Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena
letaknya dekat dengan otak dan tulang belakan sehingga menyebabkan kerusakan
kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar didalam darah dan cairan otak.
Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat
Ethopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada
1996 terjadi wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini
dengan 25.000 korban jiwa . manengitis bacterial terjadi kira-kira 3 per 100.000
orang setiap tahunnyadi Negara-negara barat. studi populasi secara luas
memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 pe
100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada musim panas. Di Brazil, angka
meningitis bacterial  lebih tinggi yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahunnya.
oleh karena itu mengingat jumllah penyebaran penyakit infeksi meningitis
semakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas kembali
mengenai penyakit meningitis melalui askep yang berisi asuhan keperawatan
meningitis pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi meningitis?
2. Apa etiologi meningitis?
3. Apa saja klasifikasi meningitis?
4. Bagaimana patofisiologi meningitis?
5. Apa saja manifestasi klinik meningitis?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostic bagi penderita meningitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan untuk penderita meningitis?
8. Apa saja komplikasi pada penderita meningitis?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi meningitis
2. Untuk mengetahui etiologi meningitis
3. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi meningitis
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi meningitis
5. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinik meningitis
6. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostic bagi penderita meningitis
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan untuk penderita meningitis
8. Untuk mengetahui apa saja komplikasi pada penderita meningitis

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur (Smeltzer, 2001). meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid
dan piameter). bakteri dan virus merupakan penyebab utama meningitis.
meningitis merupakan infeksi akut dari meningen, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mokroorganisme pneumonia. meningitis , stafilokok,
streptokok, hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan
spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat (Suriadi
dan Rita, 2001).
B. Etiologi
1. bakteri, mycobacterium tuberculosa, diplococcus pneumonia (pneumokok),
neisseria meningitis (meningokok), streptococcus, haemolyticuss,
staphylococcus aureus, hemophilus influenza, Escherichia coli, klebsiella
pneumonia, pseudomonas aeruginosa
2. penyebab lainnya lues, virus toxoplasma gondi dan ricketsia
3. factor prediposisi : jenis kelamin laki-laki lebih seering dibandingkan dengan
wanita
4. factor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi metrnal pada terakhir
kehamilan
5. factor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin
6. kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persyarafan
C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak :

3
1. meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih. penyebab terseringnya adalah
mycobacterium tuberculosa, penyebab lainnya lues, virus, toxoplasma
gondhi dan ricketsia.
2. meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang
meliputi otak dan medulla spinalis. penyebabnya antara lain : diplococcus
pneumonia (pneumokok), neiseria meningitis, (meningokok), sterptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
D. Patofisisologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septicemia, yang menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis
bagian atas. meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis
bagian atas. factor predisposisi mencakup infeksi jalan napas bagian atas, otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinapatis lain, prosedur bedah
saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.
saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat dengan vena-vena meningen,
semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. organisme
masuk ke aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam meningen
dibawah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah
serebral. jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. eksudat purulen dapat menyebar sampai
dasar otak dan medulla spinalis. radang juga menyebarke dinding membrane
ventrikel serebral. meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
sintrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada
infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis

4
infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom waterhouse-
friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan adotel dan nekrosis pembuluh
darah yang disebabkan oleh meningokokus.
E. Manifestasi Klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. sakit kepala dan dema (gejala awal yang sering)
2. perubahan padad tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsive dan
koma.
3. iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut :
a. rigiditas nukal (kaku leher). upaya untuk fleksi kepala mengalami
kerusakan karena adanya spassme otot-otot leher.
b. tanda kernik positip : ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadaan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. tanda brudzinki : bila leher pasien fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut
dan pinggul. bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada slah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremita yang
berlawanan.
4. mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya
5. kejang akkibat area fokal kortikal yang peka dari peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulse dan bradikardi),
pernapasan tidak teratur, sakit kepala, muntah, dan penurunan tingkat
kesadaran
6. adanya ruam merupakan cirri-ciri mencolok pada meningitis meningokokal
7. infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tib-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata.
F. Pemeriksaan Diagnostik

