Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL SKRIPSI

EVALUASI DAN PERBAIKAN PROSES BISNIS


DIVISI SISTEM INFORMASI UNIT PELAYANAN
TEKNIS TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN
KOMUNIKASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA DENGAN METODE FAILURE MODE AND
EFFECT ANALYSIS (FMEA), FISHBONE ANALYSIS,
DAN BUSINESS PROCESS IMPROVMENT (BPI)

OLEH

KADEK DWI CAHYANTI

NIM 181509006

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Batasan Masalah........................................................................................5
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
2.1 Studi Sebelumnya......................................................................................7
2.2 Dasar Teori..............................................................................................10
2.2.1 Proses Bisnis....................................................................................10
2.2.2 Business Process Modeling..............................................................12
2.2.3 Evaluasi Proses Bisnis.....................................................................15
2.2.4 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).....................................16
2.2.5 Fishbone Analysis............................................................................17
2.2.6 Business Process Improvement (BPI)..............................................17
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................19
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................19
3.2. Rancangan Penelitian..............................................................................20
3.2.1 Studi Literatur..................................................................................20
3.2.2 Pengumpulan Data...........................................................................21
3.2.3 Pemodelan Proses Bisnis (as is) dengan BPMN..............................22
3.2.4 Evaluasi Proses Bisnis dengan FMEA.............................................22
3.2.5 Analisis Proses Bisnis dengan Fishbone Analysis...........................23
3.2.6 Perbaikan Proses Bisnis dengan BPI...............................................23
3.2.7 Pemodelan Proses Bisnis (to be) dengan BPMN.............................23
3.2.8 Simulasi Proses Bisnis As Is dan To Be dengan Bizagi Modeler....24
3.2.9 Penarikan Kesimpulan dan Saran....................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1............................................................................................................13
Gambar 2. 2............................................................................................................13
Gambar 2. 3............................................................................................................14
Gambar 2. 4............................................................................................................14
Gambar 2. 5............................................................................................................14
Gambar 2. 6............................................................................................................14
Gambar 2. 7............................................................................................................15
Gambar 2. 8............................................................................................................15
Gambar 2. 9............................................................................................................15
Gambar 2. 10..........................................................................................................15
Gambar 3. 1............................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap organisasi tentu memiliki visi sebagai acuan dalam meningkatkan

kualitas kinerja. Disamping itu, organisasi juga harus mengelola sejumlah proses

terlepas dari apakah organisasi tersebut merupakan lembaga pemerintah,

organisasi nirlaba, ataupun perusahaan. Seiring perkembangan zaman yang begitu

pesat mendorong setiap organisasi harus memiliki pelayanan yang cepat dan tepat.

Hal inilah yang menyebabkan diperlukannya memiliki dan menerapkan proses

bisnis yang baik sebagai cerminan kualitas kinerja organisasi itu sendiri (Hakim et

al., 2021).

Proses bisnis merupakan apa yang dilakukan organisasi setiap kali organisasi

tersebut memberi layanan ataupun produk kepada pelanggan. Dimana cara

perancangan proses dan dilakukannya proses mempengaruhi kualitas layanan dan

efisiensi layanan yang dirasakan pelanggan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk

proses yang dirasakan pelanggan saja, tetapi termasuk juga proses yang dirasakan

internal sebagai pemenuhan kebutuhan (Dumas, 2018). Proses bisnis itu sendiri

menjadi kunci penting dalam pengaturan aktivitas layanan agar mampu

meningkatkan pemahaman hubungan antar aktivitas yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas agar tercapainya tujuan

organisasi (Weske, 2007). Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas

kinerja proses bisnis tersebutlah perlu adanya evaluasi proses bisnis yang telah

berjalan saat ini.

Evaluasi adalah proses memberikan informasi tentang bagaimana suatu

kegiatan tertentu dicapai, bagaimana pencapaian tersebut untuk mengetahui

1
adanya gap atau tidak dengan standar yang ada, dan bagaimana menyelidiki gap

tersebut apabila ada (Abdurrahman, 2017). Maka dapat diartikan bahwa evaluasi

proses bisnis adalah proses memberikan informasi yang berhubungan dengan

kinerja proses bisnis, dimana hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai tolak

ukur untuk pengembangan perbaikan proses bisnis di masa mendatang untuk

menunjang peningkatan kinerja proses bisnis. Pada penelitan ini, data dan

informasi untuk dilakukannya evaluasi dan perbaikan proses bisnis diperoleh dari

Unit Pelayanan Teknis Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Universitas

Pendidikan Ganesha.

Unit Pelaksana Teknis Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (UPT TIK)

merupakan unit yang bertugas dalam pelaksanaan teknis yang berhubungan

langsung dengan sistem informasi berbasis Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

(TIK) yang berada dibawah naungan Universitas Pendidikan Ganesha. UPT TIK

Undiksha bertugas melaksanakan pengembangan, pengelolaan, dan pelayanan

teknologi, infomasi, dan komunikasi serta pengelolaan sistem informasi dan

jaringan. Dalam UPT TIK Undiksha terdapat beberapa divisi yaitu, Divisi Sistem

Informasi, Divisi Manajemen Konten, Divisi Pusat Data dan Informasi, Divisi

Infrastruktur, Jaringan, dan Keamanan, dan Divisi Helpdesk dan Dokumentasi

(Ganesha, 2017).

