Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBAKUAN HCl 0,1 N DENGAN Na2CO3

Disusun Oleh :

Nama : Isnaini Widayasih

NIM : P07134221010

Prodi : STr Teknologi Laboratorium Medik

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2021/2022
I. HARI/TANGGAL
Jumat, 5 November 2021

II. JUDUL PRAKTIKUM


Pembakuan HCl 0,1 N dengan Na2CO3

III. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembakuan HCl 0,1 N dengan Na2CO3.
2. Mengetahui normalitas HCl 0,1 N.

IV. DASAR TEORI


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa
ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
mewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Natrium karbonat (juga dikenal sebagai soda cuci dan soda abu), Na2CO3, adalah
garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut dalam air. Natrium karbonat
murni berwarna putih, bubuk tanpa warna yang menyerap embun dari udara, punya
rasa alkalin/pahit, dan membentuk larutan alkali yang kuat.
Larutan merupakan campuran homogen dua zat atau lebih yang terdiri dari zat
pelarut dan zat terlarut. Pembuatan larutan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu
melarutkan padatan dan mengencerkan larutan pekat. HCl dibuat dengan
mengencerkan larutan pekat menjadi volume tertentu secara terukur. Larutan baku
atau larutan standar merupakan larutan yang konsentrasinya ditetahui secara teliti.
Secara umum, larutan standar dibedakan menjadi dua yaitu larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer merupakan larutan yang kadarnya
ditetahui secara langsung dan stabil pada proses penimbangan, pelarutan, dan
penyimpanan. Sedangkan, larutan standar sekunder merupakan larutan standar yang
konsentrasinya ditentukan dengan cara standarisasi dengan larutan standar primer.
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer (John
Kenkel, 2003). Standarisasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan
yang dipastikan dengan tepat. Standarisasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi
sebenarnya dari suatu larutan yang pada umumnya menggunakan metode titrasi. HCl
merupakan asam kuat dan Na2CO3 adalah garam bersifat basa. Titrasi antara HCl
dan Na2CO3 memiliki titik ekuivalen pada pH 5-6 sehingga menggunakan indikator
Metil Orange (MO). Titik ekivalen adalah titik dimana mol asam dan mol basa sama.

V. REAKSI
2HCl + Na2CO3  2NaCl + CO2 + H2O

VI. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Erlenmeyer 250mL
- Ball pipete
- Pipet volume 25mL
- Gelas beaker
- Corong
- Pipet tetes
- Burret + Statif
- Labu ukur 250 mL
- Botol timbang
- Pengaduk
- Nerac analitik
2. Bahan
- Aquades
- LarutanHCl 0,1 N
- Na2CO3
- Indikator MO
- Tissue atau alas putih
- Kertas saring
VII. PROSEDUR KERJA
 Siapkan APD dan dipakai terlebih dahulu sebelum praktkum.
 Siapkan alat dan bahan.
 Alat – alat yang akan digunakan dibilas dengan aquades sebanyal 3 kali,
kecuali botol timbang.

1. Pembuatan Na2CO3
1) Ditimbang Na2CO3 1,3 gram
2) Dilarutkan dan dimasukkan dalam labu ukur 250 mL
3) Ditambahkan aquades hingga ½ bagian lalu dihomogenkan
4) Ditambahkan aquades hingga ¾ bagian lalu dihomogenkan
5) Ditambahkan aquades hingga mendekati tanda tera dan dinding dalam di atas
tanda tera dikeringkan
6) Aquades ditambahkan sampai tanda tera lalu dihomogenkan

2. Pembakuan HCl dengan Na2CO3

1) Buret dibilas dengan aquades dan HCl

2) Buret dipastikan tidak bocor

3) Buret diisi dengan HCl sampai mendekati skala 0

4) Dipastikan tidak ada gelembung pada buret

5) Keringkan bagian dinding buret yang tidak terisi larutan

6) Volume awal dibaca dan dicatat

7) Larutan Na2CO3 dipipet 25 mL dengan pipet volume ke dalam erlenmeyer

8) Ditambahkan aquades 25 mL dan 3 tetes indikator MO

9) Dilakukan titrasi dengan HCl sebanyak 3 kali

10) Volume akhir dibaca dan dicatat


VIII. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Data pengamatan
1) Penimbangan asam oksalat
Massa botol timbang : 20,0520 gram
±10% : 21,2220 – 21,4820 gram
Massa akhir : 21,2318 gram
Hasil akhir : 21,2318 – 20,0520
: 1,1798 gram

2) Warna larutan sebelum dan sesudah titrasi

Warna Larutan

Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi

Kuning Peach

3) Volume titrasi

Titrasi VOLUME
Ke - Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
1 0,95 31,30

