Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

PENGADILAN AGAMA DAN PENGADILAN NEGERI KABUPATEN CILACAP

(Analisis Putusan Hakim Tindak Pidana Pencurian Nomor 154/Pid.B/2018/PN.Clp)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir PPL

Dosen Pembimbing : Dr. Rupi'i Amri, M. Ag

Disusun oleh:

AHMAD ZAINUL FUAD


NIM. 1702046029

PROGRAM STUDI ILMU FALAK

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kasus


Pencurian merupakan salah satu tindak kriminal yang banyak kita jumpai di
dalam masyarakat. Pencurian sendiri juga memiliki banyak motif, baik karena tuntutan
ekonomi atau karena psikologi. Namun segala bentuk motif pencurian merupakan
sesuatu yang dilarang dan melanggar hukum. Segala sesuatu tergantung orangnya,
Kemampuan seseorang untuk tetap teguh bertahan, beradaptasi, dan bangkit secara
positif dalam situasi sulit sekalipun(https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-
4035750/psikolog-apapun-motifnya-pencurian diakses tanggal 05 Agustus 2020).
Dengan begitu maka tindak kriminal pencurian tidak akan terjadi. Tidak hanya individu
yang berkewajiban mencegah perbuatan pencurian negara juga berkewajiban
mencegahnya.
Indonesia merupakan negara hukum hal itu tertera dalam undang-undang dasar
pasal 1 ayat 3 yang berbunyi Indonesia adalah negara hukum. Negara berdasarkan atas
hukum ditandai dengan beberapa asas diantaranya adalah bahwa semua perbuatan atau
tindakan seseorang baik individu maupun kelompok, rakyat maupun pemerintah harus
didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
sebelum perbuatan atau tindakan itu dilakukan atau didasarkan pada peraturan yang
berlaku.
Begitu juga dengan pelaku pencurian negara memiliki aturan sendiri untuk
menindak para pelaku pencurian dalam Bukum Kedua KUHP merupakan salah satu
kitab hukum yang berlaku di Indonesia, tindak pidana pencurian yang secara khusus
diatur dalam Bab XXII Pasal 362 – 367 KUHP.
Kaitannya dengan masalah kejahatan pencurian, di Indonesia mengenai tindak
pidana pencurian diatur dalam KUHP, yang dibedakan atas 5 (lima) macam pencurian :
1. Pencurian biasa (Pasal 362 KUHP)
Perumusan pencurian biasa diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyatakan
sebagai berikut : ”Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.
2. Pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP)
Istilah ”pencurian dengan pemberatan” biasanya secara doktrinal disebut
sebagai ”pencurian yang dikualifikasikan”. Pencurian yang dikualifikasikan ini
menunjuk pada suatu pencurian yang dilakukan dengan cara-cara tertentu atau dalam
keadaan tertentu, sehingga bersifat lebih berat dan karenanya diancam dengan pidana
yang lebih berat pula dari pencurian biasa.
3. Pencurian ringan (Pasal 364 KUHP)
Pencurian ringan adalah pencurian yang memiliki unsur-unsur dari pencurian
di dalam bentuknya yang pokok, yang karena ditambah dengan unsur-unsur lain
(yang meringankan), ancaman pidananya menjadi diperingan. Perumusan pencurian
ringan diatur dalam Pasal 364 KUHP yang menyatakan : ”Perbuatan yang
diterangkan dalam Pasal 362 dan pasal 363 ke-4, begitupun perbuatan yang
diterangkan dalam Pasal 363 ke-5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau
pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih
dari puluh lima rupiah, dikenai, karena pencurian ringan, pidana penjara paling lama
tiga bulan atau denda paling banyak enam puluh rupiah”.
4. Pencurian dengan kekerasan (Pasal 365 KUHP)
Jenis pencurian yang diatur dalam Pasal 365 KUHP lazim disebut dengan
istilah ”pencurian dengan kekerasan”
5. Pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP)
Pencurian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 367 KUHP ini
merupakan pencurian di kalangan keluarga. Artinya baik pelaku maupun korbannya
masih dalam satu keluarga. Pencurian dalam Pasal 367 KUHP akan terjadi apabila
seorang suami atau istri melakukan (sendiri) atau membantu (orang lain) pencurian
terhadap harta benda isteri atau suaminya. Semua bentuk perbuatan pencurian
tersebut diadili di pengadilan negeri.
Pengadilan Negeri Cilacap sebagai badan Negara yang bertugas pokok
menerima, memeriksa dan mengadili, serta menyelesaikan perkara yang sesuai dengan
kekuasaan absolutnya Pengadilan Negeri Cilacap menganani beberapa perkara
diantaranya perkara mengenai pidana pencucian, kasusu perdata dan pidana umum serta
yang lainya.