Divisi Sistem Informasi (SI) merupakah salah satu pelayanan dalam UPT TIK

yang mengambil peranan terkait perencanaan, pengembangan, dan pemeliharaan

sistem informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal UPT TIK

Undiksha (Ganesha, 2017). Dengan berbagai tugas yang dimiliki dan semakin

banyaknya kebutuhan serta permintaan akan sistem yang diperlukan untuk

2
menunjang kinerja internal maupun eksternal UPT TIK Undiksha penting

dilakukannya pengelolaan proses bisnis yang baik untuk menghindari adanya

penurunan kualitas kinerja yang dapat mempengaruhi bisnis kedepannya. Selain

sedang berupaya untuk memenuhi permintaan pengembangan sistem yang

semakin meningkat, Divisi Sistem Informasi juga sedang berupaya dalam

pengelolaan dokumentasi terkait pengembangan sistem yang dikelola agar dapat

memudahkan pengembangan sistem kedepannya. Divisi Sistem Informasi

berupaya untuk memberikan gambaran baku proses bisnis (As is) sebagai prosedur

untuk mengatur berjalannya setiap proses bisnis dalam Divisi Sistem Informasi

yang akan berdampak pada pelayanan yang diberikan. Untuk meningkatkan

kualitas kinerja tersebut dan mengetahui pengelolaan proses bisnis yang dimiliki

perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan proses bisnis yang berjalan saat ini

pada Divisi Sistem Informasi UPT TIK Undiksha.

Dalam penelitian ini digunakan metode Business Process Improvement (BPI)

untuk memberikan perbaikan proses bisnis (To be) pada Divisi Sistem Informasi

UPT TIK Undiksha. BPI adalah metode yang digunakan untuk membantu

menyederhanakan proses bisnis yang dimiliki organisasi untuk mendapatkan

output yang lebih baik (Salma et al., 2018). Hasil dari penyederhanaan proses

tersebut kemudian akan dituangkan dalam pemodelan Busniess Process Modeling

and Notation (BPMN). Proses bisnis (As is) Divisi Sistem Informasi yang

diperoleh dari data wawancara dan dokumentasi yang akan dimodelkan

menggunakan diagram BPMN, kemudian akan dianalisis dan dievaluasi

menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Failure Mode

and Effect Analysis (FMEA) bertujuan menemukan penyebab masalah agar dapat

3
dicegah ataupun diperbaiki untuk mengurangi resiko kegagalan sehingga mampu

memperoleh hasil yang optimal (McDermott et al., 2009). Dalam metode ini

memiliki tiga parameter, antara lain tingkat kesalahan (severity), tingkat kejadian

(occurrence), dan tingkat terdeteksi (detection). Kemudian dari ketiga parameter

tersebut akan menghasilkan Risk Priority Number (RPN) (Hakim et al., 2021).

Setelah ditemukannya risiko masalah dengan RPN tertinggi dalam proses bisnis,

selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode Fishbone

Analysis untuk menemukan akar dari risiko yang memiliki prioritas tertinggi

tersebut. Fishbone Analysis adalahh metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi dan menentukan permasalahan yang menjadi akar dari failure

event (Salma et al., 2018).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana hasil pemodelan dari proses bisnis (As is) Divisi Sistem

Informasi UPT TIK Undiksha dengan diagram Busniess Process Modeling

and Notation (BPMN)?

2. Bagaimana hasil evaluasi proses bisnis (As is) Divisi Sistem Informasi

UPT TIK Undiksha dengan metode Failure Mode and Effect (FMEA) dan

metode Fishbone Analysis?

3. Bagaimana rekomendasi proses bisnis (To be) divisi Sistem Informasi

UPT TIK Undiksha dengan metode Business Process Improvement (BPI)

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan?

4. Bagaimana perbandingan hasil simulasi antara proses bisnis (As is) dan

proses bisnis (To be) Divisi Sistem Informasi UPT TIK Undiksha?

4
1.3. Batasan Masalah
1. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari hasil wawancara dan

analisis dokumentasi terkait proses bisnis yang dimiliki Divisi Sistem

Informasi UPT TIK Undiksha. UPT TIK Undiksha dipilih karena belum

pernah adanya evaluasi proses bisnis, terlebih lagi Divisi Sistem Informasi

sedang berupaya meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan dokumentasi.

2. Luaran dari penelitian ini berupa kesimpulan hasil evaluasi proses bisnis

dari penggunaan 2 metode yaitu Failure Mode and Effect (FMEA) dan

metode Fishbone Analysis, hasil perbaikan proses bisnis dengan

menggunakan metode Business Process Improvement (BPI) beserta

pemodelannya dengan menggunakan metode Busniess Process Modeling

and Notation (BPMN).

1.4. Tujuan Penelitian


1. Untuk menjelaskan hasil pemodelan dari proses bisnis (As is) Divisi
Sistem Informasi UPT TIK Undiksha.
2. Untuk mengetahui hasil evaluasi proses bisnis (As is) Divisi Sistem
Informasi UPT TIK Undiksha dengan metode Failure Mode and Effect
(FMEA) dan metode Fishbone Analysis.
3. Untuk mengetahui rekomendasi proses bisnis (To be) Divisi Sistem
Informasi UPT TIK Undiksha dengan metode Business Process
Improvement (BPI) berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
4. Untuk mengetahui perbandingan hasil simulasi antara proses bisnis (As
is) dan proses bisnis (To be) Divisi Sistem Informasi UPT TIK Undiksha.

5
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi UPT TIK Undiksha
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada UPT TIK dalam upaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses bisnis yang ada sebagai penunjang kualitas kinerja untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2. Manfaat Bagi Divisi Sistem Informasi Undiksha
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan saran
perbaikan proses bisnis inti dalam Divisi Sistem Informasi UPT TIK
Undiksha dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses untuk
menunjang kualitas kinerja UPT TIK Undiksha.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu menjadi sarana
mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dipelajari selama masa
perkuliahan dan juga kesempatan untuk menambah wawasan peneliti
dengan melakukan praktik langsung dalam memecahkan permasalahan di
lapangan khususnya terkait proses bisnis.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Sebelumnya

