Oleh :
Kelompok :I
Nama : 1. Apriyanti Ekatama .131431002
2. Bella Yashinta .131431003
3. Beriyanti Kawantary .131431004
4. Citra Pranata Niaga .131431005
Kelas : 2A
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sistem pengolahan air limbah, proses filtrasi biasanya merupakan bagian
dari pengolahan ketiga atau pengolahan lanjutan yang disebut tertiary treatment setelah
proses ekualisasi dan proses koagulasi-flokulasi. Proses ini digunakan apabila air limbah
hasil olahan akan dimanfaatkan kembali (reuse), misalnya untuk air penggelontor atau
apabila dimaksudkan untuk pengendalian etrofikasi (penyuburan perairan) pada badan air
yang digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah.
Sumber :
Rahayu, Endang Sri. “Filtrasi Media Butiran”.
1.2 Tujuan
Dapat melakukan proses pengolahan air dengan metode filtrasi butiran
Dapat menentukan nilai kekeruhan, pH dan jumlah padatan terlarut air dengan
melaksanakan prosedur uji tersebut secara sesama.
Dapat menentukan efisiensi pengolahan air limbah dengan menghitung efisiensi
penurunan konsentrasi dan penurunan kekeruhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah
melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal
tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut
(biological floc yang masih tersisa setelah pengolahan secara biologis).Disamping mereduksi
kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri, menghilangkan warna,
rasa, bau, besi dan mangan. Perencanaan suatu sistem filter untuk pengolahan air tergantung
pada tujuan pengolahan dan pre-treatment yang telah dilakukan pada air baku sebagai influen
filter.
3 Jenis-jenis Filter
Berdasarkan kapasitas produksi air yang terolah, filter pasir dapat dibedakan menjadi dua,
yaitufilter pasir cepat dan filter pasir lambat.
1 Filter Pasir Cepat
Filter pasir cepat atau rapid sand filter adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi
cepat, berkisar 4 hingga 21 m/jam. Filter ini selalu didahului dengan proses koagulasi-
flokulasi dan pengendapan untuk memisahkan padatan tersuspensi. Jika kekeruhan
pada influen filter pasir cepat berkisar 5-10 NTU maka efisiensi penurunan
kekeruhannya dapat mencapai 90-98%.
a Bak filter, merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak
tergantung debit pengolahan.
b Media filter, merupakan bahan berbutir/granular yang membentuk pori-pori
diantara butiran media. Pada pori-pori inilah air mengalir dan terjadi proses
penyaringan.
c Sistem underdrain. Underdrain merupakan sistem pengaliran air yang telah
melewati proses filtrasi yang terletak di bawah media filter. Underdrain terdiri
atas.
Orifice, yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan masuknya air
dari media filter ke dalam pipa,
Lateral, yaitu pipa cabang yang terletak di sepanjang pipa manifold.
Manifold, yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral dan
mengalirkannya ke bangunan penampung air.
Gambar 2. Aliran air pada saat operasi filter
Kerugian filter pasir lambat adalah besarnya kebutuhan lahan, yaitu sebagai akibat
dari lambatnya kecepatan filtrasi.
Sumber :
https://www.scribd.com/doc/251157006/Laporan-Praktikum-Filtrasi-dengan-Media-Butiran
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Memcampukan bentonit
dan air
T C eB e k i l al u a n p s k a n
e l e e ' m l k e t e k r a ot r s d o ' , a d a g e l a s
g ec l a a k t sa e t d d p e a H n l a g m a n
a ql a u r y a u a d t n a e g n s df i a l t n r a t
te r u k u r
3.2.3.2 Mengukur TDS
T B e i k l C a se n l e u e l p ne kt e a t r n ,o d a T D S
d c e a l n et ag k t a t rnT o D a d q aS u k a e d e s d a n
y da ani l ga p m t e d r l eu a n k r gu at r a n n t i s s u e
filtra t
BMC i lta su ktNa bTa uU n tga bt u rn b g i d k i em e t e r d e n g a n a q u a d e s , s a m p e l , i s i
3.2.3.3 Mengukur Kekeruhan
Bak Filtrasi
P
Umpan
Eflue
n
0.49
0.47
0.45
0.43
TDS (mS/cm)
0.41
0.39
0.37
0.35
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
6.9
6.8
6.7
6.6
6.5
pH
6.4
6.3
6.2
6.1
6
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
110
100
90
80
70
60
Kekeruhan (NTU) 50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Waktu (menit)
BAB V
PEMBAHASAN
Prinsip dari praktikum yang dilakukan kali ini ialah mengalirkan air umpan yang telah
disiapkan dengan konsentrasi padatan tertentumelewati suatu media filter yang disusun dari
bahan-bahanbutiran yang telah disusun pada suatu bak filtrasi. Pada praktikum ini, filter yang
digunakan yaitu filter pasir (pasir kwarsa), sedangkan umpan yang akan dilakukan
penyaringan ialah larutan bentonit 0,2 %. Umpan yang akan disaring mengalir dari atas ke
bawah menembus lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan dipisahkan
tertahan dalam pasir, sehingga efluen (filtrat) yang keluar diharapkan telah terpisah dari
padatannya. Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa analisa terhadap umpan dan efluen,
seperti analisa kekeruhan untuk mengetahui perubahan kekeruhan dari umpan setelah
melewati bak filtrasi, analisa TDS (Total Dissolve Solids) untuk mengetahui perubahan
konsentrasi zat terlarut dalam umpan setelah melewati bak filtrasi, dan analisa pH untuk
mengetahui tingkat keasaman dari efluen yang keluar dari bak filtrasi.