5
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah
sel darah putih dan protein meningkat, glukosa meningkat, kultur positip
terhadap beberapa jenis bakteri.
b. meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel
darah putih meningkkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negative, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2. glukosa serum : meningkat ( meningitis)
3. LDH serum : meningitis (bakteri)
4. sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)
5. elektrolit darah : abnormal
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. kultur darah/hidung/tenggorokan/urine : dapat mengindikasikan daerah pusat
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab imfeksi
8. MRI/scan CT : dapat membantu dalam melokaasikan lesi, melihat
ukura/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. rontgen dada/kepala/sinus : mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
cranial.

G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawatan perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna
sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati
barier darah otak ke ruang subarachnoiddalam konsentrasi yang cukup untuk
menghentikan perkembangbiakan bakteri. biasanya menggunakan sefaloposporin

6
generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian
antimicroba lebih efektif digunakan.
obat anti-infeksi (meningitis tuberculosa) :
1. isoniazid 10-20 mg/kg BB/24 jam, oral, 2x sehari maksimum 500 mg
selama 1 setengah tahun
2. rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam,IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan
3. streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selam 3 bulan

obat anti-infeksi (meningitis bacterial) :


1. sefalosporin generasi ketiga
2. amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 X sehari
3. klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari

pengobatan simtomatis :
1. antikonvulsi, diazepam IV; 0,2-0,5 mg/kgBB/dosis, atau rectal : 0,4-0,6
mg/kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau fenobarbital 5-7
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2. antipiretik : parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis
3. antiedema serebri : diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan
untuk mengobati edema serebri
4. pemenuhan oksigenesis dengan O2
5. pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik : pemberian
tambahan volume cairan intravena.
H. Komplikasi
1. hidrosefalus obstruktif
2. meningococl. septicemia (mengingocemia)
3. syndrome water-friderichen (septic syok, DIC, perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH (Sindrome Inappropriate Antidiuretic Hormone)
5. efusi subdural

7
6. edema dan herniasi serebral
7. cerebral palsy
8. gangguan mental
9. gangguan belajar
10. attention deficit disorder

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “D” DENGAN MENINGITIS DI


IRNA ANAK SAYAP B RSMH PALEMBANG

A. Pengkajian
1. Identifikasi Klien
Nama : An. “D”
Alamat : Jl. Benteng Kecamatan Tanjung Batu
TTL : Lahat, 10-12-1996
Agama : islam
Usia : 10 tahun
Suku bangsa : Lahat
Nama ayah : Tn. “S”
pendidikan : SMP
Pekerjaan ayah : Tani
Nama ibu : Ny “I”
Pendidikan : SMP
pekerjaan : IRT
2. riwayat kesehatan
a. keluhan utama
kejang, demam, tungkai dan lengan kanan tidak bisa bergerak
b. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1) prenatal : pada waktu hamil ibu secara rutin memeriksakan
kehamilannya sebanyak 9 kali
2) intranatal : lahir cukup bulan, ditolong bidan, partus spontan langsung
menangis
3) postnatal : ASI sejak lahir sampai 1 1/3 tahun, bubur susu, 4 bulan -8
bulan, nasi tim 8 bulan -1 tahun, nasi biasa 1 tahun sampai sekarang.
c. Riwayat masa lampau
Penyakit waktu kecil : tidak pernah
Pernah dirawat dirumah sakit : tidak pernah