B. Tuntutan Penuntut

Penuntut dengan surat tuntutan dengan register perkara Nomor


154/Pid.B/2017/PN.Clp dengan dalil-dalil tuntutan sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa I SUZY SUHARTONO Bin SUJARWO dan Terdakwa II
EDI SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG INDRIATMOJO;
terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana
“Pencurian dengan keadaan memberatkan” sebagaimana diatur dalam dakwaan
Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP jo. Pasal 65 ayat (1) KUHP.
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa I SUZY SUHARTONO Bin
SUJARWO dan Terdakwa II EDI SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG
INDRIATMOJO dengan Pidana Penjara masing-masing Terdakwa I SUZY
SUHARTONO Bin SUJARWO selama 8 (delapan) Bulan dan Terdakwa II EDI
SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG INDRIATMOJO selama 6 (enam) Bulan
dengan dipotong masa penangkapan dan penahanan sementara juga diperintahkan
agar tetap berada didalam tahanan ;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
1 (satu) unit KBM Truck warna putih biru NoPol : R-1581-JB; Agar dikembalikan
kepada JPU untuk pemeriksaan perkara lain yakni An. Terdakwa Edi Santoso
DKK.
4. Menetapkan agar Para Terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-
masing sebesar Rp. 2.500,- (Dua ribu lima ratus rupiah).
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas tuntutan penuntut umum kepada
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Cilacap yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berkenan memutuskan sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa I. Suzy Suhartono Bin Sujarwo, dan terdakwa II. Edi
Santoso Bin Gatot Marsugeng Indriatmojo tersebut diatas, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana BEBERAPA KALI
MELAKUKAN PENCURIAN DALAM KEADAAN MEMBERATKAN
sebagaimana dalam dakwaan tunggal.
2. Menjatuhkan pidana kepada Para Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
masing-masing selama 4 (empat) bulan.
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Para Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari Pidana yang dijatuhkan.
4. Menetapkan Para Terdakwa tetap ditahan.
5. Menetapkan barang bukti berupa 1 (satu) unit KBM Truck warna putih biru NoPol
: R-1581-JB; Dipergunakan dalam perkara atas nama Terdakwa Edi Santoso DKK.
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara masing-masing
sejumlah Rp2500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

C. Amar Putusan Hakim


Memperhatikan Pasal-pasal peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
kaidah-kaidah syara’ dan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat yang berkaitan
dengan perkara ini, maka hakim memutuskan :
1. menyatakan Terdakwa I. Suzy Suhartono Bin Sujarwo, dan terdakwa II. Edi Santoso
Bin Gatot Marsugeng Indriatmojo tersebut diatas, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana BEBERAPA KALI MELAKUKAN
PENCURIAN DALAM KEADAAN MEMBERATKAN sebagaimana dalam
dakwaan tunggal.
2. Menjatuhkan pidana kepada Para Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
masing-masing selama 4 (empat) bulan.
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Para Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari Pidana yang dijatuhkan.
4. Menetapkan Para Terdakwa tetap ditahan.
5. Menetapkan barang bukti berupa 1 (satu) unit KBM Truck warna putih biru NoPol :
R-1581-JB; Dipergunakan dalam perkara atas nama Terdakwa Edi Santoso DKK.
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara masing-masing sejumlah
Rp2500,00 (dua ribu lima ratus rupiah).
BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Prosedur Beracara di Pengadilan Negeri


