Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGAUDITAN

“OPINI AUDITOR”

Di

Oleh :

Kelompok 9

Puput Andriyani (4022018012)


Nuri Syahfitri (4022018027)

Dosen Pengampu : Zefri Maulana, S.E., M.Si

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya kami
dapat menyelesaikan makalah “Opini Auditor” tepat pada waktunya. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah pengauditan.

Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan agar dapat
lebih baik dalam menyusun makalah.

Langsa, 22 Desember 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................5

A. Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian)..................................................5

B. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)...................................................6

C. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)..............................................................................6

D. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)..........................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................................................8

B. Saran......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan
audit. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan
audit.1 Adapun Opini audit adalah pendapat akuntan atas laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit. Auditor sebagai pihak yang independen
dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini
terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) mengharuskan pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik
dikaitkan dengan laporan keuangan.
Opini yang diberikan oleh auditor merupakan pernyataan kewajaran dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Ada empat opini yang dapat diberikan
oleh auditor berdasarkan audit atas laporan keuangan kliennya, yaitu Unqualified
Opinion, Qualified Opinion, Adverse Opinion dan Disclaimer Opinion. Opini
tersebut diberikan berdasarkan kondisi tertentu yang harus dapat dipahami oleh
auditor.
Opini atau pernyataan pendapat merupakan kesimpulan auditor berdasarkan
hasil audit dan diberikan atas pertimbangan professional akuntan yang telah diatur
dalam SPAP. Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian laporan
keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara melaksanakan audit
atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari kesesuaian dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
Dalam pelaksanaan proses audit, auditor tidak hanya dituntut untuk melihat
hal-hal yang disajikan dalam laporan keuangan, tetapi juga harus melihat
eksistensi kelangsungan hidup usaha entitas. Oleh karena itu auditor harus
mempertimbangkan secara cermat adanya gangguan atas kelangsungan hidup

1
Abriyani Puspaningsih and Noeroel Fadlilah, ‘Ketepatan Pemberian Opini Auditor: Survey Terhadap
Auditor Di Yogyakarta’, Jurnal Aplikasi Bisnis, 17.2 (2017), 19–39
<https://doi.org/10.20885/jabis.vol17.iss2.art2>.
usaha entitas (going concern) untuk suatu periode supaya opini yang diberikan
lebih bermutu. 2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Unqualified Audit (pendapat wajar tanpa pengecualian)?
2. Bagaimana Qualified Audit (pendapat wajar dengan pengecualian)?
3. Bagaimana Adverse Opinion (pendapat tidak wajar)?
4. Bagaimana Disclaimen Opinion (tidak memberikan pendapat)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Untuk mengetahui pendapat wajar dengan pengecualian
3. Untuk mengetahui pendapat yang tidak wajar
4. Untuk mengetahui apa-apa yang tidak memberikan pendapat

2
Sri Wiranti Setiyanti, ‘JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)’, JURNAL STIE
SEMARANG, vol 4 (2012).
BAB II

PEMBAHASA

A. Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian)


Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit sesuai
dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan dalam lingkup
audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tentang kewajaran dalam penyusunan
laporan keuangan dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang
paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai informasi keuangan
maupun oleh auditor.
Pendapat wajar mempunyai arti bebas dari keraguan dan ketidak jujuran serta
lengkapnya informasi. Pendapat ini juga tidak terbatas pada jumlah rupiah dan
pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, tetapi juga berdasarkan
ketepatan penggolongan informasi. Kewajaran penyajian laporan keuangan tentang
posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, dan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi sebagai berikut :
a. Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum
b. Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi
berterima umum.
c. Adanya penjelasan yang cukup mengenai informasi dalam catatan-catatan
yang mendukung dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
Sedangkan kondisi-kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari unqualified
opinion antara lain (Arrens dan Loebbecke, 1996) :
1. Dibatasinya lingkup audit
2. Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
3. Auditor tidak independen
4. Tidak ada konsistensi
5. Ketidak pastian yang material
6. Keraguan atas Going Concern
7. Setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum
8. Penekanan atas sesuatu yang spesifik tentang laporan keuangan yang diaudit 9.
Laporan yang melibatkan auditor lain.3
B. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
entitas sesuai dengan prinsip akntansi berterima umum, kecuali untuk dampak hal-
hal yang dikecualikan.
Pendapat ini diberikan apabila :
a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukui, atau adanya pembatasan lingkup
audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa auditor
tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa
pengungkapan yang tidak memadai maupun perubahan dalam prinsip
akuntansi.
C. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan
dampak utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak dibatasi,
sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi yang disajikan klien dalam
laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan oleh pemakai informasi keuangan.