9
Obat-obatan yang digunakan :-
Tindakan (operasi) :-
Alergi : tidak ada
Kecelakaan : tidak ada
Imunisasi : lengkap
d. Riwayat social
1) yang mengasuh : orang tua
2) hubungan dengan anggota keluarga : klien sangat akrab dengan orang
tua dan adiknya
3) hubungan dengan teman sebaya : klien sangat ramah dan baik dengan
teman-teman sebayanya
4) pembawaan secara umum : periang, peramah
5) lingkungan rumah : klien disenangi oleh keluarga dan tetangga serta
saudara
3. Kebutuhan dasar
a. makna yang disukai/tidak disukai : coklat
Selera :-
Alat makanan yang di pakai : NGT
Pola makan : 6 x sehari
b. Pola tidur     : 9 jam pukul 21.00-05.00-15.00 WIB
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
Tidur siang : 1 jam pukul 14.00-15.00 WIB

                                                  
c. mandi : 2 x sehari
d. aktivitas bermain : klien sedang dalam perawatan
e. eliminasi : di bantu oleh keluarga
4. keadaan saat ini
a. Diagnose medis : Meningitis bakterialis
b. No.RM : 419492
c. Tgl MRS : 01-02-07
d. Tindakan operasi : -
e. Status nutrisi : kurang
f. Status cairan : cairan yang diberikan adalah IVFD RL gtt 18

10
x per menit IVFD D5%, NaCL 15 % (7,5 %)
gtt 15 %
g. Obat-obtan : dopamine 10 mg/kg BB/menit, inj.ceftriakson
1x2 gr, inj.ampi 4x1 gr, kutoin 2x50 mg oral,
ripampicin 1x300 gr, inj.stertomisin 1x500
mg
h. aktivitas : lemah

i. Tindakan keperawatan :-
j. Hasil laboratorium : ureum : 31ml/dl, creatinin 0,7 mg/dl, natrium
138 mmol/L, kalium 3,9 mmol/L,HB : 13
g/dl, Ht : 40 Vol%, Trombosit : 200
ribu/mm3
k. Hasil rontgen : CT scan : atropi cerebri

l. Data tambahan : -
5. pengkajian fisik
data klinis :
GCS : M :4, V :2, Suhu : 37.8 oC, Nadi : 140 x/mnt,teratur, Tekanan darah :
lengan kanan : 140/90 mmHg, lengan kiri : 140/90 mmHg, duduk : 140/90
mmHg, tidur 140/90 mmHg, TB : 135 cm, BB : 26 kg, kesadaran : samnolen.
a. kesan umum : tampak sakit : berat, pucat, sesak, kejang
b. kulit : suhu : hangat
c. kepala : rambut : warna hitan, tidak mudah dicabut
d. mata : jernih, : pupil : isokor, positif, KI : negative, konjungtiva : merah
jambu
e. telinga : simetris, pendengaran : baik
f. hidung : simetris, epistaksis (-)
g. mulut : bibir : pucat
h. tenggorokan : tidak ada benjolan
i. leher : simetris, tidak ada benjolan JVP

11
j. dada : simetris, retraksi +
paru-paru : RR : 34 x/mnt, perenapasan : normal, takipnea, auskultasi :
irama : teratur, jantung : infeksi : normal, perban ictus cordis normal HR :
134 x/mnt. auskultasi SI normal, S2 : normal
k. abdomen : bentuk : simetris, peristaltic ada 6 kali
l. genetalia dan anus : vagina tidak ada masalah
m. ekstremitas
Superior Inferior
Warna -/- -/-
Edema -/- -/-
Luka -/- -/-
Tremor -/- -/-
Clubing -/- -/-
Sensibilitas -/- -/-
Spastik -/- -/-
Flacids -/- -/-
Parese +/+ +/ +
ROM 3/3 3/3
Lain – Lain -/- -/-
6. .  pemeriksaan tingkat perkembangan (DDST)
a. Kemandirian dan bergaul :-
b. Motorik halus :-
c. Kognitif dan bahasa : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Motorik halus :-
7. informasi lain
kaku kuduk (-), bubinsky (+)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan Etiologi Masalah
DS: 1. Invasi bakteri Perubahan perfusi
ibu mengatakan anaknya 2. Proses peradangan jaringan

