Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 2162302013
Jawaban !
1. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah
yang penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah pun memberikan perluasan
objek pajak daerah dan retribusi daerah, serta memberikan diskresi dalam penetapan
tarifnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu
pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri atas pajak kendaraan
bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok.
Adapun pajak kabupaten/kota terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak
parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan (PBB P2), serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
(BPHTB).
Sementara itu, retribusi daerah terbagi menjadi tiga golongan, yaitu retribusi jasa
umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum yaitu
pungutan atas pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum, serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
Termasuk dalam retribusi jasa umum yaitu retribusi pelayanan kesehatan, retribusi
persampahan/kebersihan, retribusi Kartu Tanda Penduduk dan akte catatan sipil,
retribusi pemakaman/pengabuan mayat, retribusi parkir di tepi jalan umum,
pelayanan pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor,
retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, retribusi penggantian biaya cetak
peta, retribusi pelayanan tera/tera ulang, retribusi penyedotan kakus, retribusi
pengolahan limbah cair, retribusi pelayanan pendidikan, dan retribusi pengendalian
menara komunikasi.
Retribusi jasa usaha yaitu pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial, yang meliputi pelayanan daerah dengan
menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan, dan/atau
pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh
swasta.
Termasuk dalam golongan retribusi ini yaitu retribusi jasa usaha pemakaian kekayaan
daerah, retribusi pasar grosir/pertokoan, retribusi tempat pelelangan, retribusi
terminal, retribusi tempat khusus parkir, retribusi tempat
penginapan/pesanggrahan/vila, retribusi rumah potong hewan, retribusi pelayanan
kepelabuhanan, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi penyeberangan di air,
serta retribusi penjualan produksi usaha daerah.
Sementara itu, retribusi perizinan tertentu adalah pungutan atas pelayanan perizinan
tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Termasuk dalam golongan retribusi ini yaitu retribusi izin mendirikan bangunan,
retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol, retribusi izin gangguan, retribusi
izin trayek, dan retribusi izin usaha perikanan.
2. Pajak daerah dan retribusi ternyata merupakan dua hal yang berbeda, singkatnya
pajak daerah merupakan kontribusi waji kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan dipaksa oleh Undang-undang, sementara retribusi yaitu pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perizinan tertentu dari pemerintah.
Perbedaan Antara Pajak daerah dan Retribusi Daerah
Perbedaan Antara Pajak daerah dan Retribusi Daerah
14 Januari 2020 by Admin ZF with no comment Tips Pajak
Layanan Mengurus Pajak – Pada artikel sebelumnya penulis telah membahas tentang
pajak daerah dan retribusi daerah. Kali ini penulis akan membahas tentang apa saja
perbedaan antara pajak daerah dan retribusi daerah.
Kebanyakan masyarakat banyak yang menyamakan antara pajak daerah dan retribusi
daerah, sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki pengertian dan perbedannya
masing-masing, walaupun keduanya sama-sama dibebankan kepada masyarakat.
Sebelum masuk kepada perbedaan antara pajak daerah dan retribusi pajak, panulis
akan menjelaskan sedikit tentang dua istilah diatas.
Pajak Daerah harus dibayarkan kepada Daerah Otonom yang terutang oleh pribadi
atau badan yang disetujui berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak memperoleh
ketidakseimbangan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah yang
diperuntukkan bagi yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan biaya
kemakmukan negara.
Pajak Daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Landasan hukum pajak daerah adalah Undang-Undang No. 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang No.7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, dan Undang-Undang No. 8 tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Penjualan Barang Mewah.
Pemungutan dilakukan oleh Pemda (Pemerintah Daerah) dan
Pemerintah Pusat, berdasarkan kekuatan peratran perundang-undangan.
Dapat dipaksakan, yaitu wajib pajak tidak melakukan pembayaran pajak
daerah, yang dapat dikenakan sanksi (pengadilan dan denda).
Hasil penerimaan pajak daerah disetor ke kas daerah.
Objeknya adalah penghasilan, barang mewah, kendaraan, laba perusahaan dan
lain sebagainya.
Wajib pajak yang membayar pungutan pajak daerah tidak mendapatkan
imbalan / balasan langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang
dilakukan.
Sedangkan Retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin khusus yang disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk keperluan orang pribadi atau badan.
Berikut adalah ciri-ciri Retribusi Daerah yang dapat digunakan sebagai perbedaan
dengan Pajak Daerah:
Payung Hukum Retribusi Daerah adalah Peraturan Pemerintah, Peraturan
Mentri atau pejabat negara yang lebih rendah.
Objeknya adalah orang yang menggunakan jasa pemerintah dan pelayanan
umum, seperti kesehatan, terminal, pasar dan lain sebagainya.
Retribusi dipungut hanya oleh pemerintah Daerah, dalam hal ini Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda).
Pihak yang membayar pungutan Retribusi daerah mendapatkan imbalan /
balasan langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukan.
3. 1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
Pajak Kabupaten/Kota
1. Pajak Hotel
Pajak Hotel merupakan dana/iuran yang dipungut atas penyedia jasa penginapan yang
disediakan sebuah badan usaha tertentu yang jumlah ruang/kamarnya lebih dari 10.
Pajak tersebut dikenakan atas fasilitas yang disediakan oleh hotel tersebut.
Tarif pajak hotel dikenakan sebesar 10% dari jumlah yang harus dibayarkan kepada
hotel dan masa pajak hotel adalah 1 bulan.
2. Pajak Restoran
Pajak Restoran merupakan pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran.
Tarif pajak restoran sebesar 10% dari biaya pelayanan yang ada diberikan sebuah
restoran.
3. Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak yang kenakan atas jasa pelayanan hiburan yang memiliki
biaya atau ada pemungutan biaya di dalamnya.
Objek pajak hiburan adalah yang menyelenggarakan hiburan tersebut, sedangkan
subjeknya adalah mereka yang menikmati hiburan tersebut.
Kisaran tarif untuk pajak hiburan ini adalah 0%-35% tergantung dari jenis hiburan
yang dinikmati.
4. Pajak Reklame
Pajak Reklame merupakan pajak yang diambil/dipungut atas benda, alat, perbuatan,
atau media yang bentuk dan coraknya dirancang untuk tujuan komersial agar menarik
perhatian umum.
Biasanya reklame ini meliputi papan, bilboard, reklame kain, dan lain sebagainya.
Namun, ada pengecualian pemungutan pajak untuk reklame seperti reklame dari
pemerintah, reklame melalui internet, televisi, koran, dan lain sebagainya.
Tarif untuk pajak reklame ini adalah 25% dari nilai sewa reklame yang bersangkutan.