OLEH
NIM 181509006
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Batasan Masalah........................................................................................5
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
2.1 Studi Sebelumnya......................................................................................7
2.2 Dasar Teori..............................................................................................10
2.2.1 Proses Bisnis....................................................................................10
2.2.2 Business Process Modeling..............................................................12
2.2.3 Evaluasi Proses Bisnis.....................................................................15
2.2.4 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).....................................16
2.2.5 Fishbone Analysis............................................................................17
2.2.6 Business Process Improvement (BPI)..............................................17
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................19
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................19
3.2. Rancangan Penelitian..............................................................................20
3.2.1 Studi Literatur..................................................................................20
3.2.2 Pengumpulan Data...........................................................................21
3.2.3 Pemodelan Proses Bisnis (as is) dengan BPMN..............................22
3.2.4 Evaluasi Proses Bisnis dengan FMEA.............................................22
3.2.5 Analisis Proses Bisnis dengan Fishbone Analysis...........................23
3.2.6 Perbaikan Proses Bisnis dengan BPI...............................................23
3.2.7 Pemodelan Proses Bisnis (to be) dengan BPMN.............................23
3.2.8 Simulasi Proses Bisnis As Is dan To Be dengan Bizagi Modeler....24
3.2.9 Penarikan Kesimpulan dan Saran....................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1............................................................................................................13
Gambar 2. 2............................................................................................................13
Gambar 2. 3............................................................................................................14
Gambar 2. 4............................................................................................................14
Gambar 2. 5............................................................................................................14
Gambar 2. 6............................................................................................................14
Gambar 2. 7............................................................................................................15
Gambar 2. 8............................................................................................................15
Gambar 2. 9............................................................................................................15
Gambar 2. 10..........................................................................................................15
Gambar 3. 1............................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas kinerja. Disamping itu, organisasi juga harus mengelola sejumlah proses
pesat mendorong setiap organisasi harus memiliki pelayanan yang cepat dan tepat.
bisnis yang baik sebagai cerminan kualitas kinerja organisasi itu sendiri (Hakim et
al., 2021).
Proses bisnis merupakan apa yang dilakukan organisasi setiap kali organisasi
efisiensi layanan yang dirasakan pelanggan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk
proses yang dirasakan pelanggan saja, tetapi termasuk juga proses yang dirasakan
internal sebagai pemenuhan kebutuhan (Dumas, 2018). Proses bisnis itu sendiri
kinerja proses bisnis tersebutlah perlu adanya evaluasi proses bisnis yang telah
1
adanya gap atau tidak dengan standar yang ada, dan bagaimana menyelidiki gap
tersebut apabila ada (Abdurrahman, 2017). Maka dapat diartikan bahwa evaluasi
kinerja proses bisnis, dimana hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai tolak
menunjang peningkatan kinerja proses bisnis. Pada penelitan ini, data dan
informasi untuk dilakukannya evaluasi dan perbaikan proses bisnis diperoleh dari
Pendidikan Ganesha.
(TIK) yang berada dibawah naungan Universitas Pendidikan Ganesha. UPT TIK
jaringan. Dalam UPT TIK Undiksha terdapat beberapa divisi yaitu, Divisi Sistem
Informasi, Divisi Manajemen Konten, Divisi Pusat Data dan Informasi, Divisi
(Ganesha, 2017).
Divisi Sistem Informasi (SI) merupakah salah satu pelayanan dalam UPT TIK
sistem informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal UPT TIK
Undiksha (Ganesha, 2017). Dengan berbagai tugas yang dimiliki dan semakin
2
menunjang kinerja internal maupun eksternal UPT TIK Undiksha penting
berupaya untuk memberikan gambaran baku proses bisnis (As is) sebagai prosedur
untuk mengatur berjalannya setiap proses bisnis dalam Divisi Sistem Informasi
kualitas kinerja tersebut dan mengetahui pengelolaan proses bisnis yang dimiliki
perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan proses bisnis yang berjalan saat ini
untuk memberikan perbaikan proses bisnis (To be) pada Divisi Sistem Informasi
UPT TIK Undiksha. BPI adalah metode yang digunakan untuk membantu
output yang lebih baik (Salma et al., 2018). Hasil dari penyederhanaan proses
and Notation (BPMN). Proses bisnis (As is) Divisi Sistem Informasi yang
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) bertujuan menemukan penyebab masalah agar dapat
3
dicegah ataupun diperbaiki untuk mengurangi resiko kegagalan sehingga mampu
memperoleh hasil yang optimal (McDermott et al., 2009). Dalam metode ini
memiliki tiga parameter, antara lain tingkat kesalahan (severity), tingkat kejadian
tersebut akan menghasilkan Risk Priority Number (RPN) (Hakim et al., 2021).