Prosedur beracara di pengadilan Negeri Cilacap untuk perkara pidana pencucian
adalah sebagai berikut :
1. Jaksa atau penuntut melimpahkan berkas ke panitra muda
2. Menyiapkan barang bukti.
3. Menyiapkan seorang saksi.,
4. Membayar biaya perkara sesuai dengan radius.1
Adapun alur perkaranya adalah Jaksa atau penuntut yang telah membawa berkas
menuju ke pengadilan lewat panitra muda. Selanjutnya petugas pendaftaran memberikan
no perkara dan mempersiapkan seluruh formulir dan dokumen yang dibutuhkan, lalu
berkas dibawa ke panitra sekertaris dan diperiksa. Lalu ketua pengadilan negeri
menunjuk majelis hakim dalam waktu 3 hari kerja, panitera sekretaris menunjukkan
sekretaris pengganti, petugas pendaftaran memberikan berkas kepada ketua majelis
hakim yang telah ditunjuk, lalu Ketua majelis memeriksa berkas dan mempelajarinya
serta menetapkan sidang pertama setelah berkas diterima dari ketua PN. kemudian hakim
anggota mempelajari berkas dan panitera pengganti menerima berkas serta memberikan
salinan penetapan sidang pertama kepada jaksa penuntut umum untuk menghadirkan
terdakwa, jaksa penuntut umum memberitahu terdakwajadwal persidangan dan
menghadirkan terdakwa pada sidang pertama. Semua pihak hadir pada sidang pertama
yang telah ditentukan waktunya.

B. Landasan Hukum
Pencurian termasuk dalam bidang pidana dimana disebut ada jika diketahui ada
tindak pidana atau peristiwa pidana atau kejahatan baik dilakukan oleh seseorang atau
kelompok. Berbeda dengan perkara perdata jika inisiatif itu diambil oleh pihak yang
dirugikan, maka untuk pidana inisiatif itu diambil oleh negara. Mengajukan perkara

1
https://www.pn-cilacap.go.id/?id=115, diakses pada 3 Agustus 2020
pidana di pengadilan itu karena adanya tindak kejahatan atau pidana. Dan mengetahui
tindak pidana itu dari empat kemungkinan.
Pertama kedapatan tertangkap tangan, sesuai dengan pasal 1 angka 19 KUHAP.
Tetangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang saat sedang melakukan tindak pidana
atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan,atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau
apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah
pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.(pengantar
hukum pidana, Eddy O.S. Hiariej, hal 52)
Kedua karena laporan, sesuai dengan pasal 1 angka 24 KUHAP. laporan
merupakan pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang
atau diduga akan terjadi peristiwa pidana. di mana ada orang lain atau korban yang
melakukan yang melaporkan tindak pidana kejahatan kepada pihak yang berwenang.
Ketika karena pengaduan berdasarkan pasal 1 angka 25 KUHAP. pengaduan
merupakan pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada
pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan
tindak pidana aduan yang merugikan.
dan yang keempat diketahui sendiri atau pemberitahuan atau cara lain sehingga
penyidik mengetahui terjadinya terlihat seperti baca dari surat kabar dengar di radio
dengar orang bercerita dan lain sebagainya.
Jika ditinjau dari motifnya pencurian digolongkan ke dalam 5 bentuk yaitu tu
pencurian biasa pasal 362 KUHP yang kedua pencurian pemberatan pasal 363 KUHP
yang ketiga pencurian ringan pasal 364 KUHP yang keempat pencurian dengan
kekerasan pasal 365 KUHP dan yang ke-5 pencurian keluarga pasal 367 KUHP.