Berdasarkan penelitian terkait analisis dan evaluasi proses bisnis terdapat


penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Menurut penelitian
(Hakim et al., 2021) dengan judul Analisis dan Evaluasi Proses Bisnis
Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Studi pada
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu) yang bertujuan melakukan evaluasi
proses bisnis untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada layanan
perpustakaan seperti adanya komplain dari pengunjung perpustakaan, tidak
terpenuhinya permintaan dari pengunjug, dan terdapat kehilangan terhadap
beberapa koleksi bahan baca dengan menggunakan metode Failure Mode and
Effect Analysis (FMEA) yang selanjutkan agar dapat disusun solusi menggunakan
prinsip Good Government. Hasil dari penelitian ini diantaranya ditemukan
beberapa proses bisnis utama dalam Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, salah
satunya proses bisnis Perpustakaan Umum Daerah yang memiliki Layanan
Perpustakaan Keliling yang menjadi fokus dalam penelitian yang dilakukan. Salah
satu Risk Priority Number (RPN) potensi permasalahan yang dihasilkan dengan
FMEA berupa terdapat koleksi buku yang dibawa tidak sesuai saat melakukan
pelayanan perpustakaan keliling, maka diberikan rekomendasi kebutuhan SI/TI
berupa sistem informasi inventaris yang dapat menjadi solusi terhadap
permasalahan tersebut dan memenuhi prinsip Good Government. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode FMEA dapat dengan baik
mengevaluasi dan menemukan potensi permasalahan dengan adanya nilai RPN
sehingga dapat dilihat peringkat prioritas permasalahan yang ada untuk dilakukan
penyusunan solusi.
Penelitian yang dilakukan (Saragi et al., 2019) dengan judul Evaluasi dan
Perbaikan Proses Bisnis Menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF),
Root Cause Analysis (RCA) dan Business Process Improvement (BPI) (Studi
Kasus: Pelayanan BPJS Rawat Inap Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang) yang
bertujuan untuk melakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat ini untuk
mengatasi permasalahan seperti adanya kekurangan SDM, pembagian pekerjaan

7
yang tidak merata, kesalahpahaman komunikasi antar divisi, dan kualitas
komputer yang kurang menggunakan metode Quality Evaluation Framework
(QEF) dan Fishbone Analysis yang dilanjutkan dengan perbaikan proses bisnis
dengan Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian ini ditemukan
bahwa berdasarkan evaluasi dengan QEF pada proses bisnis pelayanan BPJS
rawat inap pada RS Islam Aisyiyah ditemukan 32 Quality Factor dengan 7
quality factor yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Melalui fishbone
analysis (RCA) ditemukan bahwa akar permasalahan dari salah satu quality factor
yakni Q7 dikarenakan kurangnya tenaga kerja dan kondisi lingkungan yang ramai
serta tidak kondusif. Dari ditemukannya akar permasalahan tersebut dilakukan
perbaikan proses bisnis dengan teknik streamlining (BPI) yang kemudian
dimodelkan dengan BPMN. Setelah dilakukan pemodelan dilakukan simulasi
proses bisnis, yang dimana salah satu hasilnya pada proses bisnis pendaftaran
pelayanan BPJS rawat inap melalui Polispesialis menunjukkan penurunan waktu
sebesar 26.69%. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa metode
fishbone analysis yang merupakan metode root cause analysis dapat dengan baik
bekerjasama dengan metode evaluasi lainnya untuk dapat menemukan akar
permasalahan dari potensi masalah yang ditemukan. Selain itu, pada penelitian ini
juga menunjukkan bahwa metode streamlining BPI dapat dengan baik melakukan
penyederhanaan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Penelitian yang dilakukan (Widyasari et al., 2019) dengan judul Evaluasi dan
Perbaikan Proses Bisnis Pengelolaan Siswa Menggunakan Business Process
Improvement (Studi Pada: Lingua Institute) yang bertujuan mengevaluasi proses
bisnis pada Layanan Pengelolaan Siswa dengan menganalisis permasalahan yang
terjadi menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Five
Whys Analysis, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan perbaikan proses bisnis
menggunakan Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian ini
menghasilkan beberapa masalah dengan urgensi tertinggi berdasarkan evaluasi
proses bisnis menggunakan FMEA, yang kemudian dianalisis lebih dalam lagi
menggunakan Five Whys Analysis sehingga menghasilkan 3 proses bisnis yang
perlu diperbaiki dengan menggunakan BPI. Rekomendasi yang diberikan
berdasarkan hasil evaluasi dan perbaikan berupa Sistem Informasi Manajemen

8
(SIM) terhadap 3 proses bisnis tersebut, salah satunya proses bisnis Menerima
Pembayaran Biaya Cicilan Kursus. Dari simulasi antara proses bisnis saat ini (as
is) dengan proses bisnis rekomendasi (to be) dibuktikan bahwa terdapat
peningkatan efisiensi waktu 13,93% akibat terjadinya pengurangan waktu
pemrosesan sebesar 1 jam 2 menit 16 detik. Dari hasil penelitian tersebut dapat
dilihat bahwa penggunaan Business Process Improvement mampu dengan baik
menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi dari pemrosesan suatu proses
bisnis.
Penelitian dari (Nugraha et al., 2020) dengan judul Evaluasi dan Perbaikan
Proses Bisnis Proyek Palapa Ring (PARING) Menggunakan Metode Business
Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi
dan Informasi) yang bertjuan melakukan evaluasi dan perbaikan proses bisnis
untuk menemukan permasalahan sehingga mampu memaksimalkan proses bisnis
yang ada saat ini dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) dan metode Business Process Improvement (BPI). Hasil dari penelitian
ini ditemukan bahwa proyek PARING ini memiliki 3 proses bisnis, salah satunya
yakni proses bisnis Restorasi-Maintenance yang didalamnya memiliki 14
aktivitas. Dalam proses bisnis Restorasi-Maintenance PARING memiliki 2
aktivitas yang menghasilkan RPN tertinggi dengan permasalahan yang pertama
belum adanya jam kerja yang jelas dalam pengaturan penyampaian informasi
penting terkait asset PARING yang aktif, permasalahan kedua tidak adanya
Standart Operational Procedure dalam pelaksanaan maintenance PARING.
Perbaikan proses bisnis yang dilakukan dengan metode BPI pada 2 aktivitas
tersebut dilakukan menggunakan teknik streamlining jenis standardization yang
menghasilkan rekomendasi proses berupa pembuatan SOP dalam level manajerial
terakit waktu kerja stakeholder terlibat. Teknik streamlining lainnya yang
digunakan berjenis Automation & Standardization yang menghasilkan
rekomendasi proses berupa hasil laporan pekerjaan yang dilaporkan melalui
sistem. Dari perbaikan tersebut mampu meningkatkan waktu penyelesaian proses
sebesar 1,058% pada proses Restorasi-Maintenance. Dari penelitian ini dapat
dilihat bahwa metode FMEA mampu membantu menemukan permasalahan yang
memiliki nilai risiko tertinggi untuk dilakukan perbaikan. Dimana perbaikan