Setelah ditemukannya risiko masalah dengan RPN tertinggi dalam proses bisnis,
Analysis untuk menemukan akar dari risiko yang memiliki prioritas tertinggi
2. Bagaimana hasil evaluasi proses bisnis (As is) Divisi Sistem Informasi
UPT TIK Undiksha dengan metode Failure Mode and Effect (FMEA) dan
4. Bagaimana perbandingan hasil simulasi antara proses bisnis (As is) dan
proses bisnis (To be) Divisi Sistem Informasi UPT TIK Undiksha?
4
1.3. Batasan Masalah
1. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari hasil wawancara dan
Informasi UPT TIK Undiksha. UPT TIK Undiksha dipilih karena belum
pernah adanya evaluasi proses bisnis, terlebih lagi Divisi Sistem Informasi
2. Luaran dari penelitian ini berupa kesimpulan hasil evaluasi proses bisnis
dari penggunaan 2 metode yaitu Failure Mode and Effect (FMEA) dan
5
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi UPT TIK Undiksha
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada UPT TIK dalam upaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses bisnis yang ada sebagai penunjang kualitas kinerja untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2. Manfaat Bagi Divisi Sistem Informasi Undiksha
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan saran
perbaikan proses bisnis inti dalam Divisi Sistem Informasi UPT TIK
Undiksha dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses untuk
menunjang kualitas kinerja UPT TIK Undiksha.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu menjadi sarana
mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dipelajari selama masa
perkuliahan dan juga kesempatan untuk menambah wawasan peneliti
dengan melakukan praktik langsung dalam memecahkan permasalahan di
lapangan khususnya terkait proses bisnis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
yang tidak merata, kesalahpahaman komunikasi antar divisi, dan kualitas
komputer yang kurang menggunakan metode Quality Evaluation Framework
(QEF) dan Fishbone Analysis yang dilanjutkan dengan perbaikan proses bisnis
dengan Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian ini ditemukan
bahwa berdasarkan evaluasi dengan QEF pada proses bisnis pelayanan BPJS
rawat inap pada RS Islam Aisyiyah ditemukan 32 Quality Factor dengan 7
quality factor yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Melalui fishbone
analysis (RCA) ditemukan bahwa akar permasalahan dari salah satu quality factor
yakni Q7 dikarenakan kurangnya tenaga kerja dan kondisi lingkungan yang ramai
serta tidak kondusif. Dari ditemukannya akar permasalahan tersebut dilakukan
perbaikan proses bisnis dengan teknik streamlining (BPI) yang kemudian
dimodelkan dengan BPMN. Setelah dilakukan pemodelan dilakukan simulasi
proses bisnis, yang dimana salah satu hasilnya pada proses bisnis pendaftaran
pelayanan BPJS rawat inap melalui Polispesialis menunjukkan penurunan waktu
sebesar 26.69%. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode
fishbone analysis yang merupakan metode root cause analysis dapat dengan baik
bekerjasama dengan metode evaluasi lainnya untuk dapat menemukan akar
permasalahan dari potensi masalah yang ditemukan. Selain itu, pada penelitian ini
juga menunjukkan bahwa metode streamlining BPI dapat dengan baik melakukan
penyederhanaan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Penelitian yang dilakukan (Widyasari et al., 2019) dengan judul Evaluasi dan