C. Landasan Teoritik
Pencurian merupakan perbuatan mengambil barang. kata mengambil merupakan
dengan cara menggerakkan tangan dan jari-jari memegang barang dan mengalihkannya
ke tempat lain. tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur pasal
362 KUHP terdiri atas unsur subjektif dan unsur objektif sebagaimana berikut;
• Unsur subjektif yaitu dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara
melawan hukum,
• Unsur objektif :
1. Hij atau barang siapa
2. Wegnemen atau mengambil
3. Eenig goed atau suatu benda
4. Dat geheel of gedeeltelijk aan een Ander toebehoort atau yang sebagian atau
seluruhnya kepunyaan orang lain.2

Pencurian sesuai dengan ketentuan umum terdapat dalam pasal 362 KUHP.
dimana barangsiapa mengambil suatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang
lain dengan maksud memiliki barang tersebut dengan melawan hukum dipidana karena
pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau denda setinggi-
tingginya Rp. 900,- . dengan unsur-unsur pertama harus ada perbuatan mengambil dari
tempat di mana barang tersebut terletak. oleh karena di dalam kata mengambil sudah
tersimpul pengertian sengaja maka undang-undang tidak menyebutkan dengan sengaja
mengambil.

Namun berbeda dengan pasal 362 KUHP pasal 363 dan pasal 365 memiliki
keputusan sendiri karena pasal ini masuk dalam kualifikasi gegualifificerd diesfstal.
dimana prof Mr Jono menerjemahkannya dengan pencurian khusus sebab pencurian
tersebut dilakukan dengan cara-cara tertentu, namun penulis lebih setuju menggunakan
istilah yang digunakan oleh R. Soesilo (dalam bukunya kitab undang-undang hukum
pidana) yaitu pencurian dengan pemberatan sebab dari istilah tersebut sekaligus dapat
dilihat bahwa karena sifatnya maka pencurian itu diperlihatkan ancaman pidananya.
Mengenai hal ini pasal 363 KUHP antara lain menyebutkan pidana penjara selama-
lamanya 7 tahun, dengan kriteria: pertama pencuri ternak, pencuri pada waktu kebakaran

2
Https: //pakarhukum.site90.net.pencurian.php-unsur Objektif dan subjekif pencurian. Diakses pada 5
Agustus 2020
peletusan bencana banjir gempa bumi atau gempa laut gunung api kapal karam kapal
terdampar kecelakaan kereta api hura-hura pemberontakan atau bencana perang, ketika
pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah kediaman atau pekarangan yang
tertutup dimana terdapat rumah kediaman dilakukan oleh orang yang ada disitu tanpa
setahu atau tetangga dengan kehendak yang berhak, keempat pencurian yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih bersama-sama, kalimat pencurian yang untuk dapat masuk
ketempat kejahatan atau untuk dapat mengambil barang yang dicuri itu dilakukan
dengan jalan membongkar mematahkan atau memanjat atau memakai anak kunci palsu
perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