9
tersebut mampu dibantu dengan ditindaklanjuti lebih dalam menggunakan BPI
untuk menemukan perbaikan proses bisnis yang sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan dalam hasil evaluasi FMEA.
Menurut penelitian (Sunoto, 2020) dengan judul Evaluasi Proses Bisnis
Akademik STIKOM Dinamika Bangsa Melalui Pendekatan Business Process
Improvement yang bertujuan untuk melakukan evaluasi proses bisnis pada bidang
layanan akademik (Pendidikan dan Pengajaran) serta mengetahui seberapa jauh
efektivitas proses bisnis yang saat ini berjalan pada layanan tersebut dengan
menggunakan metode Business Process Improvement (BPI) dan Business Process
Modeling and Notation (BPMN) sebagai pemodelannya. Hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa pemilihan proses bisnis kritis difokuskan kepada proses bisnis
pelayanan administrasi akademik yang memiliki 7 aktivitas pelayanan yang dapat
memberikan dampak langsung kepada STIKOM Dinamika Bangsa. Dalam proses
bisnis tersebut ditemukan kendala bahwa masih adanya proses bisnis yang belum
memanfaatkan teknologi informasi, panjangnya proses yang dilalui, aktivitas yang
berbelit, dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan proses sehingga
berdampak pada efisiensi dan efektifitas dari aktivitas tersebut. Setelah dilakukan
pemodelan dengan BPMN terhadap 7 aktivitas yang berjalan saat ini, kemudian
dilakukan analisis dan perbaikan proses bisnis terhadap aktivitas-aktivitas
tersebut. Sehingga, mampu memberikan perbaikan proses bisnis yang dimodelkan
juga menggunakan BPMN. Dari perbaikan tersebut jumlah aktivitas pada proses
bisnis as is pelayanan akademik sebanyak total 28 aktivitas dieliminasi dan
sebanyak 35 aktivitas proses bisnis yang direkomendasikan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang ada. Dari hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa pemodelan menggunakan BPMN dapat membantu menyajikan
grafis proses bisnis sehingga memudahkan dalam memahami proses bisnis yang
berjalan saat ini dan menganalisa permasalahan yang ada pada masing-masing
proses yang ada.
2.2 Dasar Teori

10
2.2.1 Proses Bisnis

Proses bisnis merupakan apa yang dilakukan organisasi setiap kali

organisasi tersebut memberi layanan ataupun produk kepada pelanggan.

Dimana cara perancangan proses dan dilakukannya proses mempengaruhi

kualitas layanan dan efisiensi layanan yang dirasakan pelanggan. Hal ini

tidak hanya berlaku untuk proses yang dirasakan pelanggan saja, tetapi

termasuk juga proses yang dirasakan internal sebagai pemenuhan kebutuhan

(Dumas, 2018). Proses bisnis itu sendiri menjadi kunci penting dalam

pengaturan aktivitas layanan agar mampu meningkatkan pemahaman

hubungan antar aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas, dan produktifitas agar tercapainya tujuan organisasi (Weske,

2007).

Dalam penelitian Widayanto, proses bisnis adalah kumpulan dari

aktivitas yang terstruktur dan saling berhubungan untuk mengatasi masalah

tertentu ataupun untuk memberikan output produk atau jasa yang ditujukan

untuk tujuan tertentu. Dimana suatu proses bisnis dapat disederhanakan

menjadi subproses yang mempunyai atribut masing-masing untuk

mendukung tujuan superproses yang dimilikinya. Dan proses bisnis yang

baik memiliki beberapa tujuan yaitu memaksimalkan dan meningkatkan

daya guna, serta mempermudah penyesuaian terhadap proses yang ada

didalamnya (Widayanto, 2017).

Menurut sparx system 2004, mengatakan bahwa proses bisnis adalah

kumpulan aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan output yang

spesifik untuk pelanggan ataupun pasar tertentu. Dimana dalam proses

11
bisnis harus memiliki tujuan, output dan input yang spesifik, sumber daya

yang digunakan, rangkaian kegiatan yang berurutan, dapat mempengaruhi

lebih dari satu unit organisasi secara horizontal, dan menciptakan nilai bagi

pelanggan baik internal maupun eksternal (Sparx system, 2004). Pada

tingkat organisasi, proses bisnis menjadi hal yang penting dalam

pemahaman bagaimana organisasi/perusahaan beroperasional dan menjadi

fasilitas dalam pencapaian tujuan bisnis secara efisien dan efektif karena

adanya kerjasama yang baik antara orang dan sumber daya yang dimiliki

perusahaan (Weske, 2013).