Perbaikan Proses Bisnis Pengelolaan Siswa Menggunakan Business Process
Improvement (Studi Pada: Lingua Institute) yang bertujuan mengevaluasi proses
bisnis pada Layanan Pengelolaan Siswa dengan menganalisis permasalahan yang
terjadi menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Five
Whys Analysis, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan perbaikan proses bisnis
menggunakan Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian ini
menghasilkan beberapa masalah dengan urgensi tertinggi berdasarkan evaluasi
proses bisnis menggunakan FMEA, yang kemudian dianalisis lebih dalam lagi
menggunakan Five Whys Analysis sehingga menghasilkan 3 proses bisnis yang
perlu diperbaiki dengan menggunakan BPI. Rekomendasi yang diberikan
berdasarkan hasil evaluasi dan perbaikan berupa Sistem Informasi Manajemen
8
(SIM) terhadap 3 proses bisnis tersebut, salah satunya proses bisnis Menerima
Pembayaran Biaya Cicilan Kursus. Dari simulasi antara proses bisnis saat ini (as
is) dengan proses bisnis rekomendasi (to be) dibuktikan bahwa terdapat
peningkatan efisiensi waktu 13,93% akibat terjadinya pengurangan waktu
pemrosesan sebesar 1 jam 2 menit 16 detik. Dari hasil penelitian tersebut dapat
dilihat bahwa penggunaan Business Process Improvement mampu dengan baik
menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi dari pemrosesan suatu proses
bisnis.
Penelitian dari (Nugraha et al., 2020) dengan judul Evaluasi dan Perbaikan
Proses Bisnis Proyek Palapa Ring (PARING) Menggunakan Metode Business
Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi
dan Informasi) yang bertjuan melakukan evaluasi dan perbaikan proses bisnis
untuk menemukan permasalahan sehingga mampu memaksimalkan proses bisnis
yang ada saat ini dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) dan metode Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian
ini ditemukan bahwa proyek PARING ini memiliki 3 proses bisnis, salah satunya
yakni proses bisnis Restorasi-Maintenance yang didalamnya memiliki 14
aktivitas. Dalam proses bisnis Restorasi-Maintenance PARING memiliki 2
aktivitas yang menghasilkan RPN tertinggi dengan permasalahan yang pertama
belum adanya jam kerja yang jelas dalam pengaturan penyampaian informasi
penting terkait asset PARING yang aktif, permasalahan kedua tidak adanya
Standart Operational Procedure dalam pelaksanaan maintenance PARING.
Perbaikan proses bisnis yang dilakukan dengan metode BPI pada 2 aktivitas
tersebut dilakukan menggunakan teknik streamlining jenis standardization yang
menghasilkan rekomendasi proses berupa pembuatan SOP dalam level manajerial
terakit waktu kerja stakeholder terlibat. Teknik streamlining lainnya yang
digunakan berjenis Automation & Standardization yang menghasilkan
rekomendasi proses berupa hasil laporan pekerjaan yang dilaporkan melalui
sistem. Dari perbaikan tersebut mampu meningkatkan waktu penyelesaian proses
sebesar 1,058% pada proses Restorasi-Maintenance. Dari penelitian ini dapat
dilihat bahwa metode FMEA mampu membantu menemukan permasalahan yang
memiliki nilai risiko tertinggi untuk dilakukan perbaikan. Dimana perbaikan
9
tersebut mampu dibantu dengan ditindaklanjuti lebih dalam menggunakan BPI
untuk menemukan perbaikan proses bisnis yang sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan dalam hasil evaluasi FMEA.