3
Arrens & Loebbecke, Auditing, Pendekatan Terpadu, Edisi Indo (Jakarta, 1996).
D. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah
adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi
tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran
laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya.
Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan apabila
auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi
berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Apabila auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat atau pendapat tidak wajar atas laporan
keuangan secara keseluruhan, maka auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh,
yaitu pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak
memberikan pendapat disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor
tidak memadai auditor memberikan pendapat, maka ada tiga hal yang dapat
dilakukan auditor, yaitu:
1. Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit, karena
pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor tidak dapat
menyatakan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan.
2. Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan
audit.
 Dalam pelaksanaan proses audit, auditor tidak hanya dituntut untuk melihat hal-hal
yang disajikan dalam laporan keuangan, tetapi juga harus melihat eksistensi
kelangsungan hidup usaha entitas.
 Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang
paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai informasi
keuangan maupun oleh auditor.
 Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan.
 Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah
adanya pembatasan terhadap lingkup audit.
B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang ” Opini Auditor” ini diharapkan


pembaca dapat memahami lebih lanjut mengenai tentang Opini Auditor ini dan
dapat memanfaatkannya dalam kegiatan manajemen.
Dengan adanya auditing maka sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan evaluasi ke depan agar
bisnis perusahaan makin berkembang. Selain itu opini audit mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan,
kejujuran serta efisiensi. Setelah auditing tentu akan muncul evaluasi yang akan mendorong adanya efisiensi di
pasar modal.

Untuk menghasilkan opini audit terbaik, lakukanlah pembukuan pada setiap transaksi yang bisnis Anda lakukan.
Simpan juga setiap bukti transaksi dengan aman, karena nantinya auditor akan  meminta bukti setiap transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan Anda. Sumber : (https://accurate.id/ekonomi-keuangan/mengenal-berbagai-opini-audit/)
DAFTAR PUSTAKA

Arrens & Loebbecke, Auditing, Pendekatan Terpadu, Edisi Indo (Jakarta, 1996)

Puspaningsih, Abriyani, and Noeroel Fadlilah, ‘Ketepatan Pemberian


Opini Auditor: Survey Terhadap Auditor Di Yogyakarta’, Jurnal
Aplikasi Bisnis, 17.2 (2017), 19–39
<https://doi.org/10.20885/jabis.vol17.iss2.art2>

Sri Wiranti Setiyanti, ‘JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI


AUDITOR)’, JURNAL STIE SEMARANG, vol 4 (2012)

SARI, Ria Nelly, et al. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Kepatuhan


Terhadap Peraturan Perundang-Undangan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan
Umur Pemerintah Daerah terhadap Penerimaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Seluruh Indonesia. Jurnal
Akuntansi (Media Riset Akuntansi & Keuangan), 2015, 3.1: 1-15.

PUTRI, Alvianita Gunawan; WIDIARTO, Ardian; AL FARIZI, Musyafa.


STRATEGI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES DALAM
UPAYA MEMPEROLEH OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)
ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD). Dinamika
Akuntansi Keuangan Dan Perbankan, 2021, 10.1: 36-50.

KRISTIANA, Ira. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,


Pertumbuhanperusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berkala ilmiah
mahasiswa akuntansi, 2012, 1.1.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara

Anda mungkin juga menyukai