Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fadia Zulfah Fazrin

Kelas: 2B Ekonomi Pembangunan

NIM: 11190840000070

Proses munculnya kerajaan Islam pertama di ujung utara Pulau Sumatra:

Setelah khalifat Mekah mendengar eksistensi Samudra Pasai,ia segera mengutus Syeikh Ismael datang di
daerah itu.Penguasa Samudra Pasai bernama Marah Silu(Silu),sebelumnya telah bermimpi bahwa Nabi
Muhammad SAW menampakkan diri dan secara gaib menurunkan pengetahuan tentang Islam dengan
cara meludah ke dalam mulutnya dan memberinya gelar Sultan Malik Al-Shaleh.Setelah terbangun dari
tidurnya Marah Silu mendapati dirinya telah dikhitan secara gaib dan dapat membaca Al Qur'an.Ketika
Syeikh Ismael tiba dan mengetahui Marah Silu dapat mengucapakan kalimat syahadat dengan baik,ia
pun melantiknya sebagai penguasa dan mengenakannya dengan tanda-tanda jubah kenegaraan dari
Mekah.Setelah upacara pelantikan, Syeikh Ismael kembali ke negara asalnya.

Sumber lain menyebutkan, Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Nazimuddin al-Kamil,seorang
laksamana laut dari Mesir.Pada tahun 1238 M,ia diperintahkan untuk merebut pelabuhan Kambayat di
Gujarat(India).Usai itu,ia berangkat ke Sumatra dan mendirikan kerajaan yang kemudian dikenal sebagai
kerajaan Samudra Pasai.Dia itulah yang meletakkan dasar-dasar pemerintahannya,kerajaan itu cukup
berkembang walaupun secara politis daerah itu sebenarnya berada di bawah pengaruh Kerajaan
Majapahit.Setelah tiba waktunya,Nazimuddin al-Kamil menyerahkan kekuasaan kepada Merah Silu,dan
ia pun kembali ke negara asalnya

Latar belakang munculnya kerajaan islam pertama di ujung utara Pulau Sumatra:

Secara geografis,Samudra Pasai terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatra bagian utara.Dengan
demikian,darah itu berdekatan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional Selat
Malaka.Posisi yang sangat strategis menyebabkan Samudra Pasai kemudian berkembang sebagai pusat
perdagangan dan sebagai kerajaan Islam.Berkembangnya Samudra Pasai juga tidak terlepas dari peran
serta Bandar-Bandar lainnya yang menjadi penghubung (Bandar transito),antara pedangang-pedagang
Nusantara.Samudra Pasai pada saat itumerupakan pusat perdagangan rempah-rempah dan berbagai
hasil bumi lainnya yang didatangka dari berbagai daerah.
Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16.
Pasalnya, kerajaan ini dipimpin oleh dinasti yang mengaku sebagai keturunan Majapahit yaitu Keturunan
Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.

Awal mula Kerajaan Mataram Islam adalah dari Kadipaten yang berada di bawah Kesultanan Pajang dan
berpusat di Bumi Mentaok. Kemudian diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasa
yang diberikannya. Raja yang berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Penembahan Senapati), yang
merupakan putra Ki Ageng Pemanahan. Pada masa pemerintahan Sutawijaya, kerajaan ini menjadi
kerajaan independen.

Mataram sendiri merupakan kerajaan berbasis agraris / pertanian. Dan memiliki banyak sekali
peninggalan yang dapat kita lihat hingga kini. Seperti kampung Matraman di Batavia / Jakarta, sistem
persawahan di Pantura, Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dan lainnya.

Sejarah singkat kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng
Pemanahan dilantik menjadi bupati di Mataram. Hadiah ini merupakan imbalan atas keberhasilannya
membantu menumpas Aria Penangsang. Selain itu, putranya yaitu Sutawijaya diambil sebagai anak
angkat oleh Sultan Hadiwijaya.

Pada tahun 1575, Ki Ageng Pemanahan wafat, kemudian Sutawijaya diangkat menjadi bupati di
Mataram. Namun Sutawijaya tidak puas hanya menjadi bupati dan ingin menjadi raja yang menguasai
seluruh Jawa. Sehingga Sutawijaya memperkuat sistem pertahanan Mataram.

Hal ini diketahui oleh Hadiwijaya, sehingga ia mengirim pasukan untuk menyerang Mataram.
Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582, dimana prajurit Pajang menderita kekalahan. Di samping
itu, keadaan Sultan Hadiwijaya dalam keadaan sakit dan kemudian wafat.

Kemudian terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan Pajang. Pangeran Pangiri yang
merupakan menantu Hadiwijaya sekaligus bupati Demak datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta.
Namun, hal ini ditentang oleh para bangsawan Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya. Akhirnya,
Pangeran Pangiri dikalahkan dan diusir dari Pajang.

Setelah kondisi mulai aman, Pangeran Benawa, putra Hadiwijaya menyerahkan tahtanya kepada
Sutawijaya. Kemudian pusat pemerintahan dipindah ke Mataram pada tahun 1586. Dan berdirilah
Kerajaan Mataram.
Kehidupan masyarakat Mataram Islam sangatlah tertata dengan baik. Dimana semua hal selalu
berdasarkan hukum Islam. Tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan
Mataram Islam, raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan diikuti sejumlah pejabat kerajaan.

Di bidang keagamaan. Terdapat penghulu, khotib, naid dan surantana yang bertugas memimpin
upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas
menjalankan pengadilan. Dan demi terciptanya ketertiban di seluruh kerajaan, Mataram Islam
menciptakan peraturan yaitu anger-anger yang harus dipatuhi.

Berbeda dengan kerajaan Islam maritim, Kerajaan Mataram Islam lebih ke agraris feodal. Dimana Raja
merupakan pemilik seluruh tanah yang ada di kerajaan beserta segala isinya. Sultan juga memiliki peran
dalam panatagama atau pengatur dalam kehidupan agama Islam untuk masyarakat.

Pada aspek budaya, Mataram sangat berkembang pesat di bidang seni, sastra, ukir, lukis dan bangunan.
Sedangkan pada masa kepemimpinan Sultan Agung telah terjadi perhitungan Jawa Hindu atau Saka yang
menjadi penanggalan Islam dan Hijriah.

Kemunduran Kerajaan Mataram Islam berawal ketika Sultan Agung merebut Batavia untuk menguasai
seluruh Jawa dari Belanda. Akan tetapi Mataram Islam mengalami kekalahan. Setelah kekalahan
tersebut, kehidupan ekonomi rakyat terbengkalai, karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

Perseteruan antara Wangsa Syailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa Isana
berkuasa. Ketika Mpu Sindok memulai periode di Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerang.
Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang atau Nganjuk, Jawa Timur. Peperangan dimenangkan oleh
pihak Mpu Sindok.

Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor Eksternal :

-Letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan
oleh kerajaan sehingga candi rusak.

-Pada tahun 927 – 929 M terjadi krisis politik.

-Adanya campur tangan VOC dalam sistem pemerintahan

-Adanya pertimbangan ekonomi.

-Masuknya agama Islam, Adipari dari daerah pedalaman yang beragama Islam merasa tidak terikat oleh
kekuasaan kerajaan Majapahit sehingga mereka tidak taat dan setia kepada penguasa yang beragama
Hindu.

Faktor Internal :

-Tidak ada pembentukan pemimpin baru

-Perang saudara melemahkan kekuatan, perang paregreg menimbulkan malapetaka bagi rakyat dan
kaum bangsawan

Anda mungkin juga menyukai