peningkatan akhlak
yang mulia atau keimanan para mudarist.
E. Tazkiyah
Al-Ghazali mengartikan tazkiyah berarti pembersihan diri dari sifat-sifat
tercela dan imaratun nafs dalam arti memakmurkan jiwa (pengembangan jiwa)
dengan sifat-sifat terpuji. Tentang makna tazkiyatun nafs, para mufassir mempunyai
pandangan yang berbeda-beda:
Tazkiyah dalam arti para rasul mengajarkan manusia, sesuatu yang jika
dipatuhi, akan menye- babkan jiwa mereka tersucikan dengannya (Razi,
3
t.th: 67).
Tazkiyah dalam arti mensucikan manusia dari syirik, karena syirik itu
oleh Al-Quran dipandang sesuatu yang bersifat najis (Al- Maraghi,
t.th.: 123).
Tazkiyah dalam arti mensucikan dari dosa (Al-Maraghi, t.th.: 123).
Tazkiyah dalam arti mengangkat manusia dari martabat orang munafik
ke martabat mukhlisin (Imam, t.th.: 80).
Tazkiyah dimaksudkan sebagai cara untuk memperbaiki seseorang dari tingkat
yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi didalam hal sikap, sifat, kepribadian dan
karakter.
4
Kelemahan jurnal :
Terlalu banyak hadits sehingga membuat pembaca bingung
Identitas jurnal yang kurang lengkap, tidak dicantumkan jurnal keberapa
dari berapa jurnal
F. Kesimpulan
Setiap jurnal punya kualitasnya masing-masing. Dan setiap penulis jurnal pasti
manusia yang jenius tapi tidak menutup kemungkinan adanya ketidaksempurnan
dalam penulisan atau bahkan pemilihan kata di sebuah jurnal. Adanya kritikan ini
bukan untuk tidak mengindahkan jurnal ini, namun untuk menjadi bahan latihan
bagi para pelajar agar mampu menilai sebuah jurnal. Jurnal ini bagus untuk
dipelajari dan menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis Critical
Journal Review ini.
5
Jurnal II
“Term Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib dalam Pendidikan Islam : Tinjauan dari
Aspek Semantik”
B. Data/Identitas Jurnal
Nama Penulis : Ahmad Syah
Pendidikan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul unggul : Term Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib dalam Pendidikan
Islam
Penulis : Ahmad Syah
Nama jurnal : Jurnal Ilmiah Keislaman
Vol./No. : Vol.7 No.1
Halaman : 138-149
Penerbit : Al-Fikra
Tahun terbit : 2008
C. Ringkasan Jurnal
A. Term Tarbiyah
Satu hal yang harus dicatat adalah bahwa istilah tarbiyah untuk menunjukkan
kepada pendidikan Islam adalah termasuk hal yang baru. Menurut Muhammad
Munir Mursa, istilah ini muncul berkaitan dengan gerakan pembaharuan
pendidikan di dunia Arab pada permpat kedua abad ke-20, oleh karena itu,
penggunaannya dalam konteks pendidikan menurut pengertian sekarang tidak
6
ditemukan di dalam referensi-referensi klasik. Yang ditemukan adalah istilah-
istilah sperti ta'lim, 'ilm, adab dan tahdzib.
Di lain pihak istilah tarbiyah tampaknya merupakan terjemahan dari istilah latin
educare dan educatio yang bahasa inggrisnya educate dan education. Konotasi kata
ini menurut Naquib al-Attas yaitu menghasilkan, mengembangkan dari
kepribadian yang tersembunyi atau potensial yang di dalam proses menghasilkan
dan mengembangkan itu mengacu kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan
material. Atau kalau toh dalam istilah educatio maupun education ada pula
pembinaan intelektual dan moral, sumber pelaksanaannya bukanlah wahyu,
melainkan semata-mata hasil spekulasi filosofis tentang etika yang disesuaikan
dengan tujuan fisik material orang- orang sekuler.6
B. Term al-Ta'lim
Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep pendidikan dalam Islam
adalah ta'lim. Menurut Abdul Fattah Jalal konsep-konsep pendidikan yang
terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:
Pertama, ta'lim adalah proses pembelajaran terus menerus sejak manusia lahir
melalui pengembanagn fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati.
Pengertian ini digali dari firman Allah SWT yang terjemahannya sebagai berikut:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur."
(Q.S. al-Nahl/16:78).
Pengembanagn fungsi-fungsi tersebut merupakan tanggung jawab orang tua
ketika anak masih kecil. Setelah dewasa, hendaknya orang belajar secara mandiri
sampai ia tidak mampu lagi meneruskan belajarnya, baik karena meninggal atau
karena usia tua renta.
Kedua, proses ta'lim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan dalam
domain kognisi semata, tetapi terus menjangkau wilayah psikomotor dan afeksi.
Pengetahuan yang hanya sampai pada batas- batas wilayah kognisi tidak akan
mendorong seorang untuk mengamalkannya, dan pengetahuan semacam itu
biasanya diperoleh atas dasar prasangka atau taklid. Padahal al-Qur'an sangat
7
mengecam orang yang hanya memiliki pengetahuan semacam ini.
C. Term al-Ta'dib
Istilah ketiga yang digunakan untuk menunjukkan kepada pendidikan adalah
adab. Arti dasar istilah ini yaitu "undangan kepada suatu perjamuan" Ibn Mandzur
juga menyebutkan ungkapan "addabahu fataaddaba" berarti allamahu
(mendidiknya) 18. Gagasan ke suatu perjamuan mengisyaratkan bahwa tuan rumah
adalah orang yang mulia dan adanya banyak orang yang hadir, dan bahwasanya
yang hadir adalah orang-orang yang menurut perkiraan tuan rumah pantas
mendapatkan kehormatan untuk diundang dan, oleh karen itu, mereka adalah orang-
orang bermutu dan berpendidikan tinggi yang diharapkan bisa bertingkah laku
sesuai dengan keadaan, baik dalam berbicara, bertindak maupun etiket.
Kemukhtahiran jurnal :
Kemukhtahiran jurnal ini yaitu jurnal yang isinya selalu update mengikuti
perkembangan pendidikan. Jurnal ini menjelaskan tentang terminolofi pendidikan
islam.
E. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal/Rekayasa Ide
Kelebihan jurnal :
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Isi jurnal yang sesuai dengan judul jurnal
Kelemahan jurnal :
Abstrak yang hanya terdiri dengan bahasa inggris
Identitas jurnal yang kurang lengkap
Tidak dijelaskan metode yang digunakan
8
F. Kesimpulan
Apapun kekurangan dan kelebihan dari jurnal ini patut di apresiasi. Karena
jurnal ini sangat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan.
Kekurangan dan kelebihan dalam sebuah tulisan itu biasa. Namun penulis Critical
Journal Review ini hanya belajar menilai sebuah tulisan bukan untuk
merendahkan isi ataupun penulis jurnal. Semoga apa yang sudah tertulis disini
menjadi bermanfaat untuk siapapun.