Menurut penelitian (Sunoto, 2020) dengan judul Evaluasi Proses Bisnis
Akademik STIKOM Dinamika Bangsa Melalui Pendekatan Business Process
Improvement yang bertujuan untuk melakukan evaluasi proses bisnis pada bidang
layanan akademik (Pendidikan dan Pengajaran) serta mengetahui seberapa jauh
efektivitas proses bisnis yang saat ini berjalan pada layanan tersebut dengan
menggunakan metode Business Process Improvement (BPI) dan Business Process
Modeling and Notation (BPMN) sebagai pemodelannya. Hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa pemilihan proses bisnis kritis difokuskan kepada proses bisnis
pelayanan administrasi akademik yang memiliki 7 aktivitas pelayanan yang dapat
memberikan dampak langsung kepada STIKOM Dinamika Bangsa. Dalam proses
bisnis tersebut ditemukan kendala bahwa masih adanya proses bisnis yang belum
memanfaatkan teknologi informasi, panjangnya proses yang dilalui, aktivitas yang
berbelit, dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan proses sehingga
berdampak pada efisiensi dan efektifitas dari aktivitas tersebut. Setelah dilakukan
pemodelan dengan BPMN terhadap 7 aktivitas yang berjalan saat ini, kemudian
dilakukan analisis dan perbaikan proses bisnis terhadap aktivitas-aktivitas
tersebut. Sehingga, mampu memberikan perbaikan proses bisnis yang dimodelkan
juga menggunakan BPMN. Dari perbaikan tersebut jumlah aktivitas pada proses
bisnis as is pelayanan akademik sebanyak total 28 aktivitas dieliminasi dan
sebanyak 35 aktivitas proses bisnis yang direkomendasikan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang ada. Dari hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa pemodelan menggunakan BPMN dapat membantu menyajikan
grafis proses bisnis sehingga memudahkan dalam memahami proses bisnis yang
berjalan saat ini dan menganalisa permasalahan yang ada pada masing-masing
proses yang ada.
2.2 Dasar Teori
10
2.2.1 Proses Bisnis
kualitas layanan dan efisiensi layanan yang dirasakan pelanggan. Hal ini
tidak hanya berlaku untuk proses yang dirasakan pelanggan saja, tetapi
(Dumas, 2018). Proses bisnis itu sendiri menjadi kunci penting dalam
2007).
tertentu ataupun untuk memberikan output produk atau jasa yang ditujukan
11
bisnis harus memiliki tujuan, output dan input yang spesifik, sumber daya
lebih dari satu unit organisasi secara horizontal, dan menciptakan nilai bagi
fasilitas dalam pencapaian tujuan bisnis secara efisien dan efektif karena
adanya kerjasama yang baik antara orang dan sumber daya yang dimiliki
12
Modeling Language (UML) Activity, Business Process Modeling and
Notation (BPMN), dan Flow Charts (Maguire, 2017).
Gambar 2. 1
13
b. Activity, istilah yang memperlihatkan perusahaan
melakukan proses, yang digambarkan bulat persegi
Panjang dalam BPMN.
Gambar 2. 2
Gambar 2. 3
Gambar 2. 4
14
kegiatan dalam proses.
Gambar 2. 5
Gambar 2. 6
Gambar 2. 7
Gambar 2. 8
Gambar 2. 9
15
Gambar 2. 10
b. Text annotation
16
menjangkau kepuasan pelanggan. Metode FMEA diterapkan pada
proses design produk atau tahap pengembangan proses, selain itu
FMEA dapat di terapkan pada produk dan proses yang ada dengan
manfaat hasil yang substansial (McDermott et al., 2009).
FMEA merupakan teknik yang digunakan untuk mengoptimalkan
kinerja dan keamanan suatu proses melalui identifikasi potensi
kegagalan atau modus kegagalan pada suatu proses. Modus kegagalan
dapat dinilai melalui tiga buah parameter yang terdiri dari keparahan
(severity), kemungkinan terjadinya (occurrence), dan kemungkinan
kegagalan deteksi (detectability). Ketiga parameter tersebut dirangkai
bersama, dimana rangkain dari tiga parameter ini biasa disebut dengan
Angka Prioritas Resiko (Risk Priority Number – RPN) untuk dapat
menggambarkan signifikasi kekritisan (FMECA) dari tiap potensi
kegagalan. Berikut adalah penjabaran rumus dari rangkaian 3
parameter tersebut: RPN = S x O x D. Output dari metode FMEA ini
merupakan lembar kerja FMEA yang terdiri dari daftar modus
kegagalan dan dampaknya pada proses yang dianalisis, daftar
kekritisan dari modus kegagalan yang digambarkan melalui nilai
RPN, dan daftar rekomendasi langkah penanganan terhadap kegagalan
serta langkah meningkatkan kemampuan deteksi kegagalan (Alijoyo
et al., 2020).