Penyebaran masuknya umpan ke dalam kolom yang tidak merata tersebut juga
menyebabkan media filtrasi mudah mengalami kejenuhan, dikarenakan hanya pada satu titik
tertentu saja media filter yang bekerja lebih keras dalam menangkap suspense yang terdapat
pada umpan. Kejenuhan yang dialami oleh kolom filtrasi yng digunakan dibuktikan dari hasil
analisa filtrat yang dilakukan setiap 10 menit satu kali selama 120 menit proses filtrasi
berlangsung. Analisa yang dilakukan meliputi pengukuran TDS, kekeruhan, serta pH.Gambar
6 menunjukkan nilai TDS pada 10 menit pertama mengalami penurunan. Akan tetapi pada
analisa berikutnya yang dilakukan nilai TDS cenderung naik secara perlahan kemudian turun
dan naik kembali sehingga nilai TDS selama proses filtrasi berlangsung dapat dikatakan tidak
satbil. Jika didasarkan pada teori, seharusnya nilai TDS dari filtrat turun yang mengartikan
bahwa padatan yang terlarut dalam air sudah berkurang karena adanya penyaringan oleh bak
filtrasi.Hal ini disebabkan karena nilai TDS tidak mempengaruhi proses filtrasi karena filtrasi
digunakan untuk memisahkan padatan yang tersuspensi (berukuran besar) bukan padatan
yang terlarut. Pembuktian bahwa bak filtrasi telah mengalami kejenuhan dan perlu
diregenerasi ialah dari hasil pengukuran kekeruhan dari filtrat.Kekeruhan yang dinyatakan
dalam satuan NTU (Nephelometric Turbidity Units).Kekeruhan menggambarkan sifat optik
air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam air.Semakin banyak padatan tersuspensi dalam air, air terlihat
semakin keruh dan semakin tinggi pula nilai NTU.Gambar 8 menunjukkan adanya penurunan
kekeruhan yang drastis pada 10 menit pertama, namun seiring dengan berjalannya proses
nilai kekeruhan filtrat yang seharusnya turun justru menunjukkan nilai kekeruhan yang
fluktuatif. Selain itu dilakukan penentuan efisiensi penurunan konsentrasi dengan efisiensi
penurunan kekeruhan. Semakin besar nilai efisiensi maka semakin baik proses pemisahan.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai efisiensi penurunan konsentrasi lebih kecil dibandingkan
dengan penurunan kekeruhan. Hal inidisebabkan karena konsentrasi padatan terlarut tidak
berpengaruh pada proses filtrasi sehingga menghasilkan nilai efisiensi yang lebih kecil.
Analisa yang dilakukan selanjutnya ialah analisa pH pada filtrat untuk mengetahui
kenetralan efluen hasil filtrasi pada air yang diolah. Umpan yang merupakan larutan bentonit
bersifat asam dengan pH sebesar 6,23.Gambar 6 menunjukkan bahwa pH pada filtrate
cenderung tidak stabil meskipun pada saat menjelang akhir proses terjadi kenaikann pH
mendekati nilai pH netral (pH=7)yang menandakann efluen tersebut sudah netral. Tidak
signifikannya perubahan pH pada efluen dikarenakan dalam proses filtrasi tidak memiliki
pengaruh yang yang besar terhadap nilai pH.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan dapat dilakukan proses
pengolahan air dengan metode filtrasi butiran
Data yang diperoleh dari praktikum yaitu.
Laju alir umpan = 333.33 mL/menit
Laju alir efluen = 269.17 mL/menit
pH akhir efluen (t=120 menit) = 6.87
TDS akhir efluen (t=120 menit) = 0.435 mS/cm
Kekeruhan akhir efluen (t=120 menit) = 19.92 NTU
Kolom filtrasi memiliki efisiensi pengolahan air limbah dengan efisiensi
penurunan konsentrasi sebesar 6,65% dan penurunan kekeruhan sebesar
81,06%
BAB VII
REFERENSI
Nataludin, Andi. dkk. 2014. “Saringan Pasir Cepat/SPC (Rapid Sand Filter)”.
https://www.scribd.com/doc/250663787/Saringan-Pasir-Cepat (Diumduh 26 Maret
2015)
Said, Nusa Idaman Dan Ruliasih.2008. Teknologi Pengolahan Air Minum.Jakarta : Badan
Pengkajian Dan Penerapan Teknologi.
LAMPIRAN
Perhitungan Effisiensi
- Eff. Penurunan Konsentrasi = (0.466 – 0.435)/0.466 x 100%
= 6.65 %
- Eff. Kekeruhan = (105.2 – 19.92)/105.2 x 100%
= 81.06 %