2.2.2 Business Process Modeling

Pemodelan proses bisnis membantu memberikan pemahaman yang


menyeluruh terkait proses bisnis, sehingga memudahkan untuk para pelaku
bisnis dalam memahami dan menganalisis proses bisnis. Penting untuk
memodelkan proses bisnis secara tepat karena suatu perusahaan akan dapat
dianalisis dan diintegrasikan melalui proses bisnis yang dimilikinya
(Aguilar-Savén, 2004). Pemodelan proses bisnis berkonsentrasi pada urutan
alur kegiatan serta mengabaikan lingkungan teknis dan organisasi yang
menjadikan pemodelan proses bisnis dapat mewakili proses bisnis (Weske,
2007).
Pemodelan proses bisnis harus dapat menggambarkan pandangan
yang saling terhubung terkait isu informasi, fungsional, orgnisasi, dan alur
yang sesuai (Scholz-Reiter & Stickel, 2013). Pemodelan proses bisnis
berperan penting bagi pengoptimalan kinerja perusahaan atau organisasi.
Dengan adanya pemodelan proses bisnis maka akan mampu memudahkan
pelaku bisnis dalam mengetahui dan menilai proses bisnis mana yang telah
mencapai target, yang belum mencapai target, hingga proses bisnis mana
yang perlu ditingkatkan untuk optimalisasi kinerja dari proses bisnis itu
sendiri (Yunitarini & Hastarita, 2016). Beberapa cara yang digunakan
arsitektur perusahaan untuk memodelkan proses, seperti diagram Unified

12
Modeling Language (UML) Activity, Business Process Modeling and
Notation (BPMN), dan Flow Charts (Maguire, 2017).

2.2.2.1 Business Process Modeling and Notation (BPMN)

Business Process Modeling and Notation (BPMN) Merupakan


salah satu pemodelan proses bisnis yang juga dapat digunakan sebagai
alat mendesain sistem berbasis pesan. BPMN bertujuan untuk
memberikan notasi pemodelan proses bisnis yang telah terstandarisasi
sehingga diagram dari pemodelan proses bisnis tersebut mudah dibaca
dan dipahami oleh seluruh pelaku bisnis (Nurhayati & Setiadi, 2017).
BPMN adalah tipe diagram utama untuk mendefinisikan
proses bisnis. Dimana dalam diagram ini dapat berisikan elemen-
elemen dan memungkinkan untuk mengisi nama ataupun detail,
meyambungkan aliran objek dengan konektor untuk mengurutkan
aktivitas dapat mendeskripsikan bisnis proses yang dimodelkan
(Maguire, 2017).

2.2.2.2 Elemen-elemen dalam BPMN

Menurut (Yudhanto, 2016) elemen-elemen dalam BPMN


memiliki 5 kategori, yaitu flow objects, data, connecting objects,
swimlanes, dan artifacts.
1. Flow objects, merupakan elemen grafis utama untuk
menentukan prilaku dalam proses bisnis. Terdapat 3 flow
object, antara lain:
a. Event, merupakan sesuatu yang terjadi selama jalannya
aliran proses yang mempengaruhi aliran proses dan
biasanya memiliki penyebab atau hasil. Terdapat 3 jenis
event berdasarkan pengaruh aliran proses, yaitu strart,
intermediate, dan end.

Gambar 2. 1

13
b. Activity, istilah yang memperlihatkan perusahaan
melakukan proses, yang digambarkan bulat persegi
Panjang dalam BPMN.

Gambar 2. 2

c. Gateways, digunakan untuk mengatur perbedaan dan


konvergensi urutan arus dalam proses yang dapat
menentukan percabangan, forking, dan penggabungan.

Gambar 2. 3

a. Data, pada data ini diberikan informasi terkait kegiatan


apa yang perlu diadakan dan apa yang dihasilkan. Dibagi
menjadi 4 elemen, antara lain: Data objects, Data inputs
dan outputs, Data stores.

Gambar 2. 4

2. Connecting objects, berfungsi untuk menghubungkan obyek


aliran informasi satu sama lain. Dibagi menjadi 4, antara
lain:
a. Sequece flows, digunakan untuk menunjukkan aliran

14
kegiatan dalam proses.

Gambar 2. 5

b. Message flows, menunjukkan aliran pesan.

Gambar 2. 6

c. Associations, digunakan untuk menghubungkan


informasi dan artefak.

Gambar 2. 7

3. Swimlines, berfungsi untuk mengelompokkan unsur-unsur


pemodelan utama. Dibagi menjadi 2, antara lain:
a. Pools, mencerminkan pelaku atau peserta yang
melakukan proses dalam satu set kegiatan.

Gambar 2. 8

b. Lanes, partisipan dalam sub proses untuk


mengkategorikan pelaku proses bisnis dan kegiatannya.

Gambar 2. 9

4. Artifact, berfungsi untuk memberikan informasi tambahan


tentang proses. Dibagi menjadi 2, antara lain:
a. Group, pengelompokkan unsur grafis dalam kategori
yang sama.

15
Gambar 2. 10

b. Text annotation

2.2.3 Evaluasi Proses Bisnis

Secara garis besar evaluasi memiliki arti pemberian nilai terhadap


kualitas suatu objek evaluasi. Evaluasi juga biasa dikaitkan sebagai
proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi
dengan tujuan untuk menciptakan alternatif-alternatif keputusan.
Evaluasi adalah suatu proses untuk memberikan informasi sejauh
mana sebuah kegiatan telah dicapai, apakah terdapat perbedaan antar
pencapaian dengan standar tertentu, sehingga diketahui sejauh mana
perbedaan diantara kedua hal tersebut dan ditemukan solusinya
(Abdurrahman, 2017).
Maka, evaluasi perbaikan proses bisnis itu sendiri dapat diartikan
sebagai proses penilaian dan pemberian informasi terhadap suatu
pencapaian proses bisnis dengan standar proses bisnis tertentu atau
yang ditargetkan. Dengan begitu dapat terlihat apakah ada perbedaan
antara kedua hal tersebut, sehingga apabila adanya perbedaan antara
pencapaian dan keinginan perusahaan terkait pencapaian proses bisnis
tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan maka dapat dilakukan
pencarian solusi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
bisnis tersebut.

2.2.4 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan suatu


metode sistematis yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengantisipasi permasalahan produk dan proses sebelum
permasalahan tersebut terjadi. Fokus utama dalam metode ini adalah
untuk mencegah kerusakan, meningkatkan keamanan, dan

16
menjangkau kepuasan pelanggan. Metode FMEA diterapkan pada
proses design produk atau tahap pengembangan proses, selain itu
FMEA dapat di terapkan pada produk dan proses yang ada dengan
manfaat hasil yang substansial (McDermott et al., 2009).
FMEA merupakan teknik yang digunakan untuk mengoptimalkan
kinerja dan keamanan suatu proses melalui identifikasi potensi
kegagalan atau modus kegagalan pada suatu proses. Modus kegagalan
dapat dinilai melalui tiga buah parameter yang terdiri dari keparahan
(severity), kemungkinan terjadinya (occurrence), dan kemungkinan
kegagalan deteksi (detectability). Ketiga parameter tersebut dirangkai
bersama, dimana rangkain dari tiga parameter ini biasa disebut dengan
Angka Prioritas Resiko (Risk Priority Number – RPN) untuk dapat
menggambarkan signifikasi kekritisan (FMECA) dari tiap potensi
kegagalan. Berikut adalah penjabaran rumus dari rangkaian 3
parameter tersebut: RPN = S x O x D. Output dari metode FMEA ini
merupakan lembar kerja FMEA yang terdiri dari daftar modus
kegagalan dan dampaknya pada proses yang dianalisis, daftar
kekritisan dari modus kegagalan yang digambarkan melalui nilai
RPN, dan daftar rekomendasi langkah penanganan terhadap kegagalan
serta langkah meningkatkan kemampuan deteksi kegagalan (Alijoyo
et al., 2020).

2.2.5 Fishbone Analysis

Fishbone analysis merupakan metode identifikasi permasalahan


dan penentu penyebab permasalahan tersebut. Tindakan berupa
langkah peningkatan dapat dilakukan dengan optimal juka masalah
dan akar penyebabnya telah ditemukan. Dalam Fishbone analysis
terdapat enam kategori yang dapat menggambarkan kontribusi dari
sebuah kegagalan yang terjadi dalam suatu kejadian kategori-kategori
tersebut antara lain adalah material, mesin, manusia, metode,
lingkungan, dan pengukuran. Fishbone analysis ini pada umumnya
dilakukan dengan brainstroming untuk menemukan akar penyebab
masalah yang sedang dihadapi (Jasamarga, 2020).

17
Fishbone analysis memiliki beberapa manfaat antara lain yaitu
membantu stakeholder dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi, menghubungan sebab akibat secara
efisien dan ekeftif, mengurangi resiko konsekuensi yang tidak
diharapkan, serta membantu dalam menemukan lokasi yang optimal
untuk pengendalian (Saragi et al., 2019).

2.2.6 Business Process Improvement (BPI)

Business Process Improvement (BPI) adalah metode sistematis


yang dirancang untuk membantu dalam melakukan peningkatan yang
signifikan dalam suatu organisasi melalui cara proses operasi pada
bisnisnya. BPI berfungsi untuk membantu organisasi dalam
menyederhankan proses-proses bisnisnya, sehingga output yang
dihasilkan dalam proses bisnis tersebut menjadi efisiensi, efektifitas
dan meningkatkan kemampuan proses bisnis untuk beradaptasi.
Dalam BPI terdapat beberapa tahap pelaksanaan, antara lain:
organizing for improvement, understanding the process, streamlining,
measurements and controls, dan continues improvement. Untuk
melakukan perbaikan proses bisnis tersebut terdapat 12 tools yang
dapat digunakan, antara lain: bureaucracy elimination, duplication
elimination, valueadded assesment, simplification, process cycletime
reduction, error proofing, upgrading, simple language,
standardization, supplier partnerships, big picture improvement dan
automation (Widyasari et al., 2019).

18
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam Evaluasi dan Perbaikan Proses Bisnis Divisi Sistem
Informasi UPT. TIK Universitas Pendidikan Ganesha menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif
merupakan jenis penelitian yang meneliti kondisi obyek secara alamiah yang
menghasilkan data deskriptif tertulis ataupun lisan dari pengamatan prilaku dan
pertimbangan asumsi orang lain (narasumber). Penelitian yang bersifat deskriptif
merupakan bukan penelitian berupa eksperimen dan hanya menggambarkan apa
adanya suatu gejala atau keadaan tanpa menguji suatu hipotesis tertentu.
Pendekatan studi kasus merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian
kualitatif, yang dapat berupa keputusan, kebijakan, proses, ataupun peristiwa
tertentu (Abdurrahman, 2017).
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus dikarenakan dalam penelitian ini menghasilkan data secara
tertulis ataupun lisan dengan data yang diperoleh sesuai dengan keadaan di
lapangan tanpa adanya pengubahan agar peneliti mampu memahami secara utuh
mengenai keterkaitan berbagai fakta dari kasus tersebut.

19
3.2. Rancangan Penelitian

Berikut rancangan penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1

3.2.1 Studi Literatur


Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan mencari dan mempelajari
literatur-literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, seperti teori

20
tentang evaluasi dan perbaikan proses bisnis, penggunaan metode FMEA,
fishbone analysis, BPI, serta penelitian-penelitian sebelumnya yang masih
relevan. Tahapan ini dilakukan guna menambah wawasan dan pemahaman
lebih mendalam terkait topik penelitian dari berbagai sumber seperti buku,
jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang telah berlisensi resmi dan
terpercaya.
3.2.2 Pengumpulan Data
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa teknik pengumpulan data untuk
melengkapi bahan penelitian, seperti SOP, IK, dan bagaimana keadaan
lingkungan proses bisnis pada Divisi SI UPT TIK Undiksha saat ini serta
harapan kedepannya. Berikut merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan:
1. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan pengajuan pertanyaan
langsung kepada pihak yang berhubungan langsung dengan Divisi
SI UPT TIK Undiksha untuk menggali lebih dalam terkait hal-hal
yang diperlukan untuk penelitian, yaitu:
a. bsBagaimana proses bisnis yang dimiliki dan bagaimana
berjalannya proses tersebut saat ini pada Divisi SI UPT TIK
Undiksha.
b. Menentukan skala dan pengukuran 3 parameter untuk
menentukan nilai RPN dalam FMEA sesuai dengan tujuan
yang ditargetkan dalam masing-masing proses bisnis Divisi SI
UPT TIK Undiksha.
c. Kendala yang dialami pihak Divisi SI UPT TIK Undiksha
dalam menjalankan proses bisnis yang dimiliki saat ini.
2. Observasi
Dalam tahapan ini dilakukan pengamatan langsung dalam kegiatan
proses bisnis yang dijalankan dalam Divisi SI UPT TIK Undiksha,
sehingga diketahui:
a. Bagaimana dilaksanakannya proses bisnis saat ini yang
dimiliki dalam Divisi SI UPT TIK Undiksha sesuai prosedur

21
yang ada.
b. Apakah proses bisnis yang telah dijalankan sesuai dengan
target yang ingin dicapai oleh Divisi SI UPT TIK Undiksha.
3.2.2.1 Validitas Data
a. Triangulasi sumber, tahapan ini dilakukan melalui wawancara kepada
pihak Divisi SI UPT TIK Undiksha. Tahapan ini bertujuan untuk
membandingka informasi yang diperoleh dari berbagai pihak dalam
divisi yang bersangkutan sehingga ditemukan sinkronisasi data.
b. Member check, tahapan ini dilakukan untuk mengecek data yang
diperoleh peneliti, sehingga diketahui seberapa jauh kesesuain data
yang diperoleh agar tidak adanya kekeliruan penafsiran dalam
penulisan hasil penelitian yang akan dilaporkan.
3.2.3 Pemodelan Proses Bisnis (as is) dengan BPMN
Dalam tahap ini dilakukan pemodelan proses bisnis saat ini yang
berjalan pada Divisi SI UPT TIK Undiksha. Dimana pemodelan yang
digunakan menggunakan software Bizagi dan menghasilkan diagram
BPMN untuk menggambarkan aktor siapa saja yang terlibat dan
proses apa yang dilakukan. Pemodelan ini dilakukan bersamaan
dengan kordinasi terhadap pihak divisi agar tidak adanya kekeliruan
pemodelan proses bisnis yang dijalankan saat ini.
3.2.4 Evaluasi Proses Bisnis dengan FMEA
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat
ini pada Divisi SI UPT TIK menggunakan metode FMEA. Dimana
bahan dari evaluasi ini diperoleh dari tahap pengumpulan data dari
wawancara dan observasi. Metode FMEA ini digunakan untuk
mengetahui prioritas kendala yang memiliki resiko tertinggi dan
memerlukan perbaikan segera agar mampu meningkatkan kualitas
kinerja dalam divisi.
Tahapan dalam metode FMEA, yaitu:
1. Meninjau dan menentukan proses yang memiliki potensi kegagalan.
2. Mengidentifikasi modus kegagalan di dalam proses.
3. Mengidentifikasi dampak dari setiap modus kegagalan.
4. Membuat kriteria dampak keparahan (s), kriteria kemungkinan

22
terjadi (o), dan kriteria kemungkinan kegagalan deteksi (d).
5. Menentukan peringkat keparahan dampak dari setiap modus
kegagalan.
6. Menentukan peringkat kemungkinan terjadinya kegagalan dari setiap
modus kegagalan.
7. Menentukan peringkat kemungkinan kegagalan deteksi dari setiap
modus kegagalan.
8. Menghitung angka prioritas risiko atau RPN dari setiap modus
kegagalan.
9. Mengurutkan peringkat kekritisan kegagalan berdasarkan RPN.
10. Menentukan rekomendasi Tindakan penanganan atau pengendalian
untuk menurunkan potensi kegagalan.
11. Menghitung nilai residu RPN setelah tindakan penanganan atau
pengendalian.
3.2.5 Analisis Proses Bisnis dengan Fishbone Analysis
Dalam tahapan ini akan dilakukan proses lanjutan dari tahapan
evaluasi menggunakan FMEA. Dimana dalam tahapan ini dilakukan
pencarian akar masalah dengan menggunakan metode root cause
analysis, yakni fishbone analysis. Setelah ditemukannya permasalahan
dengan RPN tertinggi dari evaluasi yang dilakukan, menggunakan
fishbone analysis ditujukan agar mampu menemukan akar dari
permasalahan tersebut sehingga mampu direkomendasikan solusi yang
tepat.
3.2.6 Perbaikan Proses Bisnis dengan BPI
Dalam tahapan ini dilakukan pengkajian dari hasil evaluasi dan
analisis yang dilakukan untuk menemukan solusi yang tepat. Dalam
pemberian perbaikan proses bisnis tersebut bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam kinerja divisi. Perbaikan
proses bisnis ini dapat saja memangkas ataupun menambah suatu
event dalam proses bisnis yang berfungsi untuk memudahkan atau
menyederhanakan proses yang ada sebelumnya terutama bagi proses
bisnis yang memiliki RPN tertinggi dan menjadi prioritas perbaikan.

23
3.2.7 Pemodelan Proses Bisnis (to be) dengan BPMN
Dalam tahapan ini dilakukan pemodelan Kembali guna
memberikan gambaran secara detail terkait proses bisnis perbaikan
yang diusulkan. Pemodelan ini bertujuan agar pihak divisi lebih
mudah memahami perbaikan seperti apa yang direkomendasikan dari
peneliti berdasarkan evaluasi dan analisis yang telah dilakukan.
3.2.8 Simulasi Proses Bisnis As Is dan To Be dengan Bizagi Modeler
Dalam tahapan ini dilakukan simulasi menggunakan software
bizagi modeler, simulasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari
empat level antara proses bisnis yang dijalankan saat ini dengan
proses bisnis yang direkomendasikan. Simulasi ini akan dilakukan
pada proses bisnis yang mengalami permasalahan atau proses bisnis
yang memiliki RPN tertinggi brdasarkan hasil evaluasi. Dari hasil
simulasi kedua proses bisnis tersebut (as is dan to be), maka akan
dapat dibandingkan untuk melihat seberapa besar peningkatan
efisiensi dan efektivitas yang dapat dihasilkan oleh perbaikan.
3.2.9 Penarikan Kesimpulan dan Saran
Dalam tahapan ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan
rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan di
lapangan. Kemudian peneliti akan memberikan saran terkait
perkembangan penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, J. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Kinerja Para Pegawai Di


Kantor Pemerintahan. Jurnal Pendidikan, 6(1), 151–165.

Aguilar-Savén, R. S. (2004). Business process modelling: Review and framework.


International Journal of Production Economics, 90(2), 129–149.
https://doi.org/10.1016/S0925-5273(03)00102-6

Alijoyo, A., Wijaya, Q. B., & Jacob, I. (2020). Failure Mode Effect Analysis Analisis
Modus Kegagalan dan Dampak RISK EVALUATION RISK ANALYSIS:
Consequences Probability Level of Risk. www.lspmks.co.id

Dumas, M. (2018). Fundamental Business Process Management. In Lecture Notes in


Business Information Processing (Vol. 168).

Ganesha, U. P. (2017). Teknologi Informasi & Komunikasi Undiksha. UPT-TIK


Undiksha. https://upttik.undiksha.ac.id/

Hakim, H. R., Rachmadi, A., & Nur Rusydi, A. (2021). Analisis Dan Evaluasi Proses
Bisnis Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) (Studi Pada
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Batu) (Vol. 5, Issue 4). http://j-
ptiik.ub.ac.id

Jasamarga. (2020). Teknik dan Metode Identifikasi dan Analisis Risiko. Indonesia
Highway Corp., 1–53. http://app.jasamarga.co.id/bmmr/library/assets/01b.pdf

Maguire, S. (2017). Enterprise Architecture Enterprise Architect User Guide Series


Author: Sparx Systems & CREATED WITH.

McDermott, R. E., Mikulak, R. J., & Beauregard, M. R. (2009). The basics of FMEA.
CRC Press.

Nugraha, A. C., Hanggara, B. T., & Setiawan, N. Y. (2020). Evaluasi dan Perbaikan
Proses Bisnis Proyek Palapa Ring (PARING) Menggunakan Metode Business
Process Improvement (BPI)(Studi Kasus: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan
Informasi). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 4(3),
717–722. http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/7032

Nurhayati, L., & Setiadi, D. (2017). Pemodelan Proses Bisnis (Studi Kasus PD. Simpati
Sumedang). Jurnal Ilmu-Ilmu Informatika Dan Manajemen, 11.

25
Salma, I., Setiawan, N. Y., & Aknuranda, I. (2018). Evaluasi dan Perbaikan Proses
Bisnis Dengan Business Process Improvement (BPI), Root Cause Analisys (RCA)
dan Quality Evaluation Factor (QEF) Pada Layanan Jasa Untuk Pelanggan (Studi
Kasus: Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Aditya Iskandar dan Rekan) (Vol. 2,
Issue 11). http://j-ptiik.ub.ac.id

Saragi, M. I. A. G., Aknuranda, I., & Setiawan, N. Y. (2019). Evaluasi Dan Perbaikan
Proses Bisnis Menggunakan Quality Evaluation Framework (QEF), Root Cause
Analysis (RCA) dan Business Process Improvement (BPI) (Studi Kasus: Pelayanan
BPJS Rawat Inap Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang) (Vol. 3, Issue 6). http://j-
ptiik.ub.ac.id

Scholz-Reiter, B., & Stickel, E. (2013). Business Process Modelling.


https://doi.org/10.1007/978-1-4614-6067-1_6

Sparx system. (2004). UML 2 Class Diagram Tutorial. Sparx Systems, 1–4.
http://www.sparxsystems.com/resources/uml2_tutorial/uml2_classdiagram.html

Sunoto, A. (2020). Evaluasi Proses Bisnis Akademik STIKOM Dinamika Bangsa Melalui
Pendekatan Business Process Improvement. Jurnal Ilmiah Media Sisfo, 14(2), 94.
https://doi.org/10.33998/mediasisfo.2020.14.2.851

Weske, M. (2007). Business Process Management. Springer.

Weske, M. (2013). Business Process Management. In Lecture Notes in Business


Information Processing (second, Vol. 168). https://doi.org/10.1007/978-3-319-
04175-9_1

Widayanto. (2017). Analisis Proses Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
Konveksi Ryan Collection Di Kabupatan Kudus. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(1),
24–30. https://doi.org/10.14710/jab.v6i1.16603

Widyasari, D., Setiawan, N. Y., & Perdanakusuma, A. R. (2019). Evaluasi Dan


Perbaikan Proses Bisnis Pengelolaan Siswa Menggunakan Business Process
Improvement (Studi Pada: Lingua Institute) (Vol. 3, Issue 6). http://j-ptiik.ub.ac.id

Yudhanto, Y. (2016). Pengantar BPMN : Business Process Modeling Notation.


IlmuKomputer.Com, 1–8.

Yunitarini, R., & Hastarita, F. (2016). Pemodelan Proses Bisnis Akademik Teknik
Informatika Universitas Trunojouo dengan Business Process Modelling Notation

26
(BPMN). SimanteC, 5(2), 93–100.

27

Anda mungkin juga menyukai