17
Fishbone analysis memiliki beberapa manfaat antara lain yaitu
membantu stakeholder dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi, menghubungan sebab akibat secara
efisien dan ekeftif, mengurangi resiko konsekuensi yang tidak
diharapkan, serta membantu dalam menemukan lokasi yang optimal
untuk pengendalian (Saragi et al., 2019).
18
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian dalam Evaluasi dan Perbaikan Proses Bisnis Divisi Sistem
Informasi UPT. TIK Universitas Pendidikan Ganesha menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang meneliti kondisi obyek secara alamiah yang
menghasilkan data deskriptif tertulis ataupun lisan dari pengamatan prilaku dan
pertimbangan asumsi orang lain (narasumber). Penelitian yang bersifat deskriptif
merupakan bukan penelitian berupa eksperimen dan hanya menggambarkan apa
adanya suatu gejala atau keadaan tanpa menguji suatu hipotesis tertentu.
Pendekatan studi kasus merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian
kualitatif, yang dapat berupa keputusan, kebijakan, proses, ataupun peristiwa
tertentu (Abdurrahman, 2017).
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus dikarenakan dalam penelitian ini menghasilkan data secara
tertulis ataupun lisan dengan data yang diperoleh sesuai dengan keadaan di
lapangan tanpa adanya pengubahan agar peneliti mampu memahami secara utuh
mengenai keterkaitan berbagai fakta dari kasus tersebut.
19
3.2. Rancangan Penelitian
Gambar 3. 1
20
tentang evaluasi dan perbaikan proses bisnis, penggunaan metode FMEA,
fishbone analysis, BPI, serta penelitian-penelitian sebelumnya yang masih
relevan. Tahapan ini dilakukan guna menambah wawasan dan pemahaman
lebih mendalam terkait topik penelitian dari berbagai sumber seperti buku,
jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang telah berlisensi resmi dan
terpercaya.
3.2.2 Pengumpulan Data
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa teknik pengumpulan data untuk
melengkapi bahan penelitian, seperti SOP, IK, dan bagaimana keadaan
lingkungan proses bisnis pada Divisi SI UPT TIK Undiksha saat ini serta
harapan kedepannya. Berikut merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan:
1. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan pengajuan pertanyaan
langsung kepada pihak yang berhubungan langsung dengan Divisi
SI UPT TIK Undiksha untuk menggali lebih dalam terkait hal-hal
yang diperlukan untuk penelitian, yaitu:
a. bsBagaimana proses bisnis yang dimiliki dan bagaimana
berjalannya proses tersebut saat ini pada Divisi SI UPT TIK
Undiksha.
b. Menentukan skala dan pengukuran 3 parameter untuk
menentukan nilai RPN dalam FMEA sesuai dengan tujuan
yang ditargetkan dalam masing-masing proses bisnis Divisi SI
UPT TIK Undiksha.
c. Kendala yang dialami pihak Divisi SI UPT TIK Undiksha
dalam menjalankan proses bisnis yang dimiliki saat ini.
2. Observasi
Dalam tahapan ini dilakukan pengamatan langsung dalam kegiatan
proses bisnis yang dijalankan dalam Divisi SI UPT TIK Undiksha,
sehingga diketahui:
a. Bagaimana dilaksanakannya proses bisnis saat ini yang
dimiliki dalam Divisi SI UPT TIK Undiksha sesuai prosedur
21
yang ada.
b. Apakah proses bisnis yang telah dijalankan sesuai dengan
target yang ingin dicapai oleh Divisi SI UPT TIK Undiksha.
3.2.2.1 Validitas Data
a. Triangulasi sumber, tahapan ini dilakukan melalui wawancara kepada
pihak Divisi SI UPT TIK Undiksha. Tahapan ini bertujuan untuk
membandingka informasi yang diperoleh dari berbagai pihak dalam
divisi yang bersangkutan sehingga ditemukan sinkronisasi data.
b. Member check, tahapan ini dilakukan untuk mengecek data yang
diperoleh peneliti, sehingga diketahui seberapa jauh kesesuain data
yang diperoleh agar tidak adanya kekeliruan penafsiran dalam
penulisan hasil penelitian yang akan dilaporkan.