Lalu untuk pasal 364 KUHP pencurian barang-barang yang nilainya sangat
rendah orang tak seberapa merasa sifat jahat perbuatannya. oleh karena itu ancaman
pidananya hanya minimum 3 bulan penjara atau denda setinggi-tingginya Rp 60, 00.
BAB III
ANALISIS KASUS
A. Pertimbangan Hakim
Untuk menyelesaikan perkara penggugat Nomor 154/Pid.B/2018/PN.Clp
Pengadilan Negeri Cilacap, maka dalam mengambil keputusan tersebut Hakim
melakukan beberapa pertimbangan yaitu:
1. Bahwa yang dimaksud dengan barangsiapa adalah subjek hukum sebagai pemegang
hak dan kewajiban yaitu orang (manusia) maupun badan hukum yang mampu
mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan hukum.
2. Bahwa unsur barangsiapa dalam perkara ini adalah manusia sebagai pelaku tindak
pidana yang oleh Jaksa Penuntut Umum didakwa yaitu Terdakwa I. Suzy Suhartono
Bin Sujarwo, dan terdakwa II. Edi Santoso Bin Gatot Marsugeng Indriatmojo dengan
identitas sebagaimana termuat dalam surat dakwaan dan terdakwa dihadapkan ke
depan persidangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;
3. Bahwa dengan demikian menurut Majelis Hakim berpendapat unsur kesatu
“Barangsiapa” ini terbukti dan terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum
yang berlaku.
4. Bahwa yang dimaksud dengan Mengambil adalah membawa sesuatu benda menjadi
berada dalam penguasaannya, dimana benda tersebut sebelumnya belum berada
dalam kekuasaannya;
5. Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Para terdakwa yang
dihubungkan dengan barang bukti, Majelis memperoleh fakta hukum bahwa pada
bulan Desember 2017 sekira jam 11.00 wib saat Terdakwa I SUZY SUHARTONO
Bin SUJARWO dan Terdakwa II EDI SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG
INDRIATMOJO sedang bekerja di lokasi pabrikasi area 500 UTILITIS RU IV
PERTAMINA CILACAP ikut Kelurahan Lomanis kecamatan Cilacap Tengah
kabupaten Cilacap, tertarik untuk mengambil pelat besi dan habim barang bekas
pekejaan proyek milik Pertamina;
6. Bahwa kemudian Terdakwa I EDI SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG
INDRIATMOJO mengumpulkan potongan besi scrap lalu dimasukkan kedalam 1
(satu) unit truck warna putih biru Nopol R-1581-JB kemudian dengan tanpa ijin dan
sepengetahuan pemiliknya yakni pihak Pertamina Cilacap, Terdakwa I SUZY
SUHARTONO Bin SUJARWO dan Terdakwa II EDI SANTOSO Bin GATOT
MARSUGENG INDRIATMOJO mengangkut keluar potongan besi scrap sekitar 2
(dua) kwintal dari dalam area 500 UTILITIS RU IV PERTAMINA CILACAP ikut
Kelurahan Lomanis kecamatan Cilacap Tengah kabupaten Cilacap untuk dijual di
pedagang rongsok yang berada di sekitaran Jalan Siliwangi.
7. Bahwa perbuatan Terdakwa I SUZY SUHARTONO Bin SUJARWO bersama
Terdakwa II EDI SANTOSO Bin GATOT MARSUGENG INDRIATMOJO
mengambil tanpa ijin pemiliknya yakni pihak Pertamina Cilacap dari dalam Area
500 UTILITIS RU IV PERTAMINA CILACAP ikut Kelurahan Lomanis kecamatan
Cilacap Tengah kabupaten Cilacap berupa potongan besi scrap dilakukan kembali
dengan cara yang serupa yakni pada sekitar bulan Januari 2018 sekira jam 11.00 wib
sebanyak 2 (dua) kwintal potongan besi scrap.
8. Bahhwa akibat perbuatan para Terdakwa pihak Pertamina Cilacap atas kehilangan
potongan besi scrap tersebut mengalami kerugian sekitar Rp. 2.000.000,- (Dua juta
rupiah).
9. Bahwa berdasarkan uraian diatas telah terbukti bahwa Para terdakwa telah membawa
sesuatu benda yaitu berupa potongan besi scrap menjadi dibawah kekuasaanya,
dimana sebelumnya barang tersebut masih berada dalam kawasan Pertamina.
10. Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa yang
dihubungkan dengan barang bukti, maka majelis memperoleh fakta-fakta yuridis
bahwa ptongan besi scrap yang diambil Para terdakwa merupakan milik dari
Pertamina yang saat kejadian masih berada dalam kawasan Pertamina.
11. Bahhwa dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum adalah menguasai