2 0,97 31,35

3 0,53 30,93

2. Data perhitungan
1) Pembuatan Na2CO3 0,1N
miligram
miliEkivalen Na2CO3 ¿ 𝐵𝐸 = N × mL
BE
mg Na2CO3 = N × mL × BE
mg Na2CO3 = 0,1 N × 250 mL× 53 mg asam oksalat
= 1,325 gram
2) Konsentrasi Na2CO3 0,1N
Massa botol timbang : 20,0520 gram
±10% : 21,2220 – 21,4820 gram
Massa akhir : 21,2318 gram
Hasil akhir : 21,2318 – 20,0520
: 1,1798 gram
gram 1000
N Na2 CO 3= ×
BE 250
1,1798
= ×4
53
= 0,0890 N
3) Volume titrasi NaOH
Volume Titrasi = Volume setelah titrasi – volume sebelum titrasi
Volume Titrasi 1 = 31,30 mL – 0,95 mL
= 30,35 mL
Volume Titrasi 2 = 31,43 mL – 0,97 mL
= 30,46 mL
Volume Titrasi 3 = 30,93 mL – 0,53 mL
= 30,40 mL
4) Normalitas NaOH
Titrasi 1
V1 × N1 = V2 × N2
25 × 0,0890 = 30,35 × N2
N2 = 0,0733
Titrasi 2
V1 × N1 = V2 × N2
25 × 0,0890 = 30,46 × N2
N2 = 0.0730
Titrasi 3
V1 × N1 = V2 × N2
25 × 0,0890 = 30,40 × N2
N2 = 0.0732
5) Normalitas rata – rata
0,0733+0,0730+0,0732
N rata – rata =
3
= 0,0732
6) Rata – rata devisiasi
Devisiasi rata – rata =

( 0,0733−0,0732 ) + ( 0,0730−0,0732 ) +(O , 0732−0,0732)


3
0,0001+ 0,0002+ 0
=
3
0,0003
=
3
= 0,0001
7) Devisiasi rata – ratarelative
ratarata devisiasi
Rata – rata relative = × 1000 ppt
N rata rata
0,0001
= × 1000
0,0890
= 1,1236

IX. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah penetapan kadar HCl dengan Na2CO3. HCl merupakan
asam kuat yang dibuat dengan cara mengencerkan HCl 37% dengan berat jenis 1,19
g/mL. Sedangkan Na2CO3 merupakan garam yang bersifat basa. Konsentrasi dari
Na2CO3 dapat dihitung langsung dengan penimbangan. Sebelum dilakukan
standarisasi, dibuat dahulu larutan Na2CO3 0,1 N dalam 250 mL dengan menimbang
padatan Na2CO3 sebanyak 1,3 gram. Toleransi penimbangan ±10% dari 1,3 gram
adalah 1,17 gram – 1,43 gram. Dari praktikum didapatkan hasil penimbangan
Na2CO3 sebanyak 1,1798 gram.
Normalitas Na2CO3 dihitung Sehingga didapatkan konsentrasi Na2CO3 sebesar
0,0890 N. HCl disiapkan dalam buret yang sudah dicek kebocorannya dan sudah
dibilas. Selama pengisian harus dipastikan pula tidak ada gelembung dalam buret
yang bisa mempengaruhi volume titrasi. Bagian dinding dalam buret yang tidak
terkena larutan dikeringkan sehingga menutup kemungkinan bertambahnya volume
akibat sisa larutan yang turun dari dinding. Volume awal HCl pada buret dicatat
setiap mengawali titrasi karena digunakan untuk menghitung volume titrasi. Na2CO3
dipipet 25 mL ke dalam erlenmeyer dengan pipet volume lalu ditambahkan aquadest
25 mL untuk memudahkan pengamatan. Indikator MO juga ditambahkan sebanyak 3
tetes. Setelah ditetesi indikator, larutan Na2CO3 menjadi berwarna kuning. Ini
menunjukkan larutan berada pada pH basa. Titrasi dilakukan sampai terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi peach. Indikator MO memiliki perubahan
warna pada pH 3,1-4,4 sedangkan titik ekuivalen antara HCl dan Na2CO3 berada
pada pH 5-6. Apabila telah terjadi perubahan warna, maka titik ekuivalen telah
terlewati dan titrasi harus segera dihentikan agar titik akhir tidak jauh dari titik
ekuivalen. Volume titrasi didapatkan degan cara volume akhir titrasi dikurangi
dengan volume awal titrasi.
Reaksi antara HCl dan Na2CO3 berlangsung sebagai berikut : 2HCl + Na2CO3
 2NaCl + CO2 + H2O. Reaksi ini menghasilkan CO2 yang seharusnya dihilangkan
melalui pemanasan. Pemanasan dapat dilakukan setelah titrasi sampai berwarna
jingga, kemudian dididihkan kurang lebih 3 menit dengan memasangkan corong pada
mulut erlenmeyer. Pemasangan corong berguna untuk menangkap HCl agar tidak ikut
menjadi uap. Tetapi pada praktikum kali ini, pemanasan tidak dilakukan.
Dari tiga titrasi yang telah dilakukan, didapatkan volume titrasi 30,35 mL; 30,46
mL dan 30,40 mL. Normalitas HCl dari titrasi I, II, dan III secara berturut-turut
adalah 0,0733 N; 0,0730 N; 0,0732 N. Rata-rata dari normalitas HCl adalah sebesar
0,0732 N. Dapat dilihat dari perbedaan normalitas, titrasi kali ini cukup presisi karena
perbedaan volume titrasi tidak berbeda jauh sehingga konsentrasi HCl yang terhitung
juga berdekatan. Perhitungan dilanjutkan dengan mencari deviasi rata-rata relative.
Rata-rata deviasi dari ketiga titrasi adalah 0,0001 dan deviasi rata-rata relative dari
praktikum ini sebesar 1,1236. Semakin mendekati 0, maka tingkat presisi dari analisis
tersebut semakin baik.
X. KESIMPULAN
Standarisasi HCl dengan Na2CO3 0,0890 N telah dilakukan dengan rata – rata
normalitas NaOH sebesar 0,0732 N.

Mengetahui,

Isnaini Widayasih
NIM : P07134221010

Anda mungkin juga menyukai