3.2.3 Pemodelan Proses Bisnis (as is) dengan BPMN
Dalam tahap ini dilakukan pemodelan proses bisnis saat ini yang
berjalan pada Divisi SI UPT TIK Undiksha. Dimana pemodelan yang
digunakan menggunakan software Bizagi dan menghasilkan diagram
BPMN untuk menggambarkan aktor siapa saja yang terlibat dan
proses apa yang dilakukan. Pemodelan ini dilakukan bersamaan
dengan kordinasi terhadap pihak divisi agar tidak adanya kekeliruan
pemodelan proses bisnis yang dijalankan saat ini.
3.2.4 Evaluasi Proses Bisnis dengan FMEA
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat
ini pada Divisi SI UPT TIK menggunakan metode FMEA. Dimana
bahan dari evaluasi ini diperoleh dari tahap pengumpulan data dari
wawancara dan observasi. Metode FMEA ini digunakan untuk
mengetahui prioritas kendala yang memiliki resiko tertinggi dan
memerlukan perbaikan segera agar mampu meningkatkan kualitas
kinerja dalam divisi.
Tahapan dalam metode FMEA, yaitu:
1. Meninjau dan menentukan proses yang memiliki potensi kegagalan.
2. Mengidentifikasi modus kegagalan di dalam proses.
3. Mengidentifikasi dampak dari setiap modus kegagalan.
4. Membuat kriteria dampak keparahan (s), kriteria kemungkinan
22
terjadi (o), dan kriteria kemungkinan kegagalan deteksi (d).
5. Menentukan peringkat keparahan dampak dari setiap modus
kegagalan.
6. Menentukan peringkat kemungkinan terjadinya kegagalan dari setiap
modus kegagalan.
7. Menentukan peringkat kemungkinan kegagalan deteksi dari setiap
modus kegagalan.
8. Menghitung angka prioritas risiko atau RPN dari setiap modus
kegagalan.
9. Mengurutkan peringkat kekritisan kegagalan berdasarkan RPN.
10. Menentukan rekomendasi Tindakan penanganan atau pengendalian
untuk menurunkan potensi kegagalan.
11. Menghitung nilai residu RPN setelah tindakan penanganan atau
pengendalian.
3.2.5 Analisis Proses Bisnis dengan Fishbone Analysis
Dalam tahapan ini akan dilakukan proses lanjutan dari tahapan
evaluasi menggunakan FMEA. Dimana dalam tahapan ini dilakukan
pencarian akar masalah dengan menggunakan metode root cause
analysis, yakni fishbone analysis. Setelah ditemukannya permasalahan
dengan RPN tertinggi dari evaluasi yang dilakukan, menggunakan
fishbone analysis ditujukan agar mampu menemukan akar dari
permasalahan tersebut sehingga mampu direkomendasikan solusi yang
tepat.
3.2.6 Perbaikan Proses Bisnis dengan BPI
Dalam tahapan ini dilakukan pengkajian dari hasil evaluasi dan
analisis yang dilakukan untuk menemukan solusi yang tepat. Dalam
pemberian perbaikan proses bisnis tersebut bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam kinerja divisi. Perbaikan
proses bisnis ini dapat saja memangkas ataupun menambah suatu
event dalam proses bisnis yang berfungsi untuk memudahkan atau
menyederhanakan proses yang ada sebelumnya terutama bagi proses
bisnis yang memiliki RPN tertinggi dan menjadi prioritas perbaikan.
23
3.2.7 Pemodelan Proses Bisnis (to be) dengan BPMN
Dalam tahapan ini dilakukan pemodelan Kembali guna
memberikan gambaran secara detail terkait proses bisnis perbaikan
yang diusulkan. Pemodelan ini bertujuan agar pihak divisi lebih
mudah memahami perbaikan seperti apa yang direkomendasikan dari
peneliti berdasarkan evaluasi dan analisis yang telah dilakukan.