dan menggunakan suatu barang seolah-olah miliknya sendiri melalui cara-cara yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan .
12. Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Para terdakwa serta
dihubungkan dengan barang bukti maka diperoleh fakta-fakta hukum bahwa Para
terdakwa ketika mengambil barang tersebut tanpa ijin dari pemilik yang sah, yaitu
Pihak Pertamina, kemudian Para terdakwa membawa hasil kejahatannya untuk
dijual.
13. Bahwa perbuatan Para terdakwa yang membawa potongan besi scrap tersebut tanpa
ijin dari pemilik yang sah, merupakan perbuatan menguasai dan menggunakan suatu
barang seolah-olah miliknya sendiri melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undanga.
14. Bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku bahwa setiap orang
yang akan merubah bentuk atau memperjualbelikan suatu barang, maka orang
tersebut harus mendapat ijin dari pemilik yang sah, setidak-tidaknya mendapat kuasa
yang sah baik lisan maupun tulisan, sedangkan terdakwa sama sekali tidak
mendapatkan ijin atau kuasa tersebut, tetapi mengambilnya secara diam-diam tanpa
sepengetahuan pemiliknya, yaitu pihak Pertamina, dengan demikian perbuatan Para
terdakwa dapat dikatakan melawan hukum.
15. Bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 363 ayat 1 ke-4 KUHP Jo Pasal 65 ayat
1 KUHP telah terpenuhi, maka Para Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan
dalam dakwaan tunggal Jaksa Penuntut Umum.
16. Bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau
alasan pemaaf, maka Para Terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
17. Bahwa oleh karena Para Terdakwa mampu bertanggung jawab, maka harus
dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana.
18. Bahwa oleh karena selama proses pemeriksaan terhadap Para Terdakwa dilakukan
Penangkapan dan Penahanan, maka masa Penangkapan dan Penahanan tersebut akan
dikurangkan dari Pidana yang dijatuhkan.
19. Bahwa oleh karena pidana yang akan dijatuhkan merupakan Pidana perampasan
kemerdekaan, maka para Terdakwa haruslah tetap berada dalam tahanan;
20. Bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di Persidangan, Majelis sependapat
dengan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum.
B. Analisis Pertimbangan Hakim
Dari penjelasan beberapa pertimbangan hakim dan dalil hukum hakim, maka
dalil hukum yang digunakan hakim dalam menangani pidana pencurian Pasal 363 Ayat
1 ke-4 KUHP Jo pasal 65 ayat 1 KUHP. Dimana pokok permasalahannya terdakwa
mengambil potongan besi di Pertamina tanpa seizin pihak Pertamina sehingga pihak
Pertamina mengalami kerugian mencapai puluhan juta. Dan perbuatan terdakwa juga
meresahkan terhadap keamanan sekitar Pertamina karena tidak bisa dipungkiri
perbuatan terdapat juga bisa mengambil barang-barang yang bukan miliknya di tempat
lain.
Melihat dalil hukum yang digunakan oleh Hakim Pengadilan Negeri Cilacap
sudah relevan dengan permasalahan pidana pencurian yang mana memang tindak pidana
pencurian diatur oleh KUHP pasal 362 sampai 367.
Akan tetapi, apabila melihat pasal 364 maka pencurian yang dilakukan oleh
terdakwa masuk ke dalam tergolong pencurian biasa di mana barang yang diambil tidak
memiliki nilai jual yang yang tinggi, sehingga tuntutan dari peneliti umum mengenai
tindakan terdakwa telah melanggar pasal 363 Jo pasal 65 ayat 1 KUHP memang benar
adanya pengambilan secara bersama.
Pertimbangan hakim tersebt sudah cukup baik karena dia tidak semata-mata
menggunakan pasal 363 tetapi juga mempertimbangkan pasal 364, sebab tujuan dari
pengadilan sendiri itu untuk memberikan efek jera namun tetap masih
mempertimbangkan keadilan itu.
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertimbangan Hakim
dalam mempertimbangkan gugatan penuntut umum sudah relevan dengan kebijakan
pemerintah atau Undang-undang serta telah memenuhi aspek sosiologi hukum.