12
tidak sadar, merintih dan 3. perubahan
gelisah ditemukan
DO:  sebagian besar
 TTV : pada dasar otak
RR : 34 atau batang otak
T : 37,8 4. vasodilatasi
Nadi 34 5. penurunan pada
TD : 140/90 kekanan onkotik
 Tingkat kesadaran 6. perpindahan cairan
sopor dari intrasel ke
 klien tampak gelisah ekstra sel

 GCS : 8, E2, M4, 7. vili arachnoideus

V2 8. Proses reabsorbsi
tertahan
9. akumulasi cairan
terhadap eksudat
dan tuberkel
10. obstruksi pada
sistem basalis
11. penurunan suplai
ke otak dan
jaringan
12. resiko perubahan
perfusi jaringan
serebral
DS : 1. Invasi bakteri, virus hipertermi
Ibu mengatakan anaknya 2. mekanisme
gelisah, badannya panas perubahan tubuh
dan susah tidur membentuk

13
DO:  antobody
 Kesadaran : Sopor 3. antibodi difagosit
 GCS : 8 (E4, V2, M2) oleh magrofag

 Pupil : Isokor 4. sistem imunitas

 TTV : imatur

TD : 140/90 mmHg 5. zat pirogen

N : 140 x/mnt interleukin 1 & 2

RR : 34 x/mnt 6. menstimulasi

Temp : 37.8oC hipotalamus regio


anterior
 Klien tampak rewel
7. Peningkatan suhu
 Klien tampak gelisah
tubuh/hipertermi
  Badan teraba panas
DS : 1. inflamasi Gangguan pertukaran
2. perdarahan pada
Ibu mengatakan anaknya gas
ruang epidural dan
susah bernapas dansusah
subdural
tidur
3. kerusakan pembuluh
DO :
darah bersekat
 Kesadaran : sopor
4. penumpukan darah
 GCS : 8 (E2, V2,
meningkat
M4)
5. fungsi otak
 Pupil : Isokor
terganggu
 TTV :
6. pelepasan listrik
TD : 140/90 mmHg
mendadak tidak
N : 140 x/mnt
terkontrol
RR : 34 x/mnt
7. kejang
Temp : 37.8oC
 Klien tampak rewel
 Klien tampak

14
gelisah
 O2 nasal terpasang,
kebutuhan o2 2 L/
mnt
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnose NOC NIC
keperawatan
Resiko perfusi Setelah diberikan asuhan NIC label : monitor
jaringan cerebral keperawatan 3x24 jam tekanan intracranial
tidak efektif diharapkan dapat (TIK)
berhubungan Mempertahankan perfusi Definis : pengukuran
dengan peningkatan jaringan serebral yang adekuat dan interpretasi data
tekanan intrakranial a. NOC Label : perfusi untuk pengaturan
DS: jaringan : serebral tekanan intracranial
ibu mengatakan Definisi : kecukupan aliran Aktivitas
anaknya tidak darah melalui pembulu darah 1. monitor jumlah
sadar, merintih dan otak untuk mempertahankan nilai, dan
gelisah fungsi otak karakteristik
DO:  indika awal target pengeluaran
 TTV : tor cairan
Nilai serebrospinal
RR : 34
rata (CSF)
T : 37,8
tekan 2. Letakkan kepala
Nadi 34
an dan leher pasien
TD : 140/90
darah dalam posisi
 Tingkat
Sakit
kesadaran netral, hindari
kepal
sopor fleksi pinggang
a
 klien tampak kegeli yang berlebihan
gelisah sahan 3. sesuaikan kepala

15
 GCS : 8, E2, Penur tempat tidur
M4, V2 unan untuk
tingka mengoptimalkan
t perfusi serebral
kesad 4. monitor efek
aran rangsangan
lingkungan pada
TIK
5. Berikan agen
farmakologis
untuk
mempertahankan
TIK dalam
jangkauan
tertentu
Hipertermi Setelah diberikan asuhan NIC Label :
berhubungan keperawatan 1x24 jam pengturan suhu
dengan proses diharapkan suhu tubuh normal Definesi : mencapai
inflamasi / proses NOC label : hipertermi atau memelihara
penyakit Definisi : peningkatan suhu suhu tubuh dalam
DS : tubuh diatas normal batas normal
Ibu mengatakan indikato awal target Aktivitas :
anaknya gelisah, r 1. monitor suhu
badannya panas Suhu tubuhpaling tidak
dan susah tidur tubuh setiap 2 jam,
Tingkat
DO:  sesuai kebutuhan
pernapa
 Kesadaran : 2. monitor tekanan
san
Sopor Tekana darah, nadi da
 GCS : 8 (E4, n nadi respirasi sesuai

16
V2, M2) kebutuhan
 Pupil : Isokor 3. sesuaikan suhu
 TTV : lingkungan untuk
TD : 140/90 m kebutuhan pasien
mHg 4. berikan
N : 140 x/mnt pengobatan
RR : 34 x/mnt antipiretik, sesuai
Temp : 37.8oC kebutuhan

 Klien tampak
rewel
 Klien tampak
gelisah
  Badan teraba
panas
gangguan Setelah diberikan asuhan NIC Label : monitor
pertukaran  gas keperawatan 2x24 jam pernapasan
berhubungan diharapkan oksigenasi yang Definisi :
dengan adekuat dapat dipertahankan sekumpilan data dan
peningkatan TIK NOC label : kelebihan atau analisis keadaan
DS : deficit pada oksigenasi dan/atau pasien untuk
Ibu mengatakan eliminasi karbon dioksida pada memastikan
anaknya susah membrane alveolar-kapiler kepatenan jalan
bernapas dansusah indikato Awal target napas dan
tidur r kecukupan
DO : Saturasi pertukaran gas
oksigen
 Kesadaran : evektifitas
Keseim
sopor 1. monitor
bangan
 GCS : 8 (E2, kecepatan, irama,
ventilasi
kedalaman dan

17
V2, M4) dan kesulitan
 Pupil : Isokor perfusi bernapas
Ganggu 2. monitor pola
 TTV :
an napas
TD : 140/90 m
kesadar 3. catat pergerakan
mHg
an dada, catat
N : 140 x/mnt
RR : 34 x/mnt ketidaksimetrisan
Temp : 37.8oC , penggunaan

 Klien tampak otot-otot bantu

rewel napas, dan

 Klien tampak retraksi otot

gelisah supraclaviculas

 O2 nasal dan intercosta

terpasang, 4. berikan bantuan

kebutuhan o2 terapi nafas jika

2 L/ mnt diperlukan
(misalnya
nebulizer)

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. menurut Smeltzer (2001) meningitis adalah radang pada meningen
(membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan
oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.
2. bakteri, mycobacterium tuberculosa, diplococcus pneumonia (pneumokok),
neisseria meningitis (meningokok), streptococcus, haemolyticuss,
staphylococcus aureus, hemophilus influenza, Escherichia coli, klebsiella
pneumonia, pseudomonas aeruginosa penyebab lainnya lues, virus,
toxoplasma gondhi dan ricketsia.
3. factor prediposisi : jenis kelamin laki-laki lebih seering dibandingkan dengan
wanita, factor maternal : ruptur membrane fetal, infeksi metrnal pada terakhir
kehamilan, factor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
immunoglobulin, kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan sistem persyarafan
4. Meningitis dibagi menjadi 2 golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis
purulenta
B. Saran
Diharapkan dengan adanya askep ini pembaca khususnya mahsiswa
keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan

19
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan
untuk mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Bulechek.,Gloria M,Dkk.2013. Nursing Interventions Classification (NIC).
United Kingdom : ELSEVIER

Moorhead., Sue, Dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC). United


Kingdom : ELSEVIER

Keliat., Prof Dr Budi Anna, Dkk.2018. NANDA-1 Diagnosisi Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta.ECG

20

Anda mungkin juga menyukai