3.2.8 Simulasi Proses Bisnis As Is dan To Be dengan Bizagi Modeler
Dalam tahapan ini dilakukan simulasi menggunakan software
bizagi modeler, simulasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari
empat level antara proses bisnis yang dijalankan saat ini dengan
proses bisnis yang direkomendasikan. Simulasi ini akan dilakukan
pada proses bisnis yang mengalami permasalahan atau proses bisnis
yang memiliki RPN tertinggi brdasarkan hasil evaluasi. Dari hasil
simulasi kedua proses bisnis tersebut (as is dan to be), maka akan
dapat dibandingkan untuk melihat seberapa besar peningkatan
efisiensi dan efektivitas yang dapat dihasilkan oleh perbaikan.
3.2.9 Penarikan Kesimpulan dan Saran
Dalam tahapan ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan
rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan di
lapangan. Kemudian peneliti akan memberikan saran terkait
perkembangan penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Alijoyo, A., Wijaya, Q. B., & Jacob, I. (2020). Failure Mode Effect Analysis Analisis
Modus Kegagalan dan Dampak RISK EVALUATION RISK ANALYSIS:
Consequences Probability Level of Risk. www.lspmks.co.id
Hakim, H. R., Rachmadi, A., & Nur Rusydi, A. (2021). Analisis Dan Evaluasi Proses
Bisnis Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) (Studi Pada
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Batu) (Vol. 5, Issue 4). http://j-
ptiik.ub.ac.id
Jasamarga. (2020). Teknik dan Metode Identifikasi dan Analisis Risiko. Indonesia
Highway Corp., 1–53. http://app.jasamarga.co.id/bmmr/library/assets/01b.pdf
McDermott, R. E., Mikulak, R. J., & Beauregard, M. R. (2009). The basics of FMEA.
CRC Press.
Nugraha, A. C., Hanggara, B. T., & Setiawan, N. Y. (2020). Evaluasi dan Perbaikan
Proses Bisnis Proyek Palapa Ring (PARING) Menggunakan Metode Business
Process Improvement (BPI)(Studi Kasus: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan
Informasi). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 4(3),
717–722. http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/7032
Nurhayati, L., & Setiadi, D. (2017). Pemodelan Proses Bisnis (Studi Kasus PD. Simpati
Sumedang). Jurnal Ilmu-Ilmu Informatika Dan Manajemen, 11.
25
Salma, I., Setiawan, N. Y., & Aknuranda, I. (2018). Evaluasi dan Perbaikan Proses
Bisnis Dengan Business Process Improvement (BPI), Root Cause Analisys (RCA)
dan Quality Evaluation Factor (QEF) Pada Layanan Jasa Untuk Pelanggan (Studi
Kasus: Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Aditya Iskandar dan Rekan) (Vol. 2,
Issue 11). http://j-ptiik.ub.ac.id
Saragi, M. I. A. G., Aknuranda, I., & Setiawan, N. Y. (2019). Evaluasi Dan Perbaikan
Proses Bisnis Menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF), Root Cause
Analysis (RCA) dan Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: Pelayanan
BPJS Rawat Inap Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang) (Vol. 3, Issue 6). http://j-
ptiik.ub.ac.id
Sparx system. (2004). UML 2 Class Diagram Tutorial. Sparx Systems, 1–4.
http://www.sparxsystems.com/resources/uml2_tutorial/uml2_classdiagram.html
Sunoto, A. (2020). Evaluasi Proses Bisnis Akademik STIKOM Dinamika Bangsa Melalui
Pendekatan Business Process Improvement. Jurnal Ilmiah Media Sisfo, 14(2), 94.
https://doi.org/10.33998/mediasisfo.2020.14.2.851
Widayanto. (2017). Analisis Proses Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
Konveksi Ryan Collection Di Kabupatan Kudus. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(1),
24–30. https://doi.org/10.14710/jab.v6i1.16603
Yunitarini, R., & Hastarita, F. (2016). Pemodelan Proses Bisnis Akademik Teknik
Informatika Universitas Trunojouo dengan Business Process Modelling Notation
26
(BPMN). SimanteC, 5(2), 93–100.
27