C. Analisis Putusan Hakim


Maraknya kasus pencurian di Indonesia tidak lain dari latar belakang Indonesia
yang masih dalam ranah masyarakat berkembang, namun sebagai negara hukum
pemerintah melalui lembaganya wajib menegakkan hukum itu supaya keadilan itu tetap
ada. Namun hukum yang nampak hitam diatas putih jangan sekali-kali melupakan aspek-
aspek lain Dan ilmu-ilmu lain seperti ilmu sosiologi Hukum, antropologi hukum, dan
lain sebagainya. Sehingga asas utilitas itu terpenuhi tidak hanya asas normatif dari
hukum tersebut.
pada kasus ini terdakwa telah dua kali melakukan pencurian di tempat yang sama
ma dan itu pantas untuk diberi sanksi sebagaimana tujuan dari pidana itu adalah untuk
memberi hukuman terhadap orang yang melanggar hukum. Dan terdapat dikurung
selama 4 bulan dirasa cukup untuk membuatnya jenuh dan tidak mengulangi
kesalahannya kembali.
Secara Yuridis, hakim telah tepat dalam mengambil keputusan di mana dia tidak
ditindak secara maksimal jika mengacu pada pasal 363 penjara maksimal 9 tahun
terdapat di penjara selama 4 bulan terhitung dari masa tahanan. sebab jika terdapat di
penjara selama 9 tahun maka itu juga akan berdampak kepada keluarga terdakwa di mana
terdakwa merupakan tulang punggung yang senantiasa mencari nafkah namun disisi lain
dengan ditahannya selama 4 bulan dimulai dari masa penahanan diharapkan terdakwa
sadar dan insaf serta merasa bersalah sehingga tidak melakukan perbuatan yang dapat
merugikan diri sendiri keluarga serta masyarakat sekitar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa pemberian hukuman pidana


terhadap terdakwa selama 4 bulan dimulai dari masa tahanan sudah cukup baik, di mana
hakim tidak memandang hukum hitam diatas putih tetapi hakim mempertimbangkan
aspek-aspek lain dalam mengambil keputusan nya. jika hakim memutuskan sesuai
dengan tuntutan penuntut umum karena terdakwa melanggar pasal 363 dan harus
dihukum maksimal selama 9 tahun maka itu akan berdampak terhadap keluarga korban.

Hukum pidana memang yang ada untuk membuat seseorang yang telah
melanggar menderita namun tujuan dari hukum di Indonesia itu bukan untuk membuat
seseorang atau keluarganya merasa dirugikan oleh hukum itu sendiri akan tetapi keadilan
bersama yang dicari oleh hukum itu sendiri sebab hukum di Indonesia juga menggali
nilai-nilai luhur yang ada dan itu tertanam dalam falsafah dasar negara dimana itu
menjadi di rujukan konstitusi Indonesia.

B. Rekomendasi
Dalam kasus ini sebaiknya pada perusahaan lebih memperketat pengawasan an-
naba pengambilan barang tidak bisa dipungkiri juga dari keteraturan perusahaan itu
terbukti dari saksi juga ikut andil dalam kasus pencurian ini dimana saksi si ikut
menikmati hasil penjualan barang yang diambil oleh terdakwa di tempat ia bekerja.
Dalam mengambil putusan, hakim pengadilan negeri sudah tepat untuk
mempertimbangkan mengenai kemaslahatan yang lebih besar, serta sudah memenuhi
tiga asas dari hukum itu sendiri dimana asas kepastian hukum itu terpenuhi seorang
pencuri maka dia mendapat hukuman, asas keadilan di mana pencuri mendapat hukuman
setimpal dengan perbuatannya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Putusan
B. Daftar Hadir PPL

NAMA : AHMAD ZAINUL FUAD


NIM : 1702046029
JURUSAN : ILMU FALAK
KELOMPOK : 22

Tanda Tangan
Hari/Tanggal Tempat (PA)
(centang)
Rabu, 15 Juli 2020 √ PN Cilacap
Kamis, 16 Juli 2020 √ PN Cilacap
Jum’at, 17 Juli 2020 √ PN Cilacap
Sabtu, 18 Juli 2020 √ PN Cilacap
Minggu, 19 Juli 2020 √ PN Cilacap
Senin, 20 Juli 2020 √ PN Cilacap
Selasa, 21 Juli 2020 √ PN Cilacap
Rabu, 22 Juli 2020 √ PN Cilacap
Kamis, 23 Juli 2020 √ PN Cilacap
Jum’at, 24 Juli 2020 √ PN Cilacap
Sabtu, 25 Juli 2020 √ PN Cilacap
Minggu, 26 Juli 2020 √ PN Cilacap
Senin, 27 Juli 2020 √ PN Cilacap
Selasa, 28 Juli 2020 √ PN Cilacap

Anda mungkin juga menyukai