Anda di halaman 1dari 23

Job

Safety
Analysis
Tujuan
Mengembangkan
Kompetensi agar
memiliki kemampuan
membuat dan mengelola
JSA (Analisa Keselamatan
Pekerjaan) secara
maksimal untuk mencegah
kecelakaan.
Sasaran JSA
Kemampuan yang ingin
dicapai:

1. Membuat inventarisasi
tugas
2. Mendemonstrasikan
pemahaman tentang proses
dan teknik membuat JSA
3. Mendemonstrasikan
pemahaman memakai JSA
4. Menjelaskan
pemahaman
pengelolaan JSA
adalah

Suatu teknik yang


dipakai untuk
menganalisa suatu
pekerjaan secara
sistematis untuk bisa
mengenali bahaya di
setiap langkahnya
sehingga bisa
mengembangkan
solusi untuk
mencegah terjadinya
Menginventarisasi Tugas
Bukan
Pekerjaan
dalam arti luas
(Jabatan / Posisi )
Seperti :
Tukang Las, Mekanik atau Tukang Listrik
Akan tetapi arti kecil
(TUGAS atau SINGLE
TASK), seperti:
Mengganti bolam lampu, Mengganti ban
kempes, Memindahkan mesin
Pekerjaan yang Untuk Pekerjaan yang
bagaimana JSA berpotensi Risiko
dibuat? tinggi.

Menetapkan
Tugas Kritis 1. Pekerjaan baru, non rutin
dan berpindah-pindah;
2. Tingkat kekerapan tinggi;
3. Tingkat keparahan tinggi;
4. Standard Operating
Procedure tidak Meng-
cover aktifitas tersebut.
1. Tentukan langkah awal
sampai langkah akhir;
Menguraikan 2. Gunakan kata kerja
Tugas menjadi aktif atau operasional
langkah-langkah sederhana, seperti
memotong, mengganjal,
mengelas dsb;
3. Hindari kata-kata yang
terlalu umum seperti:
mengoperasikan
merawat, membangun
dsb;
4. Hindari terlalu detail.
1. Terlalu rinci dalam
menyusun urutan
langkah pekerjaan;
Kesalahan Umum
2. Menggunakan kata kerja
terlalu umum, sehingga
banyak bahaya yang
tidak terdeteksi.
3. Mencatat
“bagaimana”
melakukan pekerjaan
“bukan apa” yang
harus dilakukan.
KESALAHAN UMUM
TERBANYAK
DILAKUKAN
Melepas ban yang
kempes, padahal
▪ Memarkir di tempat rata;
langkah ini masih
▪ Memasang persneling ke berisi langkah-langkah
Posisi gigi P / 1; seperti:
▪ Menutup pintu
▪ Mengganjal ban; ▪ memasang
▪ Memakai sarung ▪ Menekan tombol start;
dongkrak,
tangan; ▪ Mengenakan helm; ▪ menurunkan
▪ Mengangkat ban; ▪ Melihat jarum dongkrak,
▪ melepas baut roda,
dengan cara yang penunjuk. dan
benar; Idealnya tidak lebih ▪ melepas ban yang
▪ dsb. dari 15 langkah kempes.
Mengidentifikasi

BAHAYA
Bahaya adalah segala
Bahaya dan Asalnya sesuatu yang berpotensi
mencelakakan,
mencederai, atau
merusak.

Bahaya berasal dari :


Kimia, Biologi, Mekanik,
Fisika, Gravitasi, Listrik,
Tekanan, Radiasi, Bunyi
dan Lingkungan kerja
spesifik, Kinetis dan
Faktor manusia.
Terjadinya kontak Potensi Kerugian
1. Membentur

2. Terpukul
Unsur Produksi:
3. Kontak
1. Manusia
4. Tersentuh

5. Terperangkap
2. Mesin
6. Terkait 3. Material
7. Terjepit 4. Lingkungan
8. Jatuh di level yg sama

9. Jatuh dari ketinggian

10. Memforsir tenaga

11. Terpapar
Menetapkan
Pengendalian / Mitigasi
BAHAYA
Pengendalian Bahaya

1. Melalui proses hirarki pengendalian bahaya (eliminasi,


subtitusi, rekayasa engineering dan APD)
2. Lebih berorientasi pada pengendalian bahaya yang
diperuntukan untuk pekerja.
3. Alat Pelindung Diri standar disarankan untuk tidak diinput
dalam kolom ini, karena pemakaian sudah wajib dilakukan.
4. Menerangkan terhadap metode perilaku selamat.
Contoh: (memperhatikan langkah ketika memindahkan
alat kerja)
5. Dapat dilakukan/diimplementasikan oleh pekerja.
Pengendalian Bahaya

SIAPA YANG PALING TEPAT


MEMBUAT JSA?
“PENGAWAS”
Dibantu oleh tim
Mengapa Pengawas?

Karena Pengawas:
1. Paling menguasai pekerjaan atau tugas itu.
2. Mempunyai kepentingan langsung untuk
menyelamatkan tim dibawah kendalinya.
3. Mempunyai pengalaman tentang potensi bahaya,
risiko dan pengendaliannya.
4. Menguasai prosedur dan peraturan kerja.
Metode analisa JSA

1. Metode observasi (pengamatan)


langsung di lapangan.
2. Metode wawancara dan
diskusi dengan pekerja yang
terkait dengan pekerjaannya.
Proses Pembuatan JSA
1.Inventarisasi Tugas

2. Menentukan Tugas Kritis

3. Menguraikan Tugas menjadi


langkah-langkah kerja

4. Mengidentifikasikan bahaya dan potensi


kerugian pada setiap langkah pekerjaan

5. Menetapkan mitigasi risiko


yang muncul

6. Mempergunakan JSA
BAGAIMANA MENGELOLA JSA
DENGAN BAIK
Proses Pengelolaan JSA
1. Melakukan persiapan dengan pembentukan Tim (Supervisor
dan Foreman), Form standar, dll.
2. Pembuatan JSA oleh tim yang diunjuk.
3. Personil HSE mereview hasil pembuatan JSA dari Tim JSA.
4. Diapprove oleh Tim JSA dan HSE. Atasan mengetahui dan
menyetujui JSA yang telah dibuat.
5. Dikomunikasikan dan ditandatangani oleh seluruh pekerja
yang terkait dengan pekerjaanya.
6. Para pekerja yang terkait melaksanakan tahapan pekerjaan sesuai
dengan yang tertuang dalam JSA.
7. Dimasukkan database (diregister)
8. Direview ulang oleh tim pembuat JSA.
Fakta tentang JSA
1. JSA terbukti telah menjadi salah satu program pencegahan kecelakaan yang
efektif jika diikuti sesuai dengan tahapannya pekerjaannya.
2. Pembuatan JSA bisa dilakukan pada level pengawas dan dengan melibatkan
anggota di bawah kendalinya, namun seringkali JSA dibuat oleh Personil HSE.
3. Dimanfaatkan sebagai bahan pelatihan atau rapat dengan Para anggotanya,
namun sayangnya seringkali JSA hanya sebagai dokumen yang sekali digunakan
dan setelahnya diarsipkan tanpa ditinjau ulang.
4. Menjadi pedoman karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan aman dan
selamat, namun kebanyakan karyawan tidak mengerti dalam tahapan pada JSA
sehingga mereke menjalankan pekerjaannya sesuai cara yang biasanya mereka
lakukan.
5. Dapat sebagai acuan dalam proses investigasi kecelakaan, sehingga pihak
penegak hukum dapat menentukan adanya ketidaksesuaian berada pada tahapan
atau proses kegiatan yang dilanggar.

Anda mungkin